MODUL D
Kelompok 13
Alexander Darmawan (1506745365)
Aflah alamsah (1506716655)
Lucky Steffano Situmorang (1506745320)
Rahma Latifa Dewi (1506675453)
I. TUJUAN
Untuk mengukur tegangan pada suatu objek yang melentur dan membandingkannya
dengan hasil teori.
II. TEORI
b . d3
I=
12
Bending Moment
Untuk balok kantilever, momen lentur
M =F (l−x)
Stress ( σ )
Dari bending moment, tegangan teoritis pada titik sepanjang balok adalah:
My
σ=
I
Strain ( ε )
Regangan teoritis diambil dari persamaan dari Young’s Modulus:
σ
ε=
E
III. PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
V. DATA PERCOBAAN
GF = 2.11
Config = 4
L = 450 mm
Data yang diperoleh praktikan akan diolah untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai
berikut:
o Gaya (force)
m
F=m. g=0.0 5 kg .9,81 2
=0.4 905 Kgm/ s2
s
o Inersia Penampang
1 3 1 4
I = .b . d = . 19,2 mm .5 mm=200 mm
12 12
o Bending Moment
M =F ( l−x ) =0.4905 N ( 300−15 ) mm=139.7925 Nmm
o Tegangan akibat momen lentur (Calculated Stress)
M.y
σ= =
139.7925 Nm . ( 12 .5) mm =1.74740625 N /mm2
I 200 mm 4
o Regangan (Calculated Strain)
σ 1.74740625 N /mm2
ε= = =0.000008441576
E 207000 Mpa
Bending Calculated
Force Strain Reading Calculated
No. Load (Kg) Momen Stress
(N) (𝜇�) Strain (𝜇�)
(Nmm) (N/mm2)
1 0.05 0.4905 8 139.7925 1.7474063 8.442 10-6
2 0.1 0.981 18 279.585 3.4948125 1.688 10-5
3 0.15 1.4715 27 419.3775 5.2422188 2.532 10-5
4 0.2 1.962 36 559.17 6.989625 3.377 10-5
5 0.25 2.4525 46 698.9625 8.7370313 4.221 10-5
6 0.3 2.943 55 838.755 10.484438 5.065 10-5
7 0.35 3.4335 64 978.5475 12.231844 5.909 10-5
8 0.4 3.924 74 1118.34 13.97925 6.753 10-5
9 0.45 4.4145 83 1258.1325 15.726656 7.597 10-5
10 0.5 4.905 92 1397.925 17.474063 8.442 10-5
Tabel 1. Tabel Perhitungan Data Praktikum
12 10.48
10 8.74
8 6.99
6 5.24
3.49
4
1.75
2
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Strain Reading
Regangan
Load Regangan Kesalahan
Percobaan
(gram) Teori (�) Relatif (%)
(�)
0.05 0.000008 8.44158E-06 5.23096733
0.1 0.000018 1.68832E-05 6.615161758
0.15 0.000027 2.53247E-05 6.615161758
0.2 0.000036 3.37663E-05 6.615161758
0.25 0.000046 4.22079E-05 8.984387574
0.3 0.000055 5.06495E-05 8.589516605
0.35 0.000064 5.9091E-05 8.307465912
0.4 0.000074 6.75326E-05 9.576694029
0.45 0.000083 7.59742E-05 9.247634887
0.5 0.000092 8.44158E-05 8.984387574
Tabel 2. Tabel kesalahan Relatif Calculated Strain
VII. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Maret 2017 di
Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas
Indonesia. Praktikum ini berjudul Bending System memiliki tujuan untuk
mengukur tegangan pada suatu objek yang melentur dan membandingkannya
dengan hasil teori. Peralatan yang digunakan yaitu The Strain Gauge Trainer
SM1009 sebagai alat sekaligus indicator untuk melihat regangan pada
penampang, satu set beban besar, dan satu set beban kecil.
Pertama kali praktikan menyambungkan kabel power supply ke soket
untuk pengukuran Bending System. Selanjutnya praktikan menghubungkan
melepas dummy yang terpasang pada soket, dan menghubungkan kabel gauge
merah dan biru ke soket yang berlawanan. Untuk kabel gauge kuning dan
hijau dihubungkan ke soket yang berlawanan pula. Lalu tombol konfigurasi
diubah ke posisi 4 serta gauge factor menjadi 2.11. Selanjutnya praktikan
menekan tombol 0 untuk mereset display hingga menunjukkan angka 0.
Kemudian praktikan meletakkan beban dengan penggantung pada
jarak 300mm dari ujung batang sebelah kiri. Besar beban dimulai dari 50
gram hingga 500 gram dengan kelipatan 50 gram diantara besar beban
tersebut. Kemudia praktikan membaca besar pembacaan regangan yang
ditampilkan di display dan memcatatnya untuk diolah pada pengolahan data.
b. Analisis Hasil
Dari tabel dan grafik dapat dilihat bahwa besarnya strain reading yang
terjadi berbanding lurus dengan besarnya beban yang digunakan, dibuktikan
dengan semakin naiknya garis yang ditampilkan pada grafik. Serta nilai gradient
yang didapatkan juga bernilai positif sehingga grafik pun akan terus naik.
Sehingga dapat kita ketahui hal-hal yang mempengaruhi semakin besarnya nilai
regangan ialah dengan bertambahnya beban, semakin jauhnya jarak beban
dengan perletakan, atau semakin kecilnya besar momen inersia penampang.
c. Analisis Kesalahan
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan praktikan dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa hal yang dapat dilihat secara langsung hubungannya pada
praktikum The Bending System, yaitu:
1. Besarnya nilai regangan pada suatu penampang dipengaruhi oleh
besar beban yang bekerja, material yang digunakan, dimensi
penampang dan jarak beban dengan perletakannya.
2. Semakin besar beban yang memengaruhi penampang, maka
semakin besar pula besar regangan yang terjadi.
MODUL D2
I. TUJUAN
Untuk menunjukkan bagaimana cara untuk menghubungkan dan menggunakan
pengukur regangan untuk mengukur regangan dalam dua dimensi.
Untuk menunjukkan bagaimana cara membandingkan hasil praktikum regangan
tarik dalam dua dimensi dengan teori dan membuktikan poisson’s ratio.
II. TEORI
Tensile Stress and Strain, and Poisson’s ratio
Ketika balok di atas ditekan atau ditarik oleh sebuah gaya, tegangan yang terjadi pada
benda uji sama dengan gaya yang terjadi pada luasan benda uji.
Untuk penampang balok:
F
σ=
x .z
Regangan yang terjadi pada arah gaya sama dengan tegangan dibagi dengan Young’s
Modulus jenis material:
σ
ε=
E
Poisson’s ratio (v)
Gambar di atas adalah rasio dari regangan ‘transverse’ pada material, dibagi dengan
regangan longitudinal. Seorang matematikawan Perancis – Simeon Poisson,
menemukannya ketika dia sadar bahwa cross-section sebuah material berkurang ketika
material tersebut ditarik.
Persamaannya adalah
−εx
v=
εy
III. PERALATAN
The Strain Gauge Trainer SM1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
2. Mengukur benda uji yang akan digunakan dan kemudian memasukkan ke dalam
tabel.
3. Menghubungkan pengukur merah dan kuning pada tension system pada strain
display, dengan cara bersebrangan seperti pada gambar di bawah ini, ganti control
konfigurasi menjadi 2.
4. Membiarkan peralatan hingga stabil, sekitar satu menit, kemudian menekan dan
menahan tombol nol sampai display menunjukkan angka 0 (nol).
5. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
6. Memasang penggantung beban besar pada bagian bawah batang tension system.
Massa sebuah penggantung besar adalah 500 gram. Menambahkan 500 gram pada
penggantung beban untuk mendapatkan total beban 1 kilogram.
7. Mencatat pembacaan regangan pada tabel.
8. Menambahkan beban 1 kg, kemudian mencatat hasil pembacaan.
9. Mengulangi langkah di atas hingga beban total
10. Melepaskan beban kembali.
11. 10 kg.
V. DATA PERCOBAAN
Tensile
No Load (Kg)
Strain (𝜇�)
1 1 4
2 2 8
3 3 12
4 4 16
5 5 20
6 6 24
7 7 28
8 8 32
9 9 36
10 10 41
o Gaya (force)
m
F=m. g=1 0 kg .9,81 2
=9 8 ,1 Kgm/ s2
s
o Luas Penampang
2
A=x . y=2 mm .10 mm=20 mm
o Tenganan Aksial
F 98,1N
σ= = =4, 905 N /mm2
A 20 mm 2
o Regangan
2
σ 0.4905 N / mm
ε= = =7 1 , 087 x 10−6
E 69000 Mpa
3.43
2.94
3 2.45
1.96
2 1.47
0.98
1 0.49
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Strain Reading
¿ 43.73%
Regangan
Load Regangan Kesalahan
Tabel 2. Tabel Percobaan Kesalahan
(Kg) Teori (𝜇�) Relatif
Relatif (𝜇�) Regangan
-6
1 0.000004 7.11 10 43.73%
VII. 2 0.000008 1.42 10-5 43.73% ANALISIS
a. 3 0.000012 2.13 10-5 43.73% Analisis
4 0.000016 2.84 10-5 43.73% Percobaan
5 0.00002 3.55 10-5 43.73%
6 0.000024 4.27 10-5 43.73% Praktikum
7 0.000028 4.98 10-5 43.73%
yang berjudul
8 0.000032 5.69 10-5 43.73%
9 0.000036 6.40 10-5 43.73% The Tension
10 0.000041 7.11 10-5 42.32% System ini juga
dilaksanakan pada hari yang sama yaitu Sabtu, 11 Maret 2017 di
Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas
Indonesia. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur besar regangan dalam
dua dimensi dengan menghubungkan dan menggunakan pengukur regangan
dan untuk membandingkan hasil praktikum regangan tarik dalam dua dimensi
dengan teori. Alat yang digunakan juga sama yaitu mesin The Strain Gauge
Trainer SM 1009 tetapi pada alat bagian Tension System dan satu set beban
dari 1 kg hingga 10kg.
b. Analisis Hasil
Dari percobaan, praktikan mendapatkan 10 data pembacaaan regangan
pada display yang akan dibandingkan hasilnya dengan besar nilai regangan
yang didapat dari perhitungan secara teori. Perhitungan untuk mendapatkan
besarnya regangan secara teori dimulai dari menghitung besarnya gaya yang
memengaruhi. Praktikan menghitung beban 10kg kemudian mengubah dalam
satuan gaya sehingga didapatkan 98,1 N. Lalu praktikan menghitung nilai
tegangan yang terjadi pada benda uji dengan membagi besarnya gaya yang
memengaruhi dengan luas penampang.
Luas penampang yang digunakan ialah 20mm2 sehingga praktikan
dapat menghitung tegangan yang terjadi yaitu sebesar 4,905 N/mm2. Lalu
praktikan menghitung besarnya nilai regangan menurut teori dengan membagi
besarnya tegangan dengan modulus elastisitas. Sehingga didapatkan besarnya
regangan sebesar 71,087 10-6 untuk beban sebesar 10kg. Kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan besarnya regangan yg didapat dari praktikum
yaitu 4x10-5. Terdapat perbedaan nilai yang diakibatkan oleh kesalahan-
kesalahan dalam praktikum yang akan diterangkan di bagan selanjutnya.
Kemudian metode perhitungan tersebut diaplikasikan juga keseluruh
beban yang diujikan pada praktikum sehingga didapatkan pula besarnya
masing-masing regangan yang terjadi akibat pembebanan secara teori.
Seluruh data tersebut kemudian dibandingkan dalam grafik regangan teori
dan praktikum serta data praktikum di plot ke grafik yang memperlihatkan
pengaruh tegangan kepada regangan yang terjadi. Dengan metode regresi
linear, maka didapatkan persamaan yang dimana nilai gradient tersebut
merupakan besarnya modulus elastisitas secara praktikum.
Perbedaan data regangan teori dan praktikum kemudian dihitung
masing-masing kesalahan relatifnya serta perbedaan data modulus elastisitas
pun demikian. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat bahwa yang
dapat memengaruhi besarnya regangan yang terjadi akibat pembebanan ialah
besarnya beban yang digunakan, luas penampang benda uji, modulus
elastisitas dan tegangan yang terjadi. Dapat dilihat pula pada grafik bahwa
semakin bertambahnya tegangan yang terjadi pada benda uji, maka akan
mengakibatkan bertambahnya pula regangan yang terjadi pada benda uji.
c. Analisis Kesalahan
Setelah melakukan pengolahan data, dapat dilihat bahwa kesalahan
relatif yang didapat tergolong besar. Kesalahan relatif yang didapat oleh
perbandingan nilai modulus elastisitas adalah 75.24%. Nilai kesalahan relatif
dari regangan tergolong besar dengan rata-rata diatas 43%. Kesalahan pada
praktikum kali ini dapat disebabkan oleh beberapa hal ,yaitu :
1. Beban yang digunakan belum stabil tergantung sehingga
mengakibatkan pembacaan nilai regangan pada display berubah-
ubah.
2. Sudah seringnya benda uji dipergunakan untuk praktikum
sebelumnya sehingga memengaruhi nilai modulus elastisitasnya
akibat benda uji bias sampai pada kondisi plastis
3. Pembulatan pada pengolahan data sehingga memengaruhi hasil
perhitungan yang kurang akurat
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini ialah :
1. Besarnya tensile stress akan memengaruhi strain reading suatu
penampang, semakin besar tegangan maka akan semakin besar pula
regangan yang terjadi
2. Hal lain yang memengaruhi pembacaan regangan ialah seperti besarnya
beban yang digunakan, material dan dimensi penampang yang digunakan.
MODUL D3
I. Tujuan
Mengukur regangan pada suatu objek yang berputar
Membandingkan regangan percobaan dengan regangan teori pada balok puntir
II. TEORI
Torsion Stress and Strain
Polar moment of Inertia
Pada dasarnya sama dengan momen inersia balok, akan tetapi polar moment of inersia
bekerja pada balok yang melingkar (1)
4
πD
J=
32
Torsi
Gaya punter pada ujung batang adalah gaya momen pada lengan torsi (3) :
Shear Stress
Ʈ = TD/2J
Shear Strain
ɣ = T/G = rβ/l
Direct Strain
Pengukur regangan mengukur direct strain pada permukaan objek pada saat tes
dilakukan, oleh karena itu untuk membandingkan hasil tes dengan hasil teori, hasil
regangan geser harus dikonversikan menjadi regangan langsung (direct strain). Hal
yang sama harus dimengerti untuk mengonversikan shear strain menjadi direct strain.
Ketika gaya merubah panjang suatu objek, regangan langsungnya adalah :
(regangan) = Perubahan panjang / Panjang asli
Jadi, direct strain disebabkan oleh perubahan panjang, sedangkan shear strain
disebabkan oelh tegangan pada 2 dimensi (perubahan bentuk). Untuk menghubungkan
hal tersebut, gambar diatas memperlihatkan bagaimana suatu gara merubah suatu
bentuk persegi. Gaya menyebabkan regangan dalam dua dimensi untuk merubah
panjang diagonal dari persegi. Regangan geser merupakan besarnya perubahan batang
diagonal. Untuk sudut yang kecil, perkiraanya adalah alfa = gama. Dari rumus
phytagoras, panjang asli diagonal (unstrained)2 = 12 + 12 jadi, panjang diagonal
unstrained = √ 2 . Panjang diagonal strained2 = (strained )2=12 +(1+ ϒ )2 . Pada
aplikasi tipe regangan kecil ini, gama merupakan sangat kecil, sehingga (gama)2
dapat dihapus kemudian persamaannya menjadi :
√ 2+ 2( gama)
Dimana √ 2 √ 2+2( gama) dan hasilnya sekitar √ 2 (1+gama/2)
Jadi, sebagaimana regangan langsung = Perubahan panjang / panjang asli, maka
regangan langsung pada diagonal adalah :
Jadi, pada kasus ini regangan langsung adalah setengah regangan geser (6)
€ = (gama)/2
III. Peralatan
The Strain Gauge Trainer SM 1009
Satu set beban besar
Satu set beban kecil
Atau menempelkan pengukur regangan dengan cara rossete seperti gambar (b).
Pembacaan positif menunjukan elemen dalam keadaan tarik, dan pembacaan
negative menunjukan elemen dalam keadaan tekan.
2. Membuat tabel pencatatan
3. Menyambungkan gauge biru (kabel biru dan steker) dan masukkan tiga steker dummy
ke tiga soket lainnya seperti gambar di bawah.
4. Mengubah tombol konfigurasi menjadi pada posisi 1
5. Memasukkan lengan puntir dimasukkan kedalam lubang pada ujung system torsi.
6. Biarkan peralatan hingga stabil, sekitar 1 menit, kemudian tekan dan tahan tombol nol
sampai display menunjukan angka 0
7. Menambahkan beban kecil pada ujung lengan puntir
8. Memasang gantungan beban kecil
9. Beban kecil sebesar 10 gram. Menambahkan 49 x 10 gram beban pada gantungan
untuk memberikan beban total 500 gram. Mencatat pembacaan regangan dan
polaritinya pada tabel
10. Mengulangi langkah diatas dengan gauge merah, kuning, dan hijau.
V. DATA PRAKTIKUM
Load Strain
(gram) (𝜇�)
250 6
500 12
o Gaya (force)
m
F=m. g=0.5 kg . 9,81 2
=4.905 Kgm/ s2
s
o Gaya Torsi
T =F x Lengan=4.905 N .150 mm=735.75 Nmm
o Inersia Polar
4
π d 4 3,14 .(10 mm)
J= = =981.25 mm 4
32 32
o Tegangan Geser
T . d 735.75 Nm m. 10 mm
τ= = =3.74 N /mm2
2. J 2 . 981.25 mm 4
o Regangan Geser
2
τ 3.74 N /mm
γ= = =0.0000 471
G 79600 N /mm2
o Regangan Langsung
γ 0.0000 471
ε= = =2.355 6E-05
2 2
Data tersebut kemudian dimasukan dalam tabel sebagai berikut:
Strain
Direct Kesalahan
Readin
Strain Relatif
g
VII. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Praktikum yang berjudul The Torsion System ini juga dilaksanakan
pada hari yang sama dengan praktikum sebelumnya yaitu Sabtu, 11 Maret
2017 di Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil
Universitas Indonesia. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur besar
regangan pada suatu objek yang diberikan gaya sehingga berputar dan
membandingkan nilainya dengan regangan teori pada balok puntir.
Praktikan pertama kali menghubungkan mesin pembaca regangan
dengan sumber listrik kemudian menghubungkan kabel merah dan kabel hijau
pada arah yang berlawanan sesuai dengan modul. Kemudian menghubungkan
mesin pembaca regangan ke bagian alat Torsion System. Lalu praktikan
mereset display pada mesin agar menunjukkan angka 0 dengan menekan
tombol 0 selama beberapa detik. Lalu mengatur tombol konfigurasi ke 1 dan
gauge factor menjadi 2,03.
Setelah terkalibrasi, praktikan menggantungkan beban 250gram ke alat
dan benda uji, kemudian mencatat regangan akibat torsi pada display.
Selanjutnya langkah yang sama juga dilaksanakan untuk beban 500gram.
b. Analisis Hasil
Dari percobaan ini hanya didapatkan 2 variasi data akibat beban 250
gram dan 500 gram. Kedua data regangan akibat momen puntir praktikum
akan dibandingkan dengan regangan teori. Untuk mencari nilai regangan
secara teori dibutuhkan nilai tegangan geser yang didapatkan dari mengalikan
gaya torsi dengan diameter penampang lalu dibagi dengan 2 kali inersia polar.
Lalu regangan geser pun dapat dicari dengan membagi nilai tegangan geser
dengan modulus elastisitas. Lalu untuk mencari regangan langsung dengan
membagi dua regangan geser sehingga didapatkan sebesar 2.355x10-5. Lalu
metode perhitungan yang sama dilakukan pada beban 250 gram sehingga
didapatkan data regangan langsungnya sebesar 1.176x10-5.
Kedua data regangan langsung tersebut dibandingkan dengan regangan
dari praktikum memiliki perbedaan nilai yang diakibatkan oleh kesalahan-
kesalahan praktikum. Namun dari praktikum ini dapat dilihat bahwa besarnya
nilai regangan yang terjadi baik itu secara teori maupun praktikum akan
berbanding lurus dengan tegangan geser yang terjadi pada penampang. Artinya
bahwa semakin besar tegangan yang terjadi makan akan semakin besar pula
regangan yang terjadi pada penampang. Hal lain pun akan memengaruhi
besarnya regangan, yaitu inersia polar atau dimensi penampang serta beban
yang memengaruhi dan material penampangnya.
c. Analisis Kesalahan
Kesalahan dalam praktikum kali ini yaitu bernilai 49.04%. Kesalahan
ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Beban yang digantungkan masih belum stabil sehingga
mengakibatkan pembacaan pada display berubah-ubah
2. Pada pengolahan data praktikan melakukan pembulatan
sehingga memengaruhi hasil perhitungan
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada praktikum ini ialah :
1. Besarnya tegangan geser akibat momen punter akan mempengaruhi
besarnya regangan suatu penampang secara berbanding lurus
2. Regangan akibat teori untuk beban 250 gram ialah 1.1768x10 -5 sedangkan
secara praktikum ialah 6x10-6
3. Regangan akibat teori untuk beban 500 gram ialah 2.355x10 -5 sedangkan
secara praktikum ialah 12x10-6
IX. REFERENSI
- R.C.Hibbeler-Mechanics of Materials 8th Edition
- repository.binus.ac.id/content/K0635/K063563835.ppt
- darmini.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../mekanika-kekuatan-bahan-
geser.pdf
X. LAMPIRAN
Gambar 1 – Display Alat Gambar 2 - Alat The Tension System Trainer SM 1009