Anda di halaman 1dari 72

NILAI NILAI PENDIDIKAN PADA USAHA MEBEL DI AGUNG JATI JEPON BLORA

Diajukan Oleh

NUR TRI WAHYUNINGSIH

A210170220

Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN

NILAI NILAI PENDIDIKAN PADA USAHA MEBEL DI AGUNG JATI JEPON BLORA

Diajukan Oleh

NUR TRI WAHYUNINGSIH


A210170220

Skripsi telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Surakarta, 10 Desember 2021

Prof. Dr. Harsono, SU.


NIDN. 0620026001

iii
HALAMAN MOTTO
Jangan biarkan kesulitan membuat dirimu gelisah, karena bagaimanapun juga hanya dimana
yang paling gelap bintang-bintang tampak bersinar lebih terang. (Ali Bin Abi Thalib)

Diam sampai engkau diminta untuk berbicara, lebih baik dari pada engkau terus berbicara
sampai diminta untuk diam (Ali Bin Abi Thalib)

Ambilah kebaikan dari apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakannya. (Nabi
Muhammad SAW)

Jagan berusaha menjadi paling baik di dunia ini, kamu tidak akan bisa. Cukup menjadi lebih baik
dari dirimu dihari-hari sebelumnya. (penulis)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah rabbil ‘alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah kepada penulis atas terselesainya skripsi ini dengan
lancar. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena itu, dengan rasa bahagia saya menyampaikan rasa syukur dan
terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya Bapak Mujid dan Ibu Musriah yang tidak henti-hentinya
memberikan do’a serta dukungan kepada saya selama ini, sehingga saya dapat
menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Semoga bapak dan ibu selalu diberikan
kesehatan oleh Allah SWT. Terimakasih perjuangan dan pengorbanan bapak dan ibu
yang sangat berharga dalam hidup saya.
2. Saudaraku Santoso, Sudarto, Endang, dan Muji yang selalu memberikan semangat dan
energi positif bagi saya.
3. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih
atas do’a serta dukungan selama ini. Tulusnya persahabatan yag telah terjalin yang
mengajarkan arti kebersamaan dan indahnya kebersamaan.
4. Segenap Dosen Pendidikan Akutansi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman kepada saya.
5. Almamater Program Studi Pendidikan Akutansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Terimakasih kepada semua pihak lain yang juga membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini. Karena telah memberikan yang terbaik seingga saya dapat menempuh pendidikan
sarjana. Semoga kita dapat berjumpa dilain waktu kesempatan.

v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai nilai pendidikan pada usaha mebel di
Agung Jati Jepon Blora. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain
penelitian etnografi atau history of character education. Subyek penelitian ini adalah
pemilik usaha mebel, pengelola/karyawan dan pelanggan setia, sedangkan objek penelitian
ini adalah usaha mebel Agung Jati Jepon Blora. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini
melalui triangulasi data sumber. Tahapan teknik analisis data meliputi: penentuan
narasumber dan informan, membuat dan mengajukan pertanyaan, selanjutnya wawancara
narasumber dan informan, lalu membuat catatan etnografi, menganalisis hasil wawancara
dan yang terakhir arsip/ dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa karakteristik
nilai nilai pendidikan dilihat dari cara interaksi yang terjadi dari seorang pemilik dan pekerja
yang ditunjukan dengan sikap disiplinan, jujur dan komunikasi lancar. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa perkembangan suatu usaha dalam industri padat karya atau mebel di
Agung Jati Jepon Blora berdasarkan karateristik nilai nilai pendidikan, karateristik
kedisiplinan, karateristik kejujuran dan karateristik komunikasi lancar. Hal tersebut untuk
menciptakan iklim kerja yang sehat akan sumber daya manusia yang ada di lokasi.
Kata kunci: Nilai nilai, Pendidikan, Usaha mebel.

vi
ABSTRACT

This study aims to describe the educational values in the furniture business at Agung Jati
Jepon Blora. This research is a qualitative research with an ethnographic research design or
a history of character education. The subjects of this research are furniture business owners,
managers/employees and loyal customers, while the object of this research is Agung Jati
Jepon Blora furniture business. Data collection methods used are observation, interviews
and documentation. The data validity technique in this study was through triangulation of
source data. The stages of data analysis techniques include: determining sources and
informants, making and asking questions, then interviewing sources and informants, then
making ethnographic notes, analyzing the results of interviews and finally
archives/documentation. The results of this study explain that the characteristics of
educational values are seen from the way the interaction occurs from an owner and worker
which is shown by discipline, honesty and smooth communication. This study concludes
that the development of a business in the labor-intensive industry or furniture in Agung Jati
Jepon Blora is based on the characteristics of educational values, the characteristics of
discipline, the characteristics of honesty and the characteristics of fluent communication.
This is to create a healthy working climate for human resources at the site.
Keywords: Values, Education, Furniture business.

vii
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah rabbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang bejudul “Nilai nilai pendidikan pada usaha mebel di Agung Jati Jepon Blora”.

Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis
tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Prof. Dr.Sutama, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah berkenan memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Suranto, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Akutansi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Prof. Dr. Harsono, SU. Dosen pembimbing akademika dan juga pembimbing skripsi yang
telah sabar membimbing, mengarahkan, memberikan saran, meluangkan waktu dan pikiran
selama proses pendidikan serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akutansi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa studi.
5. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
6. Terakhir yang tidak kalah penting saya ingin berterimakasih kepada diri saya sendiri untuk
melakukan semua kerja keras ini meski bukan jadi yang terbaik, tapi kamu berhasil menjadi
versi terbaik dari dirimu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta hidayahnya sebagai balasan atas semua
dukungan serta bantuan yang telah diberikan dari pihak-pihak yang telah disebutkan diatas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
sangat berterimakasi apabila diantaranya pembaca ada yang memberikan kritik dan saran guna

viii
memperluas wawasan penulis sebagai proses pembelajaran diri. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surakarta, 10 Desember 2021

Nur Tri Wahyuningsih

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………... iii
HALAMAN MOTTO.....................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
ABSTRACT.....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................viii
DAFRAT ISI………………………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..................................................................................7
D. Manfaat Penelitian................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................9

A. Landasan Teori.....................................................................................9
a. Definisi Nilai....................................................................................9
b. Definisi Nilai Pendidikan...............................................................10
c. Implementasi Nilai Pendidikan Dalam Perusahaan…………….. 11
B. Disiplin ................................................................................................12
C. Definisi Jujur………………………………………………………… 13
D. Komunikasi yang baik..........................................................................15
E. Penelitian terdahulu…………………………………………….......... 17
F. Kerangka Berfikir……………………………………………………. 19

x
BAB III METODE PENELITIAN................................................................20
A. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................20
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................20
C. Objek dan Subjek Penelitian.................................................................20
D. Data dan Sumber Data..........................................................................21
E. Kehadiran Penelitian.............................................................................20
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................20
G. Keabsahan Data....................................................................................21
H. Teknik Analisis Data………………………………………………... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................27

A. Gambaran Lokasi Penelitian…………………………………………. 27


B. Deskripsi Data......................................................................................30

BAB V PENUTUP..........................................................................................41

A. Kesimpulan...........................................................................................41
B. Implikasi...............................................................................................41
C. Saran.....................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................42
LAMPIRAN....................................................................................................45

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Mebel Agung Jati............................................................27

Gambar 4.2 Diagram Hasil Penelitian..............................................................38

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian.....................................................................45

Lampiran 2. Daftar Nama Narasumber............................................................46

Lampiran 3. Data Hasil Wawancara.................................................................47

Lampiran 5 Hasil Dokumentasi……………………………………………… 56

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dapat dikatakan kuat apabila bangsa tersebut mencerminkan nilai
nilai pendidikan didalamnya, karena bangsa yang berjiwa kuat merupakan bangsa yang
berkarakter, bermartabat dan di segani oleh bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa
yang kuat dan berkarakter adalah keinginan semua masyarakat di dalam maupun di luar
negeri. Menjadi bangsa yang berkarakter sudah lama tertanam dalam bangsa Indonesia.
Para pendiri negara menuangkan keinginan itu dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2
dengan pernyataan yang tegas, “mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Para
pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Pendidikan merupakan usaha masyarakat dalam
mempersiapkan generasi muda untuk kelangsungan kehidupan masyarakat yang lebih
baik di masa depan (Elihami & Sandi, 2018). Kelangsungan itu ditandai oleh pewarisan
budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat Indonesia. Dalam proses pendidikan
budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya
(Syarif & Rahmat, 2019) melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai nilai
menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat serta mengembangkan
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mengembangkan kehidupan bangsa yang
bermartabat (Intan & Firawati, 2017). Pemerintah Indonesia telah merumusan kebijakan
dalam rangka pembangunan nilai nilai sosial pendidikan karakter bangsa. Dalam
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan bahwa
karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian yaitu: olah hati, olah pikir, olah raga,
serta olah rasa dan karsa. Dalam hal ini untuk menjalankan suatu usaha tentu mampu
mengolah nilai-nilai pendidikan terutama dalam hal kedisiplinan, kejujuran dan
menciptakan komunikasi yang baik.

1
Sebagai negara agraris, Indonesia juga terkenal dengan hutannya yang masih
hijau, sehingga Indonesia banyak menghasilkan kayu jati untuk diolah menjadi suatu
karya seni seperti pada usaha mebel yang berada di kota Blora Jawa Tengah. Adapun
industri mebel ini merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang pesat di
Indonesia yang tertuang di dalam Undang undang Replubik Indonesia No. 3 tahun 2014
Pasal 1 ayat 2 yang menjelaskan tentang industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi
yang mengolah dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Sedangkan dalam hal ini kompetensi wirausaha merupakan pengetahuan yang merujuk ke
sikap dan keterampilan yang terhubung satu dengan lainnya yang diperlukan pengusaha
untuk dilatih dan melatih karyawannya dengan dikembangkannya sikap toleran agar
mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya dan memberikan
kepuasan untuk pelanggan dalam pelayanannya (Sabina, 2016).

Usaha kecil dan menengah memiliki peran yang strategis untuk pembangunan
ekonomi nasional oleh karena itu selain berperan didalam pertumbuhan dan penyerapan
tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil pembangunan (Suci et al., 2017).
Usaha kecil merupakan suatu kegiatan ekonomi berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih yang berupa hasil penjualan (Tarigan, 2017). Pemerintah perlu
meningkatkan perannya dalam memberdayakan usaha kecil menengah dan meningkatkan
pendidikan karakter akan pentingnya budaya kedisipinan, kejujuran dan komunikasi yang
baik untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang usaha. Keberhasilan suatu
usaha berkesinambungan dengan pembangunan yang berisi nilai-nilai pendidikan
terutama untuk membangun karakter yang merupakan upaya perwujudan dari amanat
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang dilatar belakangi oleh realita permasalahan
kebangsaan yang sedang berkembang saat ini seperti: disorientasi dan belum dihayati nya
nilai nilai Pancasila. Sedangkan nilai-nilai karakter bangsa yang berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan timbulnya pendidikan karakter bangsa
pada tingkat satuan pendidikan terutama pendidikan dalam usaha guna memenuhi etos
kerja yang mencerminkan nilai kedisiplinan, kejujuran dan komunikasi yang baik. Nilai
pendidikan yang mulai memudar disebabkan oleh kondisi bangsa ini yang semakin
menunjukkan perilaku tidak terpuji dan tidak menghargai budaya bangsa. Dapat

2
dikatakan bahwa Indonesia memiliki seni ukir tersendiri. Kebutuhan akan produk-produk
dari industri mebel yang terus mengalami peningkatan, terutama dengan adanya wabah
pandemi Covid 19 yang sedang terjadi saat ini mampu meningkatkan omset penjualan
seorang wirausaha mebel diberbagai daerah yaitu, meningkatnya produksi peti mayat
untuk warga yang telah meninggal dikarenakan pandemi Covid 19.

Kondisi awal permasalahan dari aspek bisnis masing-masing mitra diperoleh dari
survey (Wariati et al, 2018) dengan hasil ukiran kayu yang cukup banyak setiap bulannya
akan terjadi resiko jika tidak dapat terjual semuanya mengingat bahwa kayu ukiran juga
mengalami kerusakan dan penimbunan ditempat yang tidak cukup luas. Semakin banyak
hasil ukiran sebenarnya akan menggembirakan produsen akan tetapi bagaimana jika
tidak terjual sebagian. Tentu hal ini akan menjadi masalah bagi pengusaha mebel sebab
akan merugi. Usaha ini juga dapat dijadikan sebagai pekerjan sampingan karena hal ini
juga bertujuan untuk meningkatkan dan mensejahterakan kebutuhan ekonomi, karena
usaha ini menjanjikan bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Fakta hasil
penelitian (Muchtar & Suryani, 2019) dengan perhitungan usaha, maka usaha mebel
cukup prospektif menjadi agribisnis bagi warga Blora karena keuntungan dari sekali
produksi dengan waktu satu bulan mampu menghasilkan 5 unit ukiran dari kayu yang
menghasilkan pemasukan sebesar Rp.20.0000.000. Kerajinan kayu memberikan dampak
positif berupa peningkatan pendapatan pengrajin ukiran kayu, perluasan usaha serta
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di desa Jepon Blora. Prospek usaha
mebel yang sangat menjanjikan, membuat banyak perusahaan baru dalam bidang usaha
ini terus bermunculan untuk memperebutkan pangsa pasar, persaingan menjadi semakin
ketat, terutama dalam mengelola sumber daya manusia nya sangat dititik beratkan dalam
hal kedisiplinan, kejujuran, serta komunikasi yg baik dalam melayani pelanggan juga
sangat diperlukan demi usaha untuk mempertahankan kelangsungan usaha.

Penelitian lain yang di lakukan oleh (Nurani Saputri, 2018) merumuskan bahwa
usaha mebel memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional karena
selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja juga mampu berperan
dalam distribusi hasil pembangunan. Agung Jati Jepon Blora merupakan salah satu usaha
furniture atau mebel yang ada dikota Blora yang merupakan salah satu pusat kerajinan

3
mebel. Penelitian ini dikarenakan ingin mengetahui dan menggali secara mendalam
bagaimana upaya yang telah di terapkan sudah sesuai dengan nilai nilai pendidikan di
dalam usaha mebel hingga saat ini dari seorang pemilik ke pengelolanya nya hingga
mampu memberi kepuasaan pada konsumen. Maka dari itu, pendidikan akan
kedisiplinan, kejujuran dan komunikasi yang baik perlu diterapkan agar mencapai hasil
yang maksimal. Hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat di
Agung Jati jepon Blora.
Dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (dalam Suryana 2017) menyatakan
kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas
dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang dipasar. Pada abad 21 ini
perubahan tata nilai pendidikan kehidupan manusia berputar begitu cepat. Dunia seolah
berlari kencang tanpa mempedulikan hal-hal lainnya sebagaimana (Anthony Giddens,
2012:32) pemikir asal Inggris yang mengatakan bahwa dunia kita adalah dunia yang
tunggang-langgang (runaway world) artinya, siapa yang tidak siap pastinya akan
tertinggal. (Thomas Loren Friedman, 2011:102) Seorang jurnalis The New York Timesdi
Amerika Serikat juga melukiskan beragam gejala dunia yang mengalami perubahan
dengan begitu cepat yakni sebuah perubahan eksponensial. Perubahan teknologi inilah
yang mengubah cara pandang hidup manusia, dimana cara manusia berhubungan dalam
lintas usaha tidak membutuhkan jeda. Usaha ini mampu menjanjikan penghasilan yang
tidak cukup sedikit mengingat dari permintaan konsumen yang terus menerus meningkat.
Harga kayu yang setiap tahunnya juga mengalami peningkatan secara signifikan
membuat pemilik usaha mebel juga menaikan harga dan membuat berbagai ukiran yang
lebih menarik lagi. Prospek usaha mebel yang cukup baik, bernilai ekonomi tinggi
mampu menarik minat pelanggan dari berbagai kota hingga luar daerah.
Untuk menganalisis pengaruh aspek kompetensi kewirausahaan orentasi
kewirausahaan terhadap kinerja industri mebel di Kabupaten Klaten dan menganalisis
pengaruh orentasi kewirausahaan terhadap kinerja industri mebel di Kabupaten Klaten
data yang digunakan adalah data primer yang diambil (cross section) melalui wawancara
secara langsung dengan para pemilik usaha mebel dengan menggunakan daftar
pertanyaan dan sampel sebanyak 182 usaha mebel atau 10% populasi. Pengujian validitas
menggunakan analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA), dan pengujian reliabilitas

4
menggunakan Cronbach Alpha. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
hirarkis. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa (1) model 1 merupakan model
terbaik untuk menjelaskan hubungan antara kompetensi kewirausahaan (skills), dan
orentasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM, (2) kompetensi kewirausahaan (Initiative
dan enterprises, Planninng dan Organizing, teknologi) serta orentasi kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dan (3) variable orentasi
kewirausahaan terbukti memediasi hubungan antara kompetensi kewirausahaan dan
kinerja usaha mebel di Klaten. Realitas perkembangan global untuk masa yang akan
datang sangat dibutuhkan, nilai perubahan transformasi pemahaman dan pengertian akan
pemberdayaan potensi baik sumber daya alam maupun manusia.
Sebuah usaha akan terbangun dalam suatu institusi apabila komponen dasar usaha
itu sendiri dilaksanakan secara mendasar. Pimpinan harus faham akan nilai dasar sebagai
wirausaha atau pembisnis industri mebel, dan mekanisme pembentuknya dalam
membangun jiwa dan budaya pengusaha yang jelas dan pasti. Kebutuhan perkembangan
nilai jiwa wirausahawan harus dibangun dari mulai sekarang untuk melihat kondisi yang
akan datang. Beberapa nilai yang mendasar dari pemahaman pembangunan nilai
pendidikan dalam usaha saat ini dibutuhkan bentuk implementasi yang membangun
kepercayaan, komitmen dan mempengaruhi kemajuan yang konsisten dalam membangun
pemahaman dan pemikiran generasi yang akan datang ( Avolio, 2011) mengilhami visi
bersama, di mana pemimpin membesarkan orang lain dalam berbagi visi bersama dengan
melibatkan nilai, minat, harapan dan impian orang tersebut. Sebagai seorang pemimpin
bukan hanya mampu menjadi pemilik saja di lembaganya akan tetapi juga perlu
mempunyai kemampuan untuk membangun konsep dan pemikiran baru bagi anak
buahnya untuk menciptakan suatu sistem yang saling mendukung. Kenyataan yang
terjadi visi yang terbangun secara retorika ditetapkan bukan dari hasil bersama akan
tetapi dari nilai pembentukan proses yang dilaksanakan dari berbagai mekanisme kerja
organisasi dalam melihat sistem proses yang harus ditetapkan dalam suatu bentuk
implementasi kinerja yang mungkin akan dilaksanakan atau sebuah capaian yang akan
dituju.
Mengangkat hal dasar tersebut maka komponen dasar kegiatan secara sistematis
dari pemahaman (avolio, 2011) Menunjukan nilai visi merupakan kesepakatan bersama.

5
hal ini menunukan kebersamaan yang paling dasar terbentuk untuk menetapkan visi
pelaksanaan bentuk kerja kinerja dan sasaran serta tujuan yang akan dilaksanakan. Umum
yang dilihat peneliti dalam keseharian justru visi tersebut telah ditentukan dan semua
komponen harus menuju kepada mekanisme yang telah ditetapkan. Tindakan efektif
menjadi sebuah pedoman dalam setiap langkah penetapan kebijakan untuk menjadikan
dasar perwujutan implementasi potensi dalam bentuk kepemimpinan sebagai pondasi
penanaman nilai pendidikan terutama karakter terhadap karyawannya secara individu
maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan diatas secara landasan teori sangat
relevan dengan konsep pengembangan yang mampu membangun dan menggali nilai nilai
pendidikan dalam sebuah usaha yang terkait dengan sumber daya manusianya. Dalam
industri seorang wirausaha mebel dari bentuk perwujutan implementasi gaya
kepemimpinan yang dilaksanakan, tidak dipungkiri bahwa sebagai seorang pemimpin
yang baik dan benar dapat menumbuhkan kemampuan dan kapasitas kepemimpinan
secara individu untuk membangun kemampuan orang lain melalui dorongan dari refleksi
diri, komunikasi dan kepercayaan di lingkungan sumber daya terbatas sehingga mampu
mendorong karyawan mempunyai keahlian atau profesional di bidang kemampuan dan
bakatnya masing masing dengan tetap mengutamakan dan menanamkan nilai nilai
pendidikan. Kinerja antara lain juga ditentukan oleh motivasi yang dilakukan serta
disiplin yang telah di terapkan, serta kepuasan kerja yang di rasakan.
Maka dari itu kinerja yang baik akan mampu memberikan kontribusi yang baik
pula kepada karyawannya, sehingga karyawan juga akan mampu memiliki kecintaan
terhadap pekerjaannya dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
konsumen terutama kepada pelanggan setia nya. Keberadaan berbagai perusahaan dalam
bentuk apapun baik dalam skala besar maupun kecil tidak akan pernah terlepas dari
sebuah unsur sumber daya manusia, yaitu orang yang mampu memberikan pikiran, bakat,
kreatifitas, dan juga usaha nya dalam perusahaan. Fakta dari hasil penelitian (Yusrita,
2019) PT. Sinar Galesong Pratama yang merupakan perusahaan besar, berupaya untuk
mendapatkan karyawan seperti yang dimaksud dengan menerapkan disiplin kerja dan
kompensasi untuk meningkatkan produktivitas karyawannya dengan tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan kompensasi terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan karena disiplin kerja merupakan aturan yang diberlakukan

6
kepada karyawan guna memperbaiki sikap dan moral, yang melekat pada diri individu
dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan. Kompensasi adalah total seluruh imbalan
yang diterima para karyawan sebagai penganti jasa yang telah mereka berikan
Terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan, lokasi penelitian yang saya
pilih bertempat di Agung Jati Jepon Blora Provinsi Jawa Tengah, yaitu salah satu sebuah
pusat furnitur di daerah Jepon Blora yang mengelola dan menjual beraneka ragam produk
ukiran kayu bernilai seni dan estetik, dengan alasan daerah tersebut adalah penghasil
kayu jati yang cukup luas dengan hutannya yang masih hijau dan banyak di segani
masyarakat terutama pengusaha kayu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan urutan singkat dari latar belakang di atas, maka permasalahan utama
pada penelitian ini adalah bagaimana karateristik nilai nilai pendidikan pada usaha Agung
Jati Jepon Blora?
a. Bagaimana karateristik nilai nilai pendidikan pada usaha mebel Agung Jati
Jepon Blora?
b. Bagaimana karateristik disiplin pada usaha Agung Jati Jepon Blora?
c. Bagaimana karateristik jujur pada usaha mebel Agung Jati Jepon Blora?
d. Bagaimana karateristik komunikasi lancar pada usaha Agung Jati Jepon
Blora?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka dapat diperoleh tujuan dari penelitian
ini yang utama yaitu untuk mengetahui karateristik nilai nilai pendidikan pada usaha
mebel Agung Jati Jepon Blora yang tepat:
a. Untuk mendeskripsikan karateristik nilai nilai pendidikan pada usaha mebel
Agung Jati Jepon Blora
b. Untuk mendeskripsikan karateristik disiplin pada pada usaha mebel Agung
Jati Jepon Blora
c. Untuk mendeskripsikan karateristik jujur pada pada usaha mebel Agung Jati
Jepon Blora

7
d. Untuk mendeskripsikan karateristik komunikasi lancar pada usaha mebel
Agung Jati Jepon Blora

D. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini telah selesai diharapkan bisa memberi manfaat baik yang
bersifat efektif dan efisien dengan karateristik nilai nilai pendidikan pada usaha mebel
Agung Jati Jepon Blora.
Manfaat yang di dapat dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Penelitian ini dapat menambah pengalaman, memperdalam pengetahuan dan
mampu memberikan wawasan dalam bidang penulisan mengenai karateristik nilai
nilai pendidikan itu sangatlah perlu terutama saat menjalankan usaha mebel di
agung Jati Jepon Blora.
b. Penelitian ini dapat dijadikan pedoman, referensi tambahan untuk
mengembangkan ide ide baru untuk peneliti selanjutnya yang sejenis.
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempelajari, mengamati, dan
mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi.
c. Penelitian ini diharapkan sebagai wawasan bagi seorang wirausaha dalam
menjalankan bisnis usahanya agar berdampak baik di masyarakat yang dapat
diwujudkan dengan menambah nilai-nilai pendidikan pada usaha mebel tersebut.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
a. Definisi Nilai

Terdapat beberapa perbedaan antara berbagai pendapat dari para ilmuwan dalam
mengartikan nilai. Perbedaan cara pandang dalam memahami makna atau pengertian nilai
merupakan suatu hal yang khazanah para pakar dalam mengartikan nilai itu sendiri.
Sedangkan persepsi masing-masing berdasarkan sudut pandang teoritis, empiris, dan juga
analisis. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan nilai merupakan
sesuatu yang di inginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang (Mulyana,
2011: 11). Sedangkan Menurut Frankel, nilai adalah standar tingkah laku, keindahan,
keadilan, kebenaran, dan efesiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk
dijalankan dan dipertahankan (Kartawisastra, 2013:35). Selain dua klasifikasi nilai seperti
yang disebutkan di atas, nilai yang sering dijadikan rujukan manusia dalam kehidupannya
dalam enam nilai yang terdapat dalam teori Spranger yakni nilai teoritik, nilai ekonomis,
nilai estetik atau keindahan, nilai sosial, nilai politik, dan nilai agama. Nilai sosial
berakumulasi pada nilai tertinggi yakni tentang suatu rasa kasih sayang antar manusia
yang berkaitan dengan nilai agama merupakan nilai yang bersumber dari kebenaran
tertinggi yang datangnya dari Tuhan menurut (Mulyana, 2011: 35).
Dari beberapa nilai nilai diatas maka nilai merupakan sesuatu yang telah melekat
pada diri manusia yang patut untuk dijalankan dan dipertahankan, sebagai makhluk sosial
dan mahluk cipataan Tuhan Maha Esa, yang mempunyai karakter khas dari pada
makhluk yang lain. Manusia mempunyai akal pikiran, perasaan, hati nurani, kasih
sayang, moral, budi pekerti, dan etika adalah merupakan karakter khas manusia
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, dan karakter inilah yang telah melekat pada
diri manusia sebagai bentuk dari nilai itu sendiri. Dalam bukunya (K Bertens 2011:132)
merumuskan bahwa nilai selalu dikaitkan dengan etika, moral atau budi pekerti. Nilai
sebagai sesuatu yang menarik sesuatu yang dicari sesuatu yang menyenangkan sesuatu
yang disukai dan diinginkan atau lebih singkatnya nilai adalah sesuatu yang baik

9
(Bertens, 2011: 139). Adapun pengertian moral menurut K. Prent berasal dari bahasa latin
mores, dari suku kata mos yang artinya adat istiadat, kelakuan, watak, tabiat, akhlak
(Muhajir, 1989: 25). Dalam perkembangannya, moral juga diartikan sebagai 88 Tri
Sukitman, Internalisasi Pendidikan Nilai sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang
baik dan ber susila. Dari pengertian tersebut dinyatakan bahwa moral berkenaan dengan
kesusilaan. Seseorang individu dapat dikatan baik secara moral apabila ia bertingkah laku
dan memperhatikan kaidah- kaidah moral yang ada. Sebaliknya jika perilaku individu itu
tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada, maka ia akan dikatakan jelek secara moral
(amoral).

b. Definisi Nilai Pendidikan


Pendidikan nilai pada dasarnya dirumuskan dari dua istilah yaitu pendidikan dan
nilai, yang jika digabungkan menjadi sebuah istilah pendidikan nilai. Pendidikan maupun
nilai pastinya mempunya definisi tersendiri sebagai landasan dalam memahami sebuah
istilah definisi tentang pendidikan nilai itu sendiri. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha yang secara sadar dan
telah terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang baik, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan juga Negara atau yang
telah tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Berdasarkan definisi di atas, terdapat tiga pokok pikiran utama
yang terkandung di dalamnya yaitu usaha secara sadar dan terencana.Yang kedua untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya, yang terakhir agar mereka memiliki kekuatan spiritual
seperti keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang baik, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Pendidikan
nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembentukan karakter pada
diri seseorang sebagai makhluk sosial yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan
dalam masyarakat, Bangsa dan Negara. Sedangkan ilmuwan lain mengatakan bahwa
Pendidikan Nilai menurut Mulyana adalah pengajaran atau bimbingan kepada seseorang

10
individu maupun kelompok agar menyadari kebenaran kebaikan dan keindahan melalui
proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten (Mulyana,
2011). Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu seseorang agar dapat memahami,
menyadari, dan memahami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral
dalam kehidupan. Secara khusus menurut APEID (Asia and the Pasific Programme of
Educational Innovation for Develompement) pendidikan nilai ditujukan untuk
menerapkan pembentukan nilai kepada seseorang dari masih anak anak agar
menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan dan mampu
membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.

c. Implementasi Nilai Pendidikan Dalam Perusahaan


Pendidikan karakter merupakan sesuatu hal yang sangat penting diterapkan
terutama untuk ditanamkan kepada generasi muda karena sebagai pendidik baik institusi
agama maupun organisasi kepemudaan memiliki tanggung jawab yang besar untuk
membangun nilai tersebut sebagai perwujutan dari bentuk karakter dan moral pada
generasi muda (Krischenbaum, 2011:3). Pendidikan karakter bukanlah tanggung jawab
beberapa orang saja atau lembaga tertentu saja karena pelaksanaan pendidikan karakter
sebagai tanggung jawab bersama, baik lingkungan sekolah, keluarga maupun dalam
lingkungan masyarakat. Jadi ke tiga lingkunngan pendidikan tersebut harus bekerja
bersama-sama untuk saling mendukung konsistensi dan kontinuitas pendidikan karakter
agar dapat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung keberhasilan
pendidikan karakter perlu dilakukan sosialisasi tentang moral dasar yang perlu dimiliki
dari sejak anak-anak hingga dewasa untuk mencegah mereka agar tidak melakukan tindak
kejahatan saat mereka dewasa hingga memasuki dunia kerja maupun bisnis yang dapat
merugikan diri nya sendiri maupun orang lain dan pendapat tersebut senada dengan yang
disampaikan (Wibowo, 2012: 36) bahwa ‘’Pendidikan Karakter’’ merupakan proses
pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada
seseorang, sehingga mereka memiliki karakter luhur, dan menerapkan serta
mempraktikan dalam kehidupannya, baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan
masyarakat. Selain itu Pendidikan karakter tidak dapat dilakukan di dalam suatu ruangan

11
yang hampa (vacuum tube) yang bebas dari nilai, karena karakter sangat erat (bounded)
dengan kehidupan (Suryadi, 2012: 96).
Berdasarkan penjelasan tersebut maka pendidikan karakter tidak akan berhasil
jika pembelajarannya hanya berupa hafalan dan untuk membangun karakter peserta didik
perlu menerapkan tiga program kultur sekolah bermutu yang mencakup mutu input, mutu
akademik, dan mutu nonakademik (Ajat Sudrajat dan Ari Wibowo, 2016). Kemudian
kultur sekolah Islam dengan fokus penanaman karakter religius, keterbukaan, kepedulian,
kebersamaan, dan kerja sama,dan selanjutnya sebagai kultur disiplin dengan fokus
penanaman karakter antara lain religius. Pendidikan karakter disiplin merupakan hal
penting untuk diperhatikan dalam rangka membina karakter seseorang. Berbekal nilai
karakter disiplin akan mendorong tumbuhnya nilai-nilai karakter baik lainnya, seperti
tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, dan sebagainya. Terdapat tiga dimensi disiplin
yaitu disiplin untuk mencegah masalah, disiplin untuk memcahkan masalah agar tidak
semakin buruk dan disiplin untuk mengatasi seseorang yang berperilaku di luar kontrol
(Curvin & Mindler, 2012:12).
Dalam hal ini ada kaitannya dengan kedisiplinan pada dunia kerja, yaitu
kedisiplinan yang harus ditanamkan dari pemimpin ke karyawannya agar tercipta
keselarasan dalam proses menjalankan usahanya yang sedang dirintis dan berjalan
dengan baik. Maka industri yang baik terutama pada industri mebel atau furniture dari
kayu jati asli yang bernilai ekonomis yang tinggi dan terus menerus mengalami tiap
tahunnya. Nilai Pendidikan terutama karakter yang perlu ditanamkan mencakup 2
indikator yaitu tentang ditanamkannya nilai nilai pendidikan yang berupa kedisiplinan
kejujuran dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak maupun lebih.. Jadi
seorang pimpinan yang mempunyai nilai moral atau sosial dan berkarakter baik harus
mampu menanamkan nilai nilai pendidikan tersebut,seperti kedisiplinan dan juga
kejujuran pada diri nya sendiri dan juga ke para karyawannya yang ada di lokasi tempat
dijalankan nya usaha mebel tersebut.

B. Disiplin
(Siagan, 2014) menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen
untuk dapat mendorong para anggota nya serta organisasi agar memenuhi tuntutan
berbagai ketentuan. Disiplin kerja adalah sikap dan tingkah laku serta perbuatan yang

12
sesuai dengan peraturan organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis (Sutrisno,
2016:67). Disiplin sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia oleh
karena itu disiplin kerja diperlukan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi
keteledoran penyimpangan atau kelalaian yang menyebabkan terjadinya pemborosan
dalam melakukan pekerjaan (Handoko, 2017). Disiplin kerja sebagai suatu alat yang
digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar bersedia mengubah
perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang
mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku ( Rizaldi
& Sagala. 2019). Disiplin kerja memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan
maupun bagi para karyawan. Bagi perusahaan adanya disiplin kerja akan menjamin
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas sehingga diperoleh hasil
yang optimal, bagi karyawan, disiplin kerja akan menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan dan semangat kerja karyawan juga bertambah (Sari dan Hadijah,
2017). Hal ini membuat karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan penuh
kesadaran (Sutrisno, 2016:75). Perusahaan harus menciptakan peraturan atau tata
tertib dalam pelaksanaan disiplin kerja. Peraturan atau tata tertib yang diciptakan
harus dipatuhi oleh seluruh karyawan dalam perusahaan.
Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja antara lain
peraturan jam masuk jam pulang dan jam istirahat yang ke dua yaitu akan peraturan
dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam pekerjaan. Yang ke tiga tentang
peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain.
Yang ke empat peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh karyawan selama dalam perusahaan (Suyanto, 2012). Disiplin kerja yang baik
adalah apabila karyawan mematuhi peraturan, yakni karyawan datang tepat waktu
serta tertib dan teratur yang dimiliki oleh karyawan menandakan bahwa karyawan
tersebut memiliki sikap disiplin kerja yang tinggi sehingga memberikan pengaruh
terhadap kinerja kemudian memiliki tanggung jawab yang tinggi karena dengan
tanggung jawab yang tinggi mampu mempengaruhi disiplin dalam kerja terutama
dalam melayani konsumen maupun pelanggan setia dalam proses pendistribusian
atau pengiriman barang secara baik dan tepat waktu agar tercapainya tingkat
kepuasan pelanggan (Hasibuan, 2012:74). Karyawan yang memiliki tanggung jawab

13
terhadap segala sesuatu menandakan bahwa karyawan tersebut memiliki tingkat
disiplin dan etos kerja yang tinggi (Ardiansyah & Wasilawati, 2018).

C. Definisi Jujur
Jujur adalah kaedah atau norma, yang bersumber dari nilai- nilai agama
khususnya di dalam agama Islam yang diyakininya. Sedangkan Jujur sebagaimana
kaedah diatas masih bersifat abstrak, yang dapat dilihat adalah fenomena kejujuran yang
mengandung ciri-ciri, sikap dan tidakan yang nyata seperti berbuat sesuai perkataan,
disiplin, berbuat yang benar dan tidak menyimpang dari kaidah dan hukum. Jujur dalam
bahasa Indonesia merupakan kata dasar dari kejujuran. Jika menurut jenis kata nya, jujur
merupakan kata sifat, sedangkan kejujuran yaitu sebuah kata benda. Menurut KBBI, kata
"jujur" berarti lurus hati lawan katanya, tidak berbohong atau ber kata dusta. Sedangkan
tujuan utama sebuah pendidikan adalah membentuk kejujuran sebab kejujuran adalah
modal dasar dalam kehidupan bersama dan kunci menuju keberhasilan dan melalui
kejujuran kita dapat mempelajari serta memahami tentang keseimbangan dan
keharmonisan (Emosda, 2011). Jujur terhadap peran pribadi, jujur terhadap hak dan
tanggung jawab, jujur terhadap tatanan yang ada. Serta jujur dalam berfikir, bersikap, dan
bertindak. Lawan dari kejujuran yaitu kecurangan yang artinya adalah sebuah bentuk ke
tidak jujuran yang sering kali terjadi dalam kehidupan di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Nilai kejujuran menunjukkan kualitas manusia sebagai mahluk sosial yang
memiliki moral. Dengan itu manusia mengaktualisasi diri bertindak secara benar,
berbicara yang benar dan melakukan pelayanan yang sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang telah ada. Budaya kejujuran seseorang meliputi seluruh perilakunya,
mulai dari sikap batin, ucapan dan perbuatan. Walaupun sulit kita mengetahui bahwa
nilai kejujuran dalam diri seseorang, karena sifatnya yang lebih interior dan mudah
dimanipulasi.
Di Indonesia UU Nomor 20 Tahun 2003 yang berisi tentang ‘’Satuan Pendidikan’
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Jika perubahan
zaman menjadi kambing hitam, maka budaya kejujuran yang berimplikasi pada
peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan juga tenaga kerja khususnya menjadi

14
sebuah keharusan. Karena kejujuran merupakan hal yang sangat penting di dalam diri
setiap individu. Perusahaan membutuhkan karyawan-karyawan yang jujur dalam bekerja.
Pegawai yang jujur adalah pegawai yang pastinya di inginkan oleh setiap perusahaan.
Kejujuran karyawan adalah salah satu pondasi penting dalam kemakmuran dan kemajuan
perusahaan. Manfaat yang di dapat dalam sikap jujur terutama dalam bekerja dapat
meningkatkan  reputasi yang baik saat bekerja. Pemilik usaha yang jujur akan mampu
menanamkan sikap kejujuran pada karyawan-karyawannya yang nantinya akan mendapat
respon positif dari pelanggan. Reputasi sangat lah penting untuk dibangun sejak pertama
kali seseorang menginjakkan diri di dalam lingkungan kerja. Mengingat tingginya nilai
sikap jujur penting bagi pemimpin menanamkan nilai nilai pendidikan pada setiap
karyawannya. Secara tidak langsung, kejujuran mampu menempatkan seseorang yang
patut dihargai dan dihormati di masyarakat dan lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh
tingginya nilai kejujuran tersebut secara universal. Keberhasilan dalam suatu usaha
sangat dipengaruhi oleh nilai nilai kejujuran dan kedisiplinan, sehingga pemilik usaha
mampu menanamkan nilai nilai pendidikan tersebut ke setiap pekerjanya demi mencapai
keberhasilan dalam usaha dan mencapai tingkat kepuasan pada konsumen.

D. Komunikasi Baik
Dalam komunikasi organisasi terdapat aliran komunikasi yang berfungsi untuk
mengetahui bagaimana informasi itu didistribusikan kepada para anggota organisasi, melihat
bagaimana pola distribusinya dan bagaimana orang orang terlibat dalam penyebaran informasi
itu didalam organisasi. Aliran komunikasi organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisasi
baik dalam kaitannya dengan hubungan ataupun dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan
organisasi. Lancar tidaknya aliran komunikasi organisasi tergantung oleh iklim komunikasi.
Karyawan dalam satu departemen Purchasing seringkali timbul kesalahpahaman karena
komunikasi yang dijalin tidak efektif. Beberapa faktor penyebab komunikasi yang terjadi yang
tidak efektif didalam organisasi khususnya departtemen Purchasing ini adalah Faktor
kemampuan individu dalam berkomunikasi, tingkat pendidikan yang berbeda dari mulai D3
hingga S2, serta ketidaknyaman dalam bekerja karena perilaku buruk yang kerap terjadi. Hal
yang paling penting adalah kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh setiap individu karena itu
merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu maupun organisasi untuk bertahan dalam
persaingan bisnis. Kemampuan komunikasi seseorang dalam organisasi diperlukan dalam

15
membangun tim kerja dan dalam aktivitas organisasi. Dengan melihat pentingnya komunikasi
dalam organisasi, maka efektifitas komunikasi akan sangat menentukan kesuksesan organisasi
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk membangun komunikasi yang efektif
diperlukan lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang lain kemampuan
untuk memenuhi komitmen kemampuan untuk menjelaskan harapan kemauan untuk meminta
maaf secara tulus jika melakukan kesalahan dan kemampuan memperlihatkan integritas dalam
jurnal ( Hasna Nurrohmah, 2018). Disamping itu untuk melakukan komunikasi yang efektif,
dilakukan dengan menganalisa, menyalahkan, menghakimi, menasehati, dan menginterogasi,
serta dibutuhkan keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi,
seseorang harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu
solusi. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah winwin solution.
Tak ada satupun orang yang mau disalahkan. Inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.
Komunikasi efektif perlu dilakukan untuk dapat membangun hubungan baik dalam
internal departemen Purchasing dan hubungan dengan departemen lain selaku pemesan barang
serta hubungan dengan supplier selaku penjual barang. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat
dicapai secara bersama-sama. Ketika ingin berkomunikasi dengan orang lain, kita melakukannya
dengan efektif dalam kondisi apapun dan dibutuhkan kesiapan seseorang dalam menerima
informasi atau pertanyaan dari kita. Dengan berkomunikasi efektif kita dapat menunjukan
kepribadian yang berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu tumbuh dan berkembang
menuju kesuksesan secara bersama-sama. Komunikasi tidak efektif juga disebabkan karena
kesalah pahaman dan ketidakpahaman individu dalam memahami informasi yang diterima.
Kesalahapahaman tersebut menandakan adanya suatu yang menganggu, baik dari penyampaian
pesan yang disampaikan, maupun semua unsur komunikasi itu sendiri (Somad, 2014: 135).
Komunikasi yang efektif dianggap penting karena menentukan tepat tidaknya komunikasi yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip komunikasi yang efektif yang diutarakan
menurut Rismi (Somad, 2014: 131) yang disebut REACH ( Respect, Empathy, Audible, Clarity,
Humble)
Pada umumnya perilaku buruk yang kerap terjadi disebuah perusahaan adalah memeras, suap,
menggertak, menipu, ketidakjujuran, intimidasi, pelanggran privasi, pelecehan seksual,
anacaman pencurian,diskriminasi, pemberian informasi yang salah. Perilaku yang buruk
memerlukan campur tangan manajemen, untuk itu mengelola perilaku buruk karyawan

16
berhubungan dengan kesigapan manajer untuk bertanggung jawab, bertindak, memecahkan
dan memperbaiki masalah (Ivancevich, 2006: 258).

E. PENELITIAN TERDAHULU

Peneliti mengutip hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
sebagai acuan bagi peneliti yang berkaitan dengan nilai nilai pendidikan pada usaha guna
untuk meningkatkan sumber daya manusia. Sultonurohmah, 2017. Dalam temuan
penelitiannya dari penelitian yang peneliti lakukan terkait dengan perilaku jujur dan
disiplin siswa yang terdapat di MI Al Azhar dan MIN Mergayu merupakan perilaku
sehari-hari siswa dalam lingkungan sekolah. Perilaku jujur dan disiplin sudah menjadi
pembiasan bagi siswa disekolah dan di rumah. Perilaku jujur dan disiplin siswa
terlaksana melalui kegiatan menghafal surat-surat pendek, selalu tertib dan jujur dalam
beribadah sholat dhuhur dan sholat dhuha, membaca Al-Qur’n, dan selalu disiplin dalam
belajar serta jujur dalam mengerjakan tugas dari guru, dll. Melalui pembiasaan-
pembiasaan kegiatan di atas memudahkan para siswa untuk berperilaku jujur dan disiplin
dalam berbuat sesuatu.

Khomariyah, Maftuh, dan ramadhan, 2010. Dalam temuan penelitiannya nilai


sebagai pedoman bagi masyarakat Minangkabau dengan alasan yang membuat mereka
melakukan kegiatan berdagang ada yang bersifat alasan umum dan ada juga alasan yang
didasari atas aspek-aspek budaya mereka. Peneliti mencoba melakukan observasi awal
kepada para pedagang Pasar Madrasah Al Wathoniyah, Kec. Cakung, Jakarta Timur
sebagian besar pedagang merupakan masyarakat etnis Minangkabau dan kerap kali
mereka membawa anaknya untuk ikut berdagang, proses ini terjadi melalui dua
mekanisme hubungan sebab-akibat dan nilai-nilai pendidikan disini sangatlah
berpengaruh terhadap masyarakat Minangkabau yang seringkali mewariskan kemampuan
berdagang mereka kepada anak atau keturunan mereka (dalam Sztompka, 2011, hlm 66).

Christin and Maren, 2018. Dalam temuan penelitiannya bahwa kinerja


sumber daya manusia dipengaruhi oleh aspek beberapa sikap dan perilaku yang
membentuk karakter seseorang maupun organisasi yang merupakan kekuatan bersifat
relatif dari pekerja dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam bagian

17
organisasi. Hal ini ditandai dengan tiga hal tentang penerimaan terhadap nilai-nilai sosial
dan tujuan organisasi, serta kesiapan dan kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh
dalam menjalankan usaha (Mowday, et.al 2011)

Malik & Budiman, 2019. Dalam temuan penelitiannya Analisis Kompetensi


Kewirausahaan, Orientasi, dan Kinerja Industri Mebel, dengan hasil analisis disimpulkan
bahwa Model 1 merupakan model terbaik untuk menjelaskan hubungan antara
kompetensi kewirausahaan (skills) kemampuan berkomunikasi dan sikap toleransi serta
orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Kompetensi kewoirausahaan (initiative,
dan enterprises, planning dan Organizing, teknologi) serta orientasi kewirausahaan
terhadap kinerja. Variabel orientasi kewirausahaan terbukti memediasi hubungan antara
kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha mebel di klaten

Nuraini Saputri, 2020. Dalam temuannya Analisis Strategi Pengembangan


Usaha UKM Mebel “(Studi Kasus Usaha Mebel Tegal Wangi Gatot Subroto), dengan
hasil analisis mengembangkan usaha dengan melayani penjualan sampai keluar daerah,
bekerja sama dengan Home Credit, Meningkatkan promosi melalui internet,
Menawarkan produk ke organisasi atau kelompok kerja, meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap pelanggan.

Badrus, Wahono, Fahrurrozi, 2020. Dalam temuannya akan Nilai nilai sosial,
Keterampilan, Pengalaman, dan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Pada UKM Mebel di Dusun Nung Tenga, desa Asemjaran,
dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan keterampilan,
pengalaman dan kemampuan sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan dan secara parsial keterampilan, pengalaman dan kemampuan sumber
daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ke enam penelitian terdahulu yang telah ditinjau oleh peneliti telah


ditemukan persamaan dan perbedannya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti saat ini nilai pendidikan hubungannya sangat erat dengan sumberdaya manusia
yang berpengaruh dan berdampak pada kinerja seseorang serta sikap dan perilaku yang
memberikan dampak dan kelangsungan dalam usaha, karena karyawan yang kinerjanya
baik menandakan bahwa mereka mampu mengolah spiritual yang ada didalam diri

18
mereka yang berkaitan dengan nilai nilai pendidikan terutama pembentuk karakter yaitu
disiplin, jujur dan komunikasi baik. Dapat diketahui bahwa kejujuran dan kedisplinan
sangat berkaitan dan saling berhubungan, jika keduanya dapat berjalan dengan baik
antara kedisiplinan dengan kejujuran dari situ akan mewujudkan komunikasi yang lancar.

F. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan variabel tersebut yang selanjutnya digunakan
untuk merumuskan hipotesis. Nilai nilai pendidikan yang menyangkut tentang kedisiplinan,
kejujuran dan komunikasi yang baik untuk karyawan terhadap konsumen dalam menjalankan
usaha mebel di Agung Jati Jepon Blora. Kerangka berfikir digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penelitian yang akan dilakukan di Desa Jepon Blora. Dari penjelasan di atas dapat di
susun kerangka berfikir sebagai berikut:
Skema 2.1 Nilai nilai Pendidikan Agung Jati Jepon Blora
Pemilik Pekerja Pelanggan

Siklus Nilai

Disiplin Jujur

Nilai
Pendidikan

Komunikasi
baik

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena rumusan masalah
utama bagaimana karakteristik nilai nilai pendidikan yang tidak bisa di ukur maka
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Kualitatif berbentuk deskriptif atau
menggambarkan fenomena atau fakta penelitian secara apa adanya atau naturalistic.
Menurut Albi Anggito dan Johan Setiawan penelitian kualitatif adalah pengumpulan data
pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi (Setiawan,
2018).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan desain
etnografi. Penelitian etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan,
menganalisis, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok budaya seperti pola
perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang dikembangkan dari waktu ke waktu (Harsono
2019).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jepon, Kec. Jepon, Kab. Blora. Blora merupakan
suatu wilayah yang sangat terkenal dengan julukan kota penghasil kayu, Blora terdapat
banyak kayu jati besar dan sebagian penduduknya bermata pencaharian di bidang industri
padat karya (Yuwono, Ovitasari, Sutardi & Asbari, 2020).
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu dimulai
dari tahap persiapan, observasi, sampai tahap penulisan penelitian. Kegiatan penelitian
dilakukan dari bulan November 2021 sampai dengan selesai.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu yang menggambarkan atau menerangkan suatu


situasi sasaran atau pusat dalam melakukan suatu penelitian. Objek dari penelitian ini yaitu
karakteristik nilai nilai pendidikan di Agung Jati Jepon Blora.

20
Subjek penelitian merupakan orang yang memberikan sumber data atau sumber
informasi yang diperlukan peneliti. Adapun subjek dari penelitian ini meliputi pemilik
usaha mebel, karyawan dan pelanggan setia.

D. Data dan Sumber Data.

1. Data

Menurut (Harsono,2019) data adalah informasi hasil penelitian yang dikumpulkan


dengan instrumen, metode, lokasi dan waktu tertentu. Data dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang deperoleh
secara langsung dari narasumber. Cara untuk memperoleh data tersebut dengan
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi secara
langsung kepada narasumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai nilai
nilai pendidikan
Selain itu juga melakukan dokumentasi atau pengambilan gambar yang dibutuhkan
mengenai nilai nilai pendidikan pada setiap karyawannya. Sedangkan data sekunder
menurut (Harsono,2019) adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung kepada
narasumber. Data ini diperoleh dari buku, terbitan jurnal, arsip yang sudah disampaikan
pihak lain. Data yang dikumpulkan baik data primer atau sekunder akan diolah untuk
mendeskripsikan tentang nilai nilai pendidikan.

2. Sumber Data

Harsono (2019:58) menjelaskan sumber data adalah subjek penelitian dimana objek
penelitian menempel. Sumber data bisa berupa makhluk hidup, benda, gerakan dan
sebagainya. Dalam penelitian kualitatif, suber data dikelompokan sebagai berikut :

a. Peristiwa atau aktivitas

Penelitian melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas yang dilakukan di


karyawan Agung Jati Jepon Blora untuk mendapatkan informasi. Pengamatan
tersebut dilakukan terhadap 4 narasumber untuk mengumpulkan data yang valid
tentang nilai nilai pendidikan.

21
b. Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan dimana terdapat tulisan atau rekaman yang


menjelaskan peristiwa berlangsung. Informasi tertulis yang berupa arsip, laporan,
terbitan jurnal, gambaran dan sebagainya yang menjelaskan tentang peristiwa
tersebut. Dokumen yang diperoleh dari penelitian ini adalah foto proses kegiatan
yang sedang berlangsung dan catatan hasil wawancara yang diambil oleh peneliti
dalam bentuk narasi.

E. Kehadiran Peneliti

Peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus perencana, pengumpulan data,


penganalisis data hingga pelaporan hasil penelitian. Kehadiran peneliti diistilahkan sebagai
murid maksud murid disini yaitu peneliti berguru kepada pemilik usaha mebel di Blora untuk
menggali informasi dan menanyakan secara langsung dalam proses penelitian serta selaku
instrumen utama masuk ke latar penelitian agar berhubungan langsung dan menyatu dalam
proses kerja dengan pemilik mebel dan pengrajin sehingga dapat memahami secara alamiah
kenyataan yang ada di dalam penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahapan riser penelitian untuk menetapkan


teknik-teknik ilmiah sehingga memperoleh data sistematis untuk keperluan analisis.
Dengan metode pengumpulan data yang tepat agar mendapatkan hasil penelitian yang
kredibilitas atau dapat dipercaya. Menurut Harsono terdapat beberapa cara dalam
pengumpulan data yang meliputi :
1. Obsevasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan melalui
pengamatan secara langsung terkait dengan kondisi yang terjadi dilapangan atau
tempat penelitian (Harsono, 2019). Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi
pengamatan terkait dengan Perilaku pengrajin di Jepon Blora.
2. Wawancara

22
Wawancara atau angket adalah cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada responden, atau seorang otoritas (ahli yang berwenang
dalam masalahnya).

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dokumentasi yang berupa gambar dan tulisan.
4. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triagulasi.
Triagulasi merupaka teknik pengecekan keabsahan data dengan cara menggabungkan dari
beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada untuk diperbandingkan
terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triagulasi sumber yaitu
dengan melakukan perbandingan informasi yang diperoleh dari narasumber dipilih
sehingga data yang diperoleh adalah data yang terpercaya. Triangulasi sumber merupakan
teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara mempertemukan
minimal 3 narasumber sehingga data penelitian dapat dikatakan valid atau terpercaya
(Harsono,2019).
5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengumpulkan atau menghimpun,


permodelan dan transformasi data yang bertujuan menyortir dan mendapatkan informasi
yang memberi saran, kesimpulan, dan mendukung pembuatan keputusan penelitian.
Penelitian ini menggunakan teknikanalisis data kualitatif non statistik melalui triangulasi
dan dilaksanakan secara terus- menerus untuk dapat mencapai kelengkapan data yang
mendukung penelitian sehingga data yang diperoleh akan semakin bervariasi (Harsono,
2019). Berikut merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Menentukan narasumber
Menetapkan narasumber perlu diperhatikan, karena tidak semua orang dapar menjadi
narasumber yang baik. Menentukan narasumber terdapat beberapa karakteristik
narasumber yang baik, yaitu enkluturasi penuh, keterlibatan langsung, suasana budaya

23
uang tidak dikenal, waktu yang cukup, dan non analitis (Spradley, 2007).
2. Mewawancarai narasumber
Mewawancarai narasumber dalam penelitian etnografi dilakukan tanpa kesadaran
narasumber, dengan cara percakapan biasa layaknya percakapan persahabatan.
Mewawancarai narasumber bertujuan untuk mengetahui atau mempelajari kejadian
yang tidak bisa diamati secara langsung mengenai budaya atau kelompok dalam
kondisi tertentu. Terdapat tiga unsur etnografis yang terpenting yaitu meliputi tujuan
eksplisit, penjelasan etnografis, dan pertanyaan etnografis (Spradley, 2007).
3. Membuat catatan etnografi

Membuat catatan etnografi meliputi catatan lapangan, media perekam gambar, artefak,
dan benda lain yang menggambarkan begaimana suasana budaya yang sedang diteliti
(Spradley, 2007).
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif
Mengajukan pertanyaan deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi dari
narasumber yang menceritakan suatu lingkup budaya tertentu. Pertanyaan deskriptif
dibagi menjadi lima jenis, yaitu pertanyaan grandtour, mini tour, contoh, pengalaman,
dan pertanyaan yang menggunakan bahasa asli (Spradley, 2007).
5. Menganalisis hasil wawancara etnografi
Menganalisis hasil wawancara etnografi dilakukan sebelum memulai wawancara
selanjutnya. Tujuan peneliti menganalisis hasil wawancara etnografi yaitu untuk
menemukan berbagai permasalahan yang dapat ditanyakan pada wawancara
selanjutnya (Spradley, 2007).
6. Membuat analisis domain
Menurut Spradley (2007) untuk membuat analisis domain ada enam langkah, sebagai
berikut:
a. Memilih satu hubungan semantic tunggal.
b. Menyediakan kertas kerja analisis domain.
c. Memilih satu sampel dari beberapa pertanyaan yang diberikan narasumber.
d. Mencari istilah-istilah pencakup yang telah sesuai dengan hubungan semantic.
e. Membuat pertanyaan-pertanyaan struktual untuk masing-masing domain.
f. Membuat daftar domain yang sudah dihipotesiskan.

24
7. Mengajukan pertanyaan structural
Menurut Spradley (2007) pertanyaan structural merupakan pertanyaan yang bertujuan
untuk disesuaikan dengan narasumber dan dihubungkan dengan pertanyaan lain secara
terus-menerus dan berulang-ulang. Berikut merupakan beberapa prinsip dari
pertanyaan structural yaitu prinsip konkuren, prinsip penjelasan, prinsip pengulangan,
prinsip konteks, dan prinsip kerangka budaya. Pertanyaan structural dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
a. Pertanyaan pembuktian.
b. Pertanyaan istilah pencakup.
c. Pertanyaan istilah pencakup.
d. Pertanyaan kerangka subsitusi.
8. Membuat analisis taksonomik
Menurut Spradley (2007) langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat analisis
taksonomik sebagai berikut:
a. Memilih domain analisis taksonomik.
b. Mengidentifikasi kerangka subsitusi.
c. Menentukan subset diantara beberapa istilah yang tercakup.
d. Menentukan domain lebih besar dan inkluitif.
e. Membuat taksonomik sementara.
f. Membuat pertanyaan struktual untuk membuktikan hubungan taksonomik dan
menemukan istilah baru.
g. Melakukan wawancara struktural tambahan.
h. Membuat taksonomik secara lengkap.
9. Mengajukan pertanyaan kontras
Pertanyaan kontras dibagi menjadi pertanyaan pembuktian perbedaan, pertanyaan
perbedaan langsung, pertanyaan perbedaan diadik, pertanyaan perbedaan triadic,
pertanyaan yang memili rangkaian kontras, permainan dua puluh pertanyaan,
pertanyanrating (Spradley, 2007).
10. Membuat analisis komponensial
Menurut Spradley (2007) analisis komponen merupakan kegiatan pencarian secara
sistematik mengenai berbagai komponen makna yang berhubungan dengan simbol-

25
simbol budaya. langkah-langkah dalam membuat analisis komponen sebagai berikut:
a. Memilih rangkaian kontras untuk melakukan analisis.
b. Menemukan semua kontras yang sudah ditemukan.
c. Menyiapkan kertas kerja paradigma.
d. Mengidentifikasi dimensi-dimensi kontras yang mempunyai nilaiganda.
e. Menggabungkan dimensi-dimensi kontras yang terkait menjadi dimensi kontras
yang mempunyai nilai ganda.
f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk memperoleh atribut-atribut yang hilang.
g. Menyiapkan paradigma secara lengkap.

11. Menentukan tema - tema budaya


Dalam menentukan tema-tema budaya dalam penelitian etnografi diperlukan beberapa
strategi untuk membuat suatu analisis tema budaya yaitu meliputi, melebur, membuat
investaris budaya, membuat analisis komponen untuk domain, menemukan
kepmiripan dari berbagai dimensi, menentukan domain-domain yang mengatur,
membuat diagram skematis suasana, mencari tema-tema universal, menulis ringkas
tema budaya, membuat perbandingan suasana budaya yang hampir sama (Spradley,
2007).
12. Menulis etnografi
Penelitian ethnografi ditulis supaya para pembaca dapat mengerti dan memahami
kondisi suatu budaya yang dimaksud dalam suatu penelitian. Untuk memahami situasi
dalam penelitian tersebut, penelitian ethnografi harus ditulis agar budaya atau
kelompok dapat dibawa ke kehidupan nyata. Sebelum menulis etnografi ada baiknya
untuk membaca etnografi- etnografi lain sebelumnya (Spradley, 2007)

26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di home industry Furniture yang beralamat di Jalan Raya
Blora – Cepu No. 12 Rt 04 Rw 05 Kelurahan Jepon Kecamatan Jepon Kabupaten
Blora yang telah berdiri sejak Tahun 2002. Agung Jati ini merupakan suatu
tempat yang mengolah kayu menjadi mebel atau furniture. Hasil dari pembuatan
mebel ini di pasarkan di daerah Blora dan menerima pesanan dari dalam kota
maupun luar kota seperti Pati, Rembang, Purwodadi, Bojonegoro, Tuban dan
sekitarnya. Kegiatan pembuatan mebel di lakukan selama hari kerja yaitu hari
senin sampai dengan hari sabtu, karyawan mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB
di rumah Bapak Agung Bagian Barat. Pembuatan mebel sebelum korona mampu
menghasilkan empat buah kursi dan meja perminggunya. Namun di sini juga
melayani pesanan seperti lemari, pintu, kusen dan jendela. Lokasi furniture ini
sangat dekat dengan pasar jepon, dan melewati hutan Blora yang masih luas dan
panjang. Mayoitas warga desa bekerja sebagai pengrajin ukiran kayu atau yang di
sebut dengan mebel.
2. Struktur Organisasi

Pemilik Usaha Furniture

Bagian Cutting Bagian Pengelola Bagian Packing

Bagian Administrasi

27
Bagian Penjualan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Mebel Agung Jati

a. Pemilik Usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora


Bapak Agung merupakan pemilik bisnis Furniture Mebel di Jepon Blora,
bapak Agung adalah orang yang berperan sebagai pimpinan bisnis yang bertangung
jawab mengawasi, mengatur dan memberikan arahan untuk pengelolanya. Beliau juga
bertanggung jawab membuat keputusan operasional bisnis furniture kedepannya
seperti menciptakan strategi-strategi pada pembuatan mebel, dan pemasaran serta
memastikan semua proses yang terjadi pada bisnis mebel ini berjalan dengan lancar
untuk mengembangkan strategi bisnis guna memperluas usaha serta bertujuan untuk
kelangsungan usaha mebel pada masa yang akan datang.
b. Bagian Cutting
Bagian Cutting pada usaha mebel ini bertugas untuk melaksanakan
pembuatan pola dan proses pemotongan kayu sesuai dengan pola. Kegiatan cutting
dimulai dari pemilihan kayu atau bahan yang selaras sesuai dengan model pesanan
furniture yang akan di buat, pemotongan kayu di lakukan dengan teliti agar bahan
yang digunakan sama dengan hitungan model yang harus diperoleh dari kayu.
Kemudian menyatukan bagian-bagian kayu yang sudah di potong seperti model
pesanan guna mempermudah bagian pembuatan atau perakitan. Bagian cutting
menjalankan tugas sesuai dengan perintah yang di berikan oleh pemilik usaha, yaitu
bapak Agung Sutrisno.
c. Bagian produksi
Bagian produksi kayu bertugas untuk melaksanakan aktivitas produksi atau
pembuatan. Kegiatan produksi dimulai dari pemisahan kayu, permodel kemudian
mengecek total model yang akan di pahat ini dilakukan secara individu karyawan,
selanjutnya karyawan mencari perlengkapan pembuatan dan sebagainya untuk
penyambungan kayu. Bagian produksi/pembuatan memiliki peran yang sangat penting
dalam bisnis furniture ini, dikarenakan untuk membedakan kualitas perakitan yang di

28
liat dari hasil mebel yang sudah jadi bagus atau tidaknya. Bagian produksi
menjalankan tugasnya sesuai perintah yang diberikan oleh bapak Agung Sutrisno
d. Bagian Packing
Kegiatan bagian packing dimulai dari pembersihan sisa-sisa pahatan ataupun
ukiran yang masih nampak kasar pada mebel. Selanjutnya mebel yang telah selesai di
beri plitur agar terlihat glowing dan halus, mebel yang sudah jadi melalui tahapan
pengampelasan dengan tujuan hasil yang rapi. Selain itu alat pengampelaan yang
digunakan yaitu asahan kayu dari mesin. Kemudian barang memasuki tahapan
labeling dan pembungkusan untuk barang tertentu.
e. Bagian Administrasi
Bagian administrasi pada usaha furniture ini bertugas untuk mencatat dan
melakukan pengecekan jumlah barang setiap proses pembuatan dilaksanakan.
Pencatatan pengecekan dilakukan di setiap akhir penggajian tujuan ini dilakukan untuk
mecocokan hasil dari jumlah pesanan dan di samakan dengan hasil barang yang sudah
jadi. Bagian adinistrasi memiliki peran yang sangat penting dalam usaha furniture atau
mebel, karena dengan adanya bagian administrasi untuk meminimalisir kecurangan
dalam bekerja.
f. Bagian Penjualan
Bagian penjualan mebel bertugas untuk melakukan pengiriman barang
pesanan kepada pelanggan yang sekiranya bisa dijangkau menggunakan truk atau pic
up seperti di wilayah Purwodadi, Rembang, Pati, Bojonegoro, Tuban dan sekitarnya.
3. Visi, Misi dan Motto Usaha Mebel Agung Jati
a. Visi Usaha Mebel
Dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan dapat memenuhi kebutuhan yang sifatnya
sekunder.
b. Misi Usaha Mebel
Dapat menyerap tenaga kerja serta dapat pula meningkatkan pengembangan
pembangunan kota Blora dan sekitarnya
c. Motto
Jagalah Kualitas Produk Demi Kepuasan Pelanggan
4. Bahan Baku Pembuatan Mebel

29
Bahan baku yang digunakan dan dipilih untuk pembuatan mebel yaitu dari kayu dengan
kualitas yang tebaik. Pembelian bahan baku mebel dipilih langsung oleh pemilik mebel
yaitu bapak Agung Sutrisno yang memiliki keahlian dalam memilih kayu, di karenakan
kayu menentukan kualitas mebel dan berdampak pada harga serta kepuasaan pelanggan.
Pak Agung membeli sering kali langsung ke lokasi kayu, hal ini dilakukan untuk
antisipasi kayu yang cacat atau di makan rayap.
5. Proses Pembuatan Mebel
Proses pembuatan mebel di lakukan di rumah bagian barat bapak Agung Sutrisno yaitu
tempat meletak kan kayu yang belum di olah menjadi mebel jadi.
B. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara mendalam dengan para
narasumber penelitian yag terdiri dari prmilik, karyawan dan pelanggan serta penelusuran
dokumen dan arsip, diperoleh data penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Karateristik Nilai Nilai Pendidikan
Karakteristik nilai nilai pendidikan sebagai hal yang berhubungan dengan ciri dari nilai
pendidikan itu sendiri, setiap nilai pendidikan yang di jalankan memiliki karakteristik
masing-masing begitu juga dengan nilai pendidikan dalam usaha mebel yang di jalankan
oleh bapak Agung Sutrisno. Karateristik ini merupakan pembeda dari pemilik usaha
mebel yang lain. Bapak Agung mengatakan karakteristik nilai pendidikan mengenai
pelayanan yang nyaman, kayu yang berkualitas hingga menjadi mebel dengan kualitas
bagus, harga yang masuk akal, pembuatan yang tepat waktu, menerima pesanan tanpa
adanya batas maksimal. Hal ini dilakukan agar hasil penjualan mebel Agung Jati ini
memiliki ciri yang berbeda dengan hasil penjualan mebel lainnya. Penerapan
karakteristik ini dilakukan sebagai tujuan untuk daya tarik pelanggan dalam pemesan dan
peningkatan penjualan. Dalam hal bisnis Agung Jati mengutamakan kualitas yang baik,
hasil mebel yang sudah jadi selalu di periksa bapak Agung sebelum sampai ke tangan
pelanggan agar tidak adanya kesalahan dalam proses pembuatan mebel, guna
memperoleh hasil yang berkualitas dan mencapai kepuasaan pada pelanggan.
Informasi yang di sampaikan bapak Agung dibenarkan oleh bapak Santoso selaku
karyawan mengatakan bahwa usaha mebel yang di jalankan bapak Agung sudah
menerapkan karakteristik tersebut selama 20 tahun dibuktikan dengan pencapaian hasil

30
pembuatan mebel yang penjualanya sudah sampai diluar Kota seperti Purwodadi, Pati,
Bojonegoro, Tuban dan daerah lain. Dengan karateristik nilai nilai pendidikan Pak Agung
mampu menarik pelanggan dan mempertahankan pelanggan lamanya.
Ibu Norma selaku pelanggan menambahkan pernyataan bahwa adanya pengembangan
karakteristik nilai pendidikan dari segi kualitas, pemesan dan pelayanan yang di lakukan
cukup baik. Pelayanan yang cukup ramah dari Bapak Agung di sertai kualitas dari barang
yang meyakinkan mampu membuat para pelanggan menetap dan tidak berpaling ke
pengusaha mebel lain. Pengirimannya pun cukup cepat dan tepat waktu, terutama proses
penataan yang masih menjadi tanggung jawab dari para karyawan Pak Agung. Ibu Anis
memberikan pernyataan yang serupa bahwa adanya pengembangan karakteristik nilai
pendidikan yang dilakukan oleh bapak Agung terutama terhadap para karyawannya
sangat tepat.
Berdasarkan informasi tersebut, peneliti melakukan pelacakan dokumen untuk
memastikan kebenaran informasi yang disampaikan oleh narasumber penelitian. Hasil
penelusuran dokumen, di peroleh data bahwa usaha yang tengah di jalani Pak Agung di
titik beratkan pada penerapan Karateristik nilai nilai pendidikan yang berupa kedisipinan,
kejujuran hingga terjalin komunikasi yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara, penelusuran observasi dan dokumen pendukung,
maka informasi tersebut dinyatakan valid, maknanya adalah sebagai berikut ini :
a. Adanya nilai nilai pendidikan di Agung Jati berdampak baik pada Pemilik dan
Pengelola untuk lebih optimal kedepannya.
b. Dengan di dasari nilai nilai pendidikan timbul rasa nyaman terhadap para karyawan
dan sebaliknya.
c. Dengan diterapkannya nilai nilai pendidikan pada usaha mebel di Agung Jati
berdampak baik dan menjadikan iklim kerja yang sehat.

2. Karateristik Kedisiplinan
Nilai nilai Pendidikan yang menghasilkan tentang kedisiplinan saat menjalani
suatu usaha sangat lah terlihat jelas dari sudut pandang seorang pemilik ke
pekerjanya, karena pemilik yang disiplin akan memepengaruhi rasa disiplin ke
pekerjanya hingga menjadikan para pekerja bisa lebih disiplin dalam menjalankan

31
tugasnya. Sebagai karyawan di haruskan mempunyai sikap dan tanggung jawab akan
kedisiplinan nya guna untuk melancarkan usaha yang di jalankan oleh pemilik usaha.
Dalam hal tersebut, pihak Agung Jati sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan yang ada di dalam usaha mebelnya.
Bapak Santoso selaku karyawan menyatakan bahwa dalam bekerja selalu
datang dan pulang dengan tepat waktu yaitu pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00
WIB. Tiada pengurangan jam istirahat dari pemilik Agung Jati. Selain itu selama
bekerja di Agung Jati cukup merasakan kenyamanan saat bekerja dikarenakan
pemiiknya yang cukup ramah. Kami selaku karyawan selalu menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin guna untuk kelangsungan usaha mebel
Pak Agung. Bapak Agung selaku pemiik usaha memberikan pernyataan bahwa
dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari bantuan para karyawan yang disiplin
dalam menjalankan pekerjaan yang di berikan. Para karyawan Agung Jati datang dan
pulang dengan tepat waktu, mereka menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan
tidak melebihi batas pemesanan dari para pelanggan. Para pekerja pun tidak sering
bolos kecuali jika ada kepentingan yang benar-benar penting.
Ibu Norma selaku pelanggan sebagai informan mendukung pernyataan dari
pemilik mebel Agung Jati terhadap pekerjanya bahwa pengiriman barang selalu tepat
waktu dan berjalan dengan baik hingga penataan di dalam ruangan. Pernyataan itu
membuktikan akan adanya nilai kedisiplinan pada setiap karyawannya. Selain itu
Informan yang bernama Ibu Anis serupa dengan pernyataan yang diberikan oleh
pemilik dan informan ke dua yaitu Ibu Norma, yang berarti dalam kegiatan usaha
mebel telah menghasilkan karyawan yang benar-benar disiplin saat bekerja di
dalamnya. Berdasarkan informasi tersebut, peneliti melakukan pelacakan dokumen
untuk memastikan suatu kebenaran informasi yang disampaikan berdasarkan hasil
wawancara, penelusuran dokumen pendukung dan observasi, maka informasi tersebut
dinyatakan valid maknanya adalah sebagai berikut :
1. Dengan disiplin dalam bekerja maka para karyawan datang dengan
tepat waktu yaitu datang pukul 08.00 dan pulang tepat pukul 16.00
WIB

32
2. Dengan disiplin dalam bekerja maka para pekerja/karyawan
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tepat waktu sebelum jatuh
tempo tanggal pengiriman.
3. Dengan disiplin seorang pemilik selalu memberikan upah pada
pekerja/karyawan dengan tepat waktu setiap minggunya.

3. Nilai Kejujuran
Dalam konsep kejujuran dari pihak dalam maupun luar harus
memperhatikan nilai-nilai kejujuran, terutama dalam hal promosi. Promosi
merupakan suatu cara untuk mengajak serta mempengaruhi konsumen untuk
mencoba suatu produk, sehingga konsumen tertarik dan berminat untuk mencoba
sebuah produk yang ditawarkan oleh orang yang melakukan promosi tersebut.
Dalam melakukan promosi ini, selalu ada tujuan tertentu yaitu dengan melakukan
promosi seorang marketer dapat mempengaruhi target sasaran yang dimaksud.
Promosi yang dilakukan oleh Agung Jati Jepon Blora untuk mensosialisasikan
produknya merupakan metode yang sudah dari zaman dahulu digunakan oleh
Nabi Muhammad SAW. Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Agung Jati
Jepon Blora yaitu di beri nama “Dari Mulut Ke Mulut” pemasaran dengan strategi
promosi ini dilakukan melalui dari mulut ke mulut. Strategi ini merupakan bentuk
pemasaran yang paling kuno namun masih banyak digunakan sampai saat ini. Hal
tersebut merupakan salah satu cara yang paling kuat dari pada promosi melalui
iklan. Promosi dalam Islam harus didasari dengan tidak ada niatan atau I’tikad
jelek yang lain. Tidak boleh dalam mempromosikan suatu barang dilakukan
dengan cara merendahkan produk orang lain dan memaparkan secara detail
produk yang dipromosikan, tidak ada informasi yang bersangkutan mengenai
produk yang disembunyikan, selain itu promosi dengan cara menonjolkan image
sebagai perusahaan mebel yang memiliki kualitas namun dengan harga yang
terjangkau. Sehingga masyarakat bisa lebih mudah untuk mendapatkan produk
yang berkualitas. Promosi yang dilakukan Agung Jati telah sesuai dengan syariah,
karena promosi yang dilakukan tidak mengandung unsur bohong, selain itu
promosi dengan metode mulut ke mulut sangatlah sederhana. Sehingga,

33
konsumen bisa menilai produk Agung Jati ini dari rekomendasi konsumen lain.
Akan tetapi, promosi yang bersifat sederhana ini belum bisa menembus segmen
pasar yang lebih besar. Sehingga, untuk kemajuan usaha mebel ini kurang
signifikan.
Sedangkan strategi harga juga menentukan keberhasilan usaha mebel ini,
karena strategi harga merupakan satuan ukuran dalam suatu produk, harga dan
jumlah uang (kemungkinan ditambah barang) yang dibutuhkan oleh produsen
untuk memperoleh kombinasi barang dan pelayanan yang menyertai. Dalam
perekonomian harga merupakan unsur bauran pemasaran yang fleksibel artinya
dapat berubah secara cepat tergantung dari tingkat persaingan dalam
memperebutkan marketshare. Harga dalam Islam merujuk pada pertemuan
permintaan dengan penawaran yang terjadi rela sama rela, dan tidak ada pihak
yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.
Harga jual yang diterapkan suatu perusahaan berbeda-beda, tergantung dari
strategi apa yang digunakan perusahaan tersebut dalam meraih pangsa pasar.
Dalam syariat Islam tidak diperbolehkan untuk membanting harga dengan tujuan
untuk menjatuhkan pesaing. Dalam perspektif ekonomi Islam ada yang disebut
dengan Equilibrium Price (harga yang adil), yaitu harga yang tidak menimbulkan
dampak negative (bahaya) ataupun kerugian bagi para pelaku pasar, baik dari sisi
penjual maupun pembeli. Harga tidak dapat dikatakan adil apabila harga tersebut
terlalu rendah, sehingga penjual ataupun produsen tidak dapat me-recovery atas
biaya-biaya yang telah dikenakan.
Sebaliknya harga tidak boleh terlalu tinggi, karena akan berdampak pada
daya beli pembeli dan konsumen. Harga yang adil adalah harga yang dapat
menutupi semua biaya operasional produsen dengan margin laba tertentu, serta
tidak merugikan para pembeli. Penentuan harga yang dilakukan oleh Agung Jati
ini dilakukan dengan cara melihat harga dari pesaing. Tujuannya yaitu agar harga
yang ditawarkan tidak melebihi dari harga pesaing, sehingga banyak menarik
konsumen untuk membeli produk dari Agung Jati tidaklah rakus dalam
menetapkan harga. Namun dalam hal ini peneliti mengamati bagaimana perilaku

34
seorang pekerja di Agung Jati telah menanamkan sikap jujur dalam pekerjaannya
ataukah justru sebaliknya.
Bapak Agung selaku Pemilik menyatakan bahwa selama beliau
mendirikan usaha mebel belum ada persoalan mengenai kehilangan bahan untuk
mebel seperti kayu dan sebagainya. Peralatan setelah di pakai para pekerjanya
selalu diletakkan kembali pada tempatnya, serta dalam bekerja dan menjalankan
tugas dari pemilik selalu tepat waktu dan dikerjakan sebaik mungkin. Pernyataan
dari pemilik mebel didukung dengan kedua pernyataan dari pelanggan setianya
atau informan yang menyatakan bahwa barang yang sampai pada pelanggan tidak
mengalami kecacatan yang berarti barang itu bagus dan berkualitas, proses
pengirimannya pun tepat waktu dan diantarkan sampai rumah pelanggan. Peneliti
melakukan pelacakan dokumen (bukti pengembalian barang) untuk memastikan
suatu kebenaran informasi yang disampaikan berdasarkan hasil wawancara.
Penelusuran dokumen pendukung dan observasi, maka informasi tersebut
dinyatakan valid maknanya adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya nilai kejujuran yang di buktikan bahwa tidak
adanya karyawan yang mengurangi barang untuk pembuatan
mebel.
2. Dengan adanya nilai kejujuran para pekerja/karyawan bekerja
secara bersih dengan semaksimal mungkin untuk menghasilkan
barang yang berkualitas guna berjalannya kelangsungan usaha
mebel Agung Jati Jepon Blora.
3. Dengan adanya nilai kejujuran dari pemilik dan karyawan dalam
hal tanggung jawab yang dibuktikan dengan penyampaian barang
ketempat pelanggan, serta pengembalian peralatan ke pemilik
setelah pemakaian.

4. Komunikasi lancar
Pelayanan (Service) dengan menjunjung pemberdayaan SDM dan pelayanan
semaksimal mungkin guna memuaskan konsumen agar lebih merasa nyaman dan
senang untuk membeli produk yang dijual oleh Agung Jati Jepon Blora. Dalam hal

35
pemberdayaan SDM serta pelayanan ini Bapak Agung selaku pemilik ikut serta turun
tangan sendiri dalam memaksimalkan potensi SDM dan melayani konsumen yang
memesan atau membeli produk mebelnya. Beliau melayani konsumen dengan penuh
percaya diri agar konsumen benar-benar tertarik untuk membeli produknya. Dalam
melayani konsumen, Bapak Agung sangat cepat tanggap. Menurut beliau, konsumen
adalah orang nomor satu yang harus dilayani dengan penuh cinta. Selain hal tersebut,
cara pelayanan yang diterapkan Agung Jati Jepon Blora yaitu dengan cara
memberikan jaminan kepada konsumen berupa perbaikan atau penggantian barang
yang cacat. Selain jaminan tersebut, pelayanan yang dilakukan oleh Agung Jati dan
paling disenangi oleh konsumen yaitu pelayanan dengan empati (service with care)
dalam artian pelayanan yang diberikan kepada konsumen bukan hanya sekedar
pelayanan yang biasa, namun lebih mengutamakan pemberian solusi kepada
konsumen ketika mempunyai keluhan dan kebingungan dalam memilih desain mebel
yang akan dibeli. Dari mulut turun ke hati. Istilah dari mulut turun ke hati ini
merupakan strategi yang digunakan Agung Jati Jepon Blora dalam merebut
persaingan pasar. Strategi tersebut merupakan strategi pemasaran yang telah lama
digunakan oleh Agung Jati, sebab dengan strategi ini mengandalkan pemasaran dari
mulut ke mulut atau dikenal dengan Word Of Mouth (WOM). Walaupun hanya
mengandalkan testimoni dari konsumen, nyatanya strategi ini mampu menaikkan
penjualan dan mendatangkan omzet yang besar bagi Agung Jati Jepon Blora. Dari
strategi ini perlu adanya tambahan strategi dalam promosi agar usaha yang sudah
dirintis Bapak Agung mampu bertahan dalam persaingan usaha yang semakin ketat
seperti saat ini. Dari testimoni ini Agung Jati Jepon Blora biasanya mendapatkan
saran dari konsumen tentang produknya, apakah produk tersebut ada kekurangan atau
sudah sesuai pesanan konsumen. Dalam kontek komunikasi lancar peneliti mengarah
ke Nilai Pendidikan yang berupa komunikasi yang baik akan pemilik dan pekerja atau
pengelolonya.
Hasil wawancara kepada pemilik dengan pernyataan bahwa sebagai pemilik
bapak bertugas selalu memberi arahan dan bimbingan untuk para karyawan Bapak
dalam membantu proses usaha yang bapak jalankan ini. Agar mereka betah bekerja
disini sering kali bapak beri arahan yang baik terutama saat terjadi kesalahan Bapak

36
kasi masukan pelan pelan demi kelancaran bisnis mebel Bapak, karena mereka juga
tetangga dekat. Pernyataan dari pemilik sejalan dengan hasil wawancara kepada
karyawan yang bernama Pak Santoso yang menyatakan bahwa saya cukup nyaman
bekerja disini karena keramahan pemilik kepada kami cukup baik. Pak Agung selaku
pemilik usaha ini juga sering memberikan arahan sebelum terjadi kesalahan. Saat ada
kesalahan sama Pak Agung juga ngak sering marah terhadap kami, hanya saja dikasi
saran sebagai pemilik usaha yang sudah berpengalaman tentang kayu dalam proses
pembuatannya yang tepat dan benar . Hasil wawancara pernyataan dari karyawan
Agung Jati di dukung oleh pernyataan yang hampir mirip dari kedua pelanggan yaitu
Ibu Norma dan Ibu Anis yang menyatakan bahwa Pelayanan yang di berikan Pak
Agung terhadap saya sebagai pelanggan setianya selama ini telah sesuai dan Pak
Agung terkenal dengan orang yang khusyuk sehingga beliau tidak pernah
menjatuhkan hasil karya mebel pengusaha mebel lain, beliau orang yang jujur dan
ramah sehingga banyak peminatnya disini.
Dari pernyataan seorang karyawan Agung Jati dan kedua pelanggan tersebut
membuktikan bahwa sikap keramahan pemilik nyata dan dapat di ketahui
kemungkinan besar tindakan pemilik ke karyawannya sangat baik dan menghasilkan
komunikasi yang baik. Peneliti melakukan pelacakan dokumen untuk memastikan
suatu kebenaran informasi yang disampaikan berdasarkan hasil wawancara,
penelusuran dokumen pendukung dan observasi, maka informasi tersebut dinyatakan
valid maknanya adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya Komunikasi Lancar di buktikan rasa nyaman yang di
rasakan pekerja di Agung Jati Jepon Blora untuk tetap bekerja dan tidak
ingin pindah
2. Dengan Komunikasi Lancar dibuktikan dengan tidak adanya suatu cleam
dan konflik besar terhadap para pekerjanya, sehingga tidak ada pihak yang
merasa di rugikan atau merasa tersakiti
3. Dengan Komunikasi Lancar yang di lihat dari penyampaian solusi dan
arahan yang baik kepada para pekerjanya guna memperlancar dan
mempertahankan bisnis mebel yang di jalani.

37
Pemilik Pekerja

Disiplin Jujur Komunikasi Lancar

1. Datang & pergi 1. Tiada kecurangan 1. Timbulnya rasa


tepat waktu dari pekerja untuk nyaman bagi
sesuai jam kerja mengambil/menye karyawan
yang ada mbunyikan sesuatu 2. Penyampaian
2. Tidak sering ditempat kerja solusi, saran &
bolos kerja 2. Mengerjakan arahan secara baik
3. Mampu sesuatu dengan & sopan
menyelesaikan sebaik mungkin 3. Tidak pernah
Pekerjaan Tepat 3. Mengembalikan terjadi konflik
Pada waktunya peralatan setelah berat yang
4. Pembayaran pemakaian menyebabkan
Upah di 4. Mampu menjaga pekerja pindah
bayarkan secara dan merawat karna sakit hati
tepat waktu peralatan kerja 4. Adanya rasa
dengan baik tanpa saling
merusaknya kepercayaan
Gambar 4.2 Diagram Hasil Penelitian
4. Proposisi
Berdasarkan uraian hasil wawancara yang telah dilakukan kepada narasumber,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Keterkaitan antara sumber daya manusia dengan usaha mebel Agung Jati
Jepon Blora terhadap karateristik nilai nilai pendidikan.

38
2. Keterkaitan antara kedisiplinan dengan sumber daya manusia terhadap usaha
mebel.
3. Keterkaitan antara kejujuran dengan sumber daya manusia terhadap usaha
mebel.
4. Keterkaitan antara komunikasi lancar dengan sumber daya manusia terhadap
kelangsungan usaha mebel.
A. Hasil dan Temuan
Nilai-nilai Pendidikan pada usaha guna untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Sultonurohmah, 2017. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa pemilik
usaha mebel Agung Jati Jepon Blora memiliki ciri khas tersendiri yang mampu menarik
minat dan mampu mempertahankan pelanggan dengan menanamkan 3 indikator yang
terdapat pada nilai-nilai Pendidikan mengenai kejujuran, kedisiplinan dan komunikasi
yang baik guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Usaha mebel ini juga
membutuhkan skill yang baik yaitu pekerja yang benar-benar paham dan mengerti
mengenai kayu dan pengolahannya hingga menjadi seni, sehingga Agung Jati Jepon
Blora memilih pekerja yang ahli dalam bidang mebel guna untuk menciptakan peluang
yang besar pada usahanya.
Hasil penelitian dari saya melanjutkan hasil penelitian dari (Malik Budiman,
2019) analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi, dan Kinerja Industri Mebel, dengan
hasil analisis disimpulkan bahwa Model 1 merupakan model terbaik untuk menjelaskan
hubungan antara kompetensi kewirausahaan (skills) kemampuan berkomunikasi dan
sikap toleransi serta orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Dalam hasil
penelitian saya bahwa nilai nilai pendidikan dalam menjalankan usaha sangatlah di
perhatikan, dimana seorang pekerja yang disiplin, jujur dan berkomunikasi yang baik
akan lebih membantu untuk menentukan keberhasilan dan keberlangsungan usaha
tersebut. Penelitian yang saya lakukan hasilnya dapat di katakan valid karena dengan
adanya data yang berupa wawancara dari beberapa sumber yang mampu menguatkan
data penelitian bahwa keberhasilan pada usaha mebel di Agung Jati Jepon Blora di
tentukan akan potensi sumber daya manusia yang cukup baik dengan terwujudnya Nilai
nilai Pendidikan.

39
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil
yang baik. Namun masih terdapat keterbatasan dalam proses penelitian ini, yaitu:
1. Keterbatasan waktu dalam pengambilan data penelitian, karena masih dalam kondisi
pandemi sehingga kurang efektif.
2. Peneliti tidak mengambil subjek penelitian dalam jumlah yang banyak karena peneliti
hanya mengambil beberapa subjek penelitian untuk dijadikan sebagai informan.
3. Terdapat dokumen yang bersifat rahasia sehingga tidak untuk di perlihatkan kepada
orang lain termasuk peneliti.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pendidikan diantaranya
kedisiplinan, kejujuran dan komunikasi lancar akan mewujudkan sumber daya
manusia yang kompeten guna terwujudnya suatu iklim kerja yang sehat dan
berdampak pada kelangsungan usaha yang sedang dijalankan Agung Jati Jepon Blora.
2. Kedisiplinan yang didampingi dengan kejujuran dalam jiwa pemilik maupun
pengelola usaha akan menciptakan suatu komunikasi yang baik yang berdampak
respon positif dari para pelanggan.

B. Implikasi
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas implikasi yang diharapkan sebagai berikut:
1. Jika pengusaha mebel ingin usaha nya maju maka harus diterapkannya 3 (tiga) nilai
nilai Pendidikan terhadap SDM (Sumber daya manusia).
2. Jika anda tidak ingin dirugikan dan merugikan orang lain dalam usaha mebel yang
tengah dijalankan maka perlu adanya sikap disiplin, jujur dan komunikasi yang baik
dengan pekerja maupun pelanggan.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, terdapat
beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan yaitu:
1. Diharapkan nilai-nilai pendidikan akan terus diterapkan oleh pemilik usaha dan
pekerjanya, baik pekerja lama maupun pekerja yang masih baru.
2. Diharapkan tetap terjalinnya hubungan baik antara pemilik, pekerja serta pelanggan
guna berjalannya keberlangsungan usaha mebel di Agung Jati Jepon Blora.

41
Daftar Pustaka

Antony Giddens. (2012). Runaway World, 32.

Anwar, K. (2015). Managemen Konflik Untuk Menciptakan Komunikasi Yang Efektif .


Jurnal Interaksi. Vol 4 No. 2, 148-157.
Ardiansyah, N., & Wasilawati, A. (2018). Tanggung Jawab Dalam berwirausaha. Jurnal
Ekonomi Dan Pendidikan, Vol 2 No. 3, 134-138.
Badrus, S., Wahono, P., & Fahrurozi. (2020). Nilai Sosial Bermasyarakat Sejahtera. Jurnal Sosial
Dan Pendidikan. Vol 2 No 3, 121-124.
Bela, P., & Hadijah, S. (2017). Kedisiplinan Dalam Peningkatan Budaya. Jurnal Pendidikan
Managemen. Vol 2 No. 2, 233-241.

Curvin & Mindler. (2012). Dimensi Kedisiplinan. Hal 12-14.

Elihami, A., & Sandi, T. (2020). Generasi Muda Yang Cerdas. Journal Advances in Social
Science, Education and Humanities Research. 4(41), 155–161.
Harsono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (D. & B. Sutrisno (ed.); Pertama). Jasmine.

Intan, A & Firawati, S.(2017). Penghayatan Nilai Nilai Budaya Sebagai Kepribadian Bangsa
Dan Negara. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2), 19-24.

Malik, S., & Budiman, P. (2019). Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi


Kewirausahaan Dan Kinerja Industri Mebel. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan.
Vol 2 No. 3, 132-131.
K. Bertens. (2011). Implementasi Nilai Dengan Etika, Moral Dan Budi Pekerti.
Hal 132-135.
Muchtar, A., D & Suryani, A. (2019). Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan.
Vol. 3 No. 2, 50-57
Moelong & Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Mulyana, A. (2011). Nilai Sebagai Keyakinan Yang Melahirkan Tindakan Pada Diri Seseorang.
Hal 11-18.

Muhasim, S. (2017). Budaya Kejujuran Dalam Menghadapi Perubahan Zaman. Jurnal Studi
Keislaman Dan Ilmu Pendidikan. Vol 5 No. 1, 174-195.

Nugrahani F, 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa.

Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

42
Nuraini, S. (2018). Peranan Usaha Furniture Sebagai Pembangunan Nasional. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Dan Managemen Bisnis, 2(4), 123-134.

Prihantoro, A. (2017). Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi Disiplin
Lingkungan Kerja. Jurnal Unimus. Vol 2 No. 3, 144-157.

Polancik, (2009). Kerangka Berfikir Penelitian Kualitatif.

Rahmi S. (2016). Karateristik Pribadi Ideal Konselor Dalam Perspektif Budaya Bugis. Jurnal
Konseling Indonesia. Vol 1 No 2, 107-113.

Rizaldi, S., & Sagala. (2019). Peningkatan Kesadaran Dan Ketersediaan Seseorang Dalam
Perusahaan Melalui Disiplin Kerja. Journal Information System Education.
Vol 1, 125-129.
Sari, A., & Hadijah, S. (2017). Optimalisasi Nilai Nilai Sosial Pada Perusahaan. Jurnal
Ekonomi Dan Pembangunan. Vol 8 No. 2, 182-185.

Saputri N, (2020). Peran Strategis Dalam Usaha Untuk Pembangunan Ekonomi Nasional Dan
Kesejahteran Masyarakat. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol 2 No.3, 231-297.

Setiono, A. (2011). Alam Budaya Dan Manusia. Yogyakarta: Nuansa Pilar Media.
Ensiklopedi Blora. Vol. 5, 146-147.
Siagian. (2014). Disiplin Kerja. Hal 120-123.

Sutrisno. (2016). Pengertian Tentang Disiplin Kerja. Hal 67.

Suyanto. (2012). Peraturan Sebagai Pedoman Kedisiplinan, 1(2), 122-123.

Suyana, R. (2017). Kreativitas Dan Keinovasian Sebagai Peluang Di Pasar.


Jurnal Ekonomi dan Managemen. 3(2), 121-174.
Sukitman, T. (2016). Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran Upaya Menciptakan
Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter. Jurnal Pendidikan Dan Sosial. Vol 2 No. 2, 132-
124.

Suseno, A., & Indriyani, R. (2017). Pengelolahan Dan Pengembangan Usaha Furniture. Jurnal
Pembangunan & Ekonomi. Vol 1 No 3, 128-134.

Sabina. (2016). Wirausaha: Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Masyarakat Yang
Sejahtera. Jurnal Sosial Dan Bisnis. Vol. 4 No. 2, 146-234.

Sultonurohmah, N. (2017). Strategi Penanaman Nilai Karakter Jujur Dan Disiplin.


Jurnal Pendidikan. Vol 5 No. 2, 153-159.
Sutopo, H. B. (2002). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

43
Syarif, T., & Rahmat, S. (2019). Pendidikan Karakter Bangsa Dan Penghayatan Nilai Sosial.
Jurnal Pendidikan. Vol 3, 50-57.

Tarigan, S. (2017). Ekonomi Makro Dan Mikro. Jurnal Ekonomi dan Managemen,
2(8), 128-141.
Thomas, L., F. (2011). The New York Timesdi Amerika Serikat.
Hal 1202-1207.
Undang – Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang – Undang Republik Indonesia N0. 24 Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2014 Tentang Industri.

Usanti, F.,& Evi, S. (2017). Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Usaha Mebel : Cv. Jati Karya
Palembang.

Wariati, S. (2018). Determining Business Aspects in Business Partner. International Journal of


Business

Wahyuni D, (2015). Eksistensi Furniture Produksi Mebel Lemahabang Blora. Jurnal Ekonomi
Dan Managemen. Vol 1 No. 1, 134-211.
Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Belajar.
Hal 36-40.
Widiaswari, R. (2017). Hubungan Antara Factor Kemampuan Dengan Kinerja Pegawai
Kecamatan Banjar Baru Kota. Jurnal Ekonomi Da Bisnis, 18-29

Yusrita, L. (2019). Disiplin Kerja Dan Kompensasi Pengaruhnya Terhadap Produktivitas


Karyawan: PT Sinar Galesong. Jurnal Ekonomi Dan Managemen. Vol 1 No.3, 262-269.

44
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

45
Lampiran 2. Daftar Nama Narasumber

No Nama Keterangan

1. Agung Sutrisno Pemilik Usaha Mebel

2. Santoso Pengelola/pekerja

3. Norma Pelanggan

4. Anis Pelanggan

46
Lampiran 3. Data Pertanyaan Dan Hasil Wawancara

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA NARASUMBER 1

Berikut ini adalah daftar pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara antara pihak


peneliti dengan Pemilik Usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora, pada :

Hari, tanggal : Kamis, 18 November 2021


Tempat : Rumah bagian barat Bapak Agung Sutrisno Jepon Blora
Jalan Raya Blora – Cepu No. 12 Rt 04 Rw 05 Kelurahan Jepon
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
Narasumber : Bapak Agung Sutrisno

Pembahasan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, yaitu :

1. Pertanyaan :
Bisa dijelaskan, kapan berdirinya Pertukangan Kayu bapak Agung ini (membahas
sedikit mengenai sejarah berdirinya usaha mebel)?
Jawaban :
Pertukangan kayu ini telah saya buka kurang lebih 20 tahun lamanya. Awal
mulanya usaha kayu ini hanyalah usaha kayu biasa yang bapak kembangkan setiap
harinya dan dibantu oleh saudara dekat sini.
2. Pertanyaan :
Bagaimana cara bapak mempromosikan usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora
hingga banyak dikenal masyarakat Pak?
Jawaban :
Dari mulut ke mulut, awalnya bapak mempromosikan sendiri kepada teman-teman
bahwa Bapak membuka usaha mebel ini sehingga teman-teman jika ingin membeli
mebel pada bapak, kemudian mereka merasa senang dengan mebel disini karena
kualitasnya yang bagus serta pelayanannya yang ramah dan baik lalu mereka
menceritakan ke orang lain mengenai mebel hasil produksi bapak sehingga mebel
bapak semakin dikenal masyarakat.

47
3. Pertanyaan :
Produk apa saja yang dihasilkan telah bapak Agung hasilkan dan jam kerja tiap
harinya?
Jawaban :
Saya menerima pesanan kusen, pintu, jendela, kursi, meja dan lemari.
Sedangkan jam kerja yang saya berikan mulai pukul 08.00 – 16.00 wib.
4. Pertanyaan :
Berapa modal awal saat pertama kali bapak mendirikan usaha ini pak?
Jawaban :
Modal pertama itu sebesar Rp 21.000.000 dan berasal dari dana pribadi, kemudian
tercatat mulai 2014 modal kerja perbulan yaitu sebesar Rp 25.000.000 dan dulu
yang menghambat kalau pengiriman jauh pembayarannya pernah lama cair mbak,
tapi sekarang sudah tidak
5. Pertanyaan :
Berapa jumlah karyawan yang bapak miliki dari awal berdirinya usaha ini pak?
Jawaban :
Waktu awal awal berdiri hanya ada 2 karyawan yaitu bapak dan saudara bapak,
namun seiring berjalannya waktu karyawan terus bertambah dan sekarang memiliki
5 karyawan, karyawan tetap 2 orang dan karyawan lepas 3 orang. Untuk karyawan
bapak sendiri yang megang kerja mereka dengan baik agar mereka bisa bekerja
sesuai dengan peraturan.
6. Pertanyaan :
Berapakah besar gaji dari karyawan tetap dan karyawan lepas pak?
Jawaban :
Gajinya sama saja dibayar perhari sebesar Rp 80.000/perhari. Akan tetapi saat masa
pandemi ini sepi mbak, jadi banyak pekerja bapak yang dirumah.
7. Pertanyaan :
Apakah usaha Mebel bapak Agung telah memiliki izin usaha?
Jawaban :
Punya, tepatnya pada tahun 2005 usaha kayu bapak telah memiliki izin usaha dari
walikota dan diperpanjang setiap 2 tahun sekali.

48
8. Pertanyaan :
Apa visi, misi dan motto dari usaha Mebel bapak Agung?
Jawaban :
Visinya adalah dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan dapat memenuhi
kebutuhan yang sifatnya sekunder, dan misinya dapat menyerap tenaga kerja serta
dapat pula meningkatkan pengembangan pembangunan kota Blora dan sekitarnya.
Kalau untuk Motto nya jaga kualitas produk untuk kepuasan pelanggan.
9. Pertanyaan :
Bagaimana stuktur organisasi yang ada didalam usaha Mebel yang tengah bapak
rintis ini Pak?
Jawaban :
Disini hanya ada satu pemimpin yaitu bapak yang langsung memberi perintah
kekaryawan bapak sendiri, kalau stuktur organiasi yang digunakan adalah struktur
organiasi lini. Disini sebagai pemilik bapak bertugas selalu memberi arahan dan
bimbingan untuk para karyawan bapak dalam membantu proses usaha yang bapak
jalankan ini. Agar mereka betah bekerja disini sering kali bapak beri arahan yang
baik terutama saat terjadi kesalahan bapak kasi masukan pelan pelan demi
kelancaran bisnis mebel bapak, karena mereka juga tetangga dekat.
10. Pertanyaan :
Ada berapakah bidang kerja didalam usaha Mebel ini Pak?
Jawaban :
Bapak selaku pemimpin, kemudian Budi anak bapak sebagai adminstrasi dan
pembukuaan bagian produksi, supir dan kernet.
11. Pertanyaan :
Apa saja tugas dari masing-masing bidang Pak?
Jawaban :
Bapak bertugas mengawasi, mengatur dan memberi arahan kepada pegawai agar
mereka selalu jujur saat bekerja disini, terutama bagian adminstrasi dan pembukuan
pertugas mencatat semua transaksi setiap hari nya, mengeluarkan dana untuk
keperluan serta melayani konsumen yang datang. Bagian produksi mencatat
keperluan bahan baku, melakukan proses pembuatan dari awal hingga akhir serta

49
merawat mesin-mesin yang digunakan. Tugas supir dan kernet yaitu mengantar
barang ketempat konsumen, mengangkat dan meletakkannya serta
memasangkannya.
12. Pertanyaan :
Apakah ada kecurangan dari pihak dalam selama menjalankan usaha ini pak?
Jawaban :
Kalau kecurangan belum pernah karena para pekerja di sini selalu bapak awasi
dengan baik, Jadi belum pernah bapak temui akan kasus kehilangan barang seperti
kayu dan sebagainya, terutama dengan peralatan sering saya lakukan pengecekan,
dan yang digunakan mereka untuk membantu bapak membuat mebel setelah
pemakaian selalu mereka kembalikan ke tempatnya dan tertata rapi sebelum
mereka pulang. karyawan yang ada di sini juga orang sekitar sini jadi bapak rasa
mereka orang yang jujur.
13. Pertanyaan :
Berapa harga-harga mebel yang dijual disini Pak?
Jawaban :
(jawaban penelitian saya buat dalam bentuk tabel agar mudah dibaca)
Harga Barang Kayu Dan Olahan Mebel Dari Usaha Agung Jati Jepon Blora
No Produk Ket Kayu Kelas 1 Kayu Kelas 2 Kayu Kelas 3
(Merawan) (Kulem) (Medang)
1. Kayu Kubik Rp. 6.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 3.500.000
2. Kusen + Daun Pintu Unit Rp. 1.250.000 Rp. 1.000.000 Rp. 700.000
3. Kusen + Daun Unit Rp. 650.000 Rp. 550.000 Rp. 300.000
Jendela
4. Lemari Unit Rp. 3.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.600.000
5. Kursi Teras Unit Rp. 6.000.000 Rp. 300.000 Rp. 150.000
6. Meja Tamu Unit Rp. 400.000 Rp. 300.000 Rp. 200.000
7. Meja Makan Unit Rp. 800.000 Rp. 600.000 Rp. 400.000
Sumber : Pemilik Usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora

Harga Satu Set Olahan Kayu Pak Agung

50
No. Produk Ket Kayu Kelas 1 Kayu Kelas 2 Kayu Kelas 3
(Merawan) (Kulem) (Medang)
1. Satu Set Tamu Set Rp 3.000.000 Rp 2.500.000 Rp 2.000.000
(Kursi Panjang 1, Kursi
Kecil 3, Meja 1, Meja
Sudut 1 )
2. Satu Set Makan Set Rp2.500.000 Rp 1.800.000 Rp 1.400.000
(Meja 1, Kursi 6)
Sumber : Pemilik Usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA NARASUMBER 2

Berikut ini adalah daftar pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara antara pihak peneliti
dengan Pengelola/pekerja pada Usaha Mebel Agung Jati Jepon Blora.

Nama : Bapak Santoso

Alamat : Desa. Cabak Rt 13 Rw 04 Kab. Blora Provinsi Jawa Tengah

Hari/tanggal : Kamis, 18 November 2021

Pembahasan Pertanyaan - Pertanyaan Yang Diajukan Sebagai Berikut :

1. Pertanyaan :
Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai pengrajin disini?
Jawaban :
Saya bekerja disini sudah dari awal bapak Agung mendirikan usaha mebel ini
2. Pertanyaan :
Apakah bapak merasakan nyaman dengan pekerjaan bapak disini?
Jawaban :
Iya, saya cukup merasakan nyaman bekerja disini karena keramahan pemilik kepada kami cukup
baik. Pak Agung selaku pemilik usaha ini juga sering memberikan arahan sebelum terjadi
kesalahan. Saat ada kesalahan sama Pak Agung juga ngak sering marah terhadap kami, hanya
saja dikasi saran sebagai pemilik usaha yang sudah berpengalaman tentang kayu dalam proses
pembuatannya yang tepat dan benar.
3. Pertanyaan :
Apakah dengan bekerja seperti ini cukup untuk bapak menghidupi keluarga bapak selama ini?

Jawaban :

51
Alhamdulillah cukup ngak cukup selalu saya syukuri mbak, yang terpenting buat saya bisa
mencukupi kebutuhan anak dan istri saya dirumah. Kalau untuk kebutuhan sehari – hari sudah
cukup mbak, belum lagi kalau dikasi bonus dari Pak Agung Alhamdulillah cukup.
4. Pertanyaan :
Apakah bapak pernah mengalami kesulitan saat melakukan pekerjaan ini pak?
Jawaban :
Iya mbak saya pernah mengalami kesulitan dulu dengan pekerjaan ini, tapi dengan berjalannya
waktu saya sudah terbiasa karena disini bapak Agung selaku pemilik juga sering kali memberi
arahan jika ada kesalahan yang kami hadapi dalam proses pembuatan mebel, terutama cara
pelayanan yang baik dan sebagainya.
5. Pertanyaan :
Apakah dalam bekerja bapak memerlukan bantuan dari orang lain?
Jawaban :
Tentu saya memerlukan bantuan dari pekerja yang lain mbak, dan disini ada 5 pekerja yang saling
membantu dan yang tetap aktif hanya 2 orang selama pandemi ini.
6. Pertanyaan :
Berapa jam kerja yang diberikan oleh pemilik untuk para karyawan daam menjalani
pekerjaannya?
Jawaban :
Waktu yang diberikan oleh pemilik yaitu mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB
7. Pertanyaan :
Apakah bapak bisa efektif dalam menjalani pekerjaan ini?
Jawaban :
Selama bekerja disini saya sebagai pekerja tetap cukup efektif dalam pekerjaan ini mbak, saya
datang tepat pukul 08.00 dan pulang sesuai waktu yang diberikan Pak Agung yaitu pukul 16.00
WIB.
8. Pertanyaan :
Bagaimana sistim pembayaran upah yang bapak Agung berikan kepada karyawannya?
Jawaban :
Sistem pembayaran upah perharinya Rp. 80.000.000 yang di bayarkan setiap satu minggu sekali

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA INFORMAN KE I

52
Berikut ini adalah daftar pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara antara pihak peneliti
dengan Informan 1 (satu). Pelanggan Setia Mebel Agung Jati Jepon Blora.

Nama : Norma

Alamat : Purwodadi/ Yonif 410 Alugoro Blora

Hari/tanggal : Jum’at, 19 November 2021

Pembahasan Pertanyaan - Pertanyaan Yang Diajukan Sebagai Berikut :

1. Pertanyaan :
Sejak kapan mbak Norma menjadi pelanggan mebel dari Bapak Agung Sutrisno?
Jawaban :
Saya menjadi pelanggan mebel dari Pak agung semenjak saya pindah di Blora 10 tahun
lamanya.
2. Pertanyaan :
Dari manakah mbak Norma mengetahui keberadaan Mebel Agung Jati Jepon Blora?
Jawaban :
Saya mengetahui keberadaan Mebel Agung Jati Jepon Blora dari pepmbantu saya yang
bertetanggaan dengan Pak Agung di Jepon.
3. Pertanyaan :
Apakah pelayanan yang diberikan pemilik usaha Mebel selama ini telah sesuai dengan
minat pelanggan?
Jawaban :
Pelayanan yang di berikan Pak Agung terhadap saya sebagai pelanggan setianya selama
ini telah sesuai.
4. Pertanyaan :
Apakah promosi yang diberikan dari pemilik Mebel Agung Jati Jepon Blora terlalu
melebih-lebihkan dan menjatuhkan hasil Mebel dari orang lain?
Jawaban :
Tidak. Pak Agung terkenal dengan orang yang khusyuk sehingga beliau tidak pernah
menjatuhkan hasil karya mebel pengusaha mebel lain, beliau orang yang jujur dan ramah
sehingga banyak peminatnya disini.

53
5. Pertanyaan :
Apakah barang yang dihasilkan dari Agung Jati Jepon Blora berkualitas baik dan
pengirimannya tepat waktu atau justru sebaliknya?
Jawaban :
Selama saya ini saya memesan kursi, meja maupun lemari disana kualitasnya baik, tidak
cacat dan pengirimannya pun tepat waktu.

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA INFORMAN KE 2

Berikut ini adalah daftar pertanyaan-pertanyaan hasil wawancara antara pihak peneliti dengan
Informan 2 (dua). Pelanggan Setia Mebel Agung Jati Jepon Blora.

Nama : Anis

Alamat : Yogyakarta/ Yonif 410 Alugoro Blora

Hari/tanggal : 19 November 2021

Pembahasan Pertanyaan - Pertanyaan Yang Diajukan Sebagai Berikut :

1. Pertanyaan :
Sejak kapan mbak Anis menjadi pelanggan mebel dari Bapak Agung Sutrisno?
Jawaban :
Sudah lama sekitar 6 tahun berlangganan Mebel di Pak Agung
2. Pertanyaan :
Dari manakah mbak Anis mengetahui keberadaan Mebel Agung Jati Jepon Blora?
Jawaban :
Saya mengetahui keberadaan Mebel Agung Jati Jepon Blora dari tetangga saya yaitu Ibu
Norma.

3. Pertanyaan :
Apakah pelayanan yang diberikan pemilik usaha Mebel selama ini telah sesuai dengan
minat pelanggan?
Jawaban :

54
Yang saya tau selama saya berlangganan di sana Pak Agung selalu memberikan
pelayanan dengan baik dan tepat.
4. Pertanyaan :
Apakah promosi yang diberikan dari pemilik Mebel Agung Jati Jepon Blora terlalu
melebih-lebihkan dan menjatuhkan hasil Mebel dari orang lain?
Jawaban :
Promosi yang diberikan dari Pak Agung secara langsung dihadapkan dengan barang yang
sudah jadi, jadi pelanggan dapat mengetahui langsung akan kualitas barang disana dan
barang tersebut cukup baik sesuai dengan promosi yang diberikan Pak Agung maupun
pekerjanya.
5. Pertanyaan :
Apakah barang yang dihasilkan dari Agung Jati Jepon Blora berkualitas baik dan
pengirimannya tepat waktu atau justru sebaliknya?
Jawaban :
Kualitas barang disitu cukup baik dan halusan, begitupun pengirimannya yang tepat
waktu. Para pekerja atau pengirim dalam penyampaian barang cukup bagus mau
mengantarkan sampai penataannya pun mereka yang nanggung.

LAMPIRAN 4. Dokumentasi

55
56
57
58
59

Anda mungkin juga menyukai