Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENGUJIAN PERMEABILITAS
(CONSTANT HEAD)

1.1 Pendahuluan
Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah
melalui pori-pori tanah baik yang makro maupun yang mikro baik secara
vertikal maupun yang secara horizontal (Jamulya,1983). Cepat lambatnya
permeabilitas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, tekstur tanah,
dan struktur tanah.
Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai
pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.
Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik
tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling
bersambungan dengan satu dengan yang lain.
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas
mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-
butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan
permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer
dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada
rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan
air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju aliran air.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif
batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh
patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran
butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan
gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas
hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-

1
lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar
tergantung pada arah gerakan air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Koefisien permeabilitas
terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh
distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis
besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin
rendah koefisien .

Jenis Tanah K
(cm/det) (ft/mnt)
Kerikil basah 1.0 – 100 2.0 – 200
Pasir kasar 1.0 – 0.01 2.0 – 0.02
Pasir halus 0.01 – 0.001 0.02 – 0.002
Lanau 0.001 – 0.00001 0.002 – 0.00002
Lempung < 0.000001 < 0.000002
Tabel 1. 1 Braja M Das
Sumber : Braja. M Das, Mekanika Tanah

Volume total air yang dikumpulkan dapat dinyatakan sebagai berikut :


Q = A .v.t = A .(k.i) . t (1.1)
Dimana :
Q = volume air yang dikumpulkan
A = luas penampang melintang contoh tanah
t = waktu yang digunakan untuk mengumpulkan air

atau :
h
L= (1.2)
L
Dimana :
L = Panjang contoh tanah
Masukkan persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.1), maka :

2
( hL ) . t
Q= A . k . (1.3)

atau :
Q.L
k= (1.4
A.h.t
1.2 Peralatan

Nama Alat Uji


NO Alat Uji Permeabilitas Keterangan
Permeabilitas

1 Satu set alat Untuk menentukan


constant head besarnya koefisien
rembesan (k) dari
Dan Sampel tanah
tanah berbutir kasar
(Pasir) dan untuk
bahan uji

3
2 Stopwatch Untuk mengukur
berapa detik mencapai
angka 400 ml, 550 ml,
dan 700 ml di gelas
ukur

3 Penggaris Untuk mengukur skala


air yang sudah
konstan dari
H1,H2,H3

4 Gelas ukur Untuk mengetahui


berkapasitas 1000 ml
banyak air dari tabung
yang berisi pasir silica

4
1.3 Prosedur Pengujian
Metode pelaksanaan pengujian permeabilitas (constand head), yaitu
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan pasir silica ke dalam tabung dengan menggunakan corong
3. Letakkan penyaring atau filter di atas pasir silica
4. Tutup tabung dan kencangkan baut pada tutup tabung
5. Nyalakan kran air yang mengalir dengan kecepatan rendah,
air akan masuk ke tabung sisi atas.

6. Air juga akan mengalir ke tabung yang berisi pasir silica, dan
juga mengalir ke 3 pipa diatasnya (H1, H2, dan H3)
7. Ukur skala H1, H2, dan H3
8. Buka kran air yang dibawah dan siapkan gelas ukur untuk
mewadahi air serta siapkan stopwatch
9. Ukur air sesuai volume yang ditentukan dan catat waktu yang kelua

1.4 Pelaporan
Dalam Pengujian Lab,di dapat data sebagai berikut ini:

PENGUJIAN CONSTANT HEAD


Benda Uji
Parameter
A B C D
Tinggi jatuh air (h) (cm) 20,4 20,4 20,4 20,4
Panjang contoh benda uji (L) (cm) 13,8 13,8 13,8 13,8
Diameter tabung (D) (cm) 7,7 7,7 7,7 7,7
Waktu (t) (detik) 15,35 17,51 26,58 35,32
Volume air (Q) (ml) 350 400 600 800

Luas Permukaan tanah (A) = 46,543 46,543 46,543 46,543

0,331 0,332 0,328 0,329

Koefisien permeabilitas rata-rata 0,330

Tabel 1.2 Pelaporan hasil pengujian permeabilitas

Benda uji I Benda uji II

Q1x L Q2xL
k 1= k 2=
A x hx t1 A x hx t2

5
350 x 13.8 400 x 13.8
k 1= k 2=
46.54 x 20.4 x 15.35 46.54 x 204 x 17.51
k1 = 0.331 k2 = 0.332
k1 = 0,331 >> pasir kasar k2 = 0.332 >> pasir kasar

Benda uji III Benda uji IV

Q3xL Q3xL
k 3= k 3=
A x h xt 3 A x h xt 3

600 x 13.8 800 x 13.8


k 3= k 3=
46.54 x 20.4 x 26.58 46.54 x 20.4 x 35.32

k3 = 0,328 k3 = 0,329
k3 = 0,328 >> pasir kasar k3 = 0,329 >> pasir kasar

Perhitungan Koefisien Permeabilitas Rata-rata (Kave)

k 1+ k 2+ k 3+k 4
Kave=
4

0.331+ 0.332+ 0.328+0.329


Kave=
4
Kave = 0.330 >> pasir kasar

1.5 Kesimpulan
Dari percobaan uji tinggi konstan didapat k = 0.330 cm/det, seperti
pada Tabel 1.1 tanah ini termasuk tanah jenis berbutir kasar. Uji tinggi
konstan (constanthead permeability) adalah lebih cocok untuk tanah pasir
halus dengan koefisien rembesan yang kecil.

6
BAB II
GESER LANGSUNG
( DIRECT SHEAR )

2.1 Pendahuluan
Menyajikan hasil analisis geser langsung untuk ketiga benda uji yang telah
diketahui gaya normal. Tegangan geser didapat dengan menghitung gaya geser
(G) yang didapat daripembacaan maksimum load ring dial setelah dikalikan
dengan nilai kalibrasi proovingring (LRC). Kekuatan geser dapat diukur
langsung dengan pemberian beban konstan vertikal(normal) pada sampel dan
pemberian gaya geser tertentu dengan kecepatan konstan danperlahan-lahan
untuk menjaga tegangan air pori tetap nol hingga tercapai kekuatangeser
maksimum.
Selama pengujian dilakukan pembacaan dial regangan pada interval yang
sama dan secara bersamaan dilakukan pembacaan beban dial geser pada bacaan
regangan yang bersesuaian, sehingga dapat digambarkan suatu grafik regangan
dan tegangan geser yang terjadi.
Umumnya pada pengujian ini dilakukan pada 3 sampel tanah yang identik
dengan beban normal yang berbeda untuk melengkapi satu seri pengujian geser
langsung. Dari ketiga hasil pengujian akan didapatkan 3 pasang data tegangan
normal dan tegangan geser, sehingga dapat digambarkan suatu grafik hubungan
keduanya untuk menentukan nilai c dan Ø. Adapun prosedur pembebanan
vertikal dan kecepatan regangan geser akibat pembebanan horisontal, sangat
menentukan parameter-parameter kuat geser tanah yang diperoleh.
Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam merencanakan
kestabilan lereng, serta daya dukung tanah pondasi, dan lain sebagainya. Nilai
kekuatan geser ini dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:

S = C + Sn. tan Ø

7
Keterangan:
S = Kekuatan geser maksimum (kg/cm²)

C = Kohesi (kg/cm²)
Sn = Tegangan Normal (kg/cm²)
Ø = Sudut Geser Dalam (º)

Hubungan antara besarnya gaya geser (T) dan beban normal (N) bertujuan
untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik. Untuk menentukan parameter
kohesi (c) dan sudut geser dalam (Ø). Agar hasil yang diperoleh lebih akurat,
maka pengujian dilakukan minimum 3 kali dengan pembebanan normal yang
berbeda-beda.

2.2 Peralatan
No. Nama Alat Fungsi Gambar

1 Jangka Untuk mengukur panjang suatu


Sorong
benda dengan ketelitian 0,1 mm
(rahang tetap dan rahang geser
bawah).

2 Spatula Sebagai media sarana untuk


pemotongan dan perapian tanah
pada cetakan kubus.

8
3 Cetakan Suatu tempat yang dapat

Kubus digunakan sebagai


bekisting/cetakan dari tanah.

4 Kotak Sebagai media tempat tanah

Geser untuk memproses pengujian


direct shear terjadi.

5 Extruder Sebagai sarana untuk membuat


pilinan tanah sesuai dengan
aksesoris/ kotak geser yang

6 Timbangan Suatu alat yang dipakai untuk


melakukan pengukuran massa
pada suatu benda.

9
7 Stopwatch Suatu media sarana alat utama
untuk melakukan proses
pengujian geser langsung.

8 Mesin geser Untuk tempat menyimpan tanah


langsung
untuk di masukkan ke oven

9 Cawan Untuk tempat menyimpan tanah


untuk di masukkan ke oven

10 Oven Tempat untuk mengeringkan


kandungan air dalam tanah

10
2.3 Benda Uji
Benda uji yang diperlukan dalam pengujian Direct Shear sebagai berikut:
1. Benda uji tanah asli dari tabung contoh.
Contoh tanah asli dari dalam tabung, ujungnya diratakan dan cincin
benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan
secukupnya untuk minimal 3 benda uji. Pakailah bagian yang rata sebagai
alas dan ratakan bagian atasnya.
2. Benda uji buatan (dipadatkan).
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat yang dikehendaki.
Pemadatan dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada
tabung pemadatan.

2.4 Prosedur Pengujian


Metode pelaksanaan pengujian Geser Langsung( Direct Shear ), yaitu sebagai
berikut
A. Mengukur tinggi lebar benda uji.

B. Menimbang benda uji supaya diketahui beratnya.

C. Memindahkan benda uji dari cetakan ke dalam kotak geser benda uji.

D. Menekan tanah pada kotak geser untuk memadatkan tanah pada area
tersebut.

E. Penguncian kotak geser oleh dua baut dengan bagian bawah


dan atas dipasangi pelat.
F. Menaruh kotak geser yang berisi tanah padat ke dalam area alat kerja.

G. Memasang batang penggeser horizontal untuk memberi beban


mendatar pada kotak penguji.
H. Menimbang dan mencatat berat benda timbangan penggantung beban
vertikal, kemudian memasangnya untuk pemberian beban mormal
pada benda uji.
I. Memberi beban normal sesuai dengan yang sudah ditentukan guna
mendapat pedoman beban yang diberikan, diusahakan agar
menimbulkan tegangan pada benda uji, minimal sebesar tegangan
geostatic di lapangan.

11
J. Memberi beban geser.
K. Mengatur settingan nilai nol pada arloji alat benda uji.

L. Melepas baut pengunci, kemudian memasangkan pada dua lubang


yang lain, memutar secukupnya sehingga kotak geser atas dan bawah
terpisah ± 5 mm.

M. Memutar alat pemutar hingga jarum pada arloji beban sudah


membaca 3x berturutturut menunjukkan nilai konstan.
N. Membaca arloji geser dan arloji beban setiap 20 detik hingga
terjadi pembacaan nilai konstan.
O. Melepaskan benda uji ke mesin, mencari kadar air, berat isim
dan lain sebagainya.

P. Mengambil tanah yang sudah di uji

Q. Tanah yang sudah di uji, kemudian dipotong untuk dilakukan


pertimbangan.

R. Menimbang tanah + cawan untuk mengetahui beratnya dan tidak lupa


dengan penimbangan sendiri-sendiri.
S. Dimasukkan ke dalam oven untuk dipansakan agar mengetahui
banyaknya kandungan kadar air dalam tanah.

2.5 Perhitungan dan Pelaporan


1. menghitung tegangan geser (terkalibrasi), 𝑟i untuk setiap pergeseran
horizontal ke-i dari ketiga benda uji, dengan rumus:

Pi
τi [𝑘𝑔/𝑐𝑚2] (2.2)
A

dengan:
τ i = tegangan geser untuk pergeseran horizontal ke-i [kg/cm²]
Pi = gaya geser untuk pergeseran horizontal ke-i [kg]

A = luas bidang geser [cm²]

12
2. Menggambarkan grafik hubungan antara tegangan geser terhadap
pergeseran horizontal untuk masing-masing tegangan normal (lihat
Gambar 2.1 (a)). Menentukan tegangan geser maksimum ( τ maks) dari
grafik yang diperoleh
3. Menghitung tegangan normal (𝜎𝑛) yang dikenakan pada masing-
masing benda uji dengan rumus:

Wi
σni [𝑘𝑔/𝑐𝑚2] (2.3)
A

dengan:

𝜎𝑛i = tegangan normal dari benda uji ke-i


Wi = beban vertikal pada benda uji ke-i (termasuk berat
penggantung)
A = luas permukaan bidang geser

4. Membuat grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan


geser maksimum. Menghubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga
membentuk garis lurus yang memotong sumbu vertikal. Nilai kohesi (c)
adalah jarak yang dihitung dari titik potong tersebut sampai sumbu
mendatar dan sudut geser dalam (f) adalah sudut kemiringan garis
tersebut terhadap sumbu horizontal, yang memenuhi persamaan (2.1),
(lihat Gambar 2.1 (b)).

13
Gambar 2.1 (a) Grafik tegangan geser (b) Grafik tegangan normal.

14
Tabel 2. 1 Lembar hasil pengujian geser langsung (direct shear)
Proyek : Tgl. Pengujian :
Lokasi : Diuji oleh : Kelompok 4
Titik/Kedalaman : 1 m Diperiksa oleh : Bu Novi

GESER LANGSUNG
(ASTM D 3080 - 82)
2 3
Luas contoh : 36,0 cm Kadar air : 26,93 % gw et : gr/cm
No. Contoh 1 2 3
Brt. tanah (kg) 182,46 211,27 207
Beban N (kg) 5,5 11 16,5

sn (kg/cm2) 0,153 0,306 0,458

Regangan Bacaan Gaya Teg. Bacaan Gaya Teg. Bacaan Gaya Teg.
horisontal Beban Geser Geser Beban Geser Geser Beban Geser Geser
(mm) (div) (kg) (kg/cm2) (div) (kg) (kg/cm2) (div) (kg) (kg/cm2)
0,00 0 0,00 0,000 0 0,00 0,000 0 0,00 0,000
0,20 11 1,54 0,043 30 4,20 0,117 35 4,90 0,136
0,40 24 3,36 0,093 43 6,02 0,167 51 7,14 0,198
0,60 32 4,48 0,124 56 7,84 0,218 70 9,80 0,272
0,80 40 5,60 0,156 67 9,38 0,261 80 11,20 0,311
1,00 47 6,58 0,183 78 10,92 0,303 91 12,74 0,354
1,20 53 7,42 0,206 87 12,18 0,338 104 14,56 0,404
1,40 60 8,40 0,233 95 13,30 0,369 115 16,10 0,447
1,60 66 9,24 0,257 106 14,84 0,412 127 17,78 0,494
1,80 76 10,64 0,296 116 16,24 0,451 140 19,60 0,544
2,00 80 11,20 0,311 125 17,50 0,486 150 21,00 0,583
2,20 84 11,76 0,327 133 18,62 0,517 157 21,98 0,611
2,40 88 12,32 0,342 140 19,60 0,544 165 23,10 0,642
2,60 91 12,74 0,354 145 20,30 0,564 175 24,50 0,681
2,80 95 13,30 0,369 151 21,14 0,587 185 25,90 0,719
3,00 97 13,58 0,377 160 22,40 0,622 192 26,88 0,747
3,20 99 13,86 0,385 161 22,54 0,626 201 28,14 0,782
3,40 100 14,00 0,389 164 22,96 0,638 210 29,40 0,817
3,60 102 14,28 0,397 166 23,24 0,646 211 29,54 0,821
3,80 102 14,28 0,397 168 23,52 0,653 220 30,80 0,856
4,00 102 14,28 0,397 168 23,52 0,653 225 31,50 0,875
4,20 169 23,66 0,657 230 32,20 0,894
4,40 169 23,66 0,657 235 32,90 0,914
4,60 169 23,66 0,657 237 33,18 0,922
4,80 245 34,30 0,953
5,00 245 34,30 0,953
5,20 245 34,30 0,953
5,40
5,60

15
Tabel 2. 2 Lembar hasil pengujian geser langsung (direct shear)

Proyek : Tgl. Pengujian :


Lokasi : Diuji oleh : Kelompok 4
Titik/Kedalaman : 1m Diperiksa oleh : Bu Novi

GESER LANGSUNG
(ASTM D 3080 - 82)

1,2
Contoh No. 1 2 3
3
Berat isi tnh. kg/cm 7,00
1,0 Kadar air % 26,93
2
Teg. Normal kg/cm 0,153 0,306 0,458
Defor. Lateral mm 3,60 4,20 4,80
Tegangan Geser (kg/cm2)

0,8
2
Teg. Geser kg/cm 0,397 0,657 0,953
2
Kohesi kg/cm 1,860
0,6
Sudut geser deg 61,73
Keterangan :
0,4

0,2

0,0
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0

Deformasi lateral (mm)

Grafik Geser Langsung

1,0

0,9

0,8

0,7
Tegangan Geser (kg/cm2)

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0,0
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4
y = 1,82x + 0,1128
Tegangan Normal (kg/cm 2)

LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.VETERAN PO.BOX.04 MALANG

16
2.6 Kesimpulan
Pada uji geser (direct shear test) salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menentukan kuat geser tanah di laboratorium. Dari data uji geser,
didapatkan nilai kohesi (c ) sebesar 1.860 dan sudut geser dalam sebesar 61.73.
Hasil yang diperoleh dari metode ini dapat digunakanuntuk analisis kestabilan
dalam bidang geoteknik, contoh untuk analisis kestabilanlereng.

17
BAB III
UJI KUAT TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSION TEST)

3.1 Pendahuluan
Kuat tekan bebas adalah nilai tegangan aksial pada kekuatan maksimum
yang dapat ditopang oleh suatu benda sebelum mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh gaya tekan. Pada penelitian ini akan ditinjau sampai tanah
mengalami keretakan.
Kuat tekan bebas adalah tekanan aksial benda uji pada saat mengalami
keruntuhan atau pada saat regangan aksial mencapai 20%. Uji kuat tekan bebas
adalah salah satu cara untuk mengetahui geser tanah. Uji kuat tekan bebas
bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan bebas suatu jenis tanah yang
bersifat kohesif, baik dalam keadaan asli (undisturbed), buatan (remoulded)
maupun tanah yang dipadatkan (compacted). Kuat tekan bebas (qu) adalah
harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji silindris
(sampel tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser.
Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compresion Test) merupakan cara yang
dilakukan di laboratorium untuk menghitung kekuatan geser tanah. Uji kuat ini
mengukur seberapa kuat tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai
tanah tersebut terpisah dari butiran-butirannya juga mengukur regangan tanah
akibat tekanan tersebut. Uji tekan bebas ini dilakukan pada contoh tanah asli
dan contoh tanah tidak asli lalu diukur kemampuannya masing-masing contoh
terhadap kuat tekan bebas. Dari nilai kuat tekan maksimum yang dapat diterima
pada masing-masing contoh akan didapat sensitivitas tanah. Nilai sensitivitas
ini mengukur bagaimana perilaku tanah jika terjadi gangguan yang diberikan
dari luar.

18
Kuat Geser Undrained
Konsistensi Tanah
(qu) (kg/cm2)
Sangat lunak < 2,0
Lunak 2,00 – 4,00
Lunak s/d kenyal 4,00 – 5,00
Kenyal 5,00 – 7,5
Sangat kenyal 7,5 – 10,0
Kaku 10,0 – 15,0
Sangat kaku s/d keras >15,0

Tabel 3.1 Tabel Konsistensi Tanah berdasarkan nilai kuat geser indrained (qu)

Berdasarkan nilai St, tanah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu :


Untuk St < → Tanah tidak sensitif
St 2 ≈ → Tanah sensitif sedang
St 4 ≈ → Tanah sensitif cukup / normal
St 8 ≈ → Tanah sensitive

Sensitive Nature of Clay


1 In sensitive slays
1–2 Low sensitive slays
2–4 Medium sensitives slays
4–8 Medium sensitives slays
8 – 16 Extra sensitive
> 16 Quick clay

Tabel 3.2 Klasifikasi tanah berdasarkan nilai St

Pengujian Kuat Tekan Bebas pada dasarnya merupakan keadaan yang khusus
pada pengujian Triaksial, dimana tegangan sel (confining pressure) – σ 3
besarnya sama dengan nol. Dengan demikian dapat pula ditentukan nilai
kohesi (c) dalam konsep tegangan total (total pressure), yaitu sebesar ½ dari nilai
qu. Rumus yang digunakan untuk perhitungan unconfined (kuat tekan bebas)

19
sebagai berikut :
1. Besar regangan aksila dihitung dengan rumus :

∆L
ε= x 100 % (3.1)
Lo
Dimana :
ε = regangan aksial (%)
∆ L = perubahan Panjang benda uji (cm)
Lo = Panjang benda uji semula (cm)

2. luas penampang benda uji rata-rata :


Ao
A= (cm2) (3.2)
1−ε
Dimana :
Ao = luas penampang benda uji semula (cm2)

3. tegangan normal :
P
σn= (kg/cm2) (3.3)
A
Dimana :
P = n x β (kg)
σₙ = tegangan normal (kg/cm²)
P = gaya aksial (kg)
A = luas penampang rata-rata pada regangan
tertentu (cm²)
n = bacaan arloji beban (div)
β = kalibrasi dari ring beban (kg/div)

20
qu

Benda uji asli

Tegangan aksial [kg/cm2]


Benda uji

Regangan aksial (%)


Tegangan geser [kg/cm²]

Su = c
c

O 3 = 0 qu = 1

Tegangan aksial (kg/cm)

Gambar 3. 1 Grafik Hubungan antara regangan dan tegangan

21
3.2 Peralatan dan Benda Uji
No Nama Alat Gambar Fungsi
Bahan
1. Mesin beban Untuk mengetahui nilai kuat tekan
bebas tanah

2. Extruder Untuk mendorong tanah yang ada


didalam cetakan silinder

3. Cetakan Untuk mencetak tanah


silinder

22
4. Talam Untuk menempatkan tanah yang
telah dikeluarkan dari cetakan

5. Jangka sorong Untuk mengukur diameter dan


tinggi tanah

6. Spatula Untuk merapikan tanah di


dalamm cetakan

8. Timbangan Untuk menimbang tanah

23
9. Stopwatch Untuk mengukur waktu pada saat
praktek

10. Sampel tanah Untuk bahan percobaan


asli
(tanah
langsung)

11. Sampel tanah Untuk menambahakan tanah


buatan yang kurang dalam cetakan
(tanah
dipadatkan)

24
3.3 Prosedur Pengujian
Berikut ini langkah-langkah prosedur pengujian sebagai berikut :

No. Langkah - langkah Gambar Alat


1. Ukurlah diameter dengan tinggi pada sampel
tersebut.

2. Menimbang benda uji, kemudian meletakan


pada mesin tekan bebas secara sentris
sampai permukaan piston bagian bawah
menyentuh permukaan benda uji bagian.
atas.

3. Mengatur arloji beban dan arloji regangan


pada angka nol. Lalu menjalankan mesin
beban, membaca dan mencatat beban pada
regangan 0,5%; 1,0 %; 1,5%; 2,0%, dan
seterusnya.

25
4. Menghentikan pengujian apabila
pembacaan beban telah menurun atau relatif
tetap untuk 3 (tiga) pembacaan terakhir
berturut-turut

5. Siapkan cawan dua buah lalu timbang.


Mengambil sedikit sampel dan dimasukan
kedalam cawan utuk di timbang.

6. Timbang cawan + sampel. Masukan sampel


kedalam oven lalu di oven selama 24± jam.

7. Setelah dioven timbang sampel kembali

26
3.4 Perhitungan dan Pelaporan
Berikut ini contoh perhitungan berdasarkan persamaan rumus dan data
tersebut :
1. Menghitung besar regangan aksial dihitung dengan rumus (3.1)

∆L
ε= x 100 %
Lo

0.20
ε= x 100 %
8.5
ε =2.352 %

2. luas penampang benda uji rata-rata :


Ao
A= (cm2)
1−ε

11.34
A=
1−2.352

A=4.821 (cm2)

3. tegangan normal :
P
σn= (kg/cm2)
A

0.14
σn=
4.821

σn=0.029 (kg/cm2)

27
Proyek : Tgl. Pengujian :
Lokasi : Diuji oleh : kelompok 4

Titik/Kedlm. : 1m Diperiksa oleh : Bu Novi

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS


(ASTM D2166 - 85)

Data Contoh tanah :


Diameter = 3,80 mm Luas / Ao = 11,34 cm 2
Tinggi (lo) = 85,00 mm Berat tanah = 171,16 gr

Bacaan regangan Bacaan beban Deformasi Unit strain (%) Luas terkoreksi Nilai Beban Tegangan deviator

(div) (div) Dl e = Dl / lo A' = Ao/(1-e) P s = P / A'


0 0,0 0,00 0,000 11,335 0,00 0,00
20 1,0 0,20 0,235 11,362 0,14 0,01
40 2,0 0,40 0,471 11,389 0,28 0,02
60 3,0 0,60 0,706 11,416 0,42 0,04
80 3,5 0,80 0,941 11,443 0,49 0,04
100 4,0 1,00 1,176 11,470 0,56 0,05
120 4,5 1,20 1,412 11,498 0,63 0,05
140 5,0 1,40 1,647 11,525 0,70 0,06
160 5,0 1,60 1,882 11,553 0,70 0,06
180 4,0 1,80 2,118 11,581 0,56 0,05
200

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH POLITEKNIK NEGERI MALANG

28
Proyek : Tgl. Pengujian :
Lokasi : Desa Polowijen, Blimbing, Malang Diuji oleh : kelompok 4
Titik/Kedlm. : 1m Diperiksa oleh : Bu Novi

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS


(ASTM D2166 - 85)

Data Contoh tanah :


2
Diameter = 3,70 mm Luas / Ao = 10,75 cm
Tinggi (lo) = 86,00 mm Berat tanah = 162,37 gr
Bacaan Luas Tegangan
Bacaan regangan Deformasi Unit strain (%) Nilai Beban
beban terkoreksi deviator
(div) (div) Dl e = Dl / lo A' = Ao/(1-e) P s = P / A'
0 0,0 0,00 0,000 10,747 0,00 0,00
20 3,0 0,20 0,233 10,772 0,42 0,04
40 7,0 0,40 0,465 10,797 0,98 0,09
60 11,0 0,60 0,698 10,822 1,54 0,14
80 15,0 0,80 0,930 10,848 2,10 0,19
100 17,0 1,00 1,163 10,873 2,38 0,22
120 16,0 1,20 1,395 10,899 2,24 0,21
140 19,0 1,40 1,628 10,924 2,66 0,24
160 19,0 1,60 1,860 10,950 2,66 0,24
180 19,0 1,80 2,093 10,976 2,66 0,24
200
220

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH POLITEKNIK NEGERI MALANG

29
Proyek : Tgl. pengujian :
Lokasi : Dikerjakan : kelompok 4
Titik/Kedalaman : 1m Diperiksa : Bu Novi

PENGUJIAN UJI TEKAN BEBAS


(ASTM D2166 - 85)

0,30
Contoh Tanah
UDS
(Undisturbed/Disturbed)
0,25
3
Berat Isi gr/cm 1,77
Berat Jenis - 2,60
Tegangan Deviator (kg/cm2)

0,20
Kadar Air % 19,06
Reg. Runtuh % 0,24
0,15
2
Kohesi kg/cm 0,55
Catatan:
0,10

0,05

0,00
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0

Regangan (%)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH POLITEKNIK NEGERI MALANG

3.5 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian kuat tekan bebas tersebut secara umum dapat
dijalankan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Dari hasil uji unconfined (kuat
tekan bebas) yang telah dilaksanakan didapatkan grafik dari tegangan geser dan
regangan runtuh 0,24 tanah. Dimana nilai tegangan geser 0,55 yang di hasilkan
dari pengujian ini adapun dibawah ini dapat dilihat grafik dan nilai regangan
runtuh. Didapat disimpulkan di grafik tersebut bahwa tanah yang diigunakan
dalam pengujian ini termasuk tanah tidak sensitif, dikarenakan ST < 2,0 termasuk
tanah tidak sensitif dan juga dapat disimpulkan konsistensi tanah tersebut sangat
lunak.

30
31

Anda mungkin juga menyukai