Anda di halaman 1dari 4

Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Ganjil2022 Lembar Kerja 05 1

Nama : Mohammad Fachri Aulady Asisten PJ Materi


: Sarah Aprilia
(G34190068)
Rika Miftakhul Janah
(A250322038)
Aditya Prima Farras R.
(E34190065)
NIM : G4401221027 Nilai :
Kelompok : 5 (Lima) Tanggal Praktikum : 12 September 2022
==================================================================
Laporan Praktikum

Konversi Energi (Fermentasi Etanol)

Pendahuluan
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik
melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Adi Wira Kusuma et al. 2020).
Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi pangan adalah bakteri, khamir dan kapang.
Proses fermentasi terjadi di sitoplasma. Fermentasi terjadi melalui tiga tahap yaitu glikolisis,
reduksi asam piruvat, dan reduksi asetaldehid. Fermentasi juga dapat disebut sebagai reaksi
katabolisme. Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana (Campbell dan Reece 2010). Pada proses katabolisme, kelompok organisme
fermentatif mengubah senyawa kompleks berupa glukosa menjadi etanol dan CO2. Persamaan
reaksinya sebagai berikut:
𝐶6 𝐻12 𝑂6 → 2𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝑂𝐻(𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙) + 2𝐶𝑂2 + 22𝑘𝑘𝑎𝑙
Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas mikroba tertentu agar dapat
mengubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang bermanfaat bagi
kehidupan. Beberapa faktor yang memengaruhi fermentasi antara lain mikroorganisme,
substrat (medium), pH (keasaman), suhu, oksigen, dan aktivitas air (Adi Wira Kusuma et al.
2020). Mikroorganisme dan substrat yang baik akan menghasilkan fermentasi yang baik.
Fermentasi juga dipengaruhi oleh waktu. Waktu pada proses fermentasi merupakan variabel
yang berkaitan dengan fase pertumbuhan mikroba selama proses fermentasi sehingga akan
memengaruhi hasil fermentasi.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan menghitung jumlah molekul CO2 dan etanol yang dihasilkan dari
proses fermentasi gula, jus nanas, dan tepung tapioka oleh sel-sel khamir (dalam
ragi/fermipan)

Hasil dan Pembahasan

Gambar 1 Rangkaian aparatus sebelum dan sesudah percobaan


Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Ganjil2022 Lembar Kerja 05 2

0,16

0,14

Jumlah Molekul Etanol (mol)


0,12

0,1

0,08

0,06

0,04

0,02

0
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Gula Jus Nanas Tapioka

Gambar 2 Grafik hasil percobaan fermentasi gula, tapioka, dan jus nanas

Gambar 3.1 Sel ragi pada Gambar 3.2 Sel ragi pada Gambar 3.3 Sel ragi pada
substrat larutan gula substrat jus nanas substrat tapioka
perbesaran 40 × 10 perbesaran 40 × 10 perbesaran 40 × 10

Berdasarkan Gambar 3.1, 3.2 dan 3.3, Ragi atau jamur Saccharomyces cerevisiae
yaitu jamur yang berbentuk bulat agak lonjong dan membentuk koloni. Jamur ini mengurai
substrat dan menghasilkan perubahan aroma pada larutan gula, jus nanas, dan tapioka setelah
percobaan menjadi seperti aroma tapai. Aroma khas pada tapai berasal dari proses fermentasi
lebih lanjut alkohol menjadi asam-asam organik membentuk ester yang bersifat volatin atau
mudah menguap (Astuti 2015). Kemudian ketiga larutan substrat yang sudah diberi indikator
PP mengalami perubahan warna sebelum dan sesudah percobaan. Trayek pH indikator PP
(fenolftalein) yaitu 8,0 - 9,6 dengan warna merah lembayung dalam kondisi basa dan tak
berwarna pada kondisi asam. Warna larutan substrat gula sebelum percobaan adalah merah
muda, setelahnya memudar menjadi lebih pucat. Warna jus nanas sebelum percobaan adalah
jingga muda, setelahnya menjadi sedikit lebih kuning. Warna larutan tapioka sebelum
percobaan adalah jingga, setelahnya jingga cerah dan membentuk endapan. Gas CO2
merupakan senyawa yang bersifat asam sehingga ketika larutan substrat dalam kondisi tertutup
seperti pada aparatus di gambar 1, maka gas karbondioksida akan terperangkap dan
menyebabkan larutan substrat mengalami perubahan warna.
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Ganjil2022 Lembar Kerja 05 3

Dalam percobaan ini air kapur juga mengalami perubahan warna. Larutan air kapur
yang semula berwarna putih setelah diberi indikator PP akan berubah warnanya menjadi merah
muda. Setelah dipasangkan pada aparatus fermentasi etanol, warna larutan air kapur akan
memudar secara perlahan. Hal ini disebabkan oleh reaksi fermentasi etanol yang berlangsung
secara anaerob. Aparatus yang dibuat bersifat anaerob (Eka dan Halim 2009) karena
karbondioksida yang dihasilkan oleh substrat tidak dapat keluar dari sistem kemudian bereaksi
dengan air kapur. Air kapur diketahui bersifat basa, sehingga ketika bersinggungan dengan gas
CO2, pH larutan tersebut akan turun. Kemudian terjadi reaksi antara karbondioksida dengan
kalsium hidroksida pada air kapur menghasilkan endapan kalsium karbonat. Volume gas CO2
akan digunakan dalam perhitungan untuk mencari jumlah molekul etanol menggunakan rumus
persamaan gas ideal yaitu 𝑷 . 𝑽 = 𝒏 . 𝑹 . 𝑻 di mana P adalah tekanan dalam atm, V adalah
volume dalam liter atau mili liter, n adalah jumlah mol, R adalah konstanta (0.082057
L.atm/mol.K) dan T adalah suhu dalam kelvin.
Berdasarkan Gambar 2, proses fermentasi jus nanas merupakan proses yang paling
cepat mencapai hasil tertinggi dan paling banyak menghasilkan molekul CO2 diantara kedua
substrat lainnya. Hal ini terjadi karena pada buah nanas terdapat senyawa fruktosa dan sukrosa
yang merupakan senyawa monosakarida. Artinya, senyawa tersebut tidak perlu diuraikan
terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana dan dapat diubah langsung menjadi
bioethanol dengan bantuan ragi (Fitria dan Lindasari 2020) Reaksi yang terjadi juga lebih cepat
sehingga gas CO2 yang dihasilkan lebih banyak. Gula dan tepung tapioka memerlukan waktu
yang lebih lama untuk difermentasi, hal ini dikarenakan gula tersusun atas sukrosa yang
merupakan disakarida dan tapioka yang merupakan polisakarida (Afriza dan Nilda 2019).
Senyawa disakarida dan polisakarida harus disederhanakan terlebih dahulu menjadi
monosakarida sebelum akhirnya dapat diubah menjadi bioetanol dan CO2. Untuk itu,
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan fermentasi kedua substrat tersebut
terutama tepung tapioka sehingga molekul CO2 yang dihasilkan juga lebih sedikit
dibandingkan dengan jus nanas.

Daftar Pustaka
Adi Wira Kusuma GP, Ayu Nocianitri K, Kartika Pratiwi IDP. 2020. Pengaruh lama fermentasi
terhadap karakteristik fermented rice drink sebagai minuman probiotik dengan isolat
Lactobacillus sp. F213. J Ilmu dan Teknol Pangan. 9(2):181.
doi:10.24843/itepa.2020.v09.i02.p08.
Afriza R, Nilda I. 2019. Analisis perbedaan kadar gula pereduksi dengan metode Lane Eynon dan Luff
Schoorl pada buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). J Temapela. 2(2):90–96.
doi:10.25077/temapela.2.2.90-96.2019.
Astuti N. 2015. Pengaruh jumlah ragi dan waktu fermentasi terhadap sifat organoleptik tapai pisang
tanduk. E-Journal Boga. 4(1):192-201.
Campbell NA, Reece JB. c2010. Biologi Jilid 1. Ed ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Eka A, Halim A. 2009. Pembuatan bioethanol dari nira siwalan secara fermentasi fase cair
menggunakan fermipan. Univ Diponegoro. (024):1–5.
Fitria N, Lindasari E. 2020. Optimasi perolehan bioetanol dari kulit nanas (Ananas cosmosus) dengan
penambahan urea, variasi konsentrasi inokulasi starter dan waktu fermentasi. J Reka Lingkung.
9(1):1–10. doi:10.26760/rekalingkungan.v9i1.1-10.
Praktikum BIO102 Biologi Dasar – Ganjil2022 Lembar Kerja 05 4

Lampiran

Tabel 1 Hasil pengamatan substrat jus nanas


No Waktu Pengamatan Volume CO2 (mL) Jumlah molekul CO2 Jumlah molekul etanol
(menit) (mol) (mol)
1 0 0 0 0
2 10 0 0 0
3 20 2 0,081 0,081
4 30 3 0,121 0,121
5 40 3,5 0,142 0,142

Tabel 2 Hasil pengamatan substrat gula


No Waktu Pengamatan Volume CO2 (mL) Jumlah molekul CO2 Jumlah molekul etanol
(menit) (mol) (mol)
1 0 0 0 0
2 10 0 0 0
3 20 0 0 0
4 30 2 0,081 0,081
5 40 3 0,121 0,121

Tabel 3 Hasil pengamatan substrat tapioka


No Waktu Pengamatan Volume CO2 (mL) Jumlah molekul CO2 Jumlah molekul etanol
(menit) (mol) (mol)
1 0 0 0 0
2 10 0 0 0
3 20 0,5 0,020 0,020
4 30 0,6 0,024 0,024
5 40 1,6 0,065 0,065

Anda mungkin juga menyukai