Anda di halaman 1dari 33

LAMPIRAN A

NERACA MASSA

A. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi = 41.800 kL/thn
Waktu operasi = 330 hari
Satuan massa = 1 jam operasi
Kebutuhan TKKS = 12.601,693 kg/jam
B. Bahan Baku dan Produk
Tabel A.1 Komponen Bahan Baku dan Produk
Komponen
TKKS  Enzim selulase
1. Selulosa  YPG
2. Hemiselulosa  Saccaromyches c.
3. Lignin  Glukosa
4. Abu  Etanol
5. Ekstraktif  CO2
Air  Enzim novozym
H2SO4  (NH4)2SO4

1. Spesifikasi Bahan Baku


a. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
Komposisi TKKS disajikan pada Tabel A.2.
Tabel A.2 Komposisi Zat Penyusun Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komponen Jumlah (%)
Selulosa 36,59
Hemiselulosa 24,97
Lignin 26,53
Abu 1,79
Ekstraktif 10,12
(Muryanto et al., 2016)
b. Air
c. Enzim selulase
d. Enzim novozym
e. YPG
f. Saccharomyces cereviseae
2. Spesifikasi Produk
Produk bioetanol yang diproduksi adalah bioetanol fuel grade dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Etanol : 99,8%
Air : 0,2%

C. Neraca Massa
1. Belt Conveyor 1
 Fungsi: Mengangkut dan mencuci TKKS dari kotoran
 Alat: Belt Conveyor
 Semua Pengotor larut
2

1 Belt 3
Conveyor

Keterangan: 4

 1 = input TKKS yang akan dibersihkan


 2 = input air pencucian
 3 = output TKKS yang telah bersih
 4 = output air pencucian/pengotor
 Asumsi pada proses pencucian hanya kotoran yang menempel pada TKKS
yang hilang dan tidak ada massa dari TKKS yang hilang
 Perbandingan air pencuci dengan bahan masuk ke whaser adalah 2 : 1
F1 = 12.601,693 kg/jam
Kebutuhan air pencuci yang masuk
F2 = 2 x 12.601,693
= 25.203,386 kg/jam
 Kotoran hilang terbawa air pencuci pada unit pencucian dan air tertinggal
dalam padatan sebanyak 5% (Simio, 2012).
F4 = 95% x 25.203,386
= 23.943,216 kg/jam
 Neraca massa total
F3 = F1 + F2 – F4
= 12.601,693 + 25.203,386 - 23.943,216
= 13.861,862 kg/jam
Tabel A.3 Neraca Massa di Unit pencucian Awal (Belt Conveyor 1)
Input Output
Komponen
1 2 3 4
Selulosa 4.610,959 4.610,959
2. Unit
Hemiselulosa 3.146,643 3.146,643
Lignin 3.343,229 3.343,229
Abu 225,570 225,570
Ekstraktif 1.275,291 1.275,291
Air 25.203,386 1.260,169 23.943,216
Subtotal 12.601,693 25.203,386 13.861,862 23.943,216
Total 37.805,078 37.805,078
Chopper
 Fungsi: memperkecil ukuran TKKS agar mudah dikeringkan
 Alat yang digunakan adalah Chopper

Chopper 5
3
Keterangan:
 3 = input TKKS dari Belt Conveyor 1
 5 = output TKKS yang telah dikecilkan ukurannya
 Saat proses pemotongan hanya terjadi pengecilan ukuran TKKS dan tidak
ada massa TKKS yang hilang, sehingga:
 Neraca massa total
F3 = F5
F5 = 13.861,862 kg/jam
Tabel A.4 Neraca Massa di Chopper
Input Output
Komponen
3 5
Selulosa 4.610,959 4.610,959
Hemiselulosa 3.146,643 3.146,643
Lignin 3.343,229 3.343,229
Abu 225,570 225,570
Ekstraktif 1.275,291 1.275,291
Air 1.260,169 1.260,169
Total 13.861,862 13.861,862

3. Unit Washer
 Fungsi: membersihkan TKKS dari kotoran yang masih terikut
 Alat yang digunakan adalah Washer
 Kotoran terendapkan seluruhnya
6

5 Washer 7

8
Keterangan:
 5 = input TKKS yang akan dibersihkan
 6 = input air pencucian
 8= output TKKS yang telah bersih
 7 = output air pencucian/pengotor
 Pencucian 0,1% massa dari TKKS hilang (Mulyanto et.al, 2016)
 Perbandingan air pencuci dengan bahan yang masuk ke whaser adalah 2:1
dari jumlah air yang tertinggal.
F5 = 13.861,862 kg/jam
Kebutuhan air pencuci yang masuk
F6 = 2 x 1.260,169
= 2.520,339 kg/jam
 Kotoran hilang terbawa air pencuci pada unit pencucian dan air tertinggal
dalam padatan sebanyak 5% (Simio, 2012).
F7 = 3.604,084 kg/jam
Selulosa = 4.610,959 x 0,1% = 4,611 kg/jam
Hemiselulosa = 3.146,643 x 0,1% = 3,147 kg/jam
Lignin = 3.343,229 x 0,1% = 3,343 kg/jam
Abu = 225,570 x 0,1% = 0,226 kg/jam
Ekstraktif = 1.275,291 x 0,1% = 1,275 kg/jam
Air = (1.260,169 + 2.520,339) x 0,95% = 3.591,482 kg/jam
 Neraca massa total
F8 = F5 + F6 – F7
= 13.861,862 + 2.520,339 - 3.604,084
= 12.778,117 kg/jam
Tabel A.5 Neraca Massa di Unit Washer

Input Output
Komponen
5 6 7 8
Selulosa 4.610,959 4,611 4.606,348
Hemiselulosa 3.146,643 3,147 3.143,496
Lignin 3.343,229 3,343 3.339,886
Abu 225,570 0,226 225,345
Ekstraktif 1.275,291 1,275 1.274,016
Air 1.260,169 2.520,339 3.591,482 189,025
Subtotal 13.861,862 2.520,339 3.604,084 12.778,117
Total 16.382,201 16.382,201

4. Unit Centrifuge
 Fungsi: mengurangi kandungan air dari TKKS
 Alat yang digunakan adalah Centrifuge
 Air dapat terpisah sempurna

8 Centrifuge 10

Keterangan:
 8 = input TKKS dari Washer
 9 = output air yang terpisah dari TKKS
 10 = output TKKS hasil Centrifuge
 Neraca massa komponen
F8 = 12.778,117 kg/jam
 Air yang tersisa setelah di centrifuge adalah 3-6% (Simio, 2012)
F9 = 189,025 x 97%
F9 = 183,355 kg/jam
 Neraca Massa Total
F10 = F8 – F9
= 12.778,117 - 183,355
= 12.594,762 kg/jam
Tabel A.6 Neraca Massa di Unit Centrifuge
Input Output
Komponen
8 9 10
Selulosa 4.606,348 - 4.606,348
Hemiselulosa 3.143,496 - 3.143,496
Lignin 3.339,886 - 3.339,886
Abu 225,345 - 225,345
Ekstraktif 1.274,016 - 1.274,016
Air 189,025 183,355 5,671
Subtotal 12.778,117 183,355 12.594,762
Total 12.778,117 12.778,117

5. Unit Belt Conveyor 2


 Fungsi: mengangkut TKKS dari unit Centrifuge
 Alat yang digunakan adalah Belt Conveyor

10 Belt conveyor 11

Keterangan:
 10 = input TKKS dari unit dryer
 11 = output TKKS

 Asumsi tidak terjadi perubahan kompisisi pada TKKS


 Neraca Massa Total
F10 = F11
F11 = 12.594,762 kg/jam
Tabel A.7 Neraca Massa di Unit Belt Conveyor 2
Input Output
Komponen
10 11
Selulosa 4.606,348 4.606,348
Hemiselulosa 3.143,496 3.143,496
Lignin 3.339,886 3.339,886
Abu 225,345 225,345
Ekstraktif 1.274,016 1.274,016
Air 5,671 5,671
Total 12.594,762 12.594,762

6. Unit Size Reduction


 Fungsi: memperkecil ukuran TKKS menjadi serbuk 3 mm agar
mengoptimalkan proses pretreatment (Sudiyani, 2016)
 Alat yang digunakan adalah Hammer Mill

11 Hammer Mill 12

Keterangan:
 11 = input TKKS dari unit Belt Conveyor 2
 12 = output TKKS yang sudah dalam bentuk serbuk berukuran 3 mm
 Asumsi tidak terjadi perubahan kompisisi pada TKKS
 Neraca Massa Total
F11 = F12
F12 = 12.594,762 kg/jam

Tabel A.8 Neraca Massa di Unit Size Reduction


Input Output
Komponen
11 12
Selulosa 4.606,348 4.606,348
Hemiselulosa 3.143,496 3.143,496
Lignin 3.339,886 3.339,886
Abu 225,345 225,345
Ekstraktif 1.274,016 1.274,016
Air 5,671 5,671
Total 12.594,762 12.594,762

7. Unit Screening
 Fungsi: menyeleksi ukuran serbuk TKKS sesuai ukuran yang telah
ditentukan dengan cara diayak
 Alat yang digunakan adalah Vibrating Screen
 Efisiensi alat vibrating screen = 95% (James, 2012)
12 Vibrating Screen 14

13

Keterangan:
 12 = input serbuk TKKS untuk diayak
 13 = output serbuk TKKS yang tidak sesuai kembali ke unit Size Reduction
 14 = output serbuk TKKS yang sesuai spesifikasi ke tangki pretreatment
 Neraca massa komponen
F12 = 12.594,762 kg/jam
 Asumsi efisiensi alat 95%, produk vibrating screen
F14 = 95% x F12
= 95% x 12.594,762
=11.965,307 kg/jam
Selulosa : 95% x 4.606,348 = 4.376,031 kg/jam
Hemiselulosa : 95% x 3.143,496 = 2.986,321 kg/jam
Lignin : 95% x 3.339,886 = 3.172,892 kg/jam
Abu : 95% x 225,345 = 214,077 kg/jam
Ekstraktif : 95% x 1.274,016 = 1.210,315 kg/jam
Air : 95% x 5,671 = 5,387 kg/jam
 TKKS yang tidak sesuai ukuran 3 mm dikembalikan ke unit hammer mill
F13 = F12 – F14
= 12.594,762 - 11.965,024
= 629,738 kg/jam
Tabel A.9 Neraca Massa di Unit Screening
Input Output
Komponen
12 13 14
Selulosa 4.606,348 230,317 4.376,031
Hemiselulosa 3.143,496 157,175 2.986,321
Lignin 3.339,886 166,994 3.172,892
Abu 225,345 11,267 214,077
Ekstraktif 1.274,016 63,701 1.210,315
Air 5,671 0,284 5,387
Subtotal 12.594,762 629,738 11.965,024
Total 12.594,762 12.594,762

8. Unit Pencampuran
 Fungsi: mengencerkan NaOH padat sehingga diperoleh NaOH cair dengan
konsentrasi 10%
16

15 Pencampuran 17
Keterangan:
 F15 = input Padatan NaOH
 F16 = input air
 F17 = output NaOH cair 10%
 Kebutuhan NaOH yang ditambahkan memiliki rasio 5:1 dengan input
(Sudiyani, 2016; Dahnum, 2015).
NaOH 10% yang dibutuhkan (F17) = 5 x F14
= 5 x 11.965,024
= 59.825,119 kg/jam
59.825,119 kg / jam
Volume NaOH 10% =
2,13 kg/ L
Volume NaOH 10% = 28.086,910 L/jam
(100 %−10 %)
Air pada NaOH = x 59.825,119
100 %
Air pada NaOH = 53.842,607 kg/jam
Massa NaOH = 59.825,119 - 53.842,607
Massa NaOH = 5.982,512 kg/jam
Tabel A.10 Neraca Massa di Unit Pencampuran

Input Output
Komponen
15 16 17
NaOH Padat 5.982,512 - -
53.842,60
- -
Air 7
59.825,11
- -
NaOH 10% 9
53.842,60 59.825,11
5.982,512
Subtotal 7 9
59.825,11
9. Unit 59.825,119
Total 9
Pretreatment
 Fungsi: meluruhkan kandungan lignin dalam TKKS
 Dilakukan dalam tangki pretreatment dengan penambahan NaOH 10%
17

14 Pretreatment 18
Keterangan:
 14 = input serbuk TKKS dari unit screening
 17 = input NaOH konsentrasi 10% (Sudiyani, 2016)
 18 = output slurry dari tangki pretreatment

Tabel A.11 Perbandingan Komposisi TKKS Setelah pretreatment


Komponen Sebelum Setelah
Selulosa 36,59% 72,53%
Hemiselulosa 24,97% 14,22%
Lignin 26,53% 6,17%
Abu 1,79% 2,12%
Ekstraktif 10,12% 4,96%
Total 100,00% 100,00%
(Sudiyani, 2016)
 Neraca massa komponen
F14 = 11.965,024 kg/jam
 Reaksi yang terjadi pada tangki pretreatment (F18)
Selulosa = (72,53%:36,59%) x 4.376,031 = 8.674,324 kg/jam
Hemiselulosa = (14,22%:24,97%) x 2.986,321 = 1.700,660 kg/jam
Lignin = (6,17%:26,53%) x 3.172,892 = 737,910 kg/jam
Abu = (2,12%:1,79%) x 214,077 = 253,544 kg/jam
Ekstraktif = (4,96%:10,12%) x 1.210,315 = 593,198 kg/jam
Air = 5,387 kg/jam
NaOH = 59.825,119 kg/jam
 Neraca massa total
F18 = F14 + F17
= 11.965,024 + 59.825,119 = 71.790,143 kg/jam
Tabel A.12 Neraca Massa di Unit Pretreatment
Input Output
Komponen
14 17 18
Selulosa 4.376,031 - 8.674,324
Hemiselulos 2.986,321 - 1.700,660
a
Lignin 3.172,892 - 737,910
Abu 214,077 - 253,544
Ekstraktif 1.210,315 - 593,198
NaOH 5,387 59.825,119 59.825,119
Subtotal 11.965,024 59.825,119 71.790,143
Total 71.790,143 71.790,143

10. Unit Filtrasi 1


 Fungsi: proses pemisahan slurry TKKS dengan kandungan liquid NaOH
dan komponen yang tidak digunakan dalam proses selanjutnya
 Konsentrasi padatan yang tertahan (retentat)= 95% (w/w) (Hoge et al.,
1982)

18 Filter Press 19

20

Keterangan:
 18 = input slurry dari tangki pretreatment
 19 = output padatan yang akan masuk ke tangki pencucian
 20 = output cairan yang akan masuk ke pengolahan limbah
 Neraca massa komponen
F18 = 71.790,143 kg/jam
 Asumsi yang tertahan di padatan NaOH 5%, selulosa dan hemiselulosa
95%, lignin abu dan ekstraktif 5%
Selulosa = 95% x 8.674,324 = 8.240,608 kg/jam
Hemiselulosa = 95% x 1.700,660 = 1.615,627 kg/jam
Lignin = 5% x 737,910 = 36,895 kg/jam
Abu = 5% x 253,544 = 12,677 kg/jam
Ekstraktif = 5% x 593,198 = 29,660 kg/jam
NaOH = 5% x 59.825,119 = 2.991,256 kg/jam
Air = 5% x 5,387 = 0,269 kg/jam
F19 = 12.926,993 kg/jam
 Neraca massa total
F20 = F18 - F19
= 71.790,143 - 12.926,993
= 58.863,149 kg/jam
Tabel A.13 Neraca Massa di Unit Filtrasi
Input Output
Komponen
18 19 20
Selulosa 8.674,324 8.240,608 433,716
Hemiselulosa 1.700,660 1.615,627 85,033
Lignin 737,910 36,895 701,014
Abu 253,544 12,677 240,867
Ekstraktif 593,198 29,660 563,538
NaOH 59.825,119 2.991,256 56.833,863
Air 5,387 0,269 5,118
Subtotal 71.790,143 12.926,993 58.863,149
Total 71.790,143 71.790,143

11. Unit Pencucian


 Fungsi: membersihkan padatan hasil dari filter press 1
 Alat yang digunakan adalah Tangki Pencucian
 Kotoran terendapkan seluruhnya
21

Tangki
19 22
Pencucian

Keterangan:
 19 = input TKKS yang akan dibersihkan
 21 = input air pencucian
 22 = output slurry TKKS yang telah bersih
 Asumsi air pencuci tiga kali dari input (Dahnum, 2016)
 Neraca massa komponen
F19 = 12.926,993 kg/jam
F21 = 3 x F19
= 3 x 12.926,993
= 38.780,980 kg/jam
 Tidak terjadi reaksi sehinga komposisi dalam TKKS
 Neraca massa total
F22 = F19 + F21
= 12.926,993 + 38.780,980
= 51.707,974 kg/jam
Selulosa = 8.240,608 kg/jam
Hemiselulosa = 1.615,627 kg/jam
Lignin = 36,895 kg/jam
Abu = 12,677 kg/jam
Ekstraktif = 29,660 kg/jam
NaOH = 2.991,256 kg/jam
Air = 38.781,250 kg/jam
Tabel A.14 Neraca Massa di Unit Pencucian
Input Output
Komponen
19 21 22
Selulosa 8.240,608 - 8.240,608
Hemiselulosa 1.615,627 - 1.615,627
Lignin 36,895 - 36,895
Abu 12,677 - 12,677
Ekstraktif 29,660 - 29,660
NaOH 2.991,256 - 2.991,256
Air 0,269 38.780,980 38.781,250
Subtotal 12.926,993 38.780,980 51.707,974
Total 51.707,974 51.707,974

12. Unit Filtrasi 2


 Fungsi: proses pemisahan slurry TKKS dengan kandungan liquidnya
 Konsentrasi padatan yang tertahan (retentat)= 95% (w/w) (Hoge et al,
1982)

22 Rotary Filter 24

23

Keterangan:
 22 = input slurry dari tangki pencucian
 23 = output cairan yang akan masuk ke pengolahan limbah
 24 = output padatan yang akan masuk tangki sterilisasi
 Asumsi selulosa yang terikut dalam pulp yaitu = 99,9%, hemiselulosa =
50%, dan air = 5%
 Lignin, abu, dan zat ekstraktif diasumsikan terlarut seluruhnya ke
pengolahan limbah
F22 = 51.707,974 kg/jam
F24 = 10.979,244 kg/jam
F24 terdiri dari:
Selulosa = 8.240,608 x 99,9% = 8.232,368kg/jam
Hemiselulosa = 1.615,627 x 50% = 807,814 kg/jam
Air = 38.781,250 x 5% = 1.939,062 kg/jam
 Neraca massa total
F23 = F22 - F24
= 51.707,974 – 10.979,244
= 40.728,730 kg/jam
Tabel A.15 Neraca Massa di Unit Filtrasi 2
Input Output
Komponen
22 23 24
Selulosa 8.240,608 8,241 8.232,368
Hemiselulosa 1.615,627 807,814 807,814
Lignin 36,895 36,895 -
Abu 12,677 12,677 -
Ekstraktif 29,660 29,660 -
NaOH 2.991,256 2.991,256 -
Air 38.781,250 36.842,187 1.939,062
Subtotal 51.707,974 40.728,730 10.979,244
Total 51.707,974 51.707,974

13. Unit Sterilisasi 1


 Fungsi: untuk mensterilisasi pulp dan nutrient (NH4)2SO4 sebelum masuk
ke dalam reaktor SSF
25

24 Sterilisasi 1 27

26
Keterangan:
 24 = input pulp TKKS rotary filter
 25 = input nutrient
 26 = input air
 27 = output ke reaktor SSF
 Nutrient (NH4)2SO4 ditambahkan 0,4% dari total substrat (E.Gumbira, 1984
dalam tarigan, 2010).
 Air yang ditambahkan sebelum masuk ke dalam reaktor SSF adalah
65%/35% dari total pulp (Donalds, 1969).
 Tidak terjadi reaksi dalam tangki penampungan 1
F24 = 10.979,244 kg/jam
Kebutuhan (NH4)2SO4 (F25) = 0,4% x 10.979,244 kg/jam
Kebutuhan (NH4)2SO4 (F25) = 43,917 kg/jam
65 %
Kebutuhan air (F26) = ( x (8.232,368+807,814)) – 1.939,062
35 %
Kebutuhan air (F26) = 14.849,846 kg/jam
 Neraca massa total
F27 = F24 + F25 + F26
= 10.979,244 + 43,917 + 14.849,846
= 25.873,006 kg/jam

Tabel A.16 Neraca Massa di Unit Sterilisasi


Input Output
Komponen
24 25 26 27
Selulosa 8.232,368 - - 8.232,368
Hemiselulosa 807,814 - - 807,814
14.849,84
1.939,062 16.788,908
Air 6
(NH4)2SO4 - 43,917 - 43,917
14.849,84
10.979,244 43,917 25.873,006
Subtotal 6
Total 25.873,006 25.873,006

14. Unit Pembiakan Yeast


 Fungsi: pembiakan Saccharomyces cereviceae untuk proses SSF.
30 31

29 Pembiakan Yeast 33

32
Keterangan:
 29 = input starter ke tangki pembiakan
 30 = input udara untuk starter
 31 = input amonia (NH3) untuk starter
 32 = input H2SO4
 33 = ouput hasil pembikan Yeast
 Starter yang dibuat = 5% (w/w) (Meghe, 1982)
 Densitas air = 1000 Kg/m3
Tabel A.17 Neraca Massa di Unit Pembiakan Yeast
Densitas
Densitas Massa Fraksi SG Volume
Komponen SG camp.
(Kg/m3) (Kg/Jam) Massa camp. (m3/Jam)
(Kg/m3)
Air 1.000 1 361,607 0,8 0,800 800 0,362
Glukosa 1.560 1,56 90,402 0,2 0,312 312 0,058
Total 452,009 1 1,112 1112 0,420

Glukosa yang dibutuhkan = 20% (w/w) (Ivanna, 2018)


Dissolved oxygen = 40% (Salar, 2017)
Yeast untuk starter = 2,3395 % (v/v) (Ivanna, 2018)
BM Yeast (CH1,66N0,13O0,4) = 21,88 Kg/Kmol
Volum biomassa untuk starter = 0,419 × 2,3395%
= 0,01 m3/Jam
Massa biomassa untuk starter = 1.100 × 0,01
Massa biomassa untuk starter = 10,797 Kg/Jam
Volum total = 0,420 + 0,01
= 0,429 m3/Jam
Perhitungan neraca massa biomassa untuk menghitung pertumbuhan yeast
menggunakan persamaan Monod dan permodelan runga kutta untuk
mendapatkan perubahan pertumbuhan yeast terhadap waktu.
dX G
=μm X
dt k s +G
Parameter:
G = Konsentrasi glukosa (Kg/m3)
μm = Kecepatan reaksi spesifik maksimum (Jam-1)
ks = Konstanta kecepatan reaksi (Kg/m3)
X = Konsentrasi yeast (Kg/m3)
Untuk dissolved oxygen 40% didapatkan μm =0,307 Jam−1 dan

ks=0,103 Kg/m3 (Datingnya, 1995; Peringer, 1974).


90,240
G =
0,419
= 215,470 Kg/m3
μm ×G
μ=
k s +G
0,307 ×215,470
¿
0,103× 215,470
¿ 0,307 Jam−1
10,797
X 0=
0,429
= 25,146
10,797
Csel =
0,429
= 25,735 Kg/m3
rv =μ × X 0
¿ 7,716 Kg/m3 . Jam
rg=μ × Csel
¿ 7,897 Kg/m3 . Jam
Didapatkan waktu pertumbuhan yeast selama 24 jam, sehingga
Biomasa=7,897 ×24=189,521 Kg/m3. Jam
Pertumbuhan biomasa = 189,521×0,420 = 79,515 Kg/Jam
 Neraca masa total biomassa
Massa biomassa keluar = 79,515 + 10,797
= 90,312 Kg/Jam
Massa glukosa bereaksi = 90,312 Kg/Jam
90,312
X=
0,420
¿ 215,029
Glukosa sisa = 90,402 – 90,312 = 0,09 Kg/Jam
Tabel A.18 Komposisi Mula-Mula Starter
BM Sisa
Komponen
(Kg/kmol) Massa (Kg) Mol (kmol)
Glukosa 180 90,402 0,502
O2 32 38,304 1,197
NH3 17 92,228 5,425

 Reaksi pertumbuhan yeast (Shuler dan Kargi, 2002)


(C6H12O6) + 1,16 O2 + 0,52 NH3  4 CH1,66N0,13O0,40 + 2,72 H2O + 2 CO2
M 0,502 1,197 5,425 - - -
R 0502 1,197 5,425 4,128 2,807 2,064
S 0,0005 0 0 4,128 2,807 2,064

Tabel A.19 Komposisi Produk


BM Sisa
Komponen
(Kg/kmol) Mol (kmol) Massa (Kg)
Yeast 21,9 4,128 90,312
Air 18 2,807 50,522
CO2 44 2,064 90,807

 Kebutuhan H2SO4 untuk mengontrol pH = 4,8


Massa feed masuk = 452,009 Kg/Jam
BM H2SO4 = 98,08 kg/kmol
ρ H2SO4 = 1,049 kg/ml
Asumsi pH awal =7
[H]+ = 2 x 10-7
= 0,0000002 kmol/L
98,08
Massa H2SO4 = 0,0000002 x x 452,009
1,049
Massa H2SO4 = 0,0085 kg/jam
[H]+ diperlukan = 2 x 10-4,8
= 3,17. 10-5 kmol/L
−5 98,08
Massa H2SO4 = 3,17. 10 x x 452,009
1,049
= 1,34 Kg/Jam
Konsentrasi H2SO4 = 95% (w/w)
100 %
Kebutuhan larutan = × 1,34
95 %
= 1,41 Kg/Jam
100 %−95 %
Air pada H2SO4 = ×1,827
100 %
= 0,07 Kg/Jam

Tabel A.20 Neraca Massa di Unit Pembiakan Yeast


Kompone Input Output
n 29 30 31 32 33
Yeast 10,797 90,312
Glukosa 90,402 0,090
NH3 92,228
O2 38,304
N2 144,097 144,097
CO2 90,807
Air 361,607 412,129
H2SO4 1,34 1,34
Subtotal 462,806 182,401 92,228 1,34 738,775
Total 738,775 738,775

15. Unit Simultaneous Saccharification and Fermentation


 Fungsi: terjadinya proses sakarifikasi (selulosa menjadi glukosa) dan
fermentasi (glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida) secara simultan
 Konversi selulosa menjadi glukosa = 95% (Bradley, 2008)
 Konversi glukosa menjadi etanol = 90% (Batie et al, 2008)

33 34 37

27 Reaktor SSF 38

35 36
Keterangan:
 27 = input dari tangki sterilisasi
 33 = input Yeast
 34 = input H2SO4
 35 = input enzim novozym
 36 = input enzim selulase
 37 = output CO2
 38 = output reaktor SSF

 Pada proses ini menggunakan reaktor bertipe batch sebanyak tiga reaktor
dengan penjadwalan sebagai yang disajikan pada Tabel A.21.
Tabel A.21 Penjadwalan Reaktor
Reakto Kami Jum'a Sabtu Mingg
Senin Selasa Rabu Senin Selasa
r s t u u
24 48 72 96 120 144 168 192 216
1

 Kebutuhan H2SO4 (F34) untuk mengontrol pH = 4,8


Massa feed masuk = 9.040,181 Kg/Jam
BM H2SO4 = 98,08 kg/kmol
ρ H2SO4 = 1,049 kg/ml
Asumsi pH awal =7
[H]+ = 2 x 10-7
= 0,0000002 kmol/L
98,08
Massa H2SO4 = 0,0000002 x x 9.040,181
1,049
Massa H2SO4 = 0,17 kg/jam
[H]+ diperlukan = 2 x 10-4,8
= 3,17. 10-5 kmol/L
−5 98,08
Massa H2SO4 = 3,17. 10 x x 9.040,181
1,049
= 26,79 Kg/Jam
 Kebutuhan Enzim novozym (F35)
Pada proses hidrolisis digunakan enzim novozym 188 dengan dosis 15
IU/gr biomassa (Goh, 2010).
1 IU (international unit) setara dengan 0,0000001 kg
Enzim novozym yang dibutuhkan = 15 × 0,0000001 × Input TKKS
Enzim novozym yang dibutuhkan = 15 × 0,0000001 × 9.040,181
Enzim novozym yang dibutuhkan (F35) = 0,014 kg/jam
 Kebutuhan Enzim selulase (F36)
Pada proses hidrolisis digunakan enzim selulase 1,5 L dengan dosis 15
FPU/gr biomassa (Goh, 2010).
1 FPU (Filter paper unit) setara dengan 0,0016 kg (Samsuri,2007)
Enzim selulase yang dibutuhkan = 15 × 0,0000001 × Input TKKS
Enzim novozym yang dibutuhkan = 15 × 0,0016 × 9.040,181
Enzim novozym yang dibutuhkan (F36) = 216,96 kg/jam
 Perhitungan neraca massa proses sakarifikasi
Konversi Holoselulosa menjadi glukosa adalah 95%
Mol glukosa yang terbentuk:
Massaholoselulosa awal
= ×95 % ×koefisien glukosa
BM
9.040,181
= ×95 % ×1
162
= 53,013 kmol/Jam
Massa glukosa yang terbentuk:
= mol glukosa × BM glukosa
= 53,013 × 180
= 9.542,414 kg
Mol holoselulosa sisa:
= mol holoselulosa awal−( mol holoselulosaawal × 95 % )
= 55,804−( 55,804 ×95 % )
= 2,790 kmol/Jam
Massa holoselulosa yang tersisa:
= 2,790 × 162
= 452,009 Kg/Jam
Mol air yang tersisa:
Massaair awal
= −mol air bereaksi
BM
17.201,037
= -53,013
18
= 902,600 kmol/Jam
Massa air yang tersisa = mol air sisa × BM air
= 902,600 × 18
= 16.246,796 Kg/Jam
Tabel A.22 Komposisi Mula-Mula Pembentukan Glukosa dari Holoselulosa
BM Input
Komponen Massa
Kg/kmol Mol (Kmol)
(kg/jam)
Holoselulosa 162 9.040,181 55,804
Air 18 17.201,037 955,613
Glukosa 180 - -

Reaksi pembentukan glukosa dari Holoselulosa


C6H10O5 + H2O C6H12O6
Holoselulosa Air Enzim Glukosa
selulase
Mula-mula 55,804 955,613 -
Reaksi 53,013 53,013 53,013
Sisa 2,790 902,600 53,013

Table A.23 Komposisi Sisa Reaksi Pembentukan Glukosa dari Holoselulosa


BM Sisa
Komponen Mol
Kg/kmol Massa (Kg/jam)
(Kmol)
Holoselulosa 162 2,790 452,009
Air 18 902,600 16.246,796
Glukosa 180 53,013 9.542,414

 Perhitungan neraca massa proses fermentasi


Konversi glukosa menjadi produk etanol pada F40 = 90% (Batie et al,
2008) Jumlah glukosa pada proses fermentasi diperoleh dari glukosa hasil
pembiakan (F33) dan hasil reaksi sakarifikasi = 9.542,503 Kg/Jam
Mol glukosa untuk proses fermentasi = 53,014 kmol/Jam
Mol etanol yang terbentuk = mol glukosa awal ×90 % ×koefisien etanol
= 53,014 × 90 % ×2
= 95,425 kmol/Jam
Massa etanol yang terbentuk:
= mol etanol × BM etanol
= 95,425 × 46
= 4.389,552 Kg/Jam
Mol glukosa yang tersisa:
= mol glukosa awal−( mol glukosaawal ×90 % )
= 53,014−(53,014 x 90 %)
= 5,301 kmol/Jam
Massa glukosa yang tersisa:
= mol glukosa sisa × BM glukosa
= 5,301 × 180
= 954,250 Kg/Jam
Mol CO2 yang terbentuk:
= mol glukosa awal ×90 % ×koefisien etanol
= 53,014 × 90 % ×2
= 95,425 kmol/Jam
Massa CO2 yang terbentuk:
= mol CO2 × BM CO2
= 95,425 × 44
= 4.198,701 Kg/Jam
Tabel A.24 Komposisi Mula-Mula Pembentukan Etanol dari Glukosa
BM Input
Komponen Massa
Kg/kmol Mol (Kmol)
(kg/jam)
Glukosa 180 9.542,503 53,014
Etanol 46 - -
CO2 44 - -

Reaksi pembentukan etanol dari glukosa


C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol Karbon dioksida
Mula-mula 53,014 - -
Reaksi 47,713 95,425 95,425
Sisa 5,301 95,425 95,425

Tabel A.25 Komposisi Sisa Pembentukan Etanol dari Glukosa


BM Sisa
Komponen Mol
Kg/kmol Massa (Kg/jam)
(Kmol)
Glukosa 180 5,301 954,250
Etanol 46 95,425 4.389,552
CO2 44 95,425 4.198,701
Tabel A.26 Neraca Massa Unit Simultaneous Saccharification and Fermentation
Input Output
Komponen
27 33 34 35 36 37 38
Holoselulosa 9.040,181 - 452,009
Air 16.788,908 412,129 16.246,796
(NH4)2SO4 43,917 43,917
E. Novozym 0,014 0,014
E. Selulase 216,964 216,964
Yeast 90,312 90,312
Glukosa 0,090 954,250
Etanol 4.389,552
CO2 4.198,701
H2SO4 26,792 26,79
Subtotal 25.873,006 502,531 26,792 0,014 216,964 4.198,701 22.420,606
Total 26.619,308 26.619,308

16. Unit Filtrasi 3


 Fungsi: proses pemisahan campuran air-etanol dari padatan

38 Filter Press 2 40

39

Keterangan:
 38 = input slurry produk SSF
 39 = output padatan yang akan masuk ke pengolahan limbah
 40 = output cairan yang akan mausk ke tangki sterilisasi 3
 Asumsi 100% padatan dan impuritas (retentat) tertahan pada proses filtrasi
 Air dan H2SO4 yang tidak tertinggal pada padatan 95% (Dahnum, 2016)
F38 = 22.420,606 kg/jam
F39 terdiri dari:
Holoselulosa = 452,009 kg/jam
Air = 812,340 kg/jam
(NH4)2SO4 = 43,917 kg/jam
Enzim novozym = 0,014 kg/jam
Enzim Selulase = 216,964 kg/jam
S. cerevisiae = 90,312 kg/jam
Glukosa = 954,250 kg/jam
Etanol = 219,478 kg/jam
H2SO4 = 1,340 kg/jam
F39 = 2.790,623 kg/jam
Permeat F40 terdiri dari:
Air = 15.434,456 kg/jam
Etanol = 4.170,074 kg/jam
H2SO4 = 25,453 kg/jam

Tabel A.27 Neraca Massa di Unit Filtrasi 2


Input Output
Komponen
38 39 40
Holoselulosa 452,009 452,009
Air 16.246,796 812,340 15.406,857
(NH4)2SO4 43,917 43,917
E. Novozym 0,014 0,014
E. Selulase 216,964 216,964
Yeast 90,312 90,312
Glukosa 954,250 954,250
Etanol 4.389,552 219,478 4.170,074
H2SO4 26,792 1,340 25,453
Subtotal 22.420,606 2.790,623 19.629,983
Total 22.420,606 22.420,606

17. Unit Sterilisasi 3


 Fungsi: mematikan yeast yang mungkin masih terbawa

40 Sterilisasi 41

Keterangan:
 40 = input produk dari filter press
 41 = output ke tangki penampungan sementara
 Neraca massa total
F40 = F41
= 19.629,983 kg/jam
Tabel A.28 Neraca Massa di Unit Sterilisasi 3
Kompone Input Output
n 40 41
Air 15.434,456 15.434,456
H2SO4 25,453 25,453
Etanol 4.170,074 4.170,074
Total 19.629,983 19.629,983

18. Unit Penampungan Sementara


 Fungsi: menampung hasil SSF sebelum masuk ke unit distilasi 1

41 T. Penampungan 42

Keterangan:
 41 = input dari tangki sterilisasi
 42 = output ke unit distilasi 1
 Neraca massa total
F41 = F42
= 19.629,983 kg/jam
Tabel A.29 Neraca Massa di Unit Penampungan Sementara
Kompone Input Output
n 41 42
Air 15.434,456 15.434,456
H2SO4 25,453 25,453
Etanol 4.170,074 4.170,074
Total 19.629,983 19.629,983

19. Unit Menara Distilasi 1


 Fungsi: memisahkan komponen etanol dari air berdasarkan perbedaan
volatilitas bahan.
 Kemurnian etanol pada top product = 60% (Griend, 2007)

43

42 Distilasi 1

44

Keterangan:
 42 = input campuran etanol-air dari unit penampungan
 43 = output top product ke menara distilasi 2
 44 = output vinase ke waste
 Neraca massa komponen
Etanol = 4.170,074 × 99,95%
= 4.167,989 Kg/Jam
40
Air pada top product = × etanol
60
40
= × 4.167,989
60
= 2.778,659 Kg/Jam
F43 = 4.167,989 + 2.778,659
= 6.946,648 Kg/Jam
 Neraca massa total
F44 = F42 – F43
= 19.629,983 – 6.946,648
= 12.683,335 Kg/Jam
Tabel A.30 Neraca Massa Unit Distilasi 1
Kompone Input Output
n 42 43 44
2.778,65
Air 15.434,456 9 12.655,797
4.167,98
Etanol 4.170,074 9 2,085
H2SO4 25.453 - 25,453
6.946,64
SubTotal
19.629,983 8 12.683,335
Total 19.629,983 19.629,983

20. Unit Menara Distilasi 2


 Fungsi: memisahkan komponen etanol dari air berdasarkan perbedaan
volatilitas bahan.
 Kemurnian etanol pada top product = 95% (Griend, 2007)

44

43 Distilasi 2

45

Keterangan:
 43 = input campuran etanol-air dari top product distilasi 1
 44 = output top product ke menara distilasi 2
 45 = output air ke waste
 Neraca massa komponen
Etanol = 4.167,989 × 99,95%
= 4.165,905 Kg/Jam
5
Air pada top product = × etanol
95
5
= × 4.165,905
95
= 219, 258 Kg/Jam
F45 = 4.165,905 + 219, 258
= 4.3885,163 Kg/Jam
 Neraca massa total
F46 = F43 – F45
= 6.946,648- 4.385,163
= 2.561,485 Kg/Jam
Tabel A.31 Neraca Massa Unit Distilasi 2
Kompone Input Output
n 43 44 45
Air 2.778,659 219,258 2.559,401
4.165,90
Etanol 4.167,989 5 2,084
4.385,16
Subtotal 6.946,648 3 2.561,485
Total 6.946,648 6.946,648

21. Unit Pressure Swing Adsoption


 Fungsi: memisahkan etanol dari air berdasarkan ukuran molekul agar
tercapai kemurnian etanol (fuel grade) yang diinginkan
 Kemurnian etanol = 99,8% (Fan et al, 2009)

45 PSA 47

Keterangan:
48
 45 = input top product dari menara distilasi 2
 47= output etanol ke tangki penyimpanan
 48 = output air ke waste
 Neraca massa komponen
F45 = 4.385,163kg/jam
Etanol = 4.165,905 kg/jam
Air = 219,258 kg/jam
Jumlah etanol yang keluar = 99,8% x 4.165,905 = 4.157,573kg/jam
0,2
Jumlah air yang tidak terjerap = x 4.157,573 = 8,332 kg/jam
99,8
Jumlah air yang terjerap = 219,258 - 8,332 = 210,926 kg/jam
 Kapasitas penyerapan zeolit 3A yaitu 20% dari massanya, sehingga 0,2 kg
air/kg adsorben (Berry dan Ladisch, 2001).
Jumlah zeolite yang dibutuhkan = 210,926: 0,2
= 1054,632 kg/jam
Tabel A.32 Neraca Massa di Unit PSA
Kompone Input Output
n 45 47 48
Etanol 4.165,905 4.157,573 8,332
Air 219,258 8,332 210,926
Subtotal 4.385,163 4.165,905 219,258
Total 4.385,163 4.385,163

22. Tangki Penyimpanan Etanol


Tabel A.33 Tangki Penyimpanan Etanol
Kompone Input (kg/jam) Densitas (kg/m3) Volume (m3)
n 47
Etanol 4.157,573 789 5,269
Air 8,332 997 0,00836
Total 4.165,905 5,278

 Kapasitas produksi = 5,278 kl/jam


= 126,667 kl/hari
= 41.800 kl/tahun

Anda mungkin juga menyukai