OLEH :
NURUL FITRI
153.144.099
i
PENANGANAN TRAUMATIK PADA ANAK KORBAN PELECEHAN
SEKSUAL MELALUI BIMBINGAN KONSELING ISLAM DI PSMP
PARAMITA MATARAM
OLEH :
NURUL FITRI
153.144.099
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram...................2018
Yang terhormat
Di Mataram
Asalamu‟ailaikumWr.Wb.
Nim : 153.144.099
Telah memenuhi syarat untuk di ajukan dalam siding munaqasah skripsi Fakultas
Dakwah dan komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu kami berharap agar skripsi ini
dapat segera di munaqasahkan.
Wassalamu‟aikum Wr.Wb
iv
vi
Motto:
1
Al-Qur‟an dan terjemahannya surat Al-Insyirah:94:6-8
vii
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Mu Illahi Robby, yang telah mencurahkan segala Karunia,
kemudahan, kelancaran dalam setiap langkah ibadah ku dalam menggapai
keberkahan dan keridhoan Mu, serta rasa syukurku atas Kasih sayang Mu diseiap
kesulitanku.
Untuk (Alm) Ayahanda Sofian dan (Alm) Ibunda Nur Lina tercinta, terimakasih
telah membuatku berada di dunia ini, memberikan limpahan kasih sayang semasa
kalian hidup dan memberikan rasa rindu yang berarti. Dan untuk Ibunda Sri
Rukmini dan Ayahanda A. Majid tercinta, terimakasih atas segala kasih dan
sayangnya yang selalu memberikan Do‟a, perhatian, motivasi, dorongan moral
dan materi. Yang menjadikan saya orang seperti sekarang ini dan saya sangat
bersyukur memiliki kalian Dan untuk Adikku Nur Sofiana Safitri yang senantiasa
mendukung dan mendoakan
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam
dan shalaw atas serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin
Penulis menyadari bahwa peruses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini dengan segala keindahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
ix
9. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Hariani, Vina Karlila, Ulfa Aprianti,
Dian Safitri Indah F, Mahriani, Aulia Rahman. untuk bahagia, senang, susah,
sedih, luka, waktu, pengalaman, cerita selama 4 tahun yang sangat berkesan
tak terlupakan, dan terima kasih karena tidak pernah lelah memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi, saling membantu memberikan
masukan-masukan dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Teman-temanku seperjuangan BKI C dan BKI angkatan 2014 terima kasih
atas kerja sama dan motivasi yang diberikan, semoga kita semua sukses.
11. Almamaterku tercinta yang membuatku menjadi seorang yang lebih berguna
bagi bangsa dan negara
Mataram,……………2018
Penulis,
Nurul Fitri
NIM: 153.144.099
x
DAFTAR ISI
xi
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 41
A. GambaranUmumLokasiPenelitian .............................................. 41
B. Penanganan Traumatik Pada Anak Korban Pelecehan Seksual
Melalui Bimbingan Konseling Islam .......................................... 49
C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Penanganan
Traumatik Pada Anak Korban Pelecehan Seksual di PSMP
Paramita Mataram ....................................................................... 55
A. Kesimpulan ................................................................................. 79
B. Saran ........................................................................................... 80
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENANGANAN TRAUMATIK PADA ANAK KORBAN PELECEHAN
SEKSUAL MELALUI BIMBINGAN AGAMA ISLAM DI PSMP
PARAMITA MATARAM
OLEH:
NURUL FITRI
NIM: 153.144.099
ABSTRAK
Saat ini kasus pelecehan seksual sering terjadi dan mengancam anak di indonesia,
mulai dari bayi, anak-anak, dan remaja dari jenis kelamin perempuan sampai laki-
laki. Pelakunya berasal dari orang yang tidak dikenal korban sampai orang yang
sangat dikenal korban dan yang lebih mengerikan lagi adalah teryata pelakunya
berasal dari usia anak-anak sampai tua, sedangkan penanganan anak penerima
manfaat melalui bimbingan konseling islam merupakan suatu proses pemberian
bantuan atau pemulihan korban baik secara individu maupun kelompok untuk
mengembangkan potensi diri mereka, memberikan pengetahuan, dalam mengatasi
permasalahan dan membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan mereka.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni
berusaha mengungkapkan, menggambarkan secara jelas mengenai bagaimana
penanganan traumatik pada anak korban pelecehan seksual terhadap anak di
PSMP Paramita Mataram. Dengan lebih memfokuskan pada bentuk bimbingan
konseling Islam tersebut. Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bimbingan konseling Islam yang digunakan
PSMP Paramita Mataram dalam menangani traumatik pada anak korban
pelecehan seksual yaitu dengan cara bimbingan agama, bimbingan individu,
bimbingan kelompok, bimbingan psikologi, bimbingan sosial, bimbingan fisik,
bimbingan keterampilan serta penghambat dan pendukungnya dalam memberikan
bimbingan.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kekerasan seksual kerap kali terjadi tidak hanya pada orang dewasa
namun lebih buruknya terjadi pada anak di bawah umur yang kebanyakan
bentuk tindakan yang tidak terpuji serta di larang dalam agama. Salah satu
yang tergolong dosa besar dalam Islam adalah hubungan badaniyah antara
mendapat sorotan tajam dari masyarakat serta KPAI. Tiga tahun terakhir
kasus kekerasaan seksual terhadap anak yang diduga dilakukan orang terdekat
pada tahun 2015. Sementara pada tahun 2016 , KPAI mencatat terdapat 120
2
Asrorun N‟am Sholeh, Kasus Kekerasan Seksual Teradap Anak, Kompas Tjuk
Rencana,(Jakarta: Minggu, 20 Februari 2011).h.2.
1
Data tersebut menunjukan masih rendahnya kesadaran masyarakat
kekesaran terhadap anak merupakan warning bagi kita sebagai bangsa untuk
Kekerasan anak terus ternoda oleh sebagai aksi kekerasan seksual, baik
dilakukan oleh seseorang yang seharusnya menjada dan melindungi anak baik
secara fisik maupun seksual. Pelaku kekerasan seksual disini pada umumnya
adalah orang terdekat di sekitar anak seperti bapak, paman, guru, kakek, dan
lain sebagainya.3
akan mengingat selalu apa yang pernah ia alami (dalam bentuk kekerasan
seksual) sehingga setelah meranjak remaja dan dewasa kelak akan merasa
dihantui rasa takut dengan perasaan menyalahkan diri, penuh kecurigaan pada
orang yang belum dikenal dan permasalahan ini akan berakibat fatal jika pada
masa tersebut anak sudah mengalami tindakan kekerasan seksual dan ia tidak
4 berbunyi: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
3
Sugiarto,Indra,Aspek Klinis Kekerasan Pada Anak dan Upaya Pencegahan, Ketua
Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia (PP_IDAI, Tahun 2001.h.i.www.google.com
2
berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
umumnya tertutup dan tidak terungkap. Laporan tahunan Unicef 2010 tentang
kondisi anak di Indonesia disebutkan bahwa 60% anak tidak punya akte
kelahiran dan sepertiga adalah pekerja seks komersial adalah anak perempuan
Karena apa yang dilihat waktu kecil akan terekam terus hingga dewasa. Dan
akhirnya tidak menutup kemungkinan kalau kekersan itu akan terjadi lagi,
menjadi anak yang soleh dan solehah, berilmu dan bertaqwa.6 Kekerasan
terhadap anak, baik telah terjadi persetubuhan atau tidak dan tanpa
4
UU Republik Indonesia No.23 Tahun 2003
5
Arist Sirait Merdeka, Kompas,Tajuk Rencana, Perlakuan Salah Pada Anak,
(Jakarta:Rabu. 18 Januari 2006), h. 3.
6
Rose Mini, A. Priyanto, Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya
(Yokyakarta: Kansius, 2003), h. 24.
3
memperdulikan antara pelaku dengan korban. Dan kekerasan terjadi bisa
sampai pada kecenderungan depresi, dan harga diri rendah. Dan tidak sedikit
dirinya sudah tidak mempunyai masa depan lagi. Pada kondisi seperti itulah
menyebarkan kedamaian dan kasih sayang. Tetapi ironis sekali ketika banyak
anak, tidak dapat dijadikan sebagai suatu alasan untuk melakukan tindakan
perlindungan anak.
4
Anak-anak korban kekerasan seksual sangat membutuhkan bimbingan
ini sangat bermanfaat bagi anak terutama melindungi anak dari tindak
kekerasan dan perlakuan yang tidak manusiawi dari orang dewasa serta yang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Penelitian
5
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
6
E. TELAAH PUSTAKA
skripsi Aditya Pranata tahun 2012 dengan judul skripsi “Perlindugan Hak-
Penelitian ini berfokus pada penanganan hukum pada anak jalanan dan
1. Secara peraturan daerah, penanganan untuk anak jalanan belum diatur dan
mereka berasal.
Kedua, dalam skripsi Siti Marodah Tahun 2012 dengan judul skripsi
Timur. Penelitian ini berfokus pada peran pemerintah dalam penanganan anak
7
Aditya Pranata dengan judul skripsi: “PerlindunganHak-Hak Anak Terlantar Studi
Penanganan Anak Jalanan Di Kota Mataram: Skripsi FDK,IAIN Mataram, 2012.
7
terlantar Di panti asuhan “AMPERA” Desa Pringgasela Kecematan
Ketiga, dalam skripsi Hapipah tahun 2015 dengan judul skripsi “Pola
a. Pendampingan sosial
b. Pendampingan hukum
c. Pendampingan Medis
d. Pendampingan psikologis
traumatik pada anak korban pelecehan seksual. Dan juga letak perbedaan
8
Siti Marodah dengan judul skripsi : Peran Pemerintah Dalam Penanganan Anak
Terlantar Di Panti Asuhan “AMPERA” Desa Pringgasela, Lotim : Skripsi FDK, IAIN
Mataram.,2012.
9
Hapipah dengan judul Skripsi: Pola Pendampingan Anak Korban Pelecehan Seksual
(Studi Kasus Di Lembaga Perlindungan Anank (LPA) NTB) : Skripsi FDK, IAIN Mataram,2015.
8
penelitian terdahulu dengan yang sekarang, yakni lokasi penelitian yang
berbeda.
F. KERANGKA TEORI
1. PELECEHAN SEKSUAL
Kata pedophilia diambil dari bahasa yunani pais, artinya “anak”, dan
adalah kontak atau interaksi antara anak dan orang dewasa, kemudian
orang lain yang berada dalam posisi memiliki kekuatan atau kendali
10
Andri Priyatna, Teach Kids How (Bekal Untuk Anak Dari Orang Tua Bijak), (Bandung:
PT. Elex Media Komputindo, 2011),h.236.
11
Namora Lumongga Lubis, M.Sc., Ph,D., Psikologi Kespro, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2013), h. 113.
9
alat genital orang dewasa kepada anak. Jadi pelecehan seksual tidak
hanya kalau anak menjadi korban perkosaan atau sodomi. Lebih luas
tekanan dan tidak berdaya. Banyak anak di bawah umur yang belum
terhadap dirinya. Pihak orang tua pun baru menyadari anaknya sebagai
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Begitu pula, meningkatnya kasus
12
Nurul Chomariah, Pelecehan Anank (Kenalan Dan Tangani), (Solo: PT.Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2014), h. 16-17.
10
pelecehan seksual akhir-akhir ini, pasti ada sebab-sebabnya. Beberapa
1. Media Masa
13
Nurul Chomariah, Pelecehan Anank (Kenalan Dan Tangani), (Solo: PT.Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2014), h. 16-17.
11
Dalam islam, tugas pertama seorang wanita adalah sebagai ibu.
antara anak dan ibunya serta efek yang ditimbulkan apabila anak
cukup cinta kasih seorang dan dekapan yang hangat, akan merasakan
rasa aman dan dicintai. Hasilnya akan tumbuh rasa percaya kepada
Oleh karena itu, agama mutlak ditanamkan untuk anak sejak dini. Ini
terkecuali.
anak.
12
Demikian juga, lingkungan sekolah. Para orang tua jangan asal
itu sendiri. Di sisi lain, juga karena merasa “sudah basah tercebur
sekalian”.14
14
Merry Magdalena, Melindungi Anak Dari Seks Bebas, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiarsa, 20100, H. 33.
13
melainkan juga anak lelaki. Ingat kasus Robot gedek dan Babe yang
anak dan remaja, dalam hal ini pada kisaran usia 3 hingga 16 tahun,
hanya lebih tua 2-3 tahun saja mereka akan mudah dipojokkan.15
1. Konsekuensi Kesehatan
15
Ibid, h. 23.
16
Irwanto dkk, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus Di Indonesia: Analisis
Situasi, (Jakarta: kerjasama:PKPM Unika Atmajaya Jakarta, Departemen Sosial, UNICEF
JAKARTA, 1999), h. 169.
14
korban, bayi yang dilahirkan oleh korban, dan juga klien),
dan belum matang akan jauh lebih rentan tertular PMS dan
HIV/AIDS dari pada PSK yang senior. Tampaknya hal inilah yang
15
yang berbaris gender. Bentuk lain dari stigmatisasi sosial tercermin
perkembangan sekaligus.
yang saling kait mengait dengan rumit. Disatu sisi, menjadi korban
agama islam.
16
1.Cintai Anak Sepenuh Hati Dan Berikan Rasa Aman.
memenuhi kriteria di atas akan menjadi dekat dengan anak, entah itu
2. Film
Orang tua tidak dapat memonitor film apa yang ditonton anak-
dilakukan orang tua adalah memberi pengertian pada anak sejak dini
bahwa ada film yang tidak boleh mereka tonton, yaitu film kategori
tahun.
film yang tidak sesuai dengan usianya, anak itu bisa terganggu
17
Nurul Chomaria, Pelecehan Anak, h. 104
17
mentalnya, jiwa tidak tenang, dan pelajaran akan terganggu. Bisa
Penjelasan yang disertai contoh akan jauh lebih berguna dari pada
larangan saja.18
hidup. Tetapi tentu, selalu lebih baikk dan lebih aman dari pada
18
Merry Magdanalena, melindungi Anak, h. 51
19
Andri Priyatna, Tech Kids, h. 51.
18
5. Selalu waspada pada tanda-tanda adanya pelecehan seksual.
2. Anak
a. Pengertian Anak
penerus cita-cita bagi kemajuan suatu bangsa. Hak asasi anak dilindungi
di dalam pasal 28 (B)(2) UUD 1945 yang berbunyi setiap anak berhak
pandangan jiwa lama yang lahir sebelum tahun 1900, dan ilmu jiwa
baru yang lahir setelah tahun1900, yang bisa juga disebut sebagai ilmu
20
Ibid, h. 242.
21
Moh. Kasim , Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak (Surabaya : Usaha
Nasional, 1983), h. 9.
19
jiwa modern. Kedua ilmu ini sangat berpengaruh terhadap pandangan
tentang anak-anak.22
dewasa, hanya saja masih dalam bentuk yang lebih sederhana dan
perkembangan.24
sedangkan anak-anak dari Eropa Utara dan Tengah, Ausralia Timur dan
22
Ibid., h. 10.
23
Moh. Kasim, Ilmu..., h. 10.
24
Ibid, h. 11.
20
tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami
pokok, asas kebutuhan vital (masa peka) dan asas kebutuhan sendiri.
anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik dan buruk
3. Periode III : umur 12 s/d 18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan
25
Mulyani Sumantri, Naya Syaodih, Perkembangan Peserta didik (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2006), cet, 12, h. 2.3-2.4.
21
4. Periode IV : umur 18 tahun ke atas, yaitu periode pendidikan
perguruan tinggi.26
1. Fase oral : umur 0 s/d 1 tahun, pada usia ini, anak mendapatkan
2. Fase anal : umur 1 s/d 3 tahun, pada usia ini, anak mendapatkan
3. Fase fhalik : umur 3 s/d 5 tahun, pada usia ini, kepuasan seksual
4. Fase latent : umur 5 s/d 12 tahun, pada usia ini, anak tampak dalam
tidak mencolok.
terakhir.
6. Fase genital : umur 18 tahun s/d 20 tahun, pada fase ini, dorongan
seksual yang pada fase latent dikatakan telah tertidur, kini muncul
26
Moh. Kasim, Ilmu..., h. 44.
27
Moh. Kasim, Ilmu..., h. 43.
22
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, tampak bahwa pubertas
berada pada usia antara 12 s/d 20 tahun. Pada rentangan usia inilah anak
penuh.28
Terhadap Wanita
28
Muhammad Al Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung : Pustaka Setia, 2006), h. 60.
29
Departemen Komunikasi Dan Informatika RI Badan Informasi Publik Pusat Informasi
Kesejahteraan Rakyat, Penghapusan Ekspoitasi Seksual Anak, (Jakarta:205), h.2.
23
Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Perkerjaan Terburuk
Untuk Anak).
Manusia
hak Anak)
10. Keputusan Presiden No. 129 Tahun 1998 Tentang Rencana Aksi
Anak.
3. Traumatik
a. Pengertian Traumatik
30
Salim Petter dan Yemy, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (edisi 1), (Jakarta:
Modern English Press, 1991), hal. 1103.
24
keterkaitan antara ingatan sosial daningatan pribadi tentang peristiwa
fisik maupun psikologis. Kaplan dan Sadock seorang ahli kesehatan dan
stres emosional yang berat dan dapat terjadi pada hampir setiap orang
b. Jenis-Jenis Traumatik
psikologi.33
1. Traumatik fisik
31
Fadjar I Thifail, Kekerasan, Bencana, dan Trauma, esai yang ditulis di media kompas,
pada 11 Januari 2005.
32
Zamrotul Uyun, Kekerasan Seksual Pada Anak Stress Pasca Trauma, Jurnal Mahasiswa
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal. 233.
33
Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma, (Yogyakarta, Panduan, 2010), hal. 13-14.
25
pendarahan hebat, putus tangan dan kaki, akibat penganiayaan dan
penetrasi, yaitu tipe trauma berupa teririsnya kulit atau bagian tubuh
terbentur.
2. Trauma post-cult
3.Trauma psikologis
hidupnya.
c. Faktor Trauma
1. Faktor Internal
26
bahwa sistem keduanya merupakan serangkai hubungan internal dan
lebih besar.
2. Faktor Eksternal
stres.35
34
Triantoro Safira dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan
Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi dalam Hidup Anda, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 65-67.
35
Ibid., h. 65-67
27
Dalam bukunya Kartini Kartono Jenny Anny Andari yang
36
Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam
Islam, (bandung. Mandar maju, 1989) hal. 44
37
Menurut H.M. Arifin Yang Dikutip Dalam Buku Erhamwilda, Konseling Islam, h.
28
1. Bimbingan Islam didefinisikan sebagai proses bantuan yang
38
Ibid., h. 96.
29
2). Membaca do‟a atau mengajak klien untuk berdoa.
ubunnya.
do‟a dan harapan, namun tidak ada usaha dan upaya kerja keras yang
b. Status manusia sebagai hamba Allah yang harus selalu tunduk dan
manusia sejak lahir dilengkapi dengan fitrah berupa iman dan taat
39
Ibid., h. 107.
30
kepada-Nya. Tugas manusia adalah memelihara,
fitrah-Nya.
agama.
kehidupan sehari-hari.
sesuai Syariah-Nya.
Allah. Agar manusia selamat dari bujuk rayu syetan, Allah telah
31
2. Mendorong Dan membantu individu memahami dan mengamalkan
G. METODE PENELITIAN
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
1. Pendekatan Penelitian
yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pokok
dan mendalam tentang data serta informasi yang dibutuhkan agar sesuai
40
Ibid., h. 109-111.
41
Lexy. J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosda
Karya..2010), h. 6.
42
Muh. Buharan Burgin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2007), h.5
32
2. Kehadiran Peneliti
3. Sumber Data
43
Moleong, Metode Penelitian, h.3.
33
a. Sumber data Primer.
penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah Kepala bagian
tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum
seksual.
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.45
44
Ulber Silalahi, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung : Refika Aditama, 2010), h. 298.
45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta,2014), h. 62.
34
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga cara pengumpulan
data yaitu:
a. Metode Observasi
dan dipercaya.
terus terang atau tersamar ini adalah peneliti dalam mengumpulkan data
sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hai ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
b. Wawancara (interview)
46
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2000), h. 47
47
Sugiyono, Memahami Penelitian, h. 66.
35
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
yang diajukan.
sendiri.
c. Dokumentasi
48
Meleong, Metodologi Penelitian, h. 185
49
Sugiyono, Memahami Penelitian, h. 74
36
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
dalam skripsi. Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata
mencari makna.
dalam pola, kategori dan stuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.51
50
Sugiyono, memahami penelitian, h. 82
51
Moleong, h. 103.
37
Analisis induktif digunakan berdasarkan alasan-alasan
bagian struktur.
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan data
mengadakan:
52
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 103
53
Ibid, h. 268.
54
Moleong, Metode Penelitian, h. 112.
38
Dengan perpanjangan waktu pengamatan berarti peneliti
dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan
b. Peningkatan Ketekunan
data dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi
yang satu dengan informan yang lainnya pada tempat dan waktu yang
d. Member Check
55
Afifudin, Beni Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2009), h. 187.
39
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para
tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
56
Sugiyono, Memahami Penelitian, h. 276
40
BAB II
melihat dan menyadari bahwa, anak merupakan amanah dan karunia yang
maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia
perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan memiliki ciri-ciri dan sifat
masa depan.
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
Panti Sosial Marsudi Putra Paramita berdiri pada tanggal 1 April 1986
41
korban narkoba dengan menggunakan Gedung Sarana Rehabilitasi Tuna
“Parmadi Putra”. Pada tahum !989 namanya diganti menjadi Panti Sosial
pedesaan dan tidak terlalu dekat dengan perkotaan maka hal ini sangat
Sosial Marsudi Putra bukan termasuk lembaga pesantren tetapi panti sosial
57
Observasi Tanggal 26 Maret 2018, di Lingkungan PSMP Paramita Mataram.
42
mampu memberikan pendidikan non formalnya seperti yang dilakukan oleh
kesejahteraan sosial.
58
Profil PSMP Paramita Mataram, Tahun 2018.
43
E.UM.06.07.83 Tahun 2005 tentang pelayanan dan rehabilitasi sosial anak
didik.
Adapun Visi dan Misi Panti Sosial Marsudi Putra Mataram antara lain
sebagai berikut:
a. Visi
b. Misi
sosial.
59
Dokumentasi, Profil PSMP Paramita Mataram, Tahun 2018.
44
5. Struktur Organisasi PSMP Paramita Mataram
PANTI SOSIAL
a. Tugas
berakhlak mulia.
b. Fungsi
Tenggara Barat.
45
oleh kementerian sosial RI pada umumnya atau pada PSMP Paramita
roses hukum.
adiktif lainnya.
biasanya terencana secara fisik dan non fisik dari tindakan kekerasan,
60
Profil PSMP Paramita Mataram, Tahun 2018.
46
sosial terdekatnya, sehingga tidak semestinya dalam lingkungan sosial
mereka terlantar. Orang tua tidak mampu secara ekonomi dan psikologis
sosial.
61
Profil PSMP Paramita Mataram, Tahun 2018.
47
Meskipun demikian bila dikaitkan dengan pelaksaan fungsi PSMP
Paramita Mataram sebagai UPT pelayan dan rehabilitasi sosial kepada anak
tahun 2007
PRS untuk fungsi panti-panti sosial untuk memberikan multi layanan bagi
perlindungan anak No 23 tahun 2002 serta SKB antara dirjen PRS depsos
a) Kota Mataram
h) Kab. Dompu
62
Dokumentasi, Profil PSMP Paramita Mataram di kutip Tanggal 26 Maret 2018
48
i) Kab.Bima
j) Kota Bima
a. Kasus SDM
Karena masih di bawah umur dan untuk melindungi dan demi kebaikan
korban dan bayi yang ada di dalam kandungan korban orang tua
b. Kasus HD
saudara dari ibu tirinya yang bernama inisial SP yang berumur 34 tahun
yang tinggal satu rumah dengan korban. Karena korban dan pelaku
49
B. Penanganan traumatik pada anak korban pelecehan seksual melalui
1. Bimbingan Agama
Paramita Mataram yang bertema tentang ahlak dan tingkah laku terpuji,
kebersihan dan menjaga hubungan antar sesama. Hal ini diberikan agar
50
anak-anak. Kegiatan keagamaan ini dilaksanakan 2 kali dalam satu
minggu yakni pada hari rabu dan jum‟at yang dilakukan di musholla.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Agnes Rosalia salah satu pembina
63
Agnes Rosalia (Pembina). Wawancara, Tanggal 4 April 2018
51
memberikan bimbingan sholat agar anak-anak penerima manfaat
sholat dengan baik dan benar agar anak-anak bisa mengetahui bagaimana
akan lebih tahu bagaimana gerakan sholat, apa itu sholat dan mengetahui
kewajiban mengerjakan sholat bagi umat yang beragama islam dan harus
2. Bimbingan individu
64
Agnes Rosalia. Wawancara, Tanggal 4 April 2018
52
Didalam tahap ini dilakukan sebagai tahap pengenalan atau
untuk menceritakan masalah yang sedang di alaminya dan apa yang dia
masalahnya sendiri.
65
Dwi Kurmalla. Wawancara, Pada Tanggal 9 April 2018.
53
menceritakan masalah yang saya hadapi dengan leluasa tanpa beban
dan saya sangat merasa dihargai dan diperhatikan.”66
3. Bimbingan kelompok
penerima manfaat agar bisa saling mengenal satu sama lain, dan saling
psikologis.
yang sesuai dengan usia mereka justru banyak diminati oleh korban
66
SWH, wawancara, Tanggal 9 April 2018
67
Dwi Kurmalla, wawancara, Tanggal 9 April 2018.
54
psikologi seperti diberikan pengetahuan tentang gejala-gejala
perkembangan yang kami alami semasa remaja.”68
4. Bimbingan sosial
bimbingan sosial yang dilakukan oleh pembina atau pembimbing yang ada
di PSMP Paramita Mataram dilakukan dari hal yang sederhana hingga yang
paling benar. Dari hasil penelitian peneliti juga menemukan cara-cara lain
68
DN, wawancara, Tanggal 10 April 2018
69
Yoda, Wawancara, Tanggal 10 April 2018
55
dalam bimbingan sosial yang dilakukan oleh para pembina dan pembimbing
sama agar anak dapat termotivasi dan bisa menghindar dari larangan-
5. Bimbingan fisik
70
Zulfiani, Wawancara, Tanggal 9 April 2018
56
Kegiatan senam ini dilakukan khusus untuk penerima manfaat
yang diberikan oleh pembina dengan cara senam ringan pada ibu hamil.
6. Bimbingan Keterampilan
mengatakan bahwa:
keterampilan ini untuk menjadi anak yang bermanfaat dan berguna bagi
Jadi dari hasil wawancara yang saya lakukan kepada 8 narasumber yaitu
Zulfiani, Yoda, SDM dan HD. Dapat diketahui bahwa penanganan traumatik
71
Ekawati Yuyun Wahyuni, Wawancara, Tanggal 16 April 2018.
57
PSMP paramita mataram terdapat 6 penanganan yang dilakukan oleh lembaga
dilakukan dilapangan.
1. Komunikasi
72
Yoda, Wawancara, Tanggal 10 April 2018.
58
Permasalahan ini kerap terjadi pada saat bimbingan, hal ini terkadang
sebaya danbermainnya.
2. Pemberi motivasi
yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam
mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkan baik itu secara positif
maupun negatif.
perlu adanya motivasi dari dalam diri penerima manfaat untuk menjalankan
pembinaan agar bisa berubah dari kebiasaan buruk yang pernah mereka
alami supaya tidak melakukan hal-hal yang menentang agama dan undang-
motivasi yang lebih dari dalam diri penerima manfaat karena tanpa adanya
kesadaran diri untuk berubah maka sangat sulit untuk dibina oleh orang lain.
korban pelecehan seksual ini banyak anak yang kurang termotivasi dengan
59
teman-teman sebaya mereka seperti yang disampaikan oleh salah satu
berhadapan dengan hukum tidaklah mudah, banyak dari mereka yang tidak
senang dengan pendidikan agama, bahkan mereka acuh tak acuh dengan
karena pengetahuan mereka terlalu minim, apalagi tentang ilmu agama, atau
aturan agama dan sudah hidup bebas tanpa ikatan atau aturan sehingga
mempelajarinya.
73
Renidia Komalasari (ustazah), Wawancara, Tanggal 10 April 2018.
60
trauma pada anak korban pelecehan seksual seperti psikolog,
konselor, dan pekerja sosial.74
yang memang dalam bidangnya menangani traumatik yang ada pada anak
Hal ini juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan salah satu
tenaga kerja pemberi ilmu kami merasa sangat diperhatikan dan selalu
merasa senang”
Jadi dari hasil wawancara yang saya lakukan kepada 8 narasumber yaitu
Zulfiani, Yoda, SDM dan HD. Dapat diketahui bahwa faktor penghambat dan
terdapat dari faktor komunikasi, pemberi motivasi, dan banyak tenaga kerja
pemberi ilmu.
74
Yoda, Wawancara, Tanggal 10 April 2018.
61
BAB III
PEMBAHASAN
sesuai dengan rumusan masalah yang peneliti angkat, maka langkah peneliti
yang selanjutnya adalah membahas dari paparan data dan temuan serta
1. Bimbingan Agama
hidup dengan baik dan sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh allah
62
H.M. Arifin mengemukakan bimbingan konseling islam adalah
sikap, tingkah laku serta hal-hal yang bertentangan dengan ajaran islam.
kali dalam seminggu yakni hari jumat atau setelah sholat magrib yang
hadas.
75
Menurut H.M. Arifin Yang Dikutip Dalam Buku Erhamwilda, Konseling Islam, h.
63
Bimbingan pengajian yang di berikan kepada anak penerima
kepada allah SWT sehingga jiwa ke agamaan mereka dapat tumbuh dan
dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh allah SWT, serta tabah
bimbingan agama anak penerima manfaat dan kegiatan ini sangat perlu
76
Notosoedirjo, Moelijono dan Latipun, Kesehatan Mental, h. 37
64
Salah satu hal penting dalam agama Islam adalah shalat, karna
shalat adalah tiang agama, cara yang di gunakan oleh pengasuh dalam
kegiatan shalat berjamaah pada setiap waktunya dan di ajarkan tata cara
sebagai berikut:
yang sangat erat kaitannya dengan ibadah karena ibadah adalah bentuk
77
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling. h.61.
65
kewajiban peribadahan (formal) yang paling penting dalam system
keagamaan islam.
melaksanakannya.
2. Bimbingan individu
berikut;
wawancara konseling.
66
4) Identifikasi masalah korban
sebagai berikut;
motivasi klien.
1) Adanya tujuan hidup yang lebih jelas dimasa yang akan datang
67
alami oleh klien/korban dimasa lalunya agar menjadi pribadi yang lebih
3. Bimbingan kelompok
a. Bimbingan psikologi
karena, ada beberapa hal yang harus dipelajari oleh para korban ketika
68
bimbingan belajar di kelas ini biasanya tidak begitu menarikbagi
para korban yang masih berada di usia belasan tahun, akan tetapi
4. Bimbingan sosial
69
misalnya informasi cara bergaul agar di senangi oleh teman-teman dan
sekelompok masyarakat.
langkah dan cara-cara dalam bimbingan sosial yang dilakukan oleh para
cara ini dilakukan agar para anak penerima manfaat dapat mengambil
1. Agar anak terbuka mata hatinya ketika menonton orang yang jauh di
menimpa dirinya.
70
penerima manfaat dan dapat berinteraksi sesama anak penerima
5. Bimbingan fisik
71
Bimbingan ini bertujuan untuk menjaga fisik sehingga mampu
lingkungan.
manfaat yang diberikan oleh pembina dengan cara senam ringan dan
6. Bimbingan Keterampilan
78
Tohari Musamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islam, (Yogya:
UII Pres, 1992), h. 34.
72
kehidupan di masyarakat. Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang diberikan
2. Bimbingan menjahit
3. Bimbingan membuat bunga dari bekas botol air mineral dan telur asin,
dll.
menjai lebih baik, bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
mewujudkan diri sendiri serta efektif dan produktif sesuai dengan peranan
berkeluarga.79
79
Tohrin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Intergrasi)
Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.135.
73
B. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Penanganan
Mataram.
a. Faktor Keluarga
perbedaan pola asuh pada anak akan mempengaruh emosi pada remaja.
hubungan emosional antara anak dan orang tua yang tercermin dalam
prilaku.80
80
Purwanto M, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991) h. 99.
81
Departemen Agama RI, Al- Quran Terjemahan, ( Bandung: PT. Cordoba Internasional
Indonesia, 2016), h. 560.
74
memberikan pendidikan kepada anak, kasih sayang kepad anak, dan itu
mendidik anak-anaknya.
keluraga, dan apabila hal tersebut tidak mereka dapatkan, maka akan
mereka usahakan.
b. Komunikasi
instruktur dan anak penerima manfaat tidak begitu dekat atau akrab
75
kelompok sehingga dalam proses bimbingan para instruktur jarang
menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun non
gagasan, perasaan, dan kesan orang lain. Komunikasi juga tidak hanya
76
kedekatan emosional antara anak penerima manfaat dengan para
langsung dengan anak penerima manfaat dan hal inilah yang menjadi
diberikannya.
Paramita MAtaram
77
Banyaknya tenaga kerja pemberi ilmu yang dimaksud adalah
yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya
acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih.
82
John W Santrock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 19.
78
„‟Semua anak yang lahir, dilahirkan atas dasar fitrah,
kemudian kedua orang tuanya menjadikannya penganut
agama Yahudi, Nasrani atau Majusi.Seperti hal-nya binatang
yang lahir sempurna, apakah kamu menemukan ada anggota
badannya yang terpotong, kecuali jika kamu memotongnnya?
(tentu tidak!) (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dll melaui Abi
Khurairah).‟‟83
apa yang menjadi tanggung jawab orang tua terhadap seorang anak.
pada remaja. Orang tua yang memahami apa yang sedang dirasakan
pemulihan.
83
Sutoyo Anwar, Bimbingan dan Konseling Islam. h. 60
79
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
80
B. Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat kami atas kerja keras yang dilakukan
pihak panti serta keterbatasan yang dimiliki peneliti sebagai manusia biasa
yang tidak luput dari salah, di bawah ini akan ada saran yang mudah-mudahan
akan bermanfaat untuk memberi masukan bagi kinerja panti dan efektivitas
1. Agar anak penerima manfaat selalu mengingat ajaran agama maupun ajaran-
untuk menjadi bekal setelah keluar dari panti dan bermanfaat untuk
lebih profesional bagi anak penerima manfaat dan selalu mencontohkan hal-
hal yang baik untuk anak penerima manfaat dan memberikan layanan dan
bimbingan agama supaya menjadi bekal sesudah keluar dari PSMP Paramita
Mataram.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Moh. Kasim, Ilmu Jiwa Perkembangan Bagian Ilmu Jiwa Anak (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983).
Mulyani Sumatri, Naya Syaodih, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2006).
Muh. Buharan Burgin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2007).
Muhammad Al Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung : Pustaka Setia, 2006)
Namora Lumongga Lubis, Psikologi Kespro, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013).
Nurul Chomariah, Pelecehan Anak(Kenalan Dan Tangani), (Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2014).
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004)
Rose Mini, A. Priyanto, Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya
(Yokyakarta: Kansius, 2003)
Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia (PP_IDAI, Tahun 2001.h.i.www.google)
Siti Marodah Dengan Judul Skripsi : Peran Pemerintah Dalam Penanganan Anak
Terlantar Di Panti Asuhan “AMPERA” Desa Pringgasela, Lotim : Skripsi
FDK, IAIN Mataram.,2012.
Sugiarto, Indra, Aspek Klinis Kekerasan Pada Anak dan Upaya Pencegahan,
Ketua Satuan Tugas Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Pengurus Pusat
Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP_IDAI, Tahun 2001.h.i.www.google)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2014)
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2000)
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2012)
Tohari Musamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islam,
(Yogya: UII Pres, 1992).
Tohrin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
Intergrasi) Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013).
Ulber Silalahi, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung : Refika Aditama, 2010)
UU Republik Indonesia No.23 Tahun 2003.
Zaki Husein, Sosiologi Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970).
83
Zamrotul Uyun, Kekerasan Seksual Pada Anak Stress Pasca Trauma, Jurnal
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surajarta.
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
Tabel 2.1
86
h. 15.30-16.15 h. Sholat ashar berjamaah
87
g. 14.45-15.30 g. Bimbingan psikososial
88
f. 12.00-13.15 f. Sholat zuhur berjamaah
Tabel 2.2
2. Auditorium 1 unit
89
12. Ruang poliklinik 1 unit
takraw,badminton,sepak bola)
Tabel 2.3
No Jenis perlengkapan
1. Perlengkapan perkantoran
2. Perlengkapan asrama
90
11. Perlengkapan dan peralatan guest house
Tabel 2.4
barang persedian
barang persediaan
91
S.Pd
Table 2.5
Daftar Nama Pegawai Seksi Program Dan Advokasi Sosial Tahun 2018
social
92
advokasi social
SST pertama
Wahyuni SE program
S.ST pertama
social
Hidayat
S/ST pertama
rehabilitas sosial
Pratama.S/ST pertama
93
pertama
rehabilitas sosial
Tabel.2.6
lanjut
Paramita Mataram.
94
4. NA Pelecehan seksual Kab. Lombok timur
95
INSTRUMEN PENELITIAN
96
LAMPIRAN_LAMPIRAN
97
3. Bimbingan Keterampilan
c. Menjahit
98
4. Bimbingan Fisik Senam Ibu Hamil
5. Bimbingan Sosial
99
6. Bimbingan Agama
100
8. Wawancara dengan ibu Ekawati Yuyun Wahyuni
101
102