Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN

STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA

Disusun oleh:

YEFTA. L. LANTANG

16 209 053

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
DATA STRUKTUR

FUNGSI GEDUNG = GEDUNG STUDIO

JUMLAH LANTAI = 4 LANTAI

PANJANG BANGUNAN = 28 m

LEBAR BANGUNAN = 15 m

TINGGI LANTAI ( 1-2 ) = 5 m

TINGGI LANTAI ( 2-4 ) = 4.5 m

TINGGI TOTAL = 18.5 m


BAB I

ASUMSI YANG DIGUNAKAN

1. Asumsi-Asumsi

A. Perletakan
Dalam pembangunan struktur gedung yang bertingkat Menggunakan
Perletakan jepit karena perletakan jepit dapat meneruskan gaya tarik tekan
dengan sembarang arah dan dapat mereuskan Momen.di umpamakan atau di
asumsikan sebagai pondasi dalam sebuah bangunan yang mampu untuk
menahan beban horizal, beban vertikal dan momen.

B. Jenis Tanah Pondasi


enis tanah yang asumsikan adalah tanah lunak. Di asumsikan sebagai tanah
lunak karena sebagian besar deposit tanah yang ada di indonesia adalah tanah
lunak. Tanah jenis ini juga sesuai dengan tempat atau wilayah yang diasumsikan
dalam tugas ini. Tanah jenis ini umumnya dapat ditemui di wilayah Sulawesi
seelatan, Kalimantan dan Irian Jaya.

C. Wilayah
Wilayah yang diasumsikan dalam tugas ini adalah wilayah Sulsel tepatnya di
Daerah Makasar, Sulawesi Selatan.
2. Dasar-dasar Hukum Disain Yang Digunakan

A. Pembebanan
 Kombinasi pembebanan
Mengacu kepada Peraturan Pembebanan untuk Gedung dan Peraturan Gempa.

 Dimana Beban mati (DL) termasuk berat sendiri dari semua beban
bangunan dan semua komponen gedung.
 Beban Hidup (LL) terdapat di Peraturan Pembebanan untuk Gedung.
 Beban Gempa (E) Mengacu kepada Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Indonesia untuk struktur Gedung dan non Gedung SNI 1726 2012
Peraturan Beton Indonesia untuk Bangunan Gedung SNI 2013:

 Kuat perlu U untuk menahan beban mati DL, beban hidup LL, harus
sama dengan U=1,2 DL+ 1,6LL
 Apabila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan
dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai U=
1,2DL, +1,0LL +1,0E

 Standard/code
 Peraturan perencanaan tahan gempa indonesia untuk struktur
gedung dan non gedung SNI 1726 2012
 Peraturan Beton Indonesia Untuk Bangunan Gedung
 Peraturan Pembebanan Indonesia
 Peraturan Beton Indonesia SNI 2002

3. Material/Bahan
 MUTU BAJA TULANGAN/BESI BETON
Desain: fy = 350 MPa
Fy = 300 MPa
Denah Arah X-Z ( Tampak Depan) (Denah Arah Y-Z ( Tampak Samping )
Denah Arah Y-Z ( Tampak Atas)
BAB II
PRELIMINARI DESAIN

1. Preliminari Desain
 Perencanaan Balok
L 5000
Rumus : 16 = 16 = 312.5 h yang di ambil = 40CM

2 2
B = 3 X h = 3 X 40 = 26 cm b yang di ambil = 26cm

 Lantai 1 = 50 x 35 cm
 Lantai 2-3 = 45 x 30 cm 40cm
 Lantai Atap = 40 x 26 cm

 Perencanaan Plat Lantai 26 cm

Ly 7000
Rumus: Lx
= 5000 = 1.4 < 2 (Plat 2 arah)

hmin = hf ¿ ¿ = 3700 ¿ ¿ = 77.645

hmax = hf ¿ ¿ = 3700 ¿ ¿ = 104, 450

jadi hmax yang diambil 110 mm

 Perencanaan Kolom
Desain Kolom = Lebar balok + (2 x 5)

= 26 + 10

= 36

 Lantai 1 = 62 x 62 36 cm
 Lantai 2-3 = 50 x 50
 Lantai 4 = 36 x 36
36 cm

 Rasio KkB (Kekakuan Balok)


IB 1 1
LB
= 12
. b . h3 = 12
. 260 . 400 3 = 1.386,666,666,6 mm4

IB 1.386,666,666,6
LB
= 5000
= 277,333,333

 Rasio KkK (Kekakuan Kolom)


Ik 1 1
hk
= 12
. b . h3 = 12
. 360 . 3603 = 1,399,680,000 mm4

Ik 1,399,680,000
hk
= 5000
= 27993.6

Jadi KkK > KkB

27993.6 > 277,333,333 oke

 Pembebanan Pada Plat Lantai


LL = 250 kg/m2 DL =

 Tebal Plat = 110 mm


 Pasir 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 KN/m2
 Spesi 3 cm = 0,03 x 2 2 = 0,66 KN/m2
 Penutup Lantai 1cm =0,01 x 22 = 0,22 KN/m2
 Plafon & Penggantung = 0,2 KN/m2
 Beban Instalasi (ME) = 0,25 KN/m2 +
1,49 KN/m2
Pembebanan Pada Plat Atap
 LL = 150
 Berat Lapisan Kedap air = 0,025 x 22 = 0,6 KN/m2
 Mekanika Elektrikal = 0.15 KN/m2
Total = 0.7 KN/m2

 Perencanaan Balok
½ bata = 250 kg/m  2,5 KN/m

Plasteran 2,5 cm = 0,025 x 1879 = 46975 kg/m  0,4697 KN/m

Pembebanan Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012


A. Peraturan Perencanaan

Syarat dalam pembangunan struktur bangunan tahan gempa Sebagai Berikut :

- Bangunan Harus Terletak diatas tanah yang stabil (kering,padat dan merata
Kekerasannya)
- Denah Bangunan Sebaiknya Sederhana,simetris Atau Seragam
- Penelitian Tanah Pemilihan pondasi yang baik dan tepat.

B. Gempa Renacana

Gempa Renacana yang digunakan atau ditetapkan dengan probabilitas 2% Periode


Gempa 500 tahunan.

C. Wilayah Gempa

D. Kategori Gedung

Kategori Struktur Gedung pasca Gempa BANGUNAN STUDIO

4. Parameter Percepatan Pada Peta


Respon spektra percepatan puncak, 0.2 detik, dan 1 detik. 
Untuk Ss, kita pake peta Respon Spektra 0.2 detik Probabilitas 2%. 
Untuk S1 kita pake peta Respon Spektra 1 detik Probabilitas 2%.

Wilayah MAKASAR

Nilai Ss = 0.5

Nilai S1 = 0.2

5. Parameter Percepatan Respon Sprektal


 Kelas lokasi/Kondisi Tanah Bangunan Gedung Tanah Lunak

Fa = 1,7 (Ada ditabel )

Fv = 3.2 (ada di tabel)

 Perhitungan

Sms = Fa x Ss = 1,7 x 0.5

= 0.85

Sm1 = Fv x S1 = 3.2 x 0,2

= 0,64

2 2
Sds = x Sms = x 0,85
3 3

= 0,6

2 2
Sd1 = x Sm1 = x 0.64
3 3

= 0,64

SD 1 0.64
T0 = 0,2 x = 0,2 x
SDS 0.6

= 0,150

SD 1 0.64
Ts = =
SDS 0.6

= 0.752
T Sa SDS Sa1

0 0.226666667
0.01 0.249244792
0.02 0.271822917
0.03 0.294401042
0.04 0.316979167
0.05 0.339557292
0.06 0.362135417
0.07 0.384713542
0.08 0.407291667
0.09 0.429869792
0.1 0.452447917
0.11 0.475026042
0.12 0.497604167
0.13 0.520182292
0.14 0.542760417
0.15 0.565338542
0.16 0.566666667
0.17 0.566666667
0.18 0.566666667
0.19 0.566666667
0.2 0.566666667
0.21 0.566666667
0.22 0.566666667
0.23 0.566666667
0.24 0.566666667
0.25 0.566666667
0.3 0.566666667
0.4 0.566666667
0.5 0.566666667
0.6 0.566666667
0.7 0.566666667
0.75 0.566666667
T Sa SDS Sa1
0.76 0.561403509
0.77 0.554112554
0.78 0.547008547
0.79 0.540084388
0.8 0.533333333
0.81 0.526748971
0.82 0.520325203
0.83 0.514056225
0.84 0.507936508
0.85 0.501960784
0.86 0.496124031
0.87 0.490421456
0.88 0.484848485
0.89 0.479400749
0.9 0.474074074
1 0.426666667
1.01 0.422442244
1.02 0.418300654
1.03 0.414239482
1.04 0.41025641
1.05 0.406349206
1.06 0.402515723
1.07 0.398753894
1.08 0.395061728
1.09 0.391437309
1.1 0.387878788
1.2 0.355555556
1.25 0.341333333
1.3 0.328205128
1.35 0.316049383
1.4 0.304761905
T Sa SDS Sa1

1.45 0.294252874
1.5 0.284444444
1.55 0.257268817
1.6 0.266666667
1.65 0.258585859
1.7 0.250980392
1.75 0.243809524
1.8 0.237037037
1.85 0.230630631
1.9 0.224561404
1.95 0.218803419
2 0.213333333
2.1 0.203174603
2.2 0.193939394
2.3 0.185507246
2.4 0.177777778
2.5 0.170666667
2.6 0.164102564
2.7 0.158024691
2.8 0.152380952
2.9 0.147126437
3 0.142222222

Spektural Percepatan (g)

0.6

0.5

0.4

0.3
SA

Menentukan Nilai R (faktor reduksi gempa),


0.2

0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

T(detik)

Tanah Lunak
A. Kategori Gedung
kategori risiko bangunan, mulai dari kategori I sampai IV. Kemudian dengan
mempergunakan tabel-tabel dibawah ini :
Kategori Struktur Gedung pasca Gempa BANGUNAN STUDIO

Termasuk di KATEGORI RISIKO : II

FAKTOR KEUTAMAAN GEMPA : 1.0

B. Setelah diperoleh Kategori Risiko Bangunan, tentukan Kategori Desain Gempa,


memakai 2 tabel berikut. 

Kategori Desain Gempa ( KDG ) Berdasarkan Parameter Respon Percepatan Periode Pendek

KATEGORI RESIKO BANGUNAN ( KRB )


Nilai SD1
I atau II III IV

SD1 < 0.067 A A A

0.067 ≤ SD1 <


B B B
0.1333
0.013 ≤ SD1 <
C C C
0.2

0.2 ≤ SD1 D D D

Kategori Desain Gempa ( KDG ) Berdasarkan Parameter Respon Percepatan 1.0 detik

KATEGORI RESIKO BANGUNAN ( KRB )


Nilai SDS
I atau II III IV

SDS < 0.167 A A A

0.167 ≤ SDS <


B B B
0.333
0.33 ≤ SDS <
C C C
0.50

0.50 ≤ SDS D D D
SD1 = 0.42667 Jadi kategori resiko bangunan KRB Diambil 0.2 ≤ SD1
SDS = 0.5667 Jadi kategori resiko bangunan KRB Diambil 0.50 ≤ SDS

C. Setelah itu, cek tabel berikut 

 
Dari hasil pengamatan diatas Kategori yang Didapat Kategori D
Untuk Kategori D, itu termasuk risiko gempa tinggi. Sehingga harus pake sistem SRPMK atau
SDSK. 
SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, 
SDSK = Sistem Dinding Struktural Khusus

D. Setelah itu, barulah kita tentukan nilai R. Pakai tabel lagi… 


Misalnya, tipe strukturnya adalah beton bertulang ngga pake shearwall, tinggal cari di tabel: 
Diperoleh nilai R = 8 yaitu pada no 5

Setelah menentukan nilai R, terakhir menentukan periode getar alami struktur, T. T ini
bisa dihitung dengan menggunakan program komputer

Periode fundamental pendekatan ( SNI-1726-2012 Hal 55)

Periode Fundamental pendekatan (Ta),dalam detik harus ditentukan dari persamaan berikut

Ta = Ct . hn x

Keterangan : hn = ketinggian struktur (m) untuk gedung > 12 lantai

Ct dan x = Ditentukan dari dari tabel 15

(SNI 1726 2012 HAL 56)


BAB III

PENGIMPUTAN DIPROGRAM STRUKTUR

1. Tahapan Pengimputan Di Program Struktur


Grid Data

Pemasukan data pada Grid yang ada dalam program struktur sesuai dengan data
struktur gedung yang telah di miliki. Pengimputan nilai-nilai tersebut seperti :
- Jumlah Gird bangunan arah Z
- Jumlah Grid bangunan arah X
- Jumlah Grid bangunan arah Y
Kemudian pemasukkan data Grid Spasi atau jarak antara kolom/balok yang satu
dengan yang lainnya, meliputi :
- Tinggi bangunan/kolom arah Z
- Lebar bangunan/balok arah X
- Panjang bangunan/balok arah Y
Edit Grid Data

Pengeditan ini dilakukan jika suatu bangunan memiliki tinggi,lebar dan panjang yang
berbeda disetiap lantainya. Dalam kasus ini bangunan di yang saya asumsikan/desain
memiliki lebar,tinggi dan panjang yang berbeda di tiap lantainya itu sebabnya
diharuskan mengedit Grid data yang telah di imput diawal sebagai berikut:
- Menambahkan tinggi bangunan/kolom lantai 1 dan lantai 2-3 arah Z dan lantai
2-3 ditambah lantai 4
- Menambahan lebar bangunan/kolom lantai 1 dan lantai 2-3 arah X dan lantai
2-3 ditambah dengan lantai 4
- Menambahan panjang bangunan/kolom lantai 1 dan lantai 2-3 arah Y dan
lantai 2-3 ditambah dengan lantai 4

Define > Material

Pengimputan material dengan nama beton sesuai dengan premilinari desain


memasukan data modulus elasitas dan kuat beton ( fc)

Define > section property>frame sections

Memasukkan data untuk setiap dimensi Kolom dan Balok yang ada mulai dari
lantai 1 sampai lantai seterusnya.
- Mengubah section material menjadi data yang diisi dimaterial
- Memasukkan ukuran/dimensi balok/kolom yang dimiliki
- Mengubah tipe desainnya, jika itu adalah balok maka di ubah dengan
"column" dan jika itu adalah balok maka diubah dengan "beam"

Load patterns

Pengisian load patterns diisi sesuai dengan beban apa yang ada di sebuah gedung
tersebut, dalam kasus ini beban-beban yang ada adalah Dead, DL2, LL dan E. Untuk
beban Dead beban tersebut adalah beban yang telah dihitung sendiri oleh program
struktur itu sendiri senilai 1. Dan untuk beban DL2, LL, dan E dimasukkan tanpa
harus dibuat nilainya atau 0 karna jika di buat nilai beban nya maka program akan
secara otomatis menghitung beban tersebut dengan nilai Dead jadi akan terhitung dua
kali.
Load combinations

Penentuan kombinasi yang digunakan sesuai dengan peraturan SNI yang ada. Dalam
khasus ini kombinasi yang digunakan adalah
- 1,2DL + 1,6LL
- 1,2DL + 1,0E + 1,0LL
- 0,9DL + 1,0E
- DL + LL ( Untuk mencari gaya geser )
Sesuai dengan kombinasi tersebut juga dimasukkan nilai disetiap beban.
Functions > Response Spectrum

- Ubah function type menjadi "User"


- Ubah nama sesuai keinginan
- Isi function Damping Ratio sebesar "0,05"
- Isi waktu dan nilai Gempa sesuai data pada table gempa yang telah dicari
Gambar

Gambar bangunan sesuai dengan Grid yang telah di buat ditahap awal, gambar kolom
sesai data kolom dan gambar balok sesuai data balok dan plat
Load Cases

- Ubah Load Case Type menjadi Response "Spectrum"


- Masukkan data arah U1 dan U2 atau X dan Y sebesar 9
Area Loads > Uniform shell

Isidata-data yang telah di hitung untuk pembebanan pada plat, untuk perhitungan plat
ini memasukkan beban plat pada lanta terlebih dahulu
Assign> joint loads > distributit

Pemasukan beban dinding yang sudah dihitung terlebih dahulu


Difine > Mass Source

Klik from element and additional Masess and load lalu isi data ( DL = 1 ) ( LL =1 )
Setelah pemasukan data diatas sudah lengkap langka selanjutnya

Analyze > Run Analyze

Menentukan gaya T dapat dilihat setelah Run dilakukan

Display > Show Forcess/Stresess

Melihat gaya momen terjadi M3 Arah X M2 Arah Y Sebelumya harus diubah gaya gempa
terlebih dahulu

Display > Show table

Klik structure lihat dari analisis dari arah Z maka itu jadi gaya W total atau berat total gedung

Display > Show table

Klik joint ouput untuk menentukan massa yang terjadi digedung dan perlu diketahui massa
gedung harus ≤ berat total gedung setelah itu gaya terjadi dimassa dan berat totala gedung
harus setara atau simbang dengan gaya arah X dan Y . Dengan menurunkan skalah factor
gempa gaya tersebut akan seimbang sesuai berat total dan massa gaya gedung terjadi.

Lepas RUN > Load Casess > Respons Speaktrum > Modifshoww

Masukan data arah U1 dan U2 atau X dan Y Skala actor yang diinginkan

Run Kembali > Display > Show Table > Structur ouput

Lihat kembali tabel berat total gedung sudah sama atau tidak kalau belum ulangi pemasukan
data seperti diatas sampai tabel sesuai

Display > Show Table > Element ouput


Setelah menyesuaikan tabel diatas menentukan gaya-gaya dalam yang terjadi dikolom dan
balok.
Kolom gaya dalam yang harus dicari ( P Q M )
Balok gaya dalam yang harus dicari ( Q dan M )
Keterangan P = Gaya aksial Q = Gaya geser M = Momen

Format > Filter Tabel > Basic

Cara ini lebih mudah mencari gaya yang terjadi dikolom dan balok
P klik di samping None Ubah jadi Nobeetween lalu tulis angka yang kira” Besar yang terjadi
begitu pula mencari gaya Q dan M

SELESAI
Dari hasil komputer didapat:

Cu = 1.4

Tc = 0.372566 Ta = 0.1 x N ( Untuk gedung 12 lantai ) ( SNI 03-1726 )

1. Jika T tidak diperoleh dari komputer maka T = Ta


2. Jika T akurat di beri oleh komputer mislalnya = Tc Maka
- Jika Tc>Cu.Tc maka gunakan T=Cu.Ta
- Jika Ta<Tc<Ta.Cu Gunakan T= Tc
- Jika Tc < Ta Gunakan T = Ta

Ta = 0.1 x 4 = 0.4

Tc < Ta R=8

Ta = Ta I= 1

Gaya Geser ( V)

Gaya Geser adalah gaya yang bekerja di lantai dasar .

SDS 0.56
Cs =
R/ I
=
8 /1
= 0.07

SD 1 0.42
Csmax = T ( ) = 0.4( 8 )
R = 0.131
I 1

0.5 x SD 1 0.5 x 0.42


Csmin =
R/ I
= 8 /1
= 0.026

Jadi 0.044 x SDS = 0.044 x 0.56 = 0.024 Harus > 0.01

Keterangan :

( Syarat tidak boleh lebih besar Csmax dan Tidak boleh kurang dari
Csmin Maka di gunakan Cs = 0.07 Karena menggunakan Cs max terlalu
boros sedangkan nilai Csmin nilai yang paling minimum nilai yang
rendah maka digunakan nilai yang ditenga yaitu nilai CS. )
Catatan Skala Faktor 9

W = 17660.35

TABLE: Base
Reactions                
OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
1.2DL + 1.6LL Combination   9.925E-15 -3.03E-14 22675.205 317452.8734 -170064.039 -2.3E-13
1.2DL + 1.0E +
1.0L Combination Max 6973.249 6918.524 20451.029 377150.0755 -61987.4707 110558.6
1.2DL + 1.0E +
1.0L Combination Min -6973.249 -6918.524 20451.027 195478.7098 -244777.95 -110559
0.9DL + 1.0E Combination Max 6973.249 6918.524 12558.05 266648.3763 -2790.1318 110558.6
0.9DL + 1.0E Combination Min -6973.249 -6918.524 12558.049 84977.0106 -185580.611 -110559
DL + LL Combination   7.425E-15 -2.48E-14 17660.35 247244.9052 -132452.628 -1.8E-13
Keterangan : Dari perhitungan Progam komputer dengan skala faktor 9 didapat tabel
base reactions gaya global Fz,global Fx,global Fy seperti yang diatas Karena nilai
global Fx,global Fy masih besar maka harus dipekercil kenapa harus diperkecil karena
nilai V atau gaya geser sebagai control. Sesuai gaya geser yang terjadi dan penurunan
skala faktor, penyelesainya seperti dibawah ini ).

Digunakan

Cs = 0.07 W = 17660.35 ( perhitungan komputer)

V = Cs x W

= 0.07 x 17660.35

= 1201.2 KN

Nilai V ≤ = Gaya X dan Y

TABLE: Base
Reactions                
StepTyp
OutputCase CaseType e GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
8.349E-
1.2DL + 1.6LL Combination   15 -3.04E-14 22675.205 317452.8734 -170064 -2E-13
1.2DL + 1.0E +
1.0L Combination Max 1239.689 1229.96 20451.028 302462.9585 -137135 19654.86
1.2DL + 1.0E + -
1.0L Combination Min 1239.689 -1229.96 20451.028 270165.8268 -169631 -19654.9
0.9DL + 1.0E Combination Max 1239.689 1229.96 12558.05 191961.2593 -77937.3 19654.86
-
0.9DL + 1.0E Combination Min 1239.689 -1229.96 12558.049 159664.1276 -110433 -19654.9
DL + LL Combination   6.162E- -2.488E- 17660.35 247244.9052 -132453 -1.5E-13
15 14
Catatan Skala Faktor Diturunkan menjadi 1.6 ( U1 = 1.6 ) (U2 =1.6)

Tabel Masa
        43 32 32 32
Joint U1 U2 U3 44 27.2 27.2 27.2
KN- KN- 45 25.33 25.33 25.33
Text s2/m KN-s2/m s2/m 46 24.68 24.68 24.68
1 2.31 2.31 2.31 47 29.9 29.9 29.9
2 18.78 18.78 18.78 48 29.25 29.25 29.25
3 2.31 2.31 2.31 49 29.9 29.9 29.9
4 24.52 24.52 24.52 50 29.25 29.25 29.25
5 2.31 2.31 2.31 51 25.33 25.33 25.33
6 24.52 24.52 24.52 52 24.68 24.68 24.68
7 2.31 2.31 2.31 53 11.23 11.23 11.23
8 18.78 18.78 18.78 54 20.02 20.02 20.02
9 17.24 17.24 17.24 55 20.02 20.02 20.02
10 16.59 16.59 16.59 56 11.23 11.23 11.23
11 22.75 22.75 22.75 57 2.31 2.31 2.31
12 22.1 22.1 22.1 58 2.31 2.31 2.31
13 22.75 22.75 22.75 59 2.31 2.31 2.31
14 22.1 22.1 22.1 60 2.31 2.31 2.31
15 17.24 17.24 17.24 61 27.2 27.2 27.2
16 16.59 16.59 16.59 62 32 32 32
17 6.28 6.28 6.28 63 32 32 32
18 10.98 10.98 10.98 64 27.2 27.2 27.2
19 10.98 10.98 10.98 65 25.33 25.33 25.33
20 6.28 6.28 6.28 66 24.68 24.68 24.68
21 27.2 27.2 27.2 67 29.9 29.9 29.9
22 32 32 32 68 29.25 29.25 29.25
23 32 32 32 69 29.9 29.9 29.9
24 27.2 27.2 27.2 70 29.25 29.25 29.25
25 25.33 25.33 25.33 71 25.33 25.33 25.33
26 24.68 24.68 24.68 72 24.68 24.68 24.68
27 29.9 29.9 29.9 73 11.23 11.23 11.23
28 29.25 29.25 29.25 74 20.02 20.02 20.02
29 29.9 29.9 29.9 75 20.02 20.02 20.02
30 29.25 29.25 29.25 76 11.23 11.23 11.23
31 25.33 25.33 25.33 77 2.31 2.31 2.31
32 24.68 24.68 24.68 78 2.31 2.31 2.31
33 11.23 11.23 11.23 79 2.31 2.31 2.31
34 20.02 20.02 20.02 80 2.31 2.31 2.31
35 20.02 20.02 20.02 81 18.78 18.78 18.78
36 11.23 11.23 11.23 82 24.52 24.52 24.52
37 2.31 2.31 2.31 83 24.52 24.52 24.52
38 2.31 2.31 2.31 84 18.78 18.78 18.78
39 2.31 2.31 2.31 85 17.24 17.24 17.24
40 2.31 2.31 2.31 86 16.59 16.59 16.59
41 27.2 27.2 27.2 87 22.75 22.75 22.75
42 32 32 32 88 22.1 22.1 22.1
89 22.75 22.75 22.75 95 10.98 10.98 10.98
90 22.1 22.1 22.1 96 6.28 6.28 6.28
91 17.24 17.24 17.24 97 2.31 2.31 2.31
92 16.59 16.59 16.59 98 2.31 2.31 2.31
93 6.28 6.28 6.28 99 2.31 2.31 2.31
94 10.98 10.98 10.98
100 2.31 2.31 2.31
      1800.82

Control Masa

m=w/g ket : m = masaa

w=mxg g = gravitasi

w = 1800.82 x 9.89 = 17810.1098 w = Berat Gedung

GAYA DALAM PADA ELEMEN STRUKTUR (KN m )


P Q M2 M3 Frame
-260.0456 -247.5712
KOLOM LANTAI 1 -1454.295 73.704 65

-1032.914 69.492 -162.8876 165.2556


KOLOM LANTAI 2 69

-648.391 56.194 134.4876 138.6974


KOLOM LANTAI 3 70

-264.159 22.678 55.5037 55.0502


KOLOM LANTAI 4 49

TORSI

Balok L2 (7m) 263.554 -755.9769 264

340.042 -784.1964 17
Balok L2 (5m)

Balok L3 (7m) 231.621 -631.1471 257


Balok L3 (5m) 283.912 -644.6096 20
Balok L4 (7m) 194.613 -517.4418 145
Balok L4 (5m) 220.333 -443.2771 23
Balok L Atap (7m) 52.668 -171.8766 141
Balok L Atap (5m) -63.716 -161.7095 26
PERHITUNGAN DIMENSI DAN TULANGAN KOLOM

KOLOM LANTAI 1

MU = 260.0456 KNm = 288,939,556 Nmm

PU = 1454.259 KN = 1,615,843 N

Dari Perhitungan progam exel didapat sebagai berikut

Jadi Digunakan 4 Buah Ø 22 Dan 12 Buah Ø 19

H KOLOM = 4200 mm

Lebar B = 4200 mm

Teg Baja fy = 350 mpa

Modulus Elastisitas Baja = 200000mpa

Beton Fc’ = 30 mpa

Dengan Nilai

X= 193 Besi = 2.791 %

a = 164.05

M Desain ( Nmm) = 490,381,357.78 0.01 %

M ada ( Nmm) = 493,191,695.87


Desain Tulangan Geser Kolom

Mutu Bahan

Fc’ = 30 Mpa “Perhitungan Tulangan Geser Kolom”

Fy = 350 Mpa VU = 199.428 KN

Tulangan Balok PU = 4468.539 KN

Diameter tulangan balok = 22mm Vc = 577533.1036 N =221.9082445 KN

Diameter tulangan sengkang = 12mm Vc Pakai = 288.7665518 KN

Selimut Beton = 40mm Vs = 43.61344819 KN


As = 78.53981634
Dimensi Kolom
Sengkang = Jumlah Kaki 2 BH Diameter = 10mm
B = 420mm
Av = 157.0796327
H = 420mm
Sperlu = 803.1641509 mm
d’ = 63mm
Smax1 = 310 mm
d = 357mm
Spakai = 112 mm
Ag = 176400 mm2

Sperlu yang didapat dari perhitungan adalah 803.1641509 mm atau sekitar 80cm
Terlalu besar maka digunakan tulangan geser minimum

Tulangan minimum Smin = 266.02196 Dipakai 104mm

Anda mungkin juga menyukai