Klasifikasi Jaringan
Teknis Semi Teknis Sederhana
Bangunan permanen Bangunan
1. Bangunan utama Bangunan permanen
atau semi permanen sederhana
2. Kemampuan bangunan
dalam mengukur dan Baik Sedang Jelek
mengatur debit
Saluran irigasi dan
Saluran irigasi dan Saluran irigasi dan
3. Jaringan saluran pembuanga tidak
pembuang terpisah pembuang jadi satu
sepenuhnya terpisah
Belum dikembangkan Belum ada jaringan
Dikemangkan
4. Petak tersier atau jumlah bangunan terpisah yang
sepenuhnya
terier jarang dikembangkan
5. Efisiensi secara
50 – 60 % 40 – 50 % < 40 %
keseluruhan
6. Ukuran Tak ada batasan Sampai 2000 ha < 500 ha
Petak Irigasi
Peta Petak Irigasi memperlihatkan:
• Bangunan-bangunan utama
• Jaringan dan trase saluran irigasi
• Jaringan dan trase saluran pembuang
• Petak-petak primer, sekunder dan tersier
• Lokasi bangunan
• Batas-batas daerah irigasi
• Jaringan dan trase jalan
• Daerah-daerah yang tidak diairi (misal: desa-desa)
• Daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu
tinggi, dst)
Petak Irigasi
Macam Petak Irigasi:
• Petak primer
• Petak sekunder
• Petak tersier
• Petak kuarter
• saluran primer
• saluran sekunder
• saluran sub-sekunder
• saluran tersier
• saluran sub-tersier
• saluran kuarter
Jaringan Saluran Irigasi
Jaringan Saluran Pembuang
Skema Jaringan Tersier Sederhana
Skema Jaringan Tersier
Setengah Teknis
Skema Jaringan Tersier Teknis
Dimensi dan Bentuk Saluran
• BANGUNAN BAGI
– Pintu dan Alat Ukur
– Bentuk Hidrolis dan Kriteria
– Perhitungan Hidrolis
• BANGUNAN SADAP
• ALAT UKUR DEBIT
• BANGUNAN-BANGUNAN PELENGKAP
BANGUNAN BAGI
Q μbh 2gz
Q = debit saluran (m3/det)
m = 0.85
b = lebar pintu (m)
h = dalam air pada pintu (m)
z = tinggi tekanan (m)
Stabilitas:
• Skot balk dan pintu-pintu diperhitungkan
kekuatannya terhadap tekanan air:
M
σ σ σ
W
• Tembok sayap diperhitungkan terhadap guling
dan geser:
Guling F Mt FM ==faktor
Guling keamanan (1.5 – 2)
momen penahan (kgm; ton m)
Mg
t
M = momen guling (kgm; ton m)
g
Material f
Batu kompak tak beraturan 0.8
Batuan sedikit pecah 0.7
Koral dan pasir kasar 0.4
Pasir 0.3
Lumpur Perlu penyelidikan
BANGUNAN SADAP
Keterangan I II III IV V VI
Lebar (m) 0.50 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kedalaman maksimum
aliran pada muka air 0.33 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
rencana (m)
Debit maksimum pada
160 300 450 600 750 900
muka air rencana (l/det)
Kehilangan tinggi energi
0.08 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
(m)
Elevasi dasar di bawah
0.81+V 1.15+V 1.15+V 1.15+V 1.15+V 1.15+V
muka air rencana
V = varian ≈ 0.31 m
ALAT UKUR DEBIT
modifikasi dari suatu alat ukur ambang tajam yang mempunyai bentuk
trapesium sebagai kontrol
Ambangnya adalah horisontal dan 2 sisi kiri dan kanan mempunyai kemiringan:
1 hor.: 4 vert.
Alat Ukur Romijn
1.5
Q 1.7bH
Q = debit (m3/det)
b = lebar ambang (m)
H = tinggi energi di atas ambang (m)
Alat Ukur Debit Romijn
Karakteristik alat ukur Romijn:
• Kalau alat ukur Romijn dibuat dengan mercu datar dan
peralihan penyempitan sesuai dengan gambar 4.4.3.c-c,
tebal debitnya sudah ada dengan kesalahan kurang dari 3 %
• Debit yang masuk dapat diukur dan diatur dengan satu
bangunan.
• Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran
moduler adalah dibawah 33 % dari tinggi energi hulu dengan
mercu sebagai acuannya yang relatif kecil.
• Alat ukur Romijn dengan pintu bawah bisa diekploitasi oleh
orang orang yang tak berwenang yaitu melewatkan air lebih
banyak dari yang diijinkan dengan cara mengangkat pintu
bawah lebih tinggi lagi
Kelebihan & Kekurangan
alat ukur Romijn:
• Kelebihan-kelebihan alat ukur Romijn:
– Bangunan ini dapat mengukur dan mengatur debit sekaligus
– Dapat membilas endapan sedimen halus
– Kehilangan energi relatif kecil
– Ketelitian baik
– Eksploitasi mudah
• Kekurangan-kekurangan alat ukur Romijn:
– Pembuatannya rumit dan mahal
– Bangunan ini membutuhkan muka air yang tinggi di saluran
– Biaya pemeliharaan relatif mahal
– Dapat disalahgunakan denganjalanmembuka pintu bawah
– Peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah.
alat ukur Romijn
• Tanggul
• Pintu
• Bangunan-bangunan lain
• Pencegahan rembesan.
Tanggul
• Dipakai untuk melindungi daerah irigasi dari
banjir yang disebabkan oleh sungai pembuang
yang besar atau laut
• Biasanya tanggul dibuat dari bahan timbunan
yang digali sejajar dengan garis tanggul
• Apabila galian dibuat sejajar dengan lokasi
tanggul maka penyelidikan untuk pondasi dan
daerah galian dapat dilakukan sekaligus
• Untuk tanggul-tanggul tertentu mungkin perlu
membuka daerah sumber bahan timbunan
khusus di luar lapangan dan mengangkutnya ke
lokasi.
Tinggi Tanggul
Tipe-tipe Konstruksi
Koperan
Filter
Filter diperlukan untuk mencegah kehilangan bahan akibat aliran air
Filter ini dapat dibuat dari:
• campuran pasir dan kerikil yang bergradasi baik
• kain sintetis atau ijuk
• kombinasi keduanya
Konstruksi Filter
Lubang Pembuang
• Lubang pembuang dapat dibuat untuk membebaskan tekanan air
dari belakang dinding (penahan) dan di bawah lantai
• Lobang pembuang sebaiknya dipertimbangkan dalam perhitungan
perencanaan karena kapasitasnya untuk membebaskan tekanan
tergantung pada banyaknya parameter yang belum diketahui dan
sangat lokal sifatnya.
Bendung Jembatan
Bangunan pelimpah/
bangunan penguras Talang/aquaduct
Gorong-gorong/
Bangunan terjunan
urung-urung
Tugas 7
Sistem Jaringan Irigasi
• Pelajari dan diskusikan dalam kelompok: cara-
cara merencanakan jaringan irigasi, khususnya
dimensi saluran irigasi dan drainase, bangunan-
bangunan irigasi. Kemudian ungkapkan secara
skematik dalam kalimat sendiri.
• Buatlah perencanaan sistem jaringan irigasi untuk
lokasi yang dapat pilih sendiri, sebagai pertanian
lahan kering dan lahan basah.
• Tugas secara kelompok dikirim ke email:
nisansonmy@gmail.com. Secara pribadi masing-
masing ditulis tangan dalam buku yang terbendel
rapi.
Tugas 8
Perencanaan Sistem Jaringan Irigasi