SKRIPSI
Oleh:
Anatus Solehah
D20183003
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas KH Achmad Siddiq Jember
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Fakultas Dakwah
Jurusan Pemberdayaan Masyarakat
Program Studi Bimbingan Konseling Islam
Oleh:
Anatus Solehah
D20183003
i
PENERAPAN TEKNIK POSITIVE SELF TALK DALAM
PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI UNTUK ANAK
TUNAGRAHITA DI SLB PGRI BANGOREJO KABUPATEN
BANYUWANGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas KH Achmad Siddiq Jember
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Fakultas Dakwah
Jurusan Pemberdayaan Masyarakat
Program Studi Bimbingan Konseling Islam
Oleh:
Anatus Solehah
D20183003
Disetujui Pembimbing
ii
PENERAPAN TEKNIK POSITIVE SELF TALK DALAM
PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI UNTUK ANAK
TUNAGRAHITA DI SLB PGRI BANGOREJO KABUPATEN
BANYUWANGI
SKRIPSI
Telah Diuji dan Diterima Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Fakultas Dakwah
Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam
Program Studi Bimbingan Konseling Islam
Hari: Rabu
Tangal: 26 Oktober 2022
Tim Penguji
Ketua Sekertaris
Anggota:
Menyetujui
Dekan Fakultas Dakwah
َو َع ٰ ٓسى اَ ْن تَكَْر ُه ْوا َشْيـًٔا َّو ُه َو َخْيٌر لَّ ُك ْم ۚ َو َع ٰ ٓسى اَ ْن حُتِ ُّب ْوا َشْيـًٔا َّو ُه َو َشٌّر لَّ ُك ْم ۗ َوال ٰلّهُ َي ْعلَ ُم َواَْنتُ ْم اَل
َت ْعلَ ُم ْو َن
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran Dan Terjemahan (Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2009), 34.
iv
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, karya
1. Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Hadi
Sucipto dan Ibu Mugiati dengan sepenuh hati telah mendidik anak-
2. Kakak saya Dewi Anggraini dan Agus Sugiarto yang selalu mensuport
3. Teman-teman saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih
4. Teman seperjuangan BKI 2018 Kelas BK1 yang telah menjadi teman
kesempatan bagi saya untuk belajar dan menambah ilmu sehingga banyak
v
KATA PENGANTAR
atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan serta menuntun manusia dari zaman
jahiliyah menuju alam yang terang dengan cahaya ilmu pengetahuan dan
kebenaran. Puji syukur kehadirat Allah atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Penerapan Teknik Positive Self Talk dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas Islam
2. Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas
Konseling Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
6. Segenap Civitas Akademik Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq
Jember
7. Kepala sekolah, guru mata pelajaran, staff dan peserta didik di Sekolah Luar
Biasa PGRI Bangorejo yang telah memberikan izin dan memberikan ilmu
bersifat teoritis maupun praktis. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
selanjutnya.
Anatus Solehah
D20183003
vii
ABSTRAK
Anatus Solehah, 2022: Penerapan Teknik Positive Self Talk dalam Meningkatan
Kepercayaan Diri Untuk Anak Tunagrahita di SLB PGRI Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi
Kata kunci: Tunagrahita, Kepercayaan Diri, Teknik Positive Self Talk
Tiap individu memiliki kepercayaan diri yang berbeda-beda. Terdapat
kepercayaan diri yang tinggi maupun yang rendah. Pengaruh adanya faktor
internal dan eksternal memperngaruhi tingkatan kepercayaan diri tersebut. Dari
hal tersebut dapat berdampak pada pikiran terhadap individu itu sendiri, dapat
berupa pikiran positif maupun negatif.
Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana
proses penerapan teknik positive self talk dalam peningkatan kepercayaan diri
untuk anak tunagrahita di SLB PGRI Bangorejo? 2) Bagaimana hasil dari
penerapan teknik positive self talk dalam peningkatan kepercayaan diri untuk anak
tunagrahita di SLB PGRI Bangorejo? 3) Faktor apa saja yang mendukung dan
menghambat penerapan teknik positive self talk dalam peningkatan kepercayaan
diri untuk anak tunagrahita di SLB PGRI Bangorejo. Tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses penerapan teknik positive self
talk dalam peningkatan kepercayaan diri untuk anak tungrahita di SLB PGRI
Bangorejo. 2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hasil dari penerapan teknik
positive self talk dalam peningkatan kepercayaan diri untuk anak tungrahita di
SLB PGRI Bangorejo. 3) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan teknik positive self talk dalam
peningkatan kepercayaan diri untuk anak tungrahita di SLB PGRI Bangorejo.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian deksriptif
kualitatif. Subyek penelitian ini menggunakan teknik purposive. Adapun teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan model analisis data oleh Miles dan Huberman yang
meliputi: kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan
data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.
Adapun hasil dari penelitian ini, yaitu: 1) tahapan penerapan teknik
positive self talk untuk peningkatan kepercayaan diri dimulai dengan peserta didik
dibantu untuk menemukan dan menyadari self talk negatif yang ada pada dirinya
dan peserta didik didorong untuk mengubah self talk negatif menjadi self talk
yang positif. 2) Hasil dari penerapan teknik positive self talk dalam peningkatan
kepercayaan diri yaitu hasilnya bergantung pada peserta didik dikarenakan
memiliki karakter yang berbeda-beda. Teknik ini juga dapat memberikan efek
perasaan yang semulanya negatif menjadi lebih positif. 3) Faktor yang
mendukung dan menghambat penerapan teknik positive self talk yakni guru
mengevaluasi self talk yang ada pada peserta didik dengan cerita. Faktor
penghambat yaitu teknik ini dilakukan kepada anak berkebutuhan khusus hal itu
memberikan dampak kurang adanya pemahaman pada peserta didik tidak hanya
itu belum tentu juga teknik self talk ini diterapkan oleh peserta didik
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................ii
MOTTO...............................................................................................................iv
PERSEMBAHAN.................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Konteks Penelitian........................................................................................1
B. Fokus Penelitian..........................................................................................10
C. Tujuan Penelitian........................................................................................11
D. Manfaat Penelitian......................................................................................11
E. Definisi Istilah.............................................................................................13
F. Sistematika Pembahasan.............................................................................14
A. Penelitian Terdahulu...................................................................................16
B. Kajian Teori................................................................................................21
ix
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................55
B. Lokasi Penelitian.........................................................................................55
C. Subyek Penelitian........................................................................................56
E. Analisis Data...............................................................................................61
F. Keabsahan Data...........................................................................................62
G. Tahap-tahap Penelitian............................................................................63
C. Pembahasan Temuan...................................................................................88
BAB V PENUTUP..............................................................................................98
A. Kesimpulan.................................................................................................98
B. Saran............................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................94
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................99
x
DAFTAR TABEL
No. Uraian
xi
DAFTAR BAGAN
No. Uraian
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
fisik maupun mentalnya. Namun, tidak semuanya anak memiliki hak yang
dinamakan tunagrahita.
2
Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), 97.
1
2
oleh orang tua dengan baik maka anak mampu mencukupi kebutuhannya
sendiri yaitu makan dan minum, selain itu bisa mencukupi kebutuhan
psikis yakni kasih sayang, rasa nyaman, dan rasa akan percaya diri.3
yang berbeda walaupun terlahir dengan orang tua yang sama dalam satu
dari sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun dan seterusnya.
sistem pendidikan nasional pada ayat (1) berbunyi “setiap warga negara
ayat (2) berbunyi “Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
khusus”. Dengan demikian, maka setiap warga negara baik itu terlahir
3
Inggih D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 9.
4
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (5).
3
fisik, intelektual, mental, dan/ atau sensorik dalam jangka waktu lama
dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga
bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Dengan
berikut firmannya:7
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pasal
1 ayat (1).
6
Titik Handayani dan Angga Sisca Rahadian, “Peraturan Perundangan Dan Implementasi
Pendidikan Inklusif”¸ Lembaga Pengetahuan Indonesia Masyrakat Indonesia, No 1, (Juni 2013):
32-33.
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran Dan Terjemahan (Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2009), 286.
4
ِ ِ ۡ
َ فَِإذَا َد َخلتُم بُيُوتًا فَ َس لِّ ُمواْ َعلَ ٰ ٓى َأن ُف ِس ُكمۡ حَتِ يَّةً ِّم ۡن ِعند ٱللَّ ِه ُمرَٰب َكَ ةً طَيِّبَةً ۚ كَ َٰذل
ُك يَُبنِّي ُ ٱللَّه
Artinya: Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang
pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu,
makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di
rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-
saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang
perempuan, di rumah saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah
saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara ibumu yang
laki-laki, di rumah saudara ibumu yang perempuan, (di rumah)
yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu.
Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau
sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah
kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi
salam) kepada dirimu sendiri, dengan yang penuh berkah dan baik
dari sisi Allah. Demikianlah Allah Menjelaskan ayat-ayat (-Nya)
bagimu, agar kamu mengerti.
Rendahnya kemampuan mental pada tunagrahita memiliki
batasan tunagrahita adalah anak yang rendah atau kurang daya pikirnya,
normal, terhambatnya kecerdasan sejak lahir atau pada usia muda, dan
terhambatnya kematangan.8
antara 54-40. Tungrahita berat yakni menurut skala binert IQnya 32-20
8
Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), 99.
9
Rinakri, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, 19.
10
Rinakri, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, 102.
6
diri negatif dan positif. Gambaran diri yang baik atau positif terbentuk
seperti penghargaan ataupun perkataan baik dari orang lain maupun diri
yang buruk atau negatif seringkali mendapatkan timbal balik yang negatif
kepercayaan diri adalah perasaan atau sikap percaya atas kemampuan diri
yang dilakukan, melaksanakan hal yang disukai secara bebas dan semua
Ellis. Teknik self talk adalah teknik yang dilaksanakan dengan berulang
selama kurun waktu tertentu setiap individu.11 Self talk dari pendapat
pola pikiran yang lebih baik yang nantinya dapat membawa pada self talk
yang lebih positif. Ketika menggunakan teknik self talk seseorang akan
untuk mengenal diri dan dapat mendapatkan solusi atas permasalahan yang
11
Muh. Ekhsan Rifai, Pentingnya Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga dalam Kecemasan
Matematika (Sukoharjo: Sindunata, 2018), 28.
12
Nur Wahyuni, Penerapan Teknik Self Talk Untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa di SMP
Negeri 18 Makassar (Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2020), 3.
8
diambil kesimpulan bahwa teknik self talk ialah teknik yang dilakukan
akan membantu saat dihadapkan masalah. teknik self talk juga bersifat
dicapai.
Self talk tergolongkan menjadi dua, yakni positive self talk dan
negative self talk. Namun, di dalam penelitian ini berfokus pada positive
self talk dalam pemberian layanan dengan harapan menjadi upaya lebih
Talk dengan kepercayaan diri pada Atlet Bola Basket Di Kota Palembang
Oleh Tifanil berdasarkan data hasil yang dilakukan terdapat ikatan yang
signifikan antara kepercayaan diri dengan self talk pada atlet bola basket di
kota Palembang.14
salah satunya adalah pola penerapan teknik self talk ini. Hal ini terlihat
dirasakan. Dari sini guru dapat mengetahui yang dirasakan siswa dan
bagi siswa. Selain hal tersebut yang membuat tertarik dalam melakukan
khusus dan ruangan yang berbeda yang bertujuan untuk fokus dalam
dalam ruang kelas ada satu guru untuk mendidik satu siswa penyandang,
terdapat pula satu guru yang mendidik dua siswa penyandang disabilitas.
terutama yang dalam jenjang SMA terdapat tiga siswa yang memiliki
normal dan orang baru di lingkungan sekitarnya. Di sini peran dari guru di
tersebut salah satunya adalah self talk. Anak dapat melakukannya sendiri
di saat mereka merasa gugup taupun kurang percaya diri terhadap kondisi
maka dari itu peneliti tertrik meneliti dan mengamati lebih jauh dengan
Kabupaten Banyuwangi”.
B. Fokus Penelitian
Bangorejo?
Bangorejo?
C. Tujuan Penelitian
Bangorejo.
D. Manfaat Penelitian
dan praktis.16
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
16
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 91.
12
a. Bagi peneliti
PGRI Bangorejo.
positive.
E. Definisi Istilah
dengan sadar mengenai segala hal yang positif serta adanya sifat
individu.
2. Kepercayaan Diri
secara rasional.
3. Anak Tunagrahita
dan ringan.
F. Sistematika Pembahasan
dibahas, fokus dari penelitian yang akan dikaji, tujuan dalam penelitian,
15
terdahulu, dan kajian teori berisikan tentang teori yang dijadikan acuan
data yang dijelaskan menjadi berbagai sub bab meliputi pendekatan dan
pembahasan temuan pada bab empat sebelumnya. Tidak hanya itu isi dari
bab ini memuat masukan dari penulis berupa saran yang diberikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Makassar.17
17
Nur Wahyuni, Penerapan Teknik Self Talk Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa di
SMP Negeri 18 Makassar, (Makasar: Universitas Negeri Makassar, 2020).
16
17
menjadi tinggi.
18
Merry Reviliana, “Penggunaan Teknik Positive Self-Talk Untuk Membantu Mengembangkan
Motivasi Belajar Pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Pesawaran Tahun Pelajaran
2019/2020” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2020)
18
19
I.A.Saraswati Indraharsani dan IGAP Wulan Budisetyani, “Efektivitas Self-Talk Positif Untuk
Meningkatkan Performa Atlet Basket”, Jurnal Psikologi, no. 2 (2017).
19
Tabel 2. 3
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Nama, Tahun,
No Persamaan Perbedaan
Judul
1. Nur Wahyuni, Persamaan dengan Perbedaan dalam
Makasar tunagrahita.
Membantu mengebangkan
Pesawaran meningkatkan
2019.
menggunakan
pendekatan
kuantitatif sedangkan
di skripsi penulis
menggunakan
pendakatan
kualititatif
21
B. Kajian Teori
setiap hari hal itu disebut pep talk. Dalam penggunaan positive
self talk yang positif. Tidak hanya itu self talk dapat menjadi
diri sendiri. 21
22
Saraseati Indrharsani dan IGAP Wulan Budisetyani, “Self-Talk Positif Untuk Meningkatkan
Performa Atlet Basket”, Jurnal Psikologi Udayana, no 2, (2017), 370.
23
inggris yaitu self adalah diri, sendiri, diri sendiri. Talk artinya
arahan self talk yang lebih positif. Teknik self talk ini bertujuan
23
Jim Rhon, Dahsyatnya Terapi Berbicara Positive Self Talk Therapy (Yogyakarta: Arta Pustaka,
2011), 14.
24
merubah self talk negatif berubah positif yang ada pada diri
individu.24
24
Nur Wahyuni, Penerapan Teknik Self Talk Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa di
SMP Negeri 18 Makassar (Makasar: Universitas Negeri Makassar, 2020), 3.
25
Dita Iswari dan Nurul Hartini, “Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self Talk Terhadap Penurunan
Tingkat Body Dissatisfaction”, Fakultas Psikologi Unair, no 3, (2005), 11.
25
26
Yusuf dan Haslinda, “Implementasi Teknik Self Talk untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa di SMP Negeri 1 Pangkep,” Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar, no.1 (2019): 161.
26
positif juga.
27
Syafrianto Tambunan, “Self Talk Untuk Motivasi Belajar Siswa Dalam Layanan Konseling
(Sebuah Elaborasi Konseptual Menuju Model Alternatif Bimbingan Konseling Islam),” AL-
IRSYAD Jurnal Bimbingan Konseling Islam, no. 1 (Juni, 2019):101.
28
Dita Iswaril dan Hartini Nurul, “Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self-Talk terhadap Penurunan
Tingkat Body-Dissatifaction,” Journal Unair Surabaya, no. 3 (2005).
27
menerapkannya, yaitu:
emosi diri”.
28
diproses otak
sedang dikerjakan.
29
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2007),
241.
30
Indryastuti Wulaningsih, “Efektivitas Positive Self Talk Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa
Kelas IX SMP 3 Banguntapan” (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), 31.
29
secara berulang.
penerapannya yaitu:
pada konseli.
kemudian mempraktikkanya.32
31
Felix Rifialdi, Pengaruh Latihan Imagery Relaxation dan Self Talk Terhadap Konsentrasi dan
Keberhasilan 3 Point Shoot Atlet Putra Bola Basket, (Tesis, FIK UNY, 2012), 13.
32
B. T. Erford, 40 Teknik-teknik Dalam Konseling (London: Oxford University Press, 2010), 87.
30
2) Penyangkalan pikiran
4) Self monitoring
33
Ahmad Yusuf Dan Haslinda,” Implementasi Teknik Self Talk Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Pangkep,” DIKDAS MATAPPA: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar,
no. 1 (April 2019): 161.
34
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi (Bandung: Refika Aditama, 2007),
259.
31
2. Kepercayaan Diri
kelebihan diri.36
36
Alsa, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kepercayaan diri Remaja
Penyandang Cacat Fisik” Jurnal psikologi, no. 1, (2006)
37
Asrullah Syam dan Amri, “Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi
IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Di Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Parepare,” Jurnal BIotek,
no. 1, (Juni, 2017): 91.
33
membuat keputusan.38
yaitu:39
kebenaran pribadi.
38
Tri. S. Mildawani, Membangun kepercayaan diri (Jakarta: Lestari Kiranatama, 2014), 12.
39
Ali Gufron, Teori-teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), 35.
34
Fatimah yaitu:41
lain.
40
Abdul Amin, “Hubungan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja”, Jurnal
Psikologi, no. 2 (September 2018): 80.
41
Muh. Ekhsan Rifai, Pentingnya Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga dalam Kecemasan
Matematika, (Sukoharjo: Sindunata, 2018), 28.
35
mudah berubah.
dirinya.
42
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Seri Pendidikan Orang Tua Membantu Anak Percaya
Diri oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017), 7.
36
mendapati kegagalan.
keluarnya.43
pantang menyerah.
43
Syaipul Amri, “Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler Pramuka
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 6 Kota Bengkulu,” Jurnal Pendidikan
Matematika Raflesia, no. 2, (Desember 2018): 160.
37
faktor eksternal:44
1) Faktor internal
44
Tri. S. Mildawani, Membangun Kepercayaan Diri (Jakarta: Lestari Kiranatama, 2014), 10.
38
yang rendah.
perhatian.
rendah.
teman sebaya.
Percaya Diri
yang dipikirkan.
45
Sif’atur Rif’ah Nur Hidayati Dan Siti Ina Savira, “Hubungan Antara Konsep Diri Dan
Kepercayaan Diri Dengan Intensitas Penggunaan Media Sosial Sebagai Moderator Pada
Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya,” Character: Jurnal Penelitian Psikologi, no. 3
(2021): 2.
46
Yusmiar, Pengembangan Rasa Percaya Diri dan Sosial Dalam PAI Di Panti Asuhan Al-Hakim
Pakem Sleman Yogyakarta (Universtas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta,
2012), 17.
40
sadar).
semakin kuat.
di antaranya yaitu:
47
Tri. S. Mildawani, Membangun Kepercayaan Diri (Jakarta: Lestari Kiranatama, 2014), 29-32
41
ditanggung.
kehidupannya.
uang.
3. Tunagrahita
a. Pengertian Tunagrahita
43
apabila (a) tidak capak secara sosial, (b) di bawah normal secara
48
Nunung Apriyanto, Seluk Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya (Jogjakarta:
Javalitera, 2012), 28.
49
Novi Mayangsari, “Layanan Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita Dengan Tipe Down
Syndrome,” YINYANG: Jurnal Studi Islam, Gender dan Anak, no. 1 (Juni 2019): 115.
44
berikut51:
50
Kemis dan Ati Rosnawati, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita (Jakarta:
Luxima Metro Media, 2013), 10.
51
Triyani Pujiastuti, Perkembangan Keagamaan Anak Tunagrahia Studi Kasus di Sekolah Luar
Biasa Negeri Kota Bengkulu (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2021), 60-62.
45
anak normal.
baru
52
Kemis dan Ati Rosnawati, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita, (Jakarta:
Luxima Metro Media, 2013), 17.
47
c. Klasifikasi Tunagrahita
1. Tunagrahita Ringan
2. Tungrahita Sedang
3. Tunagrahita Berat
1. Mampu didik
2. Mampu latih
3. Perlu rawat
1. Faktor keturunan
a. Kelainan kromosom
b. Kelainan gen
tingkat genotif.
yaitu55:
a. Rubella
b. Syphilis bawaan
mengakibatkan kerusakan.
6. Faktor lingkungan
Rosnawati yaitu57:
1. Infeksi
atau gizi.
diketahui
9. Pengaruh lingkungan
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk perkataan dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
B. Lokasi Penelitian
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 2.
59
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif; Teori Dan Praktik
(Yogyakarta: Calpulis, 2015), 9.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 9.
61
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember, 2020), 47.
55
56
diberikan guru khusus dan ruangan yang berbeda yang bertujuan untuk
disabilitas. Di dalam ruang kelas ada satu guru untuk mendidik satu siswa
penyandang, terdapat pula satu guru yang mendidik dua siswa penyandang
disabilitas.
C. Subyek Penelitian
mencakup data yang ingin didapatkan, siapa yang akan menjadi subyek
62
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 47.
57
Tabel 3. 4
Data Subyek Penelitian
1. Kepala Sekolah SLB PGRI Bangorejo
data yang memenuhi standar dari data yang diterapkan. Penelitian ini
1. Observasi
PGRI Bangorejo
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Bangorejo
E. Analisis Data
63
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik (Yogyakarta:
Calpulis, 2015), 39.
61
dimengerti oleh diri sendiri ataupun orang lain.64 Pada bagian uraian ini
1. Kondensasi data
2. Penyajian data
64
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: Jejak, 2018),
236.
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 246.
62
dilapangan yang dijelaskan dengan uraian yang singkat padat dan jelas.
ada di lapangan didukung atas bukti yang valid dan konsisten maka
F. Keabsahan Data
G. Tahap-tahap Penelitian
yaitu:
melakukan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
dokumentasi.
b. Pengelolahan data
c. Analisis data
d. Tahap pelaporan
tahun 2013. Maka pada tahun 2014 memiliki surat izin resmi dari dinas
biasa), dan SMALB (sekolah menengah atas luar biasa). SLB PGRI
swasta.68
68
Sumber: Dokumentasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Sejarah Berdirinya Sekolah Luar
Biasa PGRI Bangorejo,” 2022.
67
68
berikut:69
a. Visi
berdaya guna
b. Misi
sebagai berikut:
tinggal.
69
Sumber: Dokumentasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa
PGRI Bangorejo,” 2022.
69
perkembangannya.
santun.
70
Sumber: Dokumentasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa
PGRI Bangorejo,” 2022.
70
kekhususannya.
kehidupan sehari-hari.
umumnya.
orang lain.
dirinya.
71
yang diwujudkan
lain.
efektif
masyarakat.
kebutuhan siswa
konseling
71
Sumber: Dokumentasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Sarana dan Prasarana Sekolah
Luar Biasa PGRI Bangorejo,” 2022.
73
Tabel 4. 5
Sarana dan Prasana Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo
No. Nama Ruang Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
13 Musholla 1 Ruang
74
Bagan 4. 1
Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo
KEPALA SEKOLAH ……. KOMITE SEKOLAH
Dwi Setiono, S.Pd Srihartatik, M.Pd
GURU
SISWA-SISWI
72
Sumber: Dokuemntasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Struktur Organisasi Sekolah Luar
Biasa PGRI Bangorejo,” 2022.
75
berikut:73
Tabel 4. 5
Data Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sekolah Luar Biasa
PGRI Bangorejo
No Nama Jabatan Status
Jenis Kelamin
No Tenaga Pendidik Jumlah
L P
Kualifikasi Pendidikan S1 S2 S1 S2 S1 S2 Total
1 Guru Honor 4 0 9 0 13 0 13
Jumlah 13
Jenis Kelamin
No Tenaga Administrasi Jumlah Ket
L P
1 Petugas kebersihan 1 0 1 Orang
JUMLAH 1 0 1 Orang
Tabel 4. 5
Data Peserta Didik Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo
II 1 - 3 - - - - 1 5
III 1 3 6 - - - - - 10
IV - - 4 - - - - 4 7
V - 2 8 - - - - - 10
VI - 2 5 - - - - 1 8
VII - - 5 - - - - - 5
VIII - 2 - - - - - 3 5
IX - - - - - - - - -
X - - 5 - - - - - 5
XI - - 2 - - - - - 2
Jumlah 2 9 43 - - - - 9 63
Keterangan:
74
Sumber: Dokumentasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, “Data Peserta Didik Sekolah Luar
Biasa PGRI Bangorejo,” 2022.
78
A : Disabilitas Netra
B : Disabilitas Rungu
G : Disabilitas Ganda
H : Disabilitas Autis
tentang teknik positive self talk dalam proses peningkatan kepercayaan diri
self talk merupakan berbicara kepada diri sendiri di mana teknik ini
perubahan self talk yang negatif menjadi positif dan juga pemberian
self talk yang lebih positif. Berikut peneliti sajikan data yang telah
dievaluasi agar peserta didik dapat menyadari adanya self talk yang
75
Riko Dwi Amprida, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 11 Mei 2022
80
belajar dan juga semakin percaya diri akan dirinya senada dengan
76
Hayu Fatwaning Saputri, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 15 Mei 2022
77
Aprilia Mayang Sari, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 12 Mei 2022
78
Ahmad Nur Zaki, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 19 Mei 2022
81
b. Self talk negatif konseli didorong untuk dirubah menjadi self talk
positif
Jannah bahwasannya
bisa”80
terkait pelaksanaan teknik positif self talk ini pada tahapan konseli
79
Riko Dwi Amprida, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 11 Mei 2022
80
Devi Fitriatul Jannah, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 12 Mei 2022
82
teman sekelasnya.81
dirubah menjadi self talk yang lebih positif dan peserta didik
“saya pemberani”.
81
Observasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, 18 Mei 2022
83
dua kali, ataupun sehari dua hari namun setiap hari dalam
berlangsung.
hasil yang ingin dicapai dari terlaksanakanya teknik positive self talk
dicapai tidak sepenuhnya menjamin teknik self talk ini berhasil 100 %
82
Riko Dwi Amprida, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 11 Mei 2022
83
Hayu Fatwaning Saputri, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 15 Mei 2022
84
Ada yang berhasil dan ada yang juga tidak berhasil dilihat dari
yang tidak dipahami ada yang bertanya langsung kepada guru ada yang
“yang paling percaya diri itu di kelas ini Devi mbak, dia bisa
berinteraksi dengan siapa saja. Kalo yang sering bertanya di kelas itu
kayak April, dia kalo endak paham tanya, ini dikerjakan sampai nomor
berapa pak? Atau itu tulisannya apa pak?, kan di kelas ini tingkatan
tunagrahitanya berbeda-beda kayak April dia tunagrahita ringan, jadi
bisa lebih dapat mengerti atau nangkep apa yang dikatakan, lantas Zaki
dia tunagrahita sedang, dan kalo Devi itu tunagrahita berat.”84
saat pembelajaran siswa yang bernama Aprilia Mayang Sari lebih aktif
bertanya dibanding Devi Fitriatul Jannah dan juga Ahmad Nur Zaki.
self talk ialah anak lebih percaya diri dari sebelum adanya penerapan.
dari hasil wawancara yang lain terkait hasil penerapan teknik positif
self talk ini diperkuat dengan pemaparan peserta didik lain yakni Devi
Fitriatul Jannah.
“aku pas ngerasa sedih ngomong sama diri kadang kayak gak
percaya sama diri bahwa bisa, tapi setelah itu bisa mikir positif lagi.
Apalagi pas sekolah kayak berangkat sekolah gak semangat pas masuk
kelas sebelum pejaran suruh cerita aku seneng lagi apalagi pas dikasih
semangat, jadi lebih semangat lagi akunya. Aku percaya diri gak takut
ngobrol sama mbak, malah seneng”87
teknik positif self talk ini menurut peserta didik adalah adanya
beda. Namun, teknik ini juga dapat memberikan efek perasaan yang
Anak Tungrahita.
atau diskusi bagaimana tulisan di atas dan adanya keinginan untuk mau
89
Hayu Fatwaning Saputri, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 15 Mei 2022
90
Observasi Sekolah Luar Biasa PGRI Bangorejo, 18 Mei 2022
87
guru dapat mengevaluasi apa yang dirasakan oleh peserta didik dan
91
Hayu Fatwaning Saputri, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 15 Mei 2022
92
Riko Dwi Amprida, diwawancara oleh penulis, Banyuwangi, 11 Mei 2022
88
yang lainnya juga belum tentu teknik ini diterapkan kembali oleh
peserta didik di rumah dan juga orang tua belum tentu menerapkan hal
C. Pembahasan Temuan
teori yang telah dibahas sebelumnya pada bab dua, dari hasil yang
93
Nur Wahyuni, Penerapan Teknik Self Talk Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa di
SMP Negeri 18 Makassar (Makasar: Universitas Negeri Makassar, 2020), 3.
89
pada dirinya dan didorong untuk menjadi self talk yang lebih
positif.
self talk ini guru memberikan dorongan self talk dengan perkataan
yang singkat, menggunakan kata “aku, saya” atau nama peserta didik
Pemberian self talk juga tidak hanya dilakukan saat awal pembelajaran
afirmasi positif ini tidak hanya satu atau dua kali maupun satu atau dua
self talk negatif pada dirinya. Self talk negatif konseli didorong
90
untuk dirubah menjadi self talk positif. Hal ini juga diperkuat
atau keberanian positif kepada diri setiap hari hal itu disebut
positif. Tidak hanya itu self talk dapat menjadi cara untuk
positif ucapan kata untuk diri maka hal tersebut dapat membuat
positivse self talk yang diberikan oleh guru sekolah luar biasa PGRI
Syafrianto yaitu:
perilakunya
saat tidak mengerti apa yang dituliskan oleh guru di papan tulis,
95
Dita Iswaril dan Hartini Nurul, “Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self-Talk terhadap Penurunan
Tingkat Body-Dissatifaction,” Journal Unair Surabaya, no. 3 (2005).
92
Anak Tungrahita
penerapan teknik positif self talk ini adalah penerapan yang dilakukan
93
berhasil dan ada yang juga tidak berhasil dilihat dari perilaku anak-
anak. Hambatan yang lainnya juga belum tentu teknik ini diterapkan
kembali oleh peserta didik di rumah dan juga orang tua belum tentu
yaitu perlunya konselor yang mengenal dirinya sendiri secara baik dan
dari penerapan teknik positif self talk ini adalah penerapan yang
96
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2007),
259.
94
pengulangan setiap apa yang disampaikan. Tidak hanya itu Guru tidak
khusus. Ada yang berhasil dan ada yang juga tidak berhasil dilihat dari
ini diterapkan kembali oleh peserta didik di rumah dan juga orang tua
yaitu perlunya konselor yang mengenal dirinya sendiri secara baik dan
97
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2007),
259.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kajian teoritis dengan hasil penelitian lapangan dan juga mengacu pada
menyadari self talk negatif yang ada pada dirinya dengan diawali
pula. Kedua, peserta didik didorong untuk mengubah self talk negatif
menjadi self talk yang positif dan peserta didik diharuskan untuk
98
99
positif atau lebih baik lagi tidak hanya itu peserta didik juga merasa
penerapan teknik positif self talk ini yakni teknik ini dilakukan kepada
pemahaman pada peserta didik tidak hanya itu belum tentu juga teknik
self talk ini diterapkan oleh peserta didik di saat melakukan aktivitas di
B. Saran
Biasa PGRI Bangorejo ini khususnya dalam penerapan teknik positive self
siswa.
pembelajaran.
dilakukan
Alsa, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kepercayaan diri
Jejak, 2018.
Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama, 2007.
94
95
Psikosain, 2016.
Erford, Bradley T. 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor Edisi Kedua.
Hidayati, Sif’atur Rif’ah Nur dan Siti Ina Savira. “Hubungan Antara Konsep Diri
no.2 (2017).
Iswaril, Dita dan Hartini Nurul. “Pengaruh Pelatihan dan Evaluasi Self-Talk
Surabaya, no 3, (2005).
2014.
Penyusun, Tim. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember, 2021.
2021.
Rhon, Jim. Dahsyatnya Terapi Berbicara Positive Self Talk Therapy. Yogyakarta:
Rifialdi, Felix. “Pengaruh Latihan Imagery Relaxation dan Self Talk Terhadap
Alfabeta, 2017.
Tambunan, Syafrianto. “Self Talk Untuk Motivasi Belajar Siswa Dalam Layanan
Tiffani, “Hubungan Antara Self Talk dengan Kepercayaan Diri Pada Atlet Bola
Disabilitas.
Makassar, 2020.
Yusmiar, “Pengembangan Rasa Percaya Diri dan Sosial Dalam PAI Di Panti
161.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MATRIK PENELITIAN
Metode Fokus
Judul Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data
Penelitian Permasalahan
Penerapan 1. positive Self 1. Pengertian Teknik 5. Informan 1. Pendekatan
Teknik 1. Teknik 1. Bagaimana
talk Positive Self Talk a. Kepala penelitian:
Positive Self positive Self Proses Penerapan
Talk dalam 2. Asal Muasal Self sekolah kualitatif
Peningkatan Talk Teknik Positive
Talk SLB PGRI 2. Jenis
Kepercayaan 2. Peningkatan Self Talk dalam
Diri Untuk 3. Manfaat Positive Bangorejo Penelitian :
Anak Kepercayaa Peningkatan
Self Talk b. Guru SLB deskriptif
Tunagrahita n diri Kepercayaan Diri
Di SLB 4. Hal yang PGRI kualitatif
PGRI 3. Anak Untuk Anak
Diperhatikan dalam Bangorejo 3. Teknik
Bangorejo Tunagrahita 2. Kepercayaa Tunagrahita di
Positive Self Talk c. Siswa Pengambilan
n diri SLB PGRI
5. Langkah Tunagahita responden:
Bangorejo?
Menerapkan Teknik SLB PGRI purposif
2. Bagaimana Hasil
Positive Self Talk Bangorejo 4. Teknik
Dari Penerapan
6. Kelebihan dan 6. Dokumentasi pengambilan
Teknik Positive
Kelemahan Teknik 7. Wawancara data:
Self Talk dalam
Positive Self Talk 8. Kepustakaan a. Wawancar
3. Tunagrahita Peningkatan
1. Pengertian a. Buku a
Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri b. Jurnal b. Observasi
Untuk Anak
2. Aspek Kepercayaan c. Skripsi c. Dokumenta
Tunagrahita di
Diri si
SLB PGRI
3. Ciri-ciri Percaya Diri 5. Teknik
Bangorejo?
4. Faktor-Faktor yang analisis data:
3. Faktor Apa Saja
Mempengaruhi a. Kondensa
yang Mendukung
Kepercayaan Diri si data
dan Menghambat
5. Hal yang Perlu b. Penyajian
Penerapan
Diperhatikan dalam data
Teknik Positive
Mengembangkan c. kesimpula
Self Talk dalam
Rasa Percaya Diri n
Peningkatan
1. Pengertian 6. Keabsahan
Kepercayaan Diri
Tunagrahita data:
Untuk Anak
2. Karakteristik a. Triangulas
Tunagrahita di
Tunagrahita i sumber
SLB PGRI
3. Klasifikasi b. Triangulas
Bangorejo?
Tunagrahita i teknik
4. Penyebab Anak
Tunagrahita
JURNAL KEGIATAN PENELITIAN SEKOLAH LUAR BIASA
PGRI BANGOREJO
No. Tanggal Uraian Paraf
1. 18 April 2022 Silaturahmi sekaligus memberikan
surat izin penelitian
2. 25 April 2022 Wawancara dengan kepala sekolah
SLB PGRI Bangorejo Bapak Dwi
Setiono
3. 11 Mei 2022 Wawancara dengan Bapak Riko Dwi
Amprida tentang penerapan teknik
positive self talk
4. 12 Mei 2022 Wawancara dengan informan siswa
tunagrahita Aprilia Mayang Sari
(informan 1)
5. 12 Mei 2022 Wawancara dengan informan siswa
tunagrahita Devi Fitriatul Jannah
(informan 2)
6. 15 Mei 2022 Wawancara dengan Ibu Hayu
Fatwaning Saputri tentang penerapan
teknik positive self talk
7. 18 Mei 2022 Observasi pelaksanaan penerapan
teknik positive self talk
8. 19 Mei 2022 Wawancara dengan informan siswa
tunagrahita Ahmad Nur Zaki (informan
3)
9. 24 Mei 2022 Pengambilan data profil sekolah,
sarana pra sarana, struktur, dll.
PEDOMAN WAWANCARA
tunagrahita?
5. Bagaimana hasil dalam menerapkan teknik positive self talk pada anak
tunagrahita?
6. Faktor Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penerapan teknik
4. Apakah percaya diri di saat maju ke depan atau mengobrol dengan orang lain?
NIM : D20183003
Email : Anatussolehah53@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
Pengalaman Organisasi
1. Lembaga KPP IPPNU PKPT UIN KH. Achmad Siddiq Jember (2021-2022)
NIM : D20183003
Fakultas : Dakwah
terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah
dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa
Anatus Solehah
NIM D20183003