Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN A

PERHITUNGAN NERACA MASSA

Bahan Baku : Aseton dan Natrium hipoklorit


Produk : Kloroform
Kapasitas produksi : 15.000 ton/tahun
Masa aktif produksi : 330 hari/tahun
Jam Operasi : 24 jam/hari

Konversi kapasitas produksi aktual dari ton/tahun menuju kg/jam:


15.000 ton 1000 kg 1 tahun 1 hari
15.000 ton/tahun = 1 tahun x x x
1 ton 330 hari 24 jam

= 1893,9393 kg/jam

Perhitungan neraca massa praracangan pabrik kloroform dari Aseton


(CH3COCH3) dan Natrium hipoklorit (NaOCl) dengan kapasitas produksi 15.000
ton/tahun dihitung menggunakan software Aspen HYSYS V9 dengan fluid package
NRTL. Adapun langkah-langkah dalam menghitung neraca massa pabrik ini
adalah:
1) Perhitungan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah aseton dengan komposisi aseton 99,8%
(impurity air 0,2%), kemudian aseton direaksikan dengan bahan baku lain yaitu
natrium hipoklorit (NaOCl) powder yang telah dilarutkan dalam air dengan
komposisi NaOCl powder 45% : air 55%. Berdasarkan koefisien stoikiometri
reaksi dengan rasio aseton:natrium hipoklorit adalah 1:3, ditetapkan basis laju alir
molar aseton dan natrium hipoklorit yaitu 100 kmol/jam dan 300 kmol/jam. Dari
basis laju alir molar tersebut, diketahui laju alir natrium hipoklorit adalah 300
kmol/jam atau 3641,7516 kg/jam dengan kapasitas produksi kloroform yaitu
1871,9960 kg/jam. Sedangkan kapasitas produksi pabrik ini direncanakan adalah
15.000 ton/tahun, sehingga diperoleh kapasitas bahan baku:

Kapasitas produksi aktual


Bahan baku = × bahan baku basis............................... (A.1)
kapasitas produksi basis

A-1
A-2

1893,9393 kg/jam
Bahan baku = 1871,9960 × 3641,7516 kg/jam
kg/jam

= 3684,4397 kg/jam

2) Perhitungan neraca massa dengan Aspen HYSYS


Aspen HYSYS merupakan jenis modular process simulator yang memodelkan
proses dengan tahapan blok perhitungan dan aliran. Data input harus dispesifikasi
oleh user atau nilai hasil hitung blok sebelumnya. HYSYS menghitung tiap-tiap
blok dengan mendahulukan blok yang inputnya sudah lengkap. Apabila terdapat
aliran recycle, maka HYSYS akan menyelesaikannya secara iterasi pada tiap-tiap
loop hingga konvergen. Pada prarancangan ini terdapat dua loop recycle yang
saling berhubungan seperti yang dapat dilihat pada Gambar A.1.

− = Loop recycle I

− = Loop recycle II

Gambar A.1 Diagram alir proses simulasi HYSYS.

Gambar A.1 menunjukkan loop recyle I (garis merah) dimana aseton keluar
sebagai overhead product kolom distilasi I memiliki kemurnian hingga 98,99%
sehingga di-recycle kembali ke mixer I sebagai umpan aseton menuju reaktor,
aliran bahan baku aseton 99,8% dari tangki penyimpanan dijadikan sebagai make-
up recycle yang sudah di-adjust agar laju alir inlet reaktor tetap berada pada rasio
1:3 (aseton:natrium hipoklorit). Selanjutnya, loop recycle II (garis hijau) dimana
DMSO keluar sebagai sebagai bottom product di kolom distilasi II memiliki
kemurnian 99,99% sehingga di-recycle ke mixer III untuk digunakan kembali
sebagai heavy entrainer pada proses exctractive distillation di Kolom distilasi I,
ditambah dengan DMSO dari tangki penyimpanan sebagai aliran make-up recycle
yang sudah di-adjust agar laju alir inlet entrainer kolom distilasi I tetap, yaitu
1,45×laju alir molar umpan masuk (Luyben dan Chien, 2010).
A-3

A.1 Mixer I (M-101)


Fungsi : Melarutkan NaOCl powder di dalam air untuk dijadikan bahan baku
larutan NaOCl 45%.

F2
H2O

F1=3684,4397 kg/jam F3
NaOCl (powder) NaOCl 45%
Mixer I (M-101) H2O

Gambar A.2. Alur neraca massa pada mixer I (M-101)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F1 + F2 = F3

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen
Fi1 + Fi2 = Fi3
Dimana, Fin = F n × xni ...................................................................................... (A.2)
Keterangan:
Fin = laju alir massa komponen (kg/jam)
Fn = laju alir massa total (kg/jam)
xni = fraksi komponen

Komponen natrium hipoklorit (NaOCl):


1 2 3
FNaOCl + FNaOCl = FNaOCl

F1 x1NaOCl + F 2 x2NaOCl = F3 x3NaOCl

3684,4397 (1) + F2 (0) = F3 x3NaOCl


3684,4397 kg/jam = F3 x3NaOCl

Komponen air (H2O):


1 2 3
FH2O + FH2O = FH2O

F1 x1H2O + F 2 x2H2O = F3 x3H2O


A-4

F1 (0) + 4503,2041 (1) = F3 x3H2O


4503,2041 kg/jam = F3 x3H2O

Tabel A.1 Rangkuman neraca massa mixer I (M-101)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F1 F2 F3
NaOCl 3684,4397 - 3684,4397
H2 O - 4503,2041 4503,2041
3684,4397 4503,2041 8093,0428
Total
8187,6438 8187,6438

A.2 Mixer II (M-102)


Fungsi : Mencampurkan bahan baku aseton 99,8% dan aseton recycle dari sistem.

F16 (recycle)
CH3COCH3 98,99%
CHCl3 1,01%
F4
F5
CH3COCH3 99,8%
CH3COCH3
H2O 0,2% Mixer II H2O
(M-102) CHCl3

Gambar A.3. Alur neraca massa pada mixer II (M-102)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F4 + F16 = F5

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen
Fi4 + Fi16 = Fi5

Komponen Aseton (CH3COCH3):


4 16 5
FCH3COCH3 + FCH3COCH3 = FCH3COCH3
F 4 x4CH3COCH3 + F16 x16
CH3 COCH3 = F5 x5CH3COCH3
1238,1657 (0,998) + 4600,78514 (0,9899) = F5 x5CH3COCH3
5789,7754 kg/jam = F5 x5CH3COCH3
A-5

Komponen Kloroform (CHCl3):


4 16 5
FCHCl3 + FCHCl3 = FCHCl3
F4 x4CHCl3 + F16 x16
CHCl3 = F5 x5CHCl3
F4 (0) + 4600,78514 kg/jam (0,0101) = F5 x5CHCl3
46,6372 kg/jam = F5 x5CHCl3

Komponen Air (H2O):


4 16 5
FH2O + FH2O = FH2O
F4 x4H2O + F16 x16
H2 O = F5 x5H2O
1238,1657 (0,0020) + 4600,78514 (1,3×10-5)= F5 x5H2O
2,5361 kg/jam = F5 x5H2O

Komponen DMSO (C2H6OS):


4 16 5
FC2H6OS + FC2H6OS = FC2H6OS
F4 x4C2H6OS + F16 x16
C2 H6 OS = F5 x5C2H6OS
F4 (0) + 4600,7851 (4,64×10-7) = F5 x5C2H6OS
0,0021 kg/jam = F5 x5C2H6OS

Tabel A.2 Rangkuman neraca massa mixer II (M-102)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F4 F16 F5
CH3COCH3 1235,6894 4554,0860 5789,7754
H2 O 2,4763 0,0598 2,5361
CHCl3 - 46,6372 46,6372
C2H6OS - 0,0021 0,0021
1238,1657 4600,7851 5838,9508
Total
5838,9508 5838,9508

A.3 Reaktor (R-201)


Fungsi : Mereaksikan NaOCl 45% dan Aseton untuk menghasilkan kloroform.
A-6

F3 = 8187,6438 kg/jam
NaOCl F7
H2O Reaktor I NaOCl
CH3COCH3
(konversi NaOCl :
F5 = 5838,9508 kg/jam H2O
99%)
CH3COCH3 CHCl3
H2O (R-201) NaOH
CHCl3 CH3COONa
C2H6OS C2H6OS

Gambar A.4. Alur neraca massa pada reaktor (R-201)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F3 + F5 = F7
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut :

3NaOCl + CH3COCH3  CHCl3 + CH3COONa + 2NaOH............................. (A.3)

Konversi NaOCl = 99% (Canadian Patent: CA1102355, 1981), dengan NaOCl


sebagai limiting reactant.

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Komponen reaksi mematuhi stoikiometri reaksi dibawah ini (Fogler, 2005):

b c d e
A + a B  a C + a D + a E ............................................................................... (A.4)

Keterangan :
A = limiting reactant
B = reactant not in limiting quantity
C, D, E = produk
a, b, c, d, e = koefisien stoikiometri

Adapun setiap komponen diberikan penamaan sesuai dengan stoikiometri


reaksi pers. A.4 yang dapat dilihat pada Tabel A.3

Tabel A.3 Berat molekul komponen dan penamaannya berdasarkan reaksi di pers.
A.3 dan kaidah stoikiometri di pers. A.4.
A-7

Komponen Nilai koefisien Berat Molekul (kg/kmol)


A NaOCl 3 74,442
B CH3COCH3 1 58,079
C CHCl3 1 119,378
D CH3COONa 1 82,034
E NaOH 2 39,997

Untuk mencari laju alir molar outlet reaktor untuk setiap komponen reaksi,
digunakan persamaan stoikiometri berikut (Fogler, 2005):
NA = NA0 × (1 − XA ) ....................................................................................... (A.5)
b
NB = NB0 − a (NAo × XA ) .............................................................................. (A.6)
c
NC = NC0 + a (NAo × XA ) ............................................................................. (A.7)

dan seterusnya untuk ND dan NE memakai pola pers. A.7.


Keterangan:
Ni = laju alir molar komponen (kmol/jam)
Ni0 = laju alir molar komponen umpan (kmol/jam)
XA = konversi limiting reactant

Untuk mengubah laju alir molar menjadi laju alir massa, digunakan persamaan
sebagai berikut:
Fin = Nin × BMi .................................................................................................. (A.8)
Keterangan:
Fin = laju alir massa komponen (kg/jam)
Nin = laju alir molar komponen (kmol/jam)
BMi = berat molekul komponen

Maka, neraca massa komponen adalah :


Komponen A (Natrium hipoklorit):
7 3 5
FA = FA + FA
3 5
dimana, FA = NA ×BMA dan FA = 0
3
Menyelesaikan FA dengan mensubstitusi pers.A.5 ke NA :
3
FA = [NAo × (1 − XA )] × BMA
A-8

3
FA = [49,4942 ×(1-0,99)] × 74,442
3
FA = 0,4949 kmol/jam × 74,442
3
FA = 36,8444 kg/jam
Maka,
7
FA = 36,8444 kg/jam + 0
7
FA = 36,8444 kg/jam

Komponen B (Aseton):
7 3 5
FB = FB + FB
3 5
dimana, FB = 0 dan FB = NB ×BMB
5
Menyelesaikan FB dengan mensubstitusi pers.A.6 ke NB :
5 b
FB = [NBo − a (NAo × X A )] × BMB
= [99,6861 – (1/3)(49,4942 × 0,99)] × 58,079
5
FB
5
FB = 83,3531 kmol/jam × 58,079
5
FB = 4841,0627 kg/jam
Maka,
7
FB = 0 + 4841,0627 kg/jam
7
F B = 4841,0627 kg/jam

Komponen C (Kloroform):
7 3 5
FC = FC + FC
3 5 7
dimana, FC = 0, FC = 0, dan FC = NC ×BMC (karena C merupakan produk yang
7
terbentuk). Menyelesaikan FC dengan mensubstitusi pers.A.7 ke NC :
7 c
FC = [NCo + a (NAo × X A )] × BMC
7
FC = [0,3907 + (1/3)(49,4942 × 0,99)] × 119,378
7
FC = 16,7238 kmol/h × 119,378
7
FC = 1996,4481 kg/jam

Komponen D (Natrium asetat):


7 3 5
FD = FD + FD
3 5 7
dimana, FD = 0, FD = 0, dan FD = ND ×BMD (karena D merupakan produk yang
7
terbentuk). Menyelesaikan FD dengan mensubstitusi pola pers.A.7 ke ND :
A-9

7 𝑑
FD = [𝑁𝐷𝑜 + 𝑎 (𝑁𝐴𝑜 × 𝑋𝐴 )] × BMD
7
FD = [0 + (1/3)(49,4942 × 0,99)] × 82,034
7
FD = 16,3331 kmol/h × 82,034
7
FD = 1339,8679 kg/jam

Komponen E (Natrium hidroksida)


7 3 5
FE = FE + FE
3 5 7
dimana, FE = 0, FE = 0, dan FE = NE ×BME (karena E merupakan produk yang
7
terbentuk). Menyelesaikan FE dengan mensubstitusi pola pers.A.7 ke NE :
7 𝑒
FE = [𝑁𝐸𝑜 + 𝑎 (𝑁𝐴𝑜 × 𝑋𝐴 )] × BMD
7
FE = [0 + (2/3)(49,4942 × 0,99)] × 39,997
7
FE = 32,6661 kmol/h × 39,997
7
FE = 1306,5485 kg/jam

Data neraca massa komponen diatas dibandingkan dengan Tabel A.4 yang
memuat laju alir massa berdasarkan perhitungan HYSYS untuk menghitung
persentase kesalahan.
Persentase kesalahan hitungan teoritis terhadap simulasi Aspen HYSYS :
(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐻𝑌𝑆𝑌𝑆− Nilai perhitungan teoritis)
%error =| 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐻𝑌𝑆𝑌𝑆
| × 100% ..................... (A.9)

- Natrium hipoklorit (NaOCl)


7 (36,8444− 36,8444) kg/jam
%error FNaOCl =| | × 100%
36,8444 kg/jam
7
%error FNaOCl = 0%

- Aseton (CH3COCH3)
7 (4841,1494 − 4841,0627) kg/jam
%error FCH3COCH3 =| | × 100%
4841,1494 kg/jam
7
%error FCH3COOH = 0,0018%

- Kloroform (CHCl3)
7 (1996,4321−1996,4481) kg/jam
%error FCHCl3
=| | × 100%
1996,4321 kg/jam
7
%error FCHCl3
= 0,0008%

- Natrium asetat (CH3COONa)


7 (1339,8744−1339,8679) kg/jam
%error FCHCl3
=| | × 100%
1339,8744 kg/jam
A-10

7
%error FCHCl3
= 0,0005%
- Natrium hidroksida (NaOH)
7 (1306,5520−1306,5485) kg/jam
%error FNaOH =| | × 100%
1306,5520 kg/jam
7
%error FCHCl3
= 0,0003%
Perhitungan HYSYS sangat mendekati perhitungan secara teoritis,
ditandai dengan persentase error yang rendah. Perbedaan hasil yang tidak
signifikan tersebut disebabkan oleh ketidaktepatan saat pembulatan angka
perhitungan.

Tabel A.4 Rangkuman neraca massa reaktor (R-201)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F3 F5 F7
NaOCl 3684,4397 - 36,8444
CH3COCH3 - 5789,7754 4841,1494
CHCl3 - 46,6372 1996,4321
CH3COONa - - 1339,8744
NaOH - - 1306,5520
H2 O 4503,2041 2,5361 4505,7402
C2H6OS - 0,0021 0,0021
8187,6438 5838,9508 14026,5946
Total
14026,5946 14026,5946

A.4 Flash column (F-201)


Fungsi : Memisahkan fasa uap dan cair pada aliran keluaran reaktor.

F9
CH3COCH3
F8=14026,5947 kg/jam H2O
NaOCl CHCl3
CH3COCH3 Flash drum
H2O F10
CHCl3 (F-201) NaOCl
NaOH CH3COCH3
CH3COONa H2O
CHCl3
NaOH
CH3COONa

Gambar A.4. Alur neraca massa pada Flash column (F-201)


A-11

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F8 = F10 + F9
F =L+V

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


zi ×F8 = xi ×L10 + yi ×V9.........................................................................(A.10)
Keterangan:
Fn = laju alir massa umpan (kg/jam)
Ln = laju alir massa cairan (kg/jam)
Vn = laju alir massa uap (kg/jam)
zi = fraksi komponen umpan
xi = fraksi komponen cairan
yi = fraksi komponen uap

Fraksi tiap-tiap komponen umpan (zi ) telah diketahui, untuk menghitung laju
alir uap (V) dan laju alir cairan (L) serta fraksi tiap komponen (xi , zi ) maka perlu
dilakukan beberapa tahap penyelesaian sebagai berikut:

1.) Penentuan Dew Point dan Bubble Point


Menggunakan persamaan Antoine vapour pressure sebagai berikut :
° b
ln(Psat ) = a + T+c + d × ln(T) + e × T f .......................................................(A.11)

Keterangan:
a, b, c, d, e = konstanta Antoine
°
Psat = tekanan jenuh (kPa)
T = temperatur (K)

°
Dari pers. A.11, didapatkan nilai Psat yang akan digunakan untuk penentuan
dew point dan bubble point yang diselesaikan menggunakan solver di Microsoft
Excel yang mematuhi kaidah Henry’s Law:
fiV = fiL .................................................................................................................(A.12)
A-12

Pers. A.12 merupakan pondasi perhitungan VLE (vapor-liquid equilibrium).


Namun, persamaan tersebut jarang digunakan pada praktikal, maka
ditransformasi menjadi:
y
yi = K i xi atau K i = xi .......................................................................................(A.13)
i

Untuk mendapatkan hubungannya dengan tekanan, maka digunakan persamaan


Raoult’s Law:
Untuk gas ideal : fiV = Partial pressure = yi P
Untuk larutan ideal : fiL = xi Psat
°
........................................................................(A.14)
Substitusi pers. A.13 dan A.14 ke pers. A.12 menghasilkan:
° P°sat
yi P = xi Psat atau K i = P

Maka, hubungannya dengan fraksi umpan masuk flash adalah:


yi = zi × K i .........................................................................................................(A.15)
zi
xi = ..................................................................................................................(A.16)
Ki

Keterangan :
fiV = fugasitas komponen di vapour phase
fiL = fugasitas komponen di liquid phase
Ki = rasio vapour-liquid equilibrium (VLE)
P = tekanan sistem (kPa)

Parameter-parameter penentuan tersebut ditabulasikan pada Tabel A.5


dan A.6.
Tabel A.5 Parameter penentuan dew point
° °
Komponen z ln 𝑃𝑠𝑎𝑡 𝑃𝑠𝑎𝑡 Ki yi
CH3COCH3 0,2088 5,71 303,0117 2,4921 0,5203691
CHCl3 0,0418 5,53 253,3991 2,0840 0,0873113
CH3COONa 0,0409 -5,25 0,0052 4,3E-05 1,765E-06
NaOH 0,0818 -25,3 1,008E-11 8,3E-14 6,782E-15
H2O 0,6265 4,33 76,1306 0,6261 0,3922967
∑𝒚 1
Tdew point 92,178°C
A-13

Tabel A.6 Parameter penentuan bubble point


° °
Komponen z ln 𝑃𝑠𝑎𝑡 𝑃𝑠𝑎𝑡 Ki xi
CH3COCH3 0,2088 19,5 292524917,4 2405830,4 8,6793E-08
CHCl3 0,0418 18,9 159045333,1 1308046,2 3,20288E-08
CH3COONa 0,0409 19,2 207776680,2 1708830,3 2,39441E-08
° °
Komponen z ln 𝑃𝑠𝑎𝑡 𝑃𝑠𝑎𝑡 Ki xi
NaOH 0,0818 2,30 9,943601389 0,081779 1,00064711
H2O 0,6265 16,1 9845027,124 80969,1 7,7381E-06
∑𝒙 1
Tbubble point 1067,5°C
2.) Temperatur umpan Flash column
Untuk mendapatkan fraksi komponen yang diinginkan maka Flash column
dioptimasi temperatur operasinya, dan diwajibkan berada dalam range dew-
bubble point diatas, yaitu 92,178−1067,5℃ . Optimasi menggunakan solver
Microsoft Excel dengan memaksimalkan fraksi kloroform di fasa uap sebagai
desired product sehingga temperatur optimum didapatkan yaitu 100℃ .
Untuk mencari fraksi x dan y digunakan pers. A.17 dan A.18 berikut.
𝐿
+1
𝑉
𝑥𝑖 = 𝐿 × 𝑧𝑖 ............................................................................... (A.17)
+𝑘𝑖
𝑉

𝑦𝑖 = 𝑘𝑖 × 𝑧𝑖 .................................................................................. (A.18)
Adapun fraksi uap (y) dan cair (x) yang didapatkan pada temperatur umpan 100℃
dapat dilihat pada Tabel A.7.

Tabel A.7 Nilai fraksi uap dan cair hasil optimasi


° °
Komponen z ln 𝑃𝑠𝑎𝑡 𝑃𝑠𝑎𝑡 K x y
CH3COCH3 0,2088 5,92 372,3177 3,0620 0,1224 0,3747
CHCl3 0,0418 5,74 310,5091 2,5527 0,0273 0,0698
CH3COONa 0,0409 -4,64 0,009655 7,9E-05 0,0622 4,94E-06
NaOH 0,0818 -24,7 1,846E-11 1,5E-13 0,1245 1,89E-14
H2O 0,6265 4,62 101,3315 0,83333 0,6645 0,5538
∑ 𝑥 =1 ∑ 𝑦 =1
3.) Penentuan laju alir massa uap dan cairan
Untuk menentukan laju alir molar uap (V) dan laju alir molar cairan (L)
digunakan persamaan A.9 dan A.10 berikut:
A-14

𝐹
𝑉= 𝐿 ............................................................................................................(A.19)
+1
𝑉

399,1828 kmol/jam
𝑉= = 135,8492 kmol/jam
1,91+1

Maka,
F=L+V
L = F – V ............................................................................................................(A.20)
L = 399,1828 kmol/jam – 135,8492 kmol/jam
L = 263,3336 kmol/jam

4.) Distribusi aliran Flash column


Distribusi aliran Flash column berdasarkan perhitungan teoritis dapat dilihat pada
Tabel A.8.
Tabel A.8 Distribusi aliran Flash column
Ni (kmol/jam) Fi (kg/jam)
Komponen xi yi
L V L V
CH3COCH3 0,1227 0,3757 32,3115 51,0416 1876,6206 2964,4441
CHCl3 0,0274 0,0700 7,2165 9,5073 861,4948 1134,9590
CH3COONa 0,0620 0 16,3324 0,0000 1339,8146 0,0000
NaOH 0,1240 0 32,6662 0,0000 1306,5500 0,0000
H2O 0,6642 0,5535 174,9083 75,1983 3148,3496 1353,5692

Tabel A.8 dibandingkan dengan Tabel A.9 yang memuat laju alir massa
berdasarkan perhitungan HYSYS untuk menghitung persentase kesalahan.

Persentase kesalahan hitungan teoritis terhadap simulasi Aspen HYSYS:


a.) Untuk laju alir massa cairan (L)
- Aseton (CH3COCH3)
10 (287,0425 − 1876,6206) kg/jam
%error FCH3COCH3 =| | × 100%
287,0425 kg/jam
10
%error FCH3COCH3 = 553%

- Kloroform (CHCl3)
10 (29,7354 − 861,4948) kg/jam
%error FCHCl3 =| | × 100%
29,7354 kg/jam
10
%error FCHCl3 = 2797,2%
A-15

- Natrium asetat (CH3COONa)


10 (1339,8744 − 1339,8146) kg/jam
%error FCH3COONa =| | × 100%
1339,8744 kg/jam
10
%error FCH3COONa = 0,0044%

- Natrium hidroksida (NaOH)


10 (1306,5521 − 1306,5500) kg/jam
%error FNaOH =| | × 100%
1306,5521 kg/jam
10
%error FNaOH = 0,00016%

- Air (H2O)
10 (2099,4215 − 3148,3496) kg/jam
%error FNaOH =| | × 100%
2099,4215 kg/jam
10
%error FNaOH = 49,9%

b.) Untuk laju alir massa uap (V)


- Aseton (CH3COCH3)
9 (4554,1069 −2964,4441) kg/jam
%error FCH3COCH3 =| | × 100%
4554,1069 kg/jam
9
%error FCH3COCH3 = 34,9%

- Kloroform (CHCl3)
9 (1966,6967 −1134,9590) kg/jam
%error FCHCl3 =| | × 100%
1966,6967 kg/jam
9
%error FCHCl3 = 42,3%

- Air (H2O)
9 (2406,3188 − 1353,5692) kg/jam
%error FNaOH =| | × 100%
2406,3188 kg/jam
9
%error FNaOH = 43,74%

Dari perhitungan diatas, diketahui bahwasanya persentase kesalahan antara


hitungan teoritis dengan perhitungan HYSYS cukup jauh berbeda, hal ini
disebabkan karena pada perhitungan teoritis diasumsikan umpan NaOCl = 0
kg/jam karena tidak tersedianya Antoine constant untuk NaOCl dan pertimbangan
massanya yang kecil sehingga diasumsikan 0. Selain itu, perhitungan teoritis
hanya menghitung satu unit saja, tidak diiterasi tiap loop nya, padahal pada sistem
ini terdapat dua loop recycle.
A-16

Tabel A.9 Rangkuman neraca massa Flash column (F-201)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F8 F10 F9
NaOCl 36,8444 36,8444 -
CH3COCH3 4841,1494 287,0425 4554,1069
CHCl3 1996,4321 29,7354 1966,6967
CH3COONa 1339,8744 1339,8744 -
NaOH 1306,5520 1306,5521 -
H2 O 4505,7403 2099,4215 2406,3188
C2H6OS 0,0021 0,0021 -
14026,5947 5099,4723 8927,1224
Total
14026,5947 14026,5947

A.5 Kolom Distilasi I (D-201)


Fungsi : Memisahkan kloroform dari aseton dan komponen lainnya.

F15 (to recycle)


F14= 25739,50 kg/jam
CH3COCH3
(entrainer DMSO)
H2O
C2H6OS
CHCl3
H2O Kolom
C2H6OS
CHCl3 distilasi I
(D-201) F17
F12= 8927,12 kg/jam
CH3COCH3
CH3COCH3
H2O
H2O
CHCl3
CHCl3
C2H6OS

Gambar A.5 Alur neraca massa pada kolom distilasi I (D-201)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F12 + F14 = F15 + F17

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen

Perhitungan neraca massa secara teoritis menggunakan metode shortcut tidak bisa
diaplikasikan pada kolom distilasi I ini dikarenakan kolom ini adalah extractive
distillation, dengan dua aliran feed, yang terdiri dari aliran umpan dan aliran
A-17

entrainer. Sistem ini digunakan karena acetone-kloroform membentuk azeotrop


pada maksimum boiling point, oleh karena itu digunakan DMSO sebagai heavy
entrainer. Metode penyelesaian yang cocok untuk sistem ini adalah rigorous
method yang biasanya perhitungannya dilakukan secara simulasi melalui aplikasi,
misalnya Aspen HYSYS. Maka Tabel A.13 memuat rangkuman laju alir massa
masuk dan keluar sesuai perhitungan HYSYS.

Tabel A.13 Rangkuman neraca massa Kolom Distilasi I (D-201)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F12 F14 F15 F17
CH3COCH3 4554,1069 - 4554,0860 0,0206
CHCl3 1966,6967 0,0044 46,6372 1920,0639
H2 O 2406,3188 0,4246 0,0598 2406,6836
C2H6OS - 25739,0740 0,0021 25739,0719
8927,1224 25739,5030 4600,7851 30065,8399
Total
34666,63 34666,63

A.6 Kolom Distilasi II (D-202)


Fungsi : Memisahkan kloroform dari DMSO dan komponen lainnya.

F20
CH3COCH3
F17=30.065,8399 H2O
kg/jam Kolom
CHCl3
CH3COCH3 distilasi C2H6OS
H2O (D-202)
CHCl3 F18 (to recycle)
C2H6OS H2O
CHCl3
C2H6OS

Gambar A.6 Alur neraca massa pada kolom distilasi II (D-202)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F17 = F20 + F18

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen
A-18

Untuk menghitung laju massa masuk dan keluar komponen, maka diperlukan
data-data variabel yang dibutuhkan antara lain:
 Asumsi fraksi ringan (light key) komponen air pada distilat yaitu : 99,98%
 Asumsi fraksi berat (heavy key) komponen DMSO pada bottom yaitu :
99,99% (Luyben dan Chien, 2010).

Penyelesaian neraca massa dilakukan menggunakan metode shortcut.


Komponen kunci ringan (light key) adalah air, dan komponen kunci berat (heavy
key) adalah DMSO dengan rekoveri masing-masing sebesar 99,98% dan 99,99%.
Adapun laju alir dan komposisi bahan yang didapatkan berdasarkan asusmsi
tersebut dapat dilihat pada Tabel A.9.

Tabel A.9 Laju alir dan komposisi bahan


Umpan Distilat Produk bawah
Komponen xF xD xW
x Y X
(kmol/jam) (kmol/jam) (kmol/jam)
Aseton 0,0000 0,0004 0,0000 0,0004 0,0000 0,0000
Kloroform 0,0336 16,0840 0,1075 16,0840 0,0000 0,0000
Air 0,2788 133,5912 0,8923 133,5645 0,0001 0,0267
DMSO 0,6876 329,4178 0,0002 0,0329 0,9999 329,3848
Total 1 479,0934 1,0000 149,6818 1,0000 329,4116

Selanjutnya perlu dilakukan penentuan distribusi komponen, berikut


adalah tahapan-tahapan dalam menentukan distribusi komponen (Geankoplis,
2013):

a. Penentuan dew point (titik embun) dan boiling point (titik didih) pada distilat
Penentuan temperatur pada dew−boiling point dari simulasi dengan Aspen
HYSYS yaitu 105,1°C (378,25 K) dan 194,5°C (467,65K), sedangkan menurut
solver Microsoft Excel dew-bubble point yang didapatkan adalah 106,4°C (379,6
K) – 194,4°C (467,6 K). Parameter penentuan dew-bubble point dapat dilihat pada
Tabel A.10 dan Tabel A.11.
A-19

Tabel A.10 Parameter penentuan dew point


Komponen yi(D) Ki αi yi(D)/αi Xi
Aseton 0,0000 3,956195134 66,84059012 3,53753E-08 5,97671E-07
Kloroform 0,1075 3,280891591 55,43122183 0,001938521 0,032751634
Air 0,8923 0,926071931 15,64614289 0,0570315 0,963556897
DMSO 0,0002 0,059188513 1 0,000220079 0,003718267
Total 1 0,059190134 1
Tdewpoint 106,4°C

Tabel A.11 Parameter penentuan bubble point


Komponen xi(W) Ki αi αi × xi(W) Yi
Aseton 0,0000 22,99197599 23,01675235 0 0
Kloroform 0,0000 19,23371175 19,25443817 2,15477E-06 2,15245E-06
Air 0,0001 13,30642067 13,32075979 0,001080434 0,001079271
DMSO 0,9999 0,998923551 1 0,999918779 0,998842418
Total 1 1,001001367 1
Kc = 0,998999634
Tbubblepoint 194,4°C
b. Penentuan jumlah stage minimum
Penentuan jumlah stage minimum berdasarkan Fenske Equation (Geankoplis,
2013: Pers. 11.7-12):
𝑥 𝐷 𝑥 𝑊
log[( 𝐿𝐷 )( 𝐻𝑊 )]
𝑥𝐻𝐷 𝐷 𝑥𝐿𝑊 𝑊
𝑁𝑚 = .................................................................................. (A.21)
log(√𝛼𝐿𝐷 𝛼𝐿𝑊 )
𝑁𝑚 = 7 stages

a. Penentuan distribusi komponen


Penentuan distribusi komponen dilakukan berdasarkan persamaan A.22
berikut (Geankoplis, 2013: Pers. 11.7-14):
𝑥𝑖𝐷 𝐷 𝑁𝑚 𝑥𝐻𝐷 𝐷
= (√𝛼𝐿𝐷 𝛼𝐿𝑊 ) ......................................................................... (A.22)
𝑥𝑖𝑊 𝑊 𝑥𝐻𝑊 𝑊

Diperoleh distribusi komponen yang ditabulasikan pada Tabel A.12

Tabel A.12 Distribusi aliran tiap komponen


xiDD xiWW
Komponen αav xiDD/ xiWW xiFF xiD xiW
(kgl/jam) (kgl/jam)
Aseton 39,22 3811744,91 0,00 0,0206 0,0000 5E-06 2E-13
Kloroform 32,67 1132173,69 16,08 1920,0616 0,0017 0,4435 7E-08
A-20

xiDD xiWW
Komponen αav xiDD/ xiWW xiFF xiD xiW
(kgl/jam) (kgl/jam)
Air 14,44 4999,00 133,59 2406,2049 0,4813 0,5559 2E-05
DMSO 1,00 0,00 329,42 2,5739 25736,4848 0,0006 1,0000
Total 556,7275 4328,8609 25736,9678 1 1

Dari Tabel A.12 didapatkan laju alir massa komponen, yang akan
dibandingkan dengan perhitungan HYSYS di Tabel A.14 untuk dilihat persentase
kesalahannya. Adapun Perhitungan persentase kesalahan hitungan teoritis
terhadap simulasi aspen hysys :

Untuk produk distilat :


- Aseton (CH3COCH3)
22 (0,02055− 0,0206)
%error FCH3COCH3 =| | × 100%
0,02055
22
%error FCH3COOH = 0,000095%

- Kloroform (CHCl3)
22 (1920,0595−1920,0616)
%error FCHCl3
=| | × 100%
1920,0595
22
%error FCHCl3
= 0,000105%

- Air (H2O)
22 (2406,2589−2406,2049)
%error FH2O =| | × 100%
2406,2589
22
%error FH2O = 0,002245%

Untuk produk bottom :


- Air (H2O)
20 (0,4246−0,4813)
%error FH2O =| | × 100%
0,4246
20
%error FH2O = 13,35%

- DMSO (C2H6OS)
20 (25701,8746−25736,4848)
%error FC2H6OS =| | × 100%
25701,8746
20
%error FC2H6OS = 0,13%
A-21

Tabel A.14 Rangkuman neraca massa Kolom Distilasi II (D-202)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F19 F20 F22
CH3COCH3 0,0206 - 0,0206
CHCl3 1920,0639 0,004 1920,0595
H2 O 2406,6836 0,4246 2406,2589
C2H6OS 25739,0719 25701,8746 37,1973
30065,8399 25702,3036 4363,5633
Total
30065,8399 30065,8399

A.7 Mixer III (M-201)


Fungsi : Mencampurkan DMSO make-up dan recycle yang akan digunakan
kembali sebagai entrainer di kolom distilasi I.

F19 (recycle)
C2H6OS
CHCl3
H2O F14
13
F C2H6OS
C2H6OS Mixer CHCl3
(M-201) H2O

Gambar A.7 Alur neraca massa pada mixer III (M-201)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F13 + F19 = F14

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen

Tabel A.14 Rangkuman neraca massa Mixer III (M-201)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F13 F19 F14
CHCl3 - 0,0044 0,0044
H2 O - 0,4246 0,4246
C2H6OS 37,19944 25701,8746 25739,0740
A-22

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)


Komponen
F13 F19 F14
37,19944 25702,30358 25739,503
Total
25739,503 25739,503

A.8 Dekanter (DC-201)


Fungsi : Memurnikan kloroform keluaran dari kolom distilasi.

F22 F24
CH3COCH3 Dekanter
CH3COCH3
H2O (DC-201) H2O
CHCl3 CHCl3
C2H6OS C2H6OS
F23
CH3COCH3
H2O
CHCl3
C2H6OS

Gambar A.8 Alur neraca massa pada kolom dekanter (DC-201)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F22 = F23 + F24

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen

Tabel A.15 Rangkuman neraca massa dekanter (DC-201)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F22 F23 F24
CH3COCH3 0,0206 0,0063 0,0143
CHCl3 1920,0595 21,0499 1899,0096
H2 O 2406,2589 2402,3971 1,8619
C2H6OS 37,1973 34,6540 2,5433
4363,5363 2460,1072 1903,4291
Total
4363,5363 4363,5363
A-23

A.9 Mixer IV (M-301)


Fungsi : Mencampurkan etanol 0,5% sebagai stabilizer ke produk akhir kloroform
99%

F26
C2H5OH
F27
F25 H2O
CH3COC
CH3COCH3 H3
H2O H2O
CHCl3 Mixer
(M-301) CHCl3
C2H6OS C2H6OS
C2H5OH

Gambar A.9. Alur neraca massa pada mixer IV (M-301)

Neraca Massa Total (keadaan tunak)


Massa Masuk = Massa Keluar
F25 + F26 = F27

Neraca Massa Komponen (keadaan tunak)


Laju massa masuk komponen = Laju massa keluar komponen

Tabel A.16 Rangkuman neraca massa Mixer V (M-301)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F25 F26 F27
CH3COCH3 0,0143 - 0,0143
CHCl3 1899,0096 - 1899,0096
H2 O 1,8619 0,4748 2,3366
C2H6OS 2,5433 - 2,5433
C2H5OH - 9,0203 9,0203
1903,4291 9,4951 1912,9242
Total
1912,9242 1912,9242

Anda mungkin juga menyukai