Anda di halaman 1dari 16

DRAINASE TERAPAN

LAPORAN TINJAUAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE


PERUMAHAN THE GREEN VIEW JL UJUNG PANDANG

Disusun oleh :
ALDA SYAVIRHA (3202101039)
WINDASARI (3202101077)
4C
Dosen:
RAHAYU WIDHIASTUTI, MT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK SIPIL TAHUN AJARAN
2023/2024
BAB III
PEMBAHASAN
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE
PERUMAHAN THE GREEN VIEW JL. UJUNG PANDANG
A. PENGUMPULAN DATA
1. Data Primer
a. Kondisi Jalan Perumahan
• Panjang Jalan (l) : Banyak kaplingan x Panjang kaplingan
= 25 x 10 m = 250 m
• Lebar Jalan (l1) : 5,9 m
• Bahan Permukaan Jalan : Paving blok

q Penutup Jalan(Aspal )

Saluran

5,9 M
b. Kondisi Perumahan
• Jumlah Kaplingan Tanah : 25 Kapling
• Lebar Tanah / Kaplingan tanah : 20 m
• Panjang Tanah / Kaplingan : 10 m

c. Saluran Drainase
• Lebar (l) : 50cm
• Tinggi (t) : 50cm
• Bahan : Beton

50cm

50cm
d. Kemiringan
• Cara 1: Terhadap Saluran Drainase

a b

air

7m
a = 50 cm
b = 49 cm
L = 7 m = 700 cm

a–b
ⅈ= x 100%
L

50−49
= 𝑥100%
700
= 0,29 %
B. PERHITUNGAN KOEFISIEN PENGALIRAN (C)

L1 (m) L2 (m)

A1 (m2 ) A2 (m2 )
a. Diketahui kondisi eksisting permukaan jalan adalah sebagai berikut:
• Panjang saluran drainase (L) = 250 m
• L1 :Perkerasan Jalan (pavingblok) = 2,95 m
• L2 : Bagian Luar Jalan / Kaplingan = 20 m

1) Menentukan besarnya koefisien C


Sesuai table 4.1 hubungan kondisi permukaan tanah dan koefisien pengaliran
Tabel 4.1
Hubungan kondisi permukaan Tanah dan koefesien pengaliran ( C )

Kondisi Permukaan Tanah Koefesien Pengaliran Faktor Limpasan


(C) (Fk)
1. Jalan semen dan jalan aspal 0,70 – 0,95 -
2. Jalan kerikil dan jalan tanah 0,40 -0,70 -
3. Bahu jalan :
− Tanah berbutir halus 0,40 – 0,65 -
− Tanah berbutir kasar 0,10 – 0,20 -
− Batuan massif keras 0,70 – 0,85 -
− Batuan massif lunak 0,60 – 0,75 -
4. Daerah perkotaan 0,70 – 0,95 2,0
5. Daerah pinggiran kota 0,60 – 0,70 1,5
6. Daerah industri 0,60 – 0,90 1,2
7. Permukiman padat 0,40 – 0,60 2,0
8. Permukiman tidak padat 0,40 – 0,60 1,5
9. Halaman dan kebun 0,20 – 0,40 0,2
10. Persawahan 0,45 – 0,60 0,5
11. Perbukitan 0,70 – 0,80 0,4
12. pegunungan 0,75 – 0,90 0,3

Diketahui:
• Badan Jalan (paving blok) : l1 , Koefisien C₁ = 0,50
• Bagian Luar Jalan / Kaplingan : l2 , Koefisien C₂ = 0,40 ; Fk = 1,5
2) Menentukan luas daerah pengaliran A
Dari data lebar dan Panjang diketahui luas daerah pengaliran yang dihitung
sebagai berikut :

• Badan Jalan (paving blok) : A₁ = l1 x L = 2,95m x 250m = 737,5𝑚2


• Bagian Luar jalan / Kaplingan : A₂ = l2 x L = 20m x 250m = 5000𝑚2

3) Menentukan Koefisien Pengaliran Rata-rata


(C1 ⋅A1 )+(C2 ⋅A2) +Fk
C=
A1 +A2
= (0,5x737,5) + (0,4x5000) +1,5
737,5 + 5000
= 368,75 + 2000 + 1,5
5737,5
= 0,4131 = 0,413
C. PERHITUNGAN WAKTU KONSENTRASI (TC)

TITIK TERJAUH

T₁

SALURAN T₂ TITIK PENGAMAT

Tabel 4.2
Nilai koefisien Hambatan/Angka kekasaran Manning sesuai kondisi permukaan Tanah
NO Kondisi Permukaan Tanah Nd (koefisien hambatan)
1. Lapisan semen dan aspal beton 0,013
2. Permukaan licin dan kedap air 0,020
3. Permukaan licin dan kokoh 0,10
4. Tanah dengan rumput tipis dan gundul dengan
permukaan sedikit kasar 0,20
5. Padang rumput dan rerumputan 0,40
6. Hutan gundul 0,60
7. Hutan rimbun dan tanah gundul rapat dengan hamparan
rumput jarang sampai rapat 0,80

Tabel 4.3
Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan
No Jenis Lapisan permukaan Jalan Kemiringan Melintang Normal (i) (%)
1. Beraspal, beton 2 – 3%
2. Japat/jalan agregat padat 4 – 6%
3. Kerikil 3 – 6%
4. Tanah 4 – 6%

Persamaan: TC = T₁ + T₂
a. Penentuan besar nilai kekasaran bahan Nd setiap segmen daerah pengaliran
• Lebar Perkerasan Jalan (paving blok) (L₁) = 2,95 m; Nd = 0,013; S = 2%
• Lebar Bagian Luar Jalan (kaplingan) (L₂) = 20 m; Nd = 0,20; S = 4%
b. Penentuan Besar T₁
2 𝑛𝑑 0,167
Persamaan : T₁ = [ 3 ‧ 3,28 ‧ Lo ‧ ]
√𝑠
Maka:
2 0,013
• T badan jalan = [3 ‧ 3,28 ‧ 2,95 ‧ 0,02 ]0,167 = 0,9164 menit

2 0,20
• T Kaplingan = [3 ‧ 3,28 ‧ 20 ‧ ]0,167 = 1,8794 menit
√0,04
Maka total T₁ = 0,9164 + 1,8794
= 2,7958 menit

c. Penentuan besar T₂
𝐿𝑠 250
Persamaan : T₂ = = 60 ‧ 1,5 = 2,8 menit
60 ‧ 𝑉𝑖𝑗𝑖𝑛
Maka waktu konsentrasi Tᴄ = T₁ + T₂
= 2,7958 + 2,8
= 5,5958 menit

Dari Perhitungan di atas diketahui lamanya waktu pengaliran air hujan yang
melimpas di atas daerah pengaliran mulai dari titik tertinggi sampai ke titik yang
ditinjau sebesar 5,5958 menit.
T₁ Kaplingan T₁ Jalan

T₂

Tc = T1 + T2
D. ANALISA TINGGI HUJAN RATA-RATA DENGAN DITRIBUSI GUMBEL
a. Data Curah Hujan
Data curah hujan yang berhasil dikumpulkan adalah data curah hujan di Kota
Pontianak dari Stasiun Badan Metereologi Kimatologi dan Geofisika Supadio,
selama 10 tahun kebelakang.
Tabel 1.1. Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan
NO TAHUN CURAH HUJAN MAKSIMUM HARIAN(mm)
1 2013 120
2 2014 142
3 2015 111
4 2016 87
5 2017 131
6 2018 119
7 2019 136
8 2020 168
9 2021 154
10 2022 155

b. Data curah hujan diurutkan dari nilai terbesar ke nilai terkecil curah hujan harian
maxsimum, kemudian nilai x dijumlahkan Σx sebagaimana dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 1.2 Analisa Distribusi Frekuensi Data
M TAHUN TINGGI X-𝐱
̅ ̅)𝟐
(X-𝐱
HUJAN(X)
1 2020 168 35,70 1274,49
2 2022 155 22,70 515,29
3 2021 154 21,70 470,89
4 2014 142 9,70 94,09
5 2019 136 3,70 13,69
6 2017 131 -1,30 1,69
7 2013 120 -12,30 151,29
8 2018 119 -13,30 176,89
9 2015 111 -21,30 453,69
10 2016 87 -45,30 2052,09
N=10 Σx 1323 Σ(x − x̅)2 5204,10

Σx̅ 132,3 SX 22,81


Σx 1323
c. Menghitung X rata – rata: Σx
̅ = = = 132,30
𝑛 10
𝑛 2
∑𝑖 =1 (𝑥1 −𝑥̅ ) 5204,10
d. Menghitung standar deviasi : SX =√ =√ = 22,81
𝑛 10

e. Menghitung faktor Frekuensi K


Dalam menghitung nilai K sebelumnya harus diketahui dahulu nilai Yn, Sn, Ytr.
Untuk jumlah data 10 tahun pencatatan data:
• n = 5, 10,25,50 tahun
• Yn = 0,4952 (tabel 5.3 dimodul)
• Sn = 0,9496 (tabel 5.4 dimodul)
• YTr (5) = 1,5004 (tabel 5.5 dimodul)
• YTr (10) = 2,2510
• YTr (25) = 3,1993
• YTr (50) = 3,9028
Maka untuk contoh perhitungan K pada tiap periode ulang :
𝑌ᴛ𝑟−𝑌ₙ 1,5004−0,4952
• K₅ = = = 1,0586
𝑆ₙ 0,9496
𝑌ᴛ𝑟−𝑌ₙ 2,2510−0,4952
• K₁₀ = = = 1,8490
𝑆ₙ 0,9496
𝑌ᴛ𝑟−𝑌ₙ 3,1993−0,4952
• K₂₅ = = = 2,8476
𝑆ₙ 0,9496
𝑌ᴛ𝑟−𝑌ₙ 3,9028−0,4952
• K₅₀ = = = 3,5885
𝑆ₙ 0,9496
f. Menghitung tinggi hujan XT dapat pada periode ulang 5 tahun adalah :
• X₅ = 𝑥̅ + Kᴛ x Sх
• = 132,30 + 1,0586 x 22,81 = 156,45 mm
• X₁₀ = 𝑥̅ + Kᴛ x Sₓ
• = 132,30 + 1,8490 x 22,81 = 174,48 mm
• X₂₅ = 𝑥̅ + Kᴛ + Sх
• = 132,30 + 2,8476 x 22,81 = 197,25 mm
• X₅₀ = 𝑥̅ + Kᴛ + Sх
• = 132,30 + 3,5885 x 22,81 = 214,15 mm
Selanjutnya, hasil perhitungan ketinggian hujan (Xt) untuk periode ulang
(T)=(5,10,25,50) tahun disajikan pada table berikut :
Table 1.3 Hasil perhitungan ketinggian hujan (Xᴛ) untuk periode ulang (T) tahun
T (tahun) Yᴛr x̅ (mm) Kᴛ Sх Xᴛ (mm)
5 1,5004 132.30 1,0585 22,81 156,45
10 2,2510 132,30 1,8490 22,81 174,48
25 3,1993 132,30 2,8476 22,81 197,25
50 3,9028 132,30 3,5885 22,81 214,15
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan ketinggian hujan rencana (Xᴛ) berbagai periode ulang (T)
diperoleh nilai yang berbeda. Semakin besar T yang di gunakan, maka semakin
besar pula besar ketinggian hujan yang terjadi.
E. PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN (I) DENGAN RUMUS MONONOBE
DAN PERHITUNGAN DEBIT BANJIR DENGAN METODE RASIONAL
Dik: intensitas curah hujan periode (T) = 5 tahun
Ketinggian hujan (Xt) = 156,45
Lamanya hujan yang diambil dari waktu konsentrasi (Tc) = 5,5958menit=6
menit t = Tc/60 = 6 menit/60 = 0,10 jam
𝑅₂₄ 24
Jadi, I = [ ]²/₃ = 156,45 24
[0,10]²/₃ = 251,751 mm/jam
24 t 24
Penentuan besar debit rencana untuk perencanaan drainase menggunakan
persamaan rasional sebagai berikut :
Q=CxIxA
Diketahui : C (koefisien pengaliran) = 0,413
I (intensitas curah hujan) = 251,751 mm/jam
A (luas daerha pelayanan)= A1 + A2 = 737, 5 + 5000
= 5737,5 𝑚2 = 0,0057 𝑘𝑚2
Maka, Q = C x I x A
Karena dari berbagai notasi memiliki satuan yang berbeda, maka harus dilakukan
1000.000 1000 1
konveksi satuan dari mm/jam dan km² ke m³/det [ 1000 ] = 3600 = 3,6 = 0,278
3600
Maka:
Q = 0,278 x C.I.A
= 0,278 x 0,413 x 251,751 x 0,0057
= 0,165 m³/det
Atau dapat juga:
Q = C.I.A
Q = 0,413 x 251,751 mm/jam x 0,0057km²
251,751
1000
x (0,0057)x 10⁶)
= [0,413x ] = 0,165 m³/det
60 x 60

Kesimpulan:
Dari hasil Analisa hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dengan
periode ulang (T) 5 tahun diperoleh nilai debit banjir sebesar = 0,165 m³/det.Nilai
debit banjir ini selanjutnya utuk merencanakan kapasitas penampang suatu saluran
drainase.
F. PERHITUNGAN DEBIT LIMBAH AIR PADA PERUMAHAN
(Q limbah) jumlah kaplingan tanah = 25 buah
Kebutuhan air bersih = 150 Liter/hari/jiwa
Jumlah air buangan = 80% x kebutuhan air bersih/jiwa
= 0,80 x 150 Liter /hari/jiwa
= 120 Liter/hari/jiwa
Jumlah Kaplingan tanah = 24 buah
Asumsi 1 kaplingan tanah = 1 buah rumah dihuni oleh 5 orang
Maka jumlah jiwa = 25 x 5
= 125 jiwa
Jumlah buangan = 120 Liter/hari/jiwa X 125 jiwa
= 15.000 Liter/hari
120
Atau : 24 x 60 x 60 = 0,000138 m³/dt
1000

Dari hasil Analisa hidrologi untuk menentukan debit limbah air pada perumahan
diperoleh nilai debit limbah air sebesar = 15.000 liter/hari.
G. PENETUAN DIMENSI SALURAN
a. Penentuan Dimensi Saluran Bentuk Persegi
Cara I: mencari kemiringan memanjang Is
Bila diketahui: Qr = Qᴛr + Qlimbah
= 0,165 + 0,000138
= 0,165138 ⁓ 0,166 m³ / det
V = 1,50 m/det
Dit : dimensi penampang?
Kapasitas Saluran: QR = V. F
0,166 m³/det = 1,50 m/det . F
0,166
Maka luas penampang saluran, F = = 0,1107 m²
1,50
Digunakan penampang hidrolis terbaik : F= h x B = 0,1107 m²
F =hxB B = 2h
F = h x 2h
0,1107 = h x 2h
2h² = 0,1107
0,1107
h² = = 0,05535
2
0,1107
h =√ = 0,2353
2
h = 0,2353 maka B = 2h
= 2 x 0,2353 = 0,4706 m
Koreksi perhitungan : F = h x B
= 0,2353 x 0,4706 = 0,1107 m² (OKE)
P = b + 2h
= 0,4706 + (2 x 0,2353) = 0,9412 m²
F
R=
P
0,1107
= = 0,1176 m
0,9412
Rumus Manning:
1 2 1
V = x R3 x 12 Dimana: V = 1,50 m/det; n = 0,013; R = 0,1176 m
n
Maka untuk mendapatkan nilai kemiringan memanjang :
𝑉‧𝑛 2 1,50 ‧ 0,013 2
Is = [ 2 ] =[ 2 ] = 0,0066
𝑅3 0,11763
Is = 0,0066 ⁓ 0,66%

b. Kontrol Terhadap Hasil Perhitungan


hasil penentuan dimensi penampang saluran ini jika disesuaikan dengan kondisi
kecepatan saluran = 1,50 m/det maka diperoleh :
• Kemiringan memanjang aliran Is = 0,0066 ⁓ 0,66%
• Debit yang dapat tertampung pada penampang saluran samping adalah :
2
1
Q = V x F = [𝑛 ‧ 𝑅 3 ‧ 𝐼𝑠½]²x F
2
1
= [0,013 ‧ 0,11763 ‧ 0,0066½]² x 0,1107 = 0,249 m /d
Koreksi:
Kemiringan memanjang aliran Is = 0,66 %
Syarat Is ≤ Ilap ≤ Isijin , maka Is = 0,66% ≤ 3% ≤ Isijin = 7,5% (aman)

Debit Qhitung ≥ QᴛR, maka Qhitung 0,249 m³/det ≥ QR = 0,166 m³/det (aman)
KESIMPULAN :
Maka, dari perhitungan penentuan dimensi saluran berbentuk persegi
menggunakan cara 1 (mencari kemiringan memanjang Is), yaitu dapat hasil
penampang terbaik yaitu dipilih :
• Lebar saluran, B = 0,4706 m
• Kedalaman permukaan air, h = 0,2353 m

c. Menentukan Tinggi Jagaan Saluran


Tinggi jagaan saluran perlu direncanakan untuk mengatasi limpasan permukaan
yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang berlebihan. Bila dipilih dimensi
saluran B = 0,4706 m ⁓ 0,47 m dengan h = 0,2353 m ⁓ 0,24 m, maka tinggi jagaan
saluran dihitung dengan persamaan :
W = √0,5ℎ = √0,5 ‧ 0,24 = 0,35 m
T = h + w = 0,24 + 0,35 = 0,59 m

QR = 0,166 m³/det
Lebar B = 0,47 m
Tinggi h = 0,24 m
W = 0,35 m
T = 0,59 m

W = 0,35 m

T = 0,59 m
H = 0,24 m

B = 0,47 m
H. PERIKSA KEMIRINGAN TANAH EKSISTING PENEMPATAN SALURAN DI
LAPANGAN
Elevasi1 = 50 cm
Elevasil2 = 49 cm

I %
50cm
49 cm

700 cm

Is lapangan = 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖₁−𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖₂
𝐿
50−49
= 700 x 100% = 0,29%

KESIMPULAN :

Maka, Islapangan 0,29% ≤ Is digunakan (3%: kemiringan lapangan) maka masih tidak
diperlukan pematah arus .

Anda mungkin juga menyukai