Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PERENCANAAN BANGUNAN KEAIRAN


(DRAINASE)

Dosen Pengampu :
Ir. Nurhayati Aritonang, M.T.
Danayanti Azmi D N, S.T, M.T.
Disusun oleh:
Fadjar Galung Ramadhan S
(21050724025)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2023
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Perancangan Bangunan Keairan dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Nurhayati Aritonang, M.T. dan Ibu Danayanti Azmi D N, S.T, M.T.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Perancangan Bangunan Keairan.
2. Teman-teman S1 Teknik Sipil yang selalu memberikan saran atau masukan
yang sangat bermanfaat tentunya dalam penyusunan laporan ini.
3. Semua pihak yang terlibat dalam mendukung kelancaran penyusunan
proposal penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang diberikan. Peneliti


memahami bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat keasalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Peneliti berharap semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua orang.

Surabaya, Maret 2023

Fadjar Galung Ramadhan S


NIM 21050724025

iv
DAFTAR ISI

v
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR TABEL

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja ‘to drain ‘ yang berarti
mengalirkan air, adalah terminologi untuk menyatakan sistem-sistem yang
berkaitan dengan penanganan masalah pada air yang berlebihan, baik di atas
maupun di bawah permukaan tanah. Drainase secara umum didefiniskan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan
dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu (Halim Hasmar, 2012;1). Sistem
drainase adalah cara pengaliran air dengan pembuatan saluran (tersier) untuk
menampung air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah, kemudian dialirkan
ke system yang lebih besar (sekunder dan primer) dan selanjutnya dialirkan ke
sungai dan laut (Robert J Kodoatie, 2005).
Penjelasan mengani drainase diatas menunjukkan bahwa drainase memiliki
peran penting dalam tata rencana daerah perkotaan. Dalam artian suatu kawasan
pemukiman yang baik harus memiliki penataan sistem drainase yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan
sehingga lahan dapat berfungsi secara optimal (Arafat, 2008). Pada saat air hujan
yang terkumpul dan melebihi kapasitas drainase yang ada dapat mengakibatkan
banjur, bahkan apalagi pada saluran drainase yang terletak di perumahan. Maka
dari itu, penulis membuat perancangan bangunan keairan yang bisa untuk
diterapkan pada drainase perumahan sebagai salah satu usaha memaksimalkan
fungsi drainase agar meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang sudah dijelaskan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat diambil, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan saluran drainase pada perumahan?
2. Bagaimana perencanaan dimensi saluran pada perumahan?

viii
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari adanya penelitian ini yatu:
1. Dapat mengetahui suatu perencanaan drainase pada perumahan
2. Dapat mengetahui suatu perencanaan saluran pada perumahan
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pembaca, antara lain :
1. Memberikan informasi mengenai berbagai macam sistem mengenai drainase.
2. Mengetahui bagaimana suatu perencanaan dimensi saluran pada perumahan itu
dapat direncanakan sesuai dengan langkah yang sesuai.
3. Menambahkan ilmu pengetahuan kepada pembaca.

ix
BAB II
ANALISA HIDROLOGI

2.1 Denah Perumahan


Saluran drainase direncanakan di Perumahan Puri Kencana. Perumahan ini
direncanakan untuk kalangan menengah keatas dengan ukuran yang seragam yaitu
luas bangunan 90 m² dan luas tanahnya 200 m² dengan lebar muka rata-rata 12-14
m, tersedia sebanyak 261 unit. Luas perumahan Puri Kencana adalah 75.268 m²
atau setara dengan 75,268 x 10⁻⁶ km².

Peta merah dengan output 4

Gambar 2.1. Siteplan Perumahan Puri Kencana

2.2 Perencanaan Aliran Srainase Perumahan


Outlet drainase pada perumahan Puri Kencana terletak pada jalan Elang.
Seluruh aliran drainase maupun jalan blok akan menuju ke outlet tersebut. Skema
alirannya direncanakan seperti pada Gambar 2.2.

x
Gambar 2.2. Skema Aliran

2.3 Data Perencanaan


Data perencanaan drainase yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan
dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1. Koefisien aliran permukaan (C) untuk daerah urban


No
Jenis Daerah Koefisien C
.
1. Daerah Perdagangan
- Perkotaan (downtown) 0,70 – 0,90
- Pinggiran 0,50 – 0,70

2. Pemukiman
- Perumahan satu keluarga 0,30 – 0,50
- Perumahan berkelompok, terpisah - pisah 0,40 – 0,60
- Perumahan berkelompok, bersambungan 0,60 – 0,75
- Suburkan 0,25 – 0,40

- Daerah apartemen 0,50 – 0,70

3. Industri
- Daerah industri ringan 0,50 – 0,80
- Daerah industry berat 0,60 – 0,90

xi
4. Taman Perkebunan 0,10 – 0,25
5. Tempat Bermain 0,20 – 0,35
6. Daerah Stasiun Kereta Api 0,20 – 0,40
7. Daerah Belum Diperbaiki 0,10 – 0,30
8. Jalan 0,70 – 0,95
9. Bata
- Jalan hamparan 0,75 – 0,85
- Atap 0,75 – 0,95

(Sumber: Arsyad, 2006)

Tabel 2.2. Data Perencanaan


Ls (saluran)
Blok Nama Saluran A gab (m2) C gab R2 R5
m
Tersier 1.1.1 411 9658,5 0,47
A
Tersier 1.1.2 12 282 0,47
Tersier 1.2.1 35 910 0,52
Tersier 1.2.2 189 3874,5 0,49
B
Tersier 1.2.3 35 4049,5 0,50
Tersier 1.2.4 198 10008,5 0,53
Tersier 1.3.1 35 175 0,90
Tersier 1.3.2 193 3956,5 0,49
C
Sekunder 1.3 193 14912 0,54
Primer 1 49,5 19066,5 0,53
Tersier 1.4.1 36 828 0,53
Tersier 1.4.2 189 4819,5 0,55
D
Tersier 1.4.3 36 4963,5 0,56
Tersier 1.4.4 196 10103,5 0,53
110,00 135,00
Tersier 1.5.1 36 612 0,52
Tersier 1.5.2 196 4312 0,49
E
Sekunder 1.5 196 15027,5 0,52
Primer 2 43 38578 0,52
Tersier 1.6.1 36 216 0,90
Tersier 1.6.2 391 8602 0,49
Tersier 1.6.3 49 1078 0,49
F
Tersier 1.6.4 18 72 0,90
Tersier 1.6.5 352 8208 0,51
Primer 3 25,5 48360 0,21
Tersier 1.7.1 14 56 0,90
G
Sekunder 1.7 58 9598 0,51
Tersier 1.8.1 76 1824 0,48
H
Tersier 1.8.2 40 160 0,90

xii
Sekunder 1.8 48 11590 0,51
Primer 4 75,5 74322 0,50
Tersier 1.9.1 14 56 0,90
I
Sekunder 1.9 209 14772,5 0,48

2.4 Perencanaan Waktu Pengaliran Awal (to)


Contoh penjabaran perhitungan perencanaan waktu pengaliran awal (to):
 Perhitungan to untuk Blok A (saluran 1.1.1)

¿=1,44 . nd . ( Lo
√ So )
. 0,467

(
¿ 1,44 . 0,02.
19,5
0,03436 )
. 0,467

¿ 2,04 menit
¿ 2 menit

Tabel 2.3. Perhitungan to


Lo Lo S
(rumah) (jalan) S
Blok Nama Saluran nd banguna to
jalan
m m n
Tersier 1.1.1 19,5 3,5 2
A
Tersier 1.1.2 19,5 3,5 2
Tersier 1.2.1 19,5 6 3
Tersier 1.2.2 17 3,5 2
B
Tersier 1.2.3 0 5 7
Tersier 1.2.4 17 7,5 4
Tersier 1.3.1 0 5 3
Tersier 1.3.2 17 3,5 2
C
Sekunder 1.3 17 7,5 8
Primer 1 0 4 7
Tersier 1.4.1 17 6 3
Tersier 1.4.2 18 7,5 0,02 0,03436 0,02 3
D
Tersier 1.4.3 0 4 8
Tersier 1.4.4 18 4 4
Tersier 1.5.1 13 4 2
Tersier 1.5.2 18 7,5 3
E
Sekunder 1.5 18 4 9
Primer 2 0 4 12
Tersier 1.6.1 0 6 3
Tersier 1.6.2 18 4 2
F Tersier 1.6.3 18 3,5 2
Tersier 1.6.4 0 4 2
Tersier 1.6.5 18 4,5 4

xiii
Primer 3 0 4 13
Tersier 1.7.1 0 4,5 2
G
Sekunder 1.7 19 4 2
Tersier 1.8.1 20 4 2
Tersier 1.8.2 0 3,5 2
H
Sekunder 1.8 0 3,5 4
Primer 4 20 4 17
Tersier 1.9.1 0 3,5 2
I
Sekunder 1.9 18 4 13

2.5 Perencanaan Waktu Pengaliran Saluran


Saluran tersier direncanakan memiliki kecepatan (V sal) sebesar 0,75877
m/det. Pada saluran sekunder direncanakan memiliki kecepatan (V sal) sebesar
0,84471 m/det. Sedangkan pada saluran primer direncanakan memiliki kecepatan
(V sal) sebesar 1,08262 m/det.
Contoh penjabaran perhitunga perencanaan waktu pengaliran saluran (tf):

tf =
( V sal )
Ls

60

 Perhitungan tf untuk saluran 1.1.1

tf =
( V sal )
Ls

60

(¿ 0,620
411
)
60
¿ 11,056 menit

Tabel 2.4. Perhitungan tf

Blok Nama Saluran V sal Ls (m) tf

Tersier 1.1.1 0,620 411 11,056


A
Tersier 1.1.2 0,620 12 0,323
Tersier 1.2.1 0,620 35 0,942
Tersier 1.2.2 0,620 189 5,084
B
Tersier 1.2.3 0,620 35 0,942
Tersier 1.2.4 0,802 198 4,116
Tersier 1.3.1 0,620 35 0,942
C
Tersier 1.3.2 0,620 193 5,192

xiv
Sekunder 1.3 0,872 193 3,687
Primer 1 0,925 49,5 0,892
Tersier 1.4.1 0,620 36 0,968
Tersier 1.4.2 0,620 189 5,084
D
Tersier 1.4.3 0,620 36 0,968
Tersier 1.4.4 0,802 196 4,074
Tersier 1.5.1 0,620 36 0,968
Tersier 1.5.2 0,620 196 5,273
E
Sekunder 1.5 0,872 196 3,745
Primer 2 0,925 43 0,775
Tersier 1.6.1 0,620 36 0,968
Tersier 1.6.2 0,620 391 10,518
Tersier 1.6.3 0,620 49 1,318
F
Tersier 1.6.4 0,620 18 0,484
Tersier 1.6.5 0,620 352 9,469
Primer 3 0,925 25,5 0,459
Tersier 1.7.1 0,620 14 0,377
G
Sekunder 1.7 0,872 58 1,108
Tersier 1.8.1 0,620 76 2,044
Tersier 1.8.2 0,620 40 1,076
H
Sekunder 1.8 0,872 48 0,917
Primer 4 0,970 75,5 1,298
Tersier 1.9.1 0,620 14 0,377
I
Sekunder 1.9 0,872 209 3,993

2.6 Perhitungan Waktu Pengaliran Total (tc)


Contoh penjabaran perhitungan waktu pengaliran total (tc):
tc=¿+tf
 Perhitungan tc saluran untuk Blok A (saluran 1.1.1).
tc=¿+tf
¿ 2+11,056
¿ 13,056 menit

Tabel 2.5. Perhitungan tc saluran

To Pakai
Blok Nama Saluran V sal Ls (m) tf tc
(menit)
Tersier 1.1.1 0,620 411 11,056 2 13,056
A
Tersier 1.1.2 0,620 12 0,323 2 2,323
Tersier 1.2.1 0,620 35 0,942 3 3,942
Tersier 1.2.2 0,620 189 5,084 2 7,084
B
Tersier 1.2.3 0,620 35 0,942 6 7,942
Tersier 1.2.4 0,802 198 4,116 4 8,116

xv
Tersier 1.3.1 0,620 35 0,942 3 3,942
Tersier 1.3.2 0,620 193 5,192 2 7,192
C
Sekunder 1.3 0,872 193 3,687 7 11,687
Primer 1 0,925 49,5 0,892 6 7,892
Tersier 1.4.1 0,620 36 0,968 3 3,968
Tersier 1.4.2 0,620 189 5,084 3 8,084
D
Tersier 1.4.3 0,620 36 0,968 7 8,968
Tersier 1.4.4 0,802 196 4,074 4 8,074
Tersier 1.5.1 0,620 36 0,968 2 2,968
Tersier 1.5.2 0,620 196 5,273 3 8,273
E
Sekunder 1.5 0,872 196 3,745 8 12,745
Primer 2 0,925 43 0,775 11 12,775
Tersier 1.6.1 0,620 36 0,968 3 3,968
Tersier 1.6.2 0,620 391 10,518 2 12,518
Tersier 1.6.3 0,620 49 1,318 2 3,318
F
Tersier 1.6.4 0,620 18 0,484 2 2,484
Tersier 1.6.5 0,620 352 9,469 4 13,469
Primer 3 0,925 25,5 0,459 12 13,459
Tersier 1.7.1 0,620 14 0,377 2 2,377
G
Sekunder 1.7 0,872 58 1,108 2 3,108
Tersier 1.8.1 0,620 76 2,044 2 4,044
Tersier 1.8.2 0,620 40 1,076 2 3,076
H
Sekunder 1.8 0,872 48 0,917 4 4,917
Primer 4 0,970 75,5 1,298 17 18,298
Tersier 1.9.1 0,620 14 0,377 2 2,377
I
Sekunder 1.9 0,872 209 3,993 11 16,993

2.7 Perhitugan Intensitas Hujan (I) – Rumus Mononobe


Contoh penjabaran perhitungan intensitas hujan (I):

( ) (( ))
2
R 24
I= . 3
24 T
 Perhitungan intensitas hujan (I) untuk saluran 1.1.1.

( ) (( ))
2
R 24 3
I= .
24 T

24 ) (( 0,218 ))
¿(
2
110 24
. 3

¿ 63,458 mm/ jam

Tabel 2.6. Tabel Perhitungan Intensitas Hujan


Blok Nama Saluran tc R I

xvi
Tersier 1.1.1 13,056 110,00 63,458
A
Tersier 1.1.2 2,323 110,00 200,610
Tersier 1.2.1 3,942 110,00 141,011
Tersier 1.2.2 7,084 110,00 95,389
B
Tersier 1.2.3 7,942 110,00 88,395
Tersier 1.2.4 8,116 110,00 87,125
Tersier 1.3.1 3,942 110,00 141,011
Tersier 1.3.2 7,192 110,00 94,435
C
Sekunder 1.3 11,687 135,00 78,315
Primer 1 7,892 135,00 101,753
Tersier 1.4.1 3,968 110,00 140,373
Tersier 1.4.2 8,084 110,00 87,351
D
Tersier 1.4.3 8,968 110,00 81,511
Tersier 1.4.4 8,074 110,00 87,424
Tersier 1.5.1 2,968 110,00 170,351
Tersier 1.5.2 8,273 110,00 86,021
E
Sekunder 1.5 12,745 135,00 73,922
Primer 2 12,775 135,00 73,806
Tersier 1.6.1 3,968 110,00 140,373
Tersier 1.6.2 12,518 110,00 65,263
Tersier 1.6.3 3,318 110,00 158,161
F
Tersier 1.6.4 2,484 110,00 191,824
Tersier 1.6.5 13,469 110,00 62,154
Primer 3 13,459 135,00 71,281
Tersier 1.7.1 2,377 110,00 197,571
G
Sekunder 1.7 3,108 135,00 189,377
Tersier 1.8.1 4,044 110,00 138,608
Tersier 1.8.2 3,076 110,00 166,355
H
Sekunder 1.8 4,917 135,00 139,483
Primer 4 18,298 135,00 58,085
Tersier 1.9.1 2,377 110,00 197,571
I
Sekunder 1.9 16,993 135,00 61,021

2.8 Perhitungan Luas DAS dan C Gabungan


 Contoh penjabaran penghitungan luas gabungan pada saluran Tersier 1.1.1.
1
A gab .=Blok A + jalan Nori+ RTH
2
¿ 8220+1438,5+0
2
¿ 9658,5 m
−6 2
¿ 9658,5 x 10 k m

xvii
( C 1 x A 1 ) + ( C 2 x A 2 ) +(C 3 x A 3)
C gab .=
A 1+ A 2+ A 3
( 0,4 x 8220 )+ ( 0,9 x 1438,5 )+(0 x 0)
¿
8220+1438,5+0
¿ 0,47

Tabel 2.7. Tabel Perhitungan Luas DAS dan C Gabungan

Blok Nama Saluran A gab (m2) C gab

Tersier 1.1.1 9658,5 0,47


A
Tersier 1.1.2 282 0,47
Tersier 1.2.1 910 0,52
Tersier 1.2.2 3874,5 0,49
B
Tersier 1.2.3 4049,5 0,50
Tersier 1.2.4 10008,5 0,53
Tersier 1.3.1 175 0,90
Tersier 1.3.2 3956,5 0,49
C
Sekunder 1.3 14912 0,54
Primer 1 19066,5 0,53
Tersier 1.4.1 828 0,53
Tersier 1.4.2 4819,5 0,55
D
Tersier 1.4.3 4963,5 0,56
Tersier 1.4.4 10103,5 0,53
Tersier 1.5.1 612 0,52
Tersier 1.5.2 4312 0,49
E
Sekunder 1.5 15027,5 0,52
Primer 2 38578 0,52
Tersier 1.6.1 216 0,90
Tersier 1.6.2 8602 0,49
Tersier 1.6.3 1078 0,49
F
Tersier 1.6.4 72 0,90
Tersier 1.6.5 8208 0,51
Primer 3 48360 0,21
Tersier 1.7.1 56 0,90
G
Sekunder 1.7 9598 0,51
Tersier 1.8.1 1824 0,48
Tersier 1.8.2 160 0,90
H
Sekunder 1.8 11590 0,51
Primer 4 74322 0,50
Tersier 1.9.1 56 0,90
I
Sekunder 1.9 14772,5 0,48

xviii
2.9 Perhitungan Debit
 Perhitungan debit saluran

Q=
( 3,6 )
1
. C Gab . I . A Gab
3
=¿ m /det
1000000
Tabel 2.8. Tabel Perhitungan Debit Saluran

A gab Q Hidrologi
Blok Nama Saluran C gab I
(m2) (m3/dt)
Tersier 1.1.1 0,47 63,458 9658,5 0,081
A
Tersier 1.1.2 0,47 200,610 282 0,007
Tersier 1.2.1 0,52 141,011 910 0,018
Tersier 1.2.2 0,49 95,389 3874,5 0,050
B
Tersier 1.2.3 0,50 88,395 4049,5 0,050
Tersier 1.2.4 0,53 87,125 10008,5 0,128
Tersier 1.3.1 0,90 141,011 175 0,006
Tersier 1.3.2 0,49 94,435 3956,5 0,050
C
Sekunder 1.3 0,54 78,315 14912 0,175
Primer 1 0,53 101,753 19066,5 0,287
Tersier 1.4.1 0,53 140,373 828 0,017
Tersier 1.4.2 0,55 87,351 4819,5 0,064
D
Tersier 1.4.3 0,56 81,511 4963,5 0,063
Tersier 1.4.4 0,53 87,424 10103,5 0,129
Tersier 1.5.1 0,52 170,351 612 0,015
Tersier 1.5.2 0,49 86,021 4312 0,051
E
Sekunder 1.5 0,52 73,922 15027,5 0,159
Primer 2 0,52 73,806 38578 0,413
Tersier 1.6.1 0,90 140,373 216 0,008
Tersier 1.6.2 0,49 65,263 8602 0,077
Tersier 1.6.3 0,49 158,161 1078 0,023
F
Tersier 1.6.4 0,90 191,824 72 0,003
Tersier 1.6.5 0,51 62,154 8208 0,073
Primer 3 0,21 71,281 48360 0,202
Tersier 1.7.1 0,90 197,571 56 0,003
G
Sekunder 1.7 0,51 189,377 9598 0,259
Tersier 1.8.1 0,48 138,608 1824 0,034
Tersier 1.8.2 0,90 166,355 160 0,007
H
Sekunder 1.8 0,51 139,483 11590 0,231
Primer 4 0,50 58,085 74322 0,596
Tersier 1.9.1 0,90 197,571 56 0,003
I
Sekunder 1.9 0,48 61,021 14772,5 0,120

BAB III
ANALISA HIDROLIKA

xix
3.1 Teori Pendimensian (Berpenampang Trapesium)
Perencanaan mengacu pada nilai Q terbesar dari perhitungan tiap saluran
dimana saluran tersier sebesar 0,129 m3/det, saluran sekunder sebesar 0,259
m3/det, dan saluran primer sebesar 0,608 m 3/det. Saluran direncanakan
menggunakan material pasangan bata yang diplester.
3.2 Perhitungan Pendimensian
Untuk merencanakan dimensi penampang pada saluran drainase digunakan
pendekatan rumus-rumus aliran seragam.

2 1
1
V= x R3 x S2
n
Q=AxV
2 1
1
= Ax x R3 x S 2
n
Keterangan :
V : Kecepatan aliran (m/dt)
N : Angka kekasaran saluran
R : Jari-jari hidrolis saluran (m)
S : Kemiringan dasar saluran
Q : Debit saluran (m³/dt)
A : Luas penampang basah saluran (m²)
W : Tinggi jagaan

xx
Tabel 3.1 Nilai Koefisien Saluran (n)

a. Rumus luas penampang basah (A)


A=( B+ mh ) h
b. Rumus keliling basah (p)
0,5
P=B+2 h ( m +1 )
2

c. Rumus jari-jari hidrolis (R)


A
R=
P
d. Rumus kecepatan aliran
2 1
1
V = x R3 x S2
n

Gambar 3.1 Detail Keterangan Dimensi Saluran Trapesium

xxi
1. Saluran Tersier
Saluran yang direncanakan adalah saluran tersier 1.4.4 dengan debit
sebesar 0,129 m3/det. Direncanakan nilai b = 0,2 m dengan nilai h = 0,3 m.
Kemudian direncanakan juga untuk nilai n = 0,012, nilai s = 0,0005, dan nilai
m = 0,57735. Dengan perencanaan tersebut didapat perhitungan sebagai
berikut.
A=b+ ( m x h ) x h
¿ 0,2+ ( 0,57735 x 0,3 ) x 0,3
2
¿ 0,252 m

P=b+ (2 x h x √ 1+ ( m ) )
2

¿ 0,2+ ( 2 x 0,3 x √ 1+ ( 0,57735 ) )


2

¿ 0,893 m
A
R=
P
0,252
¿
0,893
¿ 0,282 m

( )( )
2 1
V= ()
1
n
x R3 x s 2

( )( )
2 1
¿ (
1
0,012 )
x 0,2823 x 0,0005 2

¿ 0,802 m/s
T =b+ ( 2 x m x h )
¿ 0,2+ ( 2 x 0,57735 x 0,3 )
¿ 0,55 m
1
W = xh
3
1
¿ x 0,3
3
¿ 0,10 m
H=h+W
¿ 0,3+0,1

xxii
¿ 0,40 m

2. Saluran Sekunder
Saluran yang direncanakan adalah saluran sekunder 1.7 dengan debit
sebesar 0,259 m3/det. Direncanakan nilai b = 0,3 m dengan nilai h = 0,4 m.
Kemudian direncanakan juga untuk nilai n = 0,012, nilai s = 0,0005, dan nilai
m = 0,57735. Dengan perencanaan tersebut didapat perhitungan sebagai
berikut.
A=b+ ( m x h ) x h
¿ 0,3+ ( 0,57735 x 0,4 ) x 0,4
¿ 0,392 m2

P=b+ (2 x h x √ 1+ ( m2 ) )

¿ 0,3+ ( 2 x 0,4 x √ 1+ ( 0,57735 2) )


¿ 1,224 m
A
R=
P
0,392
¿
1,224
¿ 0,320 m

( )( )
2 1
V= ()
1
n
x R3 x s 2

( )( )
2 1
¿ (
1
0,012 )
x 0,320 3 x 0,0005 2

¿ 0,872 m/s
T =b+ ( 2 x m x h )
¿ 0,3+ ( 2 x 0,57735 x 0,4 )
¿ 0,76 m
1
W = xh
3
1
¿ x 0,4
3
¿ 0,20 m
H=h+W

xxiii
¿ 0,4+ 0,2
¿ 0,60 m

3. Saluran Primer
Saluran yang direncanakan adalah saluran primer 4 dengan debit sebesar
0,608 m3/det. Direncanakan nilai b = 0,5 m dengan nilai h = 0,6 m. Kemudian
direncanakan juga untuk nilai n = 0,012, nilai s = 0,0005, dan nilai m =
0,57735. Dengan perencanaan tersebut didapat perhitungan sebagai berikut.
A=b+ ( m x h ) x h
¿ 0,5+ ( 0,57735 x 0,6 ) x 0,6
2
¿ 0,708 m

P=b+ (2 x h x √ 1+ ( m ) )
2

¿ 0,5+ ( 2 x 0,6 x √ 1+ ( 0,57735 ) )


2

¿ 1,886 m
A
R=
P
0,708
¿
1,886
¿ 0,375 m

( )( )
2 1
V= ()
1
n
x R3 x s 2

( )( )
2 1
¿ ( 1
0,012 )
x 0,375 3 x 0,0005 2

¿ 0,970 m/s
T =b+ ( 2 x m x h )
¿ 0,5+ ( 2 x 0,57735 x 0,6 )
¿ 1,19 m

1
W = xh
3
1
¿ x 0,6
3
¿ 0,20 m

xxiv
H=h+W
¿ 0,6+ 0,2
¿ 0,80 m
BAB IV
PERENCANAAN ELEVASI

4.1 Teori Perencanaan Elevasi


Daerah perencanaan merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam
perencanaan sistem drainase untuk menentukan kapasitas air yang melimpas ke
dalam saluran. Daerah tangkapan air pada daerah perencanaan ditentukan dengan
memperhatikan kondisi topografi dan hidrologinya sehingga dapat mengalirkan
air secara gravitasi dengan mempertimbangkan daya tampung badan air penerima
di kawasan Perumahan Puri Kencana tersebut. Fungsi perencanaan elevasi saluran
drainase ialah sebagai acuan daerah urugan atau timbunan. Dari data tersebut bisa
sebagai pertimbangan dalam kemiringan perencanaan saluran drainase.

4.2 Perhitungan Perencanaan Elevasi


Elevasi dasar perencanaan di elevasi outlet adalah 24,49 m dan perencanaan
ini dilaksanakan sejalan dengan perencanaan pada saluran primer, saluran
sekunder, dan saluran tersier.
1. Titik primer ( Outlet – Primer 4)
Panjang saluran (Ls) : 75,5 m
Elevasi awal : 24,49 m
H : 0,8 m
W : 0,2 m
s (kemiringan) : 0,0005
Tinggi dasar saluran (Z) : Ls x s
: 75,5 x 0,0005
: 0,038 m
Elevasi dasar : Elevasi awal + Z
: 24,49 + 0,038
: 24,528 m
Elevasi muka air : Elevasi dasar + H

xxv
: 24,528 + 0,8
: 25,328 m

Elevasi Tanggul : W + Elevasi muka air


: 0,2 + 25,328
: 25,528 m

2. Titik sekunder (Sekunder 1.7)


Panjang saluran (Ls) : 58 m
Elevasi awal (saluran sebelumnya) : 24,514 m
H : 0,6 m
W : 0,2 m
s (kemiringan) : 0,0005
Tinggi dasar saluran (Z) : Ls x s
: 58 x 0,0005
: 0,029 m
Elevasi dasar : Elevasi awal + Z
: 24,514 + 0,029
: 24,543 m
Elevasi muka air : Elevasi dasar + H
: 24,543 + 0,6
: 25,143 m
Elevasi Tanggul : W + Elevasi muka air
: 0,2 + 25,143
: 25,343 m

3. Titik tersier (Tersier 1.4.4)


Panjang saluran (Ls) : 196 m
Elevasi awal (saluran sebelumnya) : 24,76 m
H : 0,4 m
W : 0,1 m
s (kemiringan) : 0,0005

xxvi
Tinggi dasar saluran (Z) : Ls x s
: 196 x 0,0005
: 0,098 m
Elevasi dasar : Elevasi awal + Z
: 24,76 + 0,098
: 24,958 m
Elevasi muka air : Elevasi dasar + H
: 24,958 + 0,4
: 25,358 m
Elevasi Tanggul : W + Elevasi muka air
: 0,1 + 25,358
: 25,458 m

xxvii
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan rencana saluran, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil perhitungan masinng – masing saluran didapat data sebagai berikut:
1. Saluran Tersier
a. Q (debit) : 0,129 m3/det
b. V (kecepatan) : 0,802 m/s
c. b (lebar dasar saluran) : 0,2 m
d. h (ketinggian saluran) : 0,3 m
e. T (lebar atas) : 0,55 m
f. W (tinggi jagaan) : 0,1 m
g. Elevasi dasar : 24,958 m
h. Elevasi muka air : 25,358 m
i. Elevasi tanggul : 24,458 m
2. Saluran Sekunder
a. Q (debit) : 0,259 m3/det
b. V (kecepatan) : 0,872 m/s
c. b (lebar dasar saluran) : 0,3 m
d. h (ketinggian saluran) : 0,4 m
e. T (lebar atas) : 0,76 m
f. W (tinggi jagaan) : 0,2 m
g. Elevasi dasar : 24,543 m
h. Elevasi muka air : 25,143 m
i. Elevasi tanggul : 25,343 m
3. Saluran Primer
a. Q (debit) : 0,608 m3/det
b. V (kecepatan) : 0,970 m/s

xxviii
c. b (lebar dasar saluran) : 0,5 m
d. h (ketinggian saluran) : 0,6 m
e. T (lebar atas) : 1,19 m
f. W (tinggi jagaan) : 0,2 m
g. Elevasi dasar : 24,528 m
h. Elevasi muka air : 25,328 m
i. Elevasi tanggul : 25,528 m

xxix
LAMPIRAN

xxx

Anda mungkin juga menyukai