Anda di halaman 1dari 39

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS MENGAJAR GURU DI MAN 1 WAKATOBI

Diajukan Untuk memperoleh gelar pendidikan S1 Jurusan Tarbiyah Pada

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

La Ode Achmad Ali Muhtar

NIM:1831047

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WAKATOBI

2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penelitian La Ode Achmad Ali Muhtar NIM/NIMKO:

1831047, Mahasiswa jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi dengan seksama meneliti dan

mengkoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Peran Kepala sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di Man 1 Wakatobi”

Memandang bahwa proposal tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah san

dapat disetujui untuk diajukan untuk melakukan penelitian.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses selajutnya.

Wakatobi, 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suruddin, M.Pd, Drs. La Karim, MM,

i
KATA PENGANTAR

7‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ْيم‬

Tiada rangkaian kata yang paling indah selain memanjatkan untaian

kalimat syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya dan menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya

serta menjadikan kecintaan akan risallah-Nya lebih dari segala apapun didunia ini.

Dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat dipermudah dalam penyelesaian

proposal yang berjudul “Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Mengajar Guru Di Man 1 Wakatobi” dengan sebaik-baiknya.

Dalam peyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada

1. Dr.Drs Muhammad Safei, M.,Si, Selakuk Ketua Yayasan Hasanah Wakatobi

2. Dr. Suruddin, M.Pd, Selaku Ketua STAI Wakatobi

3. Drs. La Karim, MM, Selaku Ketua I STAI Wakatobi

4. La Dao, S.Pd, MM, Selaku Ketua II STAI Wakatobi

5. Rasidah, S.Ag, MM, Selaku Ketua III STAI Wakatobi

6. Irsan Mustafa, S.Pd.i, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan

Agama Islam Sekolah Tinggi Wakatobi

7. Dr. Suruddin, M.Pd, selaku pembimbing I dan Drs. La Karim, MM, sebagai

pembimbing II

ii
8. Dosen jurusan Tabiyah Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama

Islam Wakatobi atas bimbingannya selama penyusun menimbah ilmu di

Sekolah Tinggi Agama Islam Wakatobi

9. Bapak dan ibu, selaku orang tua penulis yang telah memberikan dukungan

yang tidak pernah lelah menyertai langkahku dan kakak, adik-adikku dalam

menempuh pendidikan hingga sekarang

10. Kepala sekolah,guru dan siswa MAN 1 Wakatobi

11. Teman-teman seperjuangan Khusunya Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama

Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Wakatobi yang senantiasa memberikan

kritik dan saran

12. Almamater

Kepada yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu namanya,tidak

ada patut penulis haturkan kecuali ucapan terima kasih. Mudah mudahan Allah

SWT membalas dengan kebaikan dan pahala yang berlimpah,amin.

Wakatobi, 2021

Penulis

La Ode Achmad Ali Muhtar


NIM/NIMKO: 1831047

iii
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6

A. Kajian Teoritis...........................................................................................6
B. Penelitian Relevan.....................................................................................15
C. Kerangka Konseptual................................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18

A. Jenis Dan Pendekatan Penilitian...............................................................18


B. Lokasi Penelitian......................................................................................18
C. Sumber Data.............................................................................................19
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................19
E. Instrumen Penelitian.................................................................................21
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data.....................................................23
G. Pengujian Keabsahan Data.......................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang dengan maksud

untuk mengasa kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual serta untuk

menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri seseorang

baik dengan bantuan orang lain maupun secara otodidak. Pendidikan merupakan

bagian penting dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan

sebagai wahana, merupakan suatu wadah dalam usaha pemberdayaan dan

peningkatan sumber daya manusia lewat proses pendidikan secara umum, proses

pembekajaran secara khusus. Perencanaan wajib belajar sembilan tahun adalah

salah satu upaya pemerintah untuk memajukan bangsa Indonesia yang jauh

ketinggalan dengan bangsa-bangsa lainnya.

Pendidikan bertujuan untuk memupuk potensi siswa agar menjadi manusia

yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertakhlak

mulia,m sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.1 Pendidikan yang ada di sekolah merupakan

kegiatan yang sangat penting. Hal ini menbgartikan bahwa berhasil dan tidaknya

suatu proses pembelajran tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang

dialami siswa di kelas maupun di lingkungan sekolah.

1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana, 2010), H. 1

1
2

Kepala Sekolah merupakan seorang guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau

tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran. Dengan ini Kepala Sekolah bisa dikatakan sebagai

pemimpin disatuan pendidikan yang tugasnya menjalankan menejemen satuan

pendidikan yang dipimpin.

Peran Kepala Sekolah yaitu memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan

dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis

penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa

perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan

situasi belajar mengajar. Selain itu kepala sekolah bertugas mengawasi kinerja

guru di sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ada di lingkup

satuan pendidikan yang dipimpinnya.

Peran kepala sekolah MAN 1 Wakatobi sudah baik di mana kepala sekolah

MAN 1 Wakatobi melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

mengajar guru seperti mengutus guru untuk mengikuti pelatihan pelatihan tenaga

pendidik atau pelatuhan pelatuhan keguruan lainnya. Dan di lingkup MAN 1

wakatobi kepala sekolah melakukan upaya meningkatkan disiplin guru dengan

selalu memberikan arahan kepada para guru serta penekanan untuk selalu tepat

waktu.

Kepala sekolah MAN 1 Wakatobi dalam pelaksanaan tugasnya sebagai

pemimpin sekolah selalu menjalin komunikasi yang baik dengan para guru dan

siswa serta dalam pemberian arahan selalu menggunakan tutur kata yang baik.
3

sehingga apa yang disampaikan oleh kepala sekolah dapat diterima dengan

baik oleh guru dan siswa.

Wahjosumidjo mengartikan Kepala Sekolah adalah seorang tenaga

fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.2

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Karena

gurulah yang memegang kendali pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Maka dari itu guru haruslah benar- benar berkualitas dalam mengajar. Karena

dengan guru yang berkualitas, akan tercipta pembelanjaran yang baik dan aktif

dan guru yang berkualitas dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif.

Guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan

dari sumber belajar ke peserta didikGuru yang bermutu dan profesional menjadi

tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat

mengikuti kemajuan era globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional

sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat

dan orang tua serta kepala sekolah tempat guru mengajar.

Kualitas mengajar guru di MAN 1 Wakatobi sudah baik. Akan tetapi

seiring berkembangnya zaman dan teknologi serta kemajuan pendidikan guru

dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman serta

teknlogi di bidang pendidikan. Maka dari itu perlu adanya peningkatan mutu dan

2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan KepalaSekolah (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2005). hal. 83.
4

kualitas guru teruma kualitas mengajar dari seorang guru. Sering

terjadinya perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan

teknologi maka banyak hal hal baru yang menjadi tantangan seorang guru seperti

penggunaan teknologi moderen dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

Guru di MAN 1 Wakatobi dalam hal mengajar sudah terbilang baik, akan

tetapi dengan banyaknya perubahan dalam kurikulum dan sistem pendidikan maka

guru harus menyesuaikan dan meningkatkan kualitas mengajar yang akan

berdampak pada kualitas pendidikan dan itu tidak terlepas dari peran kepala

sekolah sebagai pempimpin dalam sekolah.

Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat

pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan

dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang

dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya

menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan

nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah

sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai

administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.

Guru yang baik fleksibel dalam gaya mengajar dan menyesuaikannya

setiap hari, jika perlu. Mereka mengerti hal-hal kecil yang dapat memberi dampak

bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan suasana di dalam kelas.

Dia memiliki pemahaman tentang sifat siswa dan perkembangannya sebagai

remaja.
4

Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab Kepala

Sekolah dan guru. Namun, kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin sistem

sekolah sangat berpengaruh terhadap terselenggarakannya menejemen yang baik.

Kepala Sekolah yang baik diharapkan akan membentuk pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan guru baik. Jika pembelajaran di sekolah baik tentunya akan

menghasilkan prestasi siswa dan guru yang baik. Sebagaimana Allah swt

berfirman dalam Quran surah As-Sajadah ayat 24:

        


٢٤  

Terjemahan: “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin


yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”.3
Al-Quran surat As-Sajadah ayat 24 ini menjelaskan tentang kepemimpinan

bahwa dalam memimpin seorang pemimpin harus menjadi teladan yang baik yaitu

yang memberi petunjuk kepada yang dipimpinnya dan harus memiliki sifat sabar

karena tanggung jawab seorang sangat besar. Oleh karena itu ayat ini bisa menjadi

rujukan bagi kepala sekolah dalam memimpin dan memberikan arahan kepada

guru dan siswanya.

Dampak kedisiplinan dan kualitas mengajar guru yang begitu signifikan

dalam memberikan kelancaran proses kegiatan sekolah khususnya perhatian

terhadap siswa siswi di MAN 1 Wakatobi maka peneliti memandang begitu

pentingnya penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui upaya kepala sekolah

dalam meningkatkan dan mengelola kedisiplinan para guru. Peneliti mengambil

3
Kementrian agama Al-Quran dan Terjemahannya.Bandung.Cv. Penerbit J-ART.2005. Hal. 418
4

judul “PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS MENGAJAR GURU DI MAN 1 WAKATOBI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian Peran Kepala sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi maka

rumusan masalah yang peneliti rumuskan adalah:

1. Bagaimana Peran Kepala MAN 1 Wakatobi?

2. Bagaimana Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi?

3. Bagaimana Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar

Guru Di MAN 1 Wakatobi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Peran Kepala MAN 1 Wakatobi

b. Untuk mengetahui Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

c. Untuk mengetahui Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan penelitian yang telah

disebutkan, maka penelitian ini diharapkan berguna bagi lembaga (baik almamater

maupun objek penelitian), bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi

peneliti.
4

1. Secara Teoritis

Penenlitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran dan

menambah pengetahuan dalam melakukan inovasi pendidikan dan membantu

potensi guru dalam mengajar pada umumnya dan upaya kepala sekolah dan guru

dalam meningkatkan karakter disiplin.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang Peran Kepala sekolah Dalam

Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan bahan

evaluasi tentang Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

c. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan lembaga

pendidikan guna terciptanya lingkungan pendidikan yang baik dan bermutu serta

tenaga pengajar dan siswa yang berkualitas

d. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai

bahan kajian penunjang dan bahan pengembang penelitian dalam meneliti hal-hal

yang berkaitan dengan topik diatas.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Peran Kepala MAN 1 Wakatobi

Kata Kepala Sekolah berasal dari dua kata yaitu, kepala dan sekolah. Kata

kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam suatu organisasi atau suatu

lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan dimana menjadi

tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat

didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu madrasah atau sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran

dan murid yang menerima pelajaran.4

Pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin menjadi

faktor yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian

dimanapun berada termasuk organisasi lembaga sekolah/madrasah. Hal ini akan

membawa konsistensi bahwa setiap kepala sekolah berkewajiban memberikan

perhatian yang sunggguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan

semua potensi tenaga pendidik dan kependidikan disekolah yang ia pimpin, agar

terpenuhi. Volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan tersebut.5

4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2013), hal.
83.
5
Mulyasa. E, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hal. 26

8
9

Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah dalam hal ini menempati peran

penting sebagai tenaga kependidikan dengan tugasnya yang bukan hanya sekedar

membantu sekolah dalam urusan administrasi melainkan meliputi beberapa

kegiatan penting dalam pengembangan kualitas sekolah seperti pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis. Dengan kata lain Tenaga

Administrasi Sekolah ini bertugas sebagai pendukung berjalannya proses

pendidikan di sekolah melalui layanan administratif guna terselenggaranya proses

pendidikan yang efektif dan efisien di sekolah.6

Mulyasa mengemukakan bahwa Kepala Sekolah bertanggung jawab atas

manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan

proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab

Kepala Sekolah dan guru. Namun, kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin

sistem sekolah sangat berpengaruh terhadap terselenggarakannya menejemen

yang baik. Kepemimpinan Kepala Sekolah seyogyanya dapat menciptakan

kondisi-kondisi yang memungkinkan bagi lahirnya iklim kerja dan hubungan

antar manusia yang harmonis dan kondusif. 7

Marno dan Triyo Supriyanto bahwa fungsi dan peran kepala sekolah sebagai

pemimpin adalah; (1) Sebagai pendidik (Edukator); (2) Sebagai Manager; (3)

Sebagai Administrator; (4) Sebagai Supervisor; (5) Sebagai pemimpin (Leader);

(6) Sebagai Innovator.8

6
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogjayarta: Ar Ruzz,2008), Hal
10
7
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007),
hal. 25
8
Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung :
Refika Aditama, 2008)
9

Seorang edukator (pendidik), kepala sekolah harus memiliki strategi yang

tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.

Menciptakan iklim sekolah yang religi yang berlandaskan kepada nilai-nilai luhur

ajaran agama, memberikan bimbingan kepada guru, karyawan dan juga para siswa

serta warga sekolah lainnya untuk melaksanakan kegiatan budaya mendidik di

sekolah. Dalam upaya mengembangkan budaya mendidik di sekolah, sebagai

educator kepala sekolah dituntut untuk memberikan contoh suri teladan kepada

guru, karyawan, siswa dan warganya dalam berperilaku yang baik.

Keberhasilan seorang pemimpin itu dapat dilihat dari produktivitas dan

prestasi yang telah dicapainya serta dinilai dari kebaikannya sehubungan dengan

pelaksanaan kegiatannya di sekolah, karena itu perlu diciptakan pemimpin yang

efektif dan baik budi pekertinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi kepala

sekolah sebagai edukator selalu memberikan bimbingan dan tauladan kepada

guru, karyawan, siswa, serta warga sekolah lainnya.9

Kepala sekolah sebagai manajer Dalam mengelola tenaga kependidikan,

salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan

kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini,

kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang

luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi

melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di

sekolah,seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi

9
S Bustan, Herculanus Bahari Sindju, and Masluyah Suib, ‘Tugas Kepala Sekolah Sebagai
Pendidik Dan Pemimpin Di Sekolah Dasar’, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa,
Vol. 2.4 2013, Hal. 1–16
9

profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan

di luar sekolah, seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti

berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.10

Kepala sekolah sebagai administor Khususnya berkenaan dengan

pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru

tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan

anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap

tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya

dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan

kompetensi guru.

Mengacu pada pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa pengertian kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas

tambahan untuk memimpin, mengatur, dan mengelola lembaga pendidikan

dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga yang

dipimpinnya.

2. Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

Hamalik menjelaskan bahwa mengajar ialah nenyampaikan pengetahuan

kepada siswa atau murid di sekolah. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan

kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. Mengajar adalah

usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi

siswa. Mengajar atau mendididk adalah memberikan bimbingan belajar kepada

murid.
10
Khakiki Amaliyah & I Made Suwanda, ‘Pendapat Guru Tentang Peran Kepala Sekolah Sebagai
Manager Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’, Kajian Moral DanKewarganegaran, Vol. 06.03
2018.
9

Gazali mengartikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada

seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Sedangkan menurut John R.

Pancela mengajar adalah membuat keputusan dalam interaksi dan hasil keputusan

guru.

Dari pembahsan diatas dapat kita

menyimpulkan bahwa jika kualitas atau mutu guru merujuk pada sikap atau

kualitas diri, keterampilan dan pemahaman yang dimiliki seseorang yang

berkaitan dengan pengajaran dan karakter seseorang.

Sementara itu dalam kegiatan mengajar juga membutuhkan adanya

keterampilan dasasr mengajar. Menurut Turney ada delapan keterampilan dasar

mengajar yaitu; (1) Keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus

menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas; (2) Keterampilan memberi

penguatan; (3) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan; (4)

Keterampilan menjelaskan; (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran;

(6) Keterampilan membimbing diskusi kecil; (7) Keterampilan mengolah kelas;

(8) Keterampilan mengadakan variasi.

Nana Sudjana menjelaskna kemampuan guru dalam mengajar yang harus

dimiliki yaitu; (1) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar; (2)

Melaksanakan atau mengelola proses belajar mengajar; (3) Menilai kemajuan

proses belajar mengajar (4) Menguasai bahan pelajaran.

Sedangkan menurut hasibuan dan mudjiono macam keterampilan dasasr

mengajar yang diutamakan yaitu; (1) Keterampilan memberi penguatan; (2)

Keterampilan bertanya; (3) Keterampilan menggunakan variasi. (4) Keterampilan


9

menjelaskan. (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. (6)

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. (7) Keterampilan

mengolah kelas. (8) Keterampilan membimbing diskusi kecil.11

3. Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di

MAN 1 Wakatobi

Seorang kepala sekolah yang dipercaya dalam memimpin sebuah madrasah

harus mengetahui perannya sebagai seorang pemimpin sehingga dalam

melaksanakan tugas tidak banyak mengalami kendala, disamping itu tujuan yang

ditetapkan dalam madrasah akan tercapai dengan mudah. Soerjono Soekanto

megemukakan peran yaitu aspek dinamis kedudukan ( status ), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peranan. Pada hakekatnya kepala sekolah adalah pejabat

formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang

didasarkan atas peraturan yang berlaku.

Mulyasa mengemukakan bahwa Manajemen pendidikan kepala sekolah

harus mampu berfungsi sebagai Edukator, Administrator, Supervisor, Leader,

Innovator, dan Motivator.12

Pemimpin (Leader), kepala sekolah harus mempunyai kepribadian yang

kuat, memahami keberagaman bawahan, mengupayakan peningkatan

kesejahteraan guru dan staf, siap dan butuh kritikan, mempunyai visi dan misi

yang jelas dalam lembaga yang dipimpinnya, mampu berkomunikasi dengan baik,

11
Hasibuan. Moedjiono.. Proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja. Rosdakarya. 2010) hal
58
12
Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005)
hal. 98.
9

mampu mengambil keputusan bersama, mampu menciptakan hubungan dengan

bawahan yang harmonis. Sebagai Innovator, kepala sekolah harus pro aktif dalam

memajukan madrasah, mampu mengatur lingkutan kerja sehingga lebih kondusif.

Lembaga pendidikan yang dipimpin seorang kepala sekolah terdiri dari

bermacam elemen, yaitu dewan guru, staf dan siswa. Elemen yang ada dalam

lembaga tersebut mempunyai karakteristik, budaya, sifat, sikap yang satu sama

lainnya mempunyai perbedaan. Dengan keberagaman itulah peran kepala sekolah

sebagai pemimpin sangat dibutuhkan.

Sebagai pendidik, kepala sekolah yang dipercaya dalam memimpin sebuah

madrasah harus mampu memberikan pengertian kepada elemen yang dipimpinnya

yang berkaitan dengan moral, fisik, dan artistik sehingga tidak terjadi

ketimpangan dalam keorganisasi lembaga pendidikan tersebut. Disamping itu,

sebagai pemimpin kepala sekolah, harus mampu memberikan contoh (teladan)

kepada elemen yang dipimpinnya yang berkaitan dengan moral, fisik dan artistik

tersebut sehingga dengan pengertian dan contoh yang diberikan oleh kepala

sekolah dengan baik tidak memberikan warna pemikiran yang lain dari

bawahannya.

Wahjosumidjo berpendapat bahwa sebagai pendidik (Edukator) seorang

kepala sekolah harus mampu menanamkan, mewujudkan dan meningkatkan

paling tidak empat macam nilai, yaitu : (1) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan

sikap batin dan watak manusia; (2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran

baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan

sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan. (3) Fisik, hal-hal yang berkaitan
9

dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan keterampilan manusia secara

lahiriyah. (4) Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap

seni dan keindahan.13

Kepala sekolah marupakan manajer dari bidang yang dipimpinnya, kepala

sekolah merupakan seorang perencana, organisatoris, pengendali terhadap sekolah

yang dipimpinnya. Menurut Stoner yang dikutip Wahjosumidjo, ada 8 macam

fungsi seorang Manager yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu;

(1) Bekerja dengan dan melalui orang lain; (2) Bertanggung jawab dan

mempertanggung jawabkan; (3) Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu

menghadapi berbagai persoalan; (4) Berpikir secara realistik dan konseptual ; (5)

Juru penengah; (5) Seorang politisi (6)Pengambil keputusan yang sulit.14

Kepala sekolah harus bekerja dengan orang lain dan melalui orang lain.

Kepala sekolah tidak bisa berjalan sendiri dalam memimpin, harus bekerja sama

baik dengan bawahan maupun dengan atasan. Kepala sekolah harus bertanggung

jawab dan mempertanggung jawabkan atas segala yang terjadi di madrasah yang

dilakukan oleh bawahan, baik itu yang mempunyai dampak positif maupun

dampak negatif, baik yang menguntungkan madrasah maupun yang merugikan

madrasah. Kepala sekolah dapat memberikan tugas-tugas kepada bawahan dalam

waktu dan dengan sumber yang terbatas. Kepala sekolah harus bisa mengatur

waktu yang ada dengan sumber-sumber yang ada di madrasah.Kepala sekolah

dapat memberikan solusi apabila terdapat suatu permasalahan di madrasah. Solusi

dari permasalahan tersebut dipikirkan oleh kepala sekolah dengan suatu analisis
13
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2002).hal,
124.
14
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2002).hal. 127
9

yang memikirkan dampak positif dan negatif dari solusi tersebut.Dalam lembaga

madrasah terdapat elemen yang terdiri dari beragam sifat, sikap, tingkah laku

sehingga rentan menimbulkan perselisihan dan perpecahan.Seorang kepala

sekolah harus mampu menjadi penengah diantara semua unsur tersebut sehingga

tidak terjadi perselisihan.

Selain berperan sebagai manager, kepala sekolah juga merupakan tenaga

Administrator dimadrasah yang ia pimpin. Menurut Ngalim Purwanto, peran

kepala sekolah adalah membuat perencanaan (planning), menyusun organisasi

sekolah, bertindak sebagai koordinator dan pengarah, serta melaksanakan

penglolaan kepegawaian.15

Sebagai pemimpin kepala sekolah harus membuat perencanaan program

yang akan dilaksanakan dalam memimpin sekolah, perencanaan tersebut paling

tidak program tahunan, antara lain mencakup : Program pengajaran, kesiswaan,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan. Selanjutnya, sebagai pemimpin kepala

sekolah harus menyusun struktur organisasi dalam madrasah tersebut, dalam hal

menyusun organisasi madrasah yang berkaitan tentang jabatan yang harus

diemban oleh anggota organisasi serta tanggung jawab terhadap tugasnya tersebut.

Sebagai koordinator dan pengarah, kepala sekolah merupakan motor penggerak

sekaligus penanggung jawab apabila terjadi sesuatu hal yang terjadi dalam

organisasi madrasah. Sebagai pengelola kepegawaian, kepala sekolah bertugas

mengatur masalah kepegawaian baik tentang kesejahteraan para pegawai yang ada

15
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosda Karya
2003) hal, 106 – 111.
9

di madrasah tersebut, tengang keharmonisan hubungan antar pribadi pegawai

maupun hubungan antar keluarga pegawai

Sebagai supervisor, kepala sekolah merupakan motor penggerak sekaligus

pengawas dalam semua kegiatan yang ada di madrasah, baik dari segi pendidikan,

keuangan, kepegawaian dan sebagainya. Menurut Ngalim Purwanto bahwa tugas

kepala sekolah adalah sebagai supervisor berarti hendaknya pandai meneliti,

mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi

kemajuan madrasahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di madrasah itu

semaksimal mungki dapat tercapai.16

Soewadji Lazaruth mengemukakan bahwa, yang dikutip Juhri, tanggung

jawab kepala sekolah dalam bidang supervisi adalah semua kegiatan yang

mencakup : “ merangsang, mengkoordinasikan, dan membimbing pertumbuhan

guru-guru sehingga dapat memahami dan lebih efektif penampilannya dalam

proses belajar mengajar.17

Sebagai Motivator kepala sekolah dituntut agar mampu memberikan

motivasi yang tepat kepada warga/elemen madrasah dalam melakukan berbagai

tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkunganfisik, pengaturan suasana kerja dan penyediaan berbagai sumber

belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB).18

Kepala sekolah merupakan sumber kekuatan dalam menggerakkan

kehidupan madrasah, dimana kepala sekolah harus mampu menggerakkan


16
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung, Remaja Rosda Karya
2003) hal 106 – 111.
17
uhri, Perspektif Manajemen Pendidikan Islam, (Metro. Lembaga Penelitian UM Metro, Press
2006), hal. 57.
18
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005)
hal. 98.
9

bawahan (dewan guru, staf dan siswa) untuk melaksanakan tugas sesuai dengan

bidangnya sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi madrasah yang telah

ditentukan dapat dicapai. Disamping itu seorang kepala sekolah harus memiliki

kepedulian terhadap bawahan, dalam hal ini hak dan kewajiban bawahan harus

diperhatikan jangan sampai ada ketimpangan dalam penuntutan hak dan

pemenuhan kewajiban.Kepala sekolahharus memahami bagaimana strategi yang

harus dilakukan dalam rangka memajukan sekolah.

B. Penelitian Relevan

penelitian yang relevan dengan judul skripsi penulis adalah penelitian yang

dilakukan oleh:

1. Vatima, Vini dalam skripsinya Peran Kepala sekolah Dalam Upaya

Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MAN Purwodadi Tahun Pelajaran 2014-

2015 . Dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN Purwodadi kepala

sekolah mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai Emaslime: educator,

manajer, Administrator, supervisor, Leader, Innovator, Motivator,

entrepreneur. Edukator berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilakukan oleh para guru. Manajer mengimplementasikan kegiatan atau

pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial, mulai dari perencanaan, pembinaan,

pengembangan, hingga evaluasi terhadap seluruh bidang garapan lembaga

madrasah yang bersangkutan. Administrator mampu meningkatkan tugas-

tugas administrasi madrasah.19

19
Vatima, Vini (2015) Peran Kepala sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di
MAN Purwodadi Tahun Pelajaran 2014-2015. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
9

2. Khotibul Umam Dalam Skripsinya Peran Kepala sekolah Dalam

Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di Mts Al-Hidayah Karangsuci

Purwokerto Hasil penelitian menunjukan bahwa peran kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru telah dilaksanakan cukup baik

dengan mengacu pada tujuh peran kepala sekolah pada umumnya yaitu peran

kepala sekolah sebagai educator, sebagai manajer, sebagai Administrator,

sebagai supervisor, sebagai Leader, sebagai pencipta iklim kerja, sebagai

wirausahawan20

3. Alimatur Rosida Dalam Skripsinya Peran Kepala sekolah Dalam

Meningkatkan Kinerja Guru (Aqidah Akhlak, Fiqih, Ski, Qur’an Hadits) Di

MAN (Man) 2 Blitar hasil penelitian  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

Peran kepala sekolah sebagai manager dalam meningkatkan kinerja guru di

MAN 2 Blitar direalisasikan melalui : a. Pengiriman guru untuk mengikuti

diklat/pelatihan maupun pengadaan pelatihan di sekolah, b. Penambahan

fasilitas teknologi pembelajaran dan sarana prasarana madrasah, c. Pengadaan

program unggulan dan program ketrampilan xvii madrasah, d. Mendorong

keterlibatan guru dalam setiap kegiatan sekolah, e. Pemberian reward dan

punishment, f. Pendistribusian tenaga kependidikan berdasarkan bidang

keahliannya.21

C. Kerangka konseptual

20
Khotibul Umam, Nim. 082333036 (2015) Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru Di Mts Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto. Skripsi Thesis, Iain
Purwokerto.
21
Alimatur Rosida, 17201153045 (2019) Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru (Aqidah Akhlak, Fiqih, Ski, Qur’an Hadits) Di MAN (Man) 2 Blitar.
9

Variable X Variabel Y

Peran Kepala sekolah Kualitas Mengajar Guru

Aliyah 1 Wakatobi Di MAN 1 Wakatobi

1. Sebagai pendidik 1. Kemampuan


(Edukator); merencanakan program
2. Sebagai Manager; belajar mengajar
3. Sebagai Administrator; 2. Melaksanakan atau
4. Sebagai Supervisor; mengelola proses
5. Sebagai pemimpin belajar mengajar
(Leader) 3. Menilai kemajuan
6. Sebagai Innovator proses belajar
mengajar
4. Menguasai bahan
pelajaran.

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual


11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan

Kualitas Mengajar Guru Di Man 1 Wakatobi

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan field research, yaitu penelitian

yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan

masyarakat, lembaga-lembaga dan organisai kemasyarakat dan lembaga

pemeritahan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.22

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian Yang dijadikan Objek Kajian dalam penyusunan skripsi

ini adalah Di MAN 1 Wakatobi

22
Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 4.
C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini jenis-jenis sumber data yang dipakai oleh peneliti

yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari

hasil wawancara secara langsung dari sumber asli atau responden untuk

memperoleh data atau informasi yang akurat. Responden dalam penelitian ini

adalah Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di

MAN 1 Wakatobi

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain tidak langsung di

peroleh peneliti dari subjek penelitiannya. 23 Sumber data yang sekunder sebagai

bahan pendukung untuk memberikan kemudahan dalam penelitian ini. Peneliti

menggunakan buku-buku, literatur dan dokumen lain yang relevan dengan

masalah yang sedang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Observasi Merupakan Suatu Proses Yang Kompleks, Suatu Proses Yang

Tersusun Dari Berbagai Proses Biologis Dan Psikologis. Dua Diantara Yang

Terpenting Adalah Proses-Proses Pengamatan Dan Ingatan.24 Teknik

Pengumpulan Data Menggunakan Observasi Ini Bertujuan Untuk Mengetahui

23
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 60.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 139.
Lebih Dekat Tentang Objek Yang Diteliti. Teknik Observasi Ini Dapat Terpercaya

Karena Peneliti Langsung Melihat Atau Melakukan Pengamatan Sendiri. Peneliti

Akan Mendapatkan Gambaran Umum Bagaimana Peran Kepala sekolah Dalam

Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang

dalam situasi saling berhadapan salah seorang yaitu yang melakukan wawancara

meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di

sekitar pendapat dan keyakinannya.25 Dalam jenis wawancara ada beberapa

macam yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak tersrtruktur.26

Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Dengan wawancara

terstruktur setiap reponden diberikan pertanyaan yang sama dan peneliti akan

mencatatnya. Peneliti akan menyiapkan pertanyaan yang sudah disusun

sebelumnya untuk memudahkan proses wawancara dan memperoleh hasil yang

diinginkan. Informan utama dalam wawancara ini adalah Peran Kepala sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengambil dokumen yang ada atau mencari data mengenai hal-hal yang variabel

yang berupaya catatan, transkrip, buku atau surat kabar, majalah, notulen rapat

dan sebagainya.27 Dengan megunakan metode dokumentasi ini peneliti akan lebih

25
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 50.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), hal.
317.
27
Suharsini Arikunto, Prodesur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hal. 120.
mudah mendapatkan data yang baik tentang Peran Kepala sekolah Dalam

Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

E. Instrumen Penelitian

Berkualitas atau tidaknya penelitian yang dilakukan banyak ditentukan oleh

instrument penelitian yang digunakan. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan

oleh instrument yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjadi

pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui

instrument. Instrument adalah alat untuk memperoleh data, instrumen adalah alat

pengumpulan data yang hakikatnya mengukur variabel. Adapun jenis instumen

yang penulis gunakan dalam penelitian ini,yaitu:

1. Pedoman Observasi adalah catatan tentang data sekolah, keadaan fisik(sarana

dan prasarana), struktur organisasi,keadaan guru dan siswa,dan Peran Kepala

sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

2. Wawancara/interview angket adalah daftar pertanyaan/pertanyaan yang

dibagikan kepada guru dan siswa sebagai responden untuk mendapatkan data

dan informasi tentang Peran Kepala sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Mengajar Guru Di MAN 1 Wakatobi

3. Dokumentasi, format dokumentasi penulis gunakan untuk mengumpulkan

data dengan mencari atau mengambil data-data berupa catatan atau dokumen

yang ada di MAN 1 Wakatobi data yang dimaksud adalah keadaan (sarana

dan prasarana), struktur organisasi, jumlah guru, dan seluruh jumlah siswa

yang menjadi obejek penelitian

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X dan Kisi Kisi instruen penelitian

variabel Y

N Juml Teknik

o Variabel Indiktor ah Pengumpulan Sumber Data

Perta Data

nyaan

1 Peran 1. Sebagai 1. Observasi 1. kepala

kepala Pendidik 2. Wawancra sekolah

MAN 1 (Edukator) 3. dokumentasi 2. guru

Wakatobi 2. Sebagai

Manager

3. Sebagai

Administrator

4. Sebagai

supervisor

5. Sebagai

pemimpin

(Leader)

6. Sebagai

Innovator

2 Kualitas 1. Kemampuan 1. Observasi 1. kepaala


merencanaka
mengajar n program 2. Wawanca
guru belajar ra sekolah
mengajar
MAN 1 2. Melaksanakan 3. Dokument 2. guru
atau
Wakatobi mengelola asi
proses belajar
mengajar
3. Menilai
kemajuan
proses belajar
mengajar
4. Menguasai
bahan
pelajaran.

F. Teknik pengolahan dan Analisi Data

1. Teknik Pengolahan data

Berkaitan dengan teknik pengolahan data yang akan dipakai dalam

penelitian ini, penulis akan melalui beberapa tahapan, diantaranya:

a. Editing

Editing adalah meneliti kembali data-data yang sudah di peroleh apakah

data-data tersebut sudah memenuhi syarat untuk di jadikan bahan dalam proses

selanjutnya.28

b. Classifying

Classifying yaitu proses pengelompokan semua data baik yang berasal dari

hasil wawancara dengan subyek penelitian, pengamatan dan pencatatan langsung

di lapangan atau observasi. Seluruh data yang didapat tersebut di baca di telaah

secara mendalam, kemudian digolongkan sesuai kebutuhan.29Dalam Proses ini,

28
LKP2M, Research Book For LKP2M, (Malang: UIN, 2005), hal. 60-61.
29
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal.104-
105
penulisan mengelompokan data yang diperoleh dari wawancara dengan subyek

penelitian dan data yang diperoleh melalui observasi yang telah di lakukan

sebelumnya

c. Verifying

Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi yang telah didapat

dari lapangan agar validitas data tersebut dapat diakui dan digunakan dalam

penelitian.30 Setelah mendapatkan jawaban dari subyek penelitian yang di

wawancarai, maka dilakukan crosscheck ulang dengan menyerahkan hasil

wawancara kepada subyek penelitian (informan) yang telah diwawancarai. Hal ini

dilakukan untuk menjamin validitas data yang diperoleh dan mempermudah

penulis dalam menganalisis data

d. Analyzing

Analisa data yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif, yaitu

analisis yang mengambarkan keadaan atas status fenomena dengan kata-kata atau

kalimat, kemudian di pisahkan menurut kategorinya untuk memperoleh

kesimpulan.dalam mengolah data atau proses analisisnya, penulis menyajikan

terlebih dahulu data yang di peroleh dari lapangan atau dari wawancara.kemudian

dalam paragraph selanjutnya disajikan teori yang sudah di tulis dalam BAB II

serta dijadikan satu dengan analisisnya.

e. Conlcluding

30
Nana Sudjana,Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian Diperguruan Tinggi, (Bandung : Sinar Baru
Argasindo, 2002), hal. 84.
Tahapan akhir dari pengolahan data adalah concluding. Adapun yang di

maksud dengan counluding adalah pengambilan kesimpulan dari data-data yang di

peroleh setelah di analisa untuk memperoleh jawaban kepada pembaca atas

kegelisahan dari apa yang dipaparkan pada latar belakang masalah. Sebernarnya

proses menganalisa data merupakan proses yang sulit karena membutuhkan

konsentrasi total dan waktu yang lama.analisis data adalah proses menelaah

selutuh data yang tersedia dari berbagai sumber, diantaranya dari wawancara,

pengamatan lapamgan yang sudah dituangkan dalam bentuk catatan, dokumen

pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.31

2. Teknik Analisa Data

Data yang di peroleh kemudian di analisis secara kualitatif, artinya

penyusun lebih mempertajam analisis dnegan memahami kualitas dari data yang

di peroleh. Peyusun mengunakan cara berfikir metode induktif dan metode

deduktif. Metode induktif yaitu pola berpikir menganalisis data dari suatu fakta

atau peristiwa yang bersifat konkrit kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat

umum, Sedangkan metode deduktif yaitu menganalisis data dari suatu fakta atau

peristiwa yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulannya yang bersifat

khususnya.

G. Pegujian Keabsahan Data

31
Lexy J,Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2012), hal.190.
Pegujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan

validitas internal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, pada penerapannya

ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan realibitas (dependability)

pada akpek konsintesi, serta obyrktivitas (confirmability) pada aspek naturalis.32

Pada penelitian kualitatif, Tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang

diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian dapat di

katakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian.

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kreadilitas.

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria

kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan

pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara:

1. Perpanjangan Pengamatan Peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai

kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan pengamatan peneliti akan

memungkinan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.33

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data

yang telah diberikan selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli

atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan

pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang

pasti kebenarannya.34

2. Ketekunan pengamatan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut

32
Sugiyono,Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,2009),hal.192.
33
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2002), hal. 248.
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 271.
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis.35 Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau

makalah yang telah dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak. Dengan

meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan

kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga

dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 36 Sebagai bekal

peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai

referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang

terkait dengan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.

3. Triangulasi, Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.37 Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk pengecekan data tentang

keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

dengan memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan

pertimbangan. Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil observasi

dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara

dengan wawancara lainnya.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 272.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 272.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 273.
A. Kisi kisi pertanyaan wawancara dengan kepala MAN 1 WAKATOBI

1. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai pendidik?

2. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai manager?

3. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai Administrator?

4. Bagaimana peran kepala madrash sebagai supervisor?

5. Bagaimana peran kepala madrash sebagai pemipin?

6. Bagaimana peran kepala madrash sebagai Innovator?

7. Bagaimana bapak/ibu guru merencanakan program belajar mengajar?

8. Bagaiamana bapak/ibu guru melaksanakan atau mengelola proses belajar

mengajar?

9. Bagaimana cara bapak/ibu menilai kemajuan proses belajar mengajar?

10. Apakah bapak/ibu menguasai bahan pelajaran?

B. Kisi-Kisi pertanyaan wawancara dengan guru MAN 1 WAKATOBI

1. Apakah peran kepala sekolah sebagai pendidik di MAN 1 WAKATOBI?

2. Apakah peran kepala sekolah sebagai managerdi MAN 1 WAKATOBI?

3. Apakah peran kepala sekolah sebagai Administrator di MAN 1

WAKATOBI?

4. Apakah peran kepala sekolah sebagai supervisor di MAN 1 WAKATOBI?

5. Apakah peran kepala sekolah sebagai pemimpin di MAN 1 WAKATOBI?

6. Apakah peran kepala sekolah sebagai Innovator di MAN 1 WAKATOBI?

Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2003). Prodesur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

E, Mulyasa (2011). menjadi kepala sekolah profesional. bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

E.Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.

Emzir. ( Em2014). Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali


Pers.

LKP2M. (2005). Research Book For LKP2M. Malang: UIN.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.


Jogjakarta: Ar Ruzz.

Purwanto, M. N. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N. (2002). Proposal Penelitian Diperguruan Tinggi. Bandung: Sinar


Baru Argasindo.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuatitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi, (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Supriyanto, M. d. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.


Bandung: Refika Aditama.

uhri. (2006). Perspektif Manajemen Pendidikan Islam. Metro: Lembaga Penelitian


UM Metro, Press.
Wahjosumidjo. (2013). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Radja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai