Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DAYA RESAP TANAH

1. Pendahuluan
Tanah terdiri dari butir-butir dengan ruangan-ruangan di antara butir-butir
tanah tersebut yang disebut pori (void). Pori-pori ini selalu berhubungan satu
dengan yang lain sehingga air dapat mengalir melalui ruangan pori tersebut.
Proses ini disebut resapan dan kemampuan tanah untuk meresapkan air
disebut daya resap tanah.

Kecepatan resapan air di dalam tanah tidak tergantung pada gradasi dan
jenis tanahnya, tetapi tergantung dari besarnya masing-masing pori, sehingga
besarnya nilai daya resap tanah di lokasi satu dengan yang lainnya tidak sama
dan tidak merupakan nilai yang tetap. Faktor daya resap tanah perlu
diperhatikan, karena sangat berhubungan dengan perencanaan bendung,
tanggul, sumur resapan, pembuatan latrine, kebutuhan air untuk tanaman
dll.

2. Maksud dan Tujuan Percobaan


 Mengetahui daya resap tanah dengan mengukur dan menghitung
koefisien permeabilitas tanah (k).
 Merencanakan sumur resapan.

3. Alat dan Bahan


a. Ember
b. Gayung
c. Meteran
d. Pipa kaca
e. Tabung logam
f. Sekop tangan
g. Stopwatch
h. Kaliper
i. Spidol
j. Field capacity meter

4. Cara Kerja
Kegiatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pengukuran di lapangan serta
tahap perhitungan dan perancangan sumur resapan di laboratorium.
Perhitungan koefisien permeabilitas menggunakan prinsip falling head
permeability test di mana penurunan tinggi air (head) menjadi fokus dalam
pengukuran.

4.1. Pengukuran di Lapangan


1. Pilih lokasi tanah yang akan diselidiki daya resap tanahnya.
2. Buat galian pada titik yang telah ditentukan tersebut dengan dimensi
30 cm × 30 cm × 10 cm.
3. Tambahkan air pada galian tersebut secara terus menerus hingga
tanah menjadi kenyang air atau saturated. Cek apakah tanah sudah
saturated dengan alat field capacity meter. Pengetesan dengan field
capacity meter dapat dilakukan di beberapa titik (lihat Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Titik sampling pengukuran saturasi

5
4. Pasang/masukkan tabung logam pada tanah yang akan diselidiki dan
pasang pipa kaca di atasnya.
5. Masukkan air dalam pipa kaca dan catat waktu (t) yang diperlukan
untuk air turun setinggi dh (lihat Gambar 2.2). Ulangi step ini hingga
didapatkan harga t yang konstan.
6. Ukur h1, h2, d, D, dan l (lihat Gambar 2.2).
7. Catat semua data pengukuran yang didapatkan.

Gambar 2.2. Skema pengukuran parameter

4.2. Perhitungan di Laboratorium


1. Pelajari dan pahami rumus-rumus dasar dalam perhitungan, seperti:

Q = A · v = V/t
Gradien hidraulik i = h/l
v=k·i
Q = A · k · h/l

2. Pelajari dan pahami rumus perhitungan koefisien permeabilitas.


Volume air (V) yang berkurang pada pipa kaca dapat dihitung
berdasarkan pada luas penampang pipa kaca (a) dan penuruhan air
pada pipa kaca (dh) pada waktu (dt). Pada prinsipnya volume air yang

6
berkurang adalah sama dengan volume air yang meresap ke dalam
tanah, sehingga:

V = - a · dh = Q ·dt

Tanda negatif mengindikasikan penurunan air yang terjadi.

h2 t2
h dh A k 1 A.k
(−a . dh )= A . k . − = . . dt=∫ .dh−∫ . dt
1 h a 1 h1 h t1 a.l

h2 A . k t2
ln h | = t|
h1 a . 1 t1

a .l h
k= ln 2
A . t h1
1
a = . π . d2
4 a d2
=
1 A D2
A = . π . D2
4

3. Hitung koefisien permeabilitas dengan rumus yang diturunkan dari


poin 2 di atas:

d 2 .l h1
k= . ln
D2 . t h2 ……………… (cm/detik)

4. Hitung krata-rata jika perobaan dilakukan sebanyak n kali:

k rata-rata =

Σk
n

7
4.3. Perencanaan Sumur Resapan
Sumur resapan yang akan dirancang adalah sumur resapan berbentuk
lingkaran seperti terlihat pada Gambar 2.3. Tahapan perencanaan sumur
resapan adalah sebagai berikut:

1. Gunakan nilai k hasil perhitungan pada tahap sebelumnya.


2. Tentukan luas area dan tata guna lahan dari lokasi yang ditinjau.
3. Tentukan koefisien aliran (lihat Tabel 2.1)
4. Persiapkan data hujan dari stasiun hujan terdekat.
5. Tentukan nilai waktu konsentrasi:

6. Hitung intensitas hujan dengan rumus Mononobe:

7. Tentukan debit limpasan sebelum adanya sumur resapan:


8. Tentukan nilai F:
9. Tentukan dimensi sumur resapan, misal tentukan diameternya.
10. Hitung kedalaman sumur resapan:

Gambar 2.3. Contoh sumur resapan berbentuk lingkaran

8
Tabel 2.1. Koefisien aliran berdasarkan tata guna lahan

Deskripsi Lahan / Karakter Permukaan Koefisien Aliran


Business
Perkotaan 0,70 – 0,95
Pinggiran 0,50 – 0,70
Perumahan
Rumah tunggal 0,30 – 0,50
Multiunit, terpisah 0,40 – 0,60
Multiunit, tergabung 0,60 – 0,75
Perkampungan 0,25 – 0,40
Apartemen 0,50 – 0.70
Industri
Ringan 0,50 – 0,80
Berat 0,60 – 0,90
Perkerasan
Aspal dan beton 0,70 – 0,95
Batu bata, paving 0,50 – 0,70
Atap 0,75 – 0,95
Halaman, tanah berpasir
Datar 2% 0,05 – 0,10
Rata-rata 2-7% 0,10 – 0,15
Curam 7% 0,15 – 0,20
Halaman tanah berat
Datar 2% 0,13 – 0,17
Rata-rata 2-7% 0,18 – 0,22
Curam 7% 0,25 – 0,35
Halaman kereta api 0,10 – 0,35
Taman tempat bermain 0,20 – 0,35
Taman, perkuburan 0,10 – 0,25
Hutan
Datar 0 – 5% 0,10 – 0,40
Bergelombang 5 – 10 % 0,25 – 0,50
Berbukit 10 – 30 % 0,30 – 0,60
Sumber : McGuen, 1989

Anda mungkin juga menyukai