Anda di halaman 1dari 137

STRATEGI GURU DALAM PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN


PRAKARYA SISWA SD NEGERI POTROJAYAN 3
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

FENTIKA RAHMAWATI

2018015169

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022

i
STRATEGI GURU DALAM PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN
PRAKARYA SISWA SD NEGERI POTROJAYAN 3
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

FENTIKA RAHMAWATI

2018015169

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022

ii
iii
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI

STRATEGI GURU DALAM PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SISWA SD
NEGERI POTROJAYAN 3
TAHUN PELAJARAN

Diajukan Kepada Fakultas dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FENTIKA RAHMAWATI

2018015169

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022

iv
v
vi
MOTTO
“Tetep, Mantep, Antep”
Kita harus tetap konsisten pada niat kita agar kita
Mendapatkan hasil yang berbobot bagi diri kita
(Ki Hadjar Dewantara)

Prosesnya mungkin tidak mudah,


namun pada akhirnya membuat
tidak berhenti mengucap Alhamdulillah
(Peneliti)

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT


yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam mewujudkan dan kelancaran
dalam mewujudkan skripsi ini saya persembahkan
kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Ismu


Cahyono dan Ibu Suparyani, yang telah
memberikan ketulusan cinta dan kasih
sayang, terima kasih atas segala doa dan
motivasi yang diberikan tanpa pamrih serta
dukungan moral dan materi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Almamater saya tercinta Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
yang telah menjadi kebanggaan dan tempat
berjuang menuntut ilmu.

viii
ABSTRAK
Fentika Rahmawati. 2018015169. Strategi Guru Dalam Perkembangan Aspek Motorik
Siswa Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri
Potrojayan 3 Prambanan. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarya, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui strategi guru dalam


pengembangan aspek motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3. (2) mengidentiffikasi tentang strategi guru dalam
pengembangan aspek motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) SD Negeri Potrojayan 3. (3) Mengetahui hambatan dan solusi strategi guru
dalam pengembangan aspek motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan


di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan dengan subyek penelitian adalah guru kelas V,
guru kelas V, guru kelas VI dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif dilakukan secara
terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data
kualitatif menggunakan interactive model yaitu pengumpulan data (data collection),
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan gambaran kesimpulan
(conclusion drawing).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru dalam perkembangan motorik


siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan
3 Prambanan yaitu : 1) strategi guru dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) adalah pada saat pembelajaran guru memberikan contoh terlebih dahulu agar
siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, untuk perkembangan
motorik halus siswa strategi guru dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP)
adalah dengan cara membuat prakrya dengan menempel, menggunting, dan mewarnai
untuk perkembangan motorik halus siswa sedangkan untuk perkembangan motoric
kasar siswa guru memberikan pembelajaran tambahan pada saat ekstrakulikuler seni tari
untuk perkembangan motorik kasar siswa lebih berkembang dengan maksimal. 2)
kendala dan kesulitan guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu sebagian siswa pada saat pembelajaran kurang
berfokus pada materi yang disampaikan oleh guru, adanya keterbatasan alat dan bahan
untuk membuat prakarya, kurang dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan
motorik siswa, guru kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) dalam bidang seni tari. 3) solusi yang dilakukan guru adalah dengan cara
membimbing siswa tesebut hingga bisa kembali fokus pada pembelajaran,
menggunakan alat dan bahan bekas yang ada disekitar siswa, memintan bantuan kepada
guru seni tari untuk pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Kata Kunci : Strategi Guru, Perkembangan Motorik Siswa, Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP)

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahasa Esa yang telah

melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Strategi Guru Dalam Perkembangan Aspek Motorik Siswa

Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) SD Negeri Potrojayan 3”

Penyusun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Prof. Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D. Rektor Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh

pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Siti Mariah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan izin

penelitian.

3. Dra. C. Indah Nartani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

x
4. Dra. Yohana Sumiyati, M.Pd. Dosen pembimbing I yang telah sabar

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

5. Poppy Indriyanti, M.Sn Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skirpsi ini.

6. Dr. Biya Ebi Praheto, M.Pd Dosen Wali Kelas E angkatan 2018 yang selalu

memberikan dorongan dan semangat selama perkuliahan.

7. Seluruh dosen dan Staf PGSD yang telah banyak memberikan ilmu dan

membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

8. Suprapti, S.Pd. SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

9. Para guru SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan yang telah membantu kelancaran

proses penelitian dan pengambilan data.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena

itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan

skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Yogyakarta, Agustus 2022


Peneliti

Fentika Rahmawati
NIM. 2018015169

xi
DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN..................................................................................................... iii

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .............................................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... vi

MOTTO ................................................................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 6

C. Fokus Penelitian .................................................................................................... 7

D. Rumusan Penelitian .............................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITI ............................. 10

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 10

xii
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 36

D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 40

A. Desain Penelitian .................................................................................................. 40

B. Setting Penelitian .................................................................................................. 42

C. Data dan Sumber Data Penelitian ......................................................................... 43

D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 45

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 45

F. Instrument Penelitian ............................................................................................ 48

G. Keabsahan Data..................................................................................................... 50

H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 55

A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 55

B. Pembahasan ........................................................................................................... 90

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN............................................................ 93

A. Simpulan ............................................................................................................... 93

B. Implikasi ............................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 100

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 102

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 42


Tabel 4. 1 Temuan Strategi Guru dalam Perkembangan Motorik Siswa melalui
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan 61
Tabel 4. 2 Temuan kendala dan kesulitan pada perkembangan motorik siswa melalui
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan
........................................................................................................................................ 64
Tabel 4. 3 Temuan cara guru mengatasi kesulitan pada perkembangan motorik siswa
melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3
Prambanan ...................................................................................................................... 67
Tabel 4. 4 Triangulasi Sumber Strategi Guru dalam Perkembangan Motorik Siswa
Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP) di SD N Potrojayan 3
Prambanan ...................................................................................................................... 70
Tabel 4. 5 Tringulasi Waktu Strategi Guru dalam Perkembangan Motorik Siswa Melalui
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Di SD N Potrojayan 3. ..................... 73
Tabel 4. 6 Triangulasi Teknik Strategi Guru dalam Perkembangan Motorik Siswa
Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) ............................................. 80

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 38

Gambar 3. 1 Teknik Analisis Data Miles dan Hurber ................................................................. 52

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 104


Lampiran 1.2 Surat keputusan Dosen Pembimbing ............................................. 105
Lampiran 1.3 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian................................................ 107
Lampiran 2.1 laporan pedoman wawancara guru ................................................. 109
Lampiran 2.2 laporan hasil perkembangan motorik halus siswa.......................... 112
Lampiran 2.3 laporan hasil perkembangan motorik kasar siswa.......................... 114
Lampiran 2.4 Dokumentasi ............................................................................... 116

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang penting bagi kelangsungan hidup manusia

karena untuk mencerdaskan bangsa dan mengenalkan budaya sehingga mencetak

manusia yang cerdas, terampil, kreatif dan berbudi pekerti luhur. Pengertian

pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, yakni :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keuatan spiritual
keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan juga merupakan proses belajar yang tiada henti dalam hidup,
karena pendidikan mempunyai perann penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, suatu hal yang belum
diketahui dapat diketahui dan dapat dikembangkan untuk menghadapi
tantangan global. Manusia membutuhkan pendidikan agar dapat
menyesuaikan perkembangan zaman yang telah memasuki era persaingan
bebas baik di bidang teknologi, ekonomi,sosial maupun budaya.”

Konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara umumnya

mengutamakan cinta serta kasih sayang, dimana pendidik sama seperti orang tua

kepada anaknya sendiri. Ada 3 konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu yang

pertama “Ing Ngarsa Sung Tuladha” yang memiliki arti depan, maksudnya yaitu

seorang pendidik harus dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi

kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar dimana ketika seorang pendidik memiliki

sikap yang baik maka siswa pun akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat

1
2

kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka guru harus membimbing serta

memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dipelajari siswa

dengan baik.

Yang kedua “Ing Madya Mangun Karsa” artinya di tengah-tengah atau di

antara seseorang yang dapat menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru

mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru

dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil

dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat

berkembang dengan baik. Yang ke tiga “Tut Wuri Handayani” yang artinya yaitu

seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan dan

arahan. Dalam hal ini seseorang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya

untuk mendorong orang lain mencapai tujuan secara berkelanjutan.

Bambang Warsito (2008:267-268) berpendapat bahwa strategi pembelajaran

dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik yang dilakukan dan

ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu

perubahan tingkah laku atau sikap. Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara

yang digunakan guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran.

Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan

guru dalam menyampaikan materi pelajaran.


3

Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan

dipahami oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak dicapai

proses pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil

belajar yang diinginkan atau di atas standar minimum.

Arinil (dalam Naisah 2013), mengemukakan bahwa mata pelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

yaitu memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya dan Prakarya (SBdP),

menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), dan

menampilkan kreativitas melalui Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), dan

menampilkan peran serta dalam Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam tingkat

lokal, regional, maupun global. Menurut Arinil (dalam Naisah 2013), mata pelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) meliputi beberapa aspek dibidang seni yaitu :

seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan. Pada aspek bidang

seni tersebut, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber

daya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Mata pelajaran keterampilan di

sekolah dasar, ditekankan pada keterampilan vokasional yaitu kerajinan tangan

Naisah, (2013). Menurut Ilahi (2013:26) pada pembelajaran keterampilan kerajinan

tangan ini, guru mengajarkan keterampilan kepada siswa supaya memperoleh

inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas berkarya,

kreatif dan mandiri.


4

Garder dalam Sujino (2010:13), mengemukakan bahwa perkembangan

motorik anak sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain. Apabila anak

tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak

mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak

percaya diri konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik. Bambang Sujiono

(2015:23) mengemukakan bahwa Perencanaan kegiatan motorik seorang guru

membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik

seorang guru membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik

motorik yang bermakna dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan

tingkat keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan anak. Jika menentukan tingkat

keberhasilan yang terlalu tinggi sehingga anak sulit untuk mencapai maka anak akan

merasa tertekan karena tak dapat melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, guru

perlu mempelajari tingkat kemampuan anak didiknya sehingga dapat menentukan

jenis kegiatan dan ukuran keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan

anak.

Ariyanti (2006:25) menyatakan bahwa kemampuan motorik sangat

diperlukan sebagai dasar untuk kemampuan menulis dan aktivitas bantu diri.

Sedangkan Ferida Mayar (2021:99769-9775) memaparkan bahwa perkembangan

motorik merupakan jasmaniah pada waktu anak lahir. Anak tidak mampu dan tidak

berdaya sebelum perkembangan ini terjadi. Anak bisa mengendalikan gerakan kasar

secara cepat terjadi pada saat anak umur empat atau lima tahun pertama kehidupan

anak. Gerakan kasar ini melibatkan bagian tubuh anak yang berguna untuk berlari,

berenang, berjalan dan gerakan kasar lainnya. Selanjutnya, setelah anak berumur
5

lima tahun gerakan anak terjadi pada otot yang lebih kecil karena koordinasi otot-

otot semakin baik, seperti kegiatan melempar, menangkap bola, menggunakan alat-

alat, menulis,menggunting, melipat, dan kegiatan otot kecil lainnya.

Wiliiam dan Monsama dalam Khadijah dan Amalia (2020:34), memaparkan

bahwa motorik dapat didefinisikan menjadi sebuah gerakan yang memakai otot-otot

kecil dan otot besar. Kebudayaan berarti cipta, pikiran dan perasaan manusia yang di

olah manusia sehingga menghasilkan karya yang dapat digunakan untuk kehidupan

manusia. Kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : kebudayaan dalam

arti umum dan khusus. Kegiatan pembelajaran yang baik berdasarkan kurikulum 2013

adalah kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan tiga aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Atas dasar hal tersebutlah guru harus

mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sistematik berdasarkan model

pembelajaran aktif.

Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) akan membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan motorik, agar dapat menciptakan karya seni baru

sehingga kemampuan anak akan terasah secara menyeluruh, tidak hanya difokuskan

pada satu kemampuan kognitif. Pembelajaran seni budaya dan prakarya (SBdP) dapat

melatih motorik yaitu kemampuan motorik kasar yang memfokuskan pada aktivitas otot

besar dan kemampuan motorik halus yang memfokuskan pada aktivitas otot kecil/halus.

Pembelajaran seni budaya itu melatih motorik kasar dan motorik halus, kemampuan

gerak dasar motorik peserta didik pada usia 7-10 tahun.

Data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dari guru di SD Negeri

Potrojayan 3 pada tanggal 21 Oktober 2021 pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
6

(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3, mengalami beberapa masalah yang terkait dengan

kegiatan belajar mengajar. Bahwa masih banyak tugas siswa yang dibantu orang tua

siswa sehingga perkembangan motorik halus kurang berkembang dengan maksimal.

Adapun permasalah yang lain juga terdapat banyak siswa yang belum maksmimal

menulis dengan baik dan benar. Hal ini karena siswa belum dapat menggunakan alat

tulis dengan baik dan benar sehingga anak mengalami kesulitan dalam

mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jari secara fleksibel. Pada proses

pembelajaran guru hanya berfokus pada perkembangan motorik halus siswa, sedangkan

dengan perkembangan motorik kasar pada siswa kurang berkembang, karena guru

kurang memberikan tugas Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yang memicu

perkembangan motorik kasar siswa. Hal ini karena proses pembelajaran kurang efektiv

sehingga guru kurang memberikan tugas secara berfariasi yang berakibat kurangnya

semangat siswa dalam belajar. Dari permasalahan diatas, mendorong peneliti

mengetahui lebih jauh tentang strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) SD Negeri Potrojayan 3.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasikan permasalahan sebagai

berikut:

1. Guru hanya mementingkan perkembangan motorik halus siswa.

2. Kurangnya pembelajaran untuk menunjang perkembangan motorik kasar siswa.

3. Strategi guru dalam mengembangkan motorik kasar dan motorik halus siswa

perlu ditingkatkan.
7

4. Aspek-aspek penunjang strategi guru dalam perkembangan motorik kasar dan

motorik halus siswa perlu ditingkatkan.

5. Hambatan apa yang perlu diatasi dalam strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengenai strategi guru dalam perkembangan aspek

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

Perkembangan motorik yang dimaksud adalah perkembangan motorik kasar dan

perkembangan motorik halus, Hambatan dalam perkembangan motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya, dan solusi untuk kesulitan dalam

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

D. Rumusan Penelitian

1. Bagaimana perkembangan motorik kasar dan motorik kasar pada siswa di SD

Negeri Potrojayan 3?

2. Bagaimana strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3?

3. Apa hambatan dan solusi pada strategi guru dalam perkembangan motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri

Potrojayan 3?
8

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui strategi guru dalam pengembangan aspek motorik siswa dalam

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3.

2. Mengidentifikasi tentang strategi guru dalam pengembangan aspek motorik

siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri

Potrojayan 3.

3. Mengetahui hambatan dan solusi strategi guru dalam pengembangan aspek

motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD

Negeri Potrojayan 3.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan. Manfaat praktis artinya bermanfaat bagi

berbagai pihak untuk meningkatkan etika dan sopan santun siswa. Terutama bagi

sekolah, guru dan siswa. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang

perkembangan motorik siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) serta menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya

khususnya di bidang pendidikan.


9

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat masukan bagi siswa dalam pengembangan motorik

dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

b. Bagi guru

Guru dapat mengembangkan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) untuk perkembangan motorik siswa

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan

pertimbangan terhadap perkembangan motoric siswa dalam pembelajaran

Seni budaya dan Prakarya (SBdP).

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam melaksanakan

penelitian dan memberikan bekal kepada peneliti menjadi calon pendidik

dalam perkembangan motoric siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi

Terdapat beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian strategi,

beberapa diantarannya yaitu, menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana

bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Sedangkan

menurut Chandler dalam Persari dkk (2018:105) strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi, diterapkannya aksi dan

alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Selanjutnya menurut Hamel dan Pharalad dalam Tania (2018:10)

strategi merupakan tindakan yang bersidat incremental atau senantiasa

meningkat dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut padang tentang apa

yang di harapkan oleh pelanggan di masa depan. Rangkuti (2013:183)

berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang

menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di

tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Pengertian strategi menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bawa strategi

merupakan suatu tindakan atau alat yang dilakukan suatu organisasi untuk

mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang ada dengan aturan

kondisi atau situasi lingkungannya.

10
11

2. Strategi Guru

Syaiful Bahri Djamarah (2007: 1-2), mengemukakan dalam bukunya strategi

belajar mengajar adalah : mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan

kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

yang diharapkan. Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang

bagaimana di inginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu.

Sedangkan menurut Abdul Majid,(2013:92) strategi guru adalah pendekatan

secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,

dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, pekerjaan mengajar

merupakan pekerjaan yang komplek dan sifatnya dimensional. Berkenaan

dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai berbagai teknik yang

erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pengajaran. Urutan

oembelajaran yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai

tugas.

Pengertian strategi guru menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa

strategi guru adalah mengidentifikasi srta menetapkan spesiikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

Dan juga pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan

gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

3. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Proses pembelajaran merupakan suatu hal yang dilakukan untuk

menyampaikan suatu materi pembelajaran terhadap peserta didik dari sumber


12

informasi yaitu guru. Strategi pembelajaran ini menjadi langkah awal yang harus

diketahui sebelum guru melakukan proses belajar mengajar pada siswa didalam

kelas. Dengan strategi yang pas guru akan lebih mudah dalam mengajar begitu

juga dengan peserta didiknya akan lebih mudah dalam menerima materi dari

sumber informasi tersebut.

Terdapat beberapa macam strategi pembelajaran yang bisa diterapkan

dalam proses mengajar sebagai berikut :

a. Strategi Ekspositori

Sanjaya (2006:177), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran

ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada sekelompok

peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi

pembelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori cenderung

menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi

atau pengalaman pribadi. Sementara itu, menurut Ausubel, sebelum penyajian

pelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori digunakan advanced

organizer Tomei,(2004:1), advanced organizer adalah suatu pernyataan

pendahuluan dengan menjelaskan skema keseluruhan organisasi pengetahuan

atau materi yang akan disajikan. Suatu advanced organizer biasanya mencakup

gagasan-gagasan dan konsep-konsep pokok dari pelajaran yang menunjukkan

bagaimana gagasan-gagasan dan konsep-konsep ini dihubungkan satu sama lain.

Di samping itu, para peserta didik diharapkan telah siap secara mental untuk
13

menerima apa yang diberikan pendidik atau mengikuti apa yang akan

diprogramkan pendidik.

Pendidik biasanya melaksanakan konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori

tertentu. Misalnya, dalam pembelajaran IPA, pendidik biasanya menjelaskan

suatu konsep atau hukum itu melalui demonstrasi dan selanjutnya menjelaskan

aplikasi dari hukum itu dalam kehidupan sehari-hari Al Rasyidin dan Nasution,

(2015:137). Meskipun dalam strategi pembelajaran kespositori digunakan

metode selain ceramah dan di lengkapi atau di dukung dengan penggunaan

media, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (reseption

learning) bukan pada proses pencarian dan kostruksi pengetahuan Al Rasyidin

dan Nasution, (2015:138). Strategi pembelajaran ekspositori memberikan dua

keuntungan utama, yaitu dari segi waktu dan pengawasan. Melalui strategi

pembelajaran ekspositori materi dapat cepat disampaikan dan diterima peserta

didik. Lebih dari itu strategi pembelajaran ini relative diperlukan dalam

pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang terlalu besar untuk

dapat digunakan pendekatan yang lain Al Rasyidin dan Nasution (2015:138).

Al Rasyidin dan Nasution, (2015: 138-139), mengemukakan bahwa

tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut; (1)

pada tahap pendahuluan pendidik menyampaikan pokok-pokok materi yang akan

dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, peserta didik mendengarkan

dan mencatat hal-hal yang dianggap penting, (2) pada tahap penyajian atas materi

pendidik menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab,

kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas materi yang dijasikan


14

dan diakhiri dengan penyampaian latihan, (3) pada tahap penutup pendidik

melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan

dalam rangka perbaikan dan pemantapan atau pendalaman materi.

Pendapat para pakar pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran ekspositori adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan para proses deduksi. Strategi pembelajaran ini merupakan startegi

yang sering atau biasa digunakan pendidik dalam praktek pembelajaran secara

aktual dilapangan.

b. Strategi Inquiry

Strategi pembelajaran inkuriri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan Sanjaya,

(2006:119). Menurut Sanjaya (2006:194-195), ada beberapa hal yang menjadi ciri

utama strategi pembelajaran inkuri. Pertama, strategi inkuiri menekankan keaktifan

peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi

inkuiri menempatkan peserta didik sebagai penerima materi pelajaran melalui

penjelasan pendidik secara verbal, tetapi juga mereka berupaya menemukan sendiri

inti dari materi pelajaran itu. Kedua, seluruh kegiatan yang dilakukan seperta didik

diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di

pertanyakan, sehingga diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan sikap percaya

diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Oleh


15

karena itu dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut

untuk dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Sanjaya (2006: 195-196), berpendapat bahwa strategi pembelajaran inkuiri

akan efektif jika :

1) Pendidik mengharapkan peserta didik dapat menemukan sendiri jawaban dari

suatu permaslahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi

inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan tujuan utama pembelajaran akan

tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajarnya.

2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep

yang sudah jadi akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

3) Jika pendidik akan mengajar pada sekelompok peserta didik yang rata-rata

memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, strategi inkuiri akan kurang

berhasil diterapkan kepada peserta didik yang kurang memiliki kemampuan

berpikir.

4) Jika jumlah peserta didik yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa

dikendalikan oleh pendidik

5) Jika pendidik memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan

yang berpusat pada peserta didik.

c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Sanjaya, (2006:212) berpendapat bahwa strategi pembelajaran berbasis

masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang difokuskan

kepada proses penyelesaian masalah/problema secara alamiah. Problema tersebut

bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa
16

yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Ada tiga karakteristik penting dari

SPBM (Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah).

Pertama SPBM merupakan rangkaian aktvitas pembelajaran, artinya dalam

pelaksanaan SPBM, peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat,

kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi juha peserta didik aktif berpikir,

berkomunikasi, mencari dan mengolah data serta menyimpulkan. Kedua, aktivitas

pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah. Masalah harus ada dalam

implementasi SPBM. Sebab tanpa adanya masalah dalam SPBM, maka tidak

mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan

menggunakan pendekatan berpikir secara lamiah. Berpikir dengan menggunakan

metode alamiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini

dilakukan secara sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu) dan empiris

(didasarkan pada data dan fakta yang jelas).

Sanjaya (2006:213), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran dengan

pemecahan masalah dapat di terapkan:

1) Jika pendidik menginginkan agar peserta didik tidak hanya dapat mengingat

materi pelajaran tapi juga dapat memahaminya dengan baik.

2) Apabila pendidik bermaksud untuk mengembangkan keterampilkan berpikir

rasional peserta didik, yaitu kemampuan menganalisis siatuasi, menerapkan

pengetahuannya dalam situasi baru, mengetahui adanya perbedaan antara

fakta dan pendapat.


17

3) Jika pendidik menginginkan kemampuan peserta didik dalam memcahkan

masalah serta membuat tantangan intelektual bagi peserta didik

4) Jika pendidik ingin agar peserta didik dapat lebih bertanggung jawab dalam

belajarnya.

5) Jika pendidik ingin peserta didik dapat memahami hubungan antara teori

dengan kenyataan dalam kehidupannya.

d. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Al Rasyid dan Nasution, (2015:153), mengemukakan bahwa strategi

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dalam

implementasinya mengarahkan para peserta didik untuk bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil dan kelompok-kelompok yang berhasil mencapai tujuan

pembelajaran akan diberikan penghargaan. Kerjasama yang dilakukan tersebut

dalam rangka menguasai materi yang pada awalnya disajikan oleh pendidik.

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi dimana para peserta didik bekerja

dalam kelompok-kelompok atau tim-tim untuk mempelajari konsep-konsep materi.

Strategi pembelajaran kooperatif sebagai kerjasama yang dilakukan para

peserta didik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama tersebut diwujudkan

dalam bentuk pemberian penghargaan kepada kelompok-kelompok. Adanya

pemberian penghargaan kepada kelompok-kelompok ini, mendorogn setiap anggota

kelompok untuk saling membantu antara satu dengan yang lain agar menguasai

materi dan mencapai tujuan bersama. Disamping itu, pemberian penghargaan

merupakan usaha untuk memberdayakan fungsi kelompok dengan cara

meningkatkan tanggungjawab individu. Setiap peserta didik bertanggung jawab


18

terhadap belajarnya dan ini memotivasi mereka untuk membantu kerja kelompok,

bekerja keras, dan menolong yang lain.

4. Motorik

a. Perkembangan Motorik

Bambang dkk, (2012:1) mengemukakan bahwa “perkembangan motorik

adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota

tubuh”. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Santrock (2007:18) “perkembangan

motorik adalah penggunaan tangan, pilihan menggunakan satu tangan tertentu

dan bukan lainnya”. Rini dkk, (2014:3) menyatakan bahwa “perkembangan

motorik adalah perubahan secara progresif pada control dan kemampuan untuk

melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor genetik

(bawaan) dan kematangan (maturation) serta latihan/pengalaman (experiences)

selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang

dilakukan”.

Hurlock dalam (Marliza, 2012) menyatakan bahwa “perkembangan

motoric adalah suatu perkembangan pengendalian gerak jamaniah melalui

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi”. Beaty,

(2013:236) mengemukakan bahwa “perkembangan motorik halus melibatkan

otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki, terkait dengan anak kecil

sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada control, koordinasi, dan

ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik

adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh
19

dan proses berkembang sejalan dengan kematangan pusat syaraf, urat syaraf ,

dan otot yang terkoordinasi.

b. Pembagian Keterampilan Motorik

1) Keterampilan Motorik Kasar

Perkembangan kemampuan motorik meliputi motorik kasar Hurlock

(2003:35). Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan

keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, dengan menggunakan

otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh

kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang,

naik turun tangga, berlari, dan sebagainya Sulistiyawati,( 2013:26).

2) Keterampilan Motorik Halus (fine motor skill)

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan

motoric halus yang merupakan keterampilan yang memerlukan control dari

otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum

keterampilan motoric halus meliputi koordinasi mata dan tangan

keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi. Contoh motoric

halus adalah : melukis,menjahit, dan mengancingkan baju.

5. Motorik Halus

a. Pengertian Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik

halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang

dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan didalam motorik
20

halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang

cermat serta teliti. (Depdiknas :2007:1)

Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005:118) menjelaskan bahwa motorik halus

adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot

halus (kecil) seperti menulis,meremas,menggenggam,menggambar,menyusun

balok dan memasukkan kelereng. Lindya (2008:21), mengemukakan bahwa

motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

melakukan koordinasi yang cermat. Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka

pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot seperti

jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata

dan tangan.

b. Faktor-faktor yang mempercepat atau memperlambat motorik halus antara

lain :

Rumini dan Sundari (2004:24-26) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempercepat atau memperlambat perkembangan motoric halus antara lain :

1) Faktor Genetik

Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang

perkembangan motorik missal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang

menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan

cepat.

2) Faktor kesehatan pada periode prenatal


21

Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak

keracunan,tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin dapat

membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

3) Kesehatan dan gizi

Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan

mempercepat perkembangan motorik bayi.

4) Rangsangan

Adanya rangsangan bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakkan

semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

5) Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk

bergerak misalnya anak hanya digendong saja, ingin naik tangga tidak

boleh dan akan menghambat perkembangan motorik anak.

6) Prematur

Kelahiran sebelum masanya disebut premature biasanya akan

memperlambat perkembangan motorik anak.

7) Kelainan

Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun

psikis,sosial,mental biasanya akan mengalami hambatan dalam

perkembangannya.
22

8) Kebudayaan

Peraturan daerah dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak

misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda maka

tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.

6. Motorik Kasar

Bambang Sujono, (2005:10) mengemukakan bahwa motorik kasar adalah

gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang

dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Motorik kasar anak akan

berkembang sesuai dengan usianya. Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak

mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa.

Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi

sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga

karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas perkembangan anak :

Poerwanti Endang dan Widodo Nur, (2005:56-57) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas perkembangan anak

ditentukan oleh

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang

meliputi pembawaan,potensi,psikologis, semangat belajar kemampuan khusus.

b. Faktor Eksternal

Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar diri anak

baik yang berupa pengalaman teman sebaya, kesehatan dan lingkungan.


23

8. Dampak perkembangan motorik :

Endang Rini Sukanti (2007:47) mengemukakan bahwa kondisi yang mempunyai

dampak yang paling besar terhadap laju perkembangan motorik antara lain:

a. Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh

yang sangat menonjol terhadap laju perkembangan motorik.

b. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi

lingkungan yang tidak menguntungkan dan semakin aktif janin semakin cepat

perkembangan motorik anak.

c. Kelahiran yang sukar khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan

memperlambat perkembangan motorik

d. Kondisi pra lahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu lebih

mendorong perkembangan motorik anak yang lebih cepat pada pasca lahir

ketimbang kondisi pra lahir yang tidak menyenangkan,

e. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan maka kesehatan gizi yang baik pada

awal kehidupan pasca lahiran akan mempercepat perkembangan motorik anak.

f. Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat

dibandingkan anak yang IQnya normal atau dibawah normal.

g. Adanya rangsangan dorongan dan kesempatan untuk menggerakan semua

bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik anak.

h. Perlindungan yang berlebihan akan melumpukan kesiapan untuk

berkembangnya kemampuan motoriknya.

i. Cacat fisik seperti kebutuhan akan memperlambat perkembangan motorik anak.


24

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat disimpulakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik

serta keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang diberikan

kepada anak serta faktor internal dan eksternal yang ada disekeliling anak dan

pemberian gizi yang cukup.

9. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus

Karakteristik perkembangan motorik halus dapat dijelaskan dalam Depdiknas,

2007:10, sebagai berikut :

a. Pada saat anak usia tiga tahun

Pada saat anak berusia tiga tahun kemampuan gerakan halus pada masa bayi.

Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan

menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerkan itu sendiri masih kikuk

b. Pada usia empat tahun

Pada usia empat tahun koorniasi halus anak secara substansial sudah

mengalami kemajuan dan gerkannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin

sempurna.

c. Pada saat lima tahun

Pada saat lima tahun koordinasi motoric halus anak sudah lebih sempurna

lagi tangan,lengan dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah

mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti

kegiatan proyek.
25

d. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun

Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun telah belajar bagaimana

menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerkkan ujung

pensilnya.

10. Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus

Untuk mengembangkan motoric halus pada peserta didik agar berkembang

secara optimal, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip terdapat dalam

Depdiknas, (2007:13), sebagai berikut :

a. Memberikan kebebasan untuk berkespresi pada anak. Depdiknas, (2007:13)

b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar merangsang

anak untuk berkreatif.

c. Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentukan teknik/cara yang dalam

melakukan kegiatan dengan berbagai media.

d. Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak

keberanian dan perkembangan anak.

e. Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangannya.

f. Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada

anak.

g. Melakukan pengawasan meyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.

11. Tujuan Peningkatan Motorik Halus

Saputra dan Rudyanto (2005:115) menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus

anak yaitu

a. Mampu mengfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.


26

b. Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dengan mata..

c. Mampu mengedalikan emosi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan

motorik halus diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat

mengembangkan kemampuan motorik halusnya dan optimal kearah lebih baik.

12. Pengertian Pembelajaran

Gegne (dalam Pribadi, 2009:9) menjelaskan “pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan

terjadinya proses belajar”. Sedangkan menurut Warsita, (2008:85) pembelajaran

(instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu

kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Menurut Hamzah B, (2012:2) bahwa

pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian adalah

upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam

pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetap, dan mengembangkan metode untuk

mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dari semua pendapat mengenai

pembelajaran menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

interaksi aktif antara guru yang memberikan bahan pembelajaran dengan siswa

sebagai obyeknya. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang didalamnya

terdapat sistem rancangan pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi

antara pemateri (guru) dengan penerima materi (murid/siswa).

13. Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan interaksi dari

proses pendidikan yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antara pendidik
27

dengan peserta didik dan hubungan timbal balik tersebut memiliki tujuan edukatif

tertentu yang menggunakan seni berbagai media pendidikan dengan

mengakomodasikan kebutuhan peserta didik untuk kegiatan yang kreatif sesuai

dengan kemampuannya masing-masing Eny,(2014:8). Pembelajaran Seni di Sekolah

Dasar dapat menjadi salah satu upaya dalam melestarikan kebudayaan, karena

pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan, alat transformasi

kebudayaan, dan alat pengembang individu peserta didik. Kompetensi yang

diharapkan dari pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) kepada peserta didik yang pertama mampu

memadukan unsur etika, logika dan estetika, yang kedua memiliki kepekaan

inderawi dalam mendukung kecerdasan emosional, intelektual,moral dan spiritual

sesuai kebutuhan dan perkembangan siswa dan ketiga mampu menghargai karya

sendiri dan karya orang lain serta keragaman seni budaya setempat dan nusantara.

Tujuan dari pembelajaran seni yaitu : (1) memperoleh pengalaman seni berupa

pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, (2) memperoleh

pengetahuan seni, misalnya teori tentang seni,sejarah seni, kritik seni dan lain-lain

Eny,(2014:9).

14. Bidang Kajian Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

a. Seni Rupa mencakup pengetahuan,keterampilan, dan niali dalam menghasilkan

karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak.

b. Seni Musik, mencakup kemampuan olah oval, memainkan alat music, apresiasi

karya musik.
28

c. Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh tanpa maupun

dengan rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

15. Hakikat Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan aktivitas belajar

yang menampilkan karya seni estettik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,

perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) pada dasarnya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang aspek-

aspeknya meliputi seni music, seni tari, seni drama dan sebagainya. Pendidikan Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan,

kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan pada siswa, yang terletak pada

pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berkspresi/berkreasi dan

berapresiasi melalui pendekatan; “belajar dengan seni, “belajar melalui seni”, dan

“belajar tentang seni” sehingga peran ini tidak bisa diberikan oleh mata pelajaran

lain.

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa : pendidikan kesenian merupakan

salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni

dapat dijadikan dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian, berakhlak

mulia (akhlak karimah). oleh sebab itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) sangat penting keberadaannya disekolah karena mata pelajaran ini memiliki

sifat multifungsional, mulfidimensional, dan multikultural. Pendidikan seni melalui

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan bentuk pendidikan nilai bermuara

kepada pendidikan moral dan spiritual, sehingga dapat menjadi penyeimbang dalam

dunia pendidikan intelektual Jazuli, (2008:34).


29

Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) diberikan untuk

mengembangkan kemampuan apresiasi peserta didik terhadap seni, proses

pendidikannya merupakan bentuk upaya mewariskan, mengembangkan, dan

melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada di lingkungan sekitar peserta didik,

sehingga mampu mengenali keragaman yang ada disekitarnya. Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) wajib diberikan sejak di SD, karena di Undang-Undang Sisdiknas

Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat (1) menyatakan setiap kurikulum satuan

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran Seni Budaya.

16. Tujuan Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Fungsi pelaksanaan pembelajaran seni dalam pendidikan umum menurut

Sobandi (2008:25-26) adalah :

a. Memfasilitasi pemenuhan diri peserta didik (personal fulfilment).

Yaitu melalui seni peserta didik perlu belajar bagaimana kehidupan

mereka dapat diperkaya dengan usaha untuk mengkreasi karya seni dan

menanggapi berbagai bentuk-brntuk visual.

b. Menstranmisikan warisan budaya

Yaitu peserta didik sebagai generasi muda perlu belajar menghargai

bentuk karya seni yang pernah ada maupun masih hidup dan berkembang

dimasyarakat. Pembelajaran diarahkan kepada kepedulian peserta didik terhadap

warisan budaya lebih sekedar menghafalkan nama seninam, jdul karya, dan

tempat pembuatan karya seni.


30

c. Mengembangkan kesadaran sosial

Yaitu bentuk kepedulian yang terbangun dari kesadaran dan penghargaan

anak terhadap berbagai bentuk artistic yang ada dan dihasilkan oleh masyarakat.

Hal ini akan mengajarkan mereka untuk menghargai juga presepsi, penliaian,

pemikiran, dan pendapat orang lain dari budaya yang berbeda-beda.

17. Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di Sekolah Dasar

Pendidikan kesenian sebagaimana yang dinyatakan oleh Ki Hadjar

Dewantara dalam (Hasbullah), merupakan salah satu faktor penentu dalam

membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni di sekolah, dapat dijadikan dasar

pendidikan untuk membentuk jiwa dan kepribadian, berakhlak mulia. Pendidikan

seni budaya disekolah sangat penting keberadaanya, karena pendidikan ini memiliki

sifat multilingual, multimensional, dan multikultur. Pada umumnya pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD dilakukan oleh guru kelas sehingga dalam

praktiknya sekolah diberikan kesempatan untuk mengajarkan minimal satu bidang

seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia. Sesuai tuntuntan masyarakat,

sudah ada beberapa SD yang memiliki guru khusus kesenian seperti seni rupa, seni

music dan seni tari. Sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih

dari satu bidang seni, peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih bidang seni

yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata pelajaran keterampilan lebih

ditekankan pada keterampilan vokasional Sobandi, (2008:29).


31

Bentuk pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di sekolah dasar

berdasarkan pada sifat pendidikan seni itu sendiri, yaitu: multifungsional,

multidimensional, dan multiktural. Multilingual berarti seni bertujuan

mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti

melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Multidimensional berarti seni

mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi,

pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam

menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logikam

etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan

kesaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global

sebagai pembentukan sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradab dan hidup

rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Depdiknas 2011:7).

Bentuk model pembelajaran yang diperlukan adalah model yang

memberikan peranan pada guru untuk mengelola lingkungan alam dan fisik, sosial,

budaya, dan individual serta sekaligus hidup atau bertindak di dalamnya dengan

sikap-sikap yang memberi peluang berkembangnya potensi pribadi kea rah kreatif

dan apresiatif terhadap Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Model pendidikan

tersebut dapat digambarkan sebagai sebuah system dengan tujuan akhir adalah

kreatif dan apresiatif Eny, (2014:10)


32

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sutomo Dzattulloh (2014), mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Perbedaan Kemampuan Motorik

Kasar Siswa dan Siswa Kelas V SD Negeri Tlogoadi Desa Tlogoadi Kecamatan

Mlati Kabupaten Sleman”. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada kemampuan motoric kasar siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Tlogoadi dengan motoric kasar siswi kelas V Sekolah

Dasar Negeri Tlogoadi.

Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata kemampuan motoric kasar siswa

kelas V di SD Negerti Tlogoadi sebesar 51,42 lebih besar dibandingkan nilai

rata-rata kemampuan motoric kasar siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri

Tlogoadi sebesar 46,28.

Kajian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-sama mengkaji tentang perkembangan motorik peserta

didik. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan Sutomo Dzatulloh

mengkaji perbedaan antara motorik kasar dan motorik halus peserta didik,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah tentang perkembangan

motorik kasar dan motorik halus peserta didik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hartini (2012) dosen IKIP PGRI Madiun dengan

judul “Meningkatkan Daya Motorik Anak” melalui Seni Tari dan Musi

menjelaskan bahwa tari dan music dapat menstimulus beberapa kecerdasaan,

diantaranya kecerdasan menggunakan anggota gerak tubuh dengan property


33

yang digunakan, kecerdasaan musical,kecerdasan bahasa,kecerdasan untuk

mengungkapkan isi perasaan jiwa dan pikirannya, kecerdasan natural yang

terstimulasi melalui teman bintang, kecerdasan berinterasi dan bekerjasama

dengan orang lain, kecerdasan mengenal ruang dan tempat.dengan demikian seni

tari dan music sangatlah berperan bagi perkembangan motorik.

Kajian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya dengan penelitian yang akan

dilakukan sam-sama mengkaji tentang motorik peserta didik. Perbedaannya

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Hartini tentang meningkatkan daya motorik sedangkan penelitian yang akan

dilakukan mengkaji tentang perkembangan motorik peserta didik melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2012), mahasiswa Universitas Negeri

Padang meneliti “Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Tari Kreasi

di Taman kanak-kanak Melati Kabupaten Solok Selatan”. Hasil penelitian

menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan tari kreasi dapat meningkatkan

kemampuan motoric kasar anak terhadap gerak tubuh, mengenalkan dan meltih

gerak dasar serta meningkatkan keterampilan tubuh sehat sehingga dapat

menunjang kemampuan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.

Kajian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya dengan penelitian yang akan

dilakukan sama-sama mengkaji tentang motorik peserta didik. Perbedaannya


34

dengan penelitian yang akan dilakukan mengkaji tentang perkembangan motorik

pada peserta didik.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Zairina Ula Siregar (2020), mahasiswa

Universitar Sumatera Utara meneliti “Strategi Guru dalam Meningkatkan

Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting dan

Menempel di Paud Cempaka Kec. Medan Labuhan.” Hasil penelitian yang

didapatkan dari informasi bahwa perkembangan motorik halus anak dalam

kegiatan menggunting dan menempel di Paud Cempaka Kec. Medan Labuhan

berkembang dengan baik, Strategi yang dilakukan oleh guru di PAUD Cempaka

adalah strategi mempraktekkannya langsung bersama-sama dan dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak dan beberapa cara yang

dilakukan guru seperti mempraktekkannya langsung ketika menjelaskan agar

anak dapat melihatnya secara langsung sebelum memulai kegiatan menggunting

dan menempel.

Kajian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya dengan penelitian yang akan

dilakukan sama-sama mengkaji tentang strategi guru. Perbedaannya dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang akan dilakukan yaitu

tentang strategi guru dalam perkembangan motorik siswwa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) sedangkan penelitian yang

sudah dilakukan mengkaji tentang strategi guru dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan menempel.


35

5. Penelitian yang dilakukan oleh Mella Fransiska (2017), mahasiswa UIN Raden

Intan Lampung yang berjudul “Upaya Guru Mengembangkan Motorik Kasar

melalui Gerak Kasar Manipulatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina

Sukarame Bandar Lampung. Hasil penelitiannya adalah upaya guru dalam

mengembangkan motorik kasar melalui gerak manipulative di TK Negeri

Pembina Sukarame Bandar Lampung yaitu guru mempersiapkan media

pembelajaran atau bahan ajar yang akan disampaikan atau dimainkan, guru

mengajak anak melakukan latihan pendahuluan (pemanasan), guru membagi

anak menjadi dua kelompok dan menjelaskan kembali permainan dan aturan

permainan yang akan dilakukan, guru mendemonstrasikan latihan ini gerak

manipulatif yang akan dilakukan, setelah bermain melakukan gerak manipulatif

anak melakukan latihan penenangan (pendinginan) dan diakhiri dengan gerak

tarik nafas dengan hidung dan menghembuskannya secara perlahan melalui

mulut, guru melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

Kajian relevan diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya adalah sama-sama menliti upaya

atau strategi guru dalam perkembangan motorik siswa, perbedaannya adalah

penelitian yang akan dilakukan tentang strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

sedangkan yang sudah diteliti adalah tentang upaya guru mengembangkan

motorik kasar melalui gerak kasar manipulatif.


36

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan setiap anak bangsa, sejalan dengan

tujuan tersebut pendidikan juga diharapkan dapat menggali potensi-potensi yang

peserta didik miliki baik dalam akademik maupun kesenian. Pada jaman ini

pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, kurikulum ini

menggunakan pendekatan Scientific, dimana peserta didik diharapkan dapat

menggali sumber informasi dari hasil penemuannya. Pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) mempunyai manfaat membantu pertumbuhan dan perkembangan

anak. Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarys (SbdP) di Sekolah Dasar sangat

beragam yaitu seni tari, seni rupa, dan menyanyi. Gerak dalam seni ,melukis atau

membuat kerajinan tangan akan membantu siswa dalam pertumbuhan dan

perkembangan motoriknya.

Kemampuan motorik dibagi menjadi dua yaitu kemampuan motorik kasar

yang berhubungan dengan otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya dan

kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan otot-otot kecil serta

koordinasi antara mata dan tangan. Pembelajaran motorik merupakan suatu proses

belajar para siswa dalam keahlian gerak secara berkelanjutan dari gerak terampil.

Sedangkan di seni rupa siswa membuat sebuah karya dari mulai membuat bingkai

foto dari biji-bijian membuat origami membentuk hewan dan lain lain.

Pembelajaran motorik merupakan suatu proses belajar para siswa dalam keahlian

gerak secara berkelanjutan dari pergerakan yang terampil. Gerak, menempel,

menggunting, membentuk merupakan hal pokok dalam pembelajaran motorik,


37

sehingga pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) berperan dalam

pengembangan kemampuan motorik.

Aktivitas pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) masih rendah

dibanding dengan mata pelajaran yang lebih menuntut pada kemampuan kognitif.

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis melakukan studi pustaka yang membantu

penulis menambah pengetahuan sebagai bekal dalam melakukan wawancara dan

studi pustaka mengenai analisis kualitatif serta strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti

melakukan penelitian di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan. Wawancara dilakukan

oleh peneliti dengan kepala sekolah, guru kelas dan peserta didik. Wawancara akan

diperoleh data mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD

Negeri Potrojayan 3 dalam pengembangan motorik peserta didik,strategi guru dalam

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam pengembangan motoric

siswa,faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) dalam pengembangan motorik siswa serta kemampuan motoric siswa.

Berkaitan dengan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), peneliti

melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) dalam pengembangan kemampuan motorik yang melibatkan siswa SD N

Potrojayan 3. Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan analisis terhadap jenis

data, yaiut analisis data kualitatif. Hasil dari analisis kualitatif akan dibuat

kesimpulan dari penelitian. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan

menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data
38

di lapangan,reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil dari analisis kualitatif

dibuat kesimpulan dan menghasilkan rekomendasi penelitian.

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

Strategi Guru Perkembangan Dalam Aspek Motorik Siswa


Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Mengetahui strategi guru Mengidentifikasi tentang Mengetahui hambatan dan


dalam pengembangan strategi guru dalam solusi strategi guru dalam
motorik siswa dalam pengembangan motorik pengembangan aspek motorik
pembelajaran Seni siswa melalui siswa dalam pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
(SBdP). Budaya dan Prakarya
(SBdP)

D. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan sebagai

berikut :

1. Bagaimana perkembangan motorik halus dan motorik kasar siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3

Prambanan?

2. Bagaimana strategi guru dalam perkembangan motorik halus dan motorik kasar

siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan?

3. Bagaimana hambatan dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Potrojayan 3 Prambanan?


39

4. Bagaimana solusi dalam menghadapi hambatan dalam perkembangan motorik

siswa melalui Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3

Prambanan?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data

secara ilmiah dari sumber data utama maupun kedua untuk mencapai tujuan.

Melalui penggunaan metode penelitian diharapkan proses penelitian menjadi

sistematis, tepat dan mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan

gambaran mendalam tentang suatu hal. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistic dan dengan cara alamiah dengan memenafaatkan berbagai metode alamiah

Moleong (2007: 6).

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaiut

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang

diteliti dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan sistematika fakta dan

karakteristik objek yang diteliti secara tepat Sukardi, (2013:157). Data yang akan

digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Sugiyono (2014:6) menyatakn

data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi

wajah, bagan, gambar, dan foto. Data yang diperoleh berupa data tulisan yang

diperoleh melalui studi keperpustakaan, dan data lisan yang diperoleh melalui

wawancara dengan informan dan responden dan hasil pengamatan yang dituangkan

dalam bentuk tulisan.


40
41

Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang strategi guru

dalam aspek motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Informasi yang diperoleh sesuai

dengan data yang peneliti dapatkan dilapangan. Data olah, selanjutnya peneliti

menarik kesimpulan mengenai peran dan fakotr apa saja yang mempengaruhi

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam pengembangan motorik

siswa.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan

pada kondisi yang alamiah . Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan) analisis data

bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menenaknkan makna daripada

generalisasi.

Obyek alamiah yang dimaksud oleh Sugiyono (2013) adalah obyek yang apa

adanya, tidak dimanipulasi oleh peniliti sehingga kondisi pada saat peneliti

memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari penelitian

mengenai kebermaknaan hidup penyandang disabilitas yang berwirausaha ini

peneliti sama sekali tidak mengatur kondiri tempat penelitian berlangsung maupun

melakukan manipulasi terhadap variable. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,

2007) menyebutkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang


42

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Potrojayan 3. Yang berada di

Jamusan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55572. Lokasi SD N Potrojayan 3 berada di tengah-tengah desa, dan

akses menuju SD N Potrojayan melewati beberapa bidang sawah. Walaupun

berada ditengah-tengah desa namun tidak ramai karena SD N Potrojayan 3

cukup jauh dari jalan raya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan yaitu pada bulan Juni 2022 - agustus 2022

seperti pada table berikut ini :

Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Februari Maret april Mei juni Juli agustus

1. Penyusunan

Proposal

2. Perizinan

penelitian

3. Penyusunan

instrument
43

No Kegiatan Bulan

Februari Maret april Mei juni Juli agustus

4. Pelaksanaan

penelitian

5. Penyusunan

laporan

C. Data dan Sumber Data Penelitian

Data perolehan dalam penelitian diperlukan kesesuaian antara kebutuhan

informasi yang berkaitan dengan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2017:92)

menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi,,

melainkan berangkat dari situasi sosial dan hasilnya tidak akan diberlakukan ada

populasi tertentu melainkan pada ditransferkan ke tempat lain dengan situasi sosial

yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial yang dipelajari yaitu strategi guru dan

motorik siswa.

Sugiyono (2015:93) menyebutkan bahwa bila dilihat dari sumber datannya,,

maka pengumpulan data dapat menggunakan:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada

pengumpulan data. Data primer menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan judul penelitian. Data primer berisi hasil

wawancara dan catatan hasil observasi. Penentuan subjek pada penelitian ini
44

menggunakan “purposive sampling”. Penggunaan teknik ini adalah agar dalam

menentukan subjek penelitian terfokus dan terarah sesuai dengan pokok pada yang

akan diteliti. Sugiyono (2017:95-96) mengatakan bahwa “purposive sampling”

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,,

teknik ini mempertimbangkan pemilihan subjek dianggap paling tahu tentang pokok

yang akan diteliti. Peneliti memilih guru kelas II, guru kelas V, guru kelas VI

dikarenakan guru tersebut terlibat langsung dalam strategi guru dalam

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP).

Berdasarkan kutipan diatas, maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah

guru kelas II, guru kelas V, guru kelas VI dan siswa kelas II yang bersangkutan

langsung dengan pembelajaran.

Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian

No. Inisial Kriteria/Alasan


1. HC Sebagai pelaksana dan yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan strategi guru dalam perkembangan motorik
2. IM
siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
3. MA (SBdP)
4. Siswa Atas rekomendasi guru kelas
Kelas II

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Sumber data sekunder dapat berupa hasil pengolahan dari dua data primer yang
45

diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Sumber data

sekunder penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi.

D. Variabel Penelitian

Nawawi (2006:45), mengemukakan bahwa variabel tunggal adalah variabel

yang hanya mengungkapkan satu variabel untuk dideskripsikan unsur-unsur atau

faktor-faktor di dalam setaip gejala yang termasuk variabel tersebut. Variabel dalam

penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu strategi guru dalam perkembangan

aspek motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2016:309) menyebutkan bahwa “pengumpulan data dilakukan pada

kondisi yang alamiah, sumber data primer dan lebih banyak pada observasi berperan

serta, wawancara mendalam dan dokumentasi”. Jenis pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan dokumentasi.

Jenis pengumpulan data ini diharapkan dapat saling melengkapi sehingga informasi

yang diperlukan sesuai dengan penelitian.

1. Observasi

Riyanto (2018:100) berpendapat bahwa ada beberapa jenis-jenis observasi yaitu:

a. Observasi partisipan

Observasi partisipan adalah observasi dimana orang yang melakukan

pengamatan berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang

diobservasi.
46

b. Observasi non partisipan

Observasi dikatakan non pastisipan apabila obsevator tidak ikut ambil bagian

kehidupan observer.

c. Observasi sistematik (structured observation)

Observasi sistematik, apabila pengamat menggunakan pedoman sebagai

instrument pengamatan.

d. Observasi non sistematik

Observasi yang dilakukan oleh pengamatan dengan tidak menggunakan

instrument pengamatan.

e. Observasi eksperimental

Pengamatan dilakukan dengan cara observer dimasukkan ke dalam suatu

kondisi atau situasi tertentu.

Jenis observasi yang akan diterapkan oleh peneliti yaitu jenis observasi non

partisipan dan observasi sistemtik. Peneliti menggunakan observasi non

pastisipan karena dalam penelitiannya tidak ikut andil dalam segala macam

kegiatan yang dilakukan observer. Pengguna observasi sistematik bertujuan

supaya observasi yang dilakukan oleh peneliti terstruktur, tidak keluar dari alur

penelitian. Observasi digunakan untuk mengamati perilaku yang ditunjukkan

oleh siswa. Observasi juga digunakan untuk mengetahui secara langsung strategi

yang dilakukan oleh guru untuk perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).


47

2. Wawancara

Sugiyono (2016:194) meyatakan bahwa: Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih menadalam. Peneliti melakukan

teknik wawancara dengan tujuan menggali informasi lebih mendalam dari

responden mengenai strategi guru dalam perkembangan aspek motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Dalam wawancara

peneliti bertindak sebagai pewawancara sekaligus sebagai pemimpin dalam

proses wawancara tersebut.

Responden adalah orang yang diwawancarai yang diminta informasi oleh

peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk wawancara

sistematik, dimana peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara

sebelum melakukan wawancara terhadap responden. Wawancara yang dilakukan

yaitu dengan wawancara semi terstruktur. Oleh karena itu peneliti sebelum ke

lapangan menyiapkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis. Mengenai garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Responden

di dalam teknik wawancara ini guru kelas II, guru kelas V, dan guru kelas VI SD

N Potrojayan 3.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2016:329) mengemukakan bahwa domukentasi suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
48

dapat mendukung penelitian. Sedangkan menurut Haris Herdiansyah (2016:443)

dokumentasi adalah metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang

lain oleh subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan

peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek

melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat

langsung oleh subjek yang bersangkutan. Dengan metode ini, peneliti

mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga penulis dapat

memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian seperti : hasil

karya-karya siswa sebelumnya, keadaan guru dan peserta didik, catatan-catatan

tugas siswa, hasil belajar siswa, dan foto-foto.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2016:305) adalah peneliti

itu sendiri. Hal ini berarti seorang peneliti menjadi alat untuk merekam informasi

selama berlangsungnya penelitian. Instrumen yang digunakan adalah pedoman

dalam melakukan observasi dan wawancara.

1. Pedoman Wawancara

Memperoleh informasi dan data yang valid peneliti menggunakan

wawancara dengan narasumber dengan narasumber yang akan diwawancarai.

Wawancara tersebut berlandaskan pada pedoman wawancara yang telah dibuat.

Pedoman wawancara tersebut berisi tentang pertanyaan yang akan diajukan

kepada narasumber. Pembuatan pedoman wawancara bertujuan supaya proses

pelaksanaan wawancara dapat terstruktur dan sistematis.


49

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Guru Kelas

No Indikator
1. Strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat strategi guru dalam
perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP).
3. Solusi dalam mengurangi faktor penghambat strategi guru
dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP).

2. Pedoman Observasi

Peneliti melakukan observasi di lapangan dengan cara mencatat segala hal

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Observasi

Sumber Data Aspek yang diamati


Guru Kelas Strategi guru dalam perkembangan motorik
siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP).
Perkembangan motorik kasar dan motorik
halus siswa
Hambatan strategi guru dalam perkembangan
motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP).
Solusi dalam mengatasi hambatan strategi guru
dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan

strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti menggunakan beberapa alat untuk menunjang
50

proses pengambilan data dan mendokumentasikan hal-hal yang dibutuhkan pada

saat pelaksanaan penelitian. Alat-alat yang digunakan peneliti adalah kamera

(Handpone). Kamera digunakan untuk mendokumentasikan gambar berupa foto-

foto pada saat peneliti melakukan wawancara, foto kondisi sekolah pada saat

peneliti melakukan observasi dan foto kegiatan di SD N Potrojayan 3 yang terkait

dengan strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti menggunakan hasil prakarya siswa juga

untuk menjadi data dokumentasi pada penelitian.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kepercayaan

(credibility). Keteralihan (transferability), confirmability (objektivitas)

Sugiono,(2014:364).

Penelitian ini peneliti menguji kriteria kepercayaan,keberuntungan dan kepastian.

Adalah menggunakan teknik tringulasi sumber dari tringulasi teknik serta

pengecekan anggota.

1. Triangulasi

Sugiyono (2008:125) berpendapat bahwa tringulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu. Pada saat penlitian ini akan dilakukan

tringulasi data yang telah diberikan oleh pihak sekolah terkait yang dijadikan

objek penelitian.

a. Tringulasi sumber
51

Sugiyono (2008:127) mengemukakan bahwa tringulasi sumber untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Kesimpulan yang merupakan hasil data

dicari lagi kebenarannya dengan cara dicek melalui tiga sumber data

tersebut.

b. Tringulasi teknik

Sugiyono (2008:127) mengemukakan bahwa tringulasi teknik menguji

kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jadi

tringulasi teknik adalah mencari informasi pada orang yang sama atau objek

yang sama dengan menggunakan cara atau teknik yang berbeda.

c. Tringulasi waktu

Sugiyono, (2008:127) mengemukakan bahwa dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda. Jadi kondisi mampu mempengaruhi proses pengumpulan data.

Tringulasi yang digunakan oleh peneliti adalah tringulasi sumber dan

tringulasi waktu, tringilasi sumber yaitu untuk menggali kebenaran informasi

tertentu yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari

beberapa sumber. Dan tringulasi waktu yaitu data yang dikumpulkan dengan

teknik wawancara.
52

2. Uji Comfirmability

Uji Comfirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas

penelitian. Pelaksanaan proses confirmability dalam penelitian ini, peneliti

mengkonsultasikan catatan lapangan dan hasil analisis data serta catatan mengenai

proses penelitian yang telah dilaksanakan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang di

kumpulkan sehingga data tersebut dapat ditemukan kesimpulan dan dijadikan

sebagai bahan informasi yang dapat dipahami diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis kualitatif bersifat induktif yaitu data yang diperoleh yang

dikembangkan melalui pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Menurut

Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2017:133), mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas tersebut

berupa reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Sehingga dalam penelitian

ini menggunakan teknik analisis data yaitu model Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2017:132) dengan tahapan pengumpulan data yaitu :

Gambar 3. 1 Teknik Analisis Data Miles dan Hurber

Pengumpula
n data Penyajian data

Kesimpulan
Reduksi data Penarikan/verifika
si
53

1. Data Collecting ( pengumpulan data)

merupakan tahap mengumpulkan data dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi. Dimana peneliti sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan data.

Makin lama dilapangan makin banyak jumlah data yang didapatkan dan semakin

bervariasi. Terdapat data yang dapat diamati dan data yang tidak dapat diamati

misalnya mengenai perasaan hati. Pada tahap ini peneliti akan memperoleh data

melalui berbagai sumber dari tempat yang diteliti tentang strategi guru dalam

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan.

2. Data reduction (reduksi data)

Yaitu memilih dan memfokuskan yang penting dan merangkum data yang

pokok. Didalam reduksi, laporan-laporan lapangan dirangkum, dipilih hal-hal yang

pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Jadi laporan

lapangan sebagai bahan baku mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih

sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti

untuk mencari data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula

membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

3. Data Disply (penyajian data)

Miles Huberman dalam Sugiyono (2017:137) menyebutkan bahwa yang sering

digunakan dalam menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
54

bersifat naratif. Agar peneliti tidak tenggelam oleh kumpulan data oleh karena itu

agar dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam

penelitian itu, harus diusahakan membuat alat ukur yaitu pedoman wawancara,

pedoman obervasi dan pedoman dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan deskripsi singkat untuk mengurangi

data yang telah diperoleh tentang strategi guru dalam perkembangan motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3

Prambanan.

4. Klasifikasi Data (penarikan kesimpulan dan klarifikasi)

Sejak awalnya penelitian berusaha untuk mencari makna data yang

dikumpulkannya. Untuk itu peneliti mencari tema, pola hubungan, persamaan, hal-

hal yang sering timbul, dan sebagainya. Jadi data yang diperoleh dari sejak awal

mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat kabur,

diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu akan lebih

lengkap jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung

hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.

Peneliti menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman untuk

menganalisis data hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

a. Deskripsi Lokasi SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan

Penelitian ini sudah dilaksanakan di SD Negeri Potrojayan 3 yang

terletak di Jamusan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang

telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2022 sampai 2 Agustus 2022.

1) Letak Geografis

SD Negeri Potrojayan 3 terletak di Jamusan, Bokoharjo,

Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi SD N

Potrojayan 3 berada di tengah-tengah desa, dan akses menuju SD N

Potrojayan melewati beberapa bidang sawah. Walaupun berada ditengah-

tengah desa namun tidak ramai karena SD N Potrojayan 3 cukup jauh

dari jalan raya.

2) Identitas Sekolah

a) Nama Sekolah : SDN Potrojayan 3

b) NPSN : 20400919

c) NSS : 101040217012

d) Akreditasi : Akreditasi A

e) Alamat : Jamusan, Bokoharjo, Prambanan, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta

f) Kode Pos :55572


55
56

g) Telepon : 085868500723

h) Nomor Faks :-

i) Email : sdn_potrojayan3@yahoo.co.id

j) Status Sekolah : Negeri

k) Situs :-

l) Lintang : -7.7744211290989457

m) Bujur : 110.47046899795532

n) Ketinggian : 124

o) Waktu Belajar : Sekolah Pagi

3) Visi Misi SD Negeri Potrojayan 3

a) Visi merupakan wahana yang akan memberikan petunjuk akan

dibawanya ke mana peserta didik di sekolah itu. Menentukan Visi

sekolah di Kabupaten Sleman harus sejalan dengan visi Dinas

Pendidikan Kabupaten Sleman yaitu “Terwujudnya masyarakat Sleman

lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya, dan Terintegrasi dengan e-

government menuju smart regency (kabupaten cerdas).

b) Misi SD Negeri Potrojayan 3 adalah sebagai berikut :

(1) Mengembangkan nilai-nilai agama, iman dan taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

(2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien

sehingga kemampuan siswa berkembang secara optimal.

(3) Mengembangkan potensi dan kreatifitas siswa.


57

(4) Menerapkan manajemen partisifatif dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan.

(5) Membiasakan sikap hidup sederhana, akhlak mulia, menghargai

pendapat dan berperilaku jujur.

(6) Menjaga kebersihan dan melesatrikan lingkungan.

b. Deskripsi Data

Penelitian ini mengamati tentang strategi guru dalam perkembangan aspek

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD N

Potrojayan 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui wawancara didukung

dengan observasi secara langsung serta dokumentasi foto guna mendukung jalannya

penelitian. Observasi dilakukan selama 3 kali pada tanggal 25 Juni 2022 dan 26, 27

Juni 2022 terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran serta startegi guru

dalam meningkatkan motorik siswa ketika proses pembelajaran.

Wawancara dilakukan terhadap HC selaku Guru Kelas II, IM selaku Guru

Kelas V, dan MA selaku Guru Kelas VI. Wawancara ini betujuan untuk mengetahui

bagaimana strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3. Data utama dalam

penelitian ini adalah data hasil dari wawancara, wawancara dengan narasumber HC

pada tanggal 28 Juni 2022, IM pada tanggal 28 Juni 2022, dan MA pada tanggal 28

Juni 2022.
58

Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui strategi guru dalam

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP), mengamati perkembangan motorik siswa pada saat proses pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), mengetahui faktor penghambat dan pendukung

bagi guru pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta upaya

guru dalam meningkatkan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP). Data yang diperoleh melalui wawancara didukung dengan catatan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti serta adanya dokumentasi berupa foto

ketika kegiatan pembelajaran selama proses penelitian berlangsung. Hasil penelitian

disajikan berdasarkan pernyataan penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimana strategi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

dalam perkembangan motorik siswwa di SD N Potrojayan 3?

Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi

untuk mendapatkan kata mengenai strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas II menyatakan bahwa :

Strategi pembelajaran yang dilakukan untuk


perkembangan motorik halus pada saat pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru HC menanyakan
benda-benda yang ada disekitar siswa lalu guru meminta
siswa untuk membuat benda tersebut dengan barang-
barang bekas. Seperti contoh guru menanyakan kepada
siswa kucing itu seperti apa lalu siswa diminta untuk
membuat bentuk kucing menggunakan kardus bekas
yang ada di rumah siswa. Bila guru mengetahui ada
siswa yang mengalami kurangnya perkembangan
motorik, maka tindakan guru adalah dengan cara
mengelompokkan siswa tersebut dengan siswa yang
motoriknya sudah berkembang dengan baik, sehingga
siswa tersebut akan di bimbing oleh teman sebayanya.
59

Jika cara ini masih belum maksimal, guru akan


membimbing siswa tesebut secara langsung. Sedangkan
pada startegi guru dalam perkembangan motorik kasar
siswa guru HC meminta bantuan kepada guru
ekstrakulikuler tari karena guru HC kurang menguasai
pembelajaran seni tari (Wawancara, 28 Juni 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas II dapat

disimpulkan bahwa strategi guru sangat penting untuk perkembangan motorik

siswa, strategi yang diterapkan oleh HC ini adalah dengan membuat prakarya

menggunakan barang bekas yang ada disekitar. Dan memotivasi siswa agar

lebih bersemangat lagi dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP). Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa guru HC meminta

bantuan kepada guru ekstrakuler karena guru HC kurang menguasai

pembelajaran seni tari.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V yang berinisial

IM mengenai strategi guru dalam perkembangan motorik sisaw melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) sebagai berikut :

Strategi yang dilakukan oleh IM untuk meningkatkan


motorik halus siswa adalah dengan cara membuat
prakarya menggunakan barang bekas yang ada disekitar
lingkungan sekolah, seperti pada saat pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) siswa diminta membuat
bingkai foto menggunakan kardus yang sudah tidak
terpakai dan menghias bingkai tersebut dengan
menempelkan biji-bijian yang ada dirumah siswa. Jika IM
mengetahui ada siswanya yang mengalami kurangnya
perkembangan motorik siswa, hal yang dilakukan IM
adalah dengan cara membimbingnya secara langsung dan
memberi contoh secara langsung hingga siswa tesebut
bisa melakukannya secara mandiri. Sedangkan
perkembangan motorik kasar siswa dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru IM akan
membberi bantuan kepada guru ekstrakulikuler karena
guru IM kurang menguasai dibidang seni tari, agar
60

perkembangan motorik kasar siswa bisa berkembang


dengan baik (Wawancara, 28 Juni 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dengan IM selaku guru kelas V bahwa

strategi yang dilakukan oleh IM untuk perkembangan motorik halus siswa

adalah dengan cara membuat prakarya menggunakan kardus bekas,

sedangkan pada perkembangan motorik kasar siswa IM meminta bantuan

kepada guru ekstrakulikuler tari agar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

dibidang seni tari dapat berjalan dengan maksmial sehingga perkembangan

motorik kasar siswa akan berkembang dengan baik.

Peneliti juga melakukan wawancara MA selaku guru kelas VI mengenai

strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP). Hasil wawancara dengan MA adalah sebagai

berikut :

Strategi yang dilakukan oleh MA untuk perkembangan


motorik halus siswa pada saat pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah memberi contoh terlebih
dahulu agar siswa mudah memahami materi, sehingga
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) akan
berjalan dengan maksimal. Seperti contoh MA memberi
tugas siswa untuk membuat prakarya, MA akan
memperagakan cara membuat prakarya tersebut didepan
siswa hingga siswa sudah bisa memahami apa tugas yang
diberikan oleh MA. Bila MA mengetahui ada siswa yang
mengalami kurangnya perkembangan motorik siswa maka
MA akan membimbing siswa tersebut hingga bisa.
Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa guru MA
meminta bantuan kepada guru ekstrakulikuler seni tari
karena guru MA kurang bisa menguasai pembelajaran
seni tari, agar perkembangan motorik kasar siswa
berkembang dengan baik (Wawancara 28 Juni 2022)
61

Berdasarkan hasil wawancara dengan MA dapat disimpulkan bahwa

strategi yang MA terapkan untuk perkembangan motoric halus siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah dengan cara

mempraktikan secara langsung didepan siswa agar siswa mudah memahami

materi yang disampaikan oleh MA, bila MA menemukan siswa yang

mengalami kurangnya perkembangan motorik maka MA akan membimbing

siswa tersebut secara langsung hingga siswa tersebut bisa mengikuti

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) secara aktif. Sedangkan

strategi guru dalam perkembangan motorik kasar pada pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah guru MA meminta bantuan kepada guru

ekstrakulikuler seni tari karena guru MA kurang bisa memahami seni tari agar

perkembangan motorik kasar siswa berkembang dengan baik

Tabel 4. 1 Temuan Strategi Guru dalam Perkembangan Motorik Siswa


Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) SD Negeri
Potrojayan 3 Prambanan

Informasi Temuan

Berdasarkan informasi yang 1) Strategi pembelajaran yang


diperoleh dari Guru kelas II, dilakuka nuntuk
Guru kelas V, Guru kelas VI perkembangan motorik
SD Negeri Potrojayan 3 halus pada saat
Prambanan bahwa guru pembelajaran Seni Budaya
melakukan strategi dan Prakarya (SBdP) guru
pembelajaran untuk menanyakan benda-benda
perkembangan motorik siswa yang ada disekitar siswa
melalui pembelajaran Seni lalu guru meminta siswa
Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk membuat benda
tersebut dengan barang-
barang bekas.
2) Strategi yang dilakukan
untuk meningkatkan
motorik halus siswa adalah
dengan cara membuat
62

Informasi Temuan

prakarya menggunakan
barang bekas yang ada
disekitar lingkungan
sekolah.
3) Strategi yang dilakukan
untuk perkembangan
motorik halus siswa pada
saat pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya
(SBdP) adalah memberi
contoh terlebih dahulu agar
siswa mudah memahami
materi.
4) Pada perkembangan
motorik kasar, guru
meminta bantuan kepada
guru ekstrakulikuler seni
tari agar perkembangan
motorik kasar siswa
berkembang dengan baik.
5) Guru akan
mengelompokkan siswa
yang perkembangan
motoriknya kurang
berkembang dengan siswa
yang motoriknya sudah
berkembang dengan baik,
sehingga siswa tersebut
akan di bimbing oleh teman
sebayanya.

2) Apa kendala guru dalam strategi guru dalam perkembangan motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

Peneliti melakukan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk

menemukan data kendala guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3.

Hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas II menyatakan bahwa :


63

Kendala dalam perkembangan motorik halus dalam pembelajaran Seni


Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurangnya alat dan bahan untuk
membuat prakarya guna perkembangan motorik halus siswa. Untuk
perkembangan motorik kasar siswa guru kurang penguasaan materi
pada pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya pada
bidang seni tari hal ini menghambat perkembangan motorik kasar siswa
pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
(Wawancara, 28 Juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara HC selaku guru kelas II dapat disimpulkan bahwa

kendala guru dalam perkembangan motoric halus siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah adanya keterbatasan alat dan bahan serta dalam

perkembangan motorik kasar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) guru kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

dalam bidang seni tari.

Hasil wawancara dengan IM selaku guru kelas V menyatakan bahwa :

kendala dalam perkembangan motorik halus melalui pembelajaran Seni


budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurang ketersediaannya alat dan
bahan untuk menunjang siswa untuk lebih eksplore dalam membuat
prakarya dan kurangnya dukungan dari orang tua siswa. Sedangkan
perkembangan motorik kasar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) guru kurang penguasaan materi pada pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya pada bidang seni tari hal
ini menghambat perkembangan motorik kasar siswa pada saat
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) (Wawancara, 28 Juni
2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas V dapat disimpulkan

bahwa kendala guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kendala dalam ketersediaannya alat dan bahan, dan

kurangnya dukungan dari orang tua siswa. Perkembangan motorik kasar siswa dalam

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru kurang penguasaan materi pada

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya pada bidang seni tari hal ini
64

menghambat perkembangan motorik kasar siswa pada saat pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP)

Hasil wawancara dengan MA selaku guru kelas VI menyatakan bahwa :

Kendala dalam perkembangan motorik halus siswa melalui


pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurangnya
fokus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).
Perkembangan motorik kasar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) kurangnya penguasaan materi pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari. (Wawancara, 28
Juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan MA selaku guru kelas VI dapat

disimpulkan bahwa kendala dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurangnya fokus siswa dalam pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan dalam perkembangan motorik kasar siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru kurangnya menguasai

materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari.

Tabel 4. 2 temuan kendala dan kesulitan pada perkembangan motorik


siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri
Potrojayan 3 Prambanan

Informasi Temuan

Berdasarkan informasi yang 1) Kurangnya fokus siswa pada


diperoleh dari Guru kelas II, saat guru menyampaikan
Guru kelas V, Guru kelas VI materi pembelajaran Seni
SD Negeri Potrojayan 3 Budaya dan Prakarya
Prambanan bahwa guru (SBdP).
kendala dan kesulitan dalam 2) Kurangnya alat dan bahan
perkembangan motorik siswa pada saat membuat prakarya
melalui pembelajaran Seni dalam pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) Budaya dan Prakarya
(SBdP).
3) Kurangnya dukungan dari
orang tua siswa dalam
65

Informasi Temuan

perkembangan motorik
siswa.
4) Guru kurang menguasai
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP).

3) Bagaimana guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya?

Peneliti melakukan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk

menemukan data kendala guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3.

Hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas II menyatakan bahwa :

Perkembangan motorik halus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan


Prakarya (SBdP) sangatlah penting untuk tumbuh kembang siswa, untuk
itu guru memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP),
cara guru untuk mengatasi kesulitan yang timbul pada pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah dengan cara membimbing siswa
tersebut dan lebih memperhatikan perkembangan motorik siswa tersebut
secara berkala, hingga tumbuh kembang motorik tersebut sudah
berkembang dengan yang baik. Sedangkan perkembangan motorik kasar
siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah
dengan cara meminta bantuan kepada yang ahli dalam bidangnya,
misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru meminta bantuan kepada
guru ekstrakulikuler untuk memaksimalkan perkembangan motorik kasar
siswa. (Wawancara, 28 Juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan HC selaku guru kelas II dapat disimpulkan

bahwa untuk mengatasi kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) utnuk perkembangan motorik halus adalah dengan cara membimbing siswa

secara langsung dan berkala. Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah dengan cara meminta bantuan
66

kepada yang ahli dalam bidangnya, misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru

meminta bantuan kepada guru ekstrakulikuler untuk memaksimalkan perkembangan

motorik kasar siswa. ”

Hasil wawancara dengan IM selaku guru kelas V menyatakan bahwa :

Memakmisalkan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah


dengan cara meminta bantuan guru yang lebih profesional contohnya pada
saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) pada bidang seni tari
siswa dibimbing oleh guru seni tari yang ada disekolah. Dan untuk
memaksimalkan perkembangan motorik kasar siswa sekolah juga
mengadakan senam sehat pada hari jum’at (Wawancara, 28 Juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan IM selaku guru kelas V dapat disimpulkan

bahwa untuk mengatasi kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) adalah dengan meminta bantuan yang profesional seperti contoh pada saat

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari guru kelas

meminta bantuan kepada guru tari untuk memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP).

Hasil wawancara dengan MA selaku guru kelas VI menyatakan bahwa :

Memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) untuk


perkembangan motorik halus adalah dengan cara membimbing siswa yang
membutuhkan perhatian lebih dalam perkembangan motorik, dan bila ada
keterbatasan alat dan bahan pada saat pembuatan prakarya solusinya adalah
dengan menggunakan alat dan bahan dari barang yang sudah tidak terpakai
yang masih bisa digunakan sebagai prakarya. Sedangkan perkembangan
motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) adalah dengan cara meminta bantuan kepada yang ahli dalam
bidangnya, misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru meminta bantuan
kepada guru ekstrakulikuler untuk memaksimalkan perkembangan motorik
kasar siswa. (Wawancara, 28 Juni 2022).
Berdasarkan hasil wawancara dengan MA selaku guru kelas VI dapat

disimpulkan bahwa solusi untuk kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan
67

Prakarya (SBdP) untuk perkembangan motorik halus siswa adalah lebih memberikan

perhatian lebih kepada siswa yang perkembangan motoriknya belum berkembang

dengan baik dan membuat prakarya dari alat dan bahan yang sudah tidak terpakai.

Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) adalah dengan cara meminta bantuan kepada yang ahli dalam

bidangnya, misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru meminta bantuan kepada

guru ekstrakulikuler untuk memaksimalkan perkembangan motorik kasar siswa.”

Tabel 4. 3 Temuan cara guru mengatasi kesulitan pada perkembangan motorik


siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri
Potrojayan 3 Prambanan

Informasi Temuan

Berdasarkan informasi yang 1) Guru membimbing siswa hingga siswa


diperoleh dari Guru kelas II, Guru bisa fokus kembali ke materi yang
kelas V, Guru kelas VI SD Negeri disampaikan oleh guru dan membuat
Potrojayan 3 Prambanan bahwa pembelajaran Seni Budaya dan
solusi untuk permasalahan yang ada Prakarya (SBdP) lebih menyenangkan
di pembelajaran Budaya dan sehingga siswa lebih semangat dan
Prakarya (SBdP) tidak mudah bosan.
2) Membuat prakarya menggunakan alat
dan bahan yang sudah tidak terpakai.
3) Guru menghimbau kepada orang tua
siswa bahwa perkembangan motorik
siswa juga sam pentingnya dengan
perkembangan kognitif siswa sehingga
orang tua siswa bisa lebih
memperhatikan perkembangan
motorik siswa.
4) Guru meminta bantuan kepada guru
seni tari agar perkembangan motorik
siswa berkembang dengan maksmial
pada saat ekstrakulikuler.
68

4) Data tentang perkembangan motorik halus siswa kelas II SD N Potrojayan 3

Motorik halus merupakan kemampuan yang dilakukan oleh anak dengan

menggunakan otot kecil. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29

Juni 2022 di SD Negeri Potrojayan 3 dengan melakukan observasi secara langsung

pada kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik halus siswa dengan cara

menggunting, menempel, dan mewarnai. Pada kegiatan tersebut siswa diminta untuk

menggunting sebuah gambar lingkaran, segitiga, dan setengah lingkaran. Setelah itu

siswa diminta untuk menempel sesuai intruksi guru, setelah selesai menggunting

dan menempel siswa diminta untuk mewarnai sesuai dengan tema yang diharapkan.

Setelah pembelajaran menempel, menggunting dan mewarnai.

Berdasarkan observasi peneliti di lapangan bahwa siswa kelas II di SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan, kemampuan motorik halusnya mayoritas sudah

berkembang dengan baik terbukti dari 16 siswa hanya 3 yang perkembangan

motorik halusnya belum berkembang, sedangkan perkembangan motorik kasar

siswa kelas II SD Negeri Potrojayan 3, Prambanan mayoritas berkembang dengan

baik terbukti semua siswa bisa mengikuti instruksi guru pada saat diminta untuk

melompat, jongkok, berdiri dapat mengikuti sesuai dengan intruksi.

5) Data tentang perkembangan motorik kasar siswa kelas II SD N Potrojayan 3

Motorik kasar merupakan kemampuan yang dilakukan oleh anak dengan

menggunakan otot besar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29

Juni 2022 di SD Negeri Potrojayan 3 dengan melakukan observasi secara langsung

pada kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik kasar dengan cara pada

saat ice-breaking setelah pembelajaran guru meminta siswa untuk melompat ke


69

kanan, melompat ke kiri, jongkok, berdiri sesuai intruksi. Guru juga melakukan

lawan katanya agar siswa bisa lebih bisa fokus untuk mendengarkan intruksi dari

guru.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa siswa kelas II SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan dalam perkembangan motorik kasar sudah berkembang

dengan baik terbukti pada saat ice-breaking tersebut siswa bisa fokus pada instruksi

yang diberikan oleh guru dan bisa melakukan intruksi dengan benar. Dan pada saat

ekstratkulikuler seni tari siswa dapat mengikuti gerakan yang diajarkan oleh guru

seni tari dengan baik dan benar.

6) Uji Prasyarat Analisis

Penguji kebasahan data pada penelitian dilakukan dengan cara uji persyaratan

analisis sesuai dengan pertanyaan penelitian.

a. Bagaimana strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3?

b. Apa kendala guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3?

c. Bagaimana guru mengatasi kesulitan mengenai perkembangan motorik melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3?

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan meningkatkan ketekunan, tringulasi,

dan bahan referensi.


70

a. Triangulasi

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk mengecek kembali data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda, dalam penelitian ini

informan berasal dari 3 sumber yaitu guru kelas II (HC), guru kelas V (IM),

guru kelas VI (MA)

Tabel 4. 4 Triangulasi Sumber Strategi Guru Dalam Perkembangan Motorik


Siswa Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBdP) di SD N
Potrojayan 3 Prambanan

No. Aspek Sumber Hasil

1. Bagaimana strategi guru dalam HC Strategi pembelajaran


yang dilakukan adalah, pada
perkembangan motorik siswa
saat pembelajaran Seni
melalui pembelajaran Seni Budaya Budaya dan Prakarya (SBdP)
guru menanyakan benda-
dan Prakarya (SBdP) di SD N
benda yang ada disekitar
Potrojayan 3? siswa lalu guru meminta
siswa untuk membuat benda
tersebut dengan barang-
barang bekas.
IM strategi yang dilakukan
untuk meningkatkan motorik
siswa adalah dengan cara
membuat prakarya
menggunakan barang bekas
yang ada disekitar
lingkungan sekolah
MA “Strategi yang dilakukan
oleh guru pada saat
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah
memberi contoh terlebih
dahulu agar siswa mudah
memahami materi, sehingga
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) akan
berjalan dengan maksimal.
71

No. Aspek Sumber Hasil

2. Apa kendala guru dalam strategi HC “kendala dalam


guru dalam perkembangan motorik pembelajaran Seni Budaya
siswa melalui pembelajaran Seni dan Prakarya (SBdP) adalah
kurangnya alat dan bahan
Budaya dan Prakarya (SBdP)
untuk membuat prakarya
guna perkembangan motorik
siswa dan kurangnya
penguasaan materi pada
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP)
khususnya pada bidang seni
tari”
IM “kendala dalam
perkembangan motorik
melalui pembelajaran Seni
budaya dan Prakarya (SBdP)
adalah kurang
ketersediaannya alat dan
bahan untuk menunjang
siswa untuk lebih eksplore
dalam membuat prakarya
dan kurangnya dukungan
dari orang tua siswa”

MA “kendala dalam
perkembangan motorik siswa
melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP)
adalah kurangnya fokus
siswa dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) dan kurangnya
penguasaan materi
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) dalam
bidang seni tari, serta
kurangnya dukungan dari
orang tua siswa”
3 Bagaimana guru mengatasi kesulitan HC Cara guru untuk
yang timbul pada saat proses mengatasi kesulitan yang
pembelajaran Seni Budaya dan timbul pada pembelajaran
Prakarya. Seni Budaya dan Prakarya
72

No. Aspek Sumber Hasil

(SBdP) adalah dengan cara


membimbing siswa tersebut
dan lebih memperhatikan
perkembangan motorik siswa
tersebut secara berkala,
hingga tumbuh kembang
motorik tersebut sudah
berkembang dengan baik

IM “memakmisalkan
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah
dengan cara meminta
bantuan guru yang lebih
profesional contohnya pada
saat pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP)
pada bidang seni tari siswa
dibimbing oleh guru seni tari
yang ada disekolah. Dan
untuk memaksimalkan
perkembangan motorik kasar
siswa sekolah juga
mengadakan senam sehat
pada hari jum’at”

MA “Memaksimalkan
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah
dengan cara membimbing
siswa yang membutuhkan
perhatian lebih dalam
perkembangan motorik, dan
bila ada keterbatasan alat dan
bahan pada saat pembuatan
prakarya solusinya adalah
dengan menggunakan alat
dan bahan dari barang yang
sudah tidak terpakai yang
masih bisa digunakan
sebagai prakarya”
73

2) Triangulasi waktu

Triangulasi watu peneliti melakukan pengecekan dengan cara

membandingkan data hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan

dalam waktu yang berbeda. Untuk pengujian data kredibel dapat dilakukan

dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi dalam waktu dan atau

situasi yang berbeda.

Tabel 4. 5 Tringulasi Waktu Strategi Guru Dalam Perkembangan Motorik Siswa


Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Di SD N Potrojayan 3.

No Aspek Sumber Waktu Hasil

1. Bagaimana strategi guru HC 28 Juni 2022 Strategi


dalam perkembangan pembelajaran yang
motorik siswa melalui dilakukan oleh guru
pembelajaran Seni Budaya adalah, pada saat
dan Prakarya (SBdP) di SD pembelajaran Seni
N Potrojayan 3? Budaya dan
Prakarya (SBdP)
guru menanyakan
benda-benda yang
ada disekitar siswa
lalu guru meminta
siswa untuk
membuat benda
tersebut dengan
barang-barang
bekas.
74

No Aspek Sumber Waktu Hasil

30 Juni 2022 Strategi


dalam pembelajaran
Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
sangatlah penting
dibutuhkan untuk
perkembangan
motorik siswa,
strategi yang guru
lakukan adalah
dengan cara
membuat sebuah
prakarya.

IM 28 Juni 2022 Strategi


yang dilakukan
oleh guru untuk
meningkatkan
motorik siswa
adalah dengan cara
membuat prakarya
menggunakan
barang bekas yang
ada disekitar
lingkungan.
30 Juni 2022 Strategi guru
dalam
perkembangan
motorik siswa
melalui
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya SBdP)
adalah membuat
prakarya sesuai
dengan tema
menggunakan alat
dan bahan yang
sudah tidak terpakai.
75

No Aspek Sumber Waktu Hasil

MA 28 Juni 2022 Strategi yang


dilakukan oleh guru
pada saat
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah memberi
contoh terlebih
dahulu agar siswa
mudah memahami
materi, sehingga
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
akan berjalan
dengan maksimal.
30 Juni 2022 Strategi guru
dalam pembelajaran
Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah dengan cara
memberi contoh
terlebih dahulu lalu

2. Apa kendala guru dalam HC 28 Juni 2022 Kendala


strategi guru dalam dalam pembelajaran
perkembangan motorik siswa Seni Budaya dan
melalui pembelajaran Seni Prakarya (SBdP)
Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurangnya
di SD Negeri Potrojayan 3? alat dan bahan untuk
membuat prakarya
guna perkembangan
motorik siswa dan
kurangnya
penguasaan materi
pada pembelajaran
Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
khususnya pada
bidang seni tari”
30 Juni 2022 Kendala pada
saat pembelajaran
Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah kurangnya
dukungan dari orang
76

No Aspek Sumber Waktu Hasil

tua dan kurangnya


pemahaman materi
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
dalam bidang seni
tari.
IM 28 Juni 2022 Kendala
dalam
perkembangan
motorik melalui
pembelajaran Seni
budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah kurang
ketersediaannya
alat

30 Juni 2022 Kendala pada


saat pembelajaran
Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah guru kurang
eksplore lebih dalam
materi khususnya
materi seni tari

MA 28 Juni 2022 “kendala


dalam
perkembangan
motorik siswa
melalui
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah kurangnya
fokus siswa dalam
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP) dan
kurangnya
penguasaan materi
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
77

No Aspek Sumber Waktu Hasil

dalam bidang seni


tari, serta kurangnya
dukungan dari orang
tua siswa”

30 Juni 2022 Kendalanya


adalah kurangnya
dukungan dari orang
tua siswa dan
kurangnya alat dan
bahan untuk
membuat prakarya
3 Bagaimana guru mengatasi HC 28 Juni 2022 Cara guru
untuk mengatasi
kesulitan yang timbul pada
kesulitan yang
saat proses pembelajaran timbul pada
pembelajaran Seni
Seni Budaya dan Prakarya
Budaya dan
(SBdP) di SD Negeri Prakarya (SBdP)
adalah dengan cara
Potrojayan 3?
membimbing siswa
tersebut dan lebih
memperhatikan
perkembangan
motorik siswa
tersebut secara
berkala, hingga
tumbuh kembang
motorik tersebut
sudah berkembang.
30 Juni 2022 Mengatasi
kesulitan yang
timbul pada saat
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah membimbing
siswa yang
mengalami kesulitan
pada saat
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
78

No Aspek Sumber Waktu Hasil

IM 28 Juni 2022 Yaitu dengan


cara meminta
bantuan guru yang
lebih profesional
contohnya pada saat
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
pada bidang seni tari
siswa dibimbing
oleh guru seni tari
yang ada disekolah.
Dan untuk
memaksimalkan
perkembangan
motorik kasar siswa
sekolah juga
mengadakan senam
sehat pada hari
jum’at”
30 Juni 2022 Yaitu dengan
cara meminta
bantuan guru yang
lebih mahir dalam
bidang seni tari dan
melakukan kegiatan
tambahan atau
ekstrakulikuler pada
diluar jam
pembelajaran untuk
menambah
perkembangan
motorik kasar siswa
di jam luar kelas.
MA 28 Juni 2022
“Memaksimalkan
pembelajaran Seni
Budaya dan
Prakarya (SBdP)
adalah dengan cara
membimbing siswa
yang membutuhkan
perhatian lebih
dalam
perkembangan
motorik, dan bila
ada keterbatasan alat
dan bahan pada saat
79

No Aspek Sumber Waktu Hasil

pembuatan prakarya
solusinya adalah
dengan
menggunakan alat
dan bahan dari
barang yang sudah
tidak terpakai yang
masih bisa
digunakan sebagai
prakarya”

30 Juni 2022 Yaitu dengan


cara memberi
perhatian lebih
kepada siswa yang
membutuhkan
bimbingan yang
lebih karena
perkembangan
motoriknya yang
belum berkembang
dengan baik.

3) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik digunakan untuk mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar atau mungkin semuanya benar.


80

Tabel 4. 6 Triangulasi Teknik Strategi Guru Dalam Perkembangan Motorik Siswa


Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

No Aspek Teknik Yang Digunakan Hasil

1. Bagaimana strategi guru Wawancara Strategi guru dalam


dalam perkembangan perkembangan motorik
motorik siswa melalui siswa melalui
pembelajaran Seni pembelajaran Seni Budaya
Budaya dan Prakarya dan Prakarya (SBdP)
(SBdP) di SD N adalah memberi
Potrojayan 3? pembelajaran yang
berkualitas agar
perkembangan motorik
siswa berkembang dengan
baik, dengan cara membuat
prakarya menggunakan
alat dan bahan sekitar dan
memberi contoh terlebih
dahulu agar siswa mudah
memahami materi dan
memberikan pembelajaran
tambahan
(ekstratkulikuler).
2. Apa kendala guru dalam Kendala yang ada
strategi guru dalam pada saat pembelajaran
perkembangan motorik Seni Budaya dan Prakarya
siswa melalui
(SBdP) adalah kurangnya
pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya fokus siswa sehingga
(SBdP) di SD Negeri pembelajaran Seni Budaya
Potrojayan 3? dan Prakarya (SBdP)
kurang berjalan maksimal,
kurangnya
81

No Aspek Teknik Yang Digunakan Hasil

Wawancara Dukungan dari


orang tua siswa, adanya
keterbatasannya alat dan
bahan yang ada di
sekolah, guru kurang
memahami materi
pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya
(SBdP) dalam bidang
seni tari.

3. Bagaimana guru Wawancara Untuk mengatasi


mengatasi kesulitan kesulitan yang timbul pada
yang timbul pada saat pembelajaran Seni Budaya
proses pembelajaran dan Prakarya (SBdP)
Seni Budaya dan adalah dengan pada saat
Prakarya (SBdP) di SD pembuatan prakarya
Negeri Potrojayan 3? menggunakan alat dan
bahan bekas yang ada
disekitar siswa atau
sekolah, bila ada siswa
yang mengalami kesulitan
pada saat pembelajaran
guru akan membimbing
siswa tersebut hingga
siswa tersebut sudah bisa
mengikuti pembelajaran,
bila guru belum maksimal
dalam bidang seni tari guru
akan meminta bantuan
kepada guru seni tari yang
ada disekolah pada saat
ekstrakulikuler.

d. Menggunakan Refensi

Bahan refensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang

telah ditemukan oleh peneliti. Contohnya data hasil wawancara perlu didukung

dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambar

suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data
82

dalam penelitian, alat perekam suara sangat diperlukan utuk mendukung

redibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti sehingga menjadi lebih dapat

dipercaya.

7) Hasil Uji Analisis Data

Peneliti menggunakan uji analisis data dengan data (data collection), reduksi data

(data rediction), penyajian data (data display), dan pengambilan kesimpulan

(conclusing drawing). Berikut uji analisis data yang dilakukan oleh peneliti.

a. Pengumpulan Data (data collection)

Penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dengan teknik observasi

dilakukan tiga kali pada tanggal 28, 29, 30 Juni 2022. Observasi kegiatan siswa

pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Hasil yang

didapatkan dari hasil observasi adalah terlihat beberapa siswa perkembangan

motorik halus dan motorik kasarnya sudah berkembang dengan baik, terlihat

dari pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) pada saat menggunting,

menempel, dan menulis siswa sudah sangat menguasai dan pada saat

pembelajaran seni tari siswa bisa mengikuti gerakan dengan baik dan sesuai

yang diajarkan oleh guru seni. Kemudia guru juga dalam pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) menyampaikan materi dengan baik dan jelas, dan

guru sangat memperhatikan perkembangan motorik siswa. Siswa dimbimbing

untuk membuat prakarya yang bisa membantu perkembangan motorik halus

siswa. Jika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, maka guru akan

membimbing dan memberikan perhatian lebih kepada siswa tersebut hingga


83

siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

dengan baik

b. Reduksi Data (data reduction)

Peneliti mereduksi data setelah pengambilan data. Peneliti merangkum,

memilih hal-hal pokok yang berkaitan dengan strategi guru dalam

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan, , Apa kendala guru dalam

strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP), Bagaimana guru mengatasi kesulitan yang timbul

pada saat proses pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Hasil

wawancara lengkap terlampir dalam transkip hasil wawancara.

Tabel 4.7 Hasil Reduksi Data

No Aspek Temuan Reduksi

Strategi guru dalam 1) Strategi 1) Strategi


perkembangan motorik pembelajaran pembelajara
siswa melalui pembelajaran yang dilakuka n yang
Seni Budaya dan Prakarya nuntuk
dilakuka
(SBdP) perkembanga
n motorik nuntuk
halus pada perkembang
saat an motorik
pembelajaran halus pada
Seni Budaya saat
dan Prakarya pembelajara
(SBdP) guru
n Seni
menanyakan
benda-benda Budaya dan
yang ada Prakarya
disekitar (SBdP) guru
siswa lalu menanyaka
guru meminta n benda-
siswa untuk benda yang
84

No Aspek Temuan Reduksi

membuat ada
benda disekitar
tersebut siswa lalu
dengan
guru
barang-
barang bekas. meminta
2) Strategi yang siswa untuk
dilakukan membuat
untuk benda
meningkatkan tersebut
motorik halus dengan
siswa adalah
barang-
dengan cara
membuat barang
prakarya bekas.
menggunakan 2) Strategi
barang bekas yang
yang ada dilakukan
disekitar untuk
lingkungan
perkembang
sekolah.
3) Strategi yang an motorik
dilakukan halus siswa
untuk pada saat
perkembanga pembelajara
n motorik n Seni
halus siswa
Budaya dan
pada saat
pembelajaran Prakarya
Seni Budaya (SBdP)
dan Prakarya adalah
(SBdP) memberi
adalah contoh
memberi terlebih
contoh
dahulu agar
terlebih
dahulu agar siswa
siswa mudah mudah
memahami memahami
materi. materi.
4) Pada 3) Pada
perkembanga perkembang
n motorik
an motorik
kasar, guru
85

No Aspek Temuan Reduksi

meminta kasar, guru


bantuan meminta
kepada guru bantuan
ekstrakulikule
kepada guru
r seni tari
agar ekstrakuliku
perkembanga ler seni tari
n motorik agar
kasar siswa perkembang
berkembang an motorik
dengan baik. kasar siswa
5) Guru akan
berkembang
mengelompo
kkan siswa dengan
yang baik.
perkembanga
n motoriknya
kurang
berkembang
dengan siswa
yang
motoriknya
sudah
berkembang
dengan baik,
sehingga
siswa tersebut
akan di
bimbing oleh
teman
sebayanya.
Kendala guru dalam 1) Kurangnya 1) Kurangnya
perkembangan motorik siswa fokus siswa alat dan
melalui pembelajaran Seni pada saat guru bahan pada
Budaya dan Prakarya menyampaikan saat
(SBdP). materi membuat
pembelajaran prakarya
Seni Budaya dalam
dan Prakarya pembelajara
(SBdP). n Seni
2) Kurangnya alat Budaya dan
dan bahan Prakarya
pada saat (SBdP).
membuat 2) Kurangnya
86

No Aspek Temuan Reduksi

prakarya dukungan
dalam dari orang
pembelajaran tua siswa
Seni Budaya
dalam
dan Prakarya
(SBdP). perkembang
3) Kurangnya an motorik
dukungan dari siswa.
orang tua 3) Guru kurang
siswa dalam menguasai
perkembangan pembelajara
motorik siswa.
n Seni
4) Guru kurang
menguasai Budaya dan
pembelajaran Prakarya
Seni Budaya (SBdP).
dan Prakarya
(SBdP).
Solusi dalam strategi guru 1) Guru
dalam perkembangan membimbing 1) Membuat
motorik siswa melalui siswa hingga prakarya
pembelajaran Seni Budaya siswa bisa menggunaka
dan Prakarya (SBdP). fokus kembali
n alat dan
ke materi yang
disampaikan bahan yang
oleh guru dan sudah tidak
membuat terpakai.
pembelajaran 2) Guru
Seni Budaya menghimbau
dan Prakarya kepada
(SBdP) lebih
orang tua
menyenangkan
sehingga siswa siswa bahwa
lebih semangat perkembang
dan tidak an motorik
mudah bosan. siswa juga
2) Membuat sam
prakarya pentingnya
menggunakan
dengan
alat dan bahan
yang sudah perkembang
tidak terpakai. an kognitif
3) Guru siswa
menghimbau sehingga
87

No Aspek Temuan Reduksi

kepada orang orang tua


tua siswa siswa bisa
bahwa lebih
perkembangan
memperhatik
motorik siswa
juga sam an
pentingnya perkembang
dengan an motorik
perkembangan siswa.
kognitif siswa 3) Guru
sehingga orang meminta
tua siswa bisa
bantuan
lebih
memperhatika kepada guru
n seni tari agar
perkembangan perkembang
motorik siswa. an motorik
4) Guru meminta siswa
bantuan berkembang
kepada guru
dengan
seni tari agar
perkembangan maksmial
motorik siswa pada saat
berkembang ekstrakulikul
dengan er.
maksmial pada
saat
ekstrakulikuler
.

c. Penyajian Data (data display)

Peneliti menyajikan data dengan membuat uraian singkat berisi deskriptif

data yang telah direduksi, yaitu mengenai strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD

Negeri Potrojayan 3 Prambanan, Strategi guru dalam perkembangan motorik

siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan , Apa kendala guru dalam strategi guru dalam


88

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan, serta Bagaimana guru mengatasi

kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan. Data yang digunakan peneliti

adalah penyajian data berupa teks naratif yang menjelaskan hasil penelitian.

d. Pengambilan Kesimpulan (conclusion drawing)

Setelah peneliti merangkum dan menyajikan data dalam uraian singkat

berupa teks naratif, kemudian diperoleh kesimpulan. Bermula dari kesimpulan

sementara, kemudian kesimpulan sementara tersebut menjadi kesimpulan pasti

setelah verifikasi data secara terus-menerus.

Strategi guru dalam perkembangan motorik halus siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3 yaitu

guru memberi contoh kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami materi

seperti contoh pada saat membuat prakarya guru memberikan contoh langkah-

langkah atau cara membuat prakarya tersebut sehingga siswa akan mudah

memahami lebih cepat. Pada saat guru memberikan materi membuat prakarya

siswa diminta untuk mengingat- ingat bentuk yang akan dibuat jika akan

membuat prakarya bentuk kucing maka guru akan bertanya bentuk kucing

kepada siswa seperti apa lalu guru mempraktikkan cara membuat prakarya

bentuk kucing lalu diikuti oleh siswa, jika da siswa yang mengalami kesulitan

guru akan membimbing siswa tersebut hingga siswa tersebut bisa mengikuti

pembelajaran dengan maksimal. Sedangkan strategi guru dalam perkembangan

motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
89

adalah dengan memberikan siswa pembelajaran tambahan dalam ekstrakulikuler

seni tari karena guru kelas kurang memahami pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua siswa di

SD Negeri Potrojayan 3 melakukan senam sehat untuk memaksmialkan

perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3.

Kendala yang dalam strategi guru dalam perkembangan motorik siswa

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kurangnya fokus

siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), sebagian siswa

sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena bermain

dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya

(SBdP) kurang kondusif, Kekurangannya alat dan bahan di sekolah yang

menyebabkan pembuatan prakarya siswa kurang maksimal. Kurangnya

dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,

seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan

motorik siswa sehingga perkembangan motorik siswa dilakukan hanya di

sekolah saja. Guru kelas kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari, yang mengakibatkan dalam

perkembangan motorik kasar siswa kurang berkembang secara maksimal.

Guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus pada

materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara

membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus

pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung
90

perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada

orang tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih

memperhatikan perkembangan motorik anaknya di rumah. Sedangkan jika guru

kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

dalam bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di

sekolah agar perkembangan motorik siswa berkembang dengan maksimal.

Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi

dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti

kardus bekas, kertas kalender bekas, dll.

B. PEMBAHASAN

Hasil pengumpulan data, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan

mengenai strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan, maka

hasil penelitian akan dideskripsikan sebagai berikut :

Hasil pengumpulan data , wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan,

strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Pramban adalah Strategi

guru dalam perkembangan motorik halus siswa melalui pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3 yaitu guru memberi contoh kepada

siswa agar siswa lebih mudah memahami materi seperti contoh pada saat membuat

prakarya guru memberikan contoh langkah-langkah atau cara membuat prakarya

tersebut sehingga siswa akan mudah memahami lebih cepat. Pada saat guru

memberikan materi membuat prakarya siswa diminta untuk mengingat- ingat bentuk
91

yang akan dibuat jika akan membuat prakarya bentuk kucing maka guru akan

bertanya bentuk kucing kepada siswa seperti apa lalu guru mempraktikkan cara

membuat prakarya bentuk kucing lalu diikuti oleh siswa. Sedangkan strategi guru

dalam perkembangan motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) adalah dengan memberikan siswa pembelajaran tambahan dalam

ekstrakulikuler seni tari karena guru kelas kurang memahami pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua

siswa di SD Negeri Potrojayan 3 melakukan senam sehat untuk memaksmialkan

perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3.

Kendala-kendala yang guru dalam strategi guru dalam perkembangan motorik

siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kekurangannya

alat dan bahan di sekolah yang menyebabkan pembuatan prakarya siswa kurang

maksimal. Kurangnya dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik

siswa dirumah, seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan

perkembangan motorik siswa sehingga perkembangan motorik siswa dilakukan

hanya di sekolah saja. Kurangnya pemahaman sebagian guru kelas terhadap seni,

diantaranya mencakup pengetahuan, wawasan, konsep, pemikiran, penyusunan

kurikulum seni, menentukan dan memilih materi pengajaran kesenian, sehingga

sangat mempengaruhi siswa dalam presepsi dan apresiasi seni.

Guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila orang tua siswa kurang mendukung

perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada orang tua

siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih


92

memperhatikan perkembangan motorik anaknya di rumah. Sedangkan jika guru

kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam

bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di sekolah

agar perkembangan motorik siswa berkembang dengan maksimal. Dalam membuat

prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi dengan menggunakan

alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti kardus bekas, kertas kalender

bekas, dll.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan fokus penelitian yaitu peran

guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SD Negeri Potrojayan 3

Prambanan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni

Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Pramban adalah guru

memberi contoh kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami materi seperti

contoh pada saat membuat prakarya guru memberikan contoh langkah-langkah

atau cara membuat prakarya tersebut sehingga siswa akan mudah memahami

lebih cepat. Pada saat guru memberikan materi membuat prakarya siswa diminta

untuk mengingat- ingat bentuk yang akan dibuat jika akan membuat prakarya

bentuk kucing maka guru akan bertanya bentuk kucing kepada siswa seperti apa

lalu guru mempraktikkan cara membuat prakarya bentuk kucing lalu diikuti oleh

siswa, jika da siswa yang mengalami kesulitan guru akan membimbing siswa

tersebut hingga siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal.

Sedangkan strategi guru dalam perkembangan motorik kasar siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah dengan memberikan

siswa pembelajaran tambahan dalam ekstrakulikuler seni tari karena guru kelas

kurang memahami pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dibidang

seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua siswa di SD Negeri Potrojayan 3

93
94

melakukan senam sehat untuk memaksmialkan perkembangan motorik kasar

siswa SD Negeri Potrojayan 3.

2. Kendala-kendala yang guru dalam strategi guru dalam perkembangan motorik

siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kurangnya

fokus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), sebagian

siswa sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena

bermain dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) kurang kondusif, Kekurangannya alat dan bahan di sekolah

yang menyebabkan pembuatan prakarya siswa kurang maksimal. Kurangnya

dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,

seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan

perkembangan motorik siswa sehingga perkembangan motorik siswa dilakukan

hanya di sekolah saja. Kurangnya pemahaman sebagian guru kelas terhadap

seni, diantaranya mencakup pengetahuan, wawasan, konsep, pemikiran,

penyusunan kurikulum seni, menentukan dan memilih materi pengajaran

kesenian, sehingga sangat mempengaruhi siswa dalam presepsi dan apresiasi

seni.

3. Bagaimana guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus

pada materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara

membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus

pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung

perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada orang
95

tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih

memperhatikan perkembangan motorik anaknya di rumah. Sedangkan jika guru

kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam

bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di

sekolah agar perkembangan motorik siswa berkembang dengan maksimal.

Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi

dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti

kardus bekas, kertas kalender bekas, dll

B. Implikasi

Hasil penelitian dari penelitian ini mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan

implikasi praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian secara konsisten, akhirnya dapat diketahui bahwa strategi

guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) siswa SD Negeri Potrojayan 3 Prambanan bahwa strategi

guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3 Pramban adalah Strategi guru

dalam perkembangan motorik halus siswa melalui pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) di SD N Potrojayan 3 yaitu membuat prakarya. Guru

memberikan contoh langkah-langkah atau cara membuat prakarya tersebut

sehingga siswa akan mudah memahami lebih cepat. Sedangkan strategi guru

dalam perkembangan motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya

dan Prakarya (SBdP) adalah dengan memberikan siswa pembelajaran tambahan


96

dalam ekstrakulikuler seni tari karena guru kelas kurang memahami

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap

hari jum’at pagi semua siswa di SD Negeri Potrojayan 3 melakukan senam sehat

untuk memaksmialkan perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri

Potrojayan 3.

Kendala-kendala yang guru dalam strategi guru dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu

kurangnya fokus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP),

sebagian siswa sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena

bermain dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) kurang kondusif, Kekurangannya alat dan bahan di sekolah

yang menyebabkan pembuatan prakarya siswa kurang maksimal. Kurangnya

dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,

seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan

motorik siswa sehingga perkembangan motorik siswa dilakukan hanya di

sekolah saja. Kurangnya pemahaman sebagian guru kelas terhadap seni,

diantaranya mencakup pengetahuan, wawasan, konsep, pemikiran, penyusunan

kurikulum seni, menentukan dan memilih materi pengajaran kesenian, sehingga

sangat mempengaruhi siswa dalam presepsi dan apresiasi seni.

Guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran

Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus

pada materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara

membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus
97

pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung

perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada

orang tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih

memperhatikan perkembangan motorik anaknya di rumah. Sedangkan jika guru

kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

dalam bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di

sekolah agar perkembangan motorik siswa berkembang dengan maksimal.

Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi

dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti

kardus bekas, kertas kalender bekas, dll

2. Implikasi Praktis

a. Adanya hasil penelitian ini, dapat memberikan gambaran bagi mahasiswa

khususnya calon guru sekolah dasar (SD) bagaimana menjadi seorang guru

saat sudah berada di lapangan (lingkungan sekolah). Selain itu, untuk

mengetahui motivasi apa yang harus diberikan kepada siswa di sekolah.

Mengetahui apa saja faktor pendukung untuk mencapai dalam strategi guru

dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBdP) dan mengetahui solusi apa saja yang diperlukan dilakukan

untuk menangani hambatan-hambatan yang ada.

b. Temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam

meningkatkan strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).


98

C. Saran

Sebagai akhir dari penelitian ini, akan disampaikan saran atau rekomendasi

sebagai rujukan yaitu sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Siswa hendaknya bisa lebih memperhatikan dan menghargai segala usaha

yang dilakukan guru dalam memberikan bimbingan, selain itu siswa harus

berusaha menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah untuk diterapkan di

lingkungan keluarga maupun masyarakat. Diharapkan perkembangan motorik

siswa bisa berkembang dengan baik setelah mendapatkan strategi guru dalam

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

2. Bagi Guru

Guru harus lebih bisa meningkatkan kreativitas dalam menggunakan strategi

pembelajaran dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) sehingga

perkembangan motorik kasar dan motorik halus siwa bisa berkembang dengan

maksimal. Guru juga harus bekerja sama dengan orangtua siswa agar dapat

membantu perkembangan motorik kasar dan motorik halus siswa.

3. Bagi Sekolah

Mengajak dan melibatkan semua pihak untuk bekerja sama baik dari warga

sekolah maupun dari pihak orangtua dan lingkungan masyarakat untuk dapat

perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya,

dan sekolah lebih memberikan fasilitas untuk menunjang perkembangan motorik

halus dan motorik siswa.


99

4. Bagi Peneliti

Peneliti harus belajar lebih banyak dari guru agar pada saat sudah menjadi

guru yang sesungguhnya dapat mengimplementasikan dalam perkembangan

motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti dkk. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini.Jakarta:Universitas Terbuka

Beaty, J.J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Ketujuh. Jakarta:
Kencana

Chaplin J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


Coloroso, B. 2007.

David, Fred R, 2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta

Djamarah. Syaiful Bahri. Zain. Aswan.2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT


Rineka Cipta
Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Pendidikan Inklusi: Konsep dan Aplikasi.

Muhammad Jazuli. 2008. “Paradigma Konstektual Pendidikan Seni”, Surabaya:


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Kusumastuti, Eny. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada
Siswa
Made Wena, 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer , Jakarta Timur : PT
Bumi Aksara. Maulana Offset.

Moleong, Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Edisi Revisi. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Nasution . 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Cetakan
keduabelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Purwanti Endang, dan Nur Widodo, 2002 “Perkembangan Peserta Didik”, ,Malang:
UMM Press,.

Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara
Rineka Cipta, .

Rohendi, Aep dan Laurens Seba. 2017 Perkembangan Motorik Pengantar Teori dan
Implikasinya dalam Belajar. Bandung: Alfabeta,.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


Sekolah Dasar.” Jurnal Mimbar Sekolah Dasar 1 (1). Diakses pada 28 Maret 2019.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

100
101

Sobandi,Bandi. 2008. “Model Pembelajaran Kritik Dan Apresiasi Seni Rupa”, Solo:

Sugiyono,2014. “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)” Bandung : Alfabeta.

Sujiono, Bambang 2009. “Metode Pengembangan Fisik”. Jakarta :

Sukamti, Endang Rini. 2007. “Perkembangan Motorik”. Yogyakarta: UNY

Udin S. Winata. Dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( 2005 ), Jakarta : Universita


Terbuka.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat (1)

Unesa Universit Press.2008 Universitas Terbuka

Warsito, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta.

Williams,H.G.,& Monsma E.V. 2006 .Assessment of gross motor development.Journal


motor development,397.

Yudha M Saputra & Rudyanto, 2005. “Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan


Keterampilan Anak “Tk. Jakarta:DepDiknas, Dikti, Direktorat P2TK2PT

Yuliani Nuraini Sujiono, Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis


Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.

Yuliani Nuraini Sujiono, Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis


Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks
102

LAMPIRAN
103

LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 1.2 Surat keputusan Dosen Pembimbing
Lampiran 1.3 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian
104

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian


105

Lampiran 1.2 Surat keputusan Dosen Pembimbing


106
107

Lampiran 1.3 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian


108

LAMPIRAN 2
Lampiran 2.1 laporan pedoman wawancara guru SD Negeri Potrojayan 3
Lampiran 2.2 laporan hasil perkembangan motorik halus siswa SD Negeri Potrojayan 3
Lampiran 2.3 laporan hasil perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3
109

Lampiran 2.1 Laporan Pedoman Wawancara Guru


No Aspek Penelitian Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana strategi 1. Bagaimana strategi bapak/ibu sebagai
pembelajaran Seni Budaya pendidik dalam mengembangkan motorik
dan Prakarya (SBdP) dalam peserta didik melalui pembelajaran Seni
perkembangan motorik siswa Budaya dan Prakarya?
di SD N Potrojayan 3 2. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika
mengetahui peserta didik bapak/ibu
mengalami kurangnya perkembangan
motorik pada peserta didik?
3. Kendala apa saja yang biasa bapak/ibu temui
pada saat pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) untuk perkembangan
motorik peserta didik?
4. Bagaimana bapak/ibu mengatasi kesulitan
yang timbul pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
5. Apakah bapak/Ibu setuju bahwa
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) di sekolah dasar harus di tingkatkan
kembali guna untuk memperhatikan
perkembangan motorik peserta didik?
6. Apa harapan Bapak/Ibu pada peserta didik di
SD N Potrojayan 3 ini?
2 Pelaksanaan Pembelajaran 1. Apa visi misi dan tujuan dari sekolah ini?
Seni Budaya dan Prakarya 2. Apakah pembelajaran yang Bapak/Ibu
(SBdP) di SD Negeri ampu mencerminkan penjabaran dari
Potrojayan 3 visi, misi dan tujuan dari sekolah ini?
3. Kurikulum apa yang digunakan di
sekolah ini?
110

No Aspek Penelitian Pertanyaan Penelitian


4. Apakah kurikulum yang digunakan sudah
sesuai dengan tujuan sekolah?
5. Apakah ada program-program yang
dijadikan andalan untuk mencapai tujuan
pendidikan di sekolah di sekolah ini
terkait latar belakang peserta didik?
6. Apakah program-program itu merupakan
tanggung jawan guru Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) saja tanpa melibatkan
guru yang lainnya?
7. Apakah program-program itu bersifat
jangka pendek atau jangka berkelanjutan?
8. Strategi apa saja yang diterapkan guru
Seni Budaya dan Prakarya) dalam
pembelajaran terkait perkembangan
motorik peserta didik?
9. Apakah metode-metode yang diterapkan
memberi dampak pada pencapaian tujuan
pembelajaran?
10. Apakah pembelajaran difokuskan di
dalam kelas saja?
3 Perkembangan motorik 1. Apa saja strategi yang diterapkan dalam
peserta didik mengembankan motorik peserta didik?
2. Apakah program yang telah ditarapkan
itu cukup memberi pengaruh terhadap
perkembangan motorik peserta didik?
3. Sikap apa saja yang telah Nampak pada
peseta didik pada kegiatan sehari-hari?
4. Apa yang dapat dijadikan ukuran untuk
111

No Aspek Penelitian Pertanyaan Penelitian


perkembangan motorik peserta didik?
5. Apakah semua peserta didik mengikuti
program tersebut?
6. Bagaimana cara guru mengembangkan
motorik peserta didik melalui
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP)?
7. Apakah latar belakang peserta didik
sangat berpengaruh terhadap
perkembanganya motorik peserta didik
tersebut?
8. Kesulitan apa yang dihadapi guru dalam
perkembangan motorik peserta didik?
9. Adakah faktor-faktor yang mendukung
atau menghambat dalam perkembangan
motorik peserta didik di SD N Potrojayan
3?
10. Adakah program yang diperuntukkan
bagi orang tua siswa dalam rangka
pendukung perkembangan motorik
peserta didik?
3. Aspek-aspek motorik yang 1. Aspek motorik apasaja yang bisa di
dikembangkan melalui kembangkan melalui pembelajaran Seni
pembelajaran Seni Budaya Budaya dan Prakarya (SBdP?
dan Prakarya (SBdP)
112

Lampiran 2.2 laporan hasil perkembangan motorik halus siswa SD Negeri Potrojayan 3

NO Nama Indikator Total

1 2 3 4

1. ADZKIA SYAHLA TALITHA MB MB MB MB MB

2. ALFIRA PUTRI ELISA BSH BSH MB BSH BSH

3. AMANDA PUTRI ISTIQOMAH MB MB MB BHS MB

4. AQILA QUEEN SOFIA MB MB MB MB MB

5. KALISTA DINDA PUSPITA BSH MB MB BSH BSH

6. KALYCA ELYSIA HERYNA BSH BSH BSH BSH BSH

7. NASHAFA ATHANIA HENDRI BSH BSH BSH BSH BSH

8. NAUFAL AL WAFI MB MB MB MB MB

9. NAURA AYU SALSABILA BSH BSH BSH BSH BSH

10. NAYLA HASNA ANNINDA BSH BSH BSH BSH BSH

11. NURUL INTAN SARI MB MB MB MB MB

12. RAHMA SEKAR GALUH P BSH BSH BSH BSH BSH

13. RAIDER TANGGUH O BSH BSH BSH BSH BSH

14. RANI NUR RAHMAWATI MB MB MB MB MB

15. ZALFA BILQIS AZZAHRA MB MB MB MB MB

16. HAFID NADHIRA A MB MB MB MB MB

Indikator :
1. Menempel
2. Menggunting
3. Mewarnai
4. Menulis Kategori Penilaian :
113

BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = berkembang Sangat Baik

Motorik halus merupakan kemampuan yang dilakukan oleh anak dengan

menggunakan otot kecil. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni

2022 di SD Negeri Potrojayan 3 dengan melakukan observasi secara langsung pada kelas

II dengan mengetahui perkembangan motorik halus siswa dengan cara menggunting,

menempel, dan mewarnai. Pada kegiatan tersebut siswa diminta untuk menggunting

sebuah gambar lingkaran, segitiga, dan setengah lingkaran. Setelah itu siswa diminta

untuk menempel sesuai intruksi guru, setelah selesai menggunting dan menempel siswa

diminta untuk mewarnai sesuai dengan tema yang diharapkan. Setelah pembelajaran

menempel, menggunting dan mewarnai.

Berdasarkan observasi peneliti di lapangan bahwa siswa kelas II di SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan, kemampuan motorik halusnya mayoritas sudah berkembang

dengan baik terbukti dari 16 siswa hanya 3 yang perkembangan motorik halusnya belum

berkembang, sedangkan perkembangan motorik kasar siswa kelas II SD Negeri

Potrojayan 3, Prambanan mayoritas berkembang dengan baik terbukti semua siswa bisa

mengikuti instruksi guru pada saat diminta untuk melompat, jongkok, berdiri dapat

mengikuti sesuai dengan intruksi.


114

Lampiran 2.3 laporan hasil perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3

NO Nama Indikator Total

1 2

1. ADZKIA SYAHLA TALITHA MB MB MB

2. ALFIRA PUTRI ELISA BSH BSH BSH

3. AMANDA PUTRI ISTIQOMAH MB MB MB

4. AQILA QUEEN SOFIA MB MB MB

5. KALISTA DINDA PUSPITA BSH BSH BSH

6. KALYCA ELYSIA HERYNA BSH BSH BSH

7. NASHAFA ATHANIA HENDRI BSH BSH BSH

8. NAUFAL AL WAFI MB MB MB

9. NAURA AYU SALSABILA BSH BSH BSH

10. NAYLA HASNA ANNINDA BSH BSH BSH

11. NURUL INTAN SARI MB MB MB

12. RAHMA SEKAR GALUH P BSH BSH BSH

13. RAIDER TANGGUH O BSH BSH BSH

14. RANI NUR RAHMAWATI MB MB MB

15. ZALFA BILQIS AZZAHRA MB MB MB

16. HAFID NADHIRA A MB MB MB

Indikator :

1. Melompat secara koordinasi


2. Melakukan gerakan sesuai koordinasi
115

Kategori penilaian :

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = berkembang Sangat Baik

Motorik kasar merupakan kemampuan yang dilakukan oleh anak dengan

menggunakan otot besar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni

2022 di SD Negeri Potrojayan 3 dengan melakukan observasi secara langsung pada

kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik kasar dengan cara pada saat ice-

breaking setelah pembelajaran guru meminta siswa untuk melompat ke kanan,

melompat ke kiri, jongkok, berdiri sesuai intruksi. Guru juga melakukan lawan katanya

agar siswa bisa lebih bisa fokus untuk mendengarkan intruksi dari guru.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa siswa kelas II SD Negeri

Potrojayan 3 Prambanan dalam perkembangan motorik kasar sudah berkembang dengan

baik terbukti pada saat ice-breaking tersebut siswa bisa fokus pada instruksi yang

diberikan oleh guru dan bisa melakukan intruksi dengan benar. Dan pada saat

ekstratkulikuler seni tari siswa dapat mengikuti gerakan yang diajarkan oleh guru seni

tari dengan baik dan benar.


116

Lampiran 2.4 Dokumentasi Foto

Gambar 1. Kegiatan menempel, menggunting, mewarnai siswa Kelas II


117

Gambar 2. Kegiatan ekstrakulikuler angklung SD Negeri Potrojayan 3

Gambar 3. Hasil pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya menempel,


menggunting, dan mewarnai siswa Kelas II SD Negeri Potrojayan 3
118

Gambar 4. Hasil pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya menempel,


menggunting, dan mewarnai siswa Kelas II SD Negeri Potrojayan 3
119

Gambar 5. Hasil pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya menempel,


menggunting, dan mewarnai siswa Kelas II SD Negeri Potrojayan 3

Gambar 6. Menghias kelas menggunakan botol bekas dan kertas kalender bekas
120

Gambar 7. Wawancara dengan guru kelas II SD Negeri Potrojayan 3.

Gambar 8. Wawancara dengan guru kelas VI SD Negeri Potrojayan 3.

Gambar 9. Wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Potrojayan 3.


121

Gambar 10. berfoto dengan para Ibu Guru SD Negeri Potrojayan 3.

Gambar 11. Hasil karya siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakrya
(SBdP).

Anda mungkin juga menyukai