SKRIPSI
FENTIKA RAHMAWATI
2018015169
YOGYAKARTA
2022
i
STRATEGI GURU DALAM PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN
PRAKARYA SISWA SD NEGERI POTROJAYAN 3
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
FENTIKA RAHMAWATI
2018015169
YOGYAKARTA
2022
ii
iii
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI
FENTIKA RAHMAWATI
2018015169
YOGYAKARTA
2022
iv
v
vi
MOTTO
“Tetep, Mantep, Antep”
Kita harus tetap konsisten pada niat kita agar kita
Mendapatkan hasil yang berbobot bagi diri kita
(Ki Hadjar Dewantara)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
ABSTRAK
Fentika Rahmawati. 2018015169. Strategi Guru Dalam Perkembangan Aspek Motorik
Siswa Melalui Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri
Potrojayan 3 Prambanan. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarya, 2022.
Kata Kunci : Strategi Guru, Perkembangan Motorik Siswa, Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahasa Esa yang telah
skripsi dengan judul “Strategi Guru Dalam Perkembangan Aspek Motorik Siswa
Penyusun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tamansiswa Yogyakarta.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
2. Dr. Siti Mariah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
penelitian.
3. Dra. C. Indah Nartani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
x
4. Dra. Yohana Sumiyati, M.Pd. Dosen pembimbing I yang telah sabar
skripsi ini.
bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skirpsi ini.
6. Dr. Biya Ebi Praheto, M.Pd Dosen Wali Kelas E angkatan 2018 yang selalu
7. Seluruh dosen dan Staf PGSD yang telah banyak memberikan ilmu dan
sekolah tersebut.
Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena
itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan
Fentika Rahmawati
NIM. 2018015169
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................................ ix
xii
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 32
G. Keabsahan Data..................................................................................................... 50
B. Pembahasan ........................................................................................................... 90
A. Simpulan ............................................................................................................... 93
B. Implikasi ............................................................................................................... 95
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 38
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
manusia yang cerdas, terampil, kreatif dan berbudi pekerti luhur. Pengertian
mengutamakan cinta serta kasih sayang, dimana pendidik sama seperti orang tua
kepada anaknya sendiri. Ada 3 konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu yang
pertama “Ing Ngarsa Sung Tuladha” yang memiliki arti depan, maksudnya yaitu
seorang pendidik harus dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi
kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar dimana ketika seorang pendidik memiliki
sikap yang baik maka siswa pun akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat
1
2
memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dipelajari siswa
dengan baik.
antara seseorang yang dapat menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru
mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru
dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil
dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat
berkembang dengan baik. Yang ke tiga “Tut Wuri Handayani” yang artinya yaitu
seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan dan
arahan. Dalam hal ini seseorang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya
dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik yang dilakukan dan
ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu
perubahan tingkah laku atau sikap. Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran.
Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan
dipahami oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak dicapai
Budaya dan Prakarya (SBdP) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
yaitu memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya dan Prakarya (SBdP),
menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), dan
menampilkan peran serta dalam Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam tingkat
lokal, regional, maupun global. Menurut Arinil (dalam Naisah 2013), mata pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) meliputi beberapa aspek dibidang seni yaitu :
seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan. Pada aspek bidang
seni tersebut, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber
daya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Mata pelajaran keterampilan di
inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas berkarya,
motorik anak sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain. Apabila anak
tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak
mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak
percaya diri konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik. Bambang Sujiono
membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik
seorang guru membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik
motorik yang bermakna dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan
tingkat keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan anak. Jika menentukan tingkat
keberhasilan yang terlalu tinggi sehingga anak sulit untuk mencapai maka anak akan
merasa tertekan karena tak dapat melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, guru
jenis kegiatan dan ukuran keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
diperlukan sebagai dasar untuk kemampuan menulis dan aktivitas bantu diri.
motorik merupakan jasmaniah pada waktu anak lahir. Anak tidak mampu dan tidak
berdaya sebelum perkembangan ini terjadi. Anak bisa mengendalikan gerakan kasar
secara cepat terjadi pada saat anak umur empat atau lima tahun pertama kehidupan
anak. Gerakan kasar ini melibatkan bagian tubuh anak yang berguna untuk berlari,
berenang, berjalan dan gerakan kasar lainnya. Selanjutnya, setelah anak berumur
5
lima tahun gerakan anak terjadi pada otot yang lebih kecil karena koordinasi otot-
otot semakin baik, seperti kegiatan melempar, menangkap bola, menggunakan alat-
bahwa motorik dapat didefinisikan menjadi sebuah gerakan yang memakai otot-otot
kecil dan otot besar. Kebudayaan berarti cipta, pikiran dan perasaan manusia yang di
olah manusia sehingga menghasilkan karya yang dapat digunakan untuk kehidupan
manusia. Kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : kebudayaan dalam
arti umum dan khusus. Kegiatan pembelajaran yang baik berdasarkan kurikulum 2013
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Atas dasar hal tersebutlah guru harus
pembelajaran aktif.
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) akan membantu siswa dalam
sehingga kemampuan anak akan terasah secara menyeluruh, tidak hanya difokuskan
pada satu kemampuan kognitif. Pembelajaran seni budaya dan prakarya (SBdP) dapat
melatih motorik yaitu kemampuan motorik kasar yang memfokuskan pada aktivitas otot
besar dan kemampuan motorik halus yang memfokuskan pada aktivitas otot kecil/halus.
Pembelajaran seni budaya itu melatih motorik kasar dan motorik halus, kemampuan
Potrojayan 3 pada tanggal 21 Oktober 2021 pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
6
kegiatan belajar mengajar. Bahwa masih banyak tugas siswa yang dibantu orang tua
Adapun permasalah yang lain juga terdapat banyak siswa yang belum maksmimal
menulis dengan baik dan benar. Hal ini karena siswa belum dapat menggunakan alat
tulis dengan baik dan benar sehingga anak mengalami kesulitan dalam
pembelajaran guru hanya berfokus pada perkembangan motorik halus siswa, sedangkan
dengan perkembangan motorik kasar pada siswa kurang berkembang, karena guru
kurang memberikan tugas Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yang memicu
perkembangan motorik kasar siswa. Hal ini karena proses pembelajaran kurang efektiv
sehingga guru kurang memberikan tugas secara berfariasi yang berakibat kurangnya
mengetahui lebih jauh tentang strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui
B. Identifikasi Masalah
berikut:
3. Strategi guru dalam mengembangkan motorik kasar dan motorik halus siswa
perlu ditingkatkan.
7
5. Hambatan apa yang perlu diatasi dalam strategi guru dalam perkembangan
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengenai strategi guru dalam perkembangan aspek
melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya, dan solusi untuk kesulitan dalam
D. Rumusan Penelitian
Negeri Potrojayan 3?
3. Apa hambatan dan solusi pada strategi guru dalam perkembangan motorik siswa
Potrojayan 3?
8
E. Tujuan Penelitian
Potrojayan 3.
Negeri Potrojayan 3.
F. Manfaat Penelitian
teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk
berbagai pihak untuk meningkatkan etika dan sopan santun siswa. Terutama bagi
1. Manfaat teoritis
(SBdP) serta menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat masukan bagi siswa dalam pengembangan motorik
b. Bagi guru
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan
d. Bagi Peneliti
Prakarya (SBdP)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Strategi
menurut Chandler dalam Persari dkk (2018:105) strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi, diterapkannya aksi dan
alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah
meningkat dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut padang tentang apa
merupakan suatu tindakan atau alat yang dilakukan suatu organisasi untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang ada dengan aturan
10
11
2. Strategi Guru
dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, pekerjaan mengajar
dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai berbagai teknik yang
tugas.
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
informasi yaitu guru. Strategi pembelajaran ini menjadi langkah awal yang harus
diketahui sebelum guru melakukan proses belajar mengajar pada siswa didalam
kelas. Dengan strategi yang pas guru akan lebih mudah dalam mengajar begitu
juga dengan peserta didiknya akan lebih mudah dalam menerima materi dari
a. Strategi Ekspositori
peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi
atau materi yang akan disajikan. Suatu advanced organizer biasanya mencakup
Di samping itu, para peserta didik diharapkan telah siap secara mental untuk
13
menerima apa yang diberikan pendidik atau mengikuti apa yang akan
diprogramkan pendidik.
suatu konsep atau hukum itu melalui demonstrasi dan selanjutnya menjelaskan
aplikasi dari hukum itu dalam kehidupan sehari-hari Al Rasyidin dan Nasution,
keuntungan utama, yaitu dari segi waktu dan pengawasan. Melalui strategi
didik. Lebih dari itu strategi pembelajaran ini relative diperlukan dalam
pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang terlalu besar untuk
dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, peserta didik mendengarkan
dan mencatat hal-hal yang dianggap penting, (2) pada tahap penyajian atas materi
dan diakhiri dengan penyampaian latihan, (3) pada tahap penutup pendidik
melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan
yang sering atau biasa digunakan pendidik dalam praktek pembelajaran secara
aktual dilapangan.
b. Strategi Inquiry
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
(2006:119). Menurut Sanjaya (2006:194-195), ada beberapa hal yang menjadi ciri
peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi
penjelasan pendidik secara verbal, tetapi juga mereka berupaya menemukan sendiri
inti dari materi pelajaran itu. Kedua, seluruh kegiatan yang dilakukan seperta didik
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di
diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau
karena itu dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut
2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3) Jika pendidik akan mengajar pada sekelompok peserta didik yang rata-rata
berpikir.
4) Jika jumlah peserta didik yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa
16
yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari
kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi juha peserta didik aktif berpikir,
implementasi SPBM. Sebab tanpa adanya masalah dalam SPBM, maka tidak
metode alamiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
1) Jika pendidik menginginkan agar peserta didik tidak hanya dapat mengingat
4) Jika pendidik ingin agar peserta didik dapat lebih bertanggung jawab dalam
belajarnya.
5) Jika pendidik ingin peserta didik dapat memahami hubungan antara teori
dalam rangka menguasai materi yang pada awalnya disajikan oleh pendidik.
Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi dimana para peserta didik bekerja
peserta didik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama tersebut diwujudkan
kelompok untuk saling membantu antara satu dengan yang lain agar menguasai
terhadap belajarnya dan ini memotivasi mereka untuk membantu kerja kelompok,
4. Motorik
a. Perkembangan Motorik
tubuh”. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Santrock (2007:18) “perkembangan
motorik adalah perubahan secara progresif pada control dan kemampuan untuk
dilakukan”.
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi”. Beaty,
otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki, terkait dengan anak kecil
adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh
19
dan proses berkembang sejalan dengan kematangan pusat syaraf, urat syaraf ,
otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum
5. Motorik Halus
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan didalam motorik
20
motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
dan tangan.
lain :
1) Faktor Genetik
perkembangan motorik missal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang
cepat.
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan
4) Rangsangan
5) Perlindungan
bergerak misalnya anak hanya digendong saja, ingin naik tangga tidak
6) Prematur
7) Kelainan
perkembangannya.
22
8) Kebudayaan
misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda maka
6. Motorik Kasar
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Motorik kasar anak akan
berkembang sesuai dengan usianya. Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak
sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga
ditentukan oleh
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang
b. Faktor Eksternal
Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar diri anak
dampak yang paling besar terhadap laju perkembangan motorik antara lain:
a. Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh
b. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan dan semakin aktif janin semakin cepat
c. Kelahiran yang sukar khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
d. Kondisi pra lahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu lebih
mendorong perkembangan motorik anak yang lebih cepat pada pasca lahir
e. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan maka kesehatan gizi yang baik pada
faktor-faktor yang mempengaruhi motorik halus tidak lepas dari sifat dasar genetik
serta keadaan pasca lahir yang berhubungan dengan pola perilaku yang diberikan
kepada anak serta faktor internal dan eksternal yang ada disekeliling anak dan
Pada saat anak berusia tiga tahun kemampuan gerakan halus pada masa bayi.
Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan
menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerkan itu sendiri masih kikuk
Pada usia empat tahun koorniasi halus anak secara substansial sudah
mengalami kemajuan dan gerkannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin
sempurna.
Pada saat lima tahun koordinasi motoric halus anak sudah lebih sempurna
lagi tangan,lengan dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah
kegiatan proyek.
25
Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun telah belajar bagaimana
pensilnya.
b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar merangsang
anak.
anak yaitu
(instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu
upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam
interaksi aktif antara guru yang memberikan bahan pembelajaran dengan siswa
proses pendidikan yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antara pendidik
27
dengan peserta didik dan hubungan timbal balik tersebut memiliki tujuan edukatif
Dasar dapat menjadi salah satu upaya dalam melestarikan kebudayaan, karena
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) kepada peserta didik yang pertama mampu
memadukan unsur etika, logika dan estetika, yang kedua memiliki kepekaan
sesuai kebutuhan dan perkembangan siswa dan ketiga mampu menghargai karya
sendiri dan karya orang lain serta keragaman seni budaya setempat dan nusantara.
Tujuan dari pembelajaran seni yaitu : (1) memperoleh pengalaman seni berupa
pengetahuan seni, misalnya teori tentang seni,sejarah seni, kritik seni dan lain-lain
Eny,(2014:9).
b. Seni Musik, mencakup kemampuan olah oval, memainkan alat music, apresiasi
karya musik.
28
c. Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh tanpa maupun
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan aktivitas belajar
yang menampilkan karya seni estettik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) pada dasarnya merupakan pendidikan yang berbasis budaya yang aspek-
aspeknya meliputi seni music, seni tari, seni drama dan sebagainya. Pendidikan Seni
berapresiasi melalui pendekatan; “belajar dengan seni, “belajar melalui seni”, dan
“belajar tentang seni” sehingga peran ini tidak bisa diberikan oleh mata pelajaran
lain.
salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni
dapat dijadikan dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian, berakhlak
mulia (akhlak karimah). oleh sebab itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) sangat penting keberadaannya disekolah karena mata pelajaran ini memiliki
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan bentuk pendidikan nilai bermuara
kepada pendidikan moral dan spiritual, sehingga dapat menjadi penyeimbang dalam
melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada di lingkungan sekitar peserta didik,
sehingga mampu mengenali keragaman yang ada disekitarnya. Seni Budaya dan
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat (1) menyatakan setiap kurikulum satuan
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran Seni Budaya.
mereka dapat diperkaya dengan usaha untuk mengkreasi karya seni dan
bentuk karya seni yang pernah ada maupun masih hidup dan berkembang
warisan budaya lebih sekedar menghafalkan nama seninam, jdul karya, dan
anak terhadap berbagai bentuk artistic yang ada dan dihasilkan oleh masyarakat.
Hal ini akan mengajarkan mereka untuk menghargai juga presepsi, penliaian,
seni budaya disekolah sangat penting keberadaanya, karena pendidikan ini memiliki
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD dilakukan oleh guru kelas sehingga dalam
seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia. Sesuai tuntuntan masyarakat,
sudah ada beberapa SD yang memiliki guru khusus kesenian seperti seni rupa, seni
music dan seni tari. Sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih
dari satu bidang seni, peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih bidang seni
yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata pelajaran keterampilan lebih
melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Multidimensional berarti seni
menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logikam
kesaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global
memberikan peranan pada guru untuk mengelola lingkungan alam dan fisik, sosial,
budaya, dan individual serta sekaligus hidup atau bertindak di dalamnya dengan
sikap-sikap yang memberi peluang berkembangnya potensi pribadi kea rah kreatif
dan apresiatif terhadap Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Model pendidikan
tersebut dapat digambarkan sebagai sebuah system dengan tujuan akhir adalah
Kasar Siswa dan Siswa Kelas V SD Negeri Tlogoadi Desa Tlogoadi Kecamatan
Mlati Kabupaten Sleman”. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat
Sekolah Dasar Negeri Tlogoadi dengan motoric kasar siswi kelas V Sekolah
Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata kemampuan motoric kasar siswa
mengkaji perbedaan antara motorik kasar dan motorik halus peserta didik,
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hartini (2012) dosen IKIP PGRI Madiun dengan
judul “Meningkatkan Daya Motorik Anak” melalui Seni Tari dan Musi
dengan orang lain, kecerdasan mengenal ruang dan tempat.dengan demikian seni
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan motoric kasar anak terhadap gerak tubuh, mengenalkan dan meltih
berkembang dengan baik, Strategi yang dilakukan oleh guru di PAUD Cempaka
dan menempel.
penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang akan dilakukan yaitu
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mella Fransiska (2017), mahasiswa UIN Raden
pembelajaran atau bahan ajar yang akan disampaikan atau dimainkan, guru
anak menjadi dua kelompok dan menjelaskan kembali permainan dan aturan
C. Kerangka Berpikir
peserta didik miliki baik dalam akademik maupun kesenian. Pada jaman ini
menggali sumber informasi dari hasil penemuannya. Pembelajaran Seni Budaya dan
anak. Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarys (SbdP) di Sekolah Dasar sangat
beragam yaitu seni tari, seni rupa, dan menyanyi. Gerak dalam seni ,melukis atau
perkembangan motoriknya.
yang berhubungan dengan otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya dan
koordinasi antara mata dan tangan. Pembelajaran motorik merupakan suatu proses
belajar para siswa dalam keahlian gerak secara berkelanjutan dari gerak terampil.
Sedangkan di seni rupa siswa membuat sebuah karya dari mulai membuat bingkai
foto dari biji-bijian membuat origami membentuk hewan dan lain lain.
Pembelajaran motorik merupakan suatu proses belajar para siswa dalam keahlian
dibanding dengan mata pelajaran yang lebih menuntut pada kemampuan kognitif.
studi pustaka mengenai analisis kualitatif serta strategi guru dalam perkembangan
motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti
oleh peneliti dengan kepala sekolah, guru kelas dan peserta didik. Wawancara akan
Potrojayan 3. Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan analisis terhadap jenis
data, yaiut analisis data kualitatif. Hasil dari analisis kualitatif akan dibuat
kesimpulan dari penelitian. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan
menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data
38
di lapangan,reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil dari analisis kualitatif
D. Pertanyaan Penelitian
berikut :
Prambanan?
2. Bagaimana strategi guru dalam perkembangan motorik halus dan motorik kasar
Potrojayan 3 Prambanan?
Prambanan?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
secara ilmiah dari sumber data utama maupun kedua untuk mencapai tujuan.
sistematis, tepat dan mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan
gambaran mendalam tentang suatu hal. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistic dan dengan cara alamiah dengan memenafaatkan berbagai metode alamiah
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan sistematika fakta dan
karakteristik objek yang diteliti secara tepat Sukardi, (2013:157). Data yang akan
data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi
wajah, bagan, gambar, dan foto. Data yang diperoleh berupa data tulisan yang
diperoleh melalui studi keperpustakaan, dan data lisan yang diperoleh melalui
wawancara dengan informan dan responden dan hasil pengamatan yang dituangkan
Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang strategi guru
dalam aspek motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Informasi yang diperoleh sesuai
dengan data yang peneliti dapatkan dilapangan. Data olah, selanjutnya peneliti
menarik kesimpulan mengenai peran dan fakotr apa saja yang mempengaruhi
siswa.
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menenaknkan makna daripada
generalisasi.
Obyek alamiah yang dimaksud oleh Sugiyono (2013) adalah obyek yang apa
adanya, tidak dimanipulasi oleh peniliti sehingga kondisi pada saat peneliti
memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari penelitian
peneliti sama sekali tidak mengatur kondiri tempat penelitian berlangsung maupun
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan yaitu pada bulan Juni 2022 - agustus 2022
No Kegiatan Bulan
1. Penyusunan
Proposal
2. Perizinan
penelitian
3. Penyusunan
instrument
43
No Kegiatan Bulan
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Penyusunan
laporan
melainkan berangkat dari situasi sosial dan hasilnya tidak akan diberlakukan ada
populasi tertentu melainkan pada ditransferkan ke tempat lain dengan situasi sosial
yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial yang dipelajari yaitu strategi guru dan
motorik siswa.
Sumber data primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data. Data primer menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan judul penelitian. Data primer berisi hasil
wawancara dan catatan hasil observasi. Penentuan subjek pada penelitian ini
44
menentukan subjek penelitian terfokus dan terarah sesuai dengan pokok pada yang
teknik ini mempertimbangkan pemilihan subjek dianggap paling tahu tentang pokok
yang akan diteliti. Peneliti memilih guru kelas II, guru kelas V, guru kelas VI
(SBdP).
Berdasarkan kutipan diatas, maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah
guru kelas II, guru kelas V, guru kelas VI dan siswa kelas II yang bersangkutan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Sumber data sekunder dapat berupa hasil pengolahan dari dua data primer yang
45
diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Sumber data
D. Variabel Penelitian
faktor-faktor di dalam setaip gejala yang termasuk variabel tersebut. Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu strategi guru dalam perkembangan
aspek motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).
kondisi yang alamiah, sumber data primer dan lebih banyak pada observasi berperan
Jenis pengumpulan data ini diharapkan dapat saling melengkapi sehingga informasi
1. Observasi
a. Observasi partisipan
pengamatan berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang
diobservasi.
46
Observasi dikatakan non pastisipan apabila obsevator tidak ikut ambil bagian
kehidupan observer.
instrument pengamatan.
instrument pengamatan.
e. Observasi eksperimental
Jenis observasi yang akan diterapkan oleh peneliti yaitu jenis observasi non
pastisipan karena dalam penelitiannya tidak ikut andil dalam segala macam
supaya observasi yang dilakukan oleh peneliti terstruktur, tidak keluar dari alur
oleh siswa. Observasi juga digunakan untuk mengetahui secara langsung strategi
2. Wawancara
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
yaitu dengan wawancara semi terstruktur. Oleh karena itu peneliti sebelum ke
di dalam teknik wawancara ini guru kelas II, guru kelas V, dan guru kelas VI SD
N Potrojayan 3.
3. Dokumentasi
yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
48
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lain oleh subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga penulis dapat
F. Instrument Penelitian
itu sendiri. Hal ini berarti seorang peneliti menjadi alat untuk merekam informasi
1. Pedoman Wawancara
No Indikator
1. Strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat strategi guru dalam
perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP).
3. Solusi dalam mengurangi faktor penghambat strategi guru
dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP).
2. Pedoman Observasi
3. Dokumentasi
Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti menggunakan beberapa alat untuk menunjang
50
foto pada saat peneliti melakukan wawancara, foto kondisi sekolah pada saat
dengan strategi guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP). Peneliti menggunakan hasil prakarya siswa juga
G. Keabsahan Data
Sugiono,(2014:364).
pengecekan anggota.
1. Triangulasi
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Pada saat penlitian ini akan dilakukan
tringulasi data yang telah diberikan oleh pihak sekolah terkait yang dijadikan
objek penelitian.
a. Tringulasi sumber
51
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
dicari lagi kebenarannya dengan cara dicek melalui tiga sumber data
tersebut.
b. Tringulasi teknik
kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jadi
tringulasi teknik adalah mencari informasi pada orang yang sama atau objek
c. Tringulasi waktu
wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
tertentu yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari
beberapa sumber. Dan tringulasi waktu yaitu data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara.
52
2. Uji Comfirmability
mengkonsultasikan catatan lapangan dan hasil analisis data serta catatan mengenai
Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang di
sebagai bahan informasi yang dapat dipahami diri sendiri maupun orang lain.
Teknik analisis kualitatif bersifat induktif yaitu data yang diperoleh yang
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas tersebut
berupa reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Sehingga dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis data yaitu model Miles dan Huberman dalam
Pengumpula
n data Penyajian data
Kesimpulan
Reduksi data Penarikan/verifika
si
53
Makin lama dilapangan makin banyak jumlah data yang didapatkan dan semakin
bervariasi. Terdapat data yang dapat diamati dan data yang tidak dapat diamati
misalnya mengenai perasaan hati. Pada tahap ini peneliti akan memperoleh data
melalui berbagai sumber dari tempat yang diteliti tentang strategi guru dalam
Yaitu memilih dan memfokuskan yang penting dan merangkum data yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Jadi laporan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti
untuk mencari data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula
digunakan dalam menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
54
bersifat naratif. Agar peneliti tidak tenggelam oleh kumpulan data oleh karena itu
penelitian itu, harus diusahakan membuat alat ukur yaitu pedoman wawancara,
data yang telah diperoleh tentang strategi guru dalam perkembangan motorik siswa
Prambanan.
dikumpulkannya. Untuk itu peneliti mencari tema, pola hubungan, persamaan, hal-
hal yang sering timbul, dan sebagainya. Jadi data yang diperoleh dari sejak awal
diragukan akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu akan lebih
menganalisis data hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
1. Deskripsi Data
1) Letak Geografis
2) Identitas Sekolah
b) NPSN : 20400919
c) NSS : 101040217012
d) Akreditasi : Akreditasi A
g) Telepon : 085868500723
h) Nomor Faks :-
i) Email : sdn_potrojayan3@yahoo.co.id
k) Situs :-
l) Lintang : -7.7744211290989457
m) Bujur : 110.47046899795532
n) Ketinggian : 124
pemangku kepentingan.
b. Deskripsi Data
dengan observasi secara langsung serta dokumentasi foto guna mendukung jalannya
penelitian. Observasi dilakukan selama 3 kali pada tanggal 25 Juni 2022 dan 26, 27
Juni 2022 terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran serta startegi guru
Kelas V, dan MA selaku Guru Kelas VI. Wawancara ini betujuan untuk mengetahui
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Negeri Potrojayan 3. Data utama dalam
penelitian ini adalah data hasil dari wawancara, wawancara dengan narasumber HC
pada tanggal 28 Juni 2022, IM pada tanggal 28 Juni 2022, dan MA pada tanggal 28
Juni 2022.
58
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), mengetahui faktor penghambat dan pendukung
bagi guru pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta upaya
guru dalam meningkatkan motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP). Data yang diperoleh melalui wawancara didukung dengan catatan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti serta adanya dokumentasi berupa foto
siswa, strategi yang diterapkan oleh HC ini adalah dengan membuat prakarya
menggunakan barang bekas yang ada disekitar. Dan memotivasi siswa agar
kepada guru ekstrakulikuler tari agar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
berikut :
Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah guru MA meminta bantuan kepada guru
ekstrakulikuler seni tari karena guru MA kurang bisa memahami seni tari agar
Informasi Temuan
Informasi Temuan
prakarya menggunakan
barang bekas yang ada
disekitar lingkungan
sekolah.
3) Strategi yang dilakukan
untuk perkembangan
motorik halus siswa pada
saat pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya
(SBdP) adalah memberi
contoh terlebih dahulu agar
siswa mudah memahami
materi.
4) Pada perkembangan
motorik kasar, guru
meminta bantuan kepada
guru ekstrakulikuler seni
tari agar perkembangan
motorik kasar siswa
berkembang dengan baik.
5) Guru akan
mengelompokkan siswa
yang perkembangan
motoriknya kurang
berkembang dengan siswa
yang motoriknya sudah
berkembang dengan baik,
sehingga siswa tersebut
akan di bimbing oleh teman
sebayanya.
2) Apa kendala guru dalam strategi guru dalam perkembangan motorik siswa
kendala guru dalam perkembangan motoric halus siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah adanya keterbatasan alat dan bahan serta dalam
perkembangan motorik kasar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) guru kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
bahwa kendala guru dalam perkembangan motorik siswa melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kendala dalam ketersediaannya alat dan bahan, dan
kurangnya dukungan dari orang tua siswa. Perkembangan motorik kasar siswa dalam
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru kurang penguasaan materi pada
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) khususnya pada bidang seni tari hal ini
64
menghambat perkembangan motorik kasar siswa pada saat pembelajaran Seni Budaya
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah kurangnya fokus siswa dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan dalam perkembangan motorik kasar siswa
melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) guru kurangnya menguasai
materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari.
Informasi Temuan
Informasi Temuan
perkembangan motorik
siswa.
4) Guru kurang menguasai
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP).
bahwa untuk mengatasi kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) utnuk perkembangan motorik halus adalah dengan cara membimbing siswa
secara langsung dan berkala. Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa melalui
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) adalah dengan cara meminta bantuan
66
kepada yang ahli dalam bidangnya, misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru
bahwa untuk mengatasi kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) adalah dengan meminta bantuan yang profesional seperti contoh pada saat
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari guru kelas
meminta bantuan kepada guru tari untuk memaksimalkan pembelajaran Seni Budaya
disimpulkan bahwa solusi untuk kesulitan pada saat pembelajaran Seni Budaya dan
67
Prakarya (SBdP) untuk perkembangan motorik halus siswa adalah lebih memberikan
dengan baik dan membuat prakarya dari alat dan bahan yang sudah tidak terpakai.
Sedangkan perkembangan motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) adalah dengan cara meminta bantuan kepada yang ahli dalam
bidangnya, misalnya pada saat pembelajaran seni tari guru meminta bantuan kepada
Informasi Temuan
menggunakan otot kecil. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29
pada kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik halus siswa dengan cara
menggunting, menempel, dan mewarnai. Pada kegiatan tersebut siswa diminta untuk
menggunting sebuah gambar lingkaran, segitiga, dan setengah lingkaran. Setelah itu
siswa diminta untuk menempel sesuai intruksi guru, setelah selesai menggunting
dan menempel siswa diminta untuk mewarnai sesuai dengan tema yang diharapkan.
baik terbukti semua siswa bisa mengikuti instruksi guru pada saat diminta untuk
menggunakan otot besar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29
pada kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik kasar dengan cara pada
kanan, melompat ke kiri, jongkok, berdiri sesuai intruksi. Guru juga melakukan
lawan katanya agar siswa bisa lebih bisa fokus untuk mendengarkan intruksi dari
guru.
dengan baik terbukti pada saat ice-breaking tersebut siswa bisa fokus pada instruksi
yang diberikan oleh guru dan bisa melakukan intruksi dengan benar. Dan pada saat
ekstratkulikuler seni tari siswa dapat mengikuti gerakan yang diajarkan oleh guru
Penguji kebasahan data pada penelitian dilakukan dengan cara uji persyaratan
a. Triangulasi
1) Triangulasi Sumber
telah diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda, dalam penelitian ini
informan berasal dari 3 sumber yaitu guru kelas II (HC), guru kelas V (IM),
MA “kendala dalam
perkembangan motorik siswa
melalui pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP)
adalah kurangnya fokus
siswa dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP) dan kurangnya
penguasaan materi
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) dalam
bidang seni tari, serta
kurangnya dukungan dari
orang tua siswa”
3 Bagaimana guru mengatasi kesulitan HC Cara guru untuk
yang timbul pada saat proses mengatasi kesulitan yang
pembelajaran Seni Budaya dan timbul pada pembelajaran
Prakarya. Seni Budaya dan Prakarya
72
IM “memakmisalkan
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah
dengan cara meminta
bantuan guru yang lebih
profesional contohnya pada
saat pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP)
pada bidang seni tari siswa
dibimbing oleh guru seni tari
yang ada disekolah. Dan
untuk memaksimalkan
perkembangan motorik kasar
siswa sekolah juga
mengadakan senam sehat
pada hari jum’at”
MA “Memaksimalkan
pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) adalah
dengan cara membimbing
siswa yang membutuhkan
perhatian lebih dalam
perkembangan motorik, dan
bila ada keterbatasan alat dan
bahan pada saat pembuatan
prakarya solusinya adalah
dengan menggunakan alat
dan bahan dari barang yang
sudah tidak terpakai yang
masih bisa digunakan
sebagai prakarya”
73
2) Triangulasi waktu
dalam waktu yang berbeda. Untuk pengujian data kredibel dapat dilakukan
dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi dalam waktu dan atau
pembuatan prakarya
solusinya adalah
dengan
menggunakan alat
dan bahan dari
barang yang sudah
tidak terpakai yang
masih bisa
digunakan sebagai
prakarya”
3) Triangulasi Teknik
sama dengan teknik yang berbeda, untuk memastikan data mana yang
d. Menggunakan Refensi
telah ditemukan oleh peneliti. Contohnya data hasil wawancara perlu didukung
dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambar
suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data
82
redibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti sehingga menjadi lebih dapat
dipercaya.
Peneliti menggunakan uji analisis data dengan data (data collection), reduksi data
(conclusing drawing). Berikut uji analisis data yang dilakukan oleh peneliti.
dilakukan tiga kali pada tanggal 28, 29, 30 Juni 2022. Observasi kegiatan siswa
pada saat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Hasil yang
motorik halus dan motorik kasarnya sudah berkembang dengan baik, terlihat
dari pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) pada saat menggunting,
menempel, dan menulis siswa sudah sangat menguasai dan pada saat
pembelajaran seni tari siswa bisa mengikuti gerakan dengan baik dan sesuai
yang diajarkan oleh guru seni. Kemudia guru juga dalam pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) menyampaikan materi dengan baik dan jelas, dan
siswa. Jika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, maka guru akan
siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
dengan baik
Budaya dan Prakarya (SBdP), Bagaimana guru mengatasi kesulitan yang timbul
pada saat proses pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Hasil
membuat ada
benda disekitar
tersebut siswa lalu
dengan
guru
barang-
barang bekas. meminta
2) Strategi yang siswa untuk
dilakukan membuat
untuk benda
meningkatkan tersebut
motorik halus dengan
siswa adalah
barang-
dengan cara
membuat barang
prakarya bekas.
menggunakan 2) Strategi
barang bekas yang
yang ada dilakukan
disekitar untuk
lingkungan
perkembang
sekolah.
3) Strategi yang an motorik
dilakukan halus siswa
untuk pada saat
perkembanga pembelajara
n motorik n Seni
halus siswa
Budaya dan
pada saat
pembelajaran Prakarya
Seni Budaya (SBdP)
dan Prakarya adalah
(SBdP) memberi
adalah contoh
memberi terlebih
contoh
dahulu agar
terlebih
dahulu agar siswa
siswa mudah mudah
memahami memahami
materi. materi.
4) Pada 3) Pada
perkembanga perkembang
n motorik
an motorik
kasar, guru
85
prakarya dukungan
dalam dari orang
pembelajaran tua siswa
Seni Budaya
dalam
dan Prakarya
(SBdP). perkembang
3) Kurangnya an motorik
dukungan dari siswa.
orang tua 3) Guru kurang
siswa dalam menguasai
perkembangan pembelajara
motorik siswa.
n Seni
4) Guru kurang
menguasai Budaya dan
pembelajaran Prakarya
Seni Budaya (SBdP).
dan Prakarya
(SBdP).
Solusi dalam strategi guru 1) Guru
dalam perkembangan membimbing 1) Membuat
motorik siswa melalui siswa hingga prakarya
pembelajaran Seni Budaya siswa bisa menggunaka
dan Prakarya (SBdP). fokus kembali
n alat dan
ke materi yang
disampaikan bahan yang
oleh guru dan sudah tidak
membuat terpakai.
pembelajaran 2) Guru
Seni Budaya menghimbau
dan Prakarya kepada
(SBdP) lebih
orang tua
menyenangkan
sehingga siswa siswa bahwa
lebih semangat perkembang
dan tidak an motorik
mudah bosan. siswa juga
2) Membuat sam
prakarya pentingnya
menggunakan
dengan
alat dan bahan
yang sudah perkembang
tidak terpakai. an kognitif
3) Guru siswa
menghimbau sehingga
87
data yang telah direduksi, yaitu mengenai strategi guru dalam perkembangan
kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
adalah penyajian data berupa teks naratif yang menjelaskan hasil penelitian.
guru memberi contoh kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami materi
seperti contoh pada saat membuat prakarya guru memberikan contoh langkah-
langkah atau cara membuat prakarya tersebut sehingga siswa akan mudah
memahami lebih cepat. Pada saat guru memberikan materi membuat prakarya
siswa diminta untuk mengingat- ingat bentuk yang akan dibuat jika akan
membuat prakarya bentuk kucing maka guru akan bertanya bentuk kucing
kepada siswa seperti apa lalu guru mempraktikkan cara membuat prakarya
bentuk kucing lalu diikuti oleh siswa, jika da siswa yang mengalami kesulitan
guru akan membimbing siswa tersebut hingga siswa tersebut bisa mengikuti
motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
89
seni tari karena guru kelas kurang memahami pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua siswa di
melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kurangnya fokus
siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), sebagian siswa
sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena bermain
dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,
seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan
sekolah saja. Guru kelas kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP) dalam bidang seni tari, yang mengakibatkan dalam
Guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus pada
materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara
membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus
pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung
90
orang tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih
dalam bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di
Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi
dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti
B. PEMBAHASAN
guru dalam perkembangan motorik halus siswa melalui pembelajaran Seni Budaya
siswa agar siswa lebih mudah memahami materi seperti contoh pada saat membuat
tersebut sehingga siswa akan mudah memahami lebih cepat. Pada saat guru
memberikan materi membuat prakarya siswa diminta untuk mengingat- ingat bentuk
91
yang akan dibuat jika akan membuat prakarya bentuk kucing maka guru akan
bertanya bentuk kucing kepada siswa seperti apa lalu guru mempraktikkan cara
membuat prakarya bentuk kucing lalu diikuti oleh siswa. Sedangkan strategi guru
dalam perkembangan motorik kasar siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan
ekstrakulikuler seni tari karena guru kelas kurang memahami pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua
siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kekurangannya
alat dan bahan di sekolah yang menyebabkan pembuatan prakarya siswa kurang
maksimal. Kurangnya dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik
siswa dirumah, seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan
hanya di sekolah saja. Kurangnya pemahaman sebagian guru kelas terhadap seni,
Guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila orang tua siswa kurang mendukung
perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada orang tua
kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam
bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di sekolah
prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi dengan menggunakan
alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti kardus bekas, kertas kalender
bekas, dll.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan fokus penelitian yaitu peran
memberi contoh kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami materi seperti
atau cara membuat prakarya tersebut sehingga siswa akan mudah memahami
lebih cepat. Pada saat guru memberikan materi membuat prakarya siswa diminta
untuk mengingat- ingat bentuk yang akan dibuat jika akan membuat prakarya
bentuk kucing maka guru akan bertanya bentuk kucing kepada siswa seperti apa
lalu guru mempraktikkan cara membuat prakarya bentuk kucing lalu diikuti oleh
siswa, jika da siswa yang mengalami kesulitan guru akan membimbing siswa
siswa pembelajaran tambahan dalam ekstrakulikuler seni tari karena guru kelas
seni tari. Dan disetiap hari jum’at pagi semua siswa di SD Negeri Potrojayan 3
93
94
siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu kurangnya
fokus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), sebagian
siswa sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena
bermain dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan
dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,
seni.
3. Bagaimana guru mengatasi kesulitan yang timbul pada saat proses pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus
pada materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara
membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus
pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung
perkembangan motorik siswa maka guru akan membuat pertemuan kepada orang
95
tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih
kurang menguasai materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dalam
bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di
Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi
dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti
B. Implikasi
Hasil penelitian dari penelitian ini mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan
1. Implikasi Teoritis
sehingga siswa akan mudah memahami lebih cepat. Sedangkan strategi guru
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dibidang seni tari. Dan disetiap
hari jum’at pagi semua siswa di SD Negeri Potrojayan 3 melakukan senam sehat
Potrojayan 3.
motorik siswa melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu
kurangnya fokus siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP),
sebagian siswa sulit untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh guru karena
bermain dengan teman lainnya hal ini membuat pembelajaran Seni Budaya dan
dukungan dari orang tua siswa dalam perkembangan motorik siswa dirumah,
seperti pada saat dirumah orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yaitu bila ada siswa yang sulit untuk fokus
pada materi yang disampaikan oleh guru cara mengatasinya adalah dengan cara
membimbing siswa tersebut sampai siswa tersebut bisa mendengarkan dan fokus
97
pada materi yang guru sampaikan. Bila orang tua siswa kurang mendukung
orang tua siswa atau memberikan himbauan melalui grub whatssup untuk lebih
dalam bidang seni tari, guru akan meminta bantuan kepada guru tari yang ada di
Dalam membuat prakarya mengalami kekurangan alat dan bahan bisa diatasi
dengan menggunakan alat dan bahan bekas yang sudah tidak terpakai seperti
2. Implikasi Praktis
khususnya calon guru sekolah dasar (SD) bagaimana menjadi seorang guru
Mengetahui apa saja faktor pendukung untuk mencapai dalam strategi guru
Prakarya (SBdP) dan mengetahui solusi apa saja yang diperlukan dilakukan
b. Temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
C. Saran
Sebagai akhir dari penelitian ini, akan disampaikan saran atau rekomendasi
1. Bagi siswa
yang dilakukan guru dalam memberikan bimbingan, selain itu siswa harus
siswa bisa berkembang dengan baik setelah mendapatkan strategi guru dalam
2. Bagi Guru
perkembangan motorik kasar dan motorik halus siwa bisa berkembang dengan
maksimal. Guru juga harus bekerja sama dengan orangtua siswa agar dapat
3. Bagi Sekolah
Mengajak dan melibatkan semua pihak untuk bekerja sama baik dari warga
sekolah maupun dari pihak orangtua dan lingkungan masyarakat untuk dapat
4. Bagi Peneliti
Peneliti harus belajar lebih banyak dari guru agar pada saat sudah menjadi
Aisyah Siti dkk. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini.Jakarta:Universitas Terbuka
Beaty, J.J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Ketujuh. Jakarta:
Kencana
Kusumastuti, Eny. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada
Siswa
Made Wena, 2011 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer , Jakarta Timur : PT
Bumi Aksara. Maulana Offset.
Nasution . 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Cetakan
keduabelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Purwanti Endang, dan Nur Widodo, 2002 “Perkembangan Peserta Didik”, ,Malang:
UMM Press,.
Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara
Rineka Cipta, .
Rohendi, Aep dan Laurens Seba. 2017 Perkembangan Motorik Pengantar Teori dan
Implikasinya dalam Belajar. Bandung: Alfabeta,.
100
101
Sobandi,Bandi. 2008. “Model Pembelajaran Kritik Dan Apresiasi Seni Rupa”, Solo:
LAMPIRAN
103
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 1.2 Surat keputusan Dosen Pembimbing
Lampiran 1.3 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian
104
LAMPIRAN 2
Lampiran 2.1 laporan pedoman wawancara guru SD Negeri Potrojayan 3
Lampiran 2.2 laporan hasil perkembangan motorik halus siswa SD Negeri Potrojayan 3
Lampiran 2.3 laporan hasil perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3
109
Lampiran 2.2 laporan hasil perkembangan motorik halus siswa SD Negeri Potrojayan 3
1 2 3 4
8. NAUFAL AL WAFI MB MB MB MB MB
Indikator :
1. Menempel
2. Menggunting
3. Mewarnai
4. Menulis Kategori Penilaian :
113
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = berkembang Sangat Baik
menggunakan otot kecil. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni
2022 di SD Negeri Potrojayan 3 dengan melakukan observasi secara langsung pada kelas
menempel, dan mewarnai. Pada kegiatan tersebut siswa diminta untuk menggunting
sebuah gambar lingkaran, segitiga, dan setengah lingkaran. Setelah itu siswa diminta
untuk menempel sesuai intruksi guru, setelah selesai menggunting dan menempel siswa
diminta untuk mewarnai sesuai dengan tema yang diharapkan. Setelah pembelajaran
dengan baik terbukti dari 16 siswa hanya 3 yang perkembangan motorik halusnya belum
Potrojayan 3, Prambanan mayoritas berkembang dengan baik terbukti semua siswa bisa
mengikuti instruksi guru pada saat diminta untuk melompat, jongkok, berdiri dapat
Lampiran 2.3 laporan hasil perkembangan motorik kasar siswa SD Negeri Potrojayan 3
1 2
8. NAUFAL AL WAFI MB MB MB
Indikator :
Kategori penilaian :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
menggunakan otot besar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni
kelas II dengan mengetahui perkembangan motorik kasar dengan cara pada saat ice-
melompat ke kiri, jongkok, berdiri sesuai intruksi. Guru juga melakukan lawan katanya
agar siswa bisa lebih bisa fokus untuk mendengarkan intruksi dari guru.
baik terbukti pada saat ice-breaking tersebut siswa bisa fokus pada instruksi yang
diberikan oleh guru dan bisa melakukan intruksi dengan benar. Dan pada saat
ekstratkulikuler seni tari siswa dapat mengikuti gerakan yang diajarkan oleh guru seni
Gambar 6. Menghias kelas menggunakan botol bekas dan kertas kalender bekas
120
Gambar 11. Hasil karya siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakrya
(SBdP).