Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

Laboratorium Teknik Material 1


Modul E Uji Lelah (Fatigue)

Oleh :

Nama : Efvan Adhe Putra Pradana


NIM : 13716023
Kelompok :4
Anggota (NIM) : Bonivasius T Cahyo 13716036
Chevira Destri P 13716037
Ihsan Nurfajri 13716038

Tanggal Praktikum : 12 Maret 2018


Tanggal Penyerahan Laporan : 15 Maret 2018
Nama Asisten (NIM) : Juan Davin (13714036)

Laboratorium Teknik Metalurgi dan Teknik Material


Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2018
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kasus nyata pengaplikasian mekanika material yang sering terjadi disekitar
kita adalah pembebanan dinamik. Sebagian besar pembebanan pada material
melibatkan tegangan tarik, tegangan tekan, fleksural, dan torsional secara terus
menerus (fluktuasi). Meskipun tegangan-tegangan yang diberikan dibawah ultimate
tensile strength dari material namun material dapat mengalami kegagalan bila
diberikan secara terus menerus. Kegagalan material yang diakibatkan oleh
pembebanan secara fluktuatif (dinamik) dikenal sebagai kegagalan lelah (fatigue).
Beberapa contoh komponen yang gagal akibat fatigue adalah turbine blade,
kompresor, dan jembatan. Pada proses kegagalan fatigue sulit diamati kriteria
kegagalan yang terjadi pada material.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menentukan daerah kegagalan fatigue berdasarkan diagram compelete
modified goodman.
BAB II

Teori Dasar

2.1 Prinsip Uji Fatigue


Tujuan utama uji fatigue adalah untuk mempelajari dan memahami
mekanisme terjadinya kegagalan pada material akibat pembebanan dinamik/
fluktuatif serta tahapan-tahapan untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut.
Pada kegagalan akibat pembebanan statis umumnya memberikan kriteria awal
berupa defleksi atau deformasi plastis dari material, hal tersebut terjadi karena
tegangan statis yang diberikan melebihi kekuatan lentur dari material, dan patahan
dapat diamati secara langsung serta tanda-tandanya. Sedangkan kegagalan fatigue
disebabkan oleh pembebanan dinamik/ fluktuatif dengan nilai dibawah tegangan
ultimate material dan bahkan dibawah tegangan elastis material, namun
pembebanan dinamik tersebut diberikan dalam cycle yang tertentu. Terkadang
kegagalan fatigue terjadi secara langsung/ tiba-tiba karena kriteria terjadinya
patahan sulit untuk diketahui.
2.2 Fatigue Stress Cycle
Terdapat tiga jenis pembebanan terhadap waktu (fatigue stress cycle) yaitu
pembebanan dengan tegangan tarik-tarik, pembebanan dengan tegangan tarik-
tekan, dan pembebanan dengan tegangan acak.

Gambar 2.1 Kurva stress cycle


Dari kurva pembebanan terhadap waktu tersebut terdapat variabel terkontrol
yang dapat diamati yaitu mean stress, range of stress, alternating stress, stress
ratio.
Mean stress adalah tegangan dinamik rata-rata yang diterima material pada cycle
σ𝑚𝑎𝑥 +σ𝑚𝑖𝑛
tertentu, dapat dirumuskan dengan σ𝑚 = .
2

Range of stress adalah selisih tegangan dinamik maksimum dan minimum yang
diterima material, dapat dirumuskan dengan σ𝑟 = σ𝑚𝑎𝑘𝑠 − σ𝑚𝑖𝑛 .
Alternating stress adalah tegangan amplitudo yang diterima oleh material, dapat
σ𝑟
dirumuskan dengan σ𝑎 = .
2

Stress ratio adalah perbandingan antara tegangan maksimum dan minimum yang
σ
diterima oleh material, dapat dirumuskan dengan 𝑅 = σ 𝑚𝑖𝑛 .
𝑚𝑎𝑘𝑠

Gambar 2.2 Kurva stress cycle

Gambar 2.3 Kurva complete modified goodman


Gambar 2.4 Kurva modified goodman
Untuk menganalisis kondisi materal yang diberikan pembebanan akan
mengalami kegagalan fatigue atau tidak dapat diketahui melalui diagram modified
goodman atau diagram complete modified goodman.
2.3 Fatigue Failure
Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui jika nilai tegangan berada
didalam daerah hijau maka material tidak patah akibat kegagalan fatigue.
Kegagalan fatigue memiliki tiga tahapan yaitu crack initiation, crack propagation,
dan ultimate failure.
Crack initiation merupakan kondisi adanya permulaan patahan, hal ini pada
umumnya dipengaruhi oleh dimensi, tegangan sisa, adanya pengotor pada material
dan konsisi permukaan.
Crack propagation merupakan perkembangan atau penjalaran dari crack
initiation yang pada umumnnya penjalaran terjadi akibat tegangan tarik pada
bidang geser dari material, ketahanan material terhadap crack propagation
dipengaruhhi oleh elastisitas material dan suhu lingkungan.
Ultimate failure merupakan kondisi dimana material sudah gagal/ patah,
umumnya pada permukaan patahan akan terlihiat perbedaan fase dari crack
initiation, crack propagation, dan ultimate failure.
Gambar 2.4 Permukaan patahan akibat beban lelah

Gambar 2.5 Permukaan patahan akibat beban lelah

.
BAB III

Data Percobaan

3.1 Data
Material : ST-37
Panjang rata-rata : 300 mm
Lebar rata-rata : 18.893 mm
Tinggi rata-rata : 18.836 mm
Standar pengujian lelah :
Tabel 3.1 Data uji lelah
No σmax (MPa) σmin (MPa)
1 200 -100
2 150 60
3 250 -100
4 150 25
5 150 -50
6 200 -125
7 100 75

Tabel 3.2 Data beban fluktuatif


Beban (MPa) N1 N2
250 1597000 819500
300 743500 218400
350 97000 55800
3.2 Pengolahan Data
Berdasarkan tegangan maksimum dan minimum dapat ditentukan mean
stress, range of stress, alternating stress, dan stress ratio.
Mean stress
σ𝑚𝑎𝑥 + σ𝑚𝑖𝑛
σ𝑚 =
2
200 + (−100)
σ𝑚 =
2
σ𝑚 = 50 𝑀𝑝𝑎
Range of stress
σ𝑟 = σ𝑚𝑎𝑘𝑠 − σ𝑚𝑖𝑛
σ𝑟 = 200 − (−100)
σ𝑟 = 300 𝑀𝑃𝑎
Alternating stress
σ𝑟
σ𝑎 =
2
300
σ𝑎 =
2
σ𝑎 = 150 𝑀𝑃𝑎
Stress Ratio
σ𝑚𝑖𝑛
𝑅=
σ𝑚𝑎𝑘𝑠
−100
𝑅=
200
𝑅 = −0.5
Tabel 3.3 Pengolahan mean stress, range of stress, alternating stress, stress ratio
No σmaks (MPa) σmin (MPa) σm (MPa) σr (MPa) σa (MPa) R
1 200 -100 50 300 150 0.5
2 150 60 105 90 45 0.4
3 250 -100 75 350 175 -0.4
4 150 25 87.5 125 62.5 0.166667
5 150 -50 50 200 100 -0.33333
6 200 -125 37.5 325 162.5 0.625
7 100 75 87.5 25 12.5 0.75

Grafik S-N
400
350
300
250
Stress

200
150
100
50
0
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000
Cycle

N1 N2

Gambar 3.1 Kurva S-N


Gambar 3.2 Kurva complete modified goodman

Gambar 3.3 Kurva modified goodman


Stress Cycle spesimen 1
250
200
150
100
50
0
-50
-100
-150

Stress Cycle spesimen 2


200

150

100

50

Stress Cycle spesimen 3


300

200

100

-100

-200

Stress Cycle spesimen 4


200

150

100

50

0
Stress Cycle spesimen 5
200
150
100
50
0
-50
-100

Stress Cycle spesimen 6


300
200
100
0
-100
-200

Stress Cycle spesimen 7


120
100
80
60
40
20
0

Gambar 3.4 Kurva stress cycle pada tiap spesimen


BAB IV

Analisis Data

Berdasarkan kurva complete modified goodman dapat diketahui bahwa


spesimen uji 1, 2, 4, 5, 6, dan 7 relatif aman karena tegangan amplitudonya tidak
melebihi batas kekuatan dari material. sedangkan spesimen uji 3 akan mengalami
patah pada fluktuasi N kali. Untuk menghindari terjadinya kegagalan fatigue dapat
menerapkan variabel terkontrol seperti tegangan fluktuatif yang diterima material,
geometri mempengaruhi fatigue life material apabila ada cacat fisik pada material,
kualitas permukaan mempengaruhi crack initiation dari material, tegangan sisa
akibat pembebanan sebelumnya, besar butir dari material mempengaruhi ketahanan
material, temperatur terjadinya tegangan dinamik sangat mempengaruhi ketahanan
material, konsentrasi tegangan pada permukaan akibat adanya notch. Notch dapat
disebut dengan cacat permukaan karena membuat permukaan material cenderung
tidak rata dan mengakibatkan tegangan terkonsentrasi lebih pada suatu titik.
Selanjutnya dari grafik 3.1 pembebanan dinamik terhadap material uji
(dengan asumsi jenis material sama) dalam cycle yang telah ditentukan dapat
diketahui bahwa material dengan cycle N1 memiliki fatigue life lebih dibandingkan
material dengan cycle N2. Terdapat dua kemungkinan dari data tersebut,
kemungkinan pertama bahwa material dengan cycle N1 telah diberi perlakuan
khusus seperti pengontrolan tegangan fluktuasi, perlakuan permukaan dengan
memperkeras permukaan dan menghilangkan cacat pada permukaan, kondisi suhu
lingkungan yang lebih stabil, dan lainnya. Kemungkinan kedua adalah material
dengan cycle N2 berada dalam kondisi lingkungan korosi, berada dibawah suhu
stabil, terdapat cacat permukaan seperti goresan dan lainnya.
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penggambaran diagram complete modified goodman dapat
diketahui daerah dan spesimen uji yang mengalami kegagalan berdasarkan
plot nilainya, spesimen uji 1, 2, 4, 5, 6, dan 7 relatif aman karena tegangan
amplitudonya tidak melebihi batas kekuatan dari material. sedangkan
spesimen uji 3 akan mengalami kegagalan.
5.2 Saran
Sebaiknya proses pengujian dilakukan secara nyata agar memberikan pengalaman
dan pemahaman yang lebih pengenai pembebanan fluktuatif pada uji lelah (fatigue).
DAFTAR PUSTAKA

Hibbeler, R.C. “Mechanics of Material”, 7th ed. Prentice-Hall, Inc., Singapore,


2008.
Callister, William D. 2010. Materials and Science Engineering An Introduction. 6th
edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Dieter, G. E. 1988. Mechanical Metallurgy. SI Metric Edition. UK: Mc Graw-Hill
Book Co.
Diakses pada 13 Maret 2018 (17:17)
http://www.matweb.com/search/datasheet.aspx?MatGUID=d1844977c5c8440cb9a3a9
67f8909c3a
LAMPIRAN

Tugas Setelah Praktikum


1. Jelaskan yang dimaksud dengan fatigue ratio (fatigue limit : tensile
strength)!
2. Jelaskan tiga jenis pembebanan terhadap waktu (fatigue stress cycle)!
3. Jelaskan perbedaan antara striation dan beachmark pada fatigue dalam hal
: (a) ukuran, (b) asal/sumber!
4. Jelaskan faktor apa saja yang mepengaruhi fatigue life material!
5. Gambarkan tiga tipe kurva stress cycle!
6. Jelaskan ciri-ciri permukaan patahan akibat fatigue!
7. Jelaskan metode untuk menghindari fatigue failure!
Jawab
1. Fatigue ratio atau fatigue limit merupakan batasan dimana material akan
mengalami kegagalan setelah menerima pembebanan dalam jumlah N cycle.
2. a. pembebanan acak diberikan dengan tegangan tarik dan tekan secara acak
sesuai dengan kurva dibawah.
b. pembebanan tarik-tarik yaitu pemberian beban tarik-tarik secara
fluktuatif terhadap material uji.
c. pembebanan tarik-tekan merupakan pembebanan fluktuatif secara tarik
dan tekan kepada material uji.
3. Berdasarkan ukurannya striation memiliki ukuran mikro dan harus
menggunakan alat bantu untuk melihatnya, sedangkan beachmark dapat
dilihat secara langsung. Beachmark terdiri dari kumpulan striation dan
striation selalu ada dalam suatu material.
4. Faktor yang mempengaruhi fatigue life material adalah tegangan fluktuatif
yang diterima material, geometri mempengaruhi fatigue life material
apabila ada cacat fisik pada material, kualitas permukaan mempengaruhi
crack initiation dari material, tegangan sisa akibat pembebanan sebelumnya,
besar butir dari material mempengaruhi ketahanan material makin besar
butir maka makin elastis material, temperatur terjadinya tegangan dinamik
sangat mempengaruhi ketahanan material.
5. Tiga kurva stress cycle (acak, tarik-tekan, tarik-tarik)

6. Kriteria pada patahan fatigue diantaranya adalah tidak ada deformasi plastis
secara makro, terdapat beachmark pada bagian patahan, dan pada bagian
bawah meninjukan bagian patah lelah (fatigue).
7. Untuk menghindari fatigue dapat dilakukan dengan mengontrol struktur
mikro dari material, pengontrolan tegangan yang diberikan, mengatur
persiapan permukaan(mempertimbangkan tegangan sisa yang ada di
permukaan dan menghilangkan cacat yang ada pada permukaan seperti
goresan), dan perngaturan dimensi (mencegah adanya sisi yang tumpul atau
adanya lubang pada permukaan).

Anda mungkin juga menyukai