Anda di halaman 1dari 136

ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN KOMPAS

SUUNTO OLEH PEMBIMBING SYARIAH KANWIL KEMENTERIAN


AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh:
SUPI YANI
NIM. 160204008

JURUSAN ILMU
FALAK FAKULTAS
SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM MATARAM
ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN KOMPAS
SUUNTO OLEH PEMBIMBING SYARIAH KANWIL KEMENTERIAN
AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum

Oleh:
SUPI YANI
NIM. 160204008

JURUSAN ILMU
FALAK FAKULTAS
SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM MATARAM
i
i
vi
MOTTO

……….        ..


 g

Artinya: “ Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram”.


(Al-Baqarah [2]: 149)

v
PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tersayang ( Ibu Asiah
dan Bapak Tarum) yang senantiasa mendo’akanku serta pengorbanan dan
perjuangan yang menguras keringatnya selama saya kuliah sampai pada titik
terakhir perjuangan saya dibangku kuliah ini. Serta Saudara-saudariku (alm.
Sapriwandi, Rosa, Suhaimi, Erlina, Hidayatul Hidayah, Meita Risma L., M.
Guntur Ali A., dan M. Farel Ali) yang senantia menjadi semangat dan
motivasiku untuk menyelesaikan kuliah ini tepat waktu. Dan Almamater UIN
Mataram yang telah memberikan segudang ilmu, TERIMAKASIH.”

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, Keluarga, Sahabat, dan seluruh umat Islam yang setia hingga akhir zaman.

Dalam persiapan dan pelaksanaan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum. Karena itu penulis

menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram;

2. Dr. Musawwar, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah;

3. Drs. H. Muktamar, M.H. sebagai Pembimbing I dan Dr. Arino Bemi Sado,

S.Ag., M.H. sebagai Pembimbing II.

4. Muhammad Harfin Zuhdi, MA sebagai Penguji I dan Ahmad Saiful Haq

Muhtadi, M.SI sebagai Penguji II.

5. Serta semua Dosen Ilmu Falak UIN Mataram dan pihak-pihak yang lain yang

tidak henti-hentinya memberikan banyak dukungan atas terselenggaranya

penelitian ini.

6. Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara

Barat yang telah bersedia membantu dengan memberikan informasi dan

keterangan-keterangan yang penulis butuhkan pada saat melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua peneliti beserta segenap keluarga, terima kasih atas segala

do’a, perhatian, dukungan, motivasi, dan segala kasih sayang yang telah

diberikan.

i
8. teman-teman Ilmu Falak angkatan 2016, yang selalu saling memberi semangat

satu sama lain serta kekompakan selama menuntut ilmu di Fakultas Syariah,

semoga kebersamaan akan selalu terkenang sepanjang masa..

Harapan dan do’a peneliti semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima

Allah SWT. Serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses

membuka wawasan pengetahuan dan dapat menjadi salah satu cahaya penerang di

antara ribuan cahaya penegtahuan lainnya.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

nyata bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya.

Mataram, 22 Juli 2020


Peneliti,

Supi Yani
NIM. 160204008

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................................v
HALAMAN MOTTO...........................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
ABSTRAK............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................................5
D. Ruang Lingkup dan Seeting Penelitian..................................................6
E. Telaah Pustaka.......................................................................................7
F. Kerangka Teori.....................................................................................10
G. Metode Penelitian.................................................................................16
H. Sistematika Penelitian..........................................................................22

BAB II GAMBARAN UMUM PENGUKURAN ARAH KIBLAT


MENGGUNAKAN KOMPAS SUUNTO..............................................24
A. Profil Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Nusa Tenggara Barat...........................................................................24
B. Metode Pengukuran Arah Kiblat Masjid oleh Pembimbing
Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara
Barat....................................................................................................26
1. Arah Kiblat Masjid di Pulau Lombok.............................................26
2. Metode Pengukuran Arah Kiblat Masjid oleh Pembimbing
Syariah...........................................................................................34
C. Aplikasi Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto......39

BAB III ANALISIS PENGUKURAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN


KOMPAS SUUNTO.................................................................................43
A. Analisis Metode Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Pengukuran Arah Kiblat
menggunakan Kompas Suunto............................................................43
x
B. Analisis Akurasi Arah Kiblat Hasil Pengukuran mengggunakan
Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.................................................46

BAB IV PENUTUP..............................................................................................66
A. Kesimpulan..........................................................................................66
B. Saran....................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68
LAMPIRAN..........................................................................................................71

x
ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN KOMPAS
SUUNTO OLEH PEMBIMBING SYARIAH KANWIL
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh:
SUPI YANI
NIM. 160204008

ABSTRAK

Penentuan arah kiblat menggunakan kompas merupakan metode yang


kurang efisien, karena kompas mudah dipengaruhi oleh medan magnetik sehingga
arah utara yang dihasilkan kompas bukanlah arah utara sejati melainkan arah utara
magnetic yang membuat hasilnya kurang akurat. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengoreksi dan menganalisis akurasi arah kiblat masjid/musholla
yang pernah diukur arah kiblatnya menggunakan Kompas Suunto oleh
Pembimbing Syariah. Sehingga akan diketahui arah kiblat yang akurat.
Penelitian ini menggunakan metode field research melalui pendekatan
kualitatif untuk memberikan gambaran secara spesifik tentang bagaimana metode
Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto dan untuk
mengetahui akurasi arah kiblat hasil pengukuran mengggunakan Kompas Suunto
oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa arah kiblat
masjid/musholla yang pernah diukur menggunakan Kompas Suunto oleh
Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat
tersebut, menurut analisis menggunakan Ilmu ukur segitiga bola (Spherical
Trigonometry) dari 6 masjid/musholla yang menjadi objek penelitian. Secara
keseluruhan arah kiblat masjid/musholla masuk dalam kategori akurat, karena
arah kiblat yang dihasilkan oleh Pembimbing Syariah menggunakan Kompas
Suunto hanya terpaut selisih pada detiknya saja dengan arah kiblat yang
dihasilkan menggunakan perhitungan Spherical Trigonometry. Adapun
masjid/musholla yang mengalami selisih terkecil yaitu Masjid Asy-Syakirin
sebesar 0º0’0,01”, sedangkan masjid/musholla yang mengalami selisih terbesar
yaitu Musholla Nurul Yakin sebesar 0º0’21,87” ini berarti arah kiblat yang
dihasilkan oleh Pembimbing Syariah sudah akurat.

Kata kunci: Akurasi Arah Kiblat, Kompas Suunto, Pembimbing Syariah.

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arah kiblat dalam Islam sudah ditentukan, yakni harus menghadap ke Masjid

al-Haram (Ka’bah) yang merupakan salah satu syarat untuk menjalankan sholat

secara sah,1 baik sholat fardhu lima waktu maupun sholat sunnah lainnya ialah

menghadap ke arah kiblat, karena sangat berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya

ibadah sholat yang kita tunaikan.2 Dengan adanya dasar tersebut umat Islam

diwajibkan menghadap ke Masjid Al-Haram sebagai dasar iman yang bisa

menyambungkan ikatan batin antara manusia dengan sang pencipta (Allah SWT).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an:

                  


      g 
  

     


 

Artinya:
“Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke
arah Masjidil Haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang
hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan”. (Al-Baqarah [2]: 149).3

Bagi orang-orang yang berada di sekitar Masjidil Haram, perintah ini tidak

menjadi masalah, karena mereka dapat menghadapkan muka dan tubuhnya ke Ka’bah

1
Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, (Bandung: Refika Aditama, 2007). cet. Ke-1.
hlm.69.
2
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar, (Semarang: El-Wafa, 2017), hlm. 47.
3
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Pustaka Agung Harapan,
2006) hlm. 28.
1
2

dengan mudah. Namun bagi orang-orang yang jauh dari kota Mekah perintah ini tentu

menimbulkan masalah yang kadang-kadang menjadi pertentangan karena untuk

melaksanakan kewajiban seperti itu merupakan hal yang berat, sebab mereka tidak

pasti bisa mengarah ke Ka’bah secara tepat.4 Dan sebagian ulama memang ada yang

berpendapat cukup menghadap arah menurut yang diyakininya saja, sekalipun

kenyataannya salah. Akan tetapi, ada pula ulama’ yang berpendapat harus menghadap

ke arah kiblat seteliti mungkin dengan menghadap posisi Ka’bah yang sebenarnya.

Ukuran Ka’bah yang hanya sekitar 13 m x 11,5 m, maka akan sulit bagi orang-

orang yang jauh untuk bisa persis menghadap Ka’bah.5 Oleh karena itu untuk

mengetahui secara pasti tentang hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah

kiblat tersebut adalah sangat perlu agar kita dapat menghilangkan rasa keragu-raguan

dan merasa yakin bahwa telah menghadap dalam melakukan ibadah yang diwajibkan.

Untuk mendapatkan keyakinan akan kiblat yang benar tersebut, maka kita perlu

menghitung dan menentukan dengan teliti kesempurnaan arahnya. Sebab bergeser

sedikit saja dari arah yang sebenarnya, maka salatnya berarti tidak lagi menghadap ke

Masjid al-Haram (Ka’bah), akan tapi salatnya bisa menghadap ke Mesir, Iraq bahkan

ke Eropa jika arah kiblatnya bergeser ke arah kanan dari standar arah kiblat wilayah

Indonesia dan juga bisa sampai menghadap ke Afrika selatan bahkan ke Uni Sovyet

4
Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat, Almanak Hisab Rukyat,
(mataram, 2013), cet. Ke-4. hlm. 21-22.
5
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak.....hlm. 47.
3

jika arah kiblatnya terlalu bergeser ke arah kiri dari standar arah kiblat wilayah

Indonesia.6

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di sekitar pulau Lombok ini,

banyak masjid ataupun musholla yang keluar dari zona arah kiblat sebagaimana yang

diperintah Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 149 tersebut, akan tetapi dengan

adanya Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kemenag Prov. NTB),

disana terdapat beberapa bidang-bidang yang menangani yang berkaitan dengan

agama dan umat manusia, khususnya Bidang Bimbingan Syariah. Dengan adanya

Pembimbing Syariah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat ini yang

berwenang melakukan pengukuran arah kiblat yang memang tugasnya untuk

melakukan kalibrasi arah kiblat masjid-masjid di seluruh wilayah kewenangannya.

Proses pengukuran arah kiblat yang dilakukan oleh pihak Pembimbing Syariah

Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu berdasarkan sesuai keluhan

dari masyarakat khususnya umat Islam tentang penyimpangan arah kiblat yang terjadi

di masjid ataupun mushola di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salah satu metode pengukuran arah kiblat yang digunakan oleh Pembimbing

Syariah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kemenag Prov. NTB)

adalah menggunakan Kompas Suunto. Kompas Suunto tidak jauh berbeda dengan

kompas lainnya yakni alat penunjuk arah mata angin oleh jarum yang ada padanya 7

dan berbentuk seperti jam yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan

6
Encup Supriatna, Hisab Rukyat......hlm.71.
7
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka, Cet. 3,
2007), hlm. 41.
4

selatan.8 Sudut yang diapit oleh jarum magnet kompas itu sendiri selalu berubah-ubah

tergantung pada posisi tempat dan waktu, oleh karenanya pengukuran arah kiblat

menggunakan kompas seperti ini memerlukan extra hati-hati dan penuh kecermatan,

untuk mendapatkan tingkat akurasi arah kiblat dan mengingat jarum kompas itu kecil

dan peka terhadap daya magnet.9

Dalam menentukan arah kiblat pada hakikatnya adalah menentukan posisi suatu

tempat di permukaan Bumi ke Ka’bah dengan cara mengetahui Azimuth kiblat, 10

karena mengingat bahwa bentuk bumi yang menyerupai bola sehingga dalam

pengukuran perlu memberlakukan konsep hukum yang berlaku pada bola. Seiring

perkembangan zaman maka berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi cara

untuk menentukan arah kiblat dalam ilmu falak yang mempunyai akurasi yang sangat

tinggi salah satunya menggunakan perhitungan ilmu ukur Segitiga Bola (Spherical

Trigonometry), sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang teliti dan akurat.

Dari uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk

menganalisis Akurasi Kompas Suunto dalam penentuan arah kiblat dengan

pendekatan Ilmu ukur segitiga bola (Spherical Trigonometry). Alasan inilah yang

menjadikan penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Akurasi Arah

Kiblat menggunakan Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat ”.

8
KBBI Online, http://kbbi.web.id/kompas, diakses pada tanggal 26 November 2019.
9
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak …. hlm. 41.
10
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak......hlm. 366-367.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dipahami bahwa pokok permasalahan

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Metode Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi NTB dalam

Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto ?

2. Bagaimana Akurasi Arah Kiblat Hasil Pengukuran mengggunakan Kompas

Suunto oleh Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi NTB ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui metode Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi NTB

dalam pengukuran arah kiblat menggunakan Kompas Suunto.

b. Menganalisa dan mengetahui akurasi arah kiblat hasil pengukuran

mengggunakan Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kemenag

Provinsi NTB.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan pengetahuan

yang dapat lebih memperluas pola pikir pembaca khususnya peneliti

sendiri dan pada umumunya mengenai penggunaan Kompas Suunto

dalam penentuan arah kiblat dan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengaplikasian ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Falak.


6

2) Dapat memberikan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan

tema yang sejenis.

b. Secara Praktis

1) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai studi program Strata

satu (S-1) pada Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Mataram.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Ruang Lingkup penelitian, penulis disini memfokuskan untuk meneliti terkait

dengan metode Pembimbing Syariah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara

Barat dalam mengukur arah kiblat menggunakan Kompas Suunto dan mengoreksi

akurasi arah kiblat hasil pengukuran mengggunakan Kompas Suunto oleh

Pembimbing Syariah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Setting penelitiannya yaitu Pembimbing Syariah yang berlokasi di Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai objek dari

penelitian ini dan peneliti memilih dua masjid/musholla hasil pengukuran dari

Pembimbing Syariah di kabupaten-kabupaten Pulau Lombok yang akan peneliti teliti

akurasi arah kiblatnya dengan menerapkan perhitungan Spherical Trigonometry

(Segitiga Bola). Perlu diketahui bahwa di Pulau Lombok terdapat satu Kota dan

empat Kabupaten yaitu: Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Tengah,

Kab. Lombok Timur dan Kab. Lombok Utara. Namun, peneliti tidak dapat

melakukan sampling di Kab. Lombok Utara karena masjid-masjidnya sudah hacur


7

pada saat gempa dan di Kota Mataram karena peneliti belum mendapatkan data-data

masjid yang sudah diukur oleh Pembimbing Syariah jadi tidak dapat peneliti koreksi.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya-karya terdahulu,

sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan data yang valid serta

menghindari terjadinya duplikasi, plagiasi, dan repetisi serta menjamin orisinalitas

dan legalitas penelitian ini.11

Beberapa tulisan atau penelitian yang telah ada dan pernah dilakukan terkait

dengan kajian arah kiblat, di antaranya adalah :

1. Skripsi Zohratun Niswah yang berjudul “Uji Akurasi kompas arah kiblat dalam

Aplikasi Android “Digital Falak” versi 2.0.8 Karya Ahmad Tholhah Ma’ruf”.12

Pada Skripsi tersebut dijelaskan tentang bagaimana tingkat akurasi kompas arah

kiblat dalam aplikasi android “Digital Falak” dalam pengaplikasian di kehidupan

sehari-hari dan mengkomparasikan dengan Theodolite. Dari hasil komparasi

tersebut pengukuran arah kiblat menggunakan Kompas Arah Kiblat dengan

theodolite cukup besar yakni berkisar antara 3-6˚.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah

sama-sama menguji akurasi kompas dalam mengukur arah kiblat. Namun

perbedaannya adalah dimana penelitian tersebut melakukan komparasi kompas

11
IAIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: IAIN Mataram, 2017), hlm.28; dan
UIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: UIN Mataram, 2018), hlm.23.
12
Zohratun Niswah, “Uji Akurasi Kompas arah kiblat dalam Aplikasi Android “Digital Falak”
versi 2.0.8 Karya Ahmad Tholhah Ma’ruf”, (Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo,
Semarang, 2018).
8

arah kiblat yang ada dalam aplikasi Digital Falak versi 2.0.8 dengan kompas

magnetik dan theodolite untuk mengetahui akurasinya yang dilakukan di pelataran

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), sedangkan peneliti menggunakan Kompas

Suunto sebagai bahan Analisis Akurasi Pengukuran Arah Kiblat yang dilakukan

oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara

Barat di Pulau Lombok yang akan membandingkan hasil perhitungan arah kiblat

salah satunya dengan menerapkan Perhitungan Ilmu ukur Segitiga Bola (Spherical

Trigonometry) yang mempunyai akurasi yang sangat tinggi sehingga diharapkan

akan mendapatkan hasil yang teliti dan akurat.

2. Disertasi Ahmad Izzuddin yang berjudul “Kajian terhadap metode–metode

penentuan arah kiblat dan akurasinya”.13 Pada Disertasi tersebut dijelaskan

tentang bagaimana metode-metode penentuan akurasi arah kiblat dalam berbagai

aspek baik tradisional maupun modern, di mana kesimpulan akhir dari penelitian

ini adalah bahwa penentuan arah kiblat yang tepat dan akurat adalah dengan

metode perhitungan azimuth kiblat dengan alat bantu theodolite dan GPS dengan

menggunakan teori geodesi atau merubah data geografik ke data geosentrik atau

menunggu saat-saat tibanya peristiwa fenomena alam raṣdul kiblat.

Dalam Disertasi tersebut terdapat persamaan dengan penelitian yang akan

peneliti laksanakan, yaitu sama-sama meneliti akurasi arah kiblat dengan

menggunakan metode perhitungan azimuth kiblat dengan menggunakan Ilmu ukur

13
Ahmad Izzuddin, “Kajian terhadap metode–metode penentuan arah kiblat dan akurasinya”,
(Disertasi, PPs IAIN Walisongo, Semarang, 2011).
9

Segitiga Bola. Sedangkan perbedaannya adalah sebagaimana Disertasi tersebut

melakukan penentuan arah kiblat menggunakan theodolite dan GPS, sedangkan

peneliti menggunakan Kompas Suunto sebagai bahan Analisis Akurasi

Pengukuran Arah Kiblat yang dilakukan oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat kemudian membandingkan

hasil perhitungannya dengan menggunakan rumus ilmu ukur Segitiga Bola

(Spherical Trigonometry).

3. Jurnal Oleh Mustofa Kamal yang berjudul “Teknik Penentuan Arah Kiblat

Menggunakan Aplikasi Google Earth dan Kompas Kiblat RHI”.14 Dalam penilitian

tersebut dijelaskan tentang bagaimana Pengecekan akurasi arah kiblat

menggabungkan dua alat, yakni kompas kiblat RHI dan aplikasi Google Earth.

Kompas kiblat RHI digunakan untuk mengukur tingkat akurasi arah kiblat baik

pada bangunan maupun arah shaf sholat, sedangkan Google Earth digunakan

untuk data geografis posisi objek masjid dan musholla yang diteliti. Berdasarkan

data dan hasil analisa dua masjid dan sembilan musholla yang ada di Desa

Blendung, sejajar dengah garis lurus arah kiblat, tiga bangunan menunjukkan

tingkat kesejajaran yang presisi, sementara tiga lainnya berada pada angka satu

derajat, lima bangunan lainnya melenceng dari arah kiblat dalam kisaran 17˚- 26˚.

Dalam jurnal tersebut terdapat persamaan dengan skripsi yang akan diangkat

oleh peneliti, yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode kompas dalam

14
Mustofa Kamal, “Teknik Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Aplikasi Google Earth dan
Kompas Kiblat RHI”, Madaniyah, Jurnal Ilmiyah Kajian Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, (Vol. II,
Edisi IX, Agustus 2015), hlm.176.
1

pengukuran arah kiblat dan dalam jurnal tersebut lebih fokus pada pengecekan

kembali arah kiblat masjid/mushola menggunakan aplikasi google earth dan

kompas RHI, sedangkan peneliti menggunakan Kompas Suunto sebagai bahan

Analisis Akurasi Pengukuran Arah Kiblat yang dilakukan oleh Pembimbing

Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.

F. Kerangka Teori

1. Arah Kiblat

Secara bahasa, kata kiblat berasal dari bahasa arab yakni kata “al-Qiblah”

berarti “al-Jihah” yang merupakan salah satu bentuk mashdar dari kata kerja

“al-Fi’lah” dari kata “al-Muqabalah”, yang artinya menghadap, dapat juga

berarti pusat pandangan.15

Pemaparan tentang arti harfiah dari kata Kiblat di atas, maka dapat

dipahami bahwa secara etimologi, kata kiblat memiliki pengertian arah ke mana

orang menghadap. Pada konteks ini, Ka’bah sebagai kiblat karena Ka’bah

menjadi arah menghadap orang ketika mengerjakan salat.

Adapun beberapa definisi tentang kiblat menurut terminologis antara lain:

a. Menurut Ahmad Izuddin, Kiblat adalah arah terdekat dari seseorang menuju

Ka’bah dan setiap umat muslim wajib menghadap ke arahnya saat

melaksanakan salat.16

15
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak......hlm. 52.
16
Ahmad Izuddin, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 20.
1

b. Muhyiddin Khazin, Kiblat sebagai arah Ka’bah di Mekah yang harus dituju

oleh orang yang sedang melaksanakan ibadah salat, sehingga semua gerakan

salat, baik ketika berdiri, ruku, maupun sujud senantiasa berhimpit dengan

arah itu.17

c. Munawwir, arti Kiblat yaitu arah yang dituju atau pusat perhatian, hadapan,

dan Ka’bah.18

d. Susiknan Azhari, Kiblat adalah arah yang dihadap oleh orang muslim ketika

melaksanakan ibadah salat, yaitu arah menuju ke Ka’bah di Mekah.19

e. Menurut al-Manawi, Kiblat adalah segala sesuatu yang ditempatkan di muka

atau sesuatu yang dituju lalu kemudian kita menghadap kepadanya.20

f. Menurut Rahi Baalbaki pada kitab al-Maurid, kata “al-Qiblah” memiliki arti

Kiblat arah bagi umat muslim, arah berdoa (menuju Ka’bah) di Mekah atau

menjadi arah pusat perhatian ketika melaksanakan ibadah salat.21

g. Slamet Hambali, arah kiblat sebagai arah menuju Ka’bah (Mekah) melewati

jalur terdekat yang mana setiap muslim dalam melaksanakan shalat harus

menghadap ke arah tersebut.22

17
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak….., hlm. 67.
18
Ahmad Warson, Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Progressif, 1997), hlm. 1087.
19
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) cet.2, hlm.
174-175.
20
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak......hlm. 52-54.
21
Rohi Baalbaki, Al-Maurid, (Beurit: Dar El-Ilm Lilmalayin, 1995), hlm.849.
22
Slamet Hambali, Ilmu Falak I (Penentuan awal waktu shalat dan arah kiblat seluruh dunia),
(Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo, Semarang, 2011), cet.1, hlm. 84.
1

Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa

Kiblat adalah letak atau posisi dimana Ka’bah dengan bentuk ain-nya itu berada

(Mekah). Lalu arah kiblat menunjukkan posisi Ka’bah dilihat dari arah mana

kita berada. Dengan kata lain, arah terdekat dari seseorang menuju Ka’bah dan

arah tersebut wajib dituju oleh umat muslim ketika melaksanakan ibadah shalat.

2. Akurasi

Kata “akurat” dalam Kamus Bahasa Inggris yakni “accurate” yang

berarti tidak ada kesalahan, teliti dan sesuai.23 Kemudian dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia kata “akurat” mempunyai arti: teliti, saksama, cermat, tepat

dan benar.24 Menurut Ahmad Izuddin akurat adalah tingkat kedekatan atau

kedetelitian pengukuran kuantitas terhadap nilai sebenarnya. Menurut Slamet

Hambali akurat adalah mengukur seberapa tepat suatu pengukuran

dibandingkan dengan acuan yang lain. Jadi bilamana kata akurat digunakan

untuk arah kiblat yang akurat, maka dapat dimaknai bahwa arah kiblat yang

dimaksud adalah tepat benar, yaitu benar-benar mengarah ke arah al-Masjidil

Haram (Ka’bah).

Adapun tingkatan akurat dalam pengukuran arah kiblat dibagi menjadi 4

kategori, yaitu sangat akurat, akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. 25

23
Kamus Bahasa Inggris Online, https://translate.google.co.id/accurate, diakses pada tanggal 18
Agustus 2020.
24
KBBI Online, http://kbbi.web.id/akurat, diakses pada tanggal 26 November 2019.
25
Slamet Hambali, Menguji Tingkat Keakuratan hasil pengukuran arah kiblat menggunakan
Istiwaaini Karya Slamet Hambali. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2014). hlm.46-51.
1

a. Sangat akurat, terjadi bilamana hasil pengukuran arah kiblat berhasil

memperoleh arah kiblat yang benar-benar tepat ke arah al-Masjidil Haram

(Ka’bah).

b. Akurat, terjadi bilamana hasil pengukuran arah kiblat selisih/perbedaan tidak

keluar dari kriteria Thomas Djamaluddin, yakni selama kemelencengan tidak

lebih dari 0°42’46.43”.

c. Kurang akurat, terjadi bilamana hasil pengukuran arah kiblat jika terjadi

kemelencengan antara 0°42’46.43” sampai dengan 22°30’ lebih arah kiblat

untuk wilayah Indonesia akan cenderung ke arah barat lurus.

d. Tidak akurat, terjadi bilamana hasil pengukuran arah kiblat terjadi

kemelencengan di atas 22°30’, karena jika terjadi kemelencengan yang

mencapai di atas 22°30’ arah kiblat untuk wilayah Indonesia akan cenderung

condong ke arah selatan dari titik barat.

3. Geomagnetik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Geomagnetik berarti ilmu yang

berkaitan dengan sifat magnetik bumi.26 Geomagnetik bisa disebut pula sebagai

medan magnet bumi yakni medan dimana dapat dideteksi distribusi gaya

magnet. Kemudian secara etimologi “Geomagnetik” merupakan batuan

26
KBBI Online, http://kbbi.web.id/geomagnetik, diakses pada tanggal 5 Desember 2019.
1

termagnetisasi dibawah permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya

perubahan struktur geologi setempat.27

Adapun Geomagnetik dalam penelitian ini adalah barang yang terdapat

kandungan magnet baik itu berada di bawah permukaan bumi maupun di luar

seperti benda-benda yang mengandung logam (jam tangan, hp dan lain-lain)

dan besi (besi beton yang tertanam dalam lantai) yang menyebabkan hasil

penentuan arah kiblat tidak akurat dan terjadi kemelencengan, terlebih

penentuan arah kiblat menggunakan kompas kecil kemungkinan hasil

penentuan arah kiblat tidak dipengaruhi oleh Magnet bumi sehingga arah utara

yang ditunjukkan oleh kompas bukan arah utara sejati (titik kutub utara)

melainkan arah utara magnet.

4. Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometry)

Ilmu ukur segitiga bola atau biasa disebut dengan istilah trigonometri bola

(Spherical Trigonometry) adalah segitiga di permukaan bola yang sisi-sisinya

merupakan bagian dari lingkaran besar. Ilmu ukur segitiga bola merupakan

salah satu metode yang mempunyai akurasi yang sangat tinggi, teliti28 dan

dianggap representatif untuk menjawab permasalahan penentuan arah kiblat.

27
Faisal Muhammad Abdullah,dkk, Pendugaan jenis batuan bawah permukaan daerah
Bendungan Karangkates menggunakan metode geomagnetic.
28
Ahmad Izzuddin, Metode…. hlm. 788.
1

Ilmu ini pertama kali dikembangkan para ilmuwan muslim dari Jazirah Arab

seperti Al Battani dan Al Khawarizmi dan terus berkembang sampai sekarang.29

Dinamakan Ilmu ukur segitiga bola (Spherical Trigonometry) karena

metode pengukuran yang dilakukan dengan mengetahui Azimuth kiblat30, jadi

metode ini memperhitungkan besar sudut kiblat pada bola bumi. oleh sebab itu,

ketika ingin mengetahui arah kiblat maka secara otomatis perhitungan yang

dimaksud adalah untuk mengetahui arah kiblat menuju Ka’bah yang dilihat dari

suatu tempat di permukaan Bumi dan juga mengingat bahwa bentuk bumi yang

hampir menyerupai bola.31 Penentuan azimut suatu tempat di permukaan Bumi

ke arah kiblat menggunakan trigonometri bola (Spherical Trigonometry),

membutuhkan data koordinat geografis dari ka’bah, kutub utara Bumi, dan

tempat yang akan dicari azimut kiblatnya tersebut.

29
Mutoha Arkanuddin, ”Teknik penentuan arah kiblat” (Lembaga pengkajian dan
pengembangan Ilmu Falak (LP2IF2) Rukyatul Hilal Indonesia (RHI), dalam
https://www.googlecendekia.com/mutoha_modul_arah_kiblat, diakses pada 29 Mei 2020.
30
Kata azimuth biasa digunakan untuk menyebut sudut kiblat yang dihitung dari titik utara ke
timur (UTSB / searah jarum jam) sampai pada posisi kiblat tersebut. Azimuth menjadi standar
pengukuran dalam ilmu falak.
31
Lihat Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,
2015), hlm.117-119; A. Kadir, Formula baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 69-71; Siti
Muslifah, “Metode penentuan arah kiblat Masjid Agung At Taqwa Bondowoso Jawa Timur”, (Skripsi,
Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang, 2010), hlm. 33-48; Nuraeda Safika, “Akurasi arah kiblat
masjid-masjid di Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah dengan menggunakan Teodolit”,
(Skripsi, Fakultas Syariah UIN Mataram, 2019), hlm. 43-48; Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses
penentuan arah kiblat Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient
Division Tugurejo Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36; Moedji
Raharto dan Dede Jaenal Arifin Surya, “Telaah penentuan arah kiblat dengan perhitungan
Trigonometry Bola dan Bayang-bayanng Gnomon oleh Matahari”, Jurnal Fisika Himpunan Fisika
Indonesia, (Vol. 11 p.23-29, Juni 2011), hlm. 24-27.
1

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode field research melalui pendekatan

kualitatif karena data yang diperoleh dari lapangan lebih banyak yang bersifat

informasi dan keterangan bukan dalam bentuk simbol atau angka. Hal ini sesuai

dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang dapat diamati.32

Dalam penelitian ini menggunakan metode field research melalui

pendekatan kualitatif untuk memberikan gambaran secara spesifik tentang

Bagaimana metode Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara

Barat dalam pengukuran arah kiblat menggunakan Kompas Suunto dan untuk

mengetahui akurasi arah kiblat hasil pengukuran mengggunakan Kompas

Suunto oleh Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat

dengan menerapkan perhitungan Ilmu ukur segitiga bola (Spherical

Trigonometry) yang mempunyai akurasi yang sangat tinggi sehingga

diharapkan akan mendapatkan hasil yang teliti dan akurat.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangatlah dibutuhkan. Hal ini

dikarenakan peneliti berperan sebagai penggali data yang terjun langsung ke

32
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 4.
1

lapangan untuk melihat, mencermati, meneliti, dan menelaah keadaan yang

diteliti guna memperoleh data yang akurat terlebih lagi peneliti akan

menganalisis akurasi arah kiblat hasil pengukuran mengggunakan Kompas

Suunto oleh Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan secara bertahap, yakni

sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, yaitu peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan kepada responden dan menentukan siapa saja yang dijadikan

sumber data, serta apa saja yang diamati dilokasi penelitian.

b. Tahap pelaksanaan, yaitu tahap dimana peneliti turun ke lokasi penelitian

dan melakukan wawancara kepada responden guna mendapatkan data yang

dibutuhkan serta melakukan pengamatan terhadap situasi yang terdapat di

lokasi penelitian.

c. Tahap penulisan laporan, yaitu tahap dimana data-data yang diperoleh

dilapangan diolah dan dianalisis sesuai dengan ketentuan yang digunakan

dalam penelitian ini.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Nusa Tenggara Barat Jln. Udayana no.6, Monjok Barat Kec. Selaparang Kota

Mataram, khususnya pada Bidang Pembimbing Syariah.


1

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan

sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara yang peneliti

dapatkan dari Pembimbing Syariah yang bertugas melakukan pengukuran arah

kiblat menggunakan Kompas Suunto dan observasi langsung terhadap akurasi

arah kiblat dengan memakai sample masjid dan musholla di kabupaten Pulau

Lombok yang pernah diukur menggunakan kompas Suunto oleh Pembimbing

Syariah.

Peneliti akan melakukan teknik Purposive Sampling yaitu peneliti

melakukan observasi arah kiblat dua masjid setiap kabupaten di Pulau Lombok

yang akan peneliti teliti akurasi arah kiblatnya yaitu Kota Mataram, Kab.

Lombok Barat, Kab. Lombok Tengah dan Kab. Lombok Timur, terkecuali

Kab. Lombok Utara karena rata-rata masjid di Kab. Lombok Utara sudah

hancur pada saat gempa dan di Kota Mataram karena peneliti belum

mendapatkan data-data masjid yang sudah diukur oleh Pembimbing Syariah

yang tidak dapat peneliti koreksi dengan menerapkan perhitungan Spherical

Trigonometry (Segitiga Bola).

Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi atau catatan-catatan,

termasuk dalam sumber data sekunder ini adalah buku-buku tentang objek

penelitian, dokumen, jurnal-jurnal, serta website-website yang terkait dengan


1

tema penelitian33. Dalam penelitian ini Sumber data sekunder yang peneliti

jadikan sebagai rujukan pendamping dalam menganalisis data, seperti buku

kepustakaan, jurnal-jurnal, catatan, dan artikel yang sesuai dengan tema

penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Teknik Observasi.

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui suatu pengamatan, yang disertai dengan pencatatan-

pencatatan.34 Tujuan dari obsevasi adalah untuk mendeskripsikan setting,

kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat didalam kegiatan, waktu kegiatan

dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa

yang bersangkutan atau yang biasa disebut dengan gejala sosial.35

Adapun langkah pertama yang peneliti lakukan dalam teknik

pengumpulan data ini adalah mengamati lokasi penelitian, karena peneliti

secara lansung datang ke lokasi penelitian untuk mengamati tempat, dan

aktifitas yang terjadi di dalamnya dan akhirnya mencatat data yang telah

didapatkan. Penelitian ini berlokasi di masjid dan mushola yang pernah

33
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Social: Format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya:
Airlangga university press,2001), hlm. 129.
34
Abdur Rahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT
Asdi Mahasatya, 2006), hlm. 104.
35
Burhan Ashshofa, Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hlm.58.
2

diukur menggunakan kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah dengan

melakukan teknik Purposive Sampling yaitu peneliti melakukan observasi

arah kiblat dua masjid di kabupaten Pulau Lombok yang akan peneliti teliti

akurasi arah kiblatnya yaitu Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Kab.

Lombok Tengah dan Kab. Lombok Timur, terkecuali Kab. Lombok Utara

karena rata-rata masjid di Kab. Lombok Utara sudah hancur pada saat gempa

dan di Kota Mataram karena peneliti belum mendapatkan data-data masjid

yang sudah diukur oleh Pembimbing Syariah yang tidak dapat peneliti

koreksi dengan menerapkan perhitungan Spherical Trigonometry (Segitiga

Bola) yang mempunyai akurasi yang sangat tinggi sehingga diharapkan akan

mendapatkan hasil yang teliti dan akurat.

b. Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang

dilakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai (responden)

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.36 Dalam penelitian ini

wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur komunikasi

langsung dengan informan yaitu dengan menanyakan apa saja yang terkait

dengan penelitian namun tidak terlepas dari fokus dan ruang lingkup

penelitian.

Dalam teknik wawancara ini data atau informasi yang akan penulis

telusuri adalah seputar bagaimana alasan Pembimbing Syariah Kemenag


36
Ibid., hlm.147.
2

Provinsi Nusa Tenggara Barat Mengukur Arah Kiblat Menggunakan

Kompas Suunto serta bagaimana metode Pembimbing Syariah Kemenag

Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pengukuran arah kiblat menggunakan

Kompas Suunto.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan foto-foto atau video atau data lain

yang terkait dengan penelitian yang tidak dapat diperoleh dengan cara

observasi maupun wawancara.

6. Analisis Data

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data adalah

pendekatan kualitatif, maka dalam menganalisa data peneliti menggunakan

analisa deskriptif, yaitu menganalisa masalah dengan interpretasi yang tepat dan

menggambarkan secara akurat sifat-sifat dari fenomena yang berhubungan

dengan permasalahan akurasi arah kiblat hasil Pengukuran menggunakan

Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

Dalam hal ini penliti akan mendeskripsikan metode atau riwayat

penentuan arah kiblat yang telah digunakan. Setelah itu untuk mengetahui

tingkat akurasi arah kiblat masjid yang telah diukur oleh Pembimbing Syariah

dengan menggunakan metode atau rumus yang ada dalam ilmu falak salah

satunya dengan menerapkan perhitungan Ilmu ukur segitiga bola (Spherical

Trigonometry), baru kemudian disimpulkan secara spesifik oleh peneliti.


2

7. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, untuk lebih validnya data atau informasi yang

diperoleh demi keabsahan hasil penelitian, maka peneliti menggunakan metode

triangulasi artinya pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

dan berbagai waktu.37 Peneliti mendapatkan informasi yang sejenis dari sumber

yang berbeda, sehingga peneliti dapat membandingkan dan mengecek balik

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dalam penelitian ini.

H. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari penelitian ini, maka

penulis menyajikan sistematika penelitian yang terdiri dari empat bab, yang terdiri

dari bagian pertama pendahuluan, bagian kedua yakni paparan data dan temuan,

bagian ketiga yakni pembahasan dan bagian terakhir yakni kesimpulan dan saran.

Untuk lebih jelasnya mengenai penyusunan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah

Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan terakhir Sistematika Penulisan.

BAB II Gambaran Umum Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas

Suunto. Bab ini meliputi Profil Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Barat, Metode pengukuran arah kiblat masjid oleh

Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat

dimana sub bab ini meliputi arah kiblat masjid di Pulau Lombok dan metode

37
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 125-127.
2

pengukuran arah kiblat oleh Pembimbing Syariah. Dan aplikasi pengukuran arah

kiblat menggunakan Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian

Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.

BAB III Analisis Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto. Bab

ini meliputi Analisis Metode Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara

Barat dalam Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto dan Analisis

Akurasi Arah Kiblat Hasil Pengukuran mengggunakan Kompas Suunto oleh

Pembimbing Syariah Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat.

BAB IV Penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dan beberapa saran yang

diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan literatur

dikemudian hari tentang akurasi arah kiblat menggunakan Kompas. Selanjutnya

diikuti oleh daftar kepustakaan yang dijadikan sumber dalam pembahasan ini dan

juga beberapa lampiran.


BAB II
GAMBARAN UMUM PENGUKURAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN
KOMPAS SUUNTO
A. Profil Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa

Tenggara Barat

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu

lembaga negara yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam urusan pemerintahan di

bidang agama dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berlokasi di Jl.

Udayana No.6, Monjok Barat, Selaparang Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat

terdapat ada sebelas Bagian Unit Kerja.

Kesebelas Bagian Unit Kerja tersebut adalah :

1. Bagian Tata Usaha,

2. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

3. Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam,

4. Bidang Pendidikan Madrasah,

5. Bidang Bimbingan Masyarakat Islam,

6. Bidang Bimbingan Masyarakat Hindu,

7. Pembimbing Syariah,

8. Pembimbing Masyarakat Kristen,

9. Pembimbing Masyarakat Katolik,

10. Pembimbing Masyarakat Budha dan

24
2

11. Kelompok Jabatan Fungsional.38

Bagian unit kerja Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama

Pembimbing Syariah merupakan bagian unit kerja yang memiliki kewenangan / tugas

dan fungsi menangani terkait dengan agama dan umat Islam, khususnya masalah

ibadah sholat yaitu arah kiblat.

Adapun Tupoksi (tugas dan Fungsi) Pembimbing Syariah sebagai berikut:

1. Melakukan pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

faham-faham keagamaan.

2. Melakukan pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

Peyumpahan atau Rohaniwan Agama Islam.

3. Melakukan Pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

Penyuluh Syariah.

4. Melakukan Pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

Hisab Rukyat.

5. Melakukan Pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

Perawatan Janazah.

6. Melakukan Pelaksanaan Pelayanan, Bimbingan Teknis dan Pembinaan di bidang

Kalibrasi dan Pengukuran Arah Kiblat.

7. Melakukan Pengelolaan Data dan Evaluasi di bidang Penyelenggaraan Syariah.39

38
Eka Muftati’ah, Wawancara, Mataram, 4 Februari 2020.
39
Ahmad Busyairi, Wawancara, Mataram, 18 November 2019.
2

Pembimbing Syariah memiliki kewenangan melakukan pengukuran dan

mengkalibrasi arah kiblat masjid-masjid diseluruh wilayah kewenangannya dan

dilakukan berdasarkan sesuai keluhan dari masyarakat khususnya umat muslim.

Pembimbing Syariah pernah melakukan pengukuran/kalibrasi arah kiblat

masjid/musholla di wilayah kewenangannya Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu

sekitar ± 1600 masjid yang sudah diukur dan sudah terdaftar dalam sistem Informasi

masjid milik Kementerian Agama Proviinsi Nusa Tenggara Barat. 40 Masjid-masjid

tersebut tersebar merata di setiap wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

B. Metode Pengukuran arah kiblat Masjid oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat

1. Arah kiblat masjid di Pulau Lombok

Arah kiblat masjid di Pulau Lombok dimana pada kenyataannya tidak

dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit arah kiblat masjid-masjid yang ada di

Pulau Lombok masih kurang tepat. Ketidak tepatan ini dapat mencapai belasan

derajat, bahkan mungkin lebih besar lagi. Hal ini terjadi karena kesalahan

pengukuran yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang arah kiblat

dan kurangnya keterampilan dalam memanfaatkan instrument yang dijadikan

alat untuk mengukur.

Berdasarkan data hasil kalibrasi Arah kiblat masjd/musholla Kabupaten

se-Pulau Lombok yang dilakukan oleh Pembimbing Syariah (Tim Hisab

Rukyat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat),


40
Ida Suryati, Wawancara, Mataram, 7 November 2019.
2

pengukuran arah kiblat ini dilakukan berdasarkan keluhan dari masyakat. Dari

134 lokasi masjid dan musholla kabupaten yang sudah dikalibrasi, hanya

sekitar 60 lokasi masjid dan musholla yang tepat arah kiblatnya, sedangkan 74

lokasi belum tepat atau masih melenceng dan besar kemelencengannya

berkisar antara 2º - 24º yaitu terlalu ke utara atau ke selatan.

Data-data masjid dan musholla di Pulau Lombok yang sudah di kalibrasi

atau diukur arah kiblatnya oleh Pembimbing Syariah Kanwil Provinsi Nusa

Tenggara Barat, selebihnya peneliti lampirkan di halaman akhir skripsi.

Berikut beberapa masjid dan musholla yang sudah dikalibrasi arah kiblatnya

oleh Pembimbing Syariah yang dijadikan sample obsevasi peneliti paparkan

sebagai berikut:

a. Musholla Olivia

Musholla Olivia merupakan salah satu musholla yang berada di

Sukarara, jalan Bypass Kab. Lombok Tengah yang terletak pada titik

koordinat -8º42’22” LS dan 116º12’32” BT yang dibangun pada tahun 2017

dengan luas bangunan 150 m2 dan merupakan tanah wakaf. Pembimbing

Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat pernah

melakukan pengukuran arah kiblat di Musholla ini dengan menggunakan

peralatan Kompas pada tahun 2019 dan menyatakan arah kiblat Musholla

Olivia sebelumnya dengan arah kiblat seharusnya sudah tepat / benar.


2

Berikut ini penuturan Bapak Saifuluddin selaku pengurus tetap

Musholla Olivia mengenai metode yang digunakan oleh Pembimbing

Syariah dalam mengukur arah kiblat, sebagai berikut:

“kami pernah meminta Kemenag Provinsi untuk ngukur arah kiblat


musholla ini tentu agar kami merasa yakin kalau arah kiblatnya
sudah benar tidak dan waktu itu Kemenag memakai kompas, saya
tidak tahu persis kompas yang dibawa jenis apa”. 41

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Musholla Olivia dengan menerapkan perhitungan ilmu ukur

segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil koreksi

yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Musholla Olivia adalah

293˚32’36,22” UTSB.42

b. Masjid Al-Faradis

Masjid Al-Faradis merupakan salah satu masjid yang berada di Tanak

Awu, kawasan Bandara Internasional Lombok Kab. Lombok Tengah yang

terletak pada titik koordinat -8º45’48” LS dan 116º16’29” BT yang

dibangun pada tahun 2017 dengan luas bangunan 500 m 2 dan merupakan

tanah wakaf. Arah kiblat Masjid Al-Faradis pernah dilakukan pengukuran

arah kiblat mengunakan peralatan Kompas oleh Pembimbing Syariah

Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni pada

tahun 2019 dan menyatakan arah kiblat Masjid Al-Faradis sebelumnya

dengan arah kiblat seharusnya sudah benar / tepat mengarah ke Ka’bah.

41
Saifuludin, Wawancara, Sukarara, 16 Februari
2020.
2

Berikut ini penuturan Bapak Hasimullah mengenai metode yang

digunakan oleh Pembimbing Syariah dalam mengukur arah kiblat, sebagai

berikut:

“iya bener dek, bulan September kemaren Kemenag Provinsi dan


Kemenag Kab. Lombok Tengah turun ngukur arah kiblat masjid ini,
waktu itu Kemenag memakai 2 kompas karena waktu itu kami minta
sekalian juga diukurin arah kiblat musholla-musholla di dalam
bandara dan mungkin inisiatipnya supaya pengukuran selesei
soalnya didalam bandara itu ada 9 musholla yang kami minta di
ukurin juga”. 43

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Musholla Olivia dengan menerapkan perhitungan ilmu ukur

segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil koreksi

yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Masjid Al-Faradis adalah

293˚32’17,07” UTSB.44

c. Masjid Asy-Syakirin

Masjid Asy-Syakirin merupakan salah satu masjid yang berada di

Sakra, Kab. Lombok Timur yang terletak pada titik koordinat -8º40’53” LS

dan 116º28’15” BT dengan luas bangunan 3000 m2 dan merupakan tanah

wakaf. Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa

Tenggara Barat pernah melakukan pengukuran arah kiblat di masjid ini

dengan menggunakan peralatan Kompas pada tahun 2013 dan menyatakan

43
Hasimullah, Wawancara, Tanak Awu, 16 Februari
2020.
3

bahwa arah kiblat Masjid Asy-Syakirin sebelumnya dengan arah kiblat

seharusnya sudah benar / tepat menghadap ke Ka’bah.

Berikut ini penuturan Bapak Kamal selaku Takmir Masjid Asy-

Syakirin mengenai metode yang digunakan oleh Pembimbing Syariah dalam

mengukur arah kiblat, sebagai berikut:

“lamun untuk nentuan arah kiblat laek waktu mulai renovasi masjid
nike, bapak ketua pengurus masjid niki sampun ngendeng tulung lek
Kemenag jarin waktu turun nu ye ngadu kompas baiq”.45

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Masjid Asy-Syakirin dengan menerapkan perhitungan ilmu ukur

segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil koreksi

yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Masjid Asy-Syakirin

adalah 293˚29’0,46” UTSB.46

d. Masjid Nurul Ittihad

Masjid Nurul Ittihad merupakan salah satu masjid yang berada di

Sakra Barat, Kab. Lombok Timur yang terletak pada titik koordinat -

8º43’22” LS dan 116º27’57” BT dengan luas bangunan 1500 m2 dan

merupakan tanah wakaf. Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Barat pernah melakukan pengukuran arah kiblat di

masjid ini dengan menggunakan peralatan Kompas pada tahun 2013 dan

45
Kamal, Wawancara, Sakra, 15 Juni
2020.
3

menyatakan bahwa arah kiblat Masjid Nurul Ittihad sebelumnya dengan

arah kiblat seharusnya sudah benar / tepat menghadap ke Ka’bah.

Berikut ini penuturan Bapak H. Muhidin selaku pengurus tetap

Masjid Nurul Ittihad mengenai metode yang digunakan oleh Pembimbing

Syariah dalam mengukur arah kiblat, sebagai berikut:

“pire taun yang lalu nggih uah arak leman Kemenag ngukur atau

ndek kalibrasi mungkin aran ne, terus waktu no ye ngadu kompas”

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Masjid Nurul Ittihad dengan menerapkan perhitungan ilmu ukur

segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil koreksi

yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Masjid Nurul Ittihad

adalah 293˚29’26,08” UTSB.47

e. Masjid Baitul Izzah

Masjid Baitul Izzah merupakan salah satu masjid yang berada di

Kekeri Kab. Lombok Barat yang terletak pada titik koordinat -8º33’28” LS

dan 116º07’40” BT yang dibangun pada tahun 2008 dengan luas bangunan

1500 m2 dan merupakan tanah wakaf. Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat pernah melakukan

pengukuran arah kiblat di masjid ini dengan menggunakan peralatan

Kompas pada tahun 2013 dan menyatakan bahwa arah kiblat Masjid Baitull

47
Hasil koreksi, Sakra Barat, 16 Juni
3

Izzah sebelumnya dengan arah kiblat seharusnya sudah benar / tepat

menghadap ke Ka’bah.

Berikut ini penuturan Bapak H. Bahram sebagai marbot Masjid Baitul

Izzah mengenai metode yang digunakan oleh Pembimbing Syariah dalam

mengukur arah kiblat, sebagai berikut:

“Waktu sedang renovasi Masjid Baitul Izzah ini, itu tahun kalau gak
salah 2013 Kemenag pernah ngukur arah kiblat masjid ini
menggunakan kompas dan katanya arah kiblat masjid ini sudah
tepat”.48

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Masjid Baitul Izzah dengan menerapkan perhitungan ilmu ukur

segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil koreksi

yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Masjid Baitul Izzah

adalah 293˚32’18,41” UTSB.49

f. Musholla Nurul Yaqin

Musholla Nurul Yakin merupakan salah satu musholla yang berada di

Kuripan, Kab. Lombok Barat yang terletak pada titik koordinat -8º35’53”

LS dan 116º08’19” BT dengan luas bangunan 100 m2 dan merupakan tanah

wakaf. Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa

Tenggara Barat pernah melakukan pengukuran arah kiblat di musholla ini

dengan menggunakan peralatan Kompas pada tahun 2013 dan menyatakan

48
H. Bahram, Wawancara, Kekeri, 17 Juni
2020.
3

bahwa arah kiblat Musholla Nurul Yakin sebelumnya dengan arah kiblat

seharusnya sudah benar / tepat menghadap ke Ka’bah.

Berikut ini penuturan Bapak Gunawan selaku marbot Musholla Nurul

Yakin mengenai metode yang digunakan oleh Pembimbing Syariah dalam

mengukur arah kiblat, sebagai berikut:

“Waktu kemenag lite ngukur arah kiblat nu ite ndek temauk nyaksian
ne laguk uni cerite masyarakat sak uah nyaksian ne, Kemenag ngukur
ngadu kompas terus arah kiblat musholla ni uah tepat”.50

Peneliti pun memberitahu bahwa telah melakukan koreksi kembali

arah kiblat Musholla Nurul Yakin dengan menerapkan perhitungan ilmu

ukur segitiga bola (Spherical Trigonometry), kemudian berdasarkan hasil

koreksi yang dilakukan oleh peneliti bahwa azimuth kiblat Musholla Nurul

Yakin adalah 293˚32’32,06” UTSB.51

Berikut peneliti paparkan data-data beberapa masjid di Pulau Lombok

yang sudah di kalibrasi oleh Pembimbing Syariah yang dijadikan sample

obsevasi, peneliti paparkan sebagai berikut:

Table 2.1
Data azimuth kiblat masjid-masjid yang telah di Kalibrasi/ukur oleh
Pembimbing Syariah
Arah kiblat Arah kiblat
No Nama tempat Lintang Bujur
sebelumnya seharusnya
Musholla
1. Olivia Sukarara -8º42’1” LS 116º12’32” BT 293º32’33,01” tepat
Kab. Lombok

50
Gunawan, Wawancara, Kuripan, 18 Juni
2020.
3

Tengah
Masjid Al-
Faradis Tanak
2. Awu Kab. -8º45’54” LS 116º16’26” BT 293º32’17,22” tepat
Lombok
Tengah
Masjid Asy-
Syakirin Sakra
3. -8º40’52” LS 116º28’14” BT 293º29’0,47” tepat
Kab. Lombok
Timur
Masjid Nurul
Ittihad Sakra
4. -8º43’23” LS 116º27’56” BT 293º29’26,38” tepat
Barat Kab.
Lombok Timur
Masjid Baitul
Izzah Kekeri
5. -8º33’28” LS 116º7’41” BT 293º32’18,14” tepat
Kab. Lombok
Barat
Musholla
Nurul Yakin
6. -8º40’9” LS 116º9’37” BT 293º32’53,93” tepat
Kuripan Kab.
Lombok Barat

2. Metode pengukuran arah kiblat oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat

Metode pengukuran arah kiblat yang dilakukan oleh Pembimbing Syariah

Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat di lapangan

menggunakan metode azimuth kiblat dengan mengetahui arah True North

terlebih dahalu yang artinya menetukan arah titik Utara sejati.

Sebagaimana dalam ilmu astronomi pengukuran azimuth dilakukan dari

utara dengan arah putaran ke timur karena putaran itu disesuaikan dengan arah
3

pergerakan jarum jam yaitu arah UTSB yang Pembimbing Syariah lakukan

dengan menggunakan alat bantu kompas meski sudah memiliki Thedolite yang

merupakan alat untuk mengukur arah kiblat yang lebih canggih. Bilamana hal

ini terjadi dengan menggunakan kompas arah utara dapat segera diketahui.

Kompas yang digunakan oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian

Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kompas Suunto, dimana model

dari kompas tersebut masih sama dengan model kompas yang pada umumnya

yaitu menentukan arah Utara, Timur, Selatan dann Barat. Kompas ini

tergolong dalam jenis kompas magnetik serta cara kerjanya masih manual yaitu

menyelaraskan jarum kompas yang berdasarkan kemuatan magnet bumi

sehingga membuat jarum magnet yang ada pada kompas menunjuk kearah

Utara dan Selatan.52

Kompas Suunto memiliki ketelitian cukup tinggi namun dalam

praktisnya dapat juga dipengaruhi oleh medan magnetik lokal dan deklinasi

magnetik secara global. Di sekitar wilayah Lombok atau Nusa Tenggara Barat

(NTB) menurut Pembimbing Syariah angka deklinasi magnetik dapat

menyerongkan kompas hingga mencapai 1°30’ ke arah Barat. 53 Sehingga pada

setiap pengukuran angka pada kompas magnetik harus dikurangi angka

deklinasi tersebut.

52
Ida Suryati, Wawancara……, pada tanggal 7 november 2019.
53
.Ibid,.
3

Adapun berikut ini beberapa alasan pertimbangan Pembimbing Syariah

menggunakan Kompas Suunto dalam melakukan pengukuran arah kiblat

berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Ida Suryati selaku Tim Hisab

Rukyat di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat yang

sudah berkompeten dalam memberikan informasi atau data-data terkait hal

tersebut bahwa selain karena faktor kondisi/situasi seperti tidak ada sinar

matahari, cuaca gelap/mendung dan pengukuran dilakukan dalam gedung yang

tidak memungkinkan untuk menggunakan alat yang lebih modern/canggih

seperti Theodolite yang system kerjanya dengan menggunakan sinar matahari

tetapi kompas bisa digunakan dalam keadaan apapun dan dimana pun. Selain

itu lokasi yang jauh juga cukup mempengaruhi dan tidak memungkinkan

membawa alat berat terlebih lagi disebabkan karena target kerja dan faktor

tenaga ahli atau SDM (sumber daya manusia) yang kurang sehingga

mengharuskannya untuk menyelesaikan target tepat waktu. Sebagaimana

dalam tuturnya berikut ini:

“Pengukuran yang kami lakukan bukan hanya kompas satu-satunya alat


digunakan, kami juga punya beberapa Theodolite tapi Theodolite itu
kami gunakan memang pada saat-saat tertentu saja tidak selamanya
kami gunakan dan kompas juga tidak selamanya kami gunakan
tergantung dari situasi dan kondisi saja. Kemudian juga ketika kami
ingin menggunakan Theodolite itu butuh tenaga ahli yang artinya yang
paham tentang bagaimana cara menggunakan Theodolite, sementara di
tim kami kadang-kadang saya yang lebih sering turun bersama temen-
temen yang lain, yang betul-betul belum memahami dengan baik tentang
penggunaanya itu.

Jadi ketika kami lepas temen-temen menggunakan Theodolite


khawatirnya tingkat ketelitiannya tidak bagus yang mengakibatkan arah
3

kiblatnya menjadi tidak teliti dan resikonya akan lebih besar makanya itu
yang membuat kami membatasi menggunakan Theodolite karena
kekurangan sdm namun pada saat kami menggunakan kompas bukan
berarti kami tidak mempertimbangkan kekurangan-kekurangan yang
dimiliki kompas, tentu kami sudah memperhitungkan semuanya.

Dan ketika kami melakukan kroscekan kembali arah kiblat yang kami
sudah tentukan dengan menggunakan kompas yang secara manual tadi
di kroscekan dengan menggunakan Theodolite atau di kroscekan dengan
menggunakan bayang-bayang matahari sekalipun itu sebenarmya tidak
ada masalah sama saja dia (arah kiblat) tetap pas makanya kami tetap
mempertahankan penggunaan kompas ini karena penggunaan kompas
secara manual ini kan tidak diikat oleh waktu, tidak diikat oleh cuaca,
tidak diikat oleh kondisi mau dimanapun dalam gedung atau diluar
gedung tetap kita bisa lakukan dan jam berapapun.

Kemudian alasan pertimbangan kedua karena keterbatasan waktu kami


untuk menunggu waktu yang sesungguhnya misalnya kami diminta untuk
ukur arah kiblat di masjid A atau masjid dalam jumlah banyak dan lokasi
berada di luar kota atau lokasi yang kurang baik misalkan lokasi
melewati jalan setapak yang tidak bisa dilewati kendaraan roda empat
yang tidak memungkinkan kita membawa alat berat dan kami hanya
punya waktu pagi otomatis kalau kami seharian atau waktu kami sudah
dibatasi tentu disana waktu kami untuk menyelesaikan pekerjaan kami
dikantor juga habis, jadi kami mencari teknik yang paling mudah dan
paling cepet bisa selesei tapi tentu dengan keakuratan yang sangat tinggi
itu sebenarnya.”54

Selanjutnya yang menjadi alasan utama Pembimbing Syariah memilih

menggunakan Kompas Suunto yaitu karena menurut beliau jenis kompas

tersebut memliki ketelitian dan keakuratan lebih tinggi dari jenis kompas-

kompas manual lainnya karena jenis kompas ini lebih kuat/bandel dalam

menunjukkan arah mata angin tapi kompas ini hanya dipengaruhi jika berada

dalam lingkungan yang medan magnetnya begitu kuat. Jenis Kompas Suunto

juga paling banyak digunakan dalam mengukur arah kiblat oleh Kementerian
54
Ida Suryati, Wawancara……, pada tanggal 4 Februari dan 15 Juni 2020.
3

Agama ditempat lain atau bisa dibilang hampir diseluruh Indonesia

menggunakannya.55

Pembimbing Syariah juga memiliki beberapa kompas yang digunakan

dalam pengukuran arah kiblat salah satunya yaitu Kompas Bidik. Jenis kompas

ini digunakan hanya untuk kehati-hatian saja dengan cara membandingkan hasil

dari Kompas Bidik dengan Kompas Suunto. Kompas tersebut sudah dilengkapi

dengan waterpass kecil pada salah satu sisi dialnya,56 jadi dengan waterpass

tersebut pengukuran kedataran kompas dapat lebih mudah dilakukan. Dari

kedua kompas tersebut juga dilengkapi dengan lubang bidik yang dengannya

pengguna dapat melihat dengan jelas nilai sudut dari suatu bidikan.57 Dalam

beberapa pengukuran ilmu falak, khususnya arah kiblat dan rukyatul hilal

bahwa model kompas tersebut sering digunakan oleh Pembimbing Syariah

Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Gambar 2.1 Kompas Suunto (kiri) dan Kompas Bidik (kanan)58


55
Ibid,.
56
Ahmad Busyairi, Wawancara, Mataram, 18 November 2019.
57
Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak; Dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi, (Depok: PT.
Rajagrafindo Persada, 2017) hlm. 236; Siti Muslifah, “Metode penentuan arah kiblat Masjid Agung At
Taqwa Bondowoso Jawa Timur”, (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang, 2010), hlm.
47-
58
Ida Suryati, Wawancara……, 15 Juni
3

C. Aplikasi Pengukuran menggunakan Kompas Suunto oleh Pembimbing

Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Bara

Perlu diketahui penggunaan atau cara pengaplikasian Kompas Suunto

berdasarkan hasil wawancara dengan Pembimbing Syariah bahwa pripsip kerja dari

Kompas Suunto ini pada dasarnya sama seperti kompas pada umumnya yang system

kerjanya menggunakan bantuan medan magnet bumi untuk mengarahkan jarum

kompas kearah utara dengan mempertimbangkan variasi magnetic59 di lokasi yang

akan diukur arah kiblatnya.

Untuk melakukan koreksi variasi magnetic dari seluruh wilayah Provinsi Nusa

Tenggara Barat, Pembimbing Syariah menggunakan besar deklinasi magnetic 1º30’

dan nilai variasi magnetic wilayah bisa dicek/dapatkan dengan datang langsung ke

kantor BMKG setempat. Jadi yang membedakan Kompas Suunto dengan kompas

lainnya adalah tingkat akurasinya, karena ketika disandingkan kompas tersebut

dengan kompas lain akan menghasilkan perbedaan.60 sebagaimana dalam tuturya

sebagai berikut:

“Kompas itu memiliki kekurangan karena arah yang ditunjuk oleh kompas
itukan bukan kutub utara bumi sejati melainkan yang ditunjuk kutub utara
magnet untuk mensiasati/menutupi kekurangan yang dimiliki oleh kompas,
kami melakukan koreksi variasi magnetik jadi variasi magnetik setiap daerah

59
Variasi magnetik/deklinasi magnetik adalah nilai pergeseran (selisih) antara arah utara-
selatan yang ditunjukkan oleh jarum kompas yang dipengaruhi oleh kutub utara-selatan magnet dengan
kutub utara-selatan bumi. Sehingga untuk menunjukkan arah utara sejatinya menggunakan kompas
adalah dengan melakukan koreksi nilai deklinasi magnetik dengan arah yang ditunjukkan oleh jarum
kompas. Jika nilai Deklinasi Magnetiknya East (positif) artinya arah utara yang dihasilkan kompas
digeser kearah Timur untuk mendapatkan arah utara sejati. Dan jika nilai deklinasi magnetiknya West
(negatif) artinya arah utara yang dihasilkan kompas digeser kearah Barat untuk mendapatkan arah
utara sejati.
60
Ida Suryati, Wawancara……, 15 Juni
4

itu berbeda-beda kalau untuk wilayah Nusa Tenggara Barat itu kami memakai
variasi magnetiknya sekitar 1º 30’ selisihnya. Misalkan nih kutub utara yg
ditunjuk kompas 50º maka arah utara sejatinya 48 ˚ 5’ kami melakukan
penyesuaian”.61

Sehingga prinsip pengukuran arah kiblat menggunakan kompas pada dasarnya

adalah mencari azimuth tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya, dengan

menggunakan instrumen alat pengukuran arah kiblat yaitu Kompas Suunto yang

kemudian digeser ke azimuth kiblat dengan memperhitungkan selisihnya.

Namun sebelum melakukan pengukuran arah kiblat menggunakan Kompas

Suunto terlebih dahulu harus menentukan arah urata sejati dan Penggunaan kompas

harusnya bebas dari benda-benda magnetis atau benda-benda yang mengandung

logam, baja dan benda lain yang dapat mempengaruhi jarum kompas. Juga tempat-

tempat yang mengandung besi. Hal ini karena benda-benda tersebut akan mengurangi

ketepatannya. Selain itu penggunaan kompas dalam penentuan arah mata angin harus

hati-hati mengingat skala derajat yang ada pada kompas sangat kecil, sehingga dalam

penentuan titik derajat menit dan detiknya akan agak kesulitan.

Adapun cara operasional penggunaan Kompas Suunto oleh Pembimbing

Syariah pada saat mengukur arah kiblat hal utama yang ditentukan adalah arah utara

sejati. Pertama, mencari pelataran tempat yang betul-betul datar kemudian untuk

mengetahui kedaratan tempat tersebut dapat dicek menggunakan water pass setelah

melakukan pengecekan memutar water pass ke kiri ke kanan dan menganggap sudah

datar/seimbang baru kemudian meletak kompas dan jauhkan barang-barang yang

61
Ida Suryati, Wawancara ……, 4 Februari
4

bermuatan logam dari sekitar kompas seperti HP, Jam tangan dan lain-lain supaya

tidak mempengaruhi kerja kompas.

Untuk pengukuran di dalam bangunan Pembimbing Syariah telah memodifikasi

kompas tersebut dengan meletakkan kompas di atas tripot. Hal ini dipakai guna

menghindari pengaruh baja yang ada disekitar kompas, karena kompas yang

ditaruh/diletakkan di lantai atau sekitarnya tentu akan sangat mudah terpengaruh oleh

baja yang berada di dekatnya, karena tidak ada yang tahu apakah lantai dan lainnya

tersebut mengandung baja atau tidak.

Setelah itu melihat arah yang ditunjuk, lalu dikasih tanda timur barat selatan

utara dan tarik benang diatas tanda tersebut kemudian diikat karena benang tersebut

tidak boleh disenggol/disentuh dan seterusnya sebab akan mempengaruhi hasilnya,

lalu kompas tersebut bisa diambil kembali atau dipindahkan.

Setelah semuanya diakukan, kemudian untuk mendapatkan titik arah Utara

sejatinya perlu melakukan koreksi variasi magnetik yaitu 1º30’ untuk wilayah

Provinsi Nusa Tenggara Barat baru kemudian diukur lagi sesuai dengan hasil

hitungan contoh arah utara magnetik 50º setelah dikurangi dengan deklinasi magnetik

1º30’, arah utara sejatinya berada di sudut 48º30’ yang dilihat menggunakan busur

derajat kemudian tarik benang ke sudut tersebut. Baru setelah itu akan ditemukan

arah kiblat berdasarkan hasil hitungan yang diukur mulai dari utara ke barat (UB)

atau barat ke utara (BU).62

62
Ida Suryati, Wawancara……, 15 Juni
4

Adapun berikut ini gambaran opersional penggunaan Kompas Suunto oleh

Pembimbing Syariah pada saat mengukur arah kiblat:

Gambar 2.2 penggunaan Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah pada saat
mengukur arah kiblat
BAB III
ANALISIS PENGUKURAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN KOMPAS
SUUNTO

A. Analisis Metode Pengukuran arah kiblat menggunakan Kompas Suunto oleh

Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara

Barat

Penggunaan Kompas Suunto yang dilakukan dalam mengukur arah kiblat oleh

Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat

tergolong dalam metode paling mudah namun paling banyak juga digunakan oleh

Kementerian Agama ditempat lain. Menurut peneliti, jika penggunaan Kompas

Suunto dengan kompas lainnya dalam menetukan arah kiblat masih sama tentu akan

masih memiliki kesalahan (penyimpangan bervariasi sesuai dengan deklinasi

magnetik suatu tempat) karena pada dasarnya kompas dapat dipengaruhi oleh medan

magnetik63 contoh Jam tangan, HP, benda-benda yang bermuatan logam lainnya dan

bangunan yang mengandung banyak besi, baik itu dalam bentuk mineral yang

tersimpan di dalam tanah maupun dalam bangunan.

Jadi, jika tidak berhat-hati dalam penggunaannya akan sangat tidak akurat,

karena hal ini tidak diketahui bahwa pengaruh baja yang ada di sekitar kompas tidak

dapat di perhitungkan banyaknya. Sebab semakin banyak baja yang berada di sekitar

kompas tentu pengaruhnya terhadap jarum magnet pada kompas akan semakin besar

63
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 65-68;
Kementerian Agama RI, Ilmu Falak Praktik, (Jakarta: Direktorat Pembimbing Syariah dll, 2013), 66-
68; Mutoha Arkanuddin, Teknik diakses pada 29 Mei 2020.
43
4

dan meskipun sudah dilakukan koreksi dengan menggunakan Magnetic declination64.

Kompas Suunto dan jenis kompas lainnya memiliki beberapa sisi lemah tersebut

tentu saja menjadi kendala untuk mendapatkan hasil akurat dan akan mengurangi

ketepatannya dalam pengukuran arah kiblat.

Selain itu, dalam penentuan besar sudut arah kiblat juga perlu lebih berhati-hati

karena skala derajat yang ada pada kompas sangat kecil bahkan tidak mencapai

hitungan detik. Sehingga kemampuan mata untuk melihat ukuran menit dan derajat

pada kompas akan sangat kesulitan. Dengan sulitnya membebaskan dari medan

magnet secara total juga kesulitan dalam menentukan sudut arah kiblat pada kompas

maka tingkat akurasi pengukuran arah kiblat masih sangat rendah. 65 Jadi semahal

apapun kompas yang digunakan tentu masih bisa dipengaruhi dengan adanya medan

magnet disekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut peneliti beragapan sebaiknya kompas hanya

digunakan dalam kondisi darurat saja atau sebatas ancar-ancar66 sebab meski

penggunaanya sudah sesuai dengan buku panduan penggunaan kompas, namun

melihat bukti di lapangan ketika dilakukan pengukuran di pulau Lombok terlebih

pengukuran dilakukan dalam bangunan yang daerahnya banyak terdapat besi, baja,

atau medan listrik, dapat mengganggu penunjukan arah utara dan selatan sejati.

64
deklinasi magnetik (Magnetic declination) adalah nilai pergeseran (selisih) antara arah utara-
selatan yang ditunjukkan oleh jarum kompas yang dipengaruhi oleh kutub utara-selatan magnet dengan
kutub utara-selatan bumi. Sehingga untuk menunjukkan arah utara sejatinya menggunakan kompas
adalah dengan melakukan koreksi nilai deklinasi magnetik dengan arah yang ditunjukkan oleh jarum
kompas.
65
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak... hlm. 29-30.
66
Ancar-ancar artinya perkiraan (sesuatu yang belum pasti).
4

Jadi penggunaan kompas sangat tidak dianjurkan dilakukan dalam bangunan

yang mengandung banyak besi-besi beton, jadi penggunaan kompas sebaiknya

digunakan pada area lapangan yang sekiranya tidak terdapat besi dan bahan logam

lainnya dan tetap menggunakan koreksi deklinasi magnetik. Ini dilakukan untuk

meminimalisir penyimpangan yang ditunjukkan utara magnetis kompas. Di samping

itu, pengukuran kiblat dengan kompas ini terbatas hanya pada satuan derajat busur

yang ada pada kompas tersebut.67 Mengingat penyimpangan arah kiblat 1˚ sama

dengan 111 Km. Oleh karena itu, kompas tidak bisa digunakan untuk penentuan arah

kiblat yang akurat.

Mengingat akan pentingnya menghadap ke arah kiblat ketika mengerjakan

sholat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram, para tokoh agama di kabupaten-kabupaten

yang ada di Pulau Lombok mendukung peneliti dalam melakukan koreksi arah kiblat

yang pernah diukur menggunakan Kompas Suunto oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat di setiap kabupaten mengambil

dua masjid/musholla, kecuali Kab. Lombok Utara yang masjid-masjidnya sudah

hancur pada saat gempa dan di Kota Mataram karena peneliti belum mendapatkan

data-data masjid yang sudah diukur oleh Pembimbing Syariah jadi dua lokasi tersebut

tidak dapat peneliti koreksi. Sehingga diperlukan usaha dan cara yang akurat dalam

melakukan koreksi arah kiblat yaitu dengan menerapkan perhitungan Spherical

67
Ahmad Izzuddin, Metode…. hlm. 788.
4

Trigonometry yang dianggap representatif untuk menjawab permasalahan penentuan

arah kiblat. 68

B. Analisis Akurasi Pengukuran Arah Kiblat menggunakan Kompas Suunto.

1) Musholla Olivia Sukarara Lombok Tengah

b. Kalibrasi Arah Kiblat69

1) Tanggal Kalibrasi : 6 November

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2019

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 32’ 33,01”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 27’ 26,99”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 32’ 33,01”

c. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU70

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 42’ 22” LS71

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 12’ 32” BT

68
Ibid., hlm. 367.
69
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
70
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
71
Data GPS
4

2) Rumus yang digunakan72

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 42’ 22”) = 98º42’22”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 12’ 32” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º22’57,67”

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º42’22” : sin 76º22’57,67”

– cos 98º42’22” x (1 : tan 76º22’57,67”)

Cotan B = 0,435713254

Tan B = 1 : 0,435713254

Tan B = 2,295087402

B = 66,45660482

B = 66º27’23,78” (U ke B)

72
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
4

B = 23,54339518

B = 23º32’36,22” (B ke

U) B = 293˚32’36.22” (UTSB)

66º27’23,78”

23º32’36,22”
B
T

Gambar 3.1 Ilustrasi arah kiblat Musholla Olivia

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Musholla Olivia yaitu sekitar

0º0’3,21”.

1) Masjid Al-Faradis Tanak Awu Lombok Tengah

a. Kalibrasi Arah Kiblat73

1) Tanggal Kalibrasi : 6 November

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2019

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

73
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
4

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 32’ 17,22”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 27’ 42,78”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 32’ 17,22”

b. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU74

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 45’54” LS75

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 16’27” BT

2) Rumus yang digunakan76

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

74
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
75
Data GPS
76
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
5

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 45’54”) = 98º45’54”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 16’27” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º26’52,67”

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º45’54” : sin 76º26’52,67”

– cos 98º45’54” x (1 : tan 76º26’52,67”)

Cotan B = 0,435602755

Tan B = 1 : 0,435602755

Tan B = 2,295669595

B = 66,46192599

B = 66º27’42,93” (U ke B)

B = 23,53807401

B = 23º32’17,07” (B ke U)

B = 293˚32’17,07” (UTSB)
5

66º27’42,93”

23º32’17,07”
B
T

Gambar 3.2 Ilustrasi arah kiblat Masjid Al-Faradis

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Masjid Al-Faradis yaitu sekitar

0º0’0,15”.

3. Masjid Asy-Syakirin Sakra Lombok Timur

a. Kalibrasi Arah Kiblat77

1) Tanggal Kalibrasi : 30 Juli

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2013

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 29’ 0,47”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 30’ 59,53”

77
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
5

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 29’ 0,47”

b. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU78

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 40’53” LS79

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 28’15” BT

2) Rumus yang digunakan80

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 40’53”) = 98º40’53”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 28’15” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º38’40,67”

78
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
79
Data GPS
80
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
5

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º40’53” : sin 76º38’40,67”

– cos 98º40’53” x (1 : tan 76º38’40,67”)

Cotan B = 0,434469183

Tan B = 1 : 0,434469183

Tan B = 2,301659218

B = 66,51653902

B = 66º30’59,54” (U ke B)

B = 23,48346098

B = 23º29’0,46” (U ke B)

B = 293˚29’0,46” (UTSB)

66º30’59,54”

23º29’0,46”
B T

Gambar 3.3 Ilustrasi arah kiblat Masjid Asy-Syakirin

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang


5

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Masjid Asy-Syakirin yaitu sekitar

0º0’0,01”.

4. Masjid Nurul Ittihad Sakra Barat Lombok Timur

a. Kalibrasi Arah Kiblat81

1) Tanggal Kalibrasi : 30 Juli

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2013

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 29’ 26,38”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 30’ 33,62”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 29’ 26,38”

b. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU82

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 43’22” LS83

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 27’57” BT

81
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
82
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
83
Data GPS
5

2) Rumus yang digunakan84

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 43’22”) = 98º43’22”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 27’57” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º38’22,67”

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º43’22” : sin 76º38’22,67”

– cos 98º43’22” x (1 : tan 76º38’22,67”)

Cotan B = 0,434616875

Tan B = 1 : 0,434616875

Tan B = 2,300877066

B = 66,50942098

B = 66º30’33,92” (U ke B)

84
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
5

B = 23,49057902

B = 23º29’26,08” (U ke B)

B = 293˚29’26,08” (UTSB)

66º30’33,92”

23º29’26,08”
B
T

Gambar 3.4 Ilustrasi arah kiblat Masjid Nurul Ittihad

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Masjid Nurul Ittihad yaitu sekitar

0º0’0,3”.

5. Masjid Baitul Izzah Kekeri Lombok Barat

a. Kalibrasi Arah Kiblat85

1) Tanggal Kalibrasi : 2 Agustus

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2013

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

85
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
5

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 32’ 18,14”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 27’ 41,86”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 32’ 18,14”

b. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU86

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 33’28” LS87

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 07’40” BT

2) Rumus yang digunakan88

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

86
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
87
Data GPS
88
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
5

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 33’28”) = 98º33’28”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 07’40” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º18’5,67”

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º33’28” : sin 76º18’5,67”

– cos 98º33’28” x (1 : tan 76º18’5,67”)

Cotan B = 0,435610514

Tan B = 1 : 0,435610514

Tan B = 2,295628705

B = 66,46155234

B = 66º27’41,59” (U ke B)

B = 23,53844766

B = 23º32’18,41” (U ke B)

B = 293˚32’18,41” (UTSB)
5

66º27’41,59”

23º32’18,41”
B
T

Gambar 3.5 Ilustrasi arah kiblat Masjid Baitul Izzah

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Masjid Baitul Izzah yaitu sekitar

0º0’0,27”.

6. Musholla Nurul Yakin Kuripan Lombok Barat

a. Kalibrasi Arah Kiblat89

1) Tanggal Kalibrasi : 3 Agustus

2) Yang Mengkalibrasi : Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag NTB

3) Tahun Kalibrasi 2013

4) Alat yang digunakan : Kompas Suunto

5) Hasil Kalibrasi :

- Arah Kiblat UTSB : 293º 32’ 53,93”

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 66º 27’ 6,07”

89
Data penentuan arah kiblat musholla didapat dari Pembimbing Syariah pada 4 Februari 2020.
6

- Arah Kiblat dari Utara ke Barat : 23º 32’ 53,93”

b. Analisis Akurasi Arah Kiblat Menggunakan Rumus Spherical Trigonometry

1) Data Lintang dan Bujur

Lintang Ka’bah (Lk) = 21˚ 25’ 21.04” LU90

Bujur Ka’bah (BTk) = 39˚ 49’ 34.33” BT

Lintang Tempat (Lt) = -8˚ 35’53” LS91

Bujur Tempat (BTt) = 116˚ 08’19”BT

2) Rumus yang digunakan92

Cotan B = cotan b x sin a


- cos a x cotan C
sin C
Namun karena di kalkulator tidak ada Cotan maka perlu di ingat bahwa

Cotan = (1 : tan), sehingga rumus tersebut menjadi :

Cotan B = (1 : tan b) x sin a : sin C – cos a x (1 : tan C)

3) Menentukan nilai a, b, C

a = 90˚ - (Lt) = 90˚ - (-8˚ 35’53”) = 98º35’53”

b = 90˚ - (Lk) = 90˚ - (21˚ 25’ 21.04”) = 68º34’38,96”

C = (BTt – BTk) = 116˚ 08’19” - 39˚ 49’ 34.33” = 76º18’44,67”

90
Data Google Earth sebagaimana dikutip dari Ahmad Fadholi, Ilmu... hlm. 95; dan Hudi
Muhtarom, Metode perhitungan.......hlm. 16.
91
Data GPS
92
Ketentuan-ketentuan dan rumus-rumus serta alur perhitungan mengikuti dan berpedoman dari
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar... hlm. 80 -112; Sub Direktorat Pembinaan Syariah dan Hisab
Rukyat Kemenag RI, Ilmu Falak Praktik.... hlm. 100-113; A. Jamil, Ilmu Falak hlm.62-64;
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu.…. hlm.117-119; Ahmad Musonnif, Ilmu Falak hlm.
85-87; Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, (Jepara: UNISNU, 2012), hlm. 16-
17; A. Kadir, Formula baru..... hlm. 71-76; Siti Muslifah, Metode penentuan hlm. 33-48; Usman,
Studi komparasi .... hlm. 40; dan Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat
Masjid Baitul Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division Tugurejo
Semarang”, (Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 23-36;
6

4) Perhitungan

Cotan B = (1 : tan 68º34’38,96”) x sin 98º35’53” : sin 76º18’44,67”

– cos 98º35’53” x (1 : tan 76º18’44,67”)

Cotan B = 0,435689262

Tan B = 1 : 0,435689262

Tan B = 2,295213785

B = 66,45776014

B = 66º27’27,94” (U ke B)

B = 23,54223986

B = 23º32’32,06” (U ke B)

B = 293˚32’32,06” (UTSB)

66º27’27,94”

23º32’32,06”
B

T
Gambar 3.4 Ilustrasi arah kiblat Musholla Nurul Yakin

Dari data hasil pengukuran oleh Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTB ditemukan perbedaan/selisih yang

cukup kecil dengan hasil perhitungan Spherical Trigonometri yang


6

peneliti lakukan terhadap Arah Kiblat Musholla Nurul Yakin yaitu sekitar

0º0’21,87”.

Setelah melakukan penelitian, berdasarkan paparan data yang sudah

peneliti cantumkan pada bab sebelumnya terkait koreksi akurasi arah kiblat

masjid dan musholla hasil pengukuran dari Pembimbing Syariah Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat di pulau Lombok termasuk

dalam kategori akurat namun dalam batas toleransi.

Akurat berarti teliti, tepat/benar yang artinya apabila arah kiblat sudah

benar-benar mengarah ke Ka’bah di Masjidil Haram,93 sedangkan toleransi arah

kiblat adalah besaran penyerongan yang masih dapat diterima/diperbolehkan

terhadap nilai asli azimuth kiblat setempat. Menurut Thomas Djamaluddin

berpendapat bahwa simpangan arah kiblat bukan dari simpangan terhadap

Ka’bah, melainkan diukur dari titik posisi/lokasi pengukuran sebab semakin

jauh dari Ka’bah maka semakin sulit menjadikan posisi tempat yang akan

diukur itu akurat arahnya. Jadi, simpangan yang diterima/diperbolehkan adalah

simpangan yang tidak signifikan mengubah arah secara kasat mata termasuk

pada garis shaf masjid/musholla.

93
Slamet Hambali, Menguji Tingkat Keakuratan hasil pengukuran arah kiblat menggunakan
Istiwaaini Karya Slamet Hambali. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2014). hlm.46-51.
6

Untuk itu menurut Thomas Djamaluddin simpangan yang masih dalam

batas toleransi arah kiblat kurang lebih sebesar 2 derajat.94 Berikut peneliti

rincikan dalam bentuk tabel terkait hasil koreksi tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.1

Hasil koreksi arah kiblat yang sudah diukur menggunakan Kompas

Suunto oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Hasil
Nama Pengukuran Toleransi Tingkat
No Selisih
tempat Pembimbing Koreksi Penyimpangan akurasi
Syariah
Musholla
Olivia,
1 Sukarara 293˚32’33.01” 293˚32’36.22” 0º0’3,21” 2º akurat
Lombok
Tengah
Masjid Al-
Faradis,
2 Tanak Awu 293˚32’17,22” 293˚32’17,07” 0º0’0,15” 2º akurat
Lombok
Tengah
Masjid
3 293˚29’0,47” 293˚29’0,46” 0º0’0,01” 2º akurat
Asy-

94
Khalifatus Shalihah, “Pandangan tokoh agama terhadap tingkat akurasi arah kiblat masjid-
masjid se-Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat menggunakan Istiwa’ain”, Skripsi,
Fakultas Syariah UIN Mataram, 2019, hlm.53-54.
6

Asyakirin,
Sakra
Lombok
Timur
Masjid
Nurul
Ittihad,
4 293˚29’26,38” 293˚29’26,08” 0º0’0,3” 2º akurat
Sakra Barat
Lombok
Timur
Masjid
Baitul
Izzah,
5 293˚32’18,14” 293˚32’18,41” 0º0’0,27” 2º akurat
Kekeri
Lombok
Barat
Musholla
Nurul
Yakin,
6 293˚32’53,93” 293˚32’32,06” 0º0’21,87” 2º akurat
Kuripan
Lombok
Barat

Berdasarkan hasil koreksi diatas, maka dapat diambil kesimpulan secara

keseluruhan dari 6 masjid/musholla di Pulau Lombok yang menjadi objek

penelitian peneliti, bahwa akurasi arah kiblat masjid/musholla termasuk dalam

kategori akurat. Karena arah kiblat yang dihasilkan oleh Pembimbing Syariah
6

menggunakan Kompas Suunto hanya terpaut selisih pada detiknya saja dengan

arah kiblat yang dihasilkan menggunakan perhitungan Spherical Trigonometry.

Adapun masjid/musholla yang mengalami selisih terkecil yaitu Masjid Asy-

Syakirin sebesar 0º0’0,01”, sedangkan masjid/musholla yang mengalami selisih

terbesar yaitu Musholla Nurul Yakin sebesar 0º0’21,87” ini berarti arah kiblat

yang dihasilkan oleh Pembimbing Syariah sudah akurat.


BAB IV

PENUTU

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alasan

Pembimbing Syariah menggunakan Kompas Suunto dalam mengukur arah kiblat

adalah karena faktor lokasi, kondisi/situasi, yakni cuaca gelap sehingga tidak

memungkinkan untuk menggunakan Theodolite yang memiliki tingkat akurasi

tinggi dan system kerjanya dengan menggunakan sinar Matahari tetapi kompas

dapat digunakan dalam keadaan apapun dan dimana pun. Serta kurangnya tenaga

ahli dalam mengoperasikan alat juga cukup mempengaruhi sehingga lebih

memilih menggunakan Kompas Suunto. Karena menurut Pembimbing Syariah

jenis kompas tersebut memliki ketelitian dan keakuratan lebih tinggi dari jenis

kompas-kompas manual lainnya karena jenis kompas ini lebih kuat/bandel dalam

menunjukkan arah mata angin tapi kompas ini hanya dipengaruhi jika berada

dalam lingkungan yang medan magnetnya begitu kuat. Kemudian untuk

menghindari pengaruh baja pada saat menggunakan kompas di dalam bangunan,

Pembimbing Syariah telah memodifikasi kompas tersebut dengan meletakkannya

di atas tripot. Jadi, jenis Kompas Suunto merupakan alat penentuan arah kiblat

paling mudah digunakan dan paling banyak juga dipakai oleh Kementerian

Agama ditempat lain atau bisa dibilang hampir diseluruh Indonesia

menggunakannya.

Akurasi arah kiblat dari keenam Musholla dan Masjid di Pulau Lombok

yang diukur oleh Pembimbing Syariah Kanwil Kementerian Agama Provinsi

66
67

Nusa Tenggara Barat adalah akurat. Karena arah kiblat yang dihasilkan oleh

Pembimbing Syariah menggunakan Kompas Suunto hanya terpaut selisih pada

detiknya saja dengan arah kiblat yang dihasilkan menggunakan perhitungan

Spherical Trigonometry. Adapun masjid/musholla yang mengalami selisih terkecil

yaitu Masjid Asy-Syakirin sebesar 0º0’0,01”, sedangkan masjid/musholla yang

mengalami selisih terbesar yaitu Musholla Nurul Yakin sebesar 0º0’21,87” ini

berarti arah kiblat yang dihasilkan oleh Pembimbing Syariah sudah akurat.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah

Sebagai Pemerintah, khususnya Pembimbing Syariah selaku Tim Hisab

Rukyat Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipercaya

oleh masyarakat hendaknya lebih mensosialisasikan ilmu hisab rukyat

kepada masyarakat, terlebih dalam urusan agama. Terfokus pada hal arah

kiblat dan alat yang digunakan supaya mendapatkan hasil yang lebih akurat

dan tidak menimbulkan keraguan dalam melaksanakan ibadah sholat.

2. Untuk Akademik

Untuk akademik, khususnya untuk Jurusan Ilmu Falak UIN Mataram agar

bisa juga mensosialisasikan Ilmu Falak di masyarakat luas. Serta perlunya

membuat sertifikasi arah kiblat sendiri oleh para ahli dalam bidangnya.

3. Untuk Masyarakat

Untuk masyarakat agar turut serta memepelajari bagaimana menentukan

arah kiblat agar dapat diaplikasikan untuk menentukan arah kiblat dirumah

masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

A. Jamil, Ilmu Falak teori dan aplikasi, Jakarta: Amzah, 2014.

A. Kadir, Formula baru Ilmu Falak, Jakarta: Amzah, 2012.

Abdur Rahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,


Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006.

Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar, Semarang: El Wafa, 2017.

Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012.

Ahmad Izzuddin, “Metode penentuan arah kiblat dan akurasinya”, dalam


Conference Proceedings, materi ini disampaikan pada AICIS IAIN Sunan
Ampel Surabaya, 2012.

Ahmad Izzuddin, “Kajian terhadap metode–metode penentuan arah kiblat dan


akurasinya”, Disertasi, PPs IAIN Walisongo, Semarang, 2011.

Ahmad Musonnif dan Kutbuddin Aibak, Metode Penentuan dan Akurasi Arah
Kiblat Masjid-Masjid di Tulungagung, Tulungagung: IAIN Tulungagung
Press, 2018.

Burhan Ashshofa, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Social: Format Kuantitatif dan Kualitatif,


Surabaya: Airlangga university press, 2001.

Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasi, Bandung: PT. Refika Aditama,
2007.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Pustaka


Agung Harapan, 2006.

Kementerian Agama RI, Ilmu Falak Praktik, Jakarta: Direktorat Pembimbing


Syariah dll, 2013.

Khalifatus Shalihah, “Pandangan tokoh agama terhadap tingkat akurasi arah kiblat
masjid-masjid se-Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat
menggunakan Istiwa’ain”, Skripsi, Fakultas Syariah UIN Mataram, 2019.

Hudi Muhtarom, Metode Perhitungan Praktis Ilmu Falak, Jepara: UNISNU,


2012.

68
69

IAIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, Mataram, 2017.

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011.

Moedji Raharto dan Dede Jaenal Arifin Surya, “ Telaah penentuan arah kiblat
dengan perhitungan Trigonometry Bola dan Bayang-bayang Gnomon oleh
Matahari”, Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia, Vol. 11 p.23-29, Juni
2011.

Muhammad Fakhruddin. “Analisis proses penentuan arah kiblat Masjid Baitul


Makmur PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK Food Ingredient Division
Tugurejo Semarang”, Skripsi, FSHI UIN Walisongo, Semarang, 2018.

Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak, Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, 2015.

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana
Pustaka, Cet. 3, 2007.

Mustofa Kamal, “Teknik Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Aplikasi Google


Earth dan Kompas Kiblat RHI”, Madaniyah, Jurnal Ilmiyah Kajian
Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, Vol. II, Edisi IX, Agustus 2015.

Nuraeda Safika, “Akurasi arah kiblat masjid-masjid di Kecamatan Pringgarata


Kabupaten Lombok Tengah dengan menggunakan Teodolit”, Skripsi,
Fakultas Syariah UIN Mataram, 2019.

Pembimbing Syariah Kanwil Kemenag Prov. NTB, Almanak Hisab Rukyat,


Mataram, 2013.

Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak; Dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi, Depok:
PT. Rajagrafindo Persada, 2017.

Siti Muslifah, “Metode penentuan arah kiblat Masjid Agung At Taqwa


Bondowoso Jawa Timur”, Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Walisongo,
Semarang, 2010.

Slamet Hambali, Menguji Tingkat Keakuratan “Hasil pengukuran arah kiblat


menggunakan Istiwaaini Karya Slamet Hambali. Semarang: IAIN
Walisongo Semarang, 2014.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2017.
7

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.

UIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, Mataram, 2018.

Usman , “Studi komparasi akurasi arah kiblat dalam salat menurut empat Mazhab
(Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali)”, Skripsi, FSH UNISNU Jepara, 2015.

Zohratun Niswah, “Uji Akurasi Kompas arah kiblat dalam Aplikasi Android
“Digital Falak” versi 2.0.8 Karya Ahmad Tholhah Ma’ruf”, Skripsi,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo, Semarang, 2018.

Tim Hisab Rukyat Kanwil Kemenag Provinsi NTB, “Validasi data kalibrasi arah
kiblat masjid/musholla Se Pulau Lombok”, Mataram, 2013 dan 2019.

Website

Mutoha Arkanuddin, ”Teknik penentuan arah kiblat” (Lembaga pengkajian dan


pengembangan Ilmu Falak (LP2IF2) Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) dalam
https://www.googlecendekia.com/mutoha_modul_arah_kiblat, diakses pada
29 Desember 2020.

KBBI Offline diakses pada 26 November dan 5 Desember 2019.

Sofware

Google Earth

Daff Moon

Calculator Scientific
7

LAMPIRAN
7
7
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11

DOKUMENTASI

Wawancara bersama Ibu Eka Muftati’ah, SH.MH (Pembimbing Syariah


Kanwil Kemenag Prov. NTB)

Wawancara bersama Ibu Ida Suryati, M.HI (Sekretaris Hisab Rukyat


Kanwil Kemenag Prov. NTB)

Alat penentuan arah kiblat yang digunakan Pembimbing Syariah Kanwil


Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat
11
11

Dokumentasi pengambilan data di Musholla Olivia Sukarara Lombok


Tengah

Dokumentasi pengambilan data di Masjid Al-Faradis Tanak Awu Lombok


Tengah
11

Dokumentasi pengambilan data di Masjid Asy-Syakirin Sakra Lombok


Timur

Dokumentasi pengambilan data di Masjid Nurul Ittihad Sakra Barat


Lombok Timur

Dokumentasi pengambilan data di Masjid Baitul Izzah Kekeri Lombok


Barat
11

Dokumentasi pengambilan data di Musholla Nurul Yakin Kuripan Lombok


Barat
11
12
12
12
12
12

Anda mungkin juga menyukai