Anda di halaman 1dari 13

1

Optimalisasi Gasifikasi Batubara Dalam Pemanfaatan Energi PLTU


di Indonesia

Nama Kelompok :

Asdika Yudistira (5213416017)


M. Arik Ardianta (5213416021)
Rifan Fauzi (5213416028)
LATAR BELAKANG 2
Penggunaan batubara selama 15 tahun terakhir (2003-2018) menunjukkan kenaikan produksi rata-rata 11% per
tahun.

Pada Tahun 2003 114 juta Ton


Pada Tahun 2018 548,58 juta Ton
(Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, 2018).

Pemerintah mengeluarkan kebijakan energi yang dituangkan dalam peraturan presiden (Perpres)
No. 79 Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional secara berkelanjutan dan pemanfaatan
energi secara efisien, serta terwujudnya energi yang optimal sampai dengan tahun 2050.

Tercatat pada tahun 2018 dari seluruh konsumsi batubara dalam negeri sebesar (70,72%) digunakan oleh
PLTU.
Tabel Perbandingan Perhitungan dengan Data Faktor Emisi di Indonesia

Pembangkitan daya sebesar 1700 MWyr dengan menggunakan PLTU Banten,


Indramayu, dan Rembang akan menghasilkan CO2 sebesar 16 ribu kTon
3
Indonesia merupakan salah satu pengekspor batubara besar didunia, Sumatera Selatan
khususnya merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia sekitar 39.64%, hal
ini bisa terlihat pada gambar dibawah ini:
4

Gambar pemanfaatan hasil gasifikasi batubara


Ada 4 jenis teknologi gasifikasi yaitu: 5
a) Gasifier entrained bed
Proses gasifikasi yang menitikkan pada berat atau gravitasi dan membentuk
suatu perlapisan. Penghembusan gas pereaksi uap dan O2 dengan arah suplai
partikel batubara ukuran 3-3 mm dengan resisdence 1-5 jam. Suhu operasi gasifier
ini antara 900-1200° C.
6
c) Gasifier fixed bed b) Gasifier fluidized bed
d) Molten bath
7
Molten bath mirip dengan sistem fluidized bed dimana reaksi terjadi dalam medium
yang tercampur merata dari inersia panas tinggi. Temperatur operasi tergantung pada tipe
bath : untuk slag dan molten metal bath diperlukan temperatur tinggi (1400–1700oC), tetapi
temperatur 1000oC dapat digunakan molten salt. Reaktan gas dapat diinjeksi dari atas seperti
jet kemudian berpenetrasi kedalam permukaan bath, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6,
atau dapat diumpankan ke bottom bath
9
10
Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC)

IGCC adalah teknologi yang menerapkan siklus kombinasi


gasifikasi batubara terintegrasi yang menggunakan turbin gas dan uap
sebagai pembangkitnya. Komponen utama pada teknologi IGCC ini ada
pada proses gasifikasi batubara. Prosesnya berlangsung di dalam suatu
reaktor dan melibatkan reaksi pirolisis dan oksidasi parsial yang nantinya
menghasilkan gas antara lain hidrogen, karbonmonoksida, dan metana.
Pembangkit listrik IGCC mempunyai efisiensi lebih baik dibanding
pembangkit batubara konvensional. Efisiensinya bisa mencapai 35-48%
atau sekitar 5-10% lebih tinggi dari pembangkit konvensional.
Prinsip kerja dari IGCC 11
Kelebihan IGCC 12
Teknologi IGCC ini mempunyai kelebihan yaitu dalam hal bahan bakar :
1. Tidak ada pembatas untuk tipe, ukuran dan kandungan abu dari batubara yang
digunakan.
2. Dalam hal lingkungan : emisi SO2, NOX, CO2 serta debu dapat dikurangi tanpa
penambahan peralatan tambahan seperti de-SOX dan de-NOX dan juga limbah cair
serta luas tanah yang dibutuhkan juga berkurang.
3. Pembangkit listrik IGCC mempunyai produk sampingan yang merupakan komoditi
yang mempunyai nilai jual seperti : sulfur, asam sulfat dan gypsum.
4. Efisiensi pembangkit listrik ICGG berkisar antara 38 – 45 % yang lebih tinggi 5 – 10 %
dibandingkan PLTU batubara konvensional.
Terima Kasih
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai