Anda di halaman 1dari 26

Laporan Sementara Revisi I, 25/10/21, Asisten

Laboratorium Kimia Fisika (liat revisi laporan cut annisa)

ADSORPSI PADA LARUTAN

Disusun oleh:

Kelompok C-1
Tia Amanda 2004103010024
Radika Putri 2004103010037
Cut Annisa Nadifa 2004103010054

LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326

LEMBARAN PENUGASAN

Percobaan : Adsorpsi Pada Larutan


Kelompok : C-1
Nama/NIM : Tia Amanda /2004103010024
Radika Putri /2004103010037
Cut Annisa Nadifa /2004103010054
Nama Asisten : Mazaya Amajida / 1804103010015
Kondisi operasi adsorpsi (ads) dan titrasi:
T = suhu ruangan
P =1 atm
Kecepatan pengadukan = 125 rpm Larutan uji adsorpsi,
ρ CH3COOH = 1,05 g/mL (glassial)
η CH3COOH = 100%
Volume larutan uji adsorpsi (volume mula-mula sebelum pengambilan sampel
5 ml untuk titrasi), V = 250 mL
Volume larutan uji adsorpsi diambil untuk titrasi dengan NaOH, Vst = 5 mL
Konsentrasi titran, N NaOH = 1 N

Penugasan:
1. Buat perhitungan dengan software Excel. Semua perhitungan dilinkkan
(terkait) ke data pengamatan dan data perhitungan lainnya. Sheet 1
sebagai ‘Data Pengamatan’, sheet 2 sebagai ‘Pengolahan Data’, dan sheet
3 sebagai ‘Data Perhitungan dan grafik-grafik hasil perhitungan.
2. Buat perhitungan, grafik, diskusi dan pembahasan dari:
a) Hubungan waktu kontak dengan kapasitas adsorpsi
b) Hubungan massa adsorben dengan kapasitas adsorpsi
3. Buat perhitungan nilai parameter, grafik, diskusi dan pembahasan dari:
a) Isoterm Langmuir dengan metoda Least Square dan grafik persamaan
linear Langmuir
b) Isoterm Freundlich dengan metoda Least Square dan grafik persaman
linear Freundlich
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326

Konsentrasi CH3COOH
Massa arang sebelum ads (N)
aktif (gram) jenis Waktu (menit)
A

0,5
0 0 0,6
0,7
0,8
0,4
0,6 40 0,5
0,8
55
1,2 70 0,5
85
0,5
1,2 40 0,6
0,7
0,8

Darussalam,7 Oktober 2021


Menyetujui
Pembimbing,

Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T., M.Eng


NIP. 19720525 1999031002
BAB I
DATA PENGAMATAN

Tabel 1.1 Data Pengamatan Volume Titrasi CH3COOH dengan Larutan NaOH 1
N sebelum Adsorpsi

Konsentrasi CH3COOH (N) Volume Larutan (mL) Volume Titrasi (mL)

0,8 4,1
0,7 3,7
0,5
0,6 3,1
0,5 2,6

Tabel 1.2 Data Pemgamatan Volume Titrasi 5 mL CH3COOH dengan Larutan


NaOH 1 N setelah Adsorpsi

Konsentrasi Massa Karbon Volume


Waktu
CH3COOH (N) Aktif (gram) Titrasi (mL)

40 0,4 2,6
40 0,6 2,5
0,5
40 0,8 2,3
40 1,2 2,1
55 1,2 1,9
0,5 70 1,2 2
85 1,2 2,3
0,6 1,2 2,5
0,7 40 1,2 2,8
0,8 1,2 3

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengolahan Data
Tabel 2.1 Hasil Pengolahan Data Larutan CH3COOH setelah Adsorpsi

Konsentrasi Massa Karbon Volume


Waktu
CH3COOH (N) Aktif (gram) Titrasi (mL)

40 0,4 2,6
40 0,6 2,5
0,5
40 0,8 2,3
40 1,2 2,1
55 1,2 1,9
0,5 70 1,2 2
85 1,2 2,3
0,6 1,2 2,5
0,7 40 1,2 2,8
0,8 1,2 3

2.2 Pembahasan
Adsorpsi merupakan kejadian fisik yang terjadi ketika molekul-molekul
gas ataupun cair dikenakan dengan permukaan zat padat penyerap dan juga terjadi
karena adanya Tarik menarik antar atom yang menutupi permukaannya. Adsorpsi
ini memiliki keuntungan yaitu tidak membentuk lumpur pada prosesnya dan juga
merupakan proses yang relative murah karena adsorben yang digunakan dapat
digunakan kembali. Pada proses adsorpsi ini terdapat adsorbat uang merupakan
bagian yang terserap serta adsorben yang merupakan bagian yang diserap
(Cundari, Ginting, Suryadinata, Sayyidah, Taufiqurrahman, dan Rosalina., 2020).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adsorpsi diantaranya yaitu waktu
kontak, luas permukaan, kelarutan adsorbat, ukuran molekul, temperatur, dan
derajat keasaman (pH) (Hasyim dan Fitriyanto., 2017). Faktor lain yang
mempengaruhi adsorpsi adalah massa dan ukuran partikel adsorben. Peningkatan
massa adsorben disertai dengan efisiensi penyerapan dikarenakan luas permukaan
yang semakin bertambah sehingga lebih banyak bagian adsorben yang dapat
meningikat ion [ CITATION Ani17 \l 1033 ]. Selain itu, menurut [ CITATION Fat18 \l
1033 ], jumlah adsorbat juga memberi pengaruh terhadap efisiensi adsorpsi. Hal
ini dikarenakan dengan bertambahnya jumlah adsorbat, maka semakin terbatas
bagian aktif adsorben yang dapat menyerap ion-ion atau molekul-molekul
adsorbat sehingga menyebabkan efisiensi adsorpsi menurun.
Karbon aktif sebagai adsorben dapat ditingkatkan efektivitasnya dengan
cara melakukan aktivasi. Setelah aktivasi, pori-pori karbon aktif akan membesar
dan saling berikatan. Dengan adanya pembesaran ukuran pori-pori ini dapat
meningkatkan kemampuan adsorpsi [ CITATION Don18 \l 1033 ].

2.2.1 Hubungan Waktu Kontak terhadap Kapasitas Adsorpsi


Salah satu faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah waktu
kontak. Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan variasi waktu kontak
yaitu 40 menit, 55 menit, 70 menit, dan 85 menit. Konsentrasi CH 3COOH yang
digunakan yaitu 0,5 N dengan massa adsorben arang aktif sebanyak 1,2 gram.
Hubungan antara variasi waktu kontak dan kapasitas adsorpsi dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut.

0.01
0
0
0
0
Qe (mg/g)

0
0
0
0
0
0
0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85

Konsentrasi (N)

Gambar 2.1 Hubungan antara pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas adsorpsi
(Qe) pada konsentrasi CH3COOH 0,5 N dan massa arang aktif 1,2
gram
Pada Gambar 2.1 menunjukkan bahwa semakin lama waktu kontak antara
adsorben dan adsorbat maka kapasitas adsorpsi semakin meningkat dan kemudian
kembali menurun. Pada waktu kontak selam 40 menit, 55 menit, 70 menit, dan 85
menit diperoleh kapasitas adsorpsi berturut-turut yaitu 0,00208 mg/g; 0,00292
mg/g; 0,0025 mg/g; dan 0,00125 mg/g. Pada 40 menit dan 55 menit, kapasitas
adsorben meningkat seiring peningkatan waktu adsorpsi. Namun, pada waktu
adsorpsi 70 dan 85 menit kapasitas adsorpsi kembali menurun. Penurunan
kapasitas adsorpsi ini terjadi karena kemampuan adsorben dalam mengadsorpsi
telah maksimal. Permukaan adsorben telah jenuh sehingga tidak mampu lagi
menyerap CH3COOH walaupun waktu kontak terus ditingkatkan [ CITATION
Ira18 \l 1033 ].

2.2.2 Hubungan Konsentrasi Adsorbat terhadap Kapasitas Adsorpsi


Kapasitas adsorpsi dari adsorben dapat dipengaruhi oleh konsentrasi
adsorbat. Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan variasi konsentrasi
adsorbat CH3COOH 0,5 N; 0,6 N; 0,7 N; dan 0,8 N. Massa adsorben yang
digunakan yaitu 1,2 gram dengan waktu adsorpsi selama 40 menit. Untuk melihat
hubungan konsentrasi terhadap kapasitas adsorpsi dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut.
0.01
0
0
0
0
Qe (mg/g)

0
0
0
0
0
0
0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85

Konsentrasi (N)
Gambar 2.2 Hubungan antara pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap kapasitas
adsorpsi (Qe) pada waktu kontak selama 40 menit dan massa arang
aktif 1,2 gram
Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa kapasitas adsorpsi meningkat seiring
dengan peningkatan konsentrasi CH3COOH yang digunakan. Pad konsentrasi
CH3COOH 0,5 N; 0,6 N; 0,7 N; dan 0,8 N secara berturut-turut diperoleh besar
kapasitas adsorpsi berturut-turut yaitu 0,00208 mg/g; 0,0025 mg/g; 0,00375 mg/g;
dan 0,00458 mg/g. Peningkatan ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi
larutan awal maka akan semakin banyak pori-pori adsorben yang terisi [ CITATION
Lia20 \l 1033 ].

2.2.3 Hubungan Massa Adsorben Arang Aktif terhadap Kapasitas


Adsoprsi
Massa adsorben arang aktif merupakan faktor penting dalam praktikum
ini. Pada praktikum ini variasi massa adsorben arang aktif yang digunakan adalah
0.4 gram; 0,6 gram; 0,8 gram; dan 1,2 gram. Pada proses adsorpsi ini, kapasitas
adsorpsi semakin menurun seiring dengan peningkatan massa adsorben arang
aktif. Hubungan antara massa adsorben dengan kapasitas adsorpsi dapat dilihat
pada gambar 2.3 berikut.
0

0
Qe (mg/g)

0
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3

Massa (gram)

Gambar 2.3 Hubungan antara pengaruh massa adsorben terhadap kapasitas


adsorpsi (Qe) pada konsentrasi 0,5 N selama 40 menit
Pada Gambar 2.3 dapat diperhatikan bahwa semakin besar massa adsorben
maka kapasitas adsorpsi semakin meningkat. Pada variasi massa adsorben 0,4
gram; 0,6 gram; 0,8 gram dan 1,2 gram diperoleh kapasitas adsorpsi secara
berturut-turut yaitu 0 mg/g; 0,00083 mg/g; 0,00188 mg/g; dan 0,00208 mg/g.
Pada Gambar 2.3 dapat diketahui bahwa pada variasi massa adsorben 1,2 gram
memiliki kemampuan menyerap CH3COOH tertinggi. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa semakin banyak massa adsorben yang ditambahkan maka
semakin banyak sisi aktif yang dapat mengikat adsorbat [ CITATION Asn17 \l 1033 ].

2.2.4 Isoterm Adsorpsi


Isoterm adsorpsi menyatakan distribusi adsorbat diantara fasa cair dengan
fasa padat pada kesetimbangan dan suhu konstan. Distribusi adsorbat
digambarkan dengan rasio yang merupakan fungsi konsentrasi dari adsorbat.
Penambahan konsentrasi adsorbat meningkatkan jumlah molekul yang diserap
oleh adsorben. Terdapat dua jenis isoterm yang sering digunakan yaitu Isoterm
Langmuir dan Isoterm Freundlich [ CITATION Mas18 \l 1033 ].

2.2.4.1 Isoterm Freundlich


Menurut [ CITATION Mas18 \l 1033 ], Freundlich mengembangkan isotherm
adsorpsi yang didasarkan pada beberapa asumsi yaitu tidak terjadi asosiasi dan
disosiasi molekul-molekul adsorbat yang telah teradsorpsi pada permukaan
adsorben, adsorpsi yang terjadi hanya melibatkan adsorpsi fisiorpsi dan
permukaan adsorben bersifat heterogen.
Persamaan umum isotherm ini dapat dilihat sebagai berikut:
1
n
X m=k . C
Persamaan dia atas kemudian dapat dirubah menjadi bentuk persamaan linera
yaitu:
log ( ¿ X ¿¿ m/m)=log ⁡k +1/n logCe ¿ ¿
Dimana:
Xm = massa adsorbat yang teradsorpsi
m = massa adsorben
Ce = konsentrasi adsorbat pada keadaan setimbang
Dengan memplotkan log (Xm/m) sebagai sumbu y dan log Ce sebagai
sumbu x maka dapat dihitung nilai konstanta k dan n dari nilai intersep dan slope [
CITATION CAS20 \l 1033 ].

Hubungan antara ln Qe dan ln Ce dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.

Isoterm Freundlich

- - - - -

-5
ln Qe

f(x) = 2.24 x − 4.3


R² = 0.93

-6

ln Ce

Gambar 2.4 Linearisasi dari isotherm Freundlich terhadap kesetimbangan adsorpsi


Berdasarkan Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa ln Ce adalah konsentrasi dan
ln Qe adalah massa asam asetat yang teradsorpsi. Pada massa adsorben karbon
aktif sebanyak 1,2 gram diperoleh persamaan y = 2,2403x – 4,2992 dengan R 2 =
0,9295.

2.2.4.2 Isoterm Langmuir


Menurut [ CITATION CAS20 \l 1033 ], pada tahun 1918 Langmuir
mengembangkan suatu isotherm yang didasarkan atas beberapa asumsi yaitu gas
yang diadsorpsi bersiaft ideal, adsorpsi maksimum terjadi sampai batas lapisan
monolayer, adsorben memiliki permukaan yang homogen, interaksi lateral antara
molekul adsorbat tidak terjadi, serta penyerapan molekul adsorbat oleh adsorben
teralokalisasi dan hanya terjadi di bagian tertentu yang bersifat irreversible.
Ce 1 1
= +
x ab aCe
m

Dimana:
Cex/m = konsentrasi logam Fe dalam larutan setelah diadsorpsi
x/m = massa logam Fe yang diserap per gram
b = parameter afinitas atau konstanta langmuir
a dan k = kapasitas / daya adsorpsi maksimum (mg/g)
[ CITATION Umm19 \l 1033 ]

Hubungan antara Ce terhadap Ce/Qe dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.
Isoterm Langmuir
250

200 f(x) = − 419.24 x + 388.46


R² = 0.84
150
Ce/Qe

100

50

0
0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65

Ce

Gambar 2.5 Linearisasi dari Isoterm Langmuir terhadap kesetimbangan adsorpsi


Berdasarkan Gambar 2.5 dapat diketahui bahwa hubungan Ce terhadap
Ce/Qe. Nilai Ce menunjukkan konsentrasi dan Ce/Qe menunjukkan massa asam
asetat yang teradsorpsi. Untuk berat adsorben 1,2 gram dengan waktu 40 menit
didapatkan persamaan y = -419,24x + 388,46 dan nilai R2 = 0,8394.

2.2.4.3 Hubungan antara Isoterm Freundlich dan Isoterm Langmuir


Berdasarkan Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 pada massa arang aktif 1,2 gram
dan waktu 40 menit didapatkan grafik antara Isoterm Freundlich dan Isoterm
Langmuir yang sama-sama mengalami peningkatan yaitu semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi juga kapasitas adsorpsinya. Pada arang aktif 1,2
gram dan waktu 40 menit, kapasitas adsorpsi mengikuti persamaan Freundlich.
Hal ini dikarenakan pada persamaan Freundlich memiliki nilai regresi linear yang
mendekati satu. Sedangkan pada persamaan Langmuir regresi linear yang
diperoleh yaitu R2 = 0,8394. Nilai R2 berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilainya
maka semakin baik hasil regresinya [ CITATION Ste18 \l 1033 ].

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa


kesimpulan yaitu
1. Semakin lama waktu kontak dalam proses adsorpsi dan semakin besar massa
CH3COOH yang teradsorpsi maka akan menyebabkan tumbukan yang lebih
banyak antara adsorben dan adsorbat sehingga meningkatkan kapasitas
adsorpsi.
2. Semakin tinggi konsentrasi CH3COOH mula-mula maka akan semakin
banyak jumlah massa yang teradsorpsi.
3. Semakin banyak adsorben yang digunakan maka akan semakin besar massa
CH3COOH yang diadsorpsi.
4. Hasil praktikum ini mengikuti pola persamaan Freundlich karena nilai R2 pada
persamaan Freundlich lebih mendekati 1 daripada pada persamaan Langmuir.
KESIMPULAN

Asnawati, A., Kharismaningrum, R. R., & Andarini, N. (2017). Penentuan


Kapasitas Adsorpsi Selulosa terhadap Rhodamin B dalam Sistem Dinamis.
Jurnal Kimia Riset, 2(1), 23-29.

Cundari, L., Ginting, L. R., Suryadinata, T., Sayyidah, L. A., Taufiqurrahman, A.,
& Rosalina, R. (2020). Model Adsorpsi pada Larutan Pewarna Sintetik
Direct secara Kontinyu: Pengaruh Konsentrasi Zat Warna. Jurnal Teknik
Kimia, 26(2), 54-61.

Gorzin, F., & Abadi, M. B. (2018). Adsorption of Cr(VI) from Aqueous Solution
by Adsorbent Prepared from Paper Mill Sludge: Kinetics and
Thermodynamics . Adsorption Science and Technology, 36(1-2), 149-169.

Hasyim, U. H., & Fitriyanto, G. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl dan Massa
Adsorben dalam Pengolahan Limbah Pelumas Bekas dengan Kajian
Keseimbangan Adsorpsi Bentonit terhadap Logam Fe. Jurnal Integrasi
Proses, 6(4), 191-196.

Hasyim, U. H., Kurniaty, I., Mahmudah, H., & Hermanti, M. (2019). pengaruh
Waktu Adsorpsi Asam Lemak Bebas dalam Minyak Kelapa Sawit Mentah
pada Pembuatan Bioadsorben Limbah Batang Pisang. Jurnal Konversi
Universitas Muhammadiyah Jakarta, 8(1), 61-70.

Irawati, H. (2018). Adsorpsi Zat Warna Kristal Violet Menggunakan Limbah


Kulit Singkong (Manihot esculenta). Berkala MIPA, 25(1), 17-31.
Masrudin, Rasyid, R., & Yani, S. (2018). Penjerapan Logam Berat Timbal (Pb)
dengan Menggunakan Lignin Hasil Isolasi Jerami Padi. Journal of
Chemical Process Engineering, 3(1), 1-20.

Reyra, A. S., Daud, S., & Wenti, S. R. (2017). Pengaruh Massa dan Ukuran
Partikel Adsorben Daun Nanas terhadap Efisiensi Penyisihan Fe pada Air
Gambut. Jurnal Online Mahasiswa, 4(2), 1-9.

Saputri, C. A. (2020). Kapasitas Adsorpsi Serbuk Nata De Coco (Bacterial


sellulose) terhadap Ion Pb2+ Menggunakan Metode Batch. Journal of
Chemistry, 14(1), 71-76.

Silaban, D. P. (2018). Sintesis Karbon Aktif dari Arang Tempurung Kelapa


Limbah Mesin Boiler sebagai Bahan Penyerap Logam Cd, Cu, dan Pb.
Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 29(2), 119-127.

Yudhanto, S., & Aisjah, S. (2018). Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset,
Return On Equity, Earning Per Share terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2), 1-14.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 perhitungan massa NaOH 1 N dalam 250 ml


massa 1000
1N= x xa
Mr V

massa NaOH 1000


1N= x x1
40 gr /mol 250 ml
Massa NaOH = 10 gram

A.2 Menghitung molalitas CH3COOH glassial


10. x ρ x 100 %
M=
BM
gr
10 x 1,05 x 100
= cm3
60 gram/mol
= 17.5 N

A.3 Pengenceran larutan asam asetat ke dalam beberapa konsentrasi


A.3.1 Pengenceran larutan asam asetat 0,8 N
N1 xV1= N2 xV2
17,5 x V1= 0,8 N x 250 mL
V1 = 11, 4285 mL

A.3.2 Pengenceranlarutan asam asetat 0,7 N


N1 xV1= N2 xV2
0,8 x V1= 0,7 N x 250 mL
V1 = 218, 75 mL

A.3.3 Pengenceranlarutan asam asetat 0,6 N


N1 xV1= N2 xV2
0,7 x V1 = 0,6 N x 250 mL
V1 = 214, 2857 mL

A.3.4 Pengenceran larutan asam asetat 0,5 N


N1 xV1 = N2 xV2
0,6 x V1 = 0,5 N x 250 mL
V1 = 208, 3333 mL

A.4 Menghitung konsentrasi asam asetat seungguhnya


A.4.1 Titrasi 5 mL CH3COOH 0,8 N dengan NaOH 1 N
N1 x V1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 4,1 mL
N1 = 0,82 N

A.4.2 Titrasi 5 mL CH3COOH 0,7 N dengan NaOH 1 N


N1 x V1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 3,7 mL
N1 = 0,74 N

A.4.3 Titrasi 5 mL CH3COOH 0,6 N dengan NaOH 1 N


N1 x V1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 3,1 mL
N1 = 0,62 N

A.4.4 Titrasi 5 mL CH3COOH 0,5 N dengan NaOH 1 N


N1 x V1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,6 mL
N1 = 0,52 N
A.5 Menghitung konsentrasi CH3COOH setelah adsorbsi pada setiap
variasi konsentrasi, waktu, dan massa karbon.
A.5.1 Pada setiap variasi massa adsorben dengan konsentrasi CH3COOH 0,5 N
pada t = 40 menit
A.5.1.1 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan berat arang aktif 0,4 gr
N1 x V1= N2 xV2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,6 mL
N1 = 0,52 N

A.5.1.2 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan berat arang aktif 0,6 gr


N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,5 mL
N1 = 0,5 N

A.5.1.3 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan berat arang aktif 0,8 gr


N1 xV1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,3 mL
N1 = 0,46 N

A.5.1.4 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan berat arang aktif 1,2 gr


N1 xV1= N2 x V2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,3 mL
N1 = 0,42 N

A.5.2 Pada setiap variasi waktu dengan konsentrasi CH3COOH 0,5 N dan
massa adsorben 1,2 gram.
A.5.2.1 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 55 menit
N1 x V1= N2 xV2
N1 x5 mL = 1 N x 1,9 mL
N1 = 0,38 N
A.5.2.2 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 70 menit
N1 xV1= N2 xV2
N1x5 mL = 1 N x 2 mL
N1 = 0,4 N

A.5.2.3 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 85 menit


N1 xV1= N2 xV2
N1x5 mL = 1 N x 2,3 mL
N1 = 0,46 N

A.5.3 Pada setiap variasi konsentrasi dengan waktu t = 40 menit


A.5.3.1 konsentrasi CH3COOH 0,6 N pada arang aktif 1,2 gram
N1 x V1= N2 xV2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,5 mL
N1 = 0,5 N

A.5.3.2 konsentrasi CH3COOH 0,7 N pada arang aktif 1,2 gram


N1 x V1= N2 xV2
N1 x 5 mL = 1 N x 2,8 mL
N1 = 0,56 N

A.5.3.3 konsentrasi CH3COOH 0,8 N pada arang aktif 1,2 gram


N1 xV1= N2 xV2
N1x5 mL = 1 N x 3 mL
N1 = 0,6 N

A.6 Perhitungan kapasitas adsorpsi (qe) terhadap variasi massa arang


aktif dengan konsentrasi CH3COOH 0,5 N dan t = 40 menit
( Co−Ce ) xV ( larutan )
Qe=
m ( adsorben )

A.6.1 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan massa arang aktif 0,4 gram
( 0,52 N −0 , 52 N ) 0.025 L
qe=
0,4 gram
= 0 mg/gram

A.6.2 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N dengan massa arang aktif 0,6 gram
( 0,52−0,5 N ) x 0.025 NL
qe=
0,6 gram
= 0.02 mg/gram

A.6.3 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N denganmassaarang aktif 0,8 gram


( 0,52 N −0,46 N ) x 0.025 L
qe=
0,8 gram
= 0.06 mg/gram

A.6.4 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N denganmassaarang aktif 1,2 gram


( 0,52 N −0,42 N ) x 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0.1 mg/gram

A.7 Perhitungan kapasitas adsorpsi (qe) terhadap variasi waktu dengan


konsentrasi CH3COOH 0,5 N dan massa arangaktif 1,2 gram
A.7.1 Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 55 menit
( 0,52 N −0,38 N ) x 0.025 L
qe=
0.5 gram
= 0.0029 mg/gram

A.7.2Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 70 menit


( 0,52 N −0,4 N ) x 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0,0025 mg/gram

A.7.3Konsentrasi CH3COOH 0,5 N pada t = 85 menit


( 0,52 N −0,46 N ) x 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0,012 mg/gram

A.8 Perhitungan kapasitas adsorpsi (Qe) terhadap variasi konsentrasi


A.8.1 Konsentrasi CH3COOH 0,6 N pada massaarangaktif 1,2 gram
( 0,62 N −0,5 N ) x 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0,0025 mg/gram

A.8.2 Konsentrasi CH3COOH 0,7 N pada massaarangaktif 1,2 gram


( 0,74 N−0,56 N ) x 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0,0037 mg/gram

A.8.3 Konsentrasi CH3COOH 0,8 N pada massaarangaktif 1,2 gram


( 0,82 N −0,6 N ) 0.025 L
qe=
1,2 gram
= 0.0045 mg/gram

A.9 Menghitung kapasitas adsorpsi menggunakan persamaan Freundlich


Tabel A.9 Perhitungan jumlah CH3COOH teradsorpsi oleh 1 ,2 gram arang
aktif setelah 40 menit
Ce Qe x (ln Ce) y (ln Qe) xy x2
0.6 0.00458333 -0.51083 -5.38533 2.750963915 0.260942818
0.56 0.00375 -0.57982 -5.586 3.238865789 0.336189487
0.5 0.0025 -0.69315 -5.99146 4.152966758 0.480453014
0.42 0.00208333 -0.8675 -6.17379 5.35576295 0.752557235
Σ -2.65129 -23.1366 15.49855941 1.830142554
a. Slope 1/n = n ( ∑ x . y )−( ∑ x ) . ¿ ¿
4 ( 15.4985 ) −(−2.6512 ) .(−23.1366)
=
4 ( 1.8301 )− (−2.65129 )2
1/n = 2,2402

b. Intersep ln Kf =
∑ y−∑ x . slope
n
−23.1366−(−2.6512 x 2,2402)
=
4
Ln Kf = -4.29924

Kf = 0.0135

Tabel A.10 Hasil perhitungan nilai qe berdasarkan persamaan Freundlich (Qe =


Kf x Ce1/n)
Ce Kf 1/n Qe
1,7 0,0125
1,6 0,0102
0,002 3,4706
1,56 0,0093
1,36 0,0058

A.10MenghitungkapasitasadsorpsimenggunakanpersamaanLangmuir
Tabel A.10 Perhitungan jumlah CH3COOH teradsorpsi oleh 1,2 gram arang
aktif setelah 40 menit

Ce Qe Ce (x) Ce/Qe (y) xy x2


0.6 0.004583 0.6 130.9091 78.54545 0.36
0.56 0.00375 0.56 149.3333 83.62667 0.3136
0.5 0.0025 0.5 200 100 0.25
0.42 0.002083 0.42 201.6 84.672 0.1764
Σ 2.08 681.8424 346.8441 1.1

a. Slope (1/QmKL) = n ( ∑ x . y )−( ∑ x ) . ¿ ¿


4 (346,8441)−( 2,08 ) .( 681,8424)
=
4 ( 1.1 )−(2.08)2
1/QmKL = -419.236

QmKL= -0.0023

b. Intersep 1/Qm =
∑ y−∑ x . slope
n
681.8424−(2.08 x−0.0023)
=
4
1/Qm = 388.4632
Qm = 0.002574
KL=KLQm/Qm
KL = -0.9266

Tabel A.10 Hasil perhitungannilaiqeberdasarkanpersamaan Langmuir (Qe =

Qm x Kl x Ce
)
1+ Kl . Ce
Ce QmKl Kl Qe
1,7 0,013
1,6 0,010
0,0016 -0,4614
1,56 0,009
1,36 0,006

LAMPIRAN B
GAMBAR
Gambar B.1 Hasil titrasi Gambar B.2 Hasil Titrasi
Variasi Variasi
Konsentrasi Konsentrasi
dengan waktu dengan waktu

Gambar B.3 Hasil Titrasi Gambar B.4 Hasil Titrasi


Variasi Variasi
Konsentrasi Konsentrasi
dengan dengan
waktu waktu
Gambar B.5 Hasil Titrasi Gambar B.6 Hasil Titrasi
Variasi Variasi
Konsentrasi Konsentrasi
dengan waktu dengan
waktu

Gambar B.7 Hasil Titrasi Gambar B.8 Hasil Titrasi


Variasi Variasi
Konsentrasi Konsentrasi
dengan waktu dengan
waktu
Gambar B.9 Hasil Titrasi Gambar B.10 Hasil Titrasi
Variasi Variasi
Massa Masssa
Adsorben Adsorben
dengan dengan
Konsentrasi Konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai