Anda di halaman 1dari 28

BAB II

NERACA MASSA DAN ENERGI

2.1 Flowsheet
Berikut ini merupakan proses pembuatan bio-selulosa dengan bahan baku
limbah tapioka yang akan dijelaskan dalam bentuk Blok Flow Diagram (BFD).

Gambar 2.1 Flowsheet Produksi Bio-Selulosa dari Limbah Tapioka

2.1 Deskripsi Proses


Proses pembuatan bio-selulosa dari limbah tapioka (onggok) terdiri beberapa
tahap yaitu proses persiapan bahan baku, proses fermentasi, dan proses pemurnian.

2.2.1 Proses Persiapan Bahan Baku


Hal pertama yang harus disiapkan adalah membuat media
fermentasi sebagai tempat hidup bakteri. Limbah tapioka padat (onggok)
sebelum digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Media tersebut
dengan mencampurkan air yang mengandung limbah tapioka (padat)
dengan ammonium sulfat, asam asetat, dan gula didalam mixer pada kondisi
temperatur (T) 30ºC dan tekanan 1 atmosfir. Setelah itu pH dalam media
diuji terlebih dahulu, dikarenakan bakteri Acetobacter xylinum hanya
mampu hidup pada pH 4 - 6, dan jika pH sudah memenuhi syarat selanjutnya
mengalirkan larutan media kedalam fermentor dan selanjutnya proses
sterilisasi. Proses ini berlangsung selama 15 menit dengan temperatur 121ºC
dan tekanannya sebesar 2 atmosfir. Setelah proses sterilisasi selesai
fermentor didinginkan terlebih dahulu dengan cara mendiamkan selama
beberapa menit agar didalam fermentor kembali pada 30ºC dengan tekanan
1 atmosfir.

2.2.2 Proses Fermentasi


Proses fermentasi dilakukan setelah bakteri Acetobacter xylinum
diumpankan kedalam tray-tray yang terlah berisi larutan. Bakteri ini
diumpankan menlalui pipa yang kemudian disemprotkan kepada larutan
media. Kondisi dalam fermentor ini berlangsung pada suhu 30ºC dengan
tekanan 1 atmosfir. Kemudian udara diumpankan secara kontiyu sebesar
536,145 kg/jam. Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan bio-selulosa
dapat dilihat sebagai berikkut:
Reaksi 1:
C27H48O20 + 5O2 2C12H22O11 + 3CO2 + 2H2O
Reaksi 2:
5C6H12O6 + 6O2 2C12H22O11 + 8CO2 + 6H2O
Hasil dari proses ini menghasilkan bio-selulosa yang terbentuk dan
larutan media yang tidak bereaksi. Sebelum dikeluarkan selulosa, fementor
di panaskan kembali untuk proses sterilisasi dengan temperatur 121ºC dan
tekanan 2 atmosferik. Fungsinya agar bakteri yang ada difermentor dan
yang terdapat diselulosa mati. Setelah itu bio-selulosa yang terbentuk
dilanjutkan dalam proses pemurnian. Sisa larutan yang terbentuk disaring
dan bakteri yang tersaring di lanjutkan kedalam bio-gas plant dan sisa airnya
dialirkan kedalam unit WWTP (Wastewater Treatment Plant).
2.2.3 Proses Pemurnian
Bio-selulosa yang terbentuk kemudian dipindahkan kedalam tangki
netralizer untuk menghilangkan kandungan yang asam didalamnya
menggunakan konveyor. Kondisi pada tangki netralizer bertemperatur 30ºC
dengan tekanan 1 atmosfir selama 15 menit. Setelah itu, selulosa dialirkan
ke tangki pencucian dimana permandingan air umpan dengan produk
selulosa 2:1 dan dilakukan selama 15 menit untuk menghilangkan
kandungan NaOH setelah dari tangki netralizer. Penyaringan dilakukan
setelah pencucian agar memisahkan larutan setelah pencucian, impuritis
dengan selulosa, kemudian bio-selulosa dikeringkan pada temperatur 50ºC
dengan tekanan 1 atmosferik sampai mencapai moisture contentnya. Setelah
proses pengeringan, bio-selulosa didinginkan dengan udara pendingin
didalan air cooler, dan setelah itu proses selanjutnya memotong serta
menekan agar produk bio-selulosa seragam ukurannya. Hasil dari proses
pemotongan bio-selulosa berupa lembaran yang kemudian di packing rapih
untuk penjualan. Sedangkan sisa pemotongan bio-selulosa diolah kembali
dengan memotong menjadi potongan kecil dan disaring sehingga ukurannya
seragam. Produk hasil dari sisa pemotongan berupa bio-selulosa granul.
Setelah itu proses pengemasan pada bio-selulosa granul.

2.2 Neraca Massa


Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan bio-selulosa dengan
limbah tapioka dengan kapasitas 5500 ton/tahun diuraikan sebagai berikut:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu bekerja pertahun : 330 hari
Satu hari operasi : 24 jam
Satuan perhitungan : kg/jam
Bahan baku Onggok : 556.65 kg/jam
2.2.1 Neraca Massa Mixer (M-101)
Mixer atau tangki pengaduk berfungsi untuk mencampurkan limpah
padat tapioka (onggok) dengan air dimana perbandingan umpan masuk
sebesar 1:2.

Gambar 2.2 Blok Diagram Tangki Pengdaduk (M-101)

Tabel 2.1 Neraca Massa pada Mixer (M-101)

Massa Keluar
Komponen Massa Masuk (kg/jam) Komponen (kg/jam)
1 3 4
Bubur
- 210.55
Pati Cake 1675.49
Protein - 5.36 -
Serat - 117.28 -
Gula - 174.81 -
Kadar air - 50.49 -
Air 1116.99 - Air -
SubTotal 1116.99 558.50 Sub Total
Total 1675.49 Total 1675.49

2.2.2 Neraca Massa Tangki Pengendapan (V-101)


Tangki pengendapan berfungsi untuk mengendapakan zat yang
tersuspensi dan mengurangi kandungan BOC dan COD dalam onggok.
Gambar 2.3 Blok Diagram Tangki Sedimentasi (V-101)

Tabel 2.2 Neraca Massa pada Tangki Sedimentasi (V-101)

Massa Masuk
Massa Keluar (kg/jam)
Komponen (kg/jam) Komponen
4 5 6
Bubur Cake 1675.49 Pati 10.53 200.02
Protein 0.27 5.09
Serat 5.86 111.42
Gula 8.74 166.07
Air 1109.10 58.37
Sub Total 1675.49 Sub Total 1134.50 540.98
Total 1675.49 Total 1675.49

2.2.3 Neraca Massa Mikrofiltrasi (MF-101)


Mikrofiltrasi berfungsi untuk menurunkan kandungan COD dan
BODnya sesuai dengan baku mutunya sehingga aman digunakan untuk
produksi bio-selulosa.

Gambar 2.4 Blok Diagram Mikrofiltrasi (MF-101)


Tabel 12.3 Neraca Massa Mikrofiltrasi (MF-101)

Massa Masuk
Massa Keluar (kg/jam)
Komponen (kg/jam) Komponen
6 7 8
Pati 200.02 Pati 60.01 140.02
Protein 5.09 Protein 1.53 3.57
Serat 111.42 Serat 33.43 77.99
Gula 166.07 Gula 49.82 116.25
Air 58.37 Air 40.86 17.51
SubTotal 540.98 Sub Total 185.64 355.34
Total 540.98 Total 540.98

2.2.4 Neraca Massa Mixing Point (MP-101)


Mixing Point ini berfungsi untuk mencampurkan air onggok
keluaran dari tangki pengendapan (V-101) dengan air onggok dari keluran
tangki mikrofiltrasi (MF-101).

Gambar 2.5 Blok Diagram Mixing Point (MP-101)


Tabel 2.4 Neraca Massa Mixing Point (MP-101)

Massa Keluar
Massa Masuk (kg/jam)
Komponen (kg/jam)
5 7 9
Pati 10.53 60.01 70.54
Protein 0.27 1.53 1.80
Serat 5.86 33.43 39.29
Gula 8.74 49.82 58.56
Air 1109.10 40.86 1149.97
Sub total 1134.50 185.64 1320.15
Total 1320.15 1320.15
2.2.5 Neraca Massa Mixer (M-102)
Tangki Mixer yang kedua berfungsi untuk mencampurkan air onggok
yang telah diendapkan dan disaring dengan ammonium sulfat, asam asetat,
dan gula. Dimana, ammonium sulfat ditambahkan sebesar 0,5 % dari umpan
onggok yang masuk dan ini digunakan sebagai sumber nitrogen untuk bakteri.
Asam asetat ditambahkan sebesar 2% dari umpan onggok yang masuk dan
berfungsi untuk membuat kondisi larutan menjadi asam karena bakteri
Acetobacter xylinum hanya bisa hidup pada pH 4-6 saja dan gula
ditambahkan sebesar 10% dari uman masuk dimana digunakan sebagai
sumber nutrisi untuk bakteri. Hasil dari pencampuran ini akan digunakan
sebagai media fermentasi.

Gambar 2.6 Blok Diagram Mixer (M-102)

Tabel 2.52 Neraca Massa Mixer (M-102)

Massa
Massa Masuk (kg/jam) Keluar
Komponen Komponen
(kg/jam)
9 10 11 12 13
Pati 70.54 - - - Pati 70.54
Protein 1.80 - - - Protein 1.80
Serat 39.29 - - - Serat 39.29
Gula 58.56 - 55.85 - Gula 114.41
Air 1149.97 - - - Air 1149.97
Amonium Amonium
- 2.79 - -
Sulfat Sulfat 2.79
- - - 11.17 11.17
Asam Asam
Asetat asetat
Sub Total 1320.15 2.79 55.85 11.17 Sub Total 1389.96
Total 1389.96 Total 1389.96

2.2.6 Neraca Massa Fermentor (FM-101)


Fermentor merupakan tempat dimana bio-selulosa terbentuk. Media
yang telah tercampur diumpankan pada tray kemudian di letakkan dalam
fermentor. Selanjutnya, fermentor disterilisasi dengan mengontakkan media
substrat pertumbuhan bakteri dengan uap panas. Kondisi opeasi pada
sterilisasi adalah T pada 121ºC dan P pada 2 atm selama 15 menit. Kemudian
fermentor didiamkan agar temperatur dan tekanan dalam fermentor turun
menjadi 30ºC dan 1 atm. Setelah itu, di umpankan bakteri sebesar 10% dari
onggok yang masuk melalui pipa yang di spraykan pada masing-masing tray.
Udara di injeksikan karena bakteri Acetobacter xylinum membutuhkan
oksigen untuk bernafas. Udara yang disupply sebesar 536.145 kg/jam. Reaksi
terjadi difementor terdapat 2 reaksi, yang pertama pati menjadi bio-selulosa
dan yang keduan gula menjadi bio-selulosa. Reaksi yang terjadi di reaktor
adalah sebagai berikut
Reaksi 1 (Reaksi Pati menjadi Bio-selulosa dengan konversi 57.11%)

C27H48O20 + 5O2 2C12H22O11 + 3CO2 + 2H2O


Mula-mula 0.27 0.75
Reaksi 0.12 0.62 0.25 0.37 0.25
Setimbang 0.15 0.12 0.25 0.37 0.25

Reaksi 2 (Reaksi Glukosa menjadi Bio-selulosa dengan konversi 86.2%)


5C6H12O6 + 6O2 2C12H22O11 + 8CO2 + 6H2O
Mula-mula 1.54 2.19
Reaksi 1.52 1.83 0.61 2.43 1.83
Setimbang 0.01 0.37 0.61 2.43 1.83

Gambar 2.7 Blok Diagram Fermentor (FM-101)

Tabel 2.6 Neraca Massa Fermentor (FM-101)

Mass In (kg/jam) Mass Out(kg/jam)


Komponen
13 14 15 16 17 18
Pati 70.54 - - - - 24.21
Protein 1.80 - - - - 1.80
Serat 39.29 - - - - 39.29
Gula 114.41 - - - - 2.39
A. Xylinum 1149.97 55.85 - - 2.92 55.71
Air 2.79 - - - 115.00 1061.51
Amonium
- - -
Sulfat 11.17 - -
Asam asetat - - - 11.17 -
Selulosa - - - 138.90 -
O2 - - 114.00 15.67 - -
N2 - - 428.84 428.84 - -
CO2 - - - 96.78 - -
Subtotal 1389.96 55.85 542.84 540.29 267.99 1180.36
Total 1988.65 1988.65
2.2.7 Neraca Massa Sand Filter (F-101)
Alat ini berfungsi untuk menyaring bakteri Acetobacter xylinum
yang telah mati dengan larutan media. Bakteri ini nantinya akan dilanjutkan
kedalam Biogas Plant dan larutan media yang telah digunakan akan dialirkan
ke Wastewater Treatment Plant (WWTP).

Gambar 2.8 Blok Diagram Sand Filter (F-101)

Tabel 2.7 Neraca Massa Sand Filter (F-101)

Massa Masuk
Massa Keluar (kg/jam)
Komponen (kg/jam)
18 19 20
Pati 24.21 - 24.21
Protein 1.80 - 1.80
Serat 39.29 - 39.29
A.Xylinum 55.71 55.15 0.56
Gula 2.39 - 2.39
Air 1061.51 - 1061.51
Sub Total 1180.36 55.15 1125.21
Total 1180.36 1180.36

2.2.8 Neraca Massa Tangki Netralizer (V-108)


Alat ini berfungsi untuk menetralkan hasil produk keluaran dari
fermentor yang bersifat asam. Media untuk menetralkannnya ditambahkan
NaOH yang telah diencerkan dan kemudian diumpankan kedalam tangki
netralizer. Terjadi reaksi dalam tangki ini, reaksi tersebut adalah
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Mula-mula 0.28 0.28
Reaksi 0.28 0.28 0.28 0.28
Setimbang 0 0 0.28 0.28

Gambar 2.9 Blok Diagram Tangki Netralizer (V-108)

Tabel 2.8 Neraca Massa Tangki Netralizer (V-108)

Massa Mass
Komponen Masuk(kg/jam) Keluar(kg/jam)
17 21 22 23
Selulosa 138.90 - 138.90 -
CH3COOH 11.17 - - -
NaOH - 11.17 - -
H2O 115.00 270.15 - 115.00
CH3COONa - - 14.62 277.86
Ac. Xylinum 2.93 - 2.93 -
Sub Total 267.99 281.32 156.45 392.86
Total 549.31 549.31

2.2.9 Neraca Massa Tangki Pencucian (V-109)


Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan NaOH maupun
CH3COONa yang tersisa dari proses netralizer. Media yang digukanan
adalah air.
Gambar 2.10 Blok Diagram Tangki Pencucian (V-109)

Tabel 2.9 Neraca Massa Tangki Pencucian (V-109)

Massa Masuk(kg/jam) Massa Keluar(kg/jam)


Komponen
22 24 25 26
CH3COONa 14.62 - 1.46 13.16

Selulosa 138.90 - 138.90 -

H2O - 390.17 39.02 351.16

Ac.Xylinum 2.93 - - 2.93

Sub Total 156.45 390.17 179.38 367.25

Total 546.63 546.63

2.2.10 Neraca Massa Belt Filter Conveyor (C-109)


Alat ini berfungsi untuk menyaring selulosa dari sisa air proses
pencucian. Air yang telah terpisah dari selulosa akan dialirkan ke WWTP
untuk diolah.

Gambar 2.11 Blok Diagram Belt Filter (BF-109)


Tabel 2.10 Neraca Massa Belt Filter (BF-109)

Massa Masuk
Massa Keluar(kg/jam)
Komponen (kg/jam)
25 27 28
Selulosa 138.90 138.90 -
H2O 39.02 7.80 31.21
CH3COONa 1.46 - 1.46
Sub Total 179.38 146.70 32.68
Total 179.38 179.38

2.2.11 Neraca Massa Dryer (D-101)


Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat
di selulosa sehingga mencapai moisture contentnya. Moisture content selulosa
sebesar 5%.

Gambar 2.12 Blok Diagram Dryer (D-101)


Tabel 2.11 Neraca Massa Dryer (D-101)

Massa Masuk (kg/jam) Massa Keluar (kg/jam)


Komponen
27 30 31
Selulosa 138.90 - 138.90
H2O 7.80 7.41 0.39
Sub Total 146.70 7.41 139.29
Total 146.70 146.70
2.2.12 Neraca Massa Air Cooler (E-101)

Alat ini berfungsi untuk mendinginkan temperatur selulosa dari


proses pengeringan menjadi temperature ruangan T: 30ºC. Media pendingin
yang digunakan adalah udara.

Gambar 2.13 Blok Diagram Air Cooler (E-101)


Tabel 2.12 Neraca Massa Air Cooler (E-101)

Massa Masuk
Komponen (kg/jam) Massa Keluar(kg/jam)
31 33
Selulosa 138.90 138.90
H2O 0.39 0.39
Sub Total 139.29 139.29
Total 139.29 138.90

2.2.13 Neraca Massa Press and Cut Machine (PC-101)


Alat ini berfungsi untuk menyamakan ukuran dan ketebalan selulosa
lembaran.

Gambar 2.14 Blok Diagram Press and Cut Machine (PC-101)

Tabel 2.13 Neraca Massa Press and Cut Machine (PC-101)

Massa Masuk
Komponen (kg/jam) Massa Keluar(kg/jam)
33 34 35
Selulosa 138.90 69.45 69.44
H2O 0.39 - 0.39
Sub Total 139.29 69.45 69.83
Total 139.29 139.25

2.2.14 Neraca Massa Crusher (CH-101)


Alat ini berfungsi untuk menghancurkan sisa selulosa dari proses cut
and press menjadi ukuran granul.

Gambar 2.15 Blok Diagram Crusher (CH-101)


Tabel 2.14 Neraca Massa Crusher (CH-101)

Massa Masuk Massa Keluar


Komponen (kg/jam) (kg/jam)
35 36
Selulosa 69.44 69.44
Sub Total 69.44 69.44
Total 69.44 69.44

2.2.15 Screener (SCR-101)


Alat ini digunakan untuk menyeragamkan produk dari selulosa
granul sehingga sesuai dengan spesifikasi yang ada. Ukuran selulosa granul
adalah 3.36 mm.
Gambar 2.16 Blok diagram Screnner (SCR-101)
Tabel 2.15 Neraca Massa Screnner (SCR-101)

Komponen Massa Masuk Massa Keluar (kg/jam)


(kg/jam)
36 37 38
Selulosa 69.44 62.50 6.94
Sub total 69.44 62.50 6.94
Total 69.44 69.44

2.2.16 Neraca Massa Total


Neraca massa total proses pembuatan selulosa dari bahan baku limbah
tapioka padat (onggok) adalah sebagai berikut.

Tabel 2.16 Neraca Massa Total

Neraca Massa Total


Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Pati 210.55 24.21
Protein 5.36 1.80
Serat 117.28 39.29
Gula 114.41 2.39
Air 1610.30 1584.19
Ammonium Sulfat 2.79 0.00
Asam Asetat 11.17 0.00
A.Xylinum 55.85 58.64
Selulosa - 138.90
O2 114.00 15.67
N2 428.84 428.84
CO2 - 96.78
NaOH 11.17 0.00
CH3COONa - 291.02
Total 2681.73 2681.73

2.3 Neraca Energi


Ada beberapa hal dasar yang menjadi dasar untuk perhitungan neraca energi
yaitu:
Basis Perhitungan : 1 Jam
Suhu referensi : 25ºC = 298,15ºK
Satuan Perhitungan : kJ/jam
Perhitungan neraca energi pada suatu sistem terdiri dari panas laten dan panas
sensible. Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung panas sensible
adalah:
Q = m. Cp.ΔT…………………………………………………………………(1)
Cp = A + BT+CT2+DT3+ET4………….……………….………………………(2)
Dimana,
Q = Energi yang diserap maupun yang dihasilkan oleh sistem (kJ/jam)
Cp = Kapasitas Panas
m = Massa zat (kg)
ΔT = Perubahan temperatur yang terjadi dalam sistem (K)
A,B,C,D = nilai konstanta yang dibutuhkan untuk menghitung Cp pada suatu zat
tertentu. Ini dapat ditemukan dalam buku Handbook chemical properties, Yaws dan
Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Smith.
Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung panas laten adalah sebagai
berikut:
Q = n.ΔHvap...............................................................................................(3)
ΔH vap =A(1-T/Tc)n ...........................................................................................(4)
Dimana :
Q = Energi yang dihasilkan maupun diserap oleh sistem (kJ/jam)
n = Jumlah mol (kmol)
ΔH vap = Entalpi penguapan (kJ/mol)
A, Tc, n = Koefisien regresi dari komponen kimia
Pada reaksi yang bersifat eksotermis terdapat panas yang timbul akibat
terjadinya reaksi itu sendiri. Secara mateamtis dapat dituliskan dalam persamaan
berikut:
ΔHreaksi (standar)= n.£ΔHproduk – n.£ΔHreaktan………………………………………(5)
Dimana:
n = Koefisien reaksi
ΔHf = Perubahan panas pembentukan (kj/mol)

2.3.1 Neraca Energi Mixer (M-101)


Mixer atau tangki perpengaduk untuk mencampurkan limbah padat
tapioka dengan air.
Temperatur masuk : 30ºC = 303.15ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.15ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.17 Blok Diagram Mixer (M-101)


Tabel 2.17 Neraca Energi Mixer (M-101)

Komponen Energi Masuk (kJ/jam) Energi Keluar


(kJ/jam)
Aliran 1 Aliran 3 Aliran 4
Pati 28.34 - 28.34
Protein 26.86 - 26.86
Serat 15.79 - 15.79
Gula 1149.80 - 1149.80
Kadar Air 1289.57 - 1289.57
Air - 28530.21 28530.21

Sub Total 2510.36 28530.21 31040.57


Total 31040.57 31040.57

2.3.2 Neraca Energi Tangki Pengendapan (V-101)


Tangki pengendapan berfungsi untuk mengendapakan zat yang
tersuspensi dan mengurangi kandungan BOC dan COD dalam onggok.
Temperatur masuk : 30ºC = 303.15ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.15ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.18 Blok Diagram Tangki Pengendapan (V-101)

Tabel 2.18 Neraca Energi Tangki Pengendapan (V-101)


Energi Masuk
Komponen (kJ/jam) Energi Keluar (kJ/jam)
4 5 6
Pati 28.34 1.42 26.92
Protein 26.86 1.34 25.52
Serat 15.79 0.79 15.00
Gula 1149.80 57.49 1092.31
Air
28.34 28328.8 1490.99
Sub Total 31041
28389.8 2650.74
Total 31041 31041
2.3.3 Neraca Energi Mikrofiltarsi (MF-101)
Mikrofiltrasi berfungsi untuk memisahkan padatan tersuspensi dari
limbah onggok dan menurunkan beban pencemaran limbah.
Temperatur masuk : 30ºC = 303.15ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.15ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.19 Blok Diagram Mikrofiltarsi (MF-101)

Tabel 2.19 Neraca Energi Mikrofiltrasi (MF-101)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)


Aliran 5 Aliran 6
H2O 1490.99 1490.99
Pati 26.92 26.92
Protein 25.52 25.52
Serat 15.00 15.00
Glukosa 1092.31 1092.31
Total 2650.7 2650.7
2.3.4 Neraca Energi Mixer (M-102)
Mixer merupakan tempat untuk mencampurkan limbah onggok,
amonium sulfat, asam asetat, dan gula.
Temperatur masuk : 30ºC = 303.15ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.15ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.20 Blok Diagram Mixer (M-102)


Tabel 2.20 Neraca Energi Mixer (M-102)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar


(kJ/jam)
Aliran 9 Aliran 10 Aliran 11 Aliran 12 Aliran 13

H2O 29372.5 - - - 29372.5


Pati 9.49 - - - 9.49
Protein 9.00 - - - 9.00
Serat 5.29 - - - 5.29
Glukosa 385.18 - - 367.3 752.53
Ammonium
- 17.273 - - 17.3
Sulfat
Asam Asetat - - 20.2 - 20.2
Total 30186.2
30186.2

2.3.5 Neraca Energi Fermentor (FM-101)


Alat merupakan tempat terbentuknya bioselulosa dari proses
fermentasi yang terjadi dengan bakteri Acetobacter Xylinum.
Temperatur masuk : 30ºC = 303.15ºK
Temperatur keluar : 32ºC = 305.15ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.21 Blok Diagram Fermentor (FM-101)


Tabel 2.21 Neraca Energi Fermentor (FM-101)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)


Aliran 13 Aliran 15 Aliran 16 Aliran 17 Aliran 18
H2O 29372.5 - - 3938.04 36351.18
Pati 9.49 - - - 0.93
Protein 9.00 - - - 0.01
Serat 5.29 - - - 0.01
Glukosa 752.53 - - - 21.94
Ammonium - - - -
17.3
Sulfat
Asam Asetat 20.2 - - 20.2 -
A. xylinum - - - - 1313.49
O2 - 525.52 101.08 - -
N2 - 2243.82 3140.97 - -
CO2 - - 8385.23 - -
Selulosa - - - 387.18 -
Panas 625.36 - - - -
Pembentukkan
Q Pendingin - - - - -
Sub total 30186.2 2769.34 11627.28 4345.38 37687.56
Total 33580.92 33580.92

2.3.6 Neraca Energi Netralizer (V-108)


Alat ini berfungsi untuk menetralkan produk selulosa dari bersifat
asam dari keluaran fermentor.
Temperatur masuk : 32ºC = 305.15ºK
Temperatur keluar : 39ºC = 312.5ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.22 Blok Diagram Netralizer (V-108)


Tabel 2.22 Neraca Energi Netralizer (V-108)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)


Aliran 17 Aliran 21 Aliran 22 Aliran 23
H2O 4110.29 9655.72 - 8403.60
CH3COOH 29.62 - - -
A.Xylinum - - - -
NaOH - 164.12 - -
CH3COONa - - 249.26 4735.97
Selulosa 542.38 - 1113.30 -
Sub total 4682.28 9819.86 1362.56 13139.58
Total 14502.14 14502.14

2.3.7 Neraca Energi Tangki Pencucian (V-109)


Alat ini berfungsi sebagai tempat untuk menghilangkan kandungan
NaOH serta impuritis lain.
Temperatur masuk : 39ºC = 312.2ºK
Temperatur keluar : 39ºC = 312.2ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.23 Blok Diagram Tangki Pencucian (V-109)


Tabel 2.23 Neraca Energi Tangki Pencucian (V-109)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Aliran 22 Aliran 24 Aliran 25 Aliran 26
H2O - 27846.29 2787.69 25089.19
CH3COOHNa 249.26 - 24.37 219.32
Selulosa 1113.30 - 1088.28 -
Sub total 1362.56 27846.29 3900.34 25308.51
Total 29208.85 29208.85
2.3.8 Neraca Energi Belt Filter (C-109)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan selulosa dari impuritis dan
larutan CH3COONa.
Temperatur masuk : 39ºC = 312.2ºK
Temperatur keluar : 39ºC = 312.2ºK
Tekanan : 1 atm

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)


Aliran 25 Aliran 27 Aliran 28
H2O 2787.69 577.54 2230.15
Selulosa 1088.28 1088.28 -
CH3COONa 24.37 - 24.37
Sub Total 4344.07 1645.82 2254.52
Total 3900.34 3900.34

Gambar 2.24 Blok Diagram Belt Filter Conveyor (BF-109)


Tabel 2.24 Neraca Energi Belt Filter Conveyor (BF-109)

2.3.9 Neraca Energi Dryer (D-101)


Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat
di selulosa sehingga mencapai moisture contentnya. Moisture content selulosa
sebesar 5%.
Temperatur masuk : 39ºC = 312.2ºK
Temperatur keluar : 100ºC = 373.2ºK
Tekanan : 1 atm

Tabel 2.25 Neraca Energi Dryer (D-101)


Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Komponen
Aliran 27 Q steam Aliran 30 Aliran 31
H2O 557.54 - 2786.65 146.67
Selulosa 1088.28 - - 5931.57
Steam - 7219.06 - -
Sub Total 1645.82 7219.06 2786.65 6078.24
Total 8864.89 8864.89

Gambar 2.25 Blok Diagram Dryer (D-101)

2.3.10 Neraca Energi Heat Exchanger (HE-101)


Alat ini berfungsi untuk menaikkan suhu udara sebelum diumpankan
kedalam alat pengering.
Temperatur masuk : 100ºC = 373.2ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.2ºK
Tekanan : 1 atm
Gambar 2.26 Blok Diagram Heat Exchanger (HE-101)
Tabel 2.26 Neraca Energi Heat Exchanger (HE-101)

Input Output
Komponen
(kJ/jam) (kJ/jam)
N2
751.68 11234.64
O2
155.35 2311.01
12638.61
Q pemanas -
Sub total 13545.65 13545.65
Total 13545.65 13545.65

2.3.11 Neraca Energi Air Cooler (AC-101)


Alat ini berfungsi untuk mendinginkan temperatur selulosa dari proses
pengeringan menjadi temperature ruangan T: 30ºC. Media pendingin yang
digunakan adalah udara.
Temperatur masuk : 100ºC = 373.2ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.2ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.27 Blok Diagram Air Cooler (E-101)


Tabel 2.27 Neraca Energi Air Cooler (E-101)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)


Aliran 31 Pendingin Aliran 33
H2O 146.67 - 9.97
Selulosa 5931.57 - 387.18
Pendingin - -5681.10 -
Sub Total 6078.24 -5681.10 397.14
Total 397.14 397.14

2.3.12 Cooler (E-102)


Alat ini berfungsi untuk menurunkan temperatur udara yang digunakan
sebagai media pendingin yang akan dialirkan kedalam Air Cooler (AC-101)
untuk menurunkan temperatur selulosa.
Temperatur masuk : 100ºC = 373.2ºK
Temperatur keluar : 30ºC = 303.2ºK
Tekanan : 1 atm

Gambar 2.28 Blok Diagram Air Cooler (E-101)

Tabel 2.28 Neraca Energi Air Cooler (E-101)


Komponen Energi Masuk Energi Keluar
(kJ/jam) (kJ/jam)
N2 8841.18 1776.81
O2 1818.66 367.90
Q Pemanas -8515.14 -
Total 2144.71 2144.71

Anda mungkin juga menyukai