Anda di halaman 1dari 4

Berbicara tentang model pembelajaran, baik 

discovery learning dan inquiry-based learning mungkin


sudah tidak asing lagi. Lalu, apa beda kedua metode pembelajaran tersebut? Mari kita mulai dengan
mengenal kedua model pembelajaran ini satu per satu.

Discovery Learning

Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk membangun
pengetahuan baru dengan menemukan fakta melalui penggunaan intuisi, imajinasi dan kreativitas
mereka dan mengkorelasikan pengetahuan baru tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan masa
lalu.

Dikutip dari eLearning Industry, berikut adalah model pembelajaran discovery learning ini mengikuti 5


prinsip:

1. Pemecahan masalah

Fasilitator berperan untuk membimbing dan memotivasi peserta didik dalam mencari solusi dengan
menggabungkan informasi yang ada dan yang baru diperoleh, kemudian menyederhanakan
pengetahuan tersebut. 

Dengan cara ini, peserta didik menjadi pemegang kemudi dalam pembelajaran, mengambil peran aktif
dan membangun keterampilan yang lebih luas melalui kegiatan yang mendorong pemecahan masalah,
dan penyelidikan.

2. Manajemen peserta didik

Fasilitator memberikan ruang bagi peserta didik untuk bekerja sendiri atau dengan orang lain, dan
belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Fleksibilitas ini membuat belajar menjadi kebalikan dari
pelajaran dan kegiatan yang cenderung statis. Kondisi ini membebaskan peserta didik dari tekanan yang
tidak perlu dan membuat mereka merasa lebih mandiri.

3. Mengintegrasikan dan menghubungkan

Fasilitator memiliki peran untuk membimbing peserta didik dalan menggabungkan pengetahuan
sebelumnya dengan pengetahuan yang baru, dan mendorong mereka untuk mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam konteks dunia nyata.

4. Analisis dan interpretasi informasi

Discovery learning lebih berorientasi pada proses dibandingkan pada hasil akhir, dan didasarkan pada
asumsi bahwa pembelajaran bukan hanya sekadar kegiatan menguumpulkan fakta. Peserta didik
didorong untuk menganalisis dan menafsirkan informasi yang diperoleh selama proses belajar
berlangsung, dibandingkan menghafal jawaban yang benar.

5. Kegagalan dan masukan


Belajar tidak hanya terjadi ketika kita menemukan jawaban yang benar. Itu juga terjadi melalui
kegagalan. Discovery learning tidak berfokus pada menemukan hasil akhir yang tepat, tetapi hal-hal baru
yang kita temukan dalam prosesnya. Hal itu menjadi tanggung jawab fasilitator dalam memberikan
umpan balik untuk melengkapi proses pembelajaran.

Inquiry-based Learning

Mengutip dari Ontario Ministry of Education, inquiry-based learning adalah pendekatan pembelajaran


yang berpusat pada pertanyaan, ide, dan pengamatan siswa. Model pembelajaran ini seringkali dibantu
oleh seorang fasilitator.

Baca Juga: Pengertian, Manfaat dan Karakteristik Pembelajaran Tematik

Ada 4 jenis inquiry yang sering digunakan:

1. Confirmation inquiry

Fasilitator memberikan pertanyaan serta metode kepada peserta didik mengenai hal-hal yang sudah
diketahui. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi pengetahuan dan hasil belajar yang dilakukan
sebelumnya. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk memperkuat ide-ide yang sudah matang, dan
untuk melatih keterampilan investigasi mereka.

2. Structured inquiry

Peserta didik diberikan pertanyaan dan metode yang disusun secara terstruktur untuk mencapai hasil.
Tujuannya agar peserta didik dapat memberikan penjelasan yang sudah didukung oleh bukti-bukti yang
dikumpulkan selama dan melalui proses investigasi.

3. Guided inquiry

Fasilitator memberikan topik yang bertujuan mengarahkan peserta didik dalam membuat pertanyaan,
merancang metode investigasi dan kemudian menguji pertanyaan itu sendiri. Jenis penyelidikan ini
biasanya tidak terstruktur seperti bentuk-bentuk yang disebutkan sebelumnya.

4. Open inquiry

Peserta didik harus membentuk pertanyaan mereka sendiri, merancang metode investigasi, dan
kemudian melakukan inkuiri itu sendiri. Mereka harus mempresentasikan hasil mereka di akhir proses.

Perbedaan discovery learning dan inquiry-based learning

Kesamaan antara model pembelajaran discovery learning dan inquiry-based learning terletak terutama


pada kebutuhan berpikir kritis, yang nantinya akan memicu peserta didik untuk menghasilkan segudang
pertanyaan atau inkuiri. Selain itu, kedua model pembelajaran ini juga menekankan keaktifan peserta
didik dalam memperoleh pengetahuan baru.
Perbedaan kedua model pembelajaran tersebut terletak pada urutan kronologis proses pembelajaran
dan bagaimana peserta didik dirancang untuk terlibat dengan variabel pembelajaran di sekitarnya. 

Dalam discovery learning, peserta didik dianggap sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman sebagai
dasar pengembangan pengetahuan baru yang akan diperoleh. Peserta didik kemudian membuat
hipotesis dan melakukan pengumpulan data serta pembuktian melalui kegiatan pengamatan,
percobaan, atau manipulasi objek, sebelum mengambil keputusan sebelum akhirnya menemukan
kebenaran teori. 

Sebaliknya, inquiry-based learning menuntut peserta didik untuk terlibat langsung dengan fenomena


dan kasus kehidupan nyata tanpa membekali mereka dengan teori tetap. Peserta didik dituntut untuk
menghasilkan aturan dan teori pemandu berdasarkan pengamatan mereka terhadap kasus dan
fenomena nyata tersebut. 

Inquiry menekankan pada proses mencari atau penelitiannya, sedangkan discovery menekankan pada


penemuannya. Jika seseorang menggunakan metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan besar akan
menemukan, dan suatu penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu pencarian.

Ciri-ciri Discovery Learning

1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengabungkan, dan


menggeneralisasi pengetahuan.

2. Berpusat pada peserta didik.

3. Menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Karakteristik Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri sangat sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran level berpikir tingkat
tinggi (HOTS, Higher Order Thinking Skills) dan pendekatan saintifik sesuai ciri dari Kurikulum 2013.

Pembelajaran inkuiri akan mampu melibatkan kemampuan peserta didik secara maksimal dalam
pembelajaran, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (bisa berupa benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan
analitis.

Berikut ini adalah beberapa karakter atau ciri khas dari pembelajaran inkuiri.

1. Menekankan pada proses mencari dan menemukan.

2. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.

3. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.

4. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.

Perbedaan Discovery Learning dengan Inquiry

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsipal antara model discovery


learning dengan inquiry (inkuiri).

Keduanya sama-sama menekankan pada penemuan konsep yang sebelumnya tidak diketahui oleh
peserta didik.

Perbedaannya adalah pada Discovery Learning, masalah yang berikan kepada peserta didik adalah
masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa.

Dengan demikian, peserta didik harus mampu mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah tersebut melalui serangkaian proses penelitian.

Anda mungkin juga menyukai