SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri
Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Fakultas Dakwah
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Oleh :
i
2
SKRIPSI
Oleh :
Disetujui Pembimbing
ii
3
SKRIPSI
Tim Penguji
Anggota :
1. P ( )
2. Dr. Minan Jauhari, S.Sos.I, M.Si ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Dakwah
iii
4
MOTTO
عند ما تكون النية مبنية على خري سيسهل هللا كل شيء أما مك
“ Ketika kita memiliki niat yang dilandasi dengan kebaikan, Allah SWT akan
memudahkan segala sesuatu yang ada dihadapanmu “
iv
5
PERSEMBAHAN
1. Keluarga, Ayah (Masrukan), Ibu (Aisyah) serta adik (Farida) yang senantiasa
menyelesaikan penelitiannya.
3. Sahabat Nizam, Ilham, Krisna, Yusron, Arif, Rohim, Nata, Faqih, Indan, Dana
doa dan support yang telah diberikan guna terselesaikannya skripsi ini.
v
6
KATA PENGANTAR
vi
7
ABSTRAK
Muhammad Fahim Syafa’at, 2023: Penggunaan Bahasa Alay Sebagai Alat
Komunikasi dalam Menggeser Budaya Tata Krama Berbahasa
Remaja Desa Sambimulyo Banyuwangi.
Kata Kunci: Bahasa Alay, Alat Komunikasi, Pergeseran Budaya, Tata Krama,
Remaja.
vii
8
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
MOTTO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
E. Definisi Istilah............................................................................... 10
1. Bahasa....................................................................................... 25
2. Komunikasi .............................................................................. 31
3. Pergeseranbudaya..................................................... ................ 32
viii
9
4. Tatakrama ................................................................................ 35
5. Remaja.................................................................... .................. 35
C. Pembahasan Temuan................................................................. 76
A. Kesimpulan ............................................................................... 82
B. Saran.......................................................................................... 83
ix
10
DAFTAR TABEL
x
11
DAFTAR GAMBAR
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
melalui ucapan yang mewakili suatu tindakan tertentu sehingga bahasa bisa
jendela dunia”, dari slogan tersebut dapat diketahui bahwa bahasa merupakan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan komunikasi tersebut. Maka dari itu,
gagasan, ide dan perasaan sehingga akan menjadikan sebuah media yang
adalah sebagai alat komunikasi yang berupa sistem lambang yang disuarakan
1
Marion Erlangga, “Budaya Kontemporer Perubahan Bahasa dalam Bahasa Indonesia”.
Jurnal Ilmu Komunikasi, 129.
2
MT Aziz, “Asal Usul Bahasa dalam Perpektif Al-Qur’an dan Sains Modern, Jurnal
Kependidikan, (2016), 128.
3
A.R Azizah, “Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja ,”
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 5, no. 2, (2019).
1
2
oleh alat ucap pada manusia. Menurut Noermanzah bahasa sebagai alat
dan alat interaksi sosial serta bisa diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi
terbentuk dari pikiran, atau bentuk bahasa (secara individual dan spontan)
berbahasa yang diyakininya. Etika berbahasa ini sangat erat kaitannya dengan
pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku
etika berbahasa maka pribadi seseorang akan dikatakan baik. Oleh karena itu,
4
Noermanzah, “Bahasa sebagai Alat Komunikasi, Citra Pikiran, dan Kepribadian,”
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa. (2019).
5
Alriadi Reza, “Penggunaan Ragam Bahasa Alay pada Facebook” (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2020), 1.
3
anak remaja yang dikenal dengan bahasa alay atau bahasa gaul. Penyampaian
bahasa alay kadang muncul ketika berkomunikasi dengan orang lain sehingga
Bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin Bahasa Indonesia akan lebih
dini kepada generasi muda agar mereka tidak terlarut terlalu dalam mengikuti
alay yang digunakan sebagai alat berkomunikasi oleh generasi muda, perlu
adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi Bahasa
sebagai bentuk penggunaan bahasa yang tidak sesuai bahkan kadang terbilang
kasar, namun nyatanya bahasa alay bisa menjadi media yang efektif bagi
generasi muda untuk berkomunikasi satu sama lain. Penggunaan bahasa alay
digital yang semakin maju. Remaja masa kini sudah terbiasa menggunakan
bahasa alay karena jumlah karakter yang tidak terbatas dan penggunaan huruf
kapital, vokal berulang, dan singkatan yang berlebihan. Selain itu, fenomena
hanya orang-orang tertentu saja yang mengerti dan paham arti bahasa alay
saja yang memakai bahasa alay akan tetapi kini sudah mulai merambah dan
ini sering menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat baik dari segi
8
Susilowati, “Bahasa Alay: Representasi Diri Remaja dalam Komunikasi Digital,” Jurnal
Pendidikan Indonesia 10, no 1 (2021), 117-128.
9
Kridalaksana, “Kamus Linguistik (Edisi Keempat)” Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2006.
10
Joko S uleman, 175.
5
dilahirkan dan ada pada saat teknologi sedang berkembang. Mulai dari televisi
sistem kepekaan dan melek terhadap teknologi sehingga membuat generasi ini
dengan pesatnya, generasi milenial juga hidup pada era dimana segala
sebagai sarana untuk menciptakan rasa solidaritas dan rasa memiliki di antara
digunakan dalam situasi formal atau resmi. Bahasa alay dapat membuat
komunikasi menjadi tidak jelas dan sulit dipahami oleh pihak lain yang tidak
mengetahui bahasa tersebut. Selain itu, penggunaan bahasa alay terlalu sering
11
Arum Faiza dan Sabila J Firda, Arus Metamorfosa Milenial (Kendal: CV Achmad Jaya
Group, 2018).
6
pada situasi yang sesuai. Namun, bahasa alay juga dapat menjadi sarana yang
dengan penggunaan bahasa daerah terutama Jawa Krama salah satunya berasal
dari orang tua, lingkungan bermain serta lingkungan sekitar. Faktor lain
mempunyai peran penting dalam hal ini. Selain itu, adanya kekurangan model
usia dini khususnya pada generasi sekarang, sangat penting sebagai langkah
12
Setyawan, “Fenomena Penggunaan Unggah-Ungguh Bahasa Jawa Kalangan Siswa
SMK di Surakarta”, (2019).
7
teman sebayanya atau dengan usia yang sama, serta dengan individu yang
penerapan bahasa alay ini. Kalimat dan istilah dalam bahasa alay yang sering
langsung atau melalui media sosial seperti: gaskeun, OTW, santuy, skuy, PCC,
gabut dan masih banyak lagi. Remaja yang menggunakan istilah di atas sangat
bahwa kata-kata dan istilah dalam bahasa alay secara tidak langsung telah
salah satunya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
Banyuwangi”.
13
Arfianingrum, “Penerapan Unggah-Ungguh Bahasa Jawa Sesuai dengan Konteks
Tingkat Tutur Budaya Jawa,” Jurnal Prakarsa Paedagogia 3, no. 2 (2020).
8
B. Fokus Penelitian
Pada bagian ini memuat rincian pertanyaan tentang cakupan serta isu-
observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah.14 Rumusan masalah yang
Sambimulyo Banyuwangi?
C. Tujuan Penelitian
Sambimulyo Banyuwangi.
14
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: UIN KHAS Jember, 2021),
45.
15
Tim Penyusun, 45.
9
D. Manfaat Penelitian
nantinya bagi beberapa pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
manfaat kepada:
a. Peneliti
16
Tim Penyusun, 45.
10
b. Remaja Milenial
E. Definisi Istilah
1. Bahasa Alay
dan kondisi dimana bahasa itu akan digunakan. Era milenial sekarang ini,
17
Tim Penyusun, 46.
11
dengan menggunakan bahasa alay ini akan dianggap keren, update dan
2. Komunikasi
menemukan titik temu antara satu sama lain sehingga mereka dapat saling
memahami dengan lebih baik. Tentu hal ini dapat melibatkan pertukaran
ide, kepercayaan, nilai, dan interaksi sosial antar individu selama proses
komunikasi berlangsung.19
yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Apabila dengan bahasa
dengan menggunakan gerak tubuh, bahasa tubuh, atau bahasa yang tidak
diucapkan.
3. Pergeseran Budaya
publik figur, gaya hidup, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan
dan melekat pada masyarakat tidak lagi mengenal yang namanya batas
20
Asnawati Matondang, “Dampak Modernisasi terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat,”
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 8, no. 2 (2019), 192.
13
adanya media sosial yang canggih. Hal ini tentu akan mempercepat
memiliki akal dan budi akan selalu mencari tahu dan menciptakan sesuatu
Tidak hanya terbatas pada objek material, tetapi juga kebutuhan untuk
4. Tata Krama
tutur bahasa dan tingkah laku. Kesantunan juga merupakan etika serta tata
cara, adat dan kebiasaan yang dijalankan oleh suatu masyarakat. Oleh
karena itu, kesantunan dapat dikatakan sebagai norma dan aturan perilaku
krama.22
21
Rachmah Ida, Budaya Populer Indonesia (Surabaya: Airlangga University Press,
2019),11.
22
Sari, “Kesantunan Berbahasa Kalangan Remaja di Kelurahan Letta Kabupaten
Bantaeng” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2022), 12.
14
5. Remaja
identitas generasi milenial ditandai dengan generasi yang lahir pada tahun
keterbatasannya.27
23
RP Magan, “ Etika Bermedia Sosial Bagi Generasi Z,”Jurnal Filsafat Terapan. (2022),
7.
24
Cresnar dan Jevsenak, The Millennial’s Effect: How can their personal values shape
the future business environment of industry 4.0? (2019) 57–65. https://doi.org/10.2478/ngoe2019-
0005.
25
Wahyu Mulyani, “Bahasa Gaul sebagai Media Komunikasi Budaya di Zaman
Milenial,” Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik 23, no. 2 (2022), 169.
26
Supriadi, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2010).
27
Ali Nurdin dan Mufti Labib, “Komunikasi Sosial Generasi Milenial di Era Industri
4.0,”
Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 2, (2019).
15
F. Sistematika Pembahasan
yang penulisannya dimulai dari bab awal yaitu pendahuluan sampai bab
terakhir yaitu penutup. Adapun format penulisan pada sistematika ini adalah
sistematika pembahasan.
terdahulu yang relevan dengan penelitian terbaru dan nantinya akan digunakan
sebagai tolak ukur. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi (bahasa alay,
BAB III Metode Penelitian: Pada Bab III ini berisikan tentang
BAB IV Penyajian Data dan Analisis: Pada bab ini membahas tentang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
sudah ada dan terdahulu terkait mengenai tema penelitian yang dilakukan
1. Ali Nurdin dan Mufti Labib, Jurnal Ilmu Komunikasi dengan judul
berbasis industri 4.0. Penelitian oleh Ali Nurdin dan Mufti labib ini juga
lebih suka berperan aktif dalam bentuk komunikasi online seperti email dan
situs jejaring sosial, memiliki jumlah akun yang banyak dan aktif di media
28
Tim Penyusun, 46.
16
17
membaca dan menikmati pesan hoax, mereka memiliki sikap kritis namun
tidak berdaya dalam melakukan filterisasi pesan media sosial, dan bahkan
ketrampilan komunikasi.29
Jaksel,” (2019).
Penelitian oleh Rani Auliawati ini membahas tentang gaya bahasa anak
Jaksel yang menjadi viral beberapa saat lalu dan menjadi perbincangan di
sehari-hari, maka dari itulah disebut dengan gaya bahasa remaja Jaksel.
seperti ini sudah berlangsung sejak lama dan bukan sebagai fenomena yang
dianggap baru lagi atau fenomena musiman yang akan hilang seiring
akan tetap ada meski candaan bahasa anak Jaksel sudah tidak ramai lagi
diperbincangkan.30
29
Ali Nurdin, Mufti Labib, “Komunikasi Sosial Generasi Milenial di Era Industri 4.0,”
Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 2 (2021).
30
Rani Auliawati, “Studi Fenomenologi Budaya Perilaku Penggunaan Bahasa anak
Jaksel,” Books Chapter Tentang Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer, (2019).
18
Bali, dan dampak apa yang terjadi dari fenomena penggunaan bahasa gaul
struktur lama atau struktur baru dalam menjalankan tatanan sosial baru
bahasa gaul oleh remaja dalam grup Whatsapp lomba menulis cerpen. Hasil
31
Wasu Aditya, “Fenomena Penggunaan Bahasa Gaul dalam Kehidupan Sosial Remaja
Bali di Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar,” Jurnal Ilmu Komunikasi (2019).
19
serta limabelas model bentuk kata. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan
bentuk bahasa Inggris dikarenakan para remaja tersebut dapat terlihat tidak
Sosial,” (2021).
32
Wahyu Mulyani, “Bahasa Gaul sebagai Media Komunikasi Budaya pada Era Milenial,”
Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik 23, no. 2 (2022).
20
narasumber kepada penerima. Hal ini dikarenakan tidak semua orang pada
umumnya mengerti dan paham apa arti dari bahasa gaul tersebut, terlebih
orang awam yang kurang aktif menjelajahi dunia media sosial. Tentu saja
hal itu dapat menjadi sebuah gangguan dalam proses komunikasi. Salah satu
gangguan yang terjadi adalah pada arti kata dan kalimat. Hasil penelitian ini
oleh narasumber kepadanya sama sekali. Hal di atas terjadi dikarenakan arti
kosa kata yang menggunakan istilah slang yang terdapat di media sosial
33
Hasrullah, “Penggunaan Bahasa Gaul dalam Sosial” (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2021).
21
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Nama,
Tahun, dan
No Judul
Perguruan Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tinggi
1. Ali Nurdin dan Komunikasi Persamaan Perbedaan dengan
Mufti Labib, Sosial dengan penelitian penelitian sekarang
2021, UIN Generasi terdahulu adalah adalah pada subyek
Sunan Ampel Milenial di era sama-sama cakupan wilayahnya.
Surabaya Industri 4.0 meneliti tentang Penelitian terdahulu
proses meneliti generasi
komunikasi milenial se-surabaya
sosial generasi sedangkan penelitian
milenial ditengah sekarang lebih
terpaan media berfokus kepada
sosial. lingkup kecil yaitu
Penelitian ini Desa Sambimulyo
sama-sama
menggunakan
metode deskriptif
kualitatif.
2. Rani Auliawati, Studi Penelitian sama- Kajian oleh Rani
2019, Fenomenologi sama mengkaji Auliawati lebih
Universitas Budaya tentang menitikberatkan
Padjajaran Perilaku fenomena tentang proses
Penggunaan penggunaan gaya budaya berbahasa
Bahasa Anak bahasa remaja anak Jaksel akibat
Jaksel milenial yang beberapa faktor.
digunakan Sedangkan kajian
sebagai alat sekarang ini lebih
berkomunikasi memfokuskan
sehari-hari tentang masuknya
mereka. budaya baru serta
Penelitian ini pengaruhnya
juga terhadap penggunaan
menggunakan bahasa daerah yang
analisis deskriptif sudah ada dan
kualitatif. digunakan sebagai
alat untuk
berkomunikasi.
3. Wasu Aditya, Fenomena Penelitian Perbedaan penelitian
2019, Penggunaan mempunyai terdahulu dengan
Universitas Bahasa Gaul kemiripan yaitu terbaru terletak pada
Udayana dalam mengkaji tentang subyek yang dikaji.
22
Nama,
Tahun, dan
No Judul
Perguruan Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tinggi
Kehidupan masuknya bahasa Selain subyek,
Sosial Remaja gaul sebagai perbedaan terdapat
Bali di budaya baru di tempat penelitian
Kelurahan kalangan remaja yang berbeda.
Sesetan, Kota milenial. Penelitian terdahulu
Denspasar Penelitian meneliti remaja
menggunakan wilayah bali
metode yang sedangkan penelitian
sama yaitu terbaru berada di
metode Desa Sambimulyo
penelitian Banyuwangi.
kualitatif
deskriptif.
4. Wahyu Bahasa Gaul Penelitian Perbedaan penelitian
Mulyani, 2022, sebagai Media mempunyai terdahulu dengan
Universitas Komunikasi kesamaan yaitu penelitian terbaru
Roggolawe Budaya pada mengkaji tentang terletak pada fokus
Tuban Era Milenial fenomena pembahasan.
penggunaan Penelitian terdahulu
bahasa gaul/alay berfokus kepada
yang semakin bentuk-bentuk
pesat di kalangan singkatan dan juga
remaja akronim yang
disebabkan digunakan remaja
faktor dalam media sosial
perkembangan Whatsapp grup
teknologi media literasi menulis
massa yang cerpen. Sedangkan
semakin canggih. penelitian terbaru
Penelitian sama- lebih berfokus kepada
sama penggunaan bahasa
menggunakan alay diposisikan
pendekatan sebagai alat
kualitatif komunikasi sosial
deskriptif. remaja sebagai akibat
dari pesatnya
perkembangan media
sosial
5. Hasrullah, 2021, Penggunaan Persamaan Perbedaan penelitian
Universitas Bahasa Gaul dengan penelitian terdahulu dengan
Muhammadiyah dalam Sosial terdahulu adalah penelitian terbaru
Makassar terletak pada adalah terletak pada
23
Nama,
Tahun, dan
No Judul
Perguruan Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tinggi
metode yang fokus penelitian dan
digunakan yaitu subyek yang dikaji.
kualitatif Fokus penelitian
deskriptif. terdahulu adalah
Penelitian juga pengguna media
mempunyai sosial yang
persamaan yaitu menggunakan bahasa
sama-sama alay dalam
mengkaji tentang berkomunikasi
pesatnya terutama dalam
penggunaan media sosial
bahasa alay di Instagram. Subyek
kalangan remaja yang dikaji oleh
sebagai akibat penelitian terdahulu
dari juga berbeda dengan
perkembangan penelitian terbaru.
teknologi media Penelitian terdahulu
sosial yang mengambil subyek
semakin canggih. pengguna media
sosial Instagram
sedangkan penelitian
terbaru adalah para
remaja Desa
Sambimulyo.
Melihat dari hasil kajian yang sudah ada dan terdahulu, maka penelitian
perkembangan teknologi media sosial yang semakin canggih. Selain itu, dalam
penelitian terbaru yang dilakukan oleh penulis juga dapat dilihat sejauh mana
Keunggulan dari penelitian ini yaitu mengkaji lebih dalam kepada remaja
terkait penggunaan bahasa alay yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam
Penelitian terbaru ini dilakukan dengan terjun langsung dan observasi secara
proses diatas, penelitian ini nantinya akan menghasilkan data yang kompleks
B. Kajian Teori
Hal yang paling utama dilakukannya penelitian adalah adanya sebuah teori
yang mendukung sebagai acuan serta tolak ukur. Teori yang diangkat sebagai
acuan, merupakan penjelasan yang sesuai dengan dan relevan dengan fokus
permasalahan.34 Berikut ini adalah beberapa teori yang dijadikan acuan dalam
Banyuwangi”.
34
Tim Penyusun, 46-47.
25
1. Bahasa
a. Pengertian Bahasa
dari makhluk lain adalah bahasa. Bahasa dapat dipelajari dari berbagai
aktif, tidak dapat dipisahkan dari banyak potensi perubahan yang dapat
terjadi kapan saja. Selain bersifat aktif, bahasa juga bersifat produktif
mempunyai kurang lebih 20.000 kata, tetapi dengan 20.00 kata tersebut
nantinya dapat dibuat jutaan kalimat dan istilah yang tidak terbatas.
kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu, bahasa dibutuhkan oleh semua
35
Damayanti Rini, Psikolinguistik: Tinjauan Bahasa Alay dan Cyber Bullying (Jawa
Timur: Kresna Bina Insan Prima, 2017), 52.
26
tua.36
ragam bahasa yang penggunaannya melihat situasi dan fungsinya. Hal ini
itu sendiri.37
36
Wahyu Mulyani, 169.
37
Alriadi Reza, “Penggunaan Ragam Bahasa Bahasa Alay Pada Facebook” (Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020), 11.
27
38
Alriadi Reza, 12-13.
28
bahasa resmi ini terbilang memiliki kalimat yang lebih lengkap dan
beragam dengan pola tata bahasa yang dapat diterima dan kosakata
percakapan sehari-hari.
teman dekat. Maka dari itu disebut sebagai ragam akrab (akrab). Tipe
yang sudah akrab satu sama lain dan berbagi informasi yang sama.
Awal mula kemunculan bahasa ini yaitu ketika program SMS atau
ragam atau varian bahasa pada umumnya terbagi menjadi varian lisan
dan tulisan.
30
baru ini.39
perkembangan bahasa diakronis ini, tidak hanya ahli bahasa saja tetapi
juga ilmuwan sosial dan bahkan mungkin politisi juga harus tertarik
sosial. Bahasa alay dapat bertahan dan tumbuh sebagai hasil dari
2. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
dilakukan dengan siapa saja dan dimana saja. Akhir-akhir ini proses
kata yang terucap saja, akan tetapi semua bentuk dari sosialisasi itu
sendiri seperti senyuman, anggukan kepala dan bahu, kedipan mata dan
baik kepada lawan bicara, maka bisa disebut dengan komunikasi satu
arah.41
b. Jenis-jenis Komunikasi
40
Saragih Sahala, Komunikasi Kontekstual (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)
41
Damayani Desi, ”Jenis-jenis Komunikasi,” Journal Educational Research and Social
Studies 2, no. 3 (Juli 2021), 29.
32
3. Pergeseran Budaya
teknologi. Selain itu, secara sadar maupun tidak semua masyarakat pasti
42
Desi, 33-36.
43
Asnawati Matondang, “Dampak Modernisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat,”
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 8, no. 2 (2019), 191.
33
moral, hukum kebiasaan dan tradisi yang diperoleh oleh manusia sebagai
manusia yang saling berhubungan menurut sistem adat istiadat dan norma
Berikut merupakan empat macam bidang yang ada dan melekat dalam
kehidupan masyarakat:
didasarkan pada prinsip prinsip bilateral yang mengakui ayah dan Ibu.
perkawinan.
b. Bidang Agama
c. Bidang Pendidikan
Penduduk telah mengecap bahwa orang yang buta huruf sudah jarang
Masyarakat sudah tidak perlu lagi untuk membeli yang namanya koran
atau surat kabar, cukup dengan mengetik pada kolom pencarian yang
4. Tatakrama
hari, salah satunya adalah dalam perilaku dan perbuatan yang memiliki
nilai sopan santun. Remaja dikatakan santun apabila dalam dirinya sudah
salah satu prinsip budaya yang sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat
serta sejarah suatu bangsa. Selain itu, kesantunan dalam berbahasa tidak
5. Remaja
44
Asnawi Matondang, 192.
45
Sari, 15.
36
penduduk menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut: (1) Pre Baby Boom,
lahir pada 1945 dan sebelumnya; (2) The Baby Boom, lahir antara 1946–
1964; (3) The Baby Bust, lahir antara 1965-1976, sebagai Generasi X; (4)
The Echo of the Baby Boom, yang lahir antara 1977-1997, sebagai Generasi
Y; (5) Generation Net, yang lahir antara 1998 hingga 2009, sebagai
Generasi Z; (6) Generation Alpha, yang lahir pada 2010, sebagai Generasi
seperti: e-mail, SMS (Short Message Service), instan messaging, dan media
sosial lainnya seperti Face Book dan Twitter. Di samping itu, generasi ini
suasana kerja yang santai dan mampu melakukan beberapa tugas secara
46
Willya, “Potret Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0,” Jurnal Pekerjaan
Sosial 2, no. 2, (Desember 2020), http://journal.unpad.ac.id/focus/article/view/26241.
37
lingkungan mereka berada dan tinggal. Sebagai contoh, remaja yang ada di
kota besar seperti Jakarta berbeda dengan remaja di Jawa Timur-an. Remaja
menggunakan istilah dalam bahasa Jawa Ngoko seperti kata “Gak Bahaya
Ta” yang sedang trend di kalangan remaja TikTok. Maka dari itu, jelas
mereka.48
47
Suryadi, “Generasi Y: Karakteristik, Masalah dan Peran Konselor,” Makalah disajikan
dalam acara Seminar dan Workshop Internasional.
48
Wahyu Mulyani, 169.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
telaah dokumen..49
angka. Memasukkan hasil temuan yang didapat selama kegiatan observasi dan
sebuah pemahaman yang dapat dipahami oleh pembaca. Paling utama, metode
yang runtut dan mendalam tentang isu atau masalah yang akan dipecahkan. 50
49
Okky Nila, “Strategi Komunikasi Radio Bintang Tenggara 95,6 Fm Dalam
Mempertahankan Program Citizen Journalism Melalui Media Facebook B88” (Skripsi, UIN
KHAS Jember, 2022), 30-31.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 3.
38
39
menggunakan istilah dan bahasa yang sesuai dengan latar kehidupan sosial
sehari-hari.
menjelaskan dan menyajikan data tentang kondisi objek sesuai dengan judul
Banyuwangi”. Model penelitian ini dipilih dikarenakan data yang yang didapat
B. Lokasi Penelitian
karena objek dan tujuan penelitian sudah tergambar dengan jelas di sana, hal
Alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah banyaknya potensi remaja yang
51
Okky Nila, 31.
40
C. Subyek Penelitian
Pada bagian ini, berisikan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut
meliputi data apa saja yang ingin diperoleh oleh peneliti, siapa yang akan
dipercaya dapat memberikan informasi yang relevan dengan data yang akan
diteliti dan digali dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi subyek sekaligus
rata-rata berusia kurang lebih 20 tahun dan termasuk dalam kategori tema
penelitian oleh penulis. Selain kelima subyek tersebut, penulis turut akan
untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti,
52
Tim Penyusun, 47.
41
1. Observasi
digunakan untuk mengamati dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada
objek selama proses penelitian, baik situasi alamiah murni terjadi dengan
penyusunan penelitian.54
2. Wawancara (Interview)
orang atau lebih untuk saling berbagi informasi dan mengklarifikasi dari
permasalahan. Selain itu, pendekatan ini juga dapat digunakan oleh penulis
53
Okky Nila, 32.
54
Okki Nila, 32
42
penelitian ini.55
3. Dokumentasi
subyek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
harian, sejarah, dan lain sebagainya. Dokumentasi juga bisa disebut sebagai
E. Analisis Data
Model Miles dan Huberman merupakan teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, analisis data terjadi selama
dan setelah fase pengumpulan data selesai. Analisis data dilakukan sebagai
berlanjut sampai informasi yang didapat bisa diterima dan dipercaya. Analisis
data kualitatif dalam model Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif
55
Sugiyono, 116.
56
Sugiyono, 132-133.
43
kondisi sosial dengan mencatat segala sesuatu yang diamati dan didengar.
akan semakin bervariasi dan rumit data yang akan diperoleh. Oleh karena
merupakan prosedur yang tepat untuk diterapkan. Pada tahap ini penulis
apa yang penting, serta mencari tema dan pola. Pada tahap reduksi data ini,
dalam bentuk naratif serta teks deskriptif singkat. Penyajian data merupakan
nantinya akan dapat lebih memahami apa yang sedang terjadi serta
dahulu.
temuan itu hanya bersifat sementara dan bisa berubah apabila ditemukan
bukti yang lebih lanjut, maka tahap ini tidak bisa dianggap sebagai fase
terakhir. Akan tetapi, jika tahap kesimpulan didukung oleh temuan data
kebenarannya.
F. Keabsahan Data
bawah ini merupakan penjelasan dari kedua teknik yang digunakan penulis
cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini
Banyuwangi.
45
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
G. Tahap-tahap Penelitian
penelitian yang akan dilakukan mulai dari tahap pra, tahap pelaksanaan hingga
berikut:
2. Tahap Pelaksanaan
c. Pengumpulan Data
d. Pengolahan Data
e. Analisis Data
57
Tim Penyusun, 48.
46
b. Penarikan Kesimpulan
BAB IV
selatan gunung Srawet terdapat sebuah desa yang sangat luas wilayahnya.
batas utara, Kedungrejo batas timur serta Sukorejo batas barat. Wilayah
tersebut tergabung dalam satu desa dengan nama Silir Krajan. Di wilayah
Silir krajan timur dan utara, tepatnya di utara Kedungrejo dan selatan
pembuatan arang. Pada tahun 1919, daerah ini mulai ramai dengan adanya
pembuatan arang dari pohon sambi. Semakin lama, penduduk yang menetap
dinamai Sambirejo. “Sambi” berasal dari nama sebuah pohon dan “rejo”
dalam bahasa jawa berarti ramai hingga sampai sekarang wilayah tersebut
47
48
Kepala Desa Drs. Kasworo, lebih tepatnya tahun 1995. Pada saat itu
Kedungagung
masa jabatan 1995 hingga 1997. Pada tahun 1998, untuk pertama kalinya
pemilihan tersebut ditetapkan dua orang calon, yaitu pak Sujono yang saat
Kemudian terpilih satu dari antara dua calon Kepala Desa tersebut, yakni
Sujono yang secara resmi sebagai kepala Desa terpilih oleh Masyarakat
Gambar 1.1
Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2020/BPS-Statistic Indonesia, 2020
Population Sensus
Gambar 1.2
Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2020/BPS-Statistic Indonesia, 2020
Population Sensus
50
urutan nomer lima setelah Desa Sambirejo. Desa Sambimulyo merupakan salah
sosial yang begitu cepat pula sehingga akan menghasilkan banyak budaya baru
yang terbilang tinggi, tentu hal tersebut akan memungkinkan semakin banyak
pula yang menggunakan gawai sebagai alat komunikasi. Maka dari itu, dengan
ditunjang dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, maka tidak heran jika
menghasilkan bentuk ragam bahasa alay yang digunakan oleh remaja Desa
disampaikan dan dapat dipergunakan sebagai bukti dari hasil penelitian secara
digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sosial remaja baik itu
dalam situasi formal maupun non formal. Peneliti memperoleh data dengan
51
Salah satu gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari diri seorang
remaja adalah media sosial. Media sosial memiliki kegunaan yang sangat
beragam bagi siapa saja yang menggunakannya. Salah satu manfaat yang
dapat dirasakan yaitu sebagai media hiburan dan informasi serta biasa juga
bahasa alay oleh remaja Desa Sambimulyo sebagai alat komunikasi sehari-
sesama remaja serta update status di media sosial. Selain itu, peneliti
mendapati bahwa salah satu dari remaja kurang mengerti dan paham apa
maksud dari bahasa alay yang digunakannya. Penggunaan bahasa alay akan
dapat dipahami oleh sebagian mereka saja yang sudah terbiasa dengan
asing, tentu akan sangat membingungkan dan butuh waktu lama untuk
58
Alriadi Reza, 38.
52
yang berjudul “Al Turas: Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya dan Agama”,
sebagai hasil dari pola pikir manusia yang pada dasarnya serupa atau bahkan
kehidupan masyarakat.60
komunikasi baik itu di media sosial maupun di dunia nyata dianggap wajar
Remaja menggunakan bahasa alay pada saat situasi non formal atau santai,
59
Darsita Suparno, Al-Turas: Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya dan Agama (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2003).
60
Sasongko, “Pengembangan Konsep Strukturalisme dari Struktur Bahasa ke Struktur
Ruang Pemukiman Sasak di Desa Payung,” Jurnal Bahasa dan Seni, no. 2 (2003), 166.
53
tempatnya.
budaya baru tersebut. Selain adanya faktor, masuknya budaya baru tersebut
Sambimulyo Banyuwangi
daerah dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai tergeser dan diganti dengan
lingkungan remaja sekarang ini sudah masuk dan hadir di setiap daerah di
61
A.R Azizah, “Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja,”
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 5, no. 2 (2019).
54
a. Faktor Internal
1. Lingkungan Keluarga
harinya.
tingkatan yaitu, Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu dan Krama
pekerjaan. Sekarang ini, sudah tidak jarang para orang tua mulai
bahasa asing yaitu dengan cara les bahasa ataupun bersekolah khusus
Faktor inilah yang kemudian membentuk mindset para orang tua dan
dari pada berbahasa Jawa. Hal tersebut terbilang lebih baik karena
62
Observasi di Tempat Les Matematika, Banyuwangi, 10 Mei 2023.
56
Inggris tetapi tidak tau sama sekali dengan bahasa Jawa. Kebiasaan
untuk berkomunikasi.63
2. Lingkungan Sekitar
Bahasa yang digunakan oleh guru ketika mengajar tidak akan sama
tempat/daerah.
Selain itu, salah satu faktor lain yang signifikan adalah adanya
63
Observasi, Banyuwangi, 15 Mei 2023
57
para remaja.
3. Lingkungan Bermain
dua tiga orang dalam satu kelompok dan bahkan lebih. Kegiatan
tersebut.
sedang trend di media sosial seperti TikTok. Hal ini diperkuat dengan
64
Observasi salah satu angkringan di Desa Sambimulyo, Banyuwangi, 13 Mei 2023.
59
ada yang kasar ada yang halus. Contoh halusnya yang sekarang
viral ini seperti : gak bahaya ta, itu juga termasuk bahasa
tongkrongan. Sedangkan bahasa kasarnya itu seperti : anjing
dan hal-hal yang kotor”.65
alay tidak selalu berasal dari bahasa anak jaksel yang lebih ke istilah
bahasa alay merupakan bahasa yang muncul dan lahir dari kegiatan
: Gak bahaya ta, kamu nanyak, chuakkkss, mang eakk, welll, anjay,
tidak hanya di kalangan remaja saja, bahkan anak-anak dan orang tua
bahwa bahasa tersebut tidak baku dan tidak sesuai. Akan tetapi,
65
Willy, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi, 13 Mei 2023.
60
kudet. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Ela sebagai berikut :
singkatan huruf besar dan kecil berbeda dengan bahasa alay zaman
Gambar 1.3
Sumber : Akun Instagram narasumber
66
Ela, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi, 9 Mei 2023.
61
tersebut.
dengan menggambar tawa pada kabut jendela, tapi yang ada jari
kunjung surut. Aku putuskan untuk berdiri, aku merasa tak mampu,
67
Dokumentasi, Banyuwangi, 9 Mei 2023.
62
Gambar 1.4
Sumber : akun Twitter narasumber
Gambar di atas merupakan contoh penggunaan dari bahasa alay
milenial yang terdiri dari dua kata singkatan dan gabungan beberapa
dari “you” yang berarti kamu. Maksud dari kalimat diatas adalah
mau nangis, i just wanna end this sadness, im tired, im broken, but
im still trying my best”. Kalimat diatas tersusun dari kata “im” yang
bahasa alay zaman 2010-an dengan era milenial. Terlihat sangat jelas
apa maksud kata dan kalimat yang digunakannya, akan tetapi karena
lingkungan serta canggihnya media sosial saat ini, tidak heran para
tersebut.
68
Dokumentasi, Banyuwangi, 9 Mei 2023.
64
tetapi mata pelajaran ini hanya bersifat umum dan tidak diikuti ke
komunikasi.
69
Observasi, Banyuwangi, 10 Mei 2023.
65
dalam masyarakat.
b. Faktor Eksternal
70
Wahyu, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 10 Mei 2023.
66
konten merupakan ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi aplikasi
sendiri. Berikut ini merupakan dampak yang terjadi sesuai dengan penelitian
71
Wahyu, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 10 Mei 2023.
72
Observasi, Banyuwangi, 10 Mei 2023.
67
a. Dampak Positif
bahasa Jawa. Hal tersebut tentu akan membuat bahasa Jawa menjadi
perkembangan zaman.
kondisi.
alay atau bahasa anak muda seperti, gak bahaya ta, pelan-pelan pak
terjadilah space antara para remaja dengan bahasa Jawa itu sendiri.
yang baru serta mempunyai nilai daya guna bagi orang banyak.
dengan ukuran yang tidak sama pula merupakan hal yang wajar
sekarang ini para remaja lebih senang aktif dalam dunia media sosial.
73
Rifki, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 12 Mei 2023.
69
aplikasi di berbagai media sosial. Selain itu remaja tidak hanya bisa
berkreasi dengan menciptakan bahasa baru seperti bahasa alay ini saja,
Manfaat dari adanya media sosial juga dirasakan pula oleh Rifki
74
Willy, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 13 Mei 2023.
70
b. Dampak Negatif
tetapi, para remaja masih tidak berdaya untuk memfilter berbagai hal
75
Rifki, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 12 Mei 2023.
71
yang ada dalam suatu daerah juga akan ikut tergeser akibat adanya
alay sehingga makna asli dari bahasa Jawa sendiri mulai terkikis.
remaja harus melihat kondisi dan situasi dengan siapa dan dimana
mereka berbicara.
bahasa pula yang menjadi penentu nilai dan norma dalam suatu
semestinya, maka norma dalam masyarakat akan ikut luntur pula. Hal
benar kini tidak lagi terlihat. Budaya berbahasa Jawa, terutama Jawa
akibat tidak diajarkan berbahasa sejak dini. Hal tersebut akan sangat
empat tingkatan struktur, yaitu Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu
dengan budaya bahasa baru di media sosial salah satunya yaitu bahasa
alay.77
budaya yang sudah ada terlebih dahulu. Bahasa Jawa memang bahasa
alay sah-sah saja asalkan mengerti kapan dan dimana bahasa tersebut
harus digunakan.
77
Observasi, Banyuwangi, 14 Mei 2023.
78
Rizka, diwawancarai oleh Penulis, Banyuwangi 17 Mei 2023.
75
merupakan bagian atau salah satu unsur dari kebudayaan.79 Fenomena dari
Jawa. Budaya berbahasa Jawa yang sudah ada di Desa Sambimulyo, kini
perlahan mulai tergerus oleh struktur sosial yang dihasilkan dari adanya
bahasa dan budaya baru yang dianggap lebih kekinian di kalangan remaja.
dan orang tua yang paling disegani. Orang-orang tersebut merupakan yang
79
Darsita Suparno, 135.
76
menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar serta mempunyai nilai
akan hilang kesakralannya jika tidak lagi menggunakan bahasa Jawa yang
sesuai.80
C. Pembahasan Temuan
Salah satu gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari diri seorang
remaja adalah media sosial. Media sosial memiliki kegunaan yang sangat
80
Wasu Aditya, 12.
77
bahasa alay ketika berkomunikasi dengan sesama remaja serta update status
di media sosial. Peneliti juga menemukan ragam bahasa alay dalam bentuk
menggunakan bahasa alay pada saat situasi non formal atau santai,
tempatnya.
bahasa alay. Masuknya budaya baru seperti bahasa alay ini dalam tatanan
81
Azizah, 34.
78
a. Faktor Keluarga
keluarga, selain itu kebiasaan yang mereka lakukan tentu berbeda pula.
Hal inilah yang membuat budaya baru bahasa alay lebih cepat masuk
bermain, biasanya tidak hanya terdapat satu atau dua remaja melainkan
Sekarang ini remaja lebih suka bermain di luar rumah bersama teman-
berbeda karena terdapat lebih dari satu remaja. Hal inilah yang
media sosial kini semakin canggih. Masyarakat tidak perlu lagi susah-
susah untuk mencari sebuah berita dan informasi di luar, cukup dengan
Salah satu budaya baru yang cepat berkembang luas di kalangan remaja
yang negatif seperti, generasi yang tidak mau susah, generasi rebahan,
generasi malas, generasi yang tidak punya aturan dan sopan santun dengan
orang disekitarnya.82
remaja. Akan tetapi, para remaja masih tidak berdaya untuk memfilter
berbagai hal yang masuk dalam kehidupan sosial seperti masuknya budaya
dapat merusak penggunaan bahasa Indonesia, budaya dan bahasa asli yang
ada dalam suatu daerah juga akan ikut tergeser akibat adanya bahasa alay
bisa menginovasi remaja lainnya hanya dengan lewat media sosial seperti
salah satunya, kosakata bahasa Jawa menjadi lebih dikenal masyarakat luas
82
Clarissa Maureen, “Instagram sebagai Pembentuk Citra Diri Generasi Milenial
Jakarta,” Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia 4, no. 1 (Jakarta 2021), 32-33.
81
memang tidak bisa dicegah secara total akibat teknologi media sosial yang
diri remaja itu sendiri. Banyak sekali manfaat positif yang akan diperoleh
sebaliknya.
82
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Banyuwangi
ucapan yang mewakili suatu tindakan tertentu dan bahasa bisa menjadi
oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa alay atau
Salah satu gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari diri seorang
remaja adalah media sosial. Media sosial memiliki kegunaan yang sangat
beragam bagi siapa saja yang menggunakannya. Salah satu manfaat yang
dapat dirasakan yaitu sebagai media hiburan dan informasi serta biasa juga
82
83
tersebut.
Sambimulyo
dalam kehidupan sosial remaja yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
intenal merupakan faktor yang berasal dari dalam seperti: a). Keluarga, b).
kehidupan sosial remaja terutama budaya berbahasa Jawa yang sudah ada.
Dampak positif adanya bahasa alay seperti: a). Bahasa Jawa semakin
dampak negatif seperti: a). Terkikisnya nilai asli bahasa Jawa, b).
B. Saran
ini diberikan tanpa mengurangi rasa hormat peneliti kepada pihak yang
Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 yang terbagi dalam tiga
mereka lihat dan terima dalam media sosial. Diharapkan dengan adanya
tulisan ini, para remaja bisa lebih semangat dalam belajar berbahasa
Indonesia yang lebih baik dan benar. Terlebih ketika digunakan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, MT. “Asal Usul Bahasa dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains Modern.”
Jurnal Kependidikan, (2016).
Cresnar, Jevsenak. “The Millennial’s Effect: How can their personal values shape
the future business environment of industry 4.0?.”(2019): 57–65.
https://doi.org/10.2478/ngoe2019-0005.
Deama. “Penggunaan Bahasa Alay Remaja pada Status Media Sosial Facebook:
Tinjauan Sosiolinguistik.” Tesis, Universitas Bung Hatta, 2020.
http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/1069.
Magan Priskilla Ribka. “Etika Bermedia Sosial bagi Remaja.” Jurnal Filsafat
Terapan (2022).
Nurdin, Ali., dan Labib Mufti. “Komunikasi Sosial Generasi Milenial di Era
Industri 4.0.” Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 2, (2019).
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/cjik/article/view/14912.
Penyusun Tim. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: UIN KHAS Jember,
2021.
Suleman, Joko., dan Putri Eva. “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan
Remaja Terhadap Bahasa Indonesia.” Prosiding Seminar Nasional
Bahasa dan Sastra Indonesia. UNIB, 2018 .
Suparno, Darsita. Al-Turas: Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya dan Agama. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2003.
Widi, Shilvina. “Ada 68,66 Juta Generasi Z di Indonesia, Ini Sebarannya.” diakses
2 Maret 2023, 08:20. https://dataindonesia.id/ragam/detail/ada-6866-
juta-generasi-z-di-indonesia-ini-sebarannya.
NIM : D20191008
Fakultas : Dakwah
terdapat unsur-unsur penjiplakan karya ilmiah yang pernah dilakukan atau dibuat
orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan
unsur-unsur penjiplakan serta ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk
Lampiran 1
90
Lampiran 2
MATRIKS PENELITIAN
Judul Penelitian Variabel Indikator Sumber Data Metode/Analisis Data Rumusan Masalah
Penggunaan Bahasa 1. Bahasa Alay 1. Pengertian 1. Narasumber 1. Pendekatan Penelitian 1. Bagaimana
Alay sebagai Alat 2. Alat Komunikasi Bahasa remaja Desa Kualitatif Deskriptif penggunaan bahasa
Komunikasi dalam 3. Kehidupan 2. Pengertian Sambimulyo 2. Subyek Penelitian alay sebagai alat
Kehidupan Sosial Sosial Variasi Bahasa serta beberapa 3. Metode Pengumpulan komunikasi remaja
Remaja Desa 4. Remaja 3. Macam-macam orang tua yang Data Sambimulyo
Sambimulyo Variasi Bahasa terkait dengan Observasi Banyuwangi?
Banyuwangi 4. Pengertian topik penelitian Wawancara 2. Bagaimana pengaruh
Bahasa Alay Dokumentasi penggunaan bahasa
5. Pengertian 4. Teknik Analisis Data alay terhadap
Komunikasi Miles dan Huberman pergeseran budaya
6. Jenis-jenis Pengumpulan Data berbahasa daerah
Komunikasi Reduksi Data remaja Sambimulyo
7. Pengertian Penyajian Data Banyuwangi?
Kehidupan
Kesimpulan
Sosial
5. Validasi Data
8. Pengertian
Triangulasi Sumber
Remaja
91
Lampiran 3
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
Lampiran 5
No Istilah Arti
1. Pcc Istilah dalam bentuk singkatan yang digunakan untuk
menanyakan sebuah keberadaan yaitu dengan asal kata “posisi”
2. Gabut Merupakan sebuah istilah dimana seseorang sedang tidak
mempunyai kegiatan sama sekali sehingga akan timbul yang
namanya bosan. Kondisi seperti inilah kemudian muncul istilah
“gabut”
3. Ghosting Sebuah istilah baru yang sering digunakan oleh remaja yang
mempunyai pengertian menghilang secara tiba-tiba layaknya
hantu. Penggunaan istilah ini biasanya dipakai dalam memaknai
suatu hubungan percintaan anak muda
4. Mager Singkatan dari kata “males dan gerak”. Mager merupakan
sebuah kondisi dimana seseorang sedang tidak bersemangat
dalam melakukan suatu kegiatan apapun
5. Gaje Istilah ini berasal dari dua kata yaitu “gak dan jelas”. Gaje
biasanya lebih merujuk kepada seseorang yang tidak jelas apa
maunya
6. Kepo Berasal dari kata Inggris “Knowing Every Particular Object”
yang berarti sebuah keadaan dimana seseorang ingin tahu
urusan orang lain secara berlebihan
7. Anjay Sebuah istilah plesetan dari kata “anjing”. Anjay tidak
selamanya digambarkan dengan kata-kata kasar. Sekarang anjay
lebih sering digambarkan remaja dengan ungkapan kagum atas
peristiwa yang terjadi
8.
9.
10.
94
DOKUMENTASI
Nama : Willy
Penggunaan bahasa alay :
Gak Bahaya ta
Nama : Rifki
Penggunaan bahasa alay :
PCC, Gak Bahaya Ta, Otw
Narasumber : Wahyu
Penggunaan bahasa alay :
Gak Bahaya Ta, Done Gak
Bang, Welll
95
Nama : Riska
Penggunaan bahasa alay :
Gabut, Otw
BIODATA PENULIS
NIM : D20191008
Fakultas : Dakwah
MI Roudlotul Huda
MtsN 2 Banyuwangi
MAN 4 Banyuwangi