Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu

METODE KONSTRUKSI
BAB 2

2.1 UMUM

Pelaksanaan konstruksi sistem Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku


Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu tahap pra
pelaksanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. Antara tahapan
yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan dengan urutan pelaksanaan tetap
seperti tersebut di atas.
Bilamana terdapat kendala – kendala tahap awal yaitu tahap pra pelaksanaan yang
belum dituntaskan maka akan menjadi kendala pada tahap selanjutnya. Demikian
juga bilamana kendala yang belum dituntaskan pada tahap 2 dan menjadi kendala
pada tahap 3. pada akhirnya proyek yang diperoleh tidak optimum dan tidak jarang
proyek menjadi berhenti walaupun sudah menelan biaya yang banyak. Kejadian
tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi dan dapat dihindari atau efek negatifnya dapat
ditekan sekecil mungkin yaitu dengan cara pelaksanaan pembangunan disesuaikan
menurut tahap pertahap.

2.2 TAHAP PRA PELAKSANAAN


Tahap pra pelaksanaan meliputi sosialisasi proyek, pembebasan tanah dan proses
tender. Pada tahap ini yang terpenting adalah tahap sosialisasi proyek dan
pembebasan tanah, karena masyarakat disekitar proyek yang akan men erima baik
dampak positif maupun dampak negatifnya. Sehingga sesungguhnya kontribusi
keberhasilan pelaksanaan tahap ini terdapat keberhasilan proyek secara keseluruhan
adalah besar.

a. Sosialisasi Pelaksanaan Proyek dengan Aparat Wilayah


Sebelum memulai pekerjaan bersama Direksi dan Konsultan menghubungi
terlebih dahulu pada Aparat Wilayah seperti kecamatan, Kepala Desa,Tanju
masyarakat dan lainnya yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk
memberitahukan kehadirandan menjelaskan semua rencana kerjanya
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Sosialisasi proyek adalah tahap paling penting dalam tahap pra pelaksanaan.
Pada era yang telah berubah saat ini, usulan suatu proyek sudah dimulai dari
usulan dari masyarakat. Jadi hampir seluruh atau sebagian besar masyarakat di
sekitar lokasi proyek dapat diperkirakan mengetahui akan adanya proyek.

Bab II -1
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Pada kasus tahap dampak positif umumnya masyarakat lebih siap negatif
mereka tidak menerimanya akan tetapi terhadap dampak negatif mereka tidak
jarang bisa menerima sehingga baik dampak positif akan lebih-lebih dampak
negatif diperlukan sosialisasi dan sebagai antisipasi terhadap dampak diperlukan
pembinaan, pencegahannya/penaggulangan sampai secara psikologis
masyarakat dinyatakan mampu menerima.
Sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dititik beratkan bahwa dengan
adanya pembangunan akan berpengaruh terhadap kehidupan dan penghidupan
mereka baik pada tahap pra pelaksanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap
pasca pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan antara lain dapat dijelaskan
sebagai berikut.
 Masyarakat harus sadar dan turut aktif menyelesaikan secara baik
permasalahan yang timbul seperti isu-isu negatif yang mungkin dilontarkan
oleh orang-orang yang tidak setuju adanya proyek atau mungkin oleh pihak
ketiga.
 Masyarakat harus sadar dan turut aktif dalam menyelesaikan secara baik
terhadap isu-isu spekulasi tanah.
 Masyarakat harus waspada dan turut aktif dalam penaggulangan/pencegahan
bahaya beberapa penyakit seperti radang pernafasan, malaria, dan penyakit
kelamin yang dibawa oleh pendatang selama tahap pelaksanaan.
 Masyarakat harus sadar, waspada dan turut aktif dalam pemanfaatan dan
penggunaan keuangan secara benar dan amanah akibat pendapatan
selama tahap pelaksanaan/meningkat. Demikian pula pada tahap pasca
pelaksanaan harus lebih berhati-hati karena proyek tidak akan berguna bila
pola hidup masyarakat menjadi tidak seimbang.
 Masyarakat harus sadar dan waspada dan turut aktif dalam pelestarian
ekosistem hutan maupun ekosistem baru yaitu biota air.

b. Pembebasan Tanah
Yang terpenting dalam pembebasan tanah adalah timbulnya spekulan tanah,
diharapkan masyarakat tidak menjual tanahnya kepada spekulan tanah karena
hakekatnya proyek ini adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat.

c. Proses Tender
Proses tender dilakukan oleh pihak proyek yaitu untuk menentukan Kontrakator
sebagai pelaksana pembangunan pihak Detail Desain Sistem Penyediaan Air
Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu.

2.3 TAHAP PELAKSANAAN


Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan pembangunan fisik bangunan utama dan
komponen penunjang Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju
di Kabupaten Dompu dan jaringan Air Baku yang dilakukan oleh kontraktor
pemenang tender. Kegiatan pada tahap ini meliputi kegiatan persiapan, kegiatan

Bab II -2
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
konstuksi inteke kegiatan pembangunan pipa transmisi, dan kegiatan akhir (finishing)
pada Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten
Dompu

2.3.1. Pekerjaan Persiapan dan Jalan Hantar


Setelah mendapatkan surat penyerahan lapangan dan surat perintah mulai bekerja
dari pengguna jasa, maka sebelum memulai pekerjaan pokok terlebih dahulu
dilaksanakan pekerjaan persiapan, yang meliputi antara lain ; mobilisasi peralatan
dan personil, Pengkuran Geodesi (memanjang dan melintang), pembuatan gambar
kerja, setting Out, Pembuatan Kantor Lapangan, Fasilitas Proyek dan direksi keet,
Pembuatan Jalan Masuk Sementara, Pengajuan Material, Pembuatan Shop Drawing,
Laporan dan Rapat-rapat, Mekanisme Kerja di Lapangan, Pemindahan Aliran Sungai
(Saluran Pengelak), pengadaan dokumentasi dan pelaporan serta kontraktor harus
melakukan mobilisasi peralatan dan personil sesuai kualifikasi sedemikian rupa
sehingga diharapkan pekerjaan bisa tepat waktu,
Jenis alat-alat berat dipilih yang mempunyai efisiensi tinggi dan alat berat yang
diperlukan antara lain :
- Excavator dan Dump Truck, digunakan pada pekerjaan Galian tanah biasa pada
pekerjaan jalan hantar.
- Asphalt sprayer, Asphalt kettle dan Three wheel roller digunakan pada pekerjaan
Pengaspalan jalan hantar tebal 5 cm.
- Tamper hand, digunakan pada pekerjaan Timbunan tanah dengan pemadatan
biasa dengan tenaga manusia material dari hasil galian pada pekerjaan jalan
hantar.
- Concrete Mixer, digunakan pada pekerjaan Pasangan batu dengan campuran 1
Pc : 4 Psr (Type A) --> untuk Drainase jalan hantar.

1. Mobilisasi Alat berat dan Alat Besar lainnya :


Melaksanakan mobilisasi peralatan utama pada awal –awal pekerjaan langsung
bisa digunakan untuk keperluan persiapan dilapangan, antara lain alat geodetic
water pass, Theodolith, kendaraan operasional, Dump truck, Bulldozer,
Excavator, Vibrator roller dan lain-lain. Untuk kebutuhan peralatan berat dan
besar lainnya akan kami mobilisasi sesuai dengan kebutuhan dilapangan sesuai
dengan pengadaan peralatan yang kami lampirkan.
2. Pengkuran Geodesi (memanjang dan melintang)
Setelah bidang pada intake dan trase jaringan perpiaan pada sistem Penyediaan
Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompubersih dari semak, rumput,
pohon dan sampah-sampah, maka selanjutnya akan kami laksanakan
pengukuran geodesi (situasi, memanjang dan melintang) untuk persiapan
konstruksi, memasang bowplank-bowplank dan marking-marking yang diperlukan
sesuai dengan kegiatan lapangan.
Sebelum memulai pekerjaan, surveyor mengadakan pemeriksaan dan
pengukuran dilapangan, surveyor bersama-sama pihak Direksi/ Konsultan MK
menentukan posisi dan elevasi patok BM. Kondisi existing diukur dahulu dengan
Total Station, Waterpass dan theodolith. Kemudian dibuatkan marking-marking
atau patok-patok referensi dari hasil pengukuran lapangan kemudian dibuat
rencana kerja dan gambar-gambar shop drawing dan metode kerjanya.

Bab II -3
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Hal tersebut diatas kemudian diajukan kepada Direksi/ MK untuk mendapat
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik bisa dimulai.

Patok Bantu Patok As


Bak Rambu

Theodolith/ water pass

Patok BM

3. Pembuatan Kantor Lapangan dan Fasilitas Proyek


Kantor lapangan & fasilitas proyek yang harus disediakan antara lain sebagai
berikut :
- Direksi keet
- Los pekerja
- Gudang
- Kamar mandi dan WC proyek
- Mushalla
- Air bersih
- Penerangan listrik (Daya PLN dan Genset)
- Alat-alat kerja lapangan
- Dll.
Pembuatan kantor lapangan dilaksanakan setelah gambar dan lokasi mendapat
persetujuan dari Direksi/ Konsultan MK. Posisi kantor lapangan, gudang dll. Akan
diusulkan dalam gambar site fasilities, sedangkan kelangkapan Direksi keet
seperti Komputer, printer, alat komunikasi (HT, SSB), meja tulis, almari, meja
tamu dll. Sesuai dengan keperluan akan segera kami adakan setelah lapangan
siap diempati.
4. Pembuatan Jalan Masuk Sementara
Pekerjaan jalan masuk sementara ini kami laksanakan pada awal pekerjaan.
setelah kami berkoordinasi dengan penduduk setempat yang mungkin tanahnya
akan terkena/ dilalui untuk jalan masuk dan mendapatkan persetujuan Direksi.
5. Pengajuan Material
Material-material setempat dimintakan persetujuan ke pihak MK & Owner
khususnya untuk material : tanah, timbunan random/ inti/ filter, pasir pasang/
beton, batu kali dan material yang harus order dahulu seperti pasir semen, besi
beton, dll. Diambil contohnya dan diajukan ke pihak Direksi/ MK. Setelah sumber
material/ borrow area disetujui oleh pihak Direksi/ MK maka kami mulai exploitasi
kemudian diangkut kelokasi pekerjaan dan ditempatkan ke masing-masing lokasi

Bab II -4
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk lokasi yang bisa
dijangkau dengan Dump truck maka penempatan material langsung pada bidang
pekerjaan masing-masing. Sedangkan lokasi kerja yang tidak bisa dijangkau
dengan Dump truck akan kami tempatkan pada lokasi sedekat mungkin dengan
bidang kerja Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
yang kemudian akan kami langsir dengan peralatan bantu seperti grobak dorong,
bakul, cikar, dengan tenaga manusia dll.
6. Pembuatan Shop Drawing
Setiap akan melaksanakan item pekerjaan dibuatkan shop drawing yang
mengacu pada gambar design dan keadaan dilapangan termasuk detail-detail
yang belum tercakup dalam gambar design. Kemudian dimintakan persetujuan
kepada MK sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Format shop
drawing akan kami ajukan pada saat pelaksanaan. Shop drawing yang akan kami
buat menggunakan system komputerisasi Autocad, sehingga file dapat tersimpan
dengan aman disamping sheet file yang sudah disetujui dan untuk memudahkan
kami apabila shopdrawing tersebut harus direvisi dan pada saat pembuatan
Asbuild drawing file akan dapat dibuka kembali.
7. Laporan dan Rapat-rapat
Membuat laporan bulanan, dua mingguan, laporan harian dan foto-foto yang
harus dilaporkan dan diserahkan kepada Direksi dengan rangkap sesuai dengan
yang tertuan dalam Dokumen Lelang, yang berisikan kegiatan :
- Laporan Bulanan : kemajuan fisik pekerjaan bulan lalu sampai
sekarang dan estimasi kemajuan untuk bulan
berikutnya, tingkatan kemajuan berdasarkan
pelaksanaan, estimasi jumlah pembayaran dari
Direksi ke Kontraktor, tabel pekerja, jumlah jenis
dan barang material yang disuplay.
- Laporan dua mingguan : kemajuan pekerjaan selama dua minggu yang
lain, rencana kerja du minggu berikutnya,
hambatan-hambatan yang terjadi selama dua
minggu yang lalu.
- Laporan harian : data-data cuaca, tenaga dan pekerjaan yang
dikerjakan, dll.
8. Mekanisme Kerja di Lapangan
Diperlukan koordinasi kerja dengan pihak Direksi dan MK sesuai dengan
prosedur yang ditentukan dalam kontrak. Untuk mempermudah dan
memperlancar pengawasan pekerjaan antara lain :
- Setiap dua minggu sekali koordinasi dengan pihak Direksi dan MK khususnya
untuk mekanisme kerja lapangan.
- Dibuat rambu-rambu di daerah yang diperlukan.
9. Pemindahan Aliran Sungai (Saluran Pengelak)
Sebelum pelaksanaan pekerjaan tubuh sistem Penyediaan Air Baku Bendungan
Tanju di Kabupaten Dompu dimulai maka akan kami laksanakan terlebih dahulu
penanganan pemindahan aliran sungai.
Pekerjaan Pemindahan aliran sungai (saluran pengelak) kami arahkan dari dua
aliran sungai menjadi satu aliran pada lokasi sisi tebing atau mendekati pekerjaan
Pelimpah, untuk memudahkan pengerjaan galian maupun timbunan tubuh sistem
Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju

Bab II -5
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu

2.3.2. Kegiatan Konstruksi Sistem penyediaan air baku MA. Sekeper


Kegiatan konstruksi sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten
Dompu meliputi kegiatan persiapan, kegiatan konstuksi inteke (bendung air baku),
kegiatan pembangunan pipa transmisi, dan kegiatan akhir (finishing) pada sistem
jaringan Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju
Sebelum dilaksanakannya konstruksi sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju,
perlu dibuat terlebih dahulu bangunan-bangunan pelengkap untuk menunjang
pelaksanaan pembangunannya.
Bangunan-bangunan pelengkap antara lain:
a. Jalan akses masuk beserta jembatan-jembatan sementara ( bila diperlukan )
yang sederhana namun cukup kuat.
b. Direksi Keet ( Kantor Lapangan ) beserta pelengkap pendukungnya yaitu sarana
air bersih, fasilitas kamar mandi/WC, dan fasilitas penerang lisrtik. Serta gudang
penyimpanan material beserta peralatan pelengkapnya.
c. Fasilitas-fasilitas lain yang diperintahkan oleh Direksi pekerjaan.
Metode pengelakan aliran sungai pada prinsipnya akan dipindahkan lewat
bangunan pengeluaran (Intake dan Outlet). Oleh karena itu pembuatan bangunan
pengeluaran harus didahulukan. Urutan kegiatan konstruksi sistem Penyediaan
Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu dari awal adalah :
 Galian parit inti pada lokasi bangunan pengeluaran
 Pembuatan konstruksi penyangga
 Pinimbunan parit inti Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di
Kabupaten Dompu pada lokasi bangunan pengeluaran. Pararel dengan
penimbunan parit inti bisa dilakukan pembuatan saluran pengelak.
 Pembuatan bangunan pengeluaran
 Bilamana setelah dilakukan pengecekan terhadap saluran pengelak dan
bangunan pengeluaran dinyatakan sesuai spesifikasi dan siap dilakukan
pengelakan maka untuk memindahkan aliran sungai perlu dibuat kisdam
termasuk pembuatan tangga pengaman dihilir bangunan pelimpah.
 Selanjutnya seluruh kegiatan pada tubuh bendung sistem Penyediaan Air
Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu dan pelimpah dapat
dilaksanakan secara pararel.
 Setelah melalui proses pengujian, peneliatian terhadap kuantitas maupun
mutu pelaksanaan, maka pada tahap akhir dilakukan kegiatan finishing
terhadap pekerjaan yang kurang sempurna untuk disempurnakan.
 Penggenangan sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten
Dompu dilakukan pada akhir musim kemarau yaitu dengan cara
membongkarar kisdam.
Kegiatan khususnya yang sangat penting adalah sebagai berikut :

1. Intake Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju


Pekerjaan Persiapan pembangunan bendung air baku sebagai bangunan
pengambilan air baku/intake.

a. Peralatan yang dibutuhkan :

Bab II -6
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Adapun kebutuhan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas
adalah sebagai berikut :
No. Deskripsi Pekerjaan Jumlah alat Peralatan
1. Dewatering 2 Pompa
2. Mobilisasi Fasilitas 2 Dump Truk
3. Perlengkapan accesoriies 1

Pekerjaan tanah pada Intake Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju:


a. Item Pekerjaan :
- Galian Tanah
- Urugan Tanah
- Penyambungan Pipa dari Connetdari Bendungan
- Pemsngan Accesories
Pekerjaan Accesories pada Conneting dari Bendungan :
a. Item Pekerjaan :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
I.A. Pekerjaan Persiapan
1 Mobilisasi/demobilisasi personil dan alat berat
- Investigasi Lapangan 1.000 paket
- Sewa Lahan 1.000 paket
- Fasilitas 1.000 paket
- Kebutuhan lain-lain 1.000 paket
2 Pekerjaan Dewattering
1 bh Kistdam pasir/tanah dibungkus karung plastik bagor
- 500.000 bh
atau terpal uk. 45 x 120 cm
Kerangka kayu untuk 1 m3 kistdam pasir/tanah uk. 43 cm x
- 50.000 m3
65 cm

Pengoperasian per hari selama 24 jam 1 buah pompa air


diesel daya 20 kW dengan suction head max. 3m dan
- 30.000 hari
discharge head max. 20m (kapasitas 2 m3/s pada suction
head 1m dan discharge head 10m)

3 Pembuatan Jalan Akses/pembersihan 1,200.000 m'

I PEKERJAAN INTAKE PENGEMBILAN AIR BAKU


I.B. Pekerjaan Lain-lain
1 Pengadaan Gate Valve Ø 12" 1 bh
2 Pipa Screen Ø 12" 1 bh
3 Manhole 0.8.x0.8 0 bh

2. Inlet Dan Outlet (Bangunan Pengambilan Air baku)


Pekerjaan inlet dan otlet (Bangunan pengeluaran) dilaksanakan pada awal
pekerjaan dan yaitu sebelum pekerjaan tubuh sistem Penyediaan Air Baku
Bendungan Tanju di Kabupaten Dompudan pelimpah. Bangunan pengeluaran
akan digunakan juga sebagai jalur pengelak. Konstruksinya adalah conduit dari
pipa GI dibungkus beton bertulang sesuai gambar desain dan bukan merupakan
konstruksi sementara. Sehingga pekerjaan timbunan tubuh sistem Penyediaan Air
Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompupada bagian ini tidak terhambat.
Pekerjaan beton (conduit) harus sesuai dengan mutu beton K- 175. Kegiatan

Bab II -7
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
pengelakan atau pemindahan air sungai lewat saluran pengelak dilakukan pada
saat debit sungai kecil.
Item Pekerjaan :
 Galian tanah biasa dengan alat di buang ke tempat pembuangan dengan
jarak angkut sembarang
Galian tanah biasa pada pekerjaan outlet dilakukan dengan menggunakan
Alat Excavator dan hasil galiannya dibuang kelokasi stock pile, memakai
Dump truck dengan jarak sembarang termasuk meratakan dan merapikan.
Sebelum pekerjaan galian dimulai terlebih dahlu dilakukan pengukuran pada
permukaan tanah dan memasang patok-patok pembatas dan patok sebagai
pengambilan titik elevasi pada waktu pengecekan kedalaman galian.
Penggalian menggunakan Excavator, dimulai dari Upstream menuju daerah
downstream dengan memperhatikan batas-batas galian dan kedalaman hasil
galian. Untuk pengecekan kedalaman hasil galian dipergunakan peralatan
water pass, sewaktu excavator bekerja alat ukur dipersiapkan dan tetap stand
by dan galian selesai hari itu dan dilanjutkan hari berikutnya sampai galian
selesai seluruhnya. Untuk memperoleh galian secara optimal maka dibuatkan
patok-patok elevasi untuk pedoman pengukuran dan acuan pemasangan
bouwplank. Hasil galian yang memenuhi syarat untuk timbunan diangkut ke
stock pile, maka disediakan pengangkutan dengan menggunakan dump truck.
Hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut ke spoil bank.

 Pekerjaan Pasangan Batu


Pekerjaan pasangan batu kali pada outlet dilaksanakan pada bangunan
pengambilan, tumpuan pipa dan bangunan keluaran.
Setelah galian selesai, maka dipersiapkan material, tenaga dan peralatan.
Pasangan profil bangunan sesuai gambar shop drawing, lanjutkan
pembersihan lokasi pekerjaan dari kotoran-kotoran, sampah dll.
Siapkan mortar sesuai spesifikasi, pasangan batu kali dimulai dari bawah
secara terus-menerus dan mengikuti profil yang ada sebagai acuan dan
dipantau dengan pengecekan ukuran dengan meteran maupun alat-alat ukur
sehingga pada pekerjaan pasangan batu untuk tumpuan pipa pengambilan
dengan dengan jarak tiap 10 m dilaksanakan bersamaan dengan pasangan
batu bangunan outlet sesuai dengan dimensi dan gambar rencana.
Pekerjaan plesteran juga dilakukan dari atas kebawah, dilaksanakan dan
diawasi dengan teliti sehingga dihasilkan pekerjaan plesteran yang baik dan
rapi. Bentuk dan dimensi plesteran sesuai dalam gambar rencana.
 Pekerjaan Plesteran dan Siaran
Setelah pasangan batu kali selesai, pekerjaan plesteran dan siaran juga
dilakukan dari atas ke bawah, dilaksanakan dan diawasi dengan teliti
sehingga dihasilkan pekerjaan plesteran dan siaran yang baik dan rapi,
bentuk dan dimensi siaran dan plesteran sesuai dalam gambar rencana.
Untuk membantu pengerjaan pasangan batu, plesteran dan siaran pada lokasi
/ elevasi yang tinggi kami menggunakan scafolding sebagai perancah dan alat
angkut vertikal.
 Pekerjaan Timbunan kembali (back fill).
Material timbunan berasal dari bekas galian dengan alat di padatkan dan
dirapikan

Bab II -8
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
 Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton pada menara inlet. Setelah galian selesai mencapai dasar
elevasi dan dimensi sesuai rencana, dilanjutkan dengan pemasangan
bekisting yang diperkuat dengan stek agar kuat dan tidak lentur pada waktu
pengecoran.
Setelah siap, penyetelan pipa dan pemasangan bekisting selesai, maka kami
mulai melaksanakan pengcoran, pengecoran secara merata dan
harusmenyambung. Pemadatan menggunakan Concrate vibrator secara
merata dan benar agar merata kerikil tidak menjadi satu.
 Pengadaan dan pemasangan Inlet air baku berupa intake dari pipa dengan
material pipa Screen diameter 10”. Pipa tersebut akan tersambung dengan
menggunakan Tee GI kemudian menyatu sebagai intake pengambilan air
baku.
 Pengadaan dan pemasangan handrail dan assesoris, pipa GSP dia. 2,5".
 Besi Beton Ø 12" (Tangga Monyet)
 Pekerjaan Bangunan Pengontrol
Setelah spesifikasi dan shop drawing disetujui, maka pengadaan pintu besi
dan mistar ukur kami pesan dan selanjutnya pengiriman sesuai schedule
pengadaan dan penggunaan pintu besi, lokasi pemasangan pintu besi dan
mistar ukur disiapkan terlebih dahulu pasangannya kemudian bari dipasang
sesuai dengan posisi pintu dan mistar ukur.

2.4 PEKERJAAN PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA TRANSMISI


2.4.1. Umum
Pekerjaan pembangunan jaringan pipa transmisi merupakan pekerjaan utama dalam
sistem penyediaan air baku MA. Sekeper. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

Bab II -9
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
II PEKERJAAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU
II.A. Pengadaan Pipa dan Accessories
1 Pipa HDPE PE 100 Ø 12" SDR.17 PN.10 6,140.00 m'
2 Bend GI Ø 10" x 90º 1.00 bh
3 Bend GI Ø 10" x 45º 2.00 bh
4 Bend HDPE Ø 10" x 90º 2.00 bh
5 Bend HDPE Ø 10" x 45º 14.00 bh
6 Thrust block Ø 10" x 90º 2.00 bh
7 Thrust block Ø 10" x 45º 14.00 bh
8 Stub flange Ø 10" 24.00 bh
9 Gate Valve All Flange dia 10" pada washout 4.00 bh
10 Gate Valve All Flange dia 8" pada washout 1.00 bh
11 Air Valve Ø 12" 8.00 bh
II.B. Pemasangandan Pengetesan Pipa
1 Pekerjaan Tanah
3
- Galian 4,420.80 m
3
- Timbunan 466.64 m
- Urugan Pasir 368.40
2 Pemasangan Pipa HDPE PE 100 Ø 10" SDR.17 PN.10 6,140.00 m'
3 Pengetesan Pipa HDPE 6,140.00 m'

II.C. Pekerjaan Pasangan Dudukan dan Pelindung Pipa


3
1 Pasangan batu dengan campuran 1 Pc : 4 Psr (Type A) 1,774.40 m
2
2 Siaran, dengan acian, dengan campuran 1 Pc : 2 Psr (Type A) 283.70 m
3 Klam 1,774.40 bh

2.4.2. Pekerjaan Persiapan


Tahapan awal sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan jaringan Pipa
adalah penyusnan rencana kerja serta penyiapan personil dan peralatan yang
dibutuhkan dalam tahap awal ini.
2.4.3. Penyusunan Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat rencana kerja, yang antara lain berisi jadwal umum
pelaksanaan pekerjaan, jadwal khusus pelaksanaan pekerjaan bendung, dimana
didalam membuat kebutuhan dan jadwal mobilisasi personil dan peralatan, program
kerja, target pelaksanaan pekerjaan, dll. Dalam membuat rencana kerja Kontraktor
harus memperhatikan kondisi cuaca dan debit air di sungai.
2.4.4. Mobilisasi Personil dan Peralatan

B a b I I - 10
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Personil yang dibutuhkan adalah Kepala Proyek (jika paket pekerjaan jaringan Pipa
dan pekerjaan bendung terpisah), dan Kepala pelaksana, pelaksana, staf
administrasi teknik, staf keuangan dan logistik, surveyor topografi, pekerja, operator
buldozer dan excavator, operator/mekanik pompa, molen/concreete mixer serta
mandor, tukang dan pekerja.
Peralatan utama yang dibutuhkan adalah buldozer, excavator, dump truck, mesin
pompa, genset dan alat penerangan, peralatan topografi dan peralatan kantor serta
perlatan molen/concreete mixer.
Kebutuhan personil dan peralatan, baik jumlah dan jenisnya disesuaikan dengan
target pelaksanaan dan kondisi lapangan.

2.4.5. Pengukuran Trase Jaringan Pipa dan Penyiapan Gambar Kerja


Sebelum memulai pekerjaan pembuatan Jaringan Pipa atau bangunan-bangunan,
Kontraktor terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran pada bidang kerja untuk
situasi, potongan memanjang dan melintang, yaitu dengan pengawasan oleh
Pengawas Proyek dan Konsultan. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimal
adalah alat Waterpas dan Teodolite T2.
Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang
berfungsi sebagai titik tetap yang dilokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi. Data
ketinggian dan detail penjelasan tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai
pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap ini dan
membuat titik tetap ini dan membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian
sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1 kilometer.
Hasil pengukuran yang benar akan dipakai untuk menentukan trase Jaringan Pipa ,
tempat bangunan air atau bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu kontraktor
tidak diperbolehkan memulai suatu pekerjaan Jaringan Pipa / bangunan sebelum
posisi, ukuran-ukurannya, dan ketinggian-ketinggiannya disetujui oleh Direksi.
Pematokan pada as trase Jaringan Pipa dalam pengukuran ini harus dilakukan
pada setiap interval 25 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu
untuk tambahan potongan. Pematokan pada lokasi bangunan-bangunan air harus
dilakukan dengan menggunakan patok beton. Pada setiap patok yang dipasang agar
dicantumkan nomor urut dan elevasi hasil pengukurannya.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja detil
ukuran A1 yang digambar berdasarkan dokumen kontrak atau pengarahan Direksi
dan telah di sesuaikan dengan hasil pengukuran terakhir di lapangan.
Ukuran gambar, skala, tata letak, cara gambar, legenda, tebal tipis garis dan kop
gambar harus mengikuti standar gambar dari Standar Perencanaan Pipa / KP.07
atau sesuai dengan pengarahan Direksi.
Prosedur pengajuan gambar kerja adalah, secara formal Kontraktor mengajukan
untuk diperiksa, draft gambar kerja detil diatas kertas milimeter yang ditujukan
kepada Pemimpin Bagian Proyek dengan tembusan ke Konsultan, bila masih ada
koreksi Kontraktor wajib memperbaiki dan diajukan lagi. Bila gambar draft sudah

B a b I I - 11
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
disetujui oleh konsultan dan proyek, kemudian Kontraktor harus menyalin ke kertas
transparan (kalkir) dan menintanya.

2.4.6. Pekerjaan Tanah


2.4.5.1. Pembersihan Semak Belukar
Pekerjaan pembangunan jaringan Pipa ini merupakan pembangunan baru, sehingga
untuk item pekerjaan ini hanya diperlukan sebagai bagian pemeliharaan pada saat
bidang Jaringan Pipa dan bidang bangunan yang telah selesai dikerjakan sebelum
pelaksanaan PHO.
Proses pembersihan semak belukar ini harus diselaraskan dengan program
pekerjaan pada lokasi tersebut sehingga tidak terlalu lama berselang dengan
pelaksanaan, secara garis besar pekerjaan ini akan berlangsung dua kali, yaitu
pemeliharaan setelah penyelesaian pekerjaan dilokasi tersebut dan sebelum PHO.
2.4.5.2. Pekerjaan Clearing (Pembersihan)
Bidang kerja Jaringan Pipa akan melalui hutan rakyat/hutan produksi, kebun dan
lain-lain dengan tingkat kerapatan tegakan sedang, sehingga sebelum pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bidang kerja dan sekitarnya harus dilakukan pembersihan
pepohonan.
Pembersihan pepohonan termasuk didalamnya kegiatan pemotongan batang pohon,
pembersihan tonggak, dan pembersihan sisa-sisa tebangan.
Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-
tonggak dan sampah lainnya) harus dibakar sampai habis pada lokasi yang aman,
dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu
Pekerja dan Mandor dan alat yang digunakan adalah bulldozer 15 ton.
2.4.5.3. Pemasangan Profil Kayu Pembentuk (Bouwplank)
Pada setiap pembuatan bagian dari bangunan, Kontraktor diwajibkan memasang
bouwplank / profil dan mencantumkan elevasi serta dimensi bangunannya.
Pemasangan bouwplank / profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok
hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran
dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk
membimbing pelaksanaan dilapangan dapat digunakan tarikan benang dan kapur
bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan
dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat
bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus
ditimbun, Semua biaya untuk uitzet dan bouwplank sudah termasuk dalam biaya
umum (Overhead).
2.4.5.4. Pekerjaan Timbunan dan Galian
(1) Pekerjaan Pengupasan (Stripping)

B a b I I - 12
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Untuk daerah pekerjaan baru Kontraktor, yaitu bagian Jaringan Pipa yang akan
ditimbun pembersihan harus dilakukan dengan cara stripping kurang lebih setebal 15
cm. Pohon-pohon harus dibongkar sampai keakar-akarnya, kemudian lobang-lobang
bekas akar harus diisi dengan tanah dan kemudian dipadatkan.
Jika diinstruksikan secara tertulis, kontraktor juga harus membersihkan lapangan
pekerjaan dari bangunan - bangunan dan pohon-pohon berdiameter lebih dari 0,75
m.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu
Pekerja dan Mandor dan alat yang digunakan adalah bulldozer 15 ton.
(2) Pekerjaan Galian Tanah
Dari hasil investigasi dilapangan terdapat 3 klasifikasi material galian yang akan
ditemukan, yaitu :
a. Galian tanah biasa (tanah lunak/common soil), yang ditemukan pada sebagian
besar jalur trase Jaringan Pipa Tiu pasai.
b. Galian tanah keras (weathered rock),
c. Galian batu (sound rock)
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah"
dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Kontraktor harus bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over excavation) dan
Kontraktor wajib menimbun dan memadatkan kembali sesuai dengan garis rencana
atau pengarahan Direksi.
Sering untuk galian yang ditetapkan dalam desain harus dimodifikasi dilapangan
akibat perubahan jenis lapisan tanah agar pekerjaan menjadi hemat, untuk itu
Kontraktor diminta untuk selalu melaporkan perkembangan agar gambar keja dapat
dimodifikasi, pelaksanaan pekerjaan biasanya jenis tanah selalu diawali dengan
galian tanah biasa dengan slope 1:1 dan bila pada lapisan berikutnya bila ditemukan
weathered maka slope harus berubah menjadi : 1: 0.5, kemudian bila pada lapisan
berikutnya ditemukan batu maka slope dapat berubah kembali menjadi 1 : 0.3.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan di lapangan
dan dibuat berita acara yang ditandatangani oleh Direksi, Konsultan dan Kontraktor,
pembayaran pekerjaan galian tanah dihitung dalam satuan meter kubik tanah tergali
sesuai garis rencana atau revisi.
Pelaksanaan pekerjaan galian (excavation) adalah terbagi 3 kategori, yaitu untuk
pekerjaan galian kemudian ditimbunkan pada bidang kerja tersebut, bila pekerjaan
galian menghasilkan volume galian berlebih untuk kebutuhan bidang kerja tersebut
maka volume tanah kemudian di stock didepan atau dibelakang bidang kerja tersebut
atau bila tidak dibutukan dapat dibuang keluar bidang kerja tersebut.
(3) Pekerjaan Timbunan

B a b I I - 13
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Didalam pekerjaan timbunan tanah acak (random fill) dikenal tiga item pekerjaan
timbunan, yaitu pekerjaan timbunan dari hasil galian, timbunan dari hasil galian di lain
bidang kerja yang disimpan di stockpile selanjutnya disebut timbunan dari stockpile,
dan timbunan dari borrow area, selanjutnya disebut timbunan borrow.
Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan timbunan didalam
satu ruas pekerjaan yang telah ditentukan oleh Direksi dan Konsultan, Kontraktor
wajib menggunakan terlebih dahulu material timbunan yang berasal dari hasil galian,
apabila material timbunan dari hasil galian sudah habis maka digunakan material
timbunan yang di simpan di stockpile di lain bidang kerja, dan bila dari stockpile
sudah habis baru menggunakan material yang didatangkan dari borrow area yang
telah disetujui oleh Direksi.
Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut :
- Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan
(pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap
gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas persetujuan
Direksi.
- Pekerjaan timbunan filter dilakukan terlebih dahulu dan dilaksanakan layer per
layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20 m.
- Alat pemadat yang dipergunakan adalah vibrator roller dan hand tamper. Hand
tamper dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang timbunan dan
bidang struktur.
- Untuk membentuk layer timbunan dipergunakan buldozer tipe D3 agar getaran
atau goyangan yang ditimbulkan selama operasi tidak membahayakan struktur
yang telah dan sedang dikerjakan.
- Selanjutnya pekerjaan timbunan dengan tanah random dari stock pile
dilaksanakan untuk mengisi ruang diluar bidang ’timbunan filter’ sampai pada
batas elevasi yang direncanakan. Jika terjadi kekurangan material dari stock pile,
maka Kontraktor baru diperbolehkan mengadakan material tanah dari borrow
area. Dimana hal tersebut harus dengan persetujuan Konsultan dan Direksi.
- Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan dipadatkan
sesuai dengan spesifikasi teknis.
Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stockpile ataupun dari
borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan
sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan
diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan
membahayakan konstruksi.
Material untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan
gradasi sesuai dengan contoh uji laboratorium. Bila kadar air material ditempat
pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus dilakukan
pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana material
timbunan dihampar sebelum dipadatkan.

B a b I I - 14
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Sebelum mulai menimbun permukaan tanah harus digaruk sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15
m, dan kadar air dari tanah yang digaruk harus selalu dijaga secara baik. Bila oleh
karena sesuatu sebab pelaksanaan penghamparan dan pemadatan terhenti,
permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali
sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
Pemadatan harus menggunakan alat pemadat bergetar (vibro compactor), hand
tamping atau peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan kepadatan
tidak kurang dar 95 % pemadatan kering dari uji Pemadatan Standard Proctor di
laboratorium. Kandungan air harus dijaga terus sesuai hasil uji ini. Apabila menurut
pendapat Direksi, hasil pemadatan kering yang dilaksanakan sesuai dengan keadaan
lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering, sekalipun kontraktor telah
mengikuti semua langkah yang tercantum dalam Spesifikasi, selanjutnya Direksi atas
persetujuannya dapat menerima tidak kurang dari 90% dari pemadatan kering
maksimum untuk pemadatan khusus pada timbunan ini.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada
sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana
agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Kontraktor untuk
melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga
satuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk Jaringan Pipa diatas tanah asli harus rapat air,
dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum. Bila terjadi
kebocoran atau rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh
Direksi, maka Kontraktor wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan
dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Kontraktor di lapangan. Uji
percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya
test kepadatan dilakukan per 50 m panjang Jaringan Pipa per lapis timbunan dalam
posisi berseberangan.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen pengaturan adalah selalu berpengaruh pada
tiga bidang kerja, dimana bila stock pile di bidang depan atau belakang telah tidak
ada maka dapat didatangkan tanah borrow dari sumber terdekat pada kanan atau kiri
dari bidang tersebut.
Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan
pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan
perintah Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap sudah selesai dan layak dibayar jika
sudah dibentuk dan dirapihkan.

2.5 PENGANGKUTAN PIPA


2.5.1. Peralatan yang Diperlukan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan persetujuan
kepada
Direksi untuk penggunaan alat-alat yang akan dipakai

B a b I I - 15
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
seperti :
- Alat pengangkatan (Lifting Equipment)
- Alat pengangkutan (Transportation Equipment)
- Alat pengujian (Testing Equipment)
- Peralatan pelengkap lainnya

2.5.2. Pengangkutan Pipa


Kontraktor harus mengangkut dan memindahkan pipa dan accessoriesnya dari
gudang Proyek ke sepanjang jalur lokasi pemasangan pipa. Semua resiko
yang timbul akibat pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Peralatan Pengangkat
Kontraktor harus menyediakan peralatan pengangkat di gudang dan di
lokasi rencana pemasangan pipa.
Peralatan pengangkatan ini harus mempunyai kemampuan minimal 1
(satu) ton atau berat 1 batang pipa dengan diameter terbesaryang akan
dipasang.
Peralatan ini dimaksudkan untuk mengangkat pipa PVC, Steel & GSP dari
tempat penimbunan ke atas alat pengangkut dan menurunkan pipa dari
alat pengangkut ke sepanjang jalur pemasangan pipa dan untuk
menurunkan pipa ke dalam galian, bila diperlukan.
b. Peralatan Pengangkutan
Peralatan pengangkutan yang dimaksud adalah untuk mengangkut pipa
dari gudang ke lokasi sepanjang jalur pipa dengan memperhitungkan
kondisi pipa dan jalan yang akan dilewati.
Peralatan ini akan berupa trailer atau alat berat lainnya yang sesuai
dengan kondisi yang diperlukan.

Segala biaya yang timbul untuk keperluan pengangkutan pipa, termasuk


retribusi, harus ditanggung oleh Kontraktor dan telah tercakup dalam
harga satuan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

2.5.3. Pemeliharaan/Penjagaan Pipa dan Accessories

Kontrator harus mengadakan pemeliharaan dan penjagaan atas pipa-pipa dan


accessoriesnya untuk mencegah timbulnya kerusakan atas pipa-pipa dan
accessories tersebut selama berlangsungnya pekerjaan pengangkutan dan
pemindahan, penurunan ke posisi yang benar dan pemasangannya serta
penyambungan sampai pekerjaan selesai.
Pipa tidak boleh diletakkan langsung (kontak) dengan tanah, harus diberi
penopang dari kayu atau bahan lain.

Kontraktor juga harus menggunakan, memelihara dan menjaga peralatan


(Tools and Equipment) yang diperlukan dalam pemasangan pipa
sedemikian rupa hingga kemungkinan terjadinya kerusakan dapat dihindari.
Semua peralatan harus selalu dalam keadaan bersih dan terpelihara baik, serta
siap pakai setiap saat diperlukan.
Kerusakan yang terjadi atas pipa dan accessorienya beserta peralatan yang
diperlukan harus segera diperbaiki sesuai dengan ketentuan/petunjuk Direksi.
B a b I I - 16
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Apabila kerusakan yang terjadi sedemikian rupa hingga tidak dapat
diperbaiki, atau karena hilang,
Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya. Biaya yang timbul akibat
kerusakan dan/atau kehilangan tersebut di atas, harus ditanggung oleh
Kontraktor.

2.6 PEMASANGAN PIPA


2.6.1.Trase Pemasangan Pipa.
Trase pipa diberikan sesuai dengan Gambar dan penjelasan pada Peninjauan
Lapangan setelah Rapat Penjelasan Pekerjaan
Penjelasan trase pipa pada Peninjauan Lapangan ini mengikat Rekanan
untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Segala biaya yang timbul untuk menentukan trase ini termasuk pematokannya
menjadi tanggung jawab Rekanan.

a. Kewajiban Rekanan.
Rekanan berkewajiban dan bertanggung jawab agar pipa-pipa berikut
fitting dan perlengkapannya terpasang secara benar pada trase yang
ditentukan, baik kelurusannya, kedalaman maupun kemiringannya.
Untuk maksud ini, jika dikehendaki oleh Direksi Proyek, Rekanan harus
mengukur pekerjaannya dari tolok ukur atau titik reference tertentu atas biaya
Rekanan.
b. Penyimpangan karena bangunan lain.
Bilamana ada rintangan yang tidak terlihat di dalam rencana dan
ternyata menghalangi pekerjaan dan mengakibatkan perubahan pelaksanaan,
maka Rekanan harus mengadakan perubahan tersebut sesuai petunjuk
Direksi Proyek. Perubahan pekerjaan tersebut dilaksanakan berdasarkan
pada pasal 4.17, tentang pekerjaan tambah kurang.

c. Perhatian Untuk Pekerjaan Penggalian.


Pekerjaan penggalian harus dilakukan dengan hati-hati sedemikian rupa
sehingga pekerjaan galian pada trase yang tepat.
Bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bangunan dan/ atau instalasi bawah
tanah yang ada sebagai akibat penggalian, Rekanan harus memperbaikinya
kembali sesuai dengan keadaan semula dengan biaya Rekanan.
d. Penyelidikan Sarana-Sarana Dibawah Tanah.
Bilamana menurut Direksi Proyek, diperlukan untuk penyelidikan dan
penggalian untuk menentukan bangunan dan/ atau instalasi bawah tanah
yang ada, maka Rekanan harus melaksanakan penyuntikan pendahuluan
pada trase pipa yang akan digali dan atas petunjuk Direksi Proyek serta
biayanya menjadi tanggungan Rekanan.
e. Kedalaman Pipa.
Semua pipa dipasang pada kedalaman 1,65 meter yang dihitung dari
permukaan tanah terendah rata-rata sampai kesisi puncak pipa, kecuali
terlihat lain pada gambar atau atas petunjuk Direksi Proyek.

2.6.2.Penggalian dan Persiapan Parit Galian.


B a b I I - 17
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
1) Umum
a. Galian tanah dilaksanakan untuk :
* Semua pemasangan pipa dan peralatannya serta bangunan
pelengkap yang termasuk dalam pekerjaan ini.
* Semua bagian-bagian bangunan yang masuk ke dalam tanah.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan
dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari
kemungkinan - kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan
manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada.
Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan
pembuatan parit
galian, menjadi tanggung jawab Rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memung- kinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan
aman.
Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang
dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi
Proyek. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa
harus segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan
perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/ pengurugan
kembali dengan segera.
d. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi
pekerjaan dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
e. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan
tanah atau di bawah tanah, maka harus diadakan pengamanan
terhadapnya agar tidak terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan
Rekanan.
Perbaikan atas kerusakan yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
penggalian menjadi tanggung jawab Rekanan.
2) Lebar dan Kedalaman Parit Galian.
a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan
pipa berikut perlengkapannya serta bangunan-bangunan yang nyata -
nyata termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan
Gambar Kerja (gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan
potongan).
b. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari atas pipa sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah
diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir di bawah pipa.
c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki
sehingga terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada
dasar galian (yang tidak terganggu antara 2 sambungan pipa).
d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk
mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.
e. Bila tidak dinyatakan lain,lebar parit galian disesuaikan dengan
besarnya
pipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus
menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehingga
kebocoran - kebocoran pada sambungan pipa dapat dihindarkan. Bila

B a b I I - 18
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
perlu lebar galian diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat
penyangga dan sebagainya.
f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali
hingga
didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang bekerja, pemasangan,
penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
g. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur
atau penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan pasir
ataupun diurug dengan bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh
Direksi Proyek.
Urugan tersebut kemudian dipadatkan dengan alat pemadatan atau
dengan tangan untuk memperoleh permukaan yang rata pada
tempat pemasangan pipa.
h. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang
dari parit galian.
i. Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidas dan digali
pada kedalaman yang tepat untuk meletakkan pipa, serta harus bebas
dari lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki pada pekerja.
Dasar parit yang sebelumnya padat tapi menjadi lunak bagian
atasnya akibat pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan
satu atau lebih lapisan batu pecah atau kerikil.
Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit tidak boleh lebih
tebal dari 1,25 cm.

3) Galian Pada Tanah Lunak.


a. Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian terjadi
kelongsoran-kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan terus menerus
yang mengganggu, haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap
kayu atau lainnya) agar terjamin keselamatan dan keamanan
pekerja, effisien kerja, struktur dan fasilitas lain yang ada.
Penurapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk menahan
semua beban dan muatan yang mungkin timbul akibat pergerakan
tanah atau
tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku hingga tidak
terjadi perubahan bentuk dan posisi dalam keadaan apapun.
Biaya yang mungkin timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut
harus sudah diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak
diterima adanyatuntutan tambahan biaya untuk pekerjaan ini.
b. Bila pada bagian bawah parit galian ternyata tidak stabil atau
dijumpai lapisan-lapisan bekas sampah ataupun humus, lapisan
tersebut harus dibuang.
Bila dianggap perlu, Direksi Proyek dapat memerintahkan untuk
memindahkan tanah pada lokasi galian dan mengisinya kembali
dengan bahan-bahan yang sesuai.

4) Pengamanan Parit Galian.


a. Pada tempat-tempat parit galian yang mudah longsor harus
diberi turap-turap pengaman.
B a b I I - 19
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
b. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang
harus dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
c. Apabila juga ternyata bahwa di dalam galian dijumpai air yang
mengganggu pengeringan, maka Rekanan harus menyediakan pompa
atau peralatan lain untuk pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat
pekerjaan pengeringan tersebut berikut pompa dan peralatannya
adalah tanggungan Rekanan.
d. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam
hingga mencapai atau di bawah elevasi statik air, hendaknya
dikeringkan dengan menurunkan permukaan air tanah sampai jarak
tidak kurang 30 cm di bawah dasar galian.
e. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain
dicegah tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada tanah milik sekitarnya,
dan biaya yang timbul untuk pekerjaan ini merupakan tanggung
jawab Rekanan.

5) Penimbunan Tanah Bekas Galian.


Semua tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu bagi pejalan kaki maupun kendaraan yang lewat.
Bila diperlukan, Direksi Proyek dapat memerintahkan kepada Rekanan
untuk
mengangkut tanah lebih bekas galian tersebut. Segala biaya yang
ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Rekanan.

6) Pemeriksaan Parit Galian.


Pekerjaan parit galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Proyek.

2.6.3.Pemasangan Pipa
1) Umum.
a. Pipa, fitting dan perlengkapannya yang akan dipasang, tersimpan
digudang penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi Tugas.
Pengangkutan dari gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung
jawab Rekanan termasuk pembiayaannya.
Apabila ternyata di dalam pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan
perlengkapannya terdapat kelebihan pipa atau perlengkapannya,
Rekanan harus mengembalikannya ke gudang/tempat pengumpulan
yang ditentukan oleh Direksi Proyek. Biaya untuk pengembalian
pipadan potongan - potongan pipa dan perlengkapan pipa tersebut
menjadi tanggungan Rekanan.
b. Cara-cara pengangkutan, penyambungan dari pipa-pipa dan
ketentuan - ketentuan teknis cara pemasangan akan diberikan
petunjuk oleh Direksi Proyek.
c. Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diserahkan kepada Rekanan
B a b I I - 20
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan
sampai hilang atau rusak. Kerusakan atau hilang setelah diserahkan
kepada Rekanan, harus diganti sesuai dengan kwalitas/ bentuk aslinya
dan biaya yang ditimbulkan akibat penggantian tersebut menjadi
tanggungan Rekanan.
d. Sebelum dan sesudah dipasang, pipa-pipa dan perlengkapan pipa,
harus dijaga bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

Kontraktor harus mengadakan dan menyediakan peralatan (Tools and


Equipment) yang cukup baik, serta jumlah dan jenisnya sesuai dengan yang
diperlukan untuk pekerjaan pemasangan pipa beserta accessoriesnya.
Peralatan tersebut harus selalu dalam keadaan terpelihara baik dan siap
pakai pada saat diperlukan. Cara- cara yang dipergunakan untuk
pemasangan pipa dan penggunaan peralatan tersebut harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik. Penyangga pipa harus dipasang untuk
pemasangan pipa di atas tanah (exposed), baik hal itu ditunjukkan dalam
gambar ataupun tidak.

Bagian dalam pipa dan accessoriesnya harus selalu dijaga kebersihannya


dan dijauhkan dari benda-benda asing dan kotoran saat sejak sebelum
pekerjaan pemasangan pipa dilaksanakan. Tindakan pencegahan untuk
menghindari masuknya benda-benda asing dan kotoran harus dilakukan
selama pekerjaan pemasangan pipa berlangsung, dengan cara menyumbat
ujung-ujung pipa dengan kain pembersih atau sejenisnya. Pada akhir
pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, setiap lubang dan ujung pipa
yang terbuka harus dipasang sumbat yang rapat air.
Pipa harus dipasang sesuai dengan arah dan kemiringan yang ditunjukkan
dalam gambar. Sebelum dipasang pada posisinya, arah dan kemiringan
landasannya harus diperiksa dengan alat ukur.
Pada saat pemasangan, ppipa dan accessorienya harus diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kerusakan/cacat. Pipa dan accessories yang cacat,
yang ditemukan sebelum, pada saat dan sesudah terpasang, harus diberi
tanda dan disingkirkan dari tempat pekerjaan dan kemudian diganti
dengan bahan yang setara dan utuh.
Kontraktor harus menggunakan saran-saran teknis yang diajukan oleh
pabrik pembuat tentang cara pemasangan sambungan-sambungan. Minyak
pelumas (lubricant) yang disarankan dari pabrik pembuat atau disetujui
Direksi harus digunakan Kontraktor. Dimana pabrik pembuat penyarankan
pemakaian alat penyambung yang khusus, Kontraktor harus menggunakan
alat-alat tersebut untuk pemasangan semua sambungan dengan pipa dari
tipe yang dipersyaratkan. Semua sambungan harus kedap air.
Direksi berhak menghentikan pekerjaan pemasangan pipa apabila menurut
pendapatnya alur pipa dan elevasinya tidak benar serta cara-cara
pemasanganya tidak mengikuti petunjuk pabrik atau Direksi.
2) Pembongkaran Sepanjang Jalur Parit Galian.
Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakkan setiap
interval panjang pipa sehingga memudahkan penurunan pipa kedalam parit.
3) Menurunkan Pipa Kedalam Parit Galian.

B a b I I - 21
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
a. Pipa yang akan dipasang, diturunkan kedalam parit galian dengan
alat-alat khusus yang disediakan oleh Rekanan. Semua peralatan
dan fasilitas yang diperlukan harus disiapkan sebelumnya agar
pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan mudah, aman dan sempurna.
Semua pipa, fitting dan perlengkapannya harus diturunkan dengan
hati-hati
kedalam parit galian secara satu persatu dengan derek, tali-tali dan
lain-lain alat yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan.
Dalam hal apaun penurunan pipa ke dalam galian tidak boleh
dijatuhkan.
Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh
menggunakan sling baja atau rantai, karena dapat merusak dan
menggores pipa.
Bila Rekanan menggunakan kait untuk mengangkat dan menurunkan
pipa, maka ujung kait ini harus dilindungi karet, untuk menghindari
kerusakan pada ujung-ujung pipa dan inner lining dari pipa baja.
b. Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat
kelalaian Rekanan, Rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak atau
memperbaiki kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti semula
dengan persetujuan Direksi Proyek.
c. Selama penurunan pipa-pipa terutama pipa fiberglas dan pipa asbes
semen, harus dihindari terbantingnya atau terbenturnya pipa, karena
dapat menimbulkan pecah atau retak-retak pada pipa atau kerusakan
pada ujung pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.

4) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.


Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-alat bantu
untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati
sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada
lokasi yang sebenarnya.
Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus
dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Direksi Proyek. Pipa atau fitting yang rusak
harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.
5) Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.
Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis
kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian sambungan yang
akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu sampai bersih sehingga
diperoleh sambungan pipa yang stabil dan baik.
Pada sistem sambungan yang menggunakan cincin karet atau rubber
gasket, misalnya kopling, dresser dan mechanical joint, maka cincin karet
harus terhindar dari minyak dan bahan kimia yang bisa merusak.
Cincin karet ini harus disimpan ditempat yang terlindung dari sinar
matahari dan hanya dibawa ke lapangan bila akan dipasang.
6) Pemasangan Pipa.
a. Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai
kemasukan segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing,
alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat

B a b I I - 22
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air di dalam pipa.
b. Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam parit galian harus
langsung dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug
dengan bahan- bahan yang disetujui Direksi Proyek serta dipadatkan
dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan
pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Proyek.
Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Proyek baru diperbolehkan
untuk diurug.
c. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya
berhenti,
harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan masuk kedalam
pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui
Direksi Proyek.
d. Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow/ bend
dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh
lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan,
untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh Direksi Proyek.
e. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus
dilaksanakan dengan penyambung bend/elbow yang sesuai, begitu pula
untuk percabangan harus dengan tee atau tee cross (sesuai
kebutuhannya).
f. Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara papun
tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan)
tanpa persetujuan Direksi Proyek.
g. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah
asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat
persetujuan dari Direksi Proyek.
h. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar
mengenai kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus
serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak
boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian
hari.
i. Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa
harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa
harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan
kering.
j. Disekeliling pipa harus diberi tanah halus bebas batuan sesuai
dengan gambar, dan tanah bekas galiannya harus disingkirkan agar
segera dapat dilalui kendaraan- kendaraan, dan khusus untuk jalan-
jalan protokol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat)
harus dilindungi dengan pelat baja.
k. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/
bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton
K-175).
l. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu
diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat
B a b I I - 23
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor ke
dalam pipa.
m. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus
bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspal atau bahan-bahan minyak
pelumas lainnya.
n. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup (didop/ plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).
7) Pemotongan Pipa.
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan
Rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus dilaksanakan dengan
alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang,
agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan
syarat-syarat teknis / petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan. Ujung-
ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai
misalnya dengan gurinda.
8) Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.
Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan pema-
sangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan dan kondisi
semula.
Biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan tersebut menjadi tanggung
jawab Rekanan.
9) Pemasangan Pipa PE
Semua pipa PE dan fitting disambung dengan baik sesuai dengan intruksi
dari pabrik. Pelumas yang diusulkan dari pabrik atau yang disetujui Direksi
harus digunakan Kontraktor.
Pemotongan pipa dan pembuatan ujung-ujung miring (bevel) harus
menggunakan alat sesuai rekomendasi pabrik dan dengan cara-cara sesuai
instruksi pabrik dan disetujui Direksi.
Pipa PE tidak boleh DIBAKAR, dan juga pipa PE tidak boleh melewati
atau dicor dalam dinding beton.
10) Pemasangan Pipa GSP (Galvanized Steel Pipe)
Semua pipa GSP dan fitting harus disambung dengan baik sesuai dengan
instruksi dari pabrik. Semua sambungan harus menggunakan PTFE.
Pemotongan pipa dan pembuatan ulir harus menggunakan alat yang
sesuai
dengan instruksi dari pabrik dan disetujui Direksi. Peralatan pembuatan ulir
harus menghasilkan ulir yang rapi dan baik, bebas dari serpihan baja.

2.6.4.Penyambungan Pipa
1) Umum.
Penyambungan pipa seperti yang akan diuraikan dalam spesifikasi ini
bersifat umum. Uraian terinci tetang sambungan tersebut, harus mengikuti
instruksi dan petunjuk pabrik atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penyambungan pipa seperti yang akan diuraikan dalam butir ini sudah
termasuk semua accessories yang diperlukan.
Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan
petunjuk-petunjuk dari Direksi Proyek.
B a b I I - 24
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
* Pipa baja dengan sambungan flens.
* Pipa baja dengan sambungan las.
2) Sambungan Tekan (Push-on-Joint)
Pipa-pipa yang digunakan masing-masing mempunyai ujung berbentuk spigot
dan socket.
Setelah pipa dibersihkan gelang karet dimasukkan ke dalam socket
tepat pada kedudukannya, tandai ujung spigot dengan garis melingkar sesuai
panjang lekukan ujung socket dan oleskan pelumas pada ujung spigot dan
gelang karet di dalam socket.
Masukkan ujung spigot ke dalam socket dengan posisi kedua pipa dalam
keadaan sejajar dan rapatkan sambungan spigot dengan socket sampai
batas yang dikehendaki.
3) Sambungan mekanikal (Mechanical Joint)
Sambungan pipa menggunakan gelang penekan yang dikunci dengan
baut. Setelah dibersihkan dan ditaburi dengan bahan sabun, gelang
penekan dipasang pada ujung spigot, lalu ujung spigot dimasukkan ke
dalam ujung socket yang dipasangi gasket; dan baut dipasang dan
dikencangkan
Mur-mur yang letaknya bersebelahan dengan sudut 180° harus dikencangkan
bergantian sedikit demi sedikit bagian per bagian mur, agar diperoleh
tegangan yang merata pada seluruh bagian gelang penekan.
Semua mur dikencangkan dengan kunci (kunci moment yang memiliki
alat pengukur leluatan putar) dan semuanya dikencangkan sesuai
dengan kekuatan putar yang ditentukan sesuai standar yang dibuat oleh
pabrik.
4) Pembelokan (Deflection) yang Diijinkan
Pipa-pipa yang digunakan masing-masing mempunyai ujung berbentuk spigot
dan socket.
Pipa-pipa dengan fitting dan accessoriesnya harus dipasang dan
disambung dengan cermat dan teliti sesuai dengan aligment seperti
ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan Direksi.
Apabila diperlukan, sambungan (tanpa angkur) dapat dibelokkan agar
diperoleh
alur pipa dalam bentuk kurva dengan jari-jari yang panjang. Pada
sambungan dengan angkur (anchored joint), tidak diperbolehkan adanya
pembelokan.
Besarnya sudut pembelokan sesuai ketentuan tersebut dibawah ini dan
disetujui oleh Direksi.
5) Sambungan Tipe Flens
Setelah Flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian dipasang dan
dibaut dengan putaran secukupnya. Di antara kedua permukaan flens
dipasang packing (gasket) dari karet atau elastomer untuk mencegah
kebocoran dan agar sambungan lebih fleksibel. Kemudian baut dan mur
dipasang dan dikencangkan.
Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat
menjamin kesama rataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens pipa,
B a b I I - 25
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Mur-mur yang diletakkan bersebelahan dengan sudut 180° harus
dikencangkan bergantian sedemikian rupa agar diperoleh tegangan yang
merata pada seluruh permukaan flens. Semua mur harus dikencangkan
sesuai dengan kekuatan putar yang ditentukan dengan menggunakan
kunsi dinamometris. Kekuatan putar baut ditentukan berdasarkan
standar yang dibuat oleh pabrik.
Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk
dengan sempurna.
6) Sambungan
Fleksibel a. Umum
Sambungan fleksibel dan sambungan-sambungan tipe yang lain
harus dikerjakan dan dipasang dengan cara dan posisi yang benar
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi atau
sesuai dengan instruksi dan petunjuk pabrik.
Semua ujung/bagian yang akan disambung harus dibersihkan lebih
dahulu sebelum dikerjakan.
b. Sambungan Tied Dismantling
Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah flens.
Sambungan ini dipasang pada pipa-pipa yang tertanam di dalam 2
(dua) komponen struktur yang berbeda, atau pada tempat-tempat
tertentu yang ditunjukkan dalam gambar dan/atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
Penyimpangan arah, kontraksi, ekspansi dan perubahan posisi
sambungan harus dicegah sebelum pemasangan selesai.
Untuk mencegah terjadinya perubahan posisi tersebut, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu pada saat
komponen-
komponen sambungan tersebut sedang diangkut, diturunkan ke
dalam alur pipa dan selama pemasangannya.
Kontraktor tidak boleh membongkar/menyingkirkan struktur
penguat/pelindung yang dipasang selama pekerjaan pemasangan
sambungan berlangsung, sebelum pekerjaan tersebut selesai.
c. Sambungan Gibault (Collar)
Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah spigot.
Setelah dibersihkan dan diolesi bahan sabun, pada ujung spigot
yang satu dipasang berturut-turut gelang penekan, gasket elastomer
dan slongsong (stradding ring), dan satunya lagi dipasangi gelang
penekan dan gasket.
Setelah kedua ujung spigot dipertemukan pada posisi yang benar,
semua fitting distel dan dikunci dengan baut.
d. Sambungan beda Diameter (Vicking Johnson)
Berlaku untuk penyambungan 2 (dua) buah spigot dengan diameter
berbeda. Fitting penyambungannya berupa potongan pipa dengan
kedua ujungnya berbentuk spigot yang dipasang dengan panjang 1 m
Sambungan ini sama dengan sambungan Collar, hanya
selongsongnya terdiri dari 2 (dua) bagian yang dipasang pada spigot
dengan pengunci baut.
e. Flange Adaptor

B a b I I - 26
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Berlaku untuk penyambungan flens dan spigot.
Setelah dibersihkan pada ujung spigot dipasang gelang penekan, gasket
dan selongsong. Ujung spigot dan flens ditemukan pada posisi
yang tepat kemudian semua fitting di stel dan dikunci dengan baut.
7) Sambungan Las
a. Umum
Pengelasan pada sambungan-sambungan untuk pipa baja harus
sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PUBI - 1982
pasal 80 atau SII 0192 - 78 atau BS 5135.
Kerusakan pada lapisan pelindung dan lapisan dalam harus diperbaiki
sampai mendapat persetujuan dari Direksi.
Banyaknya pipa yang disambung dengan las sesuai dengan cara yang
dilaksanakan untuk meletakkan pipa dalam galian. Bila pengelasan
dikerjakan di dalam galian, galian tersebut perlu diperlebar
secukupnya untuk memberikan ruang kerja yang cukup selama
pengelasan dikerjakan.
Bila pengelasan dilakukan di luar parit galian, maka jumlah pipa-pipa
yang dilas harus sedemikian rupa, sehingga terdapat suatu panjang
tertentu dari pipa yang dilas, dan cara penempatan pada posisi yang
benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa kedalam
parit galian, pipa tidak mengalami kerusakan. Dalam hal ini Rekanan
terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari Direksi Proyek.
Pengelasan harus dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali lapisan,
sehingga didapatkan hasil yang memuaskan.
Semua sambungan pipa yang sudah dilas harus di test.
Pengetesan dilaksanakan dengan cara radiographic atau dengan cara
lain yang disetujui Direksi Proyek.
b. Syarat dan Kualifikasi Tukang Las
Kontraktor harus menyerahkan pengalaman terakhir dan kualifikasi
dari tukang las yang diusulkan untuk disetujui Direksi. Tukang las
tersebut harus mempunyai pengalaman dan kualifikasi memadai.
Pengelasan harus dilakukan tenaga-tenaga yang berpengalaman
dalam bidangnya dan mempunyai sertifikat keahlian dalam bidang ini.
Bila Direksi Proyek meminta, maka sertifikat ini harus
diberikan.
c. Kawat Las dan Mesin Las
Kawat las harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam BS
639 atau yang setara yang mempunyai daya tarik yang lebih besar
dari bahan dasar pipa yang akan dilas. Kawat las yang dipergunakan
untuk pipa baja adalah jenis JIS z 3211 atau semutu dan disetujui
Direksi Proyek.
Kawat las yang dipergunakan untuk pipa DCI dan DCI atau DCI dengan
bahan baja adalah jenis khusus untuk besi tuang dan dari jenis "CIA"
atau semutu dan disetujui Direksi Proyek.
Kawat las yang lembab tidak dapat dipakai dan kadar kelembaban
harus kurang dari 2,5% untuk kawat yang dapat memancarkan sinar
(cahaya) dan
0,5% untuk kawat yang mengandung zat air yang
B a b I I - 27
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
rendah.
Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc
welding machine dan disetujui oleh Direksi.
d. Pembersihan dan Perbaikan lapisan Pipa.
Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar (coating) pipa
dipasang kembali seperti semula dengan cara-cara menurut
petunjuk dan peraturan-peraturan pabrik pembuat pipa.
Untuk pipa baja diameter 500 mm ke bawah, pembersihan dan
perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja.
e. Penyiapan Ujung Pipa
Pipa baja yang disiapkan untuk jembatan pipa sudah mempunyai
ujung-ujung yang miring yang dipersiapkan di pabrik. Oleh karenanya,
pembuatan ujung- ujung yang miring di lapangan diperlukan
dalam hal pipa dipotong. Pembuatan kemiringan pada ujung-ujung
yang dipotong harus dilaksanakan sesuai dengan AWWA C 200-86.
f. Pengelasan
Sebelum pekerjaan pengelasan dimulai, permukaan yang miring
tersebut diatas harus dibersihkan dari semua kotoran, minyak dan karat-
karat dengan gerinda dan sikat kawat. Selama pekerjaan pengelasan
berlangsung secara terus menerus dari bawah sampai atas pipa, arus
dan kecepatan putar dari mesin las harus dijaga selallu tetap.
Selama pekerjaan dikerjakan di lapangan, Kontraktor harus
melindungi dari iklim seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan pengelasan tidak boleh dikerjakan dalam kondisi seperti
di atas tanpa adanya perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
g. Sambungan Las.
Semua sambungan las harus di cat dengan cat dasar anti karat
synchromate setara produksi ICI minimum 2 lapis, kemudian dicat akhir
minimum 2 lapis dengan cat besi yang tahan terhadap karat.
Pengelasan dalam galian dan harus mengikuti petunjuk Direksi.
Penyambungan dengan las harus dengan tipe "butt welding".

2.6.5.Pemasangan Katup, Accessories dan Fitting


1) Umum
Katup, fitting dan blind flange harus dipasang dan disambung pada pipa
dengan cara yang disebutkan pada pasal 5 untuk pembersihan,
peletakan, dan penyambungan pipa. Kontrator harus melengkapi
semua komponen yang diperlukan untuk konstruksi bak kaatup, termasuk
tutup (cover).
Kontraktor harus menyediakan semua keperluan akan tenaga kerja,
bahan dan peralatan dan lain-lain yang diperlukan sesuai dengan keadaan
lapangan, kecuali apa yang disediakan Direksi, untuk pelaksanaan
pemasangan katup-katup beserta accessoriesnya seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan/atau disebutklan
dalam spesifikasi
ini.
Katup-katup harus dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar,
kecuali apabila situasi dan kondisi lapangan memerlukan pemindahan

B a b I I - 28
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
lokasi. Pemilihan lokasi baru ditentukan oleh Direksi berdasarkan hasil
survey dan pengukuran Kontraktor. Atas perubahan tersebut di atas
Kontraktor harus membuat gambar kerja lengkap dengan program dan
jadualnya untuk diserahkan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Kerusakan atau cacat yang timbul pada katup-katup beserta
accessoriesnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan pembiayaan yang
diperlukan untuk perbaikan atau penggantian yang baru dibebankan atas
beban biaya Kontraktor.
2) Katup Udara (Air Valve)
Air Valve yang akan dipasang pada pipa baja dan pipa PE dilaksanakan
seperti tertera di dalam gambar.
Katup udara harus dipasang pada semua titik yang tinggi sesuai dengan
gambar dan/atau yang ditentukan oleh Direksi.
Pipa baja untuk kedudukan air valve terlebih dahulu dibalut dengan plat
baja, setelah plat pembalut tersebut selesai dilas dengan pipa, baru
valve dipasang. Pada pembalut tersebut harus dibuat thread yang
disetujui Direksi Proyek. Air valve harus dibaut dan dikunci dengan
sempurna pada plat pembalut pipa sehingga kedap air.
Bagian dalam dari katup udara dicek sebelum dipasang dan bahan-
bahan yang
terdapat di dalam harus dilindungi dengan dilepas terlebih dulu, bila
ada dan kedua permukaan bagian dalam dan pengapung harus
dibersihkan.
3) Katup (Gate Valve dan Butterfly Valve)
a) pemasangan.
Lokasi pemasangan valve dan valve box sesuai dengan gambar atau
sesuai petunjuk Direksi Proyek.
Cara-cara pemasangan katup harus mengikuti dan sesuai denga
instruksi dan petunjuk pabrik dan atas persetujuan Direksi.
Pemasangan pipa, katup dan accessorienya dilakukan setelah
penecoran beton lantai bak kontrol, kecuali apabila Direksi
berpendapat lain. Sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.

Untuk menurunkan katup ke posisinya di dalam bak kontrol harus


digunakan katrol atau alat lain yang sesuai dan disetujui oleh Direksi.
Pemasangan pada posisi yang benar harus dilakukan secara cermat dan
hati-hati, sedang katup masih tetap menggantung pada katrol.
Penyambungan katup ke pipa harus dilakukan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar atau instruksi dan petunjuk pabrik.
b) Surface Valve atau meter Box.
Surface valve box tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan
kepada valve jadi pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve.
Penutup dari box tingginya harus sama dengan permukaan jalan aspal/
tanah yang ada, atau memenuhi level dan ketinggian yang ditentukan
oleh Direksi Proyek.
4) Pipa Penguras (Washout)
Pipa penguras harus dipasang lengkap pada semua titik/ujung yang rendah
sesuai dengan gambar dan/atau seperti yang didtunjukkan oleh Direksi.

B a b I I - 29
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Pipa pengurasan tidak boleh dihubungkan ke suatu riol, saluran benam
atau dipasang dengan cara lain yang dapat menyebabkan aliran kembali
ke sistem distribusi.
5) Bend dan Fitting
Sejauh memungkinkan, pipa harus dipasang lurus atau dengan lengkungan
radius yang besar. Bilaman perubahan arah yang mendadak tak dapat
dihindari, maka harus dipergunakan bend. Pemasangan bend dan fitting
sepanjang rute pipa sudah termasuk ke dalam pipa harga satuan untuk
biaya pemasangan pipa.
6) Flens Buta
Pada semua ujung pipa yang direncanakan untuk perluasan jaringan di
masa mendatang (sambungan tunggu) harus dipasang flens buta dengan
kuat pada tempatnya. Pemasangan flens buta termasuk dalam harga
satuan untuk biaya pemasangan pipa.
7) Strat Pot (Surface Box)
Body dari strat pot (surface box) harus dari cast iron dan dapat menahan
beban test 40 ton. Ukuran tutup kurang lebih 200 mm atau yang
disetujui Direksi, dengan kata 'PDAM' tercetak di atas tutupnya.
Pada lokasi yang ditentukan Direksi harus digunakan srat pot dengan tipe
PAVA box, dimana strat pot dapat dinaikkan ke atas untuk menghindari
tertutup aspal jika dilakukan pelapisan ulang oleh Dinas Pekerjaan Umum.
8) Expantion & Flexible Joint
Setiap pemasangan expansion dan flexible joint harus dipasang pada
ketinggian yang tepat.
Sebelum dipasang, Ujung-ujung flens ataupun ujung coupling dari
sambungan terlebih dahulu harus dibersihkan

2.6.6.Lapisan Pelindung
1) Umum
Semua pipa accessorienya telah diberi pelindung baik untuk bagian luar
maupun bagian dalam pipa. Lapis pelindung tersebut, yang karena
cacat/rusak selama dalam pengangkutan, penimbunan sementara,
pemasangan, harus diperbaiki dengan bahan yang sama dan cara-cara
yang sesuai dengan instruksi dan petunjuk pabrik. Biaya yang timbul
untuk perbaikan lapis pelindung tersebut menjadi beban biaya Kontraktor.
Pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar atau oleh Direksi, Kontraktor
harus memasang pelindung khusus untuk pipa dan fitting. Pelindungan
tersebut adalah sleeving polythylene, material anti korosi yang terdiri dari
empat tahap untuk sambungan yang menggunakan baut, mur dan ring
seperti dijelaskan pada pasal 7.5.2.
Pada lokasi yang tidak disebut memerlukan pelindungan khusus, maka
semua baut, mur dan ring harus diberi lapisan bitumen dengan ketebalan 3
mm.
Pada semua lokasi tiap sambungan ulir GSP harus diberi pelindungan
anti korosi yang terdiri dari dua tahap seperti dijelaskan pada pasal 7.5.3.

2) Lapisan Pelindung Bagian Luar (Coating)


Baik pipa yang dipasang tertanam dalam tanah atau struktur, maupun

B a b I I - 30
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
yang terpasang di atas tanah, diberi lapis pelindung yang sama.
Dari pabrik semua bagian luar pipa diberi lapisan luar zinc coating sesuai
dengan ISO 8179 yang diikuti dengan cat anti korosi bituminous sesuai
dengan ISO 8179. Lapisan pelindung yang cacat/rusak dan harus
diperbaiki oleh Kontraktor harus dikerjakan atas sepengetahuan dan
sepersetujuan Direksi. Biaya yang diperlukan, bahan dan upah dibebankan
pada Kontraktor.
Cara perbaikan terhadap kerusakan coating, sepanjang tidak disebutkan lain
oleh instruksi dan petunjuk pabrik, harus dilakukan dengan persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Permukaan Pipa
Bagian-bagian coating yang rusak harus dikupas/dibersihkan dengan
blasting (semprotan) pasir atau bahan lain yang disetujui Direksi,
melebar sampai tidak lebih dari 10 cm dari tepi bagian kerusakan.
Sebelum lapisan coating dilebarkan, permukaan pipa harus dijaga tetap
bersih, kering dan bebas dari karat, minyak, gemuk dan bahan-bahan
lain yang dapat melekat pada permukaan pipa.
b. Cat Anti Korosi
Zinc coating di atas harus diikuti dengan cat anti korosi bituminous
coal tar sesuai dengan ISO 8179. Ketebalan minimum adalah 70
mikron.

3) Lapisan Pelindung Bagian Dalam (Lining)


Lapisan pelindung yang digunakan adalah cement mortar lining dan
diberi semprotan furnace cement sesuai dengan ISO 4179-1985.
Perbaikan lapisan pelindung harus dilakukan oleh Kontraktor sesuai
dengan standar di atas. Biaya (bahan dan upah) yang diperlukan
dibebankan pada Kontraktor.

4) Material Anti Korosi


a) Umum
Semua material anti korosi harus digunakan sesuai petunjuk pabrik
dan/atau petunjuk Direksi.
b) Sambungan Mekanikal atau Sambungan Dengan Baut Mur dan
Ring.
Sambungan yang menggunakan baut, mur dan ring harus dilindungi
terhadap korosi dengan menggunakan material anti korosi yaitu
komponen primer yang diikuti dengan mastic dan kemudian dibungkus
dengan petrolatum tape. Lapisan akhir menggunakan sleeving
polyethylene atau self adhesive PE tape.
c) Sambungan Ulir
Sambungan dari pipa besi atau baja harus dilindungi terhadap korosi
dengan menggunakan material anti korosi yaitu komponen mastic
dengan bahan dasar petrolatum dan dibungkus dengan self advesive
PE tape.
Semua pelindung dimulai minimum 10 cm sebelum sambungan dan
berakhir minimum 10 cm sesudah sambungan dengan menggunakan
komponen mastic

B a b I I - 31
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
dan diselubungi oleh tape dengan overlap minimum 50%. Pada
awal dan akhir dari selubung tape harus overlap 100%.

5) Pengecatan dan Pelapisan


a) Umum
Semua pipa-pipa baja, fitting-fitting, sambungan-sambungan atau
coupling- coupling yang tampak sebagaimana dinyatakan dalam
gambar harus dicat yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Semua bahan-bahan cat yang digunakan harus dihasilkan dari satu
pabrik (merk). Selanjutnya, komposisi, petunjuk penggunaan, dan
informasi lainnya yang diperlukan oleh Direksi harus diberikan oleh
pabrik untuk persetujuan Direksi. Warna-warna, bila tidak dinyatakan
dengan jelas akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
1. Semua pipa baja yang terbuka terhadap udara, harus di beri dua
lapisan cat dasar setelah di permukaan pipa terlebih dahulu di
bersihkan dan sudah kering.
2. Semua bagian-bagian besi baja yang terdapat pada jembatan
pipa seperti pipe support, klem pipa, anchor dan lain-lain harus
pula di beri cat.
3. Semua sambungan pipa baja yang dilas, setelah selesai di las
bagian lapisan dalam dan luar harus di perbaiki kembali. Bagian
pipa yang sudah di perbaiki tersebut, harus dicat dasar anti karat
synchromate setara produksi ICI minimum 2 lapis dan dicat akhir
dengan cat besi tahan karat minimum 2 lapis.
Rekanan harus memberikan perhatian lebih besar pada
pengaruh
pengkaratan terhadap pipa baja, terutama untuk pipa baja
yang di pasang di daerah dekat pantai atau saluran air.

b) Pelapisan Pipa-pipa Baja dan Fitting


Semua permukaan pipa-pipa baja dan fitting yang tampak di udara
harus diberikan 3 lapisan cat yang dilaksanakan di lapangan setelah
pemasangan, sebagai tambahan terhadap cat yang dikerjakan di
bengkel.
Pengecatan di lapangan harus dilaksanakan setelah pembersihan dan
pengeringan terhadap cat yang dikerjakan di bengkel. Bila ditemui
adanya cat yang rusak sebelum pengecatan di lapangan, maka
bagian yang rusak tersebut harus diperbaiki atas petunjuk Direksi.
Pengecatan di lapangan tersebut harus dilakukan sesuai dengan
cara-cara berikut ini :
Lapisan pertama : Red lead atau lead, suboxide primer,
total ketebalan minimum dalam keadaan
kering 50 mikron.
Lapisan kedua : Long oil alkyd resin, total ketebalan
minimum dalam keadaan kering 50 mikron.
Lapisan ketiga : Sama dengan lapisan kedua dengan
ketebalan 25 mikron.

B a b I I - 32
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Lapisan cat pertama harus jenis cat anti-corrosive warna merah, klas
2 atau cat lead suboxide anti-corrosive, klas 2. Cat lapisan pertama,
kedua dan ketiga harus dihasilkan oleh pabrik yang sama dengan cat
yang dikerjakan di bengkel.

2.6.7.Pengamanan Pipa
1) Pengamanan Pipa Expose
Pipa yang terpasang terbuka (exposed) pada jembatan-jembatan pipa
atau tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi, harus diberi sarana pengamanan.
Sarana yang diperlukan berupa kawat berduri yang dililitkan pada pipa-pipa
dalam bentuk spiral dengan jarak selang tidak boleh lebih dari 10 cm.
Pemasangan kawat berdrui harus kencang mengikat pagar tombak besi.
Apabila ditentukan lain sarana tersebut harus dari bahan yang
ditentukan/disetujui oleh Direksi.
Pemasangan saran pengaman dilakukan setelah perbaikan lapis pelindungan
pipa selesai dikerjakan.
2) Pengamanan Pipa yang Tertanam
Pipa yang terpasang tertanam (buried) harus diberi sarana pengamanan
berupa pemasangan tanda dari patok beton bertulang pada tempat yang
disetujui Direksi. Patok-patok dipasang setelah pekerjaan pengujian tekanan
dan pengurugan pipa selesai dikerjakan dan diterima dengan baik oleh
Direksi.
Patok-patok berukuran 20 cm x 20 cm setinggi 1,00 m dengan bagian
yang tertanam sedalam 90 cm. Pada bagian atas patok diberi tanda/kode
dengan huruf
dan/atau angka sesuai dengan petunjuk Direksi. Tanda/kode dibuat
dalam alur dan kemudian diberi dengan warana merah atau hitam sesuai
denga ketentuan Direksi.
3) Sleeving (Selongsong)
Lokasi untuk pemasangan selongsong seperti yang ditunjukkan pada gambar
atau sesuai petunjuk Direksi. Selongsong ini terbuat dari bahan polyethylene
yang berbentuk lembaran (film) berwarna hitam dan sesuai ISO 8180.
Selongsong ini dipasang melilit di seputar permukaan pipa sebelum
diturunkan ke dalam jalur pemasangan pipa. Sleeving harus dipasang
sesuai dengan petunjuk pabrik atau petunjuk Direksi.
Apabila kondisi lapangan memerlukannya, diperbolehkan
menggunakan selongsong dengan lembaran rangkap. Lebar
lembaran polyethylene tidak mengikat, tergantung tersedianya ukuran di
perdagangan / di pasaran.
Lembaran polyethylene yang akan digunakan tidak boleh berlubang-lubang,
robek, bocor atau cacat-cacat lain yang akan mengurangi kekuatan,
ketahanan, keawetan dan impermeabilitasnya. Bahan-bahan bekas, yang
sudah dibersihkan atau dibuat kelihatan seperti baru, tidak boleh
digunakan.

4) Blok Angkur (Thrust Block)

B a b I I - 33
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Semua pergeseran/pergerakan jalur pipa yang akan terjadi harus dicegah
dengan memasang blok angkur beton. Kontraktor harus menyediakan dan
mengkonstruksikan semua blok angkur yang diperlukan. Blok angkur
diberikan pada semua percabangan pipa, bend, reducer dan sebagainya
serta harus diletakkan sedemikian rupa untuk memudahkan pemindahan
katup, fitting dan lain-lain. Kwalitas beton harus sesuai sebagaimana
ditentukan dalam gambar seperti yang diuraikan dalam spesifikasi beton.
Blok angkur harus diantara fitting yang ditopang dan dinding parit yang
belum terganggu, beton harus dicor disekeliling fitting sedemikian rupa
sehingga coupling tidak tertutup atau terikat oleh cor-coran untuk
memberikan fleksibilitas dan memudahkan untuk perbaikan dan
penggantian, bilamana diperlukan. Sebelum beton dicor, aspal cair
dilapiskan pada bagian permukaan fitting diantara beton dan fitting.
Bilamana diperlukan, maka klem angkur harus dicor ke dalam blok
angkur. Klem ini harus disediakan oleh Kontraktor dan dimasukkan de dalam
harga satuan untuk blok angkur.
5) Perlindungan dari Beton
Jalur pipa yang berada di bawah kanal, rawa atau jalan sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar harus ditutup/diselubingi dengan beton kelas K
175 di sepanjang pipa tersebut, jika tidak ditentukan lain. Sebelum beton
dicor, maka pipa dan semua fitting harus dibungkus 2 kali dengan aspal
cair.
Ketebalan dari psistem penyediaan air baku MA. Sekeperkus beton di
sekeliling jalur pipa adalah seperempat dari dameter pipa, tetapi sekurang-
kurangnya 15 cm. Beton tersebut harus diberi tulangan dengan
perhitungan penulangan yang diperhitungkan oleh Kontraktor dan
disetujui oleh Direksi.
Bila jalur pipa melintas di bawah saluran/riol atau sarana lainnya, dan
penutup tanah tidak mencukupi serta psistem penyediaan air baku MA.
Sekeperkusan dengan betontidak baik, maka suatu palt beton bertulang
harus dicor setebal 100 mm di atas puncak pipa tersebut. Plat perata beban
tersebut harus memiliki ketebalan 100 mm dengan lebar 3 x diameter
luas dari pipa Plat tersebut tidak boleh dicor sebelum tanah urugan
dipadatkan. Kelas beton yang dipergunakan sebagaimana dinyatakan
dalam gambar.
Apabila dalam gambar tidak dinyatakan dengan jelas maka harus
dipergunakan beton klas K-175

2.6.8.Kegiatan Akhir (Finishing)


Pada akhirnya semua pekerjaan kecil-kecil yang belum sempurna baik pada tubuh
ssistem penyediaan air baku MA. Sekeper, pelimpah, bangunan pengeluaran,
bangunan perlengkapan sebelum penggenangan perlu disempurnakan.

2.7 TAHAP PASCA PELAKSANAAN


Tahap pasca pelaksanaan adalah merupakan kegiatan oprasi dan pemeliharaan
sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompudan jaringan
transmisi air bakunya. Kegiatan oprasi dan pemeliharaan sistem Penyediaan Air

B a b I I - 34
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T
LAPORAN METODE PELAKSANAAN
Detail Desain Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu
Baku Bendungan Tanju di Kabupaten Dompumulai dilakukan pada awal bulan mei
(akhir musim hujan dan awal bulan kemarau) dimana merupakan tahap ke II setelah
pembangunan selesai dilaksanakan.

B a b I I - 35
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
E N G I N E E R I N G C O N S U L T A N T

Anda mungkin juga menyukai