Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GURU MASA KINI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan

Dosen Pengampu :

Dr. H. Tamsik Udin M, Pd

Disusun Oleh

Kelompok 10:

Muhammad Mujiburrahman 2381100045


Tiara Apriliani Widiatomo 2381100046
Hana Ashara Kamila 2381100061

Kelas 1B

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH NURJATI CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Guru Masa
Kini”
Makalah ini disusun berdasarkan hasil kerja keras kami yang ditempuh oleh
bimbingan yang diberikan Bapak Dr. H. Tamsik Udin M, Pd Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada saya dan rekan saya yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Cirebon, 07 Deesember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Guru Masa Kini........................................................................................................... 6
2.2 Keterampilan Guru Masa Kini ...................................................................................................... 7
2.3 Tantangan Guru Masa Kini………………………………………………………………………………………….9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru masa kini memegang peran vital dalam membentuk masa depan pendidikan. Era
informasi dan teknologi membawa perubahan signifikan dalam paradigma pendidikan,
menjadikan guru tidak hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai fasilitator
pembelajaran, pemandu, dan penggerak perubahan. Latar belakang pendidikan saat ini
merupakan hasil akumulasi dari evolusi konstan di bidang teknologi, dinamika sosial, dan
perubahan tuntutan dalam kurikulum.
Pendidikan merupakan fondasi yang menggambarkan arah kemajuan sebuah bangsa. Dalam
konteks ini, guru masa kini memiliki peran yang lebih kompleks dan mendalam. Mereka
bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga mentor yang mendukung pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Definisi guru masa kini mencakup perubahan paradigma dari
pendekatan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered) menuju pendekatan yang
lebih fokus pada siswa (student-centered). Guru bukan sekadar mengajar, tetapi juga
mendorong kreativitas, pemikiran kritis, dan kemampuan berkolaborasi siswa.
Kompetensi guru masa kini melampaui penguasaan materi pelajaran. Mereka perlu
menguasai teknologi pendidikan, dapat mengadaptasi kurikulum sesuai perkembangan
zaman, memiliki kepekaan terhadap keberagaman budaya, serta mampu menciptakan
lingkungan belajar inklusif. Guru yang efektif saat ini juga memiliki kemampuan
interpersonal yang kuat untuk membina hubungan yang positif dengan siswa, orang tua, dan
rekan seprofesi.
Namun, tantangan bagi guru masa kini pun semakin kompleks. Perubahan teknologi dan arus
informasi yang cepat menuntut mereka untuk terus memperbarui pengetahuan dan
keterampilan. Tantangan finansial, ketersediaan sumber daya, dan disparitas akses teknologi
di berbagai lingkungan belajar menjadi hambatan dalam memberikan pendidikan yang merata
dan berkualitas. Selain itu, tantangan psikososial, seperti meningkatnya masalah kesehatan
mental dan tekanan akademik terhadap siswa, juga menuntut guru untuk lebih sensitif dan
responsif terhadap kebutuhan siswa secara menyeluruh.
Perubahan budaya dan perkembangan lingkungan global juga menjadi tantangan tersendiri.
Guru masa kini dihadapkan pada tugas mengajarkan nilai-nilai universal sambil tetap
mempertahankan dan menghormati keberagaman budaya serta keunikan individu setiap
siswa. Mereka harus menjadi agen perubahan yang mampu menyampaikan pendidikan yang
inklusif, merangkul diversitas, dan mendorong pemahaman yang mendalam tentang
kompleksitas dunia saat ini.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi guru masa kini?


2. Apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh guru masa kini?
3. Apa tantangan yang dihadapi oleh guru masa kini?
4. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan guru masa kini?

1.3 Tujuan penulisan

1. Mendefinisikan Peran Guru Masa Kini


2. Menjelaskan Keterampilan Esensial Guru Masa Kini
3. Mengidentifikasi Tantangan-Tantangan yang Dihadapi oleh Guru Masa Kini
4. Menyajikan Upaya-Upaya untuk Mengatasi Tantangan Guru Masa Kini

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Guru Masa Kini

Dalam dunia pendidikan tentu tidak lepas dari adanya pesan seorang guru yang
menjadi inti penting dalam proses pembelajaran. Guru adalah sosok pelaksana dalam
kegiatan pembelajaran yang akan mengerahkan perkembangan peserta didik dalam
perubahan ke arah positif. Guru harus melakukan tugasnya secara profesional artinya adalah
guru harus memiliki gelar atau amanat sesuai kriteria guru. Sedangkan profesi guru adalah
suatu jabatan atau pekerjaan dibidang pendidikan, mengajar peserta didik, dalam UU No. 14
Tahun 2005, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Istilah zaman now telah merambah ke berbagai lini
kehidupan masyarakat di jagat maya ini. Tidak terkecuali kawasan pendidikan sekalipun.
Guru, siswa, dan orang tua merupakan bagian insan pendidikan yang tidak luput dari istilah
tersebut. Di kalangan peserta didik, warga netizen mengenalnya dengan istilah murid zaman
now. Sedangkan guru zaman now ditujukan untuk kalangan pendidik. Tidak terkecuali untuk
orang tua yang disebut sebagai orang tua zaman now atau sering disebut dengan istilah orang
tua gaul (Uak, 2018). Guru merupakan orang yang digugu dan ditiru oleh peserta didik. Oleh
sebab itu, pada zaman sekarang ini, yang identik dengan istilah “zaman now”, maka setiap
guru diharapkan mampu memfilterisasi pengetahuan dengan baik. Baik pengetahuan yang
bersifat abstrak maupun konkret. Peran guru secara utuh sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, dan orang tua di sekolah tidak akan dapat digantikan sepenuhnya oleh
kecanggihan teknologi, karena sentuhan seorang guru kepada peserta didik memiliki ciri khas
yang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Meskipun profesi guru tidak mendapatkan
pengaruh secara signifikan dengan adanya revolusi industri 4.0, namun, guru tidak boleh
terlena dengan kondisi yang ada. Guru harus terus meng-upgrade diri agar bisa menjadi guru
yang mampu menghasilkan sumber daya yang lebih berkualitas (Muliadi, 2019.). Pendapat di
atas diperkuat oleh Supriono, yang menyatakan bahwa pada era revolusi industri 4.0 peran
guru tak tergantikan. Namun diperlukan guru profesional yang mampu memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi yang cepat. Guru harus mampu memanfaatkan itu untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan agar dapat
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dengan kompetensi global (Gewati, 2018)
Pada dasarnya, profesionalisme guru merupakan harapan setiap bangsa sehingga harus
dijadikan fokus utama dalam pendidikan. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya
perkembangan zaman dan persaingan yang semakin ketat, faktor guru seringkali diabaikan
dan terlalu fokus kepada hal-hal yang bersifat teknis. Dalam menjalankan tugas sebagai
tenaga Educational, guru dengan segala kompetensi yang dimilikinya diharapkan dapat
berperan secara maksimal, memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu, profesi guru menuntut kecakapan dan keahlian bukan hanya
didasarkan kepada kemampuan menyampaikan pesan materi dalam kelas akan tetapi
bagaimana ia dapat memecahkan berbagai persoalan dalam dunia pendidikan (Rofiqi, 2019)
Secara fundamental revolusi industri 4.0 banyak membawa perubahan dalam kehidupan
manusia dan memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia kerja. Pengaruh positif
revolusi industri 4.0 berupa efektifitas dan efisiensi sumber daya dan biaya produksi
meskipun berdampak pada pengurangan lapangan pekerjaan. Guru di zaman sekarang harus
memiliki keterampilan dalam literasi baru yang membuat guru menjadi kompetitif. Literasi
baru terkait dengan kemampuan membaca, menganalisis, dan membuat konklusi berfikir
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

6
2.2 Keterampilan Guru Masa Kini

Perkembangan teknologi pada abad 21 sangat pesat (Halim, 2022; Notanubun, 2019).
Perkembangan teknologi yang mengglobal telah mempengaruhi berbagai aspek aktivitas
manusia juga dunia pendidikan (Marits, Salsabila, Wafiq, Anindya, & Ma'shum, 2021;
Sugiyanto, Ahyani & Kesumawati, 2021). Dalam dunia pendidikan, guru memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.
Menjadi guru adalah suatu jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Tidak
ada yang bisa melakukan pekerjaan guru ini tanpa keahlian guru. Menjadi seorang guru
membutuhkan persyaratan khusus. Sebagai seorang guru profesional juga menuntut
penguasaan isi pendidikan dan pengajaran dengan banyak keterampilan lain yang harus
dikembangkan selama masa pelatihan tertentu. Sopian (2016) mengatakan bahwa guru
berperan penting dalam mendukung perkembangan siswa untuk mencapai tujuan hidup
pilihan. Oleh karena itu, guru harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan
pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi digital di zaman modern ini, guru harus
memiliki kemampuan menjadi guru profesional yang juga mampu dengan cepat memahami
perkembangan teknologi untuk meningkatkan proses belajar mengajar di kelas dan
menyiapkan sumber belajar serta mampu mencetak insan unggul .
Seorang guru professional harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Hatta,
2018). Profesionalisme sebagai seorang guru berarti mempunyai pengetahuan yang baik dan
kemampuan buat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi. (Viktor & Hakim,
2021). Selain itu, dalam dunia pendidikan saat ini, guru harus menguasai keterampilan abad
21. Sugiyanto, Ahyani dan Kesumawati (2021) mengemukakan bahwa kompetensi yang
dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi dan
kolaborasi siswa, serta kompetensi menemukan, mengelola dan mengirimkan informasi, serta
kompetensi menggunakan teknologi dan informasi. Guru yang profesional merupakan faktor
penentu dalam proses pendidikan yang berkualitas. Di era TIK saat ini, guru bukan hanya
guru (transfer informasi) tetapi harus menjadi pemimpin pembelajaran. Artinya setiap guru
diharapkan mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menantang kreativitas dan
aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, banyak metode dan sumber
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Menurut Kusnandar (2009: 57) bahwa keterampilan mengajar adalah sejumlah
kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan tersebut
dapat menunjukan jati diri seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa prilaku
tersebut dapat ditampilkan di antaranya :
1. Keterampilan membuka pembelajaran, dalam memulai suatu proses pembelajaran
pembukaan merupakan hal yang sangat penting. Pembukaan yang baik dan menarik
akan membuat peserta didika antusias dalam menyimak dan ikut berpartisipsi dalam
Kegiatan pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembuka pelajaran juga dapat
dimanfaatkan guru dalam melakukan apersepsi, kegiatan ini membantu sisiwa dalam
menghubungkan konsep yang lalu/ yang didapat siswa dalam kehidupan sehari-hari
dengan konsep yang akan diberikan guru.

2. Keterampilan menutup pembelajaran, menutup pembelajaran merupakan kegiatan


yang harus diperhatikan guru. Kegiatan ini harus dilakukan dengan baik yang
bertujuan untuk mempertahankan mood sisiwa dalam menerima pembelajaran
selanjutnya. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan guru untuk mengevaluasi sejauh

7
mana materi pembelajaran diserap oleh siswa. selain itu, keterampilan ini dapat
digunakan guru untuk memberikan penguatan materi berupa menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai contoh, guru dapat
menyimpulkan bersama siswa mengenai inti dari materi yang dipelajari.

3. Keterampilan menjelaskan, keterampilan menjelaskan adalah kemampuan yang


mutlak dikuasai oleh guru, dengan adanya kemampuan ini siswa dapat lebih
menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Keterampilan ini haruslah terus
dikembangkan agar terciptanya komunikasi dua arah yang efektif dan efisien.
Komunikasi yang baik antar guru dan siswa akan menciptakan kelas yang aktif dan
komunikatif sehingga melahirkan kreativitas. Sebagai contoh, guru dapat menjelaskan
suatu konsep dengan memberikan penekanan pada konsep-konsep yang dirasa penting
untuk isampaikan dan memberikan variasi suara agar siswa tidak jenuh dalam
menyimak materi yang disampaikan.

4. Keterampilan mengelola kelas, keterampilan selanjutnya adalah keterampilan


pengelolaan kelas, dimana dengan guru menguasai ketrampilan ini akan membantu
guru dalam menciptakan kelas yang kondusif. Bila dilakukan dengan baik dapat
membantu pencapaian prestasi siswa. sebagai contoh, guru dapat menampatkan siswa
yang menonjol dengan siswa yang biasa, hal ini dilakukan agar siswa yang menonjol
di kelas dapat membantu siswa lain dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan ini dikenal
dengan nama kegiatan “tutor sebaya”.

5. Keterampilan bertanya, ketrampilan ini harus dimiliki seorang guru. keterampilan ini
merupakan keterampilan yang dapat menjadi modal guru dalam mengevaluasi
pembelajaran. Selain itu, keterampilan ini juga dapat membangkitkan keberanian
siswa untuk dapat berpendapat yang akan memberi pengaruh pada rasa percaya diri
siswa. namun demikian, guru haruslah dapat memilah dan memilih pertanyaan sesuai
dengan tingkat pemahaman siswa perindividu. Pertanyaan yang mudah diberikan pada
siswa yang agak lambat dalam menangkap pembelajaran dan sebaliknya. Sebagai
contoh, guru dapat memberikan pertanyaan yang sifatnya hafalan dan jawaban singkat
pada siswa yang dirasa lambat, dan guru dapat bertanya dengan pemahaman untuk
siswa yang cepat dalam menangkap pembelajaran.

6. Keterampilan memberi penguatan, bila dikuasai dengan baik keterampilan ini akan
dapat memberikan pengarus besar dan positif pada siswa. Keterampilan ini dapat
dimanfaatkan guru tidak hanya untuk membuat siswa lebih paham terhadap konsep
yang terlah diberikan namun juga dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan karakter
yang baikuntuk siswa. sebagai contoh, bila siswa menjawab dengan jujur berikan
tepuk tangan atau pujian. Hal tersebut akan menjadikan siswa tersebut percaya diri
dan mampunyai keberanian untuk tampil karena siswa merasa dihargai.

7. Keterampilan memberi variasi, dengan guru memiliki keterampilan memberi variasi


kegiatan pembelajaran akan dapat mengatasi kejenuhan yang terjadi dikala proses
belajar mengajar. Memberikan variasi pada saat membelajaran bisa bermacam-macam
bentuknya, misalnya: variasi dalam menggunakan metode pembelajaran, variasi
dalam Gerakan badan dan mimik, variasi dalampergerakan guru ketika mengajar,
variasi dalam bersuara dll. Sebagai contoh,dalam pembelajaran mendongeng guru
meninggikan atau merendahkan suara sesuai dengan karakter tokoh yang ada pada
dongeng.

8
2.3 Tantangan Guru Masa Kini

Pendidikan masa kini telah berubah dari masa pendidikan orangtua kita. Dulu,
pendidikan tidak hanya fokus pada perkembangan intelektual, namun juga melibatkan emosi
dan keterampilan motorik. Menurut ingatan saya, orangtua sering menceritakan bahwa di
masa lalu, seperti pada masa Sekolah Rakyat (SR), pendidikan lebih berfokus pada
penghafalan karena sumber daya siswa terbatas dan hanya sedikit yang memiliki buku.
Mereka menggunakan alat tulis sederhana seperti kapur dan papan tulis kayu untuk mencatat
apa yang diajarkan guru, karena catatan tersebut harus dihapus saat pelajaran berganti. Pada
masa itu, tidak hanya kemampuan hafalan yang diutamakan, tetapi juga rasa hormat yang
tinggi terhadap guru.
Namun, situasinya berbeda di zaman sekarang, di era informasi, di mana penilaian
hanya terfokus pada prestasi akademis tanpa memperhatikan perkembangan karakter anak.
Mungkin inilah tantangan utama pendidikan di abad ke-21, yang lebih memprioritaskan
aspek kognitif tanpa mempertimbangkan sisi emosional. Tantangan lainnya adalah perilaku
negatif baik dari siswa maupun guru. Perilaku mereka tidak hanya terlihat di dunia nyata,
namun juga meluas di dunia maya melalui berbagai media seperti koran, televisi, dan internet
yang memberikan informasi tanpa henti.
Perilaku guru yang tidak mencerminkan karakter yang seharusnya menjadi teladan,
menjadi salah satu tantangan besar bagi lembaga pendidikan saat ini. Hal ini seharusnya
menjadi perhatian serius pemerintah dalam menyusun kebijakan pendidikan. Nilai-nilai
positif yang diajarkan oleh orangtua melalui pendidikan dalam keluarga, guru, melalui
pendidikan di sekolah yang diserap oleh anak hanya terinternalisasi dari perbuatan
yang negatif dan hanya sebagian terinternalisasi dari perbuatan yang positif (Pettit,
2010). Bahkan, untuk mengatasi perilaku yang tidak pantas dari guru maupun siswa dalam
konteks pendidikan, telah muncul banyak penelitian mengenai pembentukan karakter dalam
pendidikan saat ini.. Bahkan menyikapi permasalahan tersebut, menurut Thomas
Lickona, perlunya penanaman nilai sehingga dengan adanya nilai-nilai yang diajarkan
oleh orangtua, guru maupun pendidik lainnya dapat membentuk karakter anak sejak dini.,
karena “Pendidikan karakter tak ubahnya seperti mengukir, memberikan sentuhan agar
barang tersebut memiliki nilai lebih. Itulah sebabnya, ukiran sering lebih bernilai daripada
harga barang yang diukir itu sendiri” (Lickona, 2012).
Pendidikan merupakan pilar yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu
bangsa. Kemajuan sebuah negara seringkali terkait erat dengan kualitas sistem pendidikan
yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam Era Society 5.0, di mana
fokusnya adalah pada manusia dan teknologi, terdapat konsep baru yang menyeimbangkan
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial. Manusia menjadi pusat dalam era ini
yang memadukan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial, terutama melalui
integrasi antara kehidupan di dunia maya dan dunia nyata.
Konsep Society 5.0 yang diadopsi oleh Pemerintah Jepang sebagai antisipasi dari
Revolusi Industri 4.0, menandai perubahan signifikan dalam masyarakat yang dihadapkan
pada tantangan global akibat revolusi industri tersebut. Society 5.0 adalah jawaban atas
tantangan yang muncul akibat disrupsi yang terjadi pada era Revolusi Industri 4.0 yang penuh
gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Masyarakat ini diharapkan mampu
menyelesaikan berbagai tantangan sosial dengan memanfaatkan inovasi yang lahir dari era
tersebut, seperti Internet of Things, Artificial Intelligence, Big Data, dan robotika untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia.

9
Indonesia, meskipun masih berada di tengah-tengah perubahan tersebut, perlu bersiap
menghadapi era Society 5.0. Namun, dalam konteks ini, tantangan utama terletak pada
kemampuan guru dalam mengajar dengan metode yang mengembangkan pemikiran kritis dan
konstruktif pada siswa. Sebagian besar guru belum sepenuhnya mampu melaksanakan
pengajaran dengan metode yang membangun cara berpikir kritis dan konstruktif pada siswa,
menandakan bahwa negara belum sepenuhnya siap menghadapi era Society 5.0.
Strategi pembelajaran dalam era Society 5.0 mengharuskan guru untuk dapat
mengembangkan potensi dan keterampilannya dengan menggunakan bahan ajar dari berbagai
sumber, termasuk media online dan pengalaman dunia nyata. Guru ditantang untuk
meningkatkan kompetensi profesionalnya tidak hanya dalam metode pembelajaran
tradisional, tetapi juga dalam lingkungan pembelajaran yang didasarkan pada teknologi.
Pendidikan secara umum sering kali dianggap sebagai pengalaman belajar yang
kurang menarik di kelas. Strategi, metode, dan teknik pembelajaran cenderung bergantung
pada pendekatan berbasis guru yang monoton, kurang memberikan kesempatan bagi
partisipasi peserta didik. Guru sering kali dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi
yang mengajar dengan metode ceramah dan tanya jawab yang tradisional, sehingga membuat
pembelajaran kurang menarik dan hanya mengembangkan ketrampilan berfikir yang
sederhana tanpa memberi ruang bagi kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kurangnya inovasi dalam pembelajaran
ini banyak disebabkan oleh peran guru. Oleh karena itu, tantangan bagi guru dalam bidang
pendidikan adalah untuk memiliki motivasi, antusiasme, keinginan, dan kreativitas dalam
mengembangkan serta meningkatkan kompetensi mengajar. Hal ini dilakukan dengan
memperkaya dan menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran yang relevan, serta
kemampuan untuk mengaitkan konsep pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Dengan demikian, pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pendidikan menjadi salah satu
fokus yang sangat penting. Guru memiliki peran yang besar dalam mendidik murid-
muridnya, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki dasar-dasar kompetensi yang
memadai untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. Kompetensi di sini berarti
keterampilan, kecakapan, dan kemampuan dalam mengelola proses pendidikan. Standar
kompetensi guru menjadi acuan yang penting, di mana guru bermutu tidak hanya memastikan
siswanya mencapai standar akademik nasional, tetapi juga memperoleh keterampilan untuk
belajar sepanjang hidup. “Guru yang bermutu memungkinkan siswanya untuk tidak hanya
dapat mencapai standar akademik secara nasional tetapi juga mendapatkan keahlian dan
pengetahuan untuk belajar selama hidupmereka”. Pernyataan Elaine B. Johnson dalam
Ngainun Naim (2009:15) menggambarkan betapa peran seorang guru sangat penting bagi
anak-anak didiknya dimasa depan. Pengaruh tersebut tentu saja dibawa oleh guru yang
berkompeten sehingga mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Guru memainkan peran kunci dalam proses pendidikan, karena mereka mampu
memahami, melaksanakan, dan mencapai tujuan pendidikan. Kegagalan seorang guru dalam
melakukan tugasnya dapat berdampak pada proses pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dalam era disrupsi seperti saat ini, guru tidak hanya perlu mengajar, tetapi juga
harus memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan abad ke-21. Guru harus memiliki
kompetensi yang kuat, memiliki soft skill seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif.

10
Peran guru sebagai teladan karakter, menyebar passion, dan inspiratif tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill
(HOTS) menjadi penting dalam kegiatan pembelajaran, di mana guru dituntut untuk
merancang pembelajaran yang menantang, membangun kemampuan berpikir kritis,
menganalisis, menemukan solusi, menyusun dan menerapkan langkah-langkah pemecahan
masalah, serta merefleksikan pembelajaran tersebut.
Guru juga perlu mengubah cara mengajar agar lebih menyenangkan dan menarik.
Peran guru saat ini berubah dari sekadar penyampai pengetahuan kepada peserta didik,
menjadi fasilitator, motivator, inspirator, mentor, pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-
nilai karakter, serta team work, dan empati sosial. Hal ini penting karena jika tidak, peran
guru dapat digantikan oleh teknologi digital.
Meningkatkan etos kerja juga menjadi hal penting bagi seorang guru. Etos kerja yang
tinggi mempengaruhi kompetensi guru dalam mengajar. Semakin tinggi etos kerja seorang
guru, maka akan meningkatkan kompetensi mengajarnya, karena tidak cukup hanya
menguasai materi dan strategi pembelajaran, tetapi juga butuh kemauan, semangat, motivasi,
dan ketulusan dalam bekerja. Etos kerja yang kuat akan memperkuat kompetensi mengajar
seorang guru.
Etos kerja ini terbentuk saat ada kesediaan untuk bekerja dan perhatian yang
ditunjukkan terhadap pekerjaan. Hal ini tumbuh secara bertahap melalui ketulusan, yang
menghasilkan perhatian, disiplin, respons empati, pemahaman, dan penghormatan terhadap
pekerjaan. Ketulusan dalam bekerja dapat menciptakan kebahagiaan, kepuasan dalam
melakukan pekerjaan, sikap positif, rasa syukur, memberikan nilai serta makna yang
mendalam terhadap pekerjaan. Sebuah pekerjaan dapat bertahan dan memberikan
kebahagiaan jika tidak hanya berfokus pada profit atau keuntungan semata, melainkan juga
berorientasi pada nilai-nilai sosial, moral, spiritual, serta peningkatan martabat manusia.
Seorang guru profesional tidak hanya diminta untuk menguasai bidang ilmu, materi
ajar, metode pembelajaran, memotivasi siswa, memiliki keterampilan yang tinggi, dan
memiliki wawasan yang luas tentang dunia pendidikan. Mereka juga harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat. Hal-hal ini menjadi
dasar bagi pola pikir dan kinerja guru, etos kerja mereka, serta kesetiaan terhadap profesinya
dalam dunia pendidikan.

Tidak bisa diabaikan bahwa etos kerja menjadi faktor penting dalam kesuksesan
sistem pengajaran, terutama bagi guru yang telah disertifikasi sebagai guru profesional.
Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru serta mempercepat transformasi
pendidikan menuju era Society 5.0, peningkatan etos kerja guru sangatlah krusial. Etos kerja
merupakan dorongan internal untuk berperilaku etis dalam menciptakan kinerja yang efektif
dan produktif. Dengan memiliki etos kerja yang kuat, diharapkan seseorang akan
menjalankan tugasnya secara efisien dan efektif dalam kondisi pribadi yang sehat dan terus
berkembang. Kemampuan unjuk kerja ini tergantung pada kualitas kompetensi dari berbagai
aspek kepribadian, termasuk aspek religi, intelektual, sosial, pribadi, fisik, dan moral. Ini
menunjukkan bahwa individu yang memiliki etos kerja yang kuat memiliki keunggulan yang
signifikan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru bukan sekadar penyampai pengetahuan; mereka adalah pilar penting dalam membentuk
karakter, memotivasi, dan menginspirasi siswa. Namun, peran guru ini dihadapkan pada
tantangan besar di era digital ini.

Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah paradigma pembelajaran. Namun, hal
ini tidak mengurangi esensi kehadiran seorang guru. Sentuhan personal, bimbingan, dan
inspirasi yang diberikan guru tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh teknologi. Sebaliknya,
guru masa kini diharapkan untuk menguasai kemajuan teknologi agar dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.

Kompetensi guru masa kini tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran. Mereka
juga harus memiliki keterampilan abad 21, seperti kreativitas, keterampilan komunikasi,
kemampuan berpikir kritis, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Selain itu,
kemampuan pengelolaan kelas yang kondusif dan efektif juga menjadi aspek penting dalam
proses pembelajaran.

Di sisi lain, tantangan yang dihadapi guru mencakup perubahan dalam tatanan pendidikan,
kecenderungan nilai-nilai kurikulum yang hanya mengedepankan aspek akademis, serta
perilaku negatif baik dari siswa maupun guru itu sendiri. Disamping itu, munculnya Revolusi
Industri 4.0 dan Society 5.0 juga mempertegas perlunya transformasi dalam pendidikan,
dimana guru dihadapkan pada tuntutan untuk mengembangkan kreativitas, membawa inovasi,
dan mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.

Upaya untuk mengatasi tantangan ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari peningkatan
kompetensi guru, pembentukan karakter siswa, hingga penerapan strategi pembelajaran yang
inovatif. Etos kerja yang kuat juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan seorang guru
profesional.

Dalam keseluruhan, guru masa kini dituntut untuk menjadi lebih dari sekadar pendidik;
mereka adalah pembimbing, pemimpin, dan inspirator. Mereka harus mampu menghadapi
perubahan, meningkatkan kompetensi, dan tetap menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Transformasi ini bukan hanya tugas guru semata, melainkan juga tugas bersama seluruh
stakeholders pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi,
membangkitkan semangat, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang
dinamis dan penuh tantangan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah kami yang berjudul Guru Masa Kini diharapkan pembaca
dapat mengetahui dan memahami hal - hal yang berkaitan dengan materi yang telah kami
sampaikan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Etika Profesi Keguruan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gewati. (2018). Era Revolusi Industri 4.0 Peran Guru Tak Tergantikan.
Halim, A. (2022). Pengembangan Kompetensi Guru di Era Teknologi Informasi
danKomunikasi Abad-21. 1–5.
Hatta, M. (2018). Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru. In Nizamia
Learning Center.
Kusnandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT Rajagrafindo Persada.
Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character: Mendidik Untuk Membentuk Karakter,
terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
Maritsa, A., Salsabila, U. H., Wafiq, M., Anindya, P. R., & Muhammad, M. A. (2021).
Pengaruh Teknologi Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial
Keagamaan, 18(2), 91–100. https://doi.org/10.46781/almutharahah.v18i2.303
Muliadi. (2018). Peran Guru Tidak Dapat Digantikan Oleh Kecanggihan Teknologi.
Naim, Ngainun. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pettit, Jethro. (2010). Learning to do Action Research for Social Change,” International Journal
of Communication, Vol. 4.
Rofiqi. (2019). Profesionalisme Guru Merupakan Harapan Setiap Bangsa Sehingga Dijadikan
Fokus Utama Dalam Pendidikan.
Sopian, A. (2016). Tugas, peran, dan fungsi guru dalam pendidikan. Raudhah Proud To Be
Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88–97.
Sugiyanto, S., Ahyani, N., & Kesumawati, N. (2021). Teacher professionalism in the digital
era. JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 6(2), 586–590.
Uak. (2018). Istilah Zaman Now.
Viktor, M., & Hakim, F. (2021). Teacher Professional Development Needs in Using Digital
Technology for Quality of Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(2), 907–912.

13
Pertanyaan Ketika melakukan prentasi
Pertayaan dari :

1. Faizah
Bagaimana cara guru masa kini meningkatkan profesionalismenya di tengah
persaingan yang semakin ketat?
Jawaban:
• Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
• Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas Guru.
• Mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran
• Banyak Membaca
• Peer Observation and Evaluation
• Membuat Karya Tulis

2. Lukman:
Apa maksud ujaran dari “karena sentuhan seorang guru kepada peserta didik
memiliki
ciri khas yang tidak bisa digantikan oleh teknologi? “.
Jawaban:

Maksudnya adalah, jika pembelajaran terus melalui daring, guru tidak akan tahu
karakteristik tiap siswa seperti apa, sehingga guru hanya bisa mengajarkan mata
pelajaran, tidak untuk membentuk karakter setiap siswa agar menjadi lebih baik.

14

Anda mungkin juga menyukai