Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

BAB VI
PERHITUNGAN GEMPA

VI.1. PERENCANAAN RESPON SPEKTRUM


Berikut adalah perencanaaan respon spektrum akibat beban gempa menggunakan
SNI 1726 2012 :
a. Menentukan Kategori Resiko
Bangunan tergolong kategori resiko 2 (SNI 1726 2012 Tabel 1).
Gedung dan struktur lain yang hanya menimbulkan resiko bahaya yang relatif
sedang terhadap jiwa manusia saat terjadi kegagalan.
b. Faktor Keutamaan (Ie)
Untuk kategori resiko I, nilai faktor keutamaan (Ie) = 1 (SNI 1726 2012 Tabel 2).
c. Parameter Ss dan S1
Berdasarkan lokasi bangunan yang ada di Surabaya dan melihat dari peta zona
gempa, didapatkan bahwa nilai Ss = 0.7g (SNI 1726:2012 Gambar 9), sedangkan
Nilai S1 = 0.25g (SNI 1726:2012 Gambar 10).
d. Site Class
Untuk perhitungan kelas situs tanah harus digunakan minimal 2 acuan. Dalam
perhitungan ini digunakan data N-SPT dan kuat geser niralir (Su) 21 meter di
bawah permukaan tanah.
Tabel 6.1. N-SPT Dari Tanah Bangunan
Nilai SPT (N)
di/N
Kedalaman (m) Blows/30cm
B1 B2 B3 B1 B2 B3
2 3 5 4 0,6667 0,4000 0,5000
4 5 6 3 0,4000 0,3333 0,6667
6 7 8 5 0,2857 0,2500 0,4000
8 10 15 5 0,2000 0,1333 0,4000
10 8 16 15 0,2500 0,1250 0,1333
12 13 20 17 0,1538 0,1000 0,1176
14 23 17 18 0,0870 0,1176 0,1111
16 20 14 18 0,1000 0,1429 0,1111
18 21 19 19 0,0952 0,1053 0,1053
20 23 45 18 0,0870 0,0444 0,1111
22 18 23 18 0,1111 0,0870 0,1111
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

24 21 19 21 0,0952 0,1053 0,0952


26 20 21 50 0,1000 0,0952 0,0400
28 27 26 25 0,0741 0,0769 0,0800
30 32 25 27 0,0625 0,0800 0,0741
Total 2,7683 2,1963 3,0567
∑ di
N( )
∑ di¿ 10,8370 13,6596 9,8146
N Rata2 11,4371

Tabel 6.2. Kuat Geser Niralir Dari Tanah Bangunan

No Kedalaman Su/C
di (m) di/su
. (m) (kg/cm2)
1 5-5.5 0 0.5 0
1.9230
2 10-10.5 0.26 0.5 8
3 5-5.5 0 0.5 0
1.7241
4 10-10.5 0.29 0.5 4
1.6666
5 5-5.5 0.3 0.5 7
6 10-10.5 0.32 0.5 1.5625
6.8763
TOTAL 3 8

Su 0.275 kg/cm2
27.5 Kpa

Dari hasil perhitungan didapat nilai N-SPT rata-rata = 11,4371, dan nilai kuat geser
niralir (Su) rata-rata = 50,2 kPa.
Berdasarkan SNI 1726-2012, Tabel 3, tanah diklasifikasikan dalam kelas situs SE
(diambil tanah terlemah).
e. Site Coefficient
Bangunan tersebut merupakan Gedung apartemen atau rumah susun sehingga
kategori resiko adalah kateoBerdasarkan Site Class E dan nilai Ss diambil 0.95g
serta nilai S1 diambil 0.35g, ditentukan nilai :
Site Coefficient (Fa) = 1.26 (SNI 1726 2012 Tabel 4)
Site Coefficient (Fv) = 2.6 (SNI 1726 2012 Tabel 5)
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

f. Parameter Percepatan Respons Spektral pada Periode Pendek (SMS) dan


Periode 1 Detik (SM1) Berdasarkan MCER
SMS = Fa x Ss = 1.197g (SNI 1726 2012 persamaan 4)
SM1 = Fv x S1 = 0.91 g (SNI 1726 2012 persamaan 5)
g. Parameter Percepatan Respons Spektral Rencana pada Periode Pendek (S DS)
dan Periode 1 Detik (SD1)
SDS = 2/3 x SMS = 0.798g (SNI 1726 2012 persamaan 7)
SD1 = 2/3 x SM1 = 0.606g (SNI 1726 2012 persamaan 8)
SD 1 0.606
T 0=0.2 =0.2 × =0.152
S DS 0.798
S D 1 0.606
T s= = =0.759
S DS 0.798

Grafik Respon spectrum (Sa) terdiri dari 3 fase yaitu :

a. Sebelum To (Linier)

(
Sa =S DS 0.4+0.6
T
T0) (
=0.798 × 0.4 +0.6
T
)
0.152
=0.3192+3.15 T

b. Antara To dan Ts, Menggunakan Sa=SDs

c. Sesudah Ts (Hyperbolic)
S D 1 0.606
Sa = =
T T

d. Untuk periode lebih besar dari TL


S D 1 T L 0.606 ×12
Sa = =
T2 T2

Berdasarkan hasil dari rumusan di atas dapat digambarkan grafik respon spectrum
kota Surabaya yang terlihat pada Gambar 7.1.
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Response Spektrum Percepatan


0.9
0.8
0.7
0.6
Percepatan (g)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Periode, T (detik)

Gambar 6.1. Grafik Respon Spektrum Kota Surabaya.

VI.2. MENDESAIN GAYA GEMPA

Dalam mendesain gaya gempa menggunakan respon spektrum sehingga besarnya gaya
tidak ditampilkan dalam nominal tertentu.
a. Kategori Desain Gempa
Berdasarkan Nilai SDS, SD1 ,dan Kategori Resiko
Tergolong kategori desain gempa D (SNI 1726 2012 Tabel 6 dan 7).
b. Pemilihan Sistem Struktur
Sistem struktur dari bangunan ini yaitu “Sistem rangka beton bertulang
pemikul momen khusus” untuk arah x dan y:
R = 8; 0g = 3; Cdb = 5,5; Ie=1
hn max = Tinggi maksimum tidak dibatasi
hn = 22.5 m
(SNI 1726-2012 Tabel 9)
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Approximate Fundamental Period Ta


Ct = 0,0466 & x = 0,9 (SNI 1726 2012 Tabel 15)
Tamin = Ct . (hn)x = 0.0466 x 240.9 = 0.813 detik
Ta=0.1 N =0.1 x 5 =0.5 detik
c. Upper Limit of Fundamental Period (Tmax)
SD1 = 0.606g  Cu = 1.4 (SNI 1726-2012 Tabel 14)
Tamax = Cu . Tamin = 1,4 x 0.813= 1.1382 detik
Program ETABS  Tx = 0.977 detik
Ty = 0.883 detik
Tx yang dipakai = 0.977 detik
Ty yang dipakai = 0.883 detik
d. Pemeriksaan Vdrift
1) Koefisien respons gempa Cs
 Untuk arah X dan arah Y
Csx = SDS / (R/Ie) = 0,076g (Pasal 7.8.1.1 SNI 1726:2012)
Csmax x = SD1 / Tx (R/Ie) = 0,08138g
Csmin x = 0.044 x SDS x Ie = 0,02684g ………(S1 = 0,25g ≤ 0,6g)
Csx terpakai = 0,076g
2) Berat Total Bangunan
Dari perhitungan ETABS didapatkan data berat total bangunan seperti terlihat
pada tabel 7.1.
Tabel 6.3. Berat Struktur
Lantai W(kg)
Atap 1631.725
Lantai 6 2058.955
Lantai 5 2058.955
Lantai 4 2058.955
Lantai 3 2058.955
Lantai 2 2058.955
Lantai 1 2110.177
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Lobby 1977.322
TOTAL 16014

3) Perbandingan Gaya Gempa (V) Menggunakan Prosedur GLE


Gaya geser dasar seismik (V)
Vx = Csx × W = 0,076g ×160140 = 12170.63866 kN
Vy = Csy × W = 0,0643g × 160140 = 10297.00087 kN
Ehx = ρ ×Vx = 1,3 × 12170.63866 = 15821.83026 kN
Ehx = ρ ×Vy = 1,3 × 10297.00087 = 13386.10113 kN
Dengan Tx = 0.505 detik, didapatkan faktor kx = 1
Dengan Ty = 0.329 detik, didapatkan faktor ky = 0.924
Distribusi vertikal gaya gempa untuk arah sumbu x dan y dapat dilihat pada
Tabel 6.4 dan 6.5.

Tabel 6.4. Distribusi Vertikal Gaya Gempa Arah Sumbu-x

Tinggi Berat Cvx Fx = CvxV Story Shear


Tingkat wihik
hi (m) wi (kN) wihik/Σwihik (kN) Vx (kN)
Atap 25.75 16317.25 420169.1 0.20528 2498.388 2498.388
Lantai 6 22.15 20589.55 456058.5 0.222814 2711.792 2711.792
Lantai 5 18.55 20589.55 381936.1 0.186601 2271.049 2271.049
Lantai 4 14.95 20589.55 307813.8 0.150387 1830.306 1830.306
Lantai 3 11.35 20589.55 233691.4 0.114173 1389.564 1389.564
Lantai 2 7.75 20589.55 159569 0.07796 948.8211 948.8211
Lantai 1 4.15 21101.77 87572.35 0.042785 520.7182 520.7182
Lobby 0 19773.22 0 0 0 0
Total 160140 2046810 1 12170.6  
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Tabel 6.5. Distribusi Vertikal Gaya Gempa Arah Sumbu-y

Tinggi Berat Cvx Fx = CvxV Story Shear


Tingkat wihik
hi (m) wi (kN) wihik/Σwihik (kN) Vx (kN)
Atap 25.75 25.75 16317.25 328250.2 0.198382 2042.743
Lantai 6 22.15 22.15 20589.55 360389.5 0.217806 2242.75
Lantai 5 18.55 18.55 20589.55 305912.1 0.184882 1903.73
Lantai 4 14.95 14.95 20589.55 250619.8 0.151465 1559.639
Lantai 3 11.35 11.35 20589.55 194295.6 0.117425 1209.127
Lantai 2 7.75 7.75 20589.55 136572 0.082539 849.9049
Lantai 1 4.15 4.15 21101.77 78595.08 0.0475 489.1072
Lobby 0 0 19773.22 0 0 0
Total 160140 1654634 1 10297

VI.3. CEK SYARAT BANGUNAN TERHADAP GEMPA


Pada SNI 1726 2012 ada 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu drift dan stabilitas.
a. Cek drift
Cd = 5.5 (SNI 1726 2012 Tabel 9)
ρ = 1.3 (karena KDS D)
Ie =1
Drift a (Δa) = 0.02 (SNI 1726 2012 Tabel 16)
Drift ijin = Δa / ρ = 0.02 / 1.3 = 0.0154
Drift (Δ) maksimum yang didapat dari etabs harus dikalikan dulu dengan Cd dan
dibagi I sebelum dibandingkan dengan drift (Δ) ijin.

Tabel 6.6. Pemeriksaan Story Drift

Perpindahan Simpangan Tinggi Simpangan Pemeriksaan


elastis max antar lantai lantai ijin Drift
Story Arah

Δi = (δei-δei-1) hsx Δa = 0,02hsx


δe (mm) Δi<Δa
(mm) (mm) (mm)

ATAP 1.036 0.206 3600 72 OK


X
LANTAI 6 1.242 0.116 3600 72 OK
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

LANTAI 5 1.358 0.059 3600 72 OK


LANTAI 4 1.417 -0.005 3600 72 OK
LANTAI 3 1.412 -0.078 3600 72 OK
LANTAI 2 1.334 0.08 3600 72 OK
LANTAI 1 1.414 0.621 3600 72 OK
LOBBY 0.793 0.793 4150 83 OK
ATAP 1.218 0.021 3600 72 OK
LANTAI 6 1.239 -0.006 3600 72 OK
LANTAI 5 1.233 -0.053 3600 72 OK
LANTAI 4 1.18 -0.103 3600 72 OK
Y
LANTAI 3 1.077 -0.157 3600 72 OK
LANTAI 2 0.92 -0.117 3600 72 OK
LANTAI 1 0.803 0.63 3600 72 OK
LOBBY 0.173 0.173 4150 83 OK

b. Cek Stabilitas
Pengaruh P-Delta diperiksa menggunakan pers.(35) ps. 7.8.7 SNI 1726:2012 yang
ditentukan berdasarkan nilai koefisien stabilitas (). Apabila nilai  kurang dari 0.1
maka pengaruh P-Delta boleh diabaikan. Persamaan untuk menghitung  adalah:
Px×Δ×Ie
V ×hsx×C d
θ=

Keterangan:
Px = beban desain vertikal total pada dan di atas tingkat-x (kN), tidak perlu
dikalikan faktor beban.
 = simpangan antar lantai tingkat desain (mm) yang terjadi serentak dengan Vx
Ie = faktor keutamaan gempa
Vx = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat-x dan x-1 (kN)
hsx = tinggi tingkat di bawah tingkat-x (mm)
Cd = faktor pembesaran defleksi (Tabel 9)

Hasil pemeriksaan efek P-Delta pada bangunan akan ditampilkan pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7. Pemeriksaan Pengaruh P-Delta


PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Beban
Simpangan Gaya Pemeriksaan
Aksial Tinggi Koefisien
antar Geser Pengaruh P-
Kumulati lantai Stabilitas
Ar lantai Lantai Delta
Story f
ah

hsx θ=
Px (kN) Δi (mm) V (kN) θ < 0.1
(mm) PxΔiIe/(VhsxCd)

ATAP 16.31725 4.639 2498.388 3600 1.53E-06 Tidak Ada


LANTAI 6 36.9068 4.31 2711.792 3600 2.96E-06 Tidak Ada
LANTAI 5 57.49634 1.406 2271.049 3600 1.80E-06 Tidak Ada
LANTAI 4 78.08589 3.753 1830.306 3600 8.09E-06 Tidak Ada
X
LANTAI 3 98.67544 11.064 1389.564 3600 3.97E-05 Tidak Ada
LANTAI 2 119.265 14.471 948.8211 3600 9.19E-05 Tidak Ada
LANTAI 1 140.3668 45.191 520.7182 3600 6.15E-04 Tidak Ada
Lobby 160.14 17.917 0 4150 0.00E+00 Tidak Ada
ATAP 16.31725 4.992 2498.388 3600 1.65E-06 Tidak Ada
LANTAI 6 36.9068 5.326 2711.792 3600 3.66E-06 Tidak Ada
LANTAI 5 57.49634 3.297 2271.049 3600 4.22E-06 Tidak Ada
LANTAI 4 78.08589 0.686 1830.306 3600 1.48E-06 Tidak Ada
Y
LANTAI 3 98.67544 6.631 1389.564 3600 2.38E-05 Tidak Ada
LANTAI 2 119.265 9.741 948.8211 3600 6.18E-05 Tidak Ada
LANTAI 1 140.3668 36.685 520.7182 3600 4.99E-04 Tidak Ada
Lobby 160.14 15.172 0 4150 0.00E+00 Tidak Ada
Semua θ < 0.1 ( OK ). Tidak perlu faktor pembesaran gempa 1/(1-q) - Pasal 7.8.7.

c. Pemeriksaan Faktor Pembesaran Momen Torsi Tak Terduga dan


Ketidakberaturan Torsi 1a dan 1b.
Setelah dijalankan di Etabs, maka perpindahan yang terjadi tiap lantai dapat
diketahui yang terdiri δmax dan δmin. Dari kedua nilai ini dapat dicari nilai rata-
ratanya, δavg. Momen torsi pada masing-masing tingkat harus dikalikan dengan
faktor pembesaran momen torsi tak terduga, A, yang besarnya dalam ps.7.8.4.3 SNI
1726:2012 ditentukan sebesar:

(
A x=
δ max 2
1.2 δ avg)≥ 1.0
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Namun, dalam pasal 7.9.5, faktor pembesaran torsi tidak disyaratkan, jika pada
model analisa dinamis menyertakan pengaruh torsi tak terduga (eksentrisitas 5%).
Pada model di Etabs, eksentrisitas 5% pada masing-masing arah diterapkan secara
bersamaan, sehingga menghasilkan hasil yang cukup konservatif.
Berikut ini adalah hasil pemeriksaan momen torsi tak terduga dan ketidakberaturan
torsi 1a dan 1b yang terdiri dari Tabel 6.8. arah sumbu-x dan Tabel 6.9. untuk arah
sumbu-y.

Tabel 6.8. Pemeriksaan Faktor Pembesaran Momen Torsi Tak Terduga Arah X

Ada Ada
Ketida ketidak
k beratur
beratu an
Load UX δe rata2 δmax 1.2 1.4 ran Torsi
Story
Case (mm) (mm) (mm) δrata2 δrata2 Torsi? Berlebi
han?
δmax δmax >
> 1.2 1.4
δrata2 δrata2
ATAP EX 8.071 4.6925 4.6925 5.631 6.5695 NO NO
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

LANTAI 6 EX 7.236 4.1815 4.1815 5.0178 5.8541 NO NO


LANTAI 5 EX 6.224 3.5785 3.5785 4.2942 5.0099 NO NO
LANTAI 4 EX 5.119 2.927 2.927 3.5124 4.0978 NO NO
LANTAI 3 EX 3.968 2.255 2.255 2.706 3.157 NO NO
LANTAI 2 EX 2.825 1.5935 1.5935 1.9122 2.2309 NO NO
LANTAI 1 EX 1.753 0.979 0.979 1.1748 1.3706 NO NO
LOBBY EX 0.607 0.3355 0.3355 0.4026 0.4697 NO NO

Tabel 6.9. Pemeriksaan Faktor Pembesaran Momen Torsi Tak Terduga Arah Y

Ada Ada
Ketida ketidak
k beratur
beratu an
Load UX δe rata2 δmax 1.2 1.4 ran Torsi
Story
Case (mm) (mm) (mm) δrata2 δrata2 Torsi? Berlebi
han?
δmax δmax >
> 1.2 1.4
δrata2 δrata2
ATAP EY 1.314 4.6925 4.6925 5.631 6.5695 NO NO
LANTAI 6 EY 1.127 4.1815 4.1815 5.0178 5.8541 NO NO
LANTAI 5 EY 0.933 3.5785 3.5785 4.2942 5.0099 NO NO
LANTAI 4 EY 0.735 2.927 2.927 3.5124 4.0978 NO NO
LANTAI 3 EY 0.542 2.255 2.255 2.706 3.157 NO NO
LANTAI 2 EY 0.362 1.5935 1.5935 1.9122 2.2309 NO NO
LANTAI 1 EY 0.205 0.979 0.979 1.1748 1.3706 NO NO
LOBBY EY 0.064 0.3355 0.3355 0.4026 0.4697 NO NO
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Cek ketidak beraturan Horizontal


No. Persyaratan Ket
1a. Ketidakberaturan Torsi
didefinisikan ada jika simpangan antarlantai tingkat maksimum, torsi yang
dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap
OK
sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua
ujung struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi
berlaku hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
1b. Ketidakberaturan Torsi Berlebihan
didefinisikan ada jika simpangan antarlantai tingkat maksimum, torsi yang
dihitung termasuk tak terduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap
OK
sumbu lebih dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua
ujung struktur.Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi
berlaku hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
2. Ketidakberaturan Sudut Dalam
didefinisikan ada jika kedua proyeksi denah struktur dari sudut dalam lebih NOT
besar dari 15 persen dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan. OK

3. Ketidakberaturan Diskontinuitas Diafragma


didefinisikan ada jika terdapat diafragma dengan diskontinuitas atau variasi
kekakuan mendadak, termasuk yang mempunyai daerah terpotong atau
OK
terbuka lebih besar dari 50 persen daerah diafragma bruto yang
melingkupinya, atau perubahan kekakuan diafragma efektif lebih dari 50
persen dari suatu tingkat ke tingkat selanjutnya.
4. Ketidakberaturan Pergeseran Melintang Terhadap Bidang
didefinisikan ada jika terdapat diskontinuitas dalam lintasan tahanan gaya OK
lateral, seperti pergeseran melintang terhadap bidang elemen vertikal.
5. Ketidakberaturan Sistem Nonparalel
didefninisikan ada jika elemen penahan gaya lateral vertikal tidak paralel atau OK
simetris terhadap sumbu-sumbu ortogonal utama sistem penahan gaya gempa.
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Berikut adalah simpangan maksimum (drift max) yang diperoleh dari program
ETABS pada arah X

Drift max Drift Avg


No. Stories Ratio STATUS
(mm) (mm)
1 Story6 5.013 4.799 1.045 OK
2 Story5 4.447 4.352 1.022 OK
3 Story4 4.408 4.294 1.026 OK
4 Story3 4.138 3.919 1.056 OK
5 Story2 3.339 3.033 1.101 OK
6 Story1 1.637 1.491 1.098 OK

Dari tabel tersebut perbandingan antara simpangan maksimum dan simpangan rata-
rata dibawah 1.2 dan 1.4 sehingga tidak terjadi ketidakberaturan torsi baik 1a
maupun ketidakberaturan torsi berlebihan 1b pada bangunan arah X.

Berikut adalah simpangan maksimum (drift max) yang diperoleh dari program
ETABS pada arah Y.

Drift max Drift Avg


No. Stories Ratio STATUS
(mm) (mm)
1 Story6 6.79 6.703 1.013 OK
2 Story5 8.004 7.948 1.007 OK
3 Story4 9.378 8.623 1.088 OK
4 Story3 10.26 9.077 1.13 OK
5 Story2 9.435 7.963 1.185 OK
6 Story1 4.771 3.909 1.221 OK

Dari tabel tersebut perbandingan antara simpangan maksimum dan simpangan rata-
rata dibawah 1.2 dan 1.4 sehingga tidak terjadi ketidakberaturan torsi baik 1a
maupun ketidakberaturan torsi berlebihan 1b pada bangunan arah Y.
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Cek ketidakberaturan sudut dalam

Px 22500
= =0.577 8
Lx 13000
P y 2 40 00
= =0. 64 5
L y 1 55 00
Px Py
Nilai dari dan keduanya lebihbesar daripada0.15 sehingga
Lx Ly
terjadi ketidakberaturan sudut dalam
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Cek ketidakberaturan diskotinuitas diafragma

Luas Void ( 4.114 × 5−( 1.9 ×2.075 ) )


= =0.05027=5.027 %
Luas total bangunan ( 22.5 ×24−( 13.5 ×15.5 ) )
Sehingga tidak terjadi ketidakberaturan diafragma karena luas void hanya 5.027%
dari luas bangunan total yang mana kurang dari 50%.

Cek ketidakberaturan akibat pergeseran tegak lurus terhadap bidang


Tidak terjadi ketidakberaturan akibat pergeseran tegak lurus terhadap bidang karena
elemen struktur terhubung tanpa terjadi diskontinuitas dalam lintasan lateral.

Cek ketidakberaturan Sistem non parallel


Tidak terjadi ketidakberaturan system non parallel karena semua elemen struktur
vertikal baik kolom maupun shear wall semuanya berada pada sumbu sejajar
orthogonal.
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Cek ketidakberaturan vertikal pada struktur

1. Cek ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak 1a


Berikut merupakan nilai kekakuan yang diperoleh dari ETABS

Stories Ki (in E) 70% Ki+1 80% avg Status1 Status2


TIDA TIDA
Story1 1780786 587275 489684
K K
838964. 262410. TIDA TIDA
Story2 401599
3 7 K K
573712. 196890. TIDA TIDA
Story3 296546.5
9 9 K K
423637. 125881. TIDA TIDA
Story4 189453.5
9 2 K K
270647. 35244.1 TIDA TIDA
Story5 30838.61
8 3 K K
44055.1
Story6        
6

Sehingga tidak terjadi ketidakberaturan tingkat lunak 1a pada struktur bangunan


tersebut

2. Cek ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak 1b


Berikut merupakan nilai kekakuan yang diperoleh dari ETABS

Stories Ki (in E) 60% Ki+1 70% avg Status1 Status2


428473.
Story1 1780786 503378.6 TIDAK TIDAK
5
838964. 295866.
Story2 344227.7 TIDAK TIDAK
3 3
573712. 172279.
Story3 254182.7 TIDAK TIDAK
9 5
423637.
Story4 162388.7 110146 TIDAK TIDAK
9
270647. 30838.6
Story5 26433.1 TIDAK TIDAK
8 1
44055.1
Story6        
6
PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 43
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DANPERENCANAAN BAGIAN STRUKTUR: NRP: 21416022
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA GEMPA 21416141
PERHITUNGAN

Sehingga tidak terjadi ketidakberaturan tingkat lunak 1b pada struktur bangunan


tersebut

Anda mungkin juga menyukai