Oleh :
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Teori Dasar
pengaruh kekuatan mekanik, jika ukuran butir makin kecil maka keuletan material
akan berkurang namun kekuatan dan kekerasannya akan meningkat. Sebaliknya
jika ukuran butir membesar maka keuletan material akan meningkat, namun
kekuatan dan kekerasannya akan berkurang. Tegangan sisa merupakan tegangan
yang pernah terjadi pada spesimen atau spesimen telah mengalami pembebanan
sebelumnya. Sejarah regangan sebelumnya merupakan regangan yang sudah
terdapat pada spesimen uji karena pembebanan atau pengaruh pemotongan.
Persiapan spesimen dan dimensi dapat mempengaruhi nilai kekuatan lentur dan
modulus elastisitas karena jika persiapan dari spesimen tidak baik maka akan
mempengaruhi dimensi, inersia dan luas dari spesimen uji sehingga data yang
diperoleh tidak akurat dan presisi.
2.2 Flexural Strength dan Modulus Elastisitas
Fenomena yang terjadi pada pengujian lentur dan kekakuan adalah
terjadinya defleksi pada spesimen uji. Bagian atas yang terkena penekanan akan
mengalami tegangan tekan yang terpusat, sedangkan bagian bawahnya akan
mengalami tegangan tarik sehingga diperoleh hasil uji spesimen bengkok.
Penekanan pada spesimen uji (memberikan kerja pada sistem) mengakibatkan
sistem harus mengeluarkan kalor untuk menjaga agar sistem tetap stabil, maka dari
itu setelah pengujian spesimen terasa hangat (mengalami peningkatan suhu). Pada
saat penekanan juga terjadi pengerasan pada material seiring terjadinya deformasi
plastis (strain hardening).
Kekuatan lentur dari material dapat diketahu dari perhitungan
𝑀.𝑐
𝜎=
𝐼
σ = Tegangan lentur
M = Momen lentur pada daerah tinjauan
c = Jarak dari sumbu netral
I = Momen inersia penampang
Efvan Adhe
13716023
BAB III
Data Percobaan
3.1 Data
Material : ST-37
Panjang rata-rata : 300 mm
Lebar rata-rata : 18.893 mm
Tinggi rata-rata : 18.836 mm
Kekerasan awal : 66.8 HRB
Kekerasan akhir : 83.6 HRB
Mesin uji : Tarno Grocki
Jarak tumpuan : 150 mm
Beban maksimal : 28600 N
Tabel 3.1 Defleksi yang terjadi akibat pembebanan
Beban (kN) Defleksi (10-2 mm)
1 8
2 14
3 20
4 25
5 29
6 32.5
7 36
8 40
9 44
10 49
11 53
12 55.5
13 59.5
14 67
15 88.5
16 236
Efvan Adhe
13716023
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Defleksi (mm)
8000
6000
4000
2000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Defleksi (mm)
𝑃𝐿3
𝐸=
48 𝛿𝐼
𝑏ℎ3
𝐼=
12
𝑃
= 𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟
𝛿
18.836 𝑥 18.8933
𝐼=
12
𝐼 = 10585.47155 𝑚𝑚4
𝑃
= 23519 𝑁/𝑚𝑚
𝛿
𝐿3 = 3375000 𝑚𝑚3
𝑁
23848 𝑚𝑚 𝑥 3375000 𝑚𝑚3
𝐸=
48 𝑥10585.47155 𝑚𝑚4
𝑬 = 𝟏𝟓𝟖. 𝟒𝟎𝟔𝟗𝟕𝟐𝟒 𝑮𝑷𝒂
Kekuatan lentur dari spesimen uji dapat diketahui melalui beban maksimal
yang diterima, jarak maksimum dari sumbu netral, dan momen inersia
spesimen.
𝑀. 𝑐
𝜎=
𝐼
𝑃𝐿
𝑀=
4
28600 𝑁 𝑥 150 𝑚𝑚
𝑀=
4
𝑀 = 1072500 𝑁. 𝑚𝑚
18.893 𝑚𝑚
1072500 𝑁. 𝑚𝑚 𝑥
𝜎= 2
18.836 𝑥 18.8933
𝑚𝑚4
12
𝝈 = 𝟗𝟓𝟕. 𝟏𝟎𝟏𝟓𝟓𝟐𝟏 𝑴𝑷𝒂
Efvan Adhe
13716023
BAB IV
Analisis Data
lentur, sehingga akibat dari deformasi plastis dan dislokasi paket atom material
harus melepaskan kalor untuk menjaga kesetabilannya. Dari hasil akhir dapat
disimpulkan bahwa pengujian material ST37 kurang baik menggunakan uji lentur
dan kekakuan karean material ST37 tergolong material ulet dan tidak dapat
memperoleh hasil maksimal dari pengujian.
Efvan Adhe
13716023
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan pengolahan data terhadap uji lentur dan kekakuan dapat
disimpulkan bahwa :
a) Kekuatan lentur dari spesimen uji dapat ditentukan berdasarkan beban
maksimal yang dapat diterima oleh spesimen, dimensi, dan momen inersia
dari spesimen, yaitu σ = 957.1015521 MPa. Hasil yang diperoleh jauh
dibandingkan dengan literatur σ = 340-470 MPa.
b) Modulus elastisitas dari spesimen uji dapat diperoleh berdasarkan regresi
pada daerah elastis dan momen inersia dari spesimen, yaitu E=158.4069724
GPa. Hasil yang diperoleh jauh berbeda dengan literatur E=200 GPa.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan dapat diketahui bahwa pengujian
menggunakan 3 point bending tidak memberikan hasil yang akurat karena
pembebanan hanya terkonsentrasi pada satu titik dan cenderung memiliki kesalahan
karena peletakan spesimen yang tidak tepat. Pemasangan defleksimeter harus lebih
akurat dan presisi agar tepat pada daerah pembebanan. Pembacaan besar gaya
pembebanan dan besar defleksi secara manual menimbulkan pelebaran nilai
kesalahan karena waktu yang singkat, lebih akurat dan presisi menggunakan
defleksimeter automatis.
Efvan Adhe
13716023
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN