Anda di halaman 1dari 68

BAB III

PERANCANGAN JEMBATAN

3.1 Penentuan Tinggi Abutmen dan Panjang Bentang Berdasarkan MAB

Jadi,

Tinggi total abutment adalah menjumlahkan tinggi abutment berdasarkan Penampang


Basah dengan tinggi bebas minimum terhadap banjir 50 tahun sebesar 1 m.
Akan tetapi berdasarkan posisi penampang ,maka di sesuaikan tinggi abutment sesuai
dengan kesejajaran lapisan tanah normal.
H = H penampang + tinggi jagaan (tinggi bebas jembatan)
= 7,20+ 2,00
= 9,20 m
Dalam menentukan panjang bentang jembatan dari gambar, diperoleh panjang bentang
sebesar 38 m, sehingga untuk jembatan konvensional perlu pemakaian pilar.

3.2 Menentukan Jenis Abutment atau Polar (Pier) Jembatan

 Berikut adalah beberapa alternatif pemilihan tipe abutment yang dapat


digunakan :

36
Dari beberapa alternatif tersebut diatas dipilih tipe abutment tembok penahan
kontrafort dengan bahan beton. Abutmen tipe ini dipilih karena spesifikasinya sesuai
dengan penentuan tinggi abutment yang telah direncanakan, kemampuan abutment
menahan beban, kekuatan bahan abutment dan pelaksanaannya mudah.

37
Dari beberapa alternatif di atas untuk penentuan jenis pilar dipilih pilar balok
cap tiang sederhana, karena jika dilihat dari tinggi tipikalnya masuk ke dalam syarat
penggunaan jenis pilar ini.
3.3 Pemilihan Pondasi
Penentuan jenis pondasi dipertimbangkan berdasarkan kedalaman lapisan
tanah pendukung ( tanahkeras ).
Berikut adalah beberapa alternatif pemilihan pondasi :

Tabel alternatif pondasi :


Jenispondasi Kedalamanlapisanpendukung
Pondasi langsung 0–3m
Pondasi sumuran 3 – 15 m
Pondasi tiang beton 15 – 60 m
Pondasi tiang baja 7 - m

Pendugaan letak lapisan tanah keras didasarkan pada nilai tahanan konus ( qc ).
Hubungan nilai tahanan konus ( qc ) terhadap konsistensi tanah , sebagai berikut :
1. Tanah sangat lunak< 5 kg/cm2
2. Tanah lunak 5 – 10 kg/cm2
3. Tanah teguh 10 – 20 kg/cm2
4. Tanah kenyal 20 – 40 kg/cm2
5. Tanah sangat kenyal 40 – 80 kg/cm2
6. Tanah keras 80 – 150 kg/cm2

38
7. Tanah sangat keras> 150 kg/cm2

Dari data hasil penyelidikan sondir didapatkan tanah keras pada kedalaman 17
m , dimana abutment diletakkan pada kedalaman 13,2 m kemudian didapat kedalaman
untuk pondasi sampai tanah keras sebesar 3,8 m. Jadi jenis pondasi yang digunakan
adalah jenis pondasi sumuran.

Tabel data hasil penyelidikan sondir berdasarkan soal :

qc (kg/cm2)
Kedalaman
sisi Keterangan
S
sisi kiri kanan
1 40 40
2 110 100
3 70 80
4 60 75 tanah kenyal
5 80 110 qc 20-40 kg/cm2
6 75 80
7 50 70
8 40 70
9 70 80
10 90 110 tanah sangat kenyal
11 75 80 qc 40-80 kg/cm2
12 50 60
13 70 60
14 100 90
15 70 70
16 80 50 tanah keras
17 120 80
18 150 130
19 - 150 qc> 80 kg/cm2

39
3.4 Perhitungan Pembebanan Bangunan Atas 40
Data Struktur Atas

No Uraian Dimensi Notasi Ukuran Satuan


1 panjang bentang jembatan L 30 m
2 lebar jalan(jaur lalu lintas) b1 7.5 m
3 lebar trotoar b2 1 m
4 lebar total jembatan b1+(2*b2) 9.5 m
5 jarak antar girder S 1,5 m
6 Dimensi girder
a. lebar girder B 0,8 m
b. tinggi girder H 1,5 m
7 tebal slab lantai jembatan ts 0,2 m
8 tebal lapisan aspal + overlay ta 0,05 m
9 tinggi genangan hujan th 0,03 m
10. tinggi trotoar tt 0,20 m

41
B.Bahan Struktur

No Specific Grafity Notasi Berat Satuan


1 Berat beton Bertulang Wc 2,4 t/m3
2 Berat Aspal Wa 2,0 t/m3
3 Berat Jenis Air Hujan Th 9,81 t/m3

Perhitungan Sandaran

Untuk tiang sandaran harus direncanakan mampu menahan beban q horisontal


= 100 Kg/m' pada elevasi 90 cm diatas permukaan trotoir. (PPPJJR hal.10 ps.2.5.c )

Spesifikasi

 Mutu beton (f’c) = 25 MPa (250 kg/cm2)

 Mutu tulangan baja (fy) = 240 Mpa (2400 kg/cm2)

 Muatan horisontal (H) = 100 kg/m

 Tinggi tiang sandaran = 100 cm


42
 Jarak tiang sandaran = 200 cm

 Sandaran : - 2 buah pipa galvanis Ø 3”

- Beton bertulang setebal 16 cm tinggi 10


cm

 Tebal selimut (ds) = 20 mm

 Ø tulangan utama = 12 mm

 Tinggi efektif (d) = h – ds - 0,5 Ø tulangan utama

= 100 – 20 - 0,5 (12) = 74 mm

Penentuan Gaya dan Pembebanan

 Pipa sandaran

a. Data Teknis Profil

Dapat dilihat pada tabel profil baja (hal.68)

D = 7,63 cm (3”) I = 43,7 cm4

t = 0,28 cm W = 11,5 cm3

F = 6,456 cm2 G = 5,08 kg/m

43
Beban hidup = 100 kg

q = 1,2 x 5,08 + 1,6 x 100 = 166,096 kg/m

R = √𝑞 2 + 𝐻 2 = √166,0962 + 1002 = 193,876 𝑘𝑔/𝑚

1 1
M = 8 𝑅𝐿2 = 𝑥 193,876 𝑥 22 = 96,938 𝑘𝑔𝑚
8

b. Kontrol terhadap bahan dan tegangan yang ada


σijin = 160 Mpa
Ebaja = 2 x 105 Mpa

1. Terhadap lendutan

5𝑞𝐿4 𝑃𝐿3 𝐿
+ <
384𝐸𝐼 48𝐸𝐼 300

5 𝑥 1,66096 𝑥 20004 100 𝑥 20003 2000


5
+ 5
<
384 𝑥 2 𝑥 10 𝑥 43,7 𝑥 1000 48 𝑥 2 𝑥 10 𝑥 43,7 𝑥 1000 300

0,587 𝑚𝑚 < 6,667 𝑚𝑚 … . . (𝑂𝐾!)

2. Terhadap momen
σu < σijin
𝑀𝑢
σijin > 𝑊
96,938𝑥100
1400 kg/cm2 > = 842,939 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ..... (OK!)
11,5

Jadi, pipa Ø 7,63 cm dapat dipakai untuk sandaran

 Tiang Sandaran

44
B
Tiang dari profil baja (Tabel profil hal.22)
B = 50 mm I = 187 cm4
H = 100 mm W = 37,5 cm3
tw tw = 5 mm G = 9,3 kg/m

H tf = 7 mm
Beban horisontal = 100 kg/m
Tinggi profil = 50 cm
Berat sendiri profil = 0,5 x 9,3 = 4,65 kg
tf 1 1
Momen maks = 2 𝐻𝐿2 = 𝑥1𝑥502 = 1250 kgcm
2

Cek tegangan :

σu < σijin

𝑀𝑢
σijin > 𝑊

1250
1600 kg/cm2 > = 33,333 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 ..... (OK!)
37,5

 Dinding Sandaran

45
Gaya axial terfaktor akibat beban hidup (PL)
- Gaya horisontal
= 1.6 x 100 x 2 = 320 Kg
- Gaya vertikal
= 1.6 x 100 x 2 = 320 Kg
Gaya axial terfaktor akibat beban mati (PD)
- Pipa sandaran
= 1.2 x 5.08 x 2 x 2 = 24.384 Kg
- Tiang sadaran
= 1.2 x 0.90 x 0.10 x 0.16 x 2500 = 43.20 Kg +
Pu = 387.6 Kg
Momen yang terjadi (M)
- M = 320 x 90 = 28800 Kg.cm

Berat sendiri profil = 0,2 x 0,8 x 38 x 2500 = 15200 kg = 15,2 ton


Direncanakan : b = 1000 mm, h = 200 mm, Ø tul. utama = 12 mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d = h – ds - 0,5 Ø tul. utama
= 200 – 20 - 0,5 x 12
= 174 mm
𝑀 2,4𝑥106
K = ∅𝑏𝑑𝑢2 = 0,8𝑥1000𝑥1742 = 0,099 𝑀𝑃𝑎

46
Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilai f’c
= 25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MPa. Maka K<
Kmaks (OK!)
2𝐾 2𝑥0,099
a = (1 − √1 − 0,85 𝑓′𝑐) 𝑑 = (1 − √1 − 0,85𝑥25) 𝑥174 = 0,813𝑚𝑚

Luas tulangan perlu Asu:


0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥0,813𝑥1000
As = = = 71,984 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥174 = 1015𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 1015 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 111,369 𝑚𝑚 ≈ 100𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 1015

S ≤ (3h = 3x200 = 600mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 100mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
Asu = = = 1130,4 𝑚𝑚2
𝑠 100

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-100 dengan As = 1130,4 mm2


Tulangan bagi:
Asb = 20% Asu
= 20% x 1015
= 203 mm2
Asb = 0,002bh
= 0,002x1000x200
= 400mm2
Dipilih yang terbesar, jadi Asb = 400 mm2
Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
S= = = 125,6 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 400

S ≤ (5h = 5x200 = 1000mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
47
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
Asu = = = 401,92 𝑚𝑚2
𝑠 125

Jadi digunakan tulangan pokok Ø8-125 dengan As = 401,92 mm2


𝐴 1130,4
ρ = 𝑏𝑑𝑠 = = 0,0065
200𝑥174

Dari tabel didapatkan:


ρmin = 0,00583
ρmaks = 0,04032
ρmin < ρ < ρmaks
0,00583 < 0,0065 < 0,04032 .......(OK!)

12-100
8 - 125

48
Perhitungan Trotoar
Trotoar atau sering disebut sidewalk adalah sebuah prasarana yang
diperuntukkan bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoar disini adalah
pertebalan dari plat lantai kantilever. Bagian pertebalan direncanakan terbuat dari
bahan beton bertulang. Trotoar ini direncanakan pada sisi jembatan sepanjang bentang
jembatan.

Direncanakan :
 Lebar (B) =1m
 Tebal (t) = 0,25 m
 Mutu beton (f’c) = 25 MPa
 Mutu baja (fy) = 240 MPa

Pembebanan :
a. Beban Mati
G1 = 1,2 x 0,75 x 0,2 x 2500 = 450 kg/m
G2 = 1,2 x 0,2 x 1,2 x 2500 = 720 kg/m
G3 = 1,2 x 0,25 x 1 x 2500 = 750 kg/m

b. Beban Hidup
 Beban hidup vertikal terbagi rata di atas trotoar
qv = 500 x 1,00 = 500 kg/m
w = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg/m
q1 = 500 + 50 = 550 kg/m
49
qv1 = 1,6 x q1 = 1,6 x 550 = 880 kg/m

 Beban hidup horisontal terbagi rata di tepi trotoar


qh = 500 x 0,25 = 125 kg/m
qh1 = 1,6 x 125 = 200 kg/m

 Beban hidup horisontal terpusat pada sandaran


qh = 100 kg/m
qh2 = 1,6 x 100 = 160 kg/m

c. Beban Terpusat
 Pipa sandaran
P1 = 1,2 x 5,08 x 2 x 2 = 24,384 kg
 Tiang sandaran
P2 = 1,2 x 0,1 x 9,3 = 1,116 kg

d. Momen terhadap titik A


MG1 = 450 x 1,00 x 1,10 = 495 kgm
MG2 = 720 x 1,00 x 0,60 = 432 kgm
MG3 = 750 x 1,00 x 0,5 = 375 kgm
Mqv1 = 880 x 1,00 x 0,5 = 440 kgm
Mqh1 = 200 x 1,00 x 0,45 = 90 kgm
Mqh2 = 160 x 1,00 x 1,35 = 216 kgm
MP1 = 24,384 x 1,1 = 26,8224 kgm
MP1 = 1,116 x 1,1 = 1,2276 kgm

Mu total = 2076,05 kgm = 20,7605 kNm

e. Penulangan Trotoar
Direncanakan : b = 1000mm, h = 200mm, Ø tul. utama = 12mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d = h-ds-0,5 Ø tul. utama
= 200-20-0,5x12
= 174mm
𝑀 20,7605𝑥106
K = ∅𝑏𝑑𝑢2 = 0,8𝑥1000𝑥1742 = 0,857 𝑀𝑃𝑎

Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilaif’c =
25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MP. Maka K< Kmaks
(OK!

50
2𝐾 2𝑥0,857
a = (1 − √1 − 0,85 𝑓′ 𝑐) 𝑑 = (1 − √1 − 0,85𝑥25) 𝑥174 = 7,165𝑚𝑚

Luas tulangan perlu Asu:


0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥7,165𝑥1000
As = = = 634,401 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥174 = 1015𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 1015 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 111,369 𝑚𝑚 ≈ 100𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 1015

S ≤ (3h = 3x200 = 600mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 100mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
Asu = = = 1130,4 𝑚𝑚2
𝑠 100

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-100 dengan As = 1130,4 mm2


Tulangan bagi:
Asb = 20%Asu
= 20% x 1015
= 203 mm2
Asb = 0,002bh
= 0,002x1000x200
= 400mm2
Dipilih yang terbesar, jadi Asb = 400 mm2
Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
S= = = 125,6 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 400

S ≤ (5h = 5x200 = 1000mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
Asu = 𝑠
= 125
= 401,92 𝑚𝑚2

Jadi digunakan tulangan bagi Ø8-125 dengan As = 401,92 mm2

51
𝐴 1130,4
ρ = 𝑏𝑑𝑠 = = 0,0065
200𝑥174

Dari tabel didapatkan:


ρmin = 0,00583
ρmaks = 0,04032
ρmin < ρ < ρmaks
0,00583 < 0,0065 < 0,04032 .......(OK!)

12-100
8 - 125

12-100
8 - 125

12-100 8 - 125

52
Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan
Perhitungan tebal pelat
 Kekuatan beton (f’c) = 20 MPa
 Kekuatan baja (fy) = 240 MPa
Pelat lantai yang berfungsi sebagai lantai kendaraan pada jembatan harus mempunyai
tebal minimum ts memenuhi kedua ketentuan:

ts ≥ 200mm
ts ≥ 100+ (40l) mm

dengan : l = bentang pelat diukur dari pusat ke pusat tumpuan (dalam meter)

ts ≥ 200mm
ts = 100+ (40 x 2,375) = 195 mm

Sehingga digunakan tebal pelat sebesar 200mm.

Data Perencanaan
 Tebal pelat lantai kendaraan (h) : 20cm
 Tebal aspal (t) : 5cm
 Mutu beton (f’c) : 25 MPa
 Mutu baja (fy) : 240 MPa
 Berat jenis beton : 2500 kg/m3
 Berat jenis air hujan : 1000 kg/m3
 Berat jenis aspal : 2200 kg/m3
 Tebal selimut beton : 40 mm (untuk konstruksi lantai yang
langsung berhubungan dengan cuaca)
Perhitungan Momen Lentur Pelat Lantai Kendaraan
 Akibat Beban Mati
- Berat sendiri pelat = 0,2 x 1,00 x 2500 = 500kg/m
- Berat aspal = 0,05 x 1,00 x 2200 = 110kg/m
- Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50kg/m
53
Berat total (qD) = 500+110+50 = 660kg/m
qUD = 1,2 x qD = 1,2 x 660 = 792kg/m
Mxmt = 1/10 qUD Lx2
= 1/10 (792) (1,7522)
= 242,55kgm
Mxml = 1/14 qUD Lx2
= 1/14 (792) (1,752)
= 173,25kgm
Myml = 1/3 Mxmt
= 1/3 (242,55)
= 80,85kgm
 Akibat Beban Hidup
Distribusi beban pada lantai jembatan akibat beban roda kendaraan, T = 10 ton
(PPPJJR 1987, Hal 5). Karena lebar lantai jembatan ≥ 5,5 m, maka ditinjau
terhadap 2 kondisi:
 Kondisi 1 (1 roda di tengah pelat)

Dimana:
15
tx = 50 + [2. (tg 45°)] = 80 cm
15
ty = 30 + [2. (tg 45°)] = 60 cm
Penyebaran beban roda:
Beban roda T = 10 T
Bidang kontak = 0,8m x 0,6m
T 10000
T’ = tx . = 0,8x0,6 = 20833,33 kg/m2
ty

54
Beban T dengan pengaruh beban kejut
20 20
T’ = T (1 + 50+L) = 20833,33 x (1 + 50+38) = 25568,18 kg/m2
Lx = 1,75 m = 175 cm
Ly = Lx , karena diafragma tidak menerima beban dari luar
tx 0,8
= = 0,457 ≈ 0,4
Lx 1,75
ty 0,6
= = 0,343 ≈ 0,3
Lx 1,75

Dari tabel Bittner diperoleh


Fxm = 0,1638
Fym = 0,0993
Momen arah x
Mxm = Fxm T’ tx ty
= (0,1638)(25568,18)(0,8)(0,6)
= 2010,27 kgm
Momen arah y
Mym = Fym T’ tx ty
= (0,0993)(25568,18)(0,8)(0,6)
= 1218,68 kgm

 Kondisi 2 (dua roda berdekatan)

55
Luas bidang kontak diatas dapat dihitung menjadi 2 bagian, yaitu:

Bagian 1
tx = 1,75 m
ty = 0,6 m
Lx = 1,75 m = 175 cm
Ly = Lx , karena diafragma tidak menerima beban dari luar
tx 1,75
= =1
Lx 1,75
ty 0,6
= = 0,343 ≈ 0,3
Lx 1,75

Dari tabel Bittner diperoleh


Fxm = 0,0910
Fym = 0,0608
Momen arah x
Mxml = Fxm T’ tx ty
= (0,0910)(25568,18)(1,75)(0,6)
= 2443,04 kgm
Momen arah y
Myml = Fym T’ tx ty
= (0,0608)(25568,18)(1,75)(0,6)
= 1632,27 kgm
Bagian 2
tx = 0,3 m
ty = 0,6 m
Lx = 1,75 m = 175 cm
Ly = Lx , karena diafragma tidak menerima beban dari luar
tx 0,3
= = 0,171 ≈ 0,2
Lx 1,75
ty 0,6
= = 0,343 ≈ 0,3
Lx 1,75

Dari tabel Bittner diperoleh


Fxm = 0,2067
Fym = 0,1111
Momen arah x
Mxml = Fxm T’ tx ty
= (0,2067)(25568,18)(0,3)(0,6)
= 951,29 kgm
56
Momen arah y
Myml = Fym T’ tx ty
= (0,1111)(25568,18)(0,3)(0,6)
= 511,31 kgm

Momen maksimum pada kondisi 2


Mxm = Mxm1 – Mxm2
= 2443,04 – 951,29
= 1491,75 kgm

Mym = Mym1 – Mym2


= 1632,27 – 511,31
= 1120,96 kgm

Momen total yang terjadi:


- Momen arah x tumpuan
Mx1 = 242,55 + 2010,27 = 2252,82 kgm (Digunakan)
Mx2 = 242,55 + 1491,75 = 1734,30 kgm
- Momen arah x lapangan
Mx1 = 173,25 + 2010,27 = 2183,52 kgm (Digunakan)
Mx2 = 173,25 + 1491,75 = 1665,00 kgm
- Momen arah y lapangan
My1 = 80,85 + 1218,68 = 1299,53 kgm (Digunakan)
My2 = 80,85 + 1120,96 = 1201,81 kgm

Penulangan Pelat Lantai


1. Penulangan lapangan arah x
Direncanakan : b = 1000mm, h = 200mm, Ø tul. utama = 12mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d = h-ds-0,5 Ø tul. utama
= 200-40-0,5x12
= 154mm
M 21,8325x106
K = ∅bdu2 = 0,8x1000x1542 = 1,151 MPa

Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilaif’c =
25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MPa.
Maka K< Kmaks (OK!)
2K 2x1,151
a = (1 − √1 − 0,85 f′c) d = (1 − √1 − 0,85x25) x154 = 8,580mm

Luas tulangan perlu Asu:


57
0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥8,580𝑥1000
As = = = 759,6875 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥154 = 898,33𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 898,33 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 125,833 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 898,33

S ≤ (3h = 3x200 = 600mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
Asu = = = 904,779 𝑚𝑚2
𝑠 125

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-125 dengan As = 904,779 mm2


Untuk daerah lapangan, dihitung tulangan pokok saja (tanpa tulangan bagi),
karena di daerah ini terjadi persilangan antara tulangan pokok arah lx dan ly.
𝐴𝑠 904,779
ρ= = = 0,00588
𝑏𝑑 1000𝑥154

Dari tabel didapatkan:


ρmin = 0,00583
ρmaks = 0,04032
ρmin < ρ < ρmaks
0,00583 < 0,00588 < 0,04032 .......(OK!)
2. Penulangan lapangan arah y
Direncanakan : b = 1000mm, h = 200mm, Ø tul. utama = 12mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d = h-ds-0,5 Ø tul. utama
= 200-40-0,5x12
= 154mm
M 12,9953 x106
K = ∅bdu2 = 0,8x1000x1542 = 0,685 MPa

Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilaif’c =
25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MPa.
Maka K< Kmaks (OK!)
58
2K 2x0,685
a = (1 − √1 − 0,85 f′c) d = (1 − √1 − 0,85x25) x154 = 5,047mm

Luas tulangan perlu Asu:


0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥5,047𝑥1000
As = = = 446,87 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥154 = 898,33𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 898,33 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 125,833 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 898,33

S ≤ (3h = 3x200 = 600mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
Asu = = = 904,779 𝑚𝑚2
𝑠 125

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-125 dengan As = 904,779 mm2


Untuk daerah lapangan, dihitung tulangan pokok saja (tanpa tulangan bagi),
karena di daerah ini terjadi persilangan antara tulangan pokok arah lx dan ly.
𝐴 904,779
ρ = 𝑏𝑑𝑠 = = 0,00588
1000𝑥154

Dari tabel didapatkan:


ρmin = 0,00583
ρmaks = 0,04032
ρmin < ρ < ρmaks
0,00583 < 0,00588 < 0,04032 .......(OK!)
3. Penulangan tumpuan arah x
Direncanakan : b = 1000mm, h = 200mm, Ø tul. utama = 12mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d = h-ds-0,5 Ø tul. utama
= 200-40-0,5x12
= 154mm
M 22,5282 x106
K = ∅bdu2 = 0,8x1000x1542 = 1,187 MPa

59
Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilaif’c =
25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MPa.
Maka K< Kmaks (OK!)
2K 2x1,187
a = (1 − √1 − 0,85 f′c) d = (1 − √1 − 0,85x25) x154 = 8,857mm

Luas tulangan perlu Asu:


0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥8,857𝑥1000
As = = = 784,214 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥154 = 898,33𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 898,33 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 125,833 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 898,33

S ≤ (3h = 3x200 = 600mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
As = = = 904,779 𝑚𝑚2
𝑠 125

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-125 dengan As = 904,779 mm2


Tulangan bagi:
Asb = 20%Asu
= 20% x 898,33
= 179,666 mm2
Asb = 0,002bh
= 0,002x1000x200
= 400mm2
Dipilih yang terbesar, jadi Asb = 400 mm2
Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
S= = = 125,6 𝑚𝑚 ≈ 125𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 400

S ≤ (5h = 5x200 = 1000mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 125mm
Luas tulangan:
60
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥82 𝑥1000
4 4
Asu = = = 401,92 𝑚𝑚2
𝑠 125

Jadi digunakan tulangan bagi Ø8-125 dengan As = 401,92 mm2


𝐴 904,779
ρ = 𝑏𝑑𝑠 = = 0,00588
1000𝑥154

Dari tabel didapatkan:


ρmin = 0,00583
ρmaks = 0,04032
ρmin < ρ < ρmaks
0,00583 < 0,00588 < 0,04032 .......(OK!)

12-125 12-125

12-125

12-125

12-125 12-125

2375

61
Perhitungan Gelagar Jembatan
Persamaan yang dipakai untuk perencanaan tinggi balok untuk penampang balok T
adalah L/12 – L/15.
 Menentukan dimensi balok girder (gelagar memanjang)
Karena ditengah bentang digunakan pilar, maka panjang L = ½ L = 19m
H = 19/12 = 1,583m ≈ 1,5m
B dicoba senilai setengah dari tinggi balok girder
B = ½ H = ½ (1,5) = 0,75 ≈ 0,8m
 Menentukan dimensi difragma (gelagar melintang)
H = 9/12 = 0,75m
B = 2/3 H = 2/3 (0,75) = 0,5m
Spesifikasi:
Panjang jembatan : 38 m
Lebar jalan :7m
Lebar trotoar : 1x2 m
Lebar total jembatan : 7+(1x2) = 9 m
Jarak antar girder : 1,75 m
Jarak antar diafragma : 2,375 m
Dimensi girder
Lebar : 0,8 m
Tinggi : 1,5 m
Dimensi diafragma
Lebar : 0,5 m
Tinggi : 0,75 m
Tebal pelat : 0,2 m
Mutu baja tulangan utama : 400 MPa
Mutu beton : 25 MPa
Berat jenis beton : 2500 kg/m2
Berat jenis aspal : 2200 kg/m2

62
Perhitungan momen lentur pada diafragma

Beban segitiga diubah menjadi beban merat ekivalen


Q1 = Q2 = ½ (0,875)(0,875) = 0,383
RA = Q1 = Q2 = 0,383
Mmax = Meq
RA(0,875) - Q1 (0,875-(2/3 (0,875))) = 1/8 qeq L2
0,383(0,875) – 0,383 (0,875-(2/3 (0,875))) = 1/8 qeq 1,752
0,223 = 1/8 qeq 1,752
qeq = 0,583
Pembebanan
 Beban Mati
Berat gelagar melintang = 2500x0,5x0,75 = 937,5 kg/m
Berat pelat lantai = 2500x0,2x2,375 = 1187,5 kg/m
Berat air hujan = 1000x0,05x2,375 = 118,75 kg/m
Berat lapisan perkerasan = 2200x0,05x2,375 = 261,25 kg/m

63
q = qD x qeq = (937,5+1187,5+118,75+261,25)x0,583 = 1460,415 kg/m

MI = 1/8 q L2 = 1/8 (1460,415)(1,752) = 559,065 kgm

 Beban hidup dan kejut


Pembebanan berdasarkan PPPJJR 1987
Beban D
Untuk L = 19m < 30m maka q = 2,2 t/m = 2200 kg/m

Perhitungan momen
Beban merata = q’ = (q/2,75).a.s’
Dengan a = 1 , bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungkan
s’ = (1,75x1)/2 = 0,875
q’ = (2,2/2,75)x1x0,875 = 0,7 t/m = 700 kg/m

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan:


 Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan > 5,5 m, beban “D”
sepenuhnya dibebankan pada jalur 5,5m, sedang lebar selebihnya
dibebani hanya separuh beban “D” (50%)
q’ = 50% x (700) = 350 kg/m
 Untuk perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup pada
trotoar, diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoar
q = 60% x (1 x 500) = 300 kg/m
Beban hidup terbagi merata pada gelagar tepi = 350 + 300 = 650 kg/m
Beban garis “P”
P = 12 ton
P’= (P/2,75).a.s’.k
20 20
K =(1 + 50+L) = 1 + 50+38 = 1,227
P’ = (12/2,75)x1x0,875x1,227 = 4,685 T = 4685 kg
P’ = 50% x 4685 = 2342,5 kg

1 1 1 1
MII = 8 𝑞𝐿2 + 4 𝑃𝐿 = 8 (650)(1,75)2 + 4 (2342,5)(1,75)
= 1273,67 kgm
 Beban Gempa
Ec = 4700√f ′ c = 4700√25 = 23500 MPa
Wt = Qd x L = 1460,415 x 1,75 = 2555,73 kg = 25557,3 N
48 𝑥 𝐸𝑐 𝑥 𝐼 48 𝑥 23500 𝑥 (1⁄12𝑥 500 𝑥 7503 )
Kekuatan Lentur (Kp) = =
𝐿3 380003
= 361,35 N/mm
𝑊𝑡 25557,3
Waktu Getar (T) = 2𝜋√𝑔 𝐾𝑝 = 2𝜋√9810𝑥361,35 = 0,534 𝑑𝑡
Kondisi tanah dasar termasuk tanah keras
Lokasi wilayah gempa adalah wilayah 5

64
Berdasarkan grafik hubungan C dan T untuk wilayah gempa 5 maka diperoleh
nilai C = 0,35/0,534 = 0,655
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus
S = 1,0 x F
Dengan F = 1,25 – 0,025n
= 1,25 – 0,025(1)
= 1,225
S = 1,0 x 1,225 = 1,225
Kh = C.S
= 0,655x1,225
= 0,802
MIII = Kh x MD = 0,802 x 559,065 = 448,37 kgm
Kombinasi pembebanan
Mtot = 559,065+1273,67+448,37=2281,105kgm

Penulangan Gelagar Melintang (Diafragma)


Mu = 2281,105kgm
Mn = Mu/Ø = 2281,105/0,8 = 2851,38 kgm = 28513800 Nmm
1,4 1,4
ρmin = = 400 = 0,0035
𝑓𝑦

0,85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽1 600
ρb = 𝑥 600+𝑓𝑦
𝑓𝑦

0,85𝑥25𝑥0,85 600
= 𝑥 600+400
400

= 0,02709
ρmax = 0,75 ρb = 0,75(0,02709) = 0,02032
d = h – ds – ½ Ø
= 750 – 40 – ½ (22)
= 649 mm
𝑀𝑛 28513800
Rn = 𝑏𝑑2 = 500𝑥6492 = 0,135 𝑁⁄𝑚𝑚2
𝑓𝑦 400
m = 0,85 𝑓′𝑐 = 0,85𝑥25 = 18,824

1 2𝑚 𝑅𝑛
ρ = 𝑚 (1 − √1 − )
𝑓𝑦

1 2(18,824)(0,135)
= 18,824 (1 − √1 − )
400

65
= 0,00034
Karena nilai ρ lebih kecil dari ρmin maka digunakan ρ=0,0035
Asp = ρbd
= 0,0035x500x649
= 1135,75 mm2
Dipakai tulangan diameter 22 (As = 379,94 mm2)
𝐴𝑠𝑝 1135,75
Jumlah tulangan (n) = = = 2,99 ≈ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 4
𝐴𝑠 379,94

Kontrol penampang
𝐴𝑠 𝑓𝑦 379,94 𝑥 400
a = 0,85 𝑓′𝑐 𝑏 = = 14,304 𝑚𝑚
0,85 𝑥 25 𝑥 500

Mn = 0,85 f’c b a (d-a/2)


= 0,85x25x500x14,304x(649-(14,304/2))
= 97548059,04 Nmm
Mr = Ø Mn = 0,80 x 97548059,04 =78038447,23 Nmm
Mr > Mu
78038447,23 Nmm > 22811050 Nmm ......(OK!)
Jadi, dipakai tulangan 4Ø22
Tulangan Geser
Direncanakan tulangan Ø10
Gaya geser beton
1
Vn.c = 6 √𝑓 ′ 𝑐𝑏 𝑑
1
= 6 √25 (250)(649)

= 135208,33 N
Vr.c = 0,8 Vn.c = 0,8 x 135208,33 = 108166,67 N
Vu = ½ qL + P
= ½ (1460,415)(1,75) + 2342,5
= 3620,363 kg
= 36203,63 N
66
½ Vr.c = ½ (108166,67) = 54083,335 N
Karena Vu lebih kecil dari ½ Vr.c maka tidak diperlukan tulangan geser.

Perhitungan Gelagar Memanjang

Beban segitiga diubah menjadi beban merat ekivalen


Q1 = Q2 = ½ (0,875)(0,875) = 0,383
Q3 = 0,875x0,625 = 0,547
∑𝑄 0,383+0,383+0,547
RA = = = 0,6565
2 2

Mmax1 = Mmax2
Mmax1 = RA(1,1875) - Q1 (1,1875-(2/3 (0,875))) - ½ q (1,1875-0,875)2
= 0,6565(1,1875) – 0,383 (0,604) - ½ 0,875(0,3125)2
= 0,506
Mmax1 = Mmax2
0,506 = 1/8 qeq 2,3752
qeq = 0,718
Pembebanan
 Beban Mati
Berat gelagar memanjang = 2500x0,8x1,50 = 3000 kg/m
Berat pelat lantai = 2500x0,2x1,75 = 875 kg/m
Berat air hujan = 1000x0,05x1,75 = 87,5 kg/m
Berat lapisan perkerasan = 2200x0,05x1,75 = 192,5 kg/m
q = qD x qeq = (3000+875+87,5+192,5)x0,718 = 2983,29 kg/m

MI = 1/8 q L2 = 1/8 (2983,29)(2,3752) = 2103,453 kgm

 Beban hidup dan kejut


67
Pembebanan berdasarkan PPPJJR 1987
Beban D
Untuk L = 19m < 30m maka q = 2,2 t/m = 2200 kg/m

Perhitungan momen
Beban merata = q’ = (q/2,75).a.s’
Dengan a = 1 , bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungkan
s’ = (1,75x1)/2 = 0,875
q’ = (2,2/2,75)x1x0,875 = 0,7 t/m = 700 kg/m

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan:


 Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan > 5,5 m, beban “D”
sepenuhnya dibebankan pada jalur 5,5m, sedang lebar selebihnya
dibebani hanya separuh beban “D” (50%)
q’ = 50% x (700) = 350 kg/m
 Untuk perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup pada
trotoar, diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoar
q = 60% x (1 x 500) = 300 kg/m
Beban hidup terbagi merata pada gelagar tepi = 350 + 300 = 650 kg/m
Beban garis “P”
P = 12 ton
P’= (P/2,75).a.s’.k
20 20
K =(1 + 50+L) = 1 + 50+38 = 1,227
P’ = (12/2,75)x1x0,875x1,227 = 4,685 T = 4685 kg
P’ = 50% x 4685 = 2342,5 kg

1 1 1 1
MII = 8 𝑞𝐿2 + 4 𝑃𝐿 = 8 (650)(2,375)2 + 4 (2342,5)(2,375)
= 1849,16 kgm
 Beban Gempa
Ec = 4700√f ′ c = 4700√25 = 23500 MPa
Wt = Qd x L = 1460,415 x 2,375 = 3468,486 kg = 34684,86 N
48 𝑥 𝐸𝑐 𝑥 𝐼 48 𝑥 23500 𝑥 (1⁄12𝑥 800 𝑥 15003 )
Kekuatan Lentur (Kp) = =
𝐿3 380003
= 4625,31 N/mm
𝑊𝑡 34684,86
Waktu Getar (T) = 2𝜋√𝑔 𝐾𝑝 = 2𝜋√9810𝑥4625,31 = 0,174 𝑑𝑡
Kondisi tanah dasar termasuk tanah keras
Lokasi wilayah gempa adalah wilayah 5
Berdasarkan grafik hubungan C dan T untuk wilayah gempa 5 maka diperoleh
nilai C = 0,35/0,534 = 0,655
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus
S = 1,0 x F
Dengan F = 1,25 – 0,025n

68
= 1,25 – 0,025(1)
= 1,225
S = 1,0 x 1,225 = 1,225
Kh = C.S
= 0,655x1,225
= 0,802
MIII = Kh x MD = 0,802 x 2103,453 = 1686,97 kgm
Kombinasi pembebanan
Mtot =2103,453 +1849,16 +1686,97=5639,583kgm

Penulangan Gelagar Memanjang


Mu = 5639,583kgm
Mn = Mu/Ø = 5639,583/0,8 = 7049,47875 kgm = 70494787,5 Nmm
1,4 1,4
ρmin = = 400 = 0,0035
𝑓𝑦

0,85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽1 600
ρb = 𝑥 600+𝑓𝑦
𝑓𝑦

0,85𝑥25𝑥0,85 600
= 𝑥 600+400
400

= 0,02709
ρmax = 0,75 ρb = 0,75(0,02709) = 0,02032
d = h – ds – ½ Ø
= 1500 – 40 – ½ (22)
= 1449 mm
𝑀𝑛 70494787,5
Rn = 𝑏𝑑2 = = 0,042 𝑁⁄𝑚𝑚2
800𝑥14492
𝑓𝑦 400
m = 0,85 𝑓′𝑐 = 0,85𝑥25 = 18,824

1 2𝑚 𝑅𝑛
ρ = 𝑚 (1 − √1 − )
𝑓𝑦

1 2(18,824)(0,042)
= 18,824 (1 − √1 − )
400

= 0,00011
Karena nilai ρ lebih kecil dari ρmin maka digunakan ρ=0,0035
Asp = ρbd
= 0,0035x800x1449
= 4057,2 mm2
69
Dipakai tulangan diameter 22 (As = 379,94 mm2)
𝐴𝑠𝑝 4057,2
Jumlah tulangan (n) = = 379,94 = 10,68 ≈ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 11
𝐴𝑠

Kontrol penampang
𝐴𝑠 𝑓𝑦 379,94 𝑥 400
a = 0,85 𝑓′𝑐 𝑏 = = 8,94 𝑚𝑚
0,85 𝑥 25 𝑥 800

Mn = 0,85 f’c b a (d-a/2)


= 0,85x25x800x8,94x(1449-(8,94/2))
= 219573864,9 Nmm
Mr = Ø Mn = 0,80 x 219573864,9 = 175659091,9Nmm
Mr > Mu
175659091,9Nmm > 56395830 Nmm ......(OK!)
Jadi, dipakai tulangan 11Ø22
Tulangan Geser
Direncanakan tulangan Ø10
Gaya geser beton
1
Vn.c = √𝑓 ′ 𝑐𝑏 𝑑
6
1
= 6 √25 (800)(1449)

= 966000 N
Vr.c = 0,8 Vn.c = 0,8 x 966000= 772800 N
Vu = ½ qL + P
= ½ (2983,29)(2,375) + 2342,5
= 5885,157 kg
= 58851,57 N
½ Vr.c = ½ (772800) = 386400N
Karena Vu lebih kecil dari ½ Vr.c maka tidak diperlukan tulangan geser.

70
3.5 Perhitungan Pembebanan Bangunan Bawah
A. Data Struktur Atas

No Uraian Dimensi Notasi Ukuran Satuan


1 panjang bentang jembatan L 38 M
2 lebar jalan(jaur lalu lintas) b1 7 M
3 lebar trotoar b2 1 M
4 lebar total jembatan b1+(2*b2) 9 M
5 jarak antar girder S 1,75 M
6 Dimensi girder
a.lebar girder B 0,8 M
b.tinggi girder H 1,5 M
7 tebal slab lantai jembatan Ts 0,2 M
8 tebal lapisan aspal + overlay Ta 0,05 M
9 tinggi genangan hujan Th 0,05 M
10. tinggi trotoar Tt 0,30 M

71
B.Bahan Struktur

No Specific Grafity Notasi Berat Satuan


1 Berat beton Bertulang Wc 2,5 t/m3
2 Berat Aspal Wa 2,2 t/m3
3 Berat Jenis Air Hujan Th 1,00 t/m3

B. Data Struktur Bawah (Abutmen)

No. B (m) H(m)


1. 0,30 0,80
2. 0,50 0,80
3. 0,70 1,20
4. 0,70 1,20
5. 1,00 7,50
6. 2,00 0,60
7. 3,00 0,60
8. 6,00 0,70
9. 2,75 0,80
10. 2,55 2,00
11. 2,55 1,200
12. 0,70 1,20
13. 3,25 3,55
14. 1,25 1,75
15. 2,00 1,15
16. 2,00 0,60

72
Analisis Beban Kerja
1. Berat Sendiri (MS)
1.1 Berat Sendiri Struktur Atas

No. Beban L (m) B (m) H (m) V (m3) BJ (t/m3) n W (ton)


1. Pelat Lantai 38 9 0,2 68,4 2,5 1 171
2. Gelagar Induk 38 0,8 1,5 45,6 2,5 5 570
3. Diafragma 7 0,5 0,75 2,625 2,5 15 98,4375
4. Trotoar 38 1 0,25 9,5 2,5 2 47,5
5. Pipa Sandaran 38 0,00508 4 0,77216
Dinding
6. Saluran 38 0,25 0,5 4,75 2,5 2 190
7. Elastomer 0,2944
Jumlah 1078,004

1078,004
Wba = = 269,501 ton = 2695,01 kN
4
Lengan momen terhadap titik O = -0,5 m
Momen terhadap titik O = -1347,505kNm

1.2 Berat Sendiri Struktur Bawah

73
No. Parameter Berat Bagian BJ W Lengan Momen thd. O
B h Shape
Abutmen
1. 0,300 0,800 1,000 25,000 6,000 -1,350 -8,100
2. 0,500 0,800 1,000 25,000 10,000 -1,450 -14,500
3. 0,700 1,200 1,000 25,000 21,000 -1,350 -28,350
4. 0,700 1,200 0,500 25,000 10,500 -3,333 -35,000
5. 1,000 7,500 1,000 25,000 187,500 -0,500 -93,750
6. 2,000 0,600 0,500 25,000 15,000 -1,667 -25,000
7. 3,000 0,600 0,500 25,000 22,500 1,000 22,500
8. 6,000 0,700 1,000 25,000 105,000 0,000 0,000
Wing Wall
9. 2,750 0,800 1,000 25,000 55,000 -2,875 -158,125
10. 2,550 2,000 1,000 25,000 127,500 -2,975 -379,313
11. 2,550 1,200 1,000 25,000 76,500 -2,479 -189,644
12. 0,700 1,200 0,500 25,000 10,500 -1,467 -15,400
13. 3,250 3,550 1,000 25,000 288,438 -2,625 -757,148
14. 1,250 1,750 0,500 25,000 27,344 -3,625 -99,121
15. 2,000 1,150 1,000 25,000 57,500 -2,000 -115,000
16. 2,000 0,600 0,500 25,000 15,000 -2,333 -35,000
Tanah
17. 1,500 0,800 1,000 18,000 21,600 -2,250 -48,600
18. 1,300 2,000 1,000 18,000 46,800 -2,350 -109,980
19. 0,700 1,200 0,500 18,000 7,560 -1,467 -11,088
20. 0,700 4,700 1,000 18,000 59,220 -1,350 -79,947

74
21. 1,300 5,900 1,000 18,000 138,060 -2,350 -324,441
22. 2,000 0,600 0,500 18,000 10,800 -2,333 -25,200
PMS = 1319,321 MMS = -2530,207

Berat total akibat beban sendiri


PMS = 2695,01 + 1319,321 = 4014,331 kN
MMS = -1347,505 + -2530,207 = -3877,712 kNm
2. Beban Mati Tambahan (MA)

No. Beban L (m) B (m) H (m) V (m3) BJ (t/m3) n W (ton)


1. Lap. Perkerasan 38 7 0,05 13,3 2,2 1 29,26
2. Air Hujan 38 9 0,05 17,1 1 1 17,1
3. Instalasi ME 38 0,10 2 7,6
Jumlah 53,96

Beban pada abutmen, PMA = 53,96/4 = 13,49 ton = 134,9 kN


Momen terhadap titik O = 134,9*-0,5 = -67,45kNm

3. Tekanan Tanah

75
Pada bagian tanah di belakang dinding abutmen yang dibebani lalu lintas, harus
diperhatikan adanya beban tambahan yang setara dengan tanah setebal 0,60m yang
berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada bagian tersebut.
Φ’ = 14,294°
Ka = tan2(45°- (Φ’/2)) = 0,6041
TTA1 = (0,60*ws)*H*Ka*By = 0,60*18,0*10*0,6041*10 = 652,428kN
MTA1 = 652,428*(10/2) =3262,14 kNm
TTA1 = ½ *H2*ws*Ka*By = ½ *102*18,00*0,6041*10 = 543,69 kN
MTA1 = 5436,9 *(10/3) =1812,3 kNm
Total TTA = 1196,058 kN
Total MTA = 5074,44 kNm
4. Beban Lajur “D” (TD)
Beban kendaraan yag berupa beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi merata dan
beban garis. Beban terbagi merata mempunyai intensitas q (kPa) yang besarya
tergantung pada panjang L yang dibebani lalu-lintas dinyatkan sebagai berikut:
q = 8,0 kPa untuk L ≤ 30m
q = 8,0*(0,5+ 15/L) kPa untuk L ≥ 30m
untuk L = 38m, maka
q = 8,0*(0,5 + 15/38) = 7,158 kPa
P = 44,0 kN/m
Faktor beban dinamis (DLA) diambil sebagai berikut:
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50m
DLA = 0,4 – 0,0025*(L-50) untuk 50< L < 90m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 90m

Untuk L = 38m maka DLA = 0,4


Beban lajur “D” :
76
WTD = q*L*(5,5+(b/2))+p*DLA*(5,5+(b/2))
= 7,158*38*(5,5+(1,5/2))+44*0,4*(5,5+(1,5/2))
= 1810,025 kN
Beban pada abutmen akibat beban lajur “D”
PTD = 1810,025/4 = 452,506 kN
Momen terhadap titik O = 452,506*-0,5 = -226,253kNm

5. Beban Pedestrian (TP)


Untuk A ≤ 10m2 q=5 kPa
2 2
Untuk 10m < A ≤ 100m q = 5 – 0,033*(A - 10) kPa
2
Untuk A > 100 m q=2 kPa
Luas bidang trotoar yang didukung abutmen :
A = b2*L/2*n = 1*15/2*2 = 15m2
Beban merata pada pedestrian :
q = 5 – 0,033*(15 - 10) = 4,835 kPa
Beban pada abutmen akibat pejalan kaki :
PTP = A*q = 15*4,835 = 72,53 kN
Momen terhadap titik A :
MTP = 72,53*-0,5 = -36,265 kNm

77
6. Gaya Rem (TB)
Gaya Rem, TTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80m
Gaya Rem, TTB = 250 + 2,5*(Lt-80) kN untuk 80< Lt < 180m
Gaya Rem, TTB = 500 kN untuk Lt > 180m
Untuk L = 38m, TTB = 250 kN
Momen terhadap titik O = 250*10 = 2500kNm
Lengan terhadap Breast Wall = 10 – 1,3 = 8,7m
Momen pada Breast Wall = 250*8,7 = 2175 kNm

7. Pengaruh Temperatur (ET)


Temperatur maksimum rata-rata (Tmax) = 40°C
Temperatur minimum rata-rata (Tmin) = 15°C
Perbedaan Temperatur ΔT = (Tmax-Tmin)/2 = (40-15)/2 =12,5°C
Koef. muai panjang untuk beton (a) = 1x10-5/°C
Kekakuan geser untuk tumpuan berupa elastomeric (k) = 1500kN/m
Jumlah tumpuan elastomeric (n) = 5 buah

Gaya pada abutmen akibat pengaruh temperatur :


TET = a*ΔT*k*L/2*n = 1x10-5*12,5*1500*38/2*5 = 17,8125 kN
Momen terhadap titik O = 17,8125*8,2 = 146,0625 kNm
Momen terhadap Breast Wall = 17,8125*6,9 = 122,906 kNm

78
8. Beban Angin (EW)
8.1 Angin yang Meniup Bidang Samping Jembatan
Cw = 1,25
Vw = 35,00 m/det
ha = 2,75 m
Luas bidang samping jembatan (Ab) = L/2*ha = 38/2 * 2,75 = 52,25m2
Beban angin pada abutmen :
TEW1 = 0,0006*Cw*(Vw) 2*Ab = 0,0006*1,25*352*52,25 = 48,005kN
Momen terhadap titik O (MEW1) = 48,005*(8,30+2,75/2) = 464,448kNm
Momen terhadap Breast Wall (M’EW1) = 48,005*(9,675-1,3) = 402,042kNm

8.2 Angin yang Meniup Kendaraan


Cw = 1,20
TEW2 = 0,0012*Cw*(Vw) 2*(L/2) = 0,0012*1,20*352*(38/2) = 33,516 kN
Momen terhadap titik O (MEW2) = 33,516*10,05 = 336,836 kNm
Momen terhadap Breast Wall (M’EW2)= 33,516*8,75 = 293,265 kNm
79
Total :
TEW = 48,005 + 33,516 = 81,52kN
MEW = 464,448 + 336,836 = 801,284kNm
M’EW = 402,042 + 293,265 = 695,307kNm

8.3 Transfer Beban Angin ke Lantai Jembatan


Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0,0012*Cw*( Vw) 2=0,0012*1,20*352=1,764kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan
tinggi 2,00m di atas lantai jembatan, h = 2,00m
Jarak antara roda kendaraan (x) = 1,75m
Gaya pada abutmen, PEW = 2*[ (½ h)/x * TEW]*L/2
= 2*[ (½ *2)/1,75 * 1,764]*38/2
= 38,304kN
Momen terhadap titik O, MEW = 38,304*-0,5 = -19,152kNm

9. Beban Gempa
9.1 Beban Gempa Arah Memanjang Jembatan (Arah X)
Tinggi Breast Wall, Lb = 7,10m
Ukuran Penampang Breast Wall, b = By = 10,00m
h = 1,00m
Inersia penampang Breast Wall, Ic =(1/12)*b*h3=(1/12)*10*13=0,83333m4
Mutu Beton K-250, f’c = 0,83*K/10 = 0,83*250/10 = 20,75 MPa
Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700√f ′ c = 4700√20,75 = 21.409,52MPa
Ec = 21.409.519Kpa
Nilai Kekakuan, Kp = 3*Ec*Ic/Lb3 = 3* 21.409.519*0,83333/7,103
= 149544,94kN/m
Berat sendiri struktur atas, PMS (str atas) = 4092,597 kN
Berat sendiri struktur bawah, PMS (str bawah) = 1281,697 kN
Berat total struktur, WTP = PMS(str atas) + ½ PMS(str bawah)
= 4092,597 + ½ (1281,697)

80
= 4733,4455kN
WTP 4733,4455
Waktu Getar Alami Struktur, Tp = 2π√g∗KP = 2π√9,81∗149544,94 = 0,357dt
Kondisi tanah dasar termasuk = sedang (medium)
Lokasi Wilayah Gempa = Zone 3
Koefisien geser dasar, C = 0,18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang, maka faktor
jenis struktur
S = 1,0*F dengan, F = 1,25 – 0,025*n dan F harus diambil ≥ 1
Untuk n=1, maka F = 1,25 – 0,025*1 = 1,2250
S = 1,0*1,2250 = 1,2250
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0,18*1,2250 = 0,2205
Untuk jembatan yang memuat >2000kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya
utama atau arteri, dan jembatan dimana terdapat route alternatif, maka diambil
faktor kepentingan, I = 1,00
Gaya gempa, TEQ = Kh*I*Wt = 0,2205*Wt

Distribusi Beban Gempa pada Abutmen

81
No. W TEQ Y MEQ
(Kn) (Kn) (m) (kNm)
Struktur Atas
PMS 2695,010 594,250 10,000 5942,5
PMA 134,900 29,745 10,000 297,455
Abutmen
1. 6,000 1,323 9,600 12,7008
2. 10,000 2,205 8,800 19,404
3. 21,000 4,631 7,800 36,1179
4. 10,500 2,315 6,800 15,7437
5. 187,500 41,344 4,450 183,98
6. 15,000 3,308 0,900 2,97675
7. 22,500 4,961 0,900 4,46513
8. 105,000 23,153 0,350 8,10338
Wing Wall
9. 55,000 12,128 9,600 116,424
Letak 10. 127,500 28,114 8,200 230,533 titik tangkap gaya
horisontal gempa, 11. 76,500 16,868 6,600 111,33
12. 10,500 2,315 6,400 14,8176
yEQ =
13. 288,438 63,600 4,225 268,712
MEQ/TEQ = 7624,6/914,9055
= 8,333m 14. 27,344 6,029 1,867 11,2547
15. 57,500 12,679 1,875 23,7727
9.2 Beban 16. 15,000 3,308 1,100 3,63825 Gempa Arah
Tanah Melintang
Jembatan (Arah
17. 21,600 4,763 9,600 45,7229
Y)
18. 46,800 10,319 8,200 84,6191
Inersia
19. 7,560 1,667 6,400 10,6687 penampang
Breast 20. 59,220 13,058 3,650 47,6617 Wall, Ic
21. 138,060 30,442 4,250 129,379
22. 10,800 2,381 1,100 2,61954
TEQ = 914,9055 MEQ = 7624,6
3 3 4
=(1/12)*h*b =(1/12)*1*10 =83,3333m
Nilai Kekakuan, Kp = 3*Ec*Ic/Lb3 = 3*21.409.519*83,3333/7,103
= 14954493,18kN/m
WTP 4733,4455
Waktu Getar Alami Struktur, Tp = 2π√g∗KP = 2π√9,81∗14954493,18 = 0,0357dt
Koefisien geser dasar, C = 0,18
Faktor tipe struktur, S = 1,0*1,2250 = 1,2250
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0,18*1,2250 = 0,2205
Faktor kepentingan, I =1,00
Gaya gempa, TEQ = Kh*I*Wt = 0,2205*Wt
Berat sendiri (str atas+str bawah), PMS = 4014,331 kN
Beban mati tambahan, PMA = 134,90kN
82
Beban mati total, Wt = 4014,311 + 134,90= 4149,211kN
Beban gempa arah melintang jembatan, TEQ = 0,2205*4149,211 = 914,9055kN
Momen terhadap titik O = 914,9055*8,333 = 7642,6kNm
9.3 Tekanan Tanah Dinamis Akibat Gempa
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah dinamis dihitung dengan
menggunakan koefisien tekanan tanah dinamis (ΔKaG) sebagai berikut:
θ = tan-1(Kh) = tan-1(0,2205) = 0,2170 rad = 12,433°
cos2(Φ’- θ) = cos2(14,294-12,433) = 0,9989
sin Φ’∗sin(Φ’−θ)
cos2 θ*(1+√ ) = 1,039
cos 𝜃
KaG = 0,9989/1,039 = 0,96048
ΔKaG = KaG – Ka = 0,96048 – 0,6041 = 0,35638
Gaya gempa lateral, TEQ = ½ *H2*ws* ΔKaG*By
= ½ *102*18*0,35638*10
= 3207,42kN
Momen akibat gempa, MEQ = 3207,42*(2/3 * 10) = 213828kNm

10. Gesekan pada perletakan


Reaksi abutmen akibat beban tetap, PT = PMS+PMA = 4111,607kN
Koefisien gesek pada tumpuan yang berupa elastomer, μ = 0,18
Gaya gesek pada perletakan, TFB = 0,18*4111,607 = 740,089Kn

83
Momen terhadap titik O, MFB = 740,089*8,2 = 6068,73kNm
Momen terhadap Breast Wall, M’FB = 740,089*6,9 = 5106,614kNm

11. Kombinasi Beban Kerja

Rekap Beban Kerja Arah Vertikal Horisontal Momen

No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My

A. Aksi Tetap
1Berat Sendiri MS 4014,331 -3877,712
2B. Mati Tambahan MA 134,9 -67,45
3Tekanan Tanah TA 1196,058 5074,44
B. Beban Lalu-Lintas
4Beban Lajur "D" TD 452,506 -226,253
5Beban Pedestrian TP 72,53 -36,265
6Gaya Rem TB 250 2500
C. Aksi Lingkungan
7Temperatur ET 17,8125 146,0625
8Beban Angin EW 38,304 81,52 -19,152 801,284
9Beban Gempa EQ 914,905 914,905 7624,5966 7624,5966
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ 3207,42 2138,28
D. Aksi Lainnya
11 Gesekan FB 740,089 6068,73

Kombinasi I Arah Vertikal Horisontal Momen


No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My
1 Berat Sendiri MS 4014,331 0,000 0,000 -3877,712 0,000
84
2 B. Mati Tambahan MA 134,900 0,000 0,000 -67,450 0,000
3 Tekanan Tanah TA 0,000 1196,058 0,000 5074,440 0,000
4 Beban Lajur "D" TD 452,506 0,000 0,000 -226,253 0,000
5 Beban Pedestrian TP 72,530 0,000 0,000 -36,265 0,000
6 Gaya Rem TB
7 Temperatur ET
8 Beban Angin EW
9 Beban Gempa EQ
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ
11 Gesekan FB
4674,267 1196,058 0 866,7604 0

Kombinasi II Arah Vertikal Horisontal Momen

No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My

1 Berat Sendiri MS 4014,331 0,000 0,000 -3877,712 0,000


2 B. Mati Tambahan MA 134,900 0,000 0,000 -67,450 0,000
3 Tekanan Tanah TA 0,000 1196,058 0,000 5074,440 0,000
4 Beban Lajur "D" TD 452,506 0,000 0,000 -226,253 0,000
5 Beban Pedestrian TP 72,530 0,000 0,000 -36,265 0,000
6 Gaya Rem TB 0,000 250,000 0,000 2500,000 0,000
7 Temperatur ET
8 Beban Angin EW 38,304 0 81,52 -19,152 801,284
9 Beban Gempa EQ
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ
11 Gesekan FB
4712,571 1446,058 81,52 3347,6084 801,284

Kombinasi III Arah Vertikal Horisontal Momen

No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My

1 Berat Sendiri MS 4014,331 0,000 0,000 -3877,712 0,000


2 B. Mati Tambahan MA 134,900 0,000 0,000 -67,450 0,000
3 Tekanan Tanah TA 0,000 1196,058 0,000 5074,440 0,000
4 Beban Lajur "D" TD 452,506 0,000 0,000 -226,253 0,000
5 Beban Pedestrian TP 72,530 0,000 0,000 -36,265 0,000
6 Gaya Rem TB 0,000 250,000 0,000 2500,000 0,000
7 Temperatur ET
8 Beban Angin EW 38,304 0 81,52 -19,152 801,284
9 Beban Gempa EQ
85
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ
11 Gesekan FB 0 740,089 0 6068,73 0
4712,571 2186,147 81,52 9416,3384 801,284

Kombinasi IV Arah Vertikal Horisontal Momen

No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My

1 Berat Sendiri MS 4014,331 0,000 0,000 -3877,712 0,000


2 B. Mati Tambahan MA 134,900 0,000 0,000 -67,450 0,000
3 Tekanan Tanah TA 0,000 1196,058 0,000 5074,440 0,000
4 Beban Lajur "D" TD 452,506 0,000 0,000 -226,253 0,000
5 Beban Pedestrian TP 72,530 0,000 0,000 -36,265 0,000
6 Gaya Rem TB 0,000 250,000 0,000 2500,000 0,000
7 Temperatur ET 0,000 17,813 0,000 146,063 0,000
8 Beban Angin EW 38,304 0,000 81,520 -19,152 801,284
9 Beban Gempa EQ
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ
11 Gesekan FB 0 740,089 0 6068,73 0
4712,571 2203,96 81,52 9562,4009 801,284

Kombinasi V Arah Vertikal Horisontal Momen

No. Aksi / Beban Kode P Tx Ty Mx My

1 Berat Sendiri MS 4014,331 0,000 0,000 -3877,712 0,000


2 B. Mati Tambahan MA 134,900 0,000 0,000 -67,450 0,000
3 Tekanan Tanah TA
4 Beban Lajur "D" TD
5 Beban Pedestrian TP
6 Gaya Rem TB
7 Temperatur ET
8 Beban Angin EW
9 Beban Gempa EQ 0 914,9055 914,9055 7624,5966 7624,5966
Tek. Tanah
10 Dinamis EQ 0 3207,42 0 2138,28 0
11 Gesekan FB
4149,231 4122,325 914,9055 5817,715 7624,5966

86
No. Kombinasi Beban k (%) P Tx Ty Mx My
1. Kombinasi I 0 4674,267 1196,058 0 866,7604 0
2. Kombinasi II 25 4712,571 1446,058 81,52 3347,6084 801,284
3. Kombinasi III 40 4712,571 2186,147 81,52 9416,3384 801,284
4. Kombinasi IV 40 4712,571 2203,96 81,52 9562,4009 801,284
5. Kombinasi V 50 4149,231 4122,325 914,9055 5817,715 7624,5966

3.6 Kontrol Stabilitas


3.6.1 Stabilitas Guling
Stabilitas guling arah X
Momen penahan guling:
Mpx = P*(Bx/2)*(1+k)
Angka aman terhadap guling:
SF = MPx/Mx ≥ 2,0 (untukkeadaan normal); ≥ 1,2 (untuk keadaan gempa)
Kombinasi
No. Beban k (%) P Mx Mpx SF Ket.
> 2,0
1. Kombinasi I 0 4674,267 866,7604 14022,8 16,178407 OK!
> 2,0
2. Kombinasi II 25 4712,571 3347,608 17672,14 5,2790353 OK!
> 2,0
3. Kombinasi III 40 4712,571 9416,338 19792,8 2,1019635 OK!
> 2,0
4. Kombinasi IV 40 4712,571 9562,401 19792,8 2,0698567 OK!
>1,2
5. Kombinasi V 50 4149,231 5817,715 18671,54 3,2094286 OK!

Stabilitas guling arah Y


Momen penahan guling:
Mpx = P*(By/2)*(1+k)
Angka aman terhadap guling:
87
SF = MPy/My ≥ 2,0 (untukkeadaan normal); ≥ 1,2 (untuk keadaan gempa)
Kombinasi
No. Beban k (%) P My Mpy SF Ket.
1. Kombinasi I 0 4674,267 0 23371,34
> 2,0
2. Kombinasi II 25 4712,571 801,284 29453,57 36,757968 OK!
> 2,0
3. Kombinasi III 40 4712,571 801,284 32988 41,168924 OK!
> 2,0
4. Kombinasi IV 40 4712,571 801,284 32988 41,168924 OK!
>1,2
5. Kombinasi V 50 4149,231 7624,597 31119,24 4,0814271 OK!

3.6.2 Stabilitas Geser


Stabilitas geser arah X
Parameter tanah dasar pile cap:
Φ = 35°
C = 30 kPa
Ukuran dasar pile cap :
Bx = 6,00 m
By = 10,00m

Gaya penahan geser :


H = (C*Bx*By+P*tan Φ)*(1+k) 1,5 (untukkeadaan normal); ≥ 1,05 (untuk
keadaan gempa)
Kombinasi
No. Beban k (%) P Tx H SF Ket.
> 1,5
1. Kombinasi I 0 4674,267 1196,058 4772,957 3,9905734 OK!
> 1,5
2. Kombinasi II 25 4712,571 1446,058 5999,723 4,1490193 OK!
> 1,5
3. Kombinasi III 40 4712,571 2186,147 6719,689 3,0737591 OK!
> 1,5
4. Kombinasi IV 40 4712,571 2203,96 6719,689 3,0489168 OK!
> 1,05
5. Kombinasi V 50 4149,231 4122,325 6607,985 1,602975 OK!

Stabilitas geser arah Y


Parameter tanah dasar pile cap:
Φ = 35°
C = 30 kPa
Ukuran dasar pile cap :
Bx = 6,00 m
88
By = 10,00m
Gaya penahan geser :
H = (C*Bx*By+P*tan Φ)*(1+k) 1,5 (untukkeadaan normal); ≥ 1,05 (untuk
keadaan gempa)
Kombinasi
No. Beban k (%) P Ty H SF Ket.
1. Kombinasi I 0 4674,267 0 4772,957
> 1,5
2. Kombinasi II 25 4712,571 81,52 5999,723 73,598166 OK!
> 1,5
3. Kombinasi III 40 4712,571 81,52 6719,689 82,429946 OK!
> 1,5
4. Kombinasi IV 40 4712,571 81,52 6719,689 82,429946 OK!
> 1,05
5. Kombinasi V 50 4149,231 914,9055 6607,985 7,2225872 OK!

3.7 PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

Analisa daya dukung sumuran dilakukan dengan mengasumsikan plat poer ikut
menerima beban dari konstruksi diatasnya
Diketahuinya :
Nilai kohesi tanah (c) = 3,0 t/m2
Berat isi tanah (ϒ) = 1,8 t/m3

Sudut geser tanah (Ø) = 35 ⁰

= Ø’ = 0,320 rad = 18,349o


Kedalaman Plat (Df) = 10 m
Lebar Pondasi (B) =6m
Panjang pondasi (L) = 10 m
Beban terbagi merata g = Df x ϒ = 18 t/m2
Dengan nilai Ø = 18,349o didapat dari table koefisien daya dukung :

Ø’ =20⁰ Nc’ = 7,9 Nq = 2,0 Nϒ = 3,9

Ø’ = 24⁰ Nc’ = ? Nq =? Nϒ = ?

89
Ø’ = 25⁰ Nc’ = 9,9 Nq =3,3 Nϒ = 5,6

Dengan Cara Interpolasi diperoleh :


9,9−7,9
Nc = 7,9 + ( 25−20 ) 𝑥 (24 − 20) = 9,4

3,3−2,0
Nq= 2 + ( ) 𝑥 (24 − 20) = 3,09
25−2

5,6−3,9
Nϒ = 3,9 + ( 25−20 ) 𝑥 (24 − 20) = 5,26

Factor bentuk pondasi

𝐵
𝛼 = 1 − (0,3 ( ))
𝐿

=1-(0,3(6/10)
=0,82
𝐵
𝛽 = 0,5 − (0,1 . ( ))
𝐿
6
= 0,5 − (0,1 . (10))

= 0,44

 Daya dukung ultimat (ql)


qu = (𝛼. 𝑐. 𝑁𝑐) + (𝛽. 𝛾. 𝐵. 𝑁𝛾) + (𝛾. 𝐷𝑓. 𝑁𝑞)
=(0,82.3,0.9,4) + (0,44.1,8.6.5,25) + (1,8.10.3,09)
=103,692 t/m2
Daya dukung ijin (qa)
𝑞𝑢
Qa = 𝑆𝐹
103,692
= 5
= 20,738 t/m2

 Perhitungan daya dukung pondasi sumuran


 Daya dukung ujung dirumuskan
Qb = 𝐴ℎ × 𝑞𝑐
Ket :
Qb = daya dukung ujung (kg)
𝐴ℎ = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚2)
Qc = tekanan rata-rata (kg/cm2)
 Daya dukung kulit

90
Qs = AS – Fs
Ket :
Qs = daya dukung kulit
𝐴s = luas selimut
𝐹𝑠 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
Dimana Fs = 0,012xqc
QU = Qb + Qs
𝑄𝑈
Q𝛼 = 𝑆𝐹

Pondasi sumuran direncanakan dgn data sbb. :


Jumlah sumuran, n =2
Diameter sumuran, D = 3,0m = 300cm

Tinggi sumuran , h = 3,8m = 380cm

Tebal dinding sumuran, t = 0,3m

Diameter dalam sumuran,d = 2,4 m

Tebal beton sumbat atas + bawah = 2m = 200cm

Tebal beton cycloop( ) = 1,8m = 180cm

ϒ beton = 2,5 t/m2

qc = 75kg/cm2

Fs = 0,012 x 75 = 0,9 kg/cm2

Daya dukung ujung

Qb = Ah x qc

= ¼ x 𝜋 x D2 x qc

= 0,25 x 3,14 x 3002 x 75

= 5,3x 106 kg

= 5300 ton

Daya dukung kulit

Qs = As x Fs

= 𝜋 x D x h x 0,9

91
= 3,14 x 300x 380 x 0,9

= 3,22 x 105 kg

= 322 ton

Daya dukung ultimit satu buah sumuran

Qu = Qb + Qs

= 5300 + 322

= 5622 ton

Daya dukung ijin satu buah pondasi sumuran

Qa = Qu / Sf

= 5622 / 5

= 1124,4 ton

Jadi,.. daya dukung ijin 2 buah pondasi adalah

Qat = n x Qa

= 2 x 1124,4

= 2248,8 ton

Beban pondasi sumuran = ∑V – beban yang ditahan plat poer

Beban vertical berat bangunan atas = 282,991 t


Berat sendiri abutmen = 103,5281 t
Berat tanah isian + plat injak = 28,4040 t
Beban hidup = 45,2506 t
Berat dinding sumuran = π/4 x (D2 – d2) x h x ϒ x n
= π/4 x (3,02 – 2,42) x 3,8 x 2,5 x 2

= 48,35 ton

Berat beton kedap air = π/4 x d2 x h1 x 2,5 x 2

= π/4 x 2,42 x 2 x 2,5 x 2

92
= 45,24 ton

Berat cyclop = π/4 x d2 x h2 x 2,5 x 2

= π/4 x 2,42 x 1,8 x 2,5 x 2

= 40,72 ton

Jadi ∑V = 594,48 ton

Beban yang ditahan poer

= (Apoer – Asumuran) x qa poer

= ( Bpoer x Lpoer - π/4 x 3,02x 3,8 ) x 20,738

= ( 6 x 10 -π/4 x 9x 2) x 20,738

= 582,986 ton

Beban pondasi sumuran = ∑V – beban yang ditahan poer

= 594,48 – 582,986

= 11,494 ton

kontrol

Qat > Beban Sumuran

2248,8 ton >11,494 ton …..(OK)

Penulangan Pondasi Sumuran


Beton cyclop, f’c = 17,5 MPa = 175 kg/cm2
Beton cincin, f’c = 25 MPa = 250 kg/cm2
Kedalaman pondasi = 3,8m
Tebal cincin sumuran = 0,3m
q = γ x H x Ka
= 1,8 x 3,8 x 0,6041
= 4,13 T/m2

93
Cincin sumuran dianggap struktur pelengkung dengan perletakan sendi-sendi dengan
beban merata sebesar q = 4,13 T/m2 dengan momen maksimum terletak pada tengah
bentang.
Mu = 1/8 x q x l2
= 1/8 x 4,13 x 1,92
= 1,86 Tm = 18,6 kNm
Direncanakan menggunakan tulangan utama 12mm
d = h – ds – ½ D
= 300 – 40 – ½ (12)
= 254mm = 0,254m
M 18,6 x106
K = ∅bdu2 = 0,8x1000x2542 = 0,36 MPa

Dari tabel faktor momen pikul maksimal (Kmaks), untuk beton dengan nilaif’c =
25MPa dan baja fy= 240MPa didapatkan nilai Kmaks=7,4732 MPa.

Maka K< Kmaks (OK!)

2K 2x0,36
a = (1 − √1 − ) d = (1 − √1 − ) x254 = 4,34mm
0,85 f′ c 0,85x25

Luas tulangan perlu Asu:


0,85𝑥𝑓′𝑐𝑥𝑎𝑥𝑏 0,85𝑥25𝑥4,34𝑥1000
As = = = 384,27 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 240

As min = ρminxbxd
1,4
= 𝑥𝑏𝑥𝑑
𝑓𝑦

1,4
= 240 𝑥1000𝑥254 = 1481,67𝑚𝑚2

Dipilih yang besar, jadi Asu= 1481,67 𝑚𝑚2


Jarak tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
S= = = 76,33 𝑚𝑚 ≈ 75𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑢 1481,67

S ≤ (3h = 3x300 = 900mm)


Jadi, dipakai yang kecil s = 100mm
Luas tulangan:
1⁄ 𝑥𝜋𝑥𝐷 2 𝑥𝑏 1⁄ 𝑥3,14𝑥122 𝑥1000
4 4
As = 𝑠
= 100
= 1130,97 𝑚𝑚2

Jadi digunakan tulangan pokok Ø12-100 dengan As = 1130,97 mm2

94
Penulangan geser sumuran
Gaya tarik melingkar (T) = ½ x γ x h2 x D x Ka
= ½ x 1,8 x 3,82 x 3 x 0,6041
= 23,553 T
𝑇 23553
Luas Tulangan Geser = 𝜎𝑢 = = 14,72𝑐𝑚2 = 1472𝑚𝑚2
1600

Digunakan tulangan melingkar D12-100 (As = 1583,36 mm2)

3.8 Perencanaan Oprit


Oprit merupakan lintasan penghubung antara jalan dengan jembatan. Oprit dibangun
agar memberikan kenyaman saat peralihan dari ruas jalan ke jembatan bagi para
pengendara.

Kelandaian oprit = 2%
Tinggi jalan eksisting ke jembatan = 80 cm
80 𝑐𝑚
Panjang jalan pendekat = 𝑥 100% = 40 m
2%

 Perencanaan tebal perkerasan oprit


Direncanakan jalan untuk lalu lintas tinggi dengan jalur dibagi 2. Berikut ini adalah
data-data lalu lintas yang digunakan.
- Tahap awal pembangunan : 2015
- Tahap awal umur rencana : 2016
- Tahun akhir umur rencana : 2026
- Umur rencana (UR) : 10 tahun
- Pertumbuhan lalu lintas selama pelaksanaan : 3%
95
- Pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana : 6%
Maka :
No. Jenis Kendaraan LHR Tahun 2014
(kend/hari)
1. Kendaraan ringan 2T (1+1) 5397
2. Bus 8T (3+5) 1480
3. Truk 2 as 13T (5+8) 127
4. Truk 3 as 20T (6+14Td) 43
5. Truk 5 as 30T (6+14Td+10Td) 15
Total 7062

LHR tahun 2016 ( awal umur rencana ), rumus (1+i)n

KR = 5397 × ( 1+0.03)1 = 5558,91


B = 956 × ( 1+0.03)1 = 984,68
T2AS = 1260 × ( 1+0.03)1 = 1297,8
T3AS = 1107 × ( 1+0.03)1 = 1140,21
T5AS = 822 × ( 1+0.03)1 = 846,66

LHR pada tahun ke 10 , dengan i untuk 10 tahun

KR = 5558,91× ( 1+0.06)10 = 9955,161169


B = 984,68 × (1+0.06)10 = 1763,41191
T2AS =1297,8 × ( 1+0.06)10 = 2324,162141
T3AS =1140,21 × ( 1+0.06)10 = 2041,942452
T5AS =846,66 × ( 1+0.06)10 = 1516,239111

Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan dirumuskan :

𝑃 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 4
E=Kx( 8160
)
Dimana :
E = Angka ekivalen beban sumbu kendaraan
P = Beban sumbu (Kg)
K =Koefisien distribusi beban sumbu :
Tunggal =1
Tandem = 0,086
Tridem = 0,021

1000 1000
Kendaraan Ringan (2ton) = 1 x ( 8160 )4 + 1 x ( 8160 )4
= 0.0002 + 0.0002
= 0.0004

96
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.

Tabel 3.9.3.2. Angka ekivalen beban sumbu kendaraan

Golongan Sumbu depan Sumbu belakang jumlah


Kendaraan Ringan (2ton) / (1+1) 0.0002 0.0002 0.0004

Bus (8ton) / (3+5) 0.0183 0.1410 0.1593


truck 2 sumbu (13ton) / (5+8) 0.1410 0.9238 1.0648
truck 3 sumbu (20ton) / (6+14Td) 0.2923 0.7452 1.0375
truck 5 sumbu (30ton) / 0.2923 0,7452+0,1940 1.2315
(6+14Td+10Td)

Tabel 3.9.5. Koefisien distribusi kendaraan ( C )

Menghitung LEP ( C x LHR 2016 x E )

KR = 0.5 × 5558.91 × 0.0004 = 1.111782


B = 0.5 × 984.68 × 0.1593 = 78.429762
T2AS = 0.5 ×1297.8 × 1.0648 = 690.94872
T3AS = 0.5 ×1140.21 × 1.0375 = 591.4839375
T5AS = 0.5 × 846.66 × 1.2135 = 513.710955
1875.685157≈1875,69

Menghitung LEA10 ( C x LHR 2026 x E )

KR = 0.5 × 9955.161169 × 0.0004 = 1.991032234


B = 0.5 × 1763.41191 × 0.1593 = 140.4557586
T2AS = 0.5 ×2324.162141 × 1.0648 = 1237.383924
T3AS = 0.5 ×2041.942452 × 1.0375 = 1059.257647
T5AS = 0.5 × 1516.239111 × 1.2315 = 919.9780806
3359.066442≈3359,07

97
(LEP+LEA)
Menghitung LET10 = 2
(1875.69+3359.07)
= 2
= 2617.38

Menghitung LER10 = LET10 × UR/10


= 2617.38 x 10/10
= 2617.38

Perencanaan tebal dan susunan lapisan perkerasan Oprit.


Jenis lapisan yang digunakan :

-Lapisan permukaan = LASTON


-Pondasi atas = Batu pecah kelas A
-Pondasi bawah = Sirtu kelas B
-CBR tanah dasar =6%
-DDT (Daya Dukung Tanah) = 4.3 log CBR + 1,7
= 4.3 log 6 + 1,7
= 5.05

Tabel 3.9.3.3. Indeks permukaan pada awal umur rencana (IP0)

Karena digunakan LASTON, maka IP0 = 4


Tabel 3.9.3.4. Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IP)
98
Karena LER = 2617.38 ( > 1000 ) dan IPT dipakai 2
Tabel 3.9.3.5. Faktor Regional (FR)

Sehingga FR diambil = 1

Menentukan indeks tebal perkerasan

IPT = 2
IP0 = 4
Maka digunakan nomogram 3

99
Gambar 3.9.3.1 Nomogram no 3

Di peroleh ITP = 10,5

Tabel 3.9.3.6. Koefisien kekuatan relatif

100
Tabel 3.9.3.7. Batas-batas Minimum Tebai Lapisan Perkerasan

101
Menetapkan tebal perkerasan

ITP = (a1×D1) + (a2×D2) + (a3×D3)


10.5 = (0.4×10) + (0.14×20) + (0.12×D3)
10.5 = 4 + 2.8 + 0.12 D3
10.5−4− 2.8
D3 = 0.12
= 30.8 cm

102
GAMBAR HASIL PERENCANAAN

103

Anda mungkin juga menyukai