Anda di halaman 1dari 43

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN

3.1Tinjauan Umum
3.1.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

14
NO Keterangan Lokasi

1. Nama paket Pemeliharaan berkala Bendungan di kabupaten Alor

2. Desa Naumang

3. Kecamatan Alor Timur

4. Kabupaten Alor

5. Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel 3.1. Lokasi PKL


Sumber : CV.Putra Timau

3.1.2 Data Proyek

Gambar 3.1. Papan Proyek


Sumber : Dokumentasi Proyek

15
Nama Program OPRASI DAN PEMELIHARAAN SDA NT II

Nama Paket Pemeliharaan berkala Bendungan di kabupaten Alor

Nomor kontrak HK.01.02/KEG/OP SDA-1/SP/11/2022

Tanggal kontrak 24 FEBRUARI 2022

Nilai Kontrak Rp. 1.750.249.000,00

Sumber Dana APBN

Tahun Anggaran 2022

Lokasi Pekerjaan KABUPATEN ALOR

Waktu Pelaksanaan 180 Hari Kalenden

Direksi BALAI WILAYA SUNGAI NUSA TENGGARA II

Kontrakkor CV.PUTRA TIMAU

Pengawas Lapangan BALAI WILAYA SUNGAI NUSA TENGGARA II

Tabel 3.2. Data Proyek

16
Sumber: CV.Selera Mandiri

3.1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek

Pada pelaksanaan suatu kegiatan, pelaksanaan perlu menentukan dan


mengatur langkah – langkah setiap jenis pekerjaan diawal hingga selesainya
pekerjaan. Hal ini menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun
berdasarkan jenis dan volume pekerjaan. Sehingga dapat menghasilkan mutu
pekerjaan yang sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

A.PEKERJAAN PERSIAPAN

a.Mobilisasi dan Demobilisasi

Setelah SPMK diterbitkan maka dilakukan pemberitahuan pada Kepala


Desa/Ketua P3A/Aparat Desa lainnya yang berwenang dan dilakuan sosialisasi
dengan masyarakat setempat. Setelah pemberitahuan di lanjutkan dengan
sosialisasi,Setelah Sosialisasi maka dilakukan mobilisasi yang terdiri dari
mobilisasi sumberdaya manusia (personil inti perusahaan dan tenaga kerja),
mobilisasi alat (peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan), dan
mobilisasi bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama
periode mobilisasi papan nama proyek harus sudah terpasang. Mobilisasi Alat
Berat dan Alat Bantu serta alat lainnya disesuaikan dengan kebutuhan, Mobilisasi
Material/bahan yang digunakan, baik material industri maupun material lokal
disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Dokumentasi, Sosialisasi dan Laporan

Setelah SPMK diterbitkan maka dilakukan pemberitahuan pada Instansi


terkait/Pemerintah Daerah setempat sampai pada perangkat Desa dan dilakuan
sosialisasi dengan masyarakat setempat dengan kegiatan ini dilakukan apabila
dokumen penyerahan lapangan telah siap. Dokumentasi dilakukan terhadap semua
Lokasi Bendungan dan Jenis Kegiatan, Setelah pengukuran dan pematokan
selesai, dibuatkan Berita Acara antara Kontraktor dan Direksi untuk ditanda
tangani bersama sebagai pedoman untuk pelaksanaan selanjutnya. Laporan harian,

17
laporan mingguan, laporan bulanan, gambar As-Built, Drawing Foto 0%, foto
50% dan foto 100% harus sudah selesai dan diserahkan pada saat PHO.
Sosialisasi awal dan koordinasi rencana pelaksanaan kegiatan di lapangan kepada
masyarakat dan pemerintah setempat sekaligus mengharapkan keterlibatan tenaga
lokal yang mempunyai kemampuan/skill bagi jenis pekerjaan tertentu.Pengalaman
kerja kami selama melaksanakan kegiatan pemeliharaan,perbaikan Bendungan,
Saluran pada umumnya engharapkan masyarakat mendukung dan membantu
kelancaran kerja yang tentunya sangat tergantung pula dengan pola pendekatan
dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka Agama serta aparat terkait
sehingga koordinasi di tingkat bawah senantiasa berjalan baik dengan sistim kerja
secara berkala bahkan rutin selalu dilakukan sesuai tuntutan kondisi lapangan.
Untuk pengukuran MC 0% didapat titik-titik elevasi/koordinat yang akurat
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Titik
elevasi yang digunakan sebagai pedoman adalah patok tetap (BM) dan patok
sementara yang didapatkan dari hasil pengukuran dengan koordinat tertentu dan
biasanya ditanam di sepanjang jalur pekerjaan dengan kerapatan dan jarak yang
sesuai dengan ketentuan.

Setelah pengukuran MC 0% maka dapat dibuat Gambar Kerja. Pembuatan


Gambar Kerja/Shop Drawing adalah gambar teknik dari suatu pekerjaan
konstruksi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Gambar kerja yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pematokan yang dimaksud adalah pembuatan patok tetap di lokasi rencana untuk
menentukan dengan tepat lokasi pekerjaan serta membuat profil dari kayu, papan
atau bambu. Profil ini digunakan sebagai pedoman ukuran atau elevasi pekerjaan
yang dibantu benang agar permukaan lurus dan rapi sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan. Membuat laporan periodik segala kegiatan proyek dari kegiatan mutu
dari pekerjaan yaitu membuat Job Mix/campuran material dan mutu dari
campuran yang sesuai dengan spesifikasi yang dilakukan secara periodik atas
pekerjaan dimulai pada saat awal pelaksanaan sampai akhir pekerjaan dan juga
membuat laporan-laporan dari laporan harian,mingguan bulanan serta laporan
mutu dari proyek tersebut. Penyedia Jasa harus melaksanakan Program
Pelaksanaan sesuai dengan Syaratsyarat Kontrak dengan menggunakan CPM

18
network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan
daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan.

c. Pekerjaan Papan Nama Kegiatan

Papan nama Proyek dibuat sesuai yang disyaratkan dan dipasang pada
tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat umum. Papan nama proyek harus
sudah terpasang di salah satu lokasi kerja pada tempat yang akan ditentukan
kemudian, setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan oleh Satuan Kerja
kepada pemborong yang memenangkan tender kerja ini. Papan nama kerja
ditentukan sesuai dengan gambar kerja. Papan nama proyek harus dipasang pada
minggu 2 (kedua) sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan. Waktu yang dibutuhkan
untuk pembuatan dan pemasangan papan nama proyek adalah pada saat kegiatan
di lapangan dimulai.

B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan


Pekerja Konstruksi

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang


cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian. Disamping dapat menyebabkan korban jiwa , biaya-biaya lainnya adalah
biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi
asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya - biaya tidak langsung yang
merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu menyangkut kerugian waktu
kerja (pemberhentian sementara), tertanggungnya kelancaran pekerja (penurunan
produktivtas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya
reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya
kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). Jenis - jenis kecelakaan
kerja akibat pekerjaan galian dapat berupa terimbun tanah, tersengat aliran listrik
bawah tanah, terhirup gas beracun dan lain - lain. Bahaya tertimbun adalah resiko
yang sangat tinggi, pekerja yang tertimbun tanah sampai sebatas dada dapat
berakibat kematian. Disamping itu, bahaya longsor dinding galian dapat
berlangsung sangat tiba - tiba, terutama apabila hujan terjadi pada malam sebelum

19
pekerjaan yang akan dilakukan pada pagi keesokan harinya. Sebelum
melaksanakan kegiatan fisik dilapangan kami akan menyusun program
pelaksanaan manajemen lingkungan dengan mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan
program ini. Aspek pengawas Ketenagakerjaan menempatkan 1 (satu) orang
personil khusus untuk memantau dan mengawasi program Rambu - rambu
lalulintas sesuai dengan ketentuan untuk memastikan para pengguna jalan bahwa
di daerah tersebut ada pekerjaan konstruksi Jenis Perlengkapan Keselamatan kerja
yang disediakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi
pekerja. Idealnya pada saat pelelangan K3 menjadi salah satu item pekerjaan yang
perlu menjadi bagian dalam evaluasi penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
penyedia jasa (kontraktor) harus melaksanakan prinsip prinsip kegiatan K3
termasuk penyediaan prasarana Penyelenggaraan Keamanan Dan Kesehatan Kerja
Serta Keselamatan Konstruksi (K3) yaitu :

K3 yang akan menerapkan semua managemen K3 agar dapat terlaksana di


lapangan.

 Penyiapan RK3K
 Sosialisasi dan Promosi K3
 Alat Pelindung Kerja
 Alat Pelindung Diri
 Asuransi dan Perijinan
 Personil K3
 Fasilitas Sarana Kesehatan
 Rambu – Rambu

C.PEKERJAAN BENDUNG DAN KELENGKAPANNYA DAN


PEKERJAAN SALURAN UTAMA DAN BANGUNAN

1.PEMBERSIHAN SEMAK-SEMAK (UNTUK BENDUNG DAN SALURAN


UTAMA)

Pekerjaan pembersihan di lakukan pada awal sebelum memulai pekerjaan


konstrukasi ,Pekerjaan pembersihan yang terdiri dari semak-semak,pohon dan

20
benda lain pada area pekerjaan yang memungkinkan untuk menghalangi proses
kegiatan tersebut, ada pun tahapan pembersihan lahan tersebu sebagai berikut:

Tahapan pertama yaitu mengukur area pembersihan dimana


menyesuaikan dengan situasi gambar rencana sehingga dibatasi pada batas Areal
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.Pada batas-batas pembersihan
ditandai dengan patok-patok juga dengan cara lain akan tetapi perlu di setujui oleh
Direksi.

Jika Pembersihan tersebut dalam skala besar atau diperlukan lapisan


pengupasan lapisan tanah dasar maka di butuhkan ketersediaan data Elivase atau
daerah datar dan ketinggian di perlukan survey Pemetaan yang lebih Detail
Menggunakan pemetaan maka bisa menggunakan Total Stesen atau Teodolit.

2.GALIAN LUMPUR PADA BENDUNGAN PRINSIP SAMA DENGAN


SALURAN UTAMA

Dilakukan dengan memakai alat berat antara lain

1. Galian tanah lumpur adalah galian tanah yang berada di sekitar pekerjaan
pembangunan atau areal bendungan yang merupakan sedimen yang pekerjaan
dilakukan berdasarkan gambar rencana yang didasarkan pada penampang
melintang,dalam,lebar, dan panajang galian yang sesuai dengan ukuran yang telah
di tentukan dalam gambar rencana kecuali ada perubahan yang di tentukan oleh
pengawas lapangan atau direksi.

2. Pekerjaan galian lumpur ini di kerjakan dengan alat berat sehigga hasilnya
adalah termasuk dalam pembersihan segala pohon, lumpur semuanya dikerjakan
menggunakan alat berat.

3. Pekerjaan pembongkaran pasangan batu kali dilakukan dengan menggunakan


alat berat atau alat pertukangan yang telah disiapkan dan dinyatakan memenuhi
syarat teknis pada pekerjaan ini akan dilakukan pada pekerjaan yang telah
mengalami kerusakan yang ada di areal pekerjaan baru yang akan dikerjakan.

3.BONGKARAN PASANGAN BATU/BETON LAMA

21
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembongkaran pasangan batu
selaku kontraktor akan mengajukan request memulai pekerjaan untuk
pembongkaran kepada Direksi pekerjaan untuk mendapatkan izin, petunjuk serta
arahan. 

 Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu dilaksanakan sedimian


rupa sehingga tidak merusak bagian bangunan yang masih tertingal atau bangunan
lainnya yang masih baik. 

Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan


persetujuan Direksi pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik
pekerjaan. 

 Tenaga, Bahan dan Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan Bongkaran Pasangan Batu adalah : 

 Tenaga Kerja : 

1. Pekerja 

2. Mandor 

Bahan Kerja :  

Alat Kerja 

1. Palu Godam 

2. Pahat Beton 

3. Linggis 

Pelaksanaan pekerjaan bangakaran pasangan batu ini meliputi bongkaran


bangunan pasangan batu existing/yang telah ada.Pelaksanaan pekerjaan
bongkaran pasangan batu ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah : 6, 43 HK atau 1 minggu yang akan dilaksanakan
mulai pada minggu ke 2 dengan volume = 150 M3 sesuai yang tercantum dalam

22
BOQ (ket : Volume Kontrak dapat berubah jika terjadi perubahan
volume/Amandemen dalam pelaksanaan dilapangan)

Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan


mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi
dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan peralatan safety untuk
para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, dan sesuai dengan
petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan. 

4.METODE PELAKSANAAN GALIAN TANAH BIASA PADA


BENDUNGAN PRINSIP SAMA DENGAN SALURAN UTAMA

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Proyek tentu tidak lepas dari yang namanya
metode pelaksanaan, metode pelaksanaan merupakan cara kerja yang
dilaksanakan pada pakerjaan tersebut, metode pelaksanaan pada umumnya adalah
pemahaman serta cara dan langkah-langkah yang diambil dalm melakukan suatu
pekerjaan yang melibatkan ruang lingkup, waktu, tenaga dan bahan yang
menjadikan suatu tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Metode pelaksanaan juga merupakan sebuah syarat bagi para penyedia


jasa dalam mengikuti proses tender yang menjadi bagian sangat penting guna
melihat penguasaan dari penyedia itu sendiri dalam melaksanakan pekerjaan.

Berikut adalah Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa (M)


yang dilaksanakan dengan cara manual menggunakan tenaga manusia. Yang
tentunya dalam penyampaian metode pelaksanaan harus disesuaikan dengan
kondisi dan lingkup pekerjaan itu sendiri, sehingga pada dasarnya setiap metode
pelaksanaan itu akan selalu berbeda atau bisa juga sama.

5.PEKERJAAN GALIAN TANAH TERMASUK PERAPIHAN

1. Lingkup Pekerjaan 
Pekerjaan ini mencakup proses pembuatan pengukuran, pembuatan patok,
penggalia tanah dan perapihan hasil galian.
2. Persiapan Pekerjaan 

23
1) Mengirim kegiatan kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3) Type galian diadaptasi dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi
tanah dimana koefisien runtuhan tanah kecil sanggup dilakukan sisi
galian tegak, kalau koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian
miring
3. Penimbunan dan Penimbunan Kembali

Penimbunan dan penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah


ataupun bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian,
kemiringan-kemiringan dan bentukbentuk menyerupai yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar. Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-
lapisan dengan ketebalan maksimum 20cm gembur. Padatkan sesuai dengan
Instruksi Konsultan Pengawas.Penimbunan dan timbun kembali, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus dari materi galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-
batuan atau materi lain yang sanggup merusak pekerjaan.

4. Perlindungan Terhadap Air

Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang


disetujui Konsultan Pengawas,

6.TIMBUNAN TANAH KEMBALI PADA BENDUNGAN PRINSIPNYA


SAMA DENGAN SALURAN UTAMA

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Pembersihan Lokasi Pekerjaan

24
Pengukuran dan pemasangan bowplank

Galian Tanah Biasa

Pasangan Batu Kosong

Pasangan Batu Kali/Belah 1 : 4

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

A. Pekerjaan Urugan Kembali adalah : 

Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi
yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan
baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :

1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.

2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah


ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang
telah ditentukan.

3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan


membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis min
per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan
tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara bidang
’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain. 

25
Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut : 

Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah


dikerjakan (pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap
gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas persetujuan Direksi.
Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap
layer maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat yang dipergunakan adalah hand
stamper. Hand stamper dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang
timbunan dan bidang struktur. 

Metode Pelaksanaan Timbunan Tanah Atau Urugan Tanah Kembali

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

 Pekerjaan Persiapan
 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
 Pengukuran dan pemasangan bowplank
 Galian Tanah Biasa
 Pasangan Batu Kosong
 Pasangan Batu Kali/Belah 1 : 4
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
 Pekerjaan Urugan Kembali adalah : 

Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan
baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :

1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini

26
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.

2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah


ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang
telah ditentukan.

3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan


membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis min
per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan
tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara bidang
’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.

7.TIMBUNAN TANAH TERMASUK PEMADATAN SAMA DENGAN


TIMBUNAN DAN PEMADATAN PADA SALURAN UTAMA

Sebuah konstruksi tidak begitu saja dibangun di atas lahan yang sudah
disediakan. Dibutuhkan persiapan-persiapan sebelumnya agar lahan tersebut
benar-benar siap untuk pendirian konstruksi, terlebih pada konstruksi-konstruksi
besar seperti bangunan bertingkat, jalan raya, bendungan, bandara dan konstruksi
lainnya. Umumnya langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan
lahan, misalnya saja menebangi pohon-pohon, membersihkan semak dan
menyingkirkan bebatuan yang mungkin mengganggu. Setelah itu, dilakukan
proses perataan dengan menutup lubang-lubang dan meratakan bukit-bukit kecil
yang tersebar di lahan. Sampai di sini proses persiapan lahan masih belum selesai
dilakukan, masih ada tahapan lainnya yakni tahapan pemadatan tanah.

a) Tujuan dan Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah

Tahapan pemadatan dilakukan dengan cara menggilas, memukul ataupun


mengolah tanah. Tahapan pemadatan tanah penting untuk dilakukan dan bukan
tanpa tujuan. Sepertinya cukup merepotkan tetapi pemadatan tanah akan
meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil daya rembes air dan memperkecil

27
pengaruh air terhadap lahan. Tanah yang sudah dipadatkan dengan baik akan
benar-benar memiliki kekuatan dan stabil menopang beban konstruksi.

Tentu saja ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemadatan


tanah. Faktor-faktor tersebut meliputi kadar air dalam tanah yang dipadatkan,
jenis tanah, luas permukaan yang menerima tekanan dalam proses pemadatan,
ketebalan lapisan tanah yang dipadatkan, dan jumlah lintasan alat pemadat,
misalnya 10 kali atau 15 kali.

Sederet faktor tersebut akan menentukan lamanya proses pemadatan dan


peralatan yang digunakan. Misalnya saja faktor lapisan yang dipadatkan akan
mempengaruhi jenis peralatan yang dipakai. Semakin tebal lapisan yang
dipadatkan, maka dibutuhkan alat pemadat tanah yang semakin berat pula.
Sementara itu pada jenis tanah yang kering, maka proses pemadatan lebih sulit
dilakukan. Karena itu pula perlu ditambahkan air dalam proses pemadatan tanah
supaya diperoleh kadar air optimal sehingga hasil pemadatan tanah memuaskan.

b) Peralatan Pemadatan Tanah

Proses pemadatan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu.


Saat ini tersedia pilihan peralatan pemadatan tanah baik yang digerakkan dengan
tenaga manusia atau hewan dan peralatan mesin modern. Tentu saja, masing-
masing tipe peralatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan peralatan
bisa dilakukan menyesuaikan dengan medan, kondisi tanah yang hendak
dipadatkan dan tentunya anggaran yang telah direncanakan.

a. Alat pemadat tangan,

Alat ini tergolong sebagai alat pemadat manual. Bentuknya cukup sederhana
yakni terbuat dari beton cor yang diberi tangkai. Alat ini dipakai dengan cara
menumbukkannya ke permukaan tanah yang hendak dipadatkan. Tentu saja alat
ini sangat mengandalkan kekuatan manusia. Alat pemadat tangan ini masih
diandalkan khususnya untuk daerah-daerah terpencil dengan luas lahan yang
terbatas. Misalnya saja pemadatan tanah untuk pondasi rumah sederhana

b. Alat pemadat silinder beton,

28
Seperti halnya alat pemadat tangan, alat pemadat ini masih tergolong alat
manual. Bentuknya silinder dari beton cor yang dioperasikan dengan cara ditarik
dengan menggunakan kerbau, sapi atau kendaraan bermotor. Alat ini bisa menjadi
pilihan untuk menghemat biaya pemadatan tanah terutama pada area yang tidak
luas.

c. Stamper

yang satu ini terbilang sudah lebih canggih jika dibandingkan peralatan
pemadat tanah manual. Stamper kuda merupakan mesin yang dirancang secara
khusus sehingga memiliki daya tekan untuk memadatkan tanah. Kecepatan dan
ukuran mesin stamper kuda ini bervariasi. Begitu pula dengan bahan bakar yang
digunakan. Ada yang menggunakan solar dan ada pula yang memakai bensin.
Tentu saja dengan mesin ini, pekerjaan pemadatan tanah menjadi lebih cepat
daripada menggunakan peralatan pemadat tanah manual.

d. Stamper Kodok atau Plate Compactor

 bekerja dengan vibrasi atau getaran untuk memadatkan tanah. Alat pemadat
ini selain umum digunakan untuk memadatkan paving, juga bisa dipakai untuk
memadatkan permukaan tanah ataupun memadatkan kerikil yang telah bercampur
dengan aspal pada pekerjaan pengaspalan jalan. Alat pemadat tanah ini bekerja
dengan mesin yang menggunakan bahan bakar bensin dan dioperasikan oleh satu
orang operator.

8.PASANGAN BATU KALI

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu merupakan salah satu hal yang
penting untuk diketahui bersama agar hasil akhir pekerjaan pasangan batu yang
dibuat sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ada dan terjaga baik kualitas
maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kumpulengineer
akan membagikan bagaimana cara  pelaksanaan pekerjaan pasangan batu yang
baik.

1. Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu:


a. Tahap persiapan

29
• Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
• Pembersihan lokasi
• Pengadaan bahan material pekerjaan pasangan batu seperti batu, pasir, dan
semen ke lokasi pekerjaan. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan
yang disyaratkan.
• Bahan material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi
pekerjaan. 
• Jika diperlukan perlu disiapkan tempat penyimpanan khusus untuk bahan
tau material, terutama untuk bahan semen agar penyimpanan semen dapat
dilakukan degan benar
b. Tahap pelaksanaan
• Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan alat berat untuk menggali seperti excavator.
• Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan
pasir setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang
pertama.
• Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
yang pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
• Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka
batu yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka
dinding batu yang terpasang.
• Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama
beberapa saat agar air dapat meresap
• Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen
dan pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan
adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete mixer atau
ara ml. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan semen anda dapat
unjungi artikel lain mengenai cara mengetahui jumlah kebutuhan batu,
pasir, semen untuk pasangan batu.

30
• Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali
ditentukan lain oleh gambar atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat
dibuat dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
• Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata denn
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu

Pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa sisa material pelaksanaan.

Jika diperlukan permukaan pasangan batu dapat diberi lapisan acian untuk
memperhalus permukaan dari pasangan batu.

Demikianlah metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu yang dapat kami


uraikan. yang perlu kita garis bawahi bersama adalah, setiap pelaksanaan
konstruksi memiliki karakteristiknya masing masing. sehingga, perbedaan lokasi,
jenis pekerjaan, serta bahan yang digunakan dapat mempengaruhi metode
pelaksanaan pekerjaan. 

Berdasarkan bahan penyusun adukannya, plester dapat dibedakan menjadi 2


macam yaitu plester semen dan plester kapur. Plester semen dibuat dengan
mencampur semen dan pasir memakai perbandingan 1:3, 1:4, atau 1:5. Plester
kapur adalah plester dari bahan kapur dan pasir, di mana kapur yang dipakai
sudah diolah terlebih dahulu.

9. PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan plesteran dipergunakan untuk finishing dinding supaya halus dan


tampak rapi. Pekerjaan plesteran antara lain diterapkan pada : dinding bata,
dinding bata ringan, pasangan batu kali, plengsengan saluran batu kali finishing
dinding, balok atau kolom beton.

 Alat dan Bahan :


 Semen
 Pasir
 Air
 Triplek
 Kawat kecil (opsional)

31
 Benang
 Roskam
 Jidar
 Meteran
 Ember
 Cetok
 Kertas bekas sak semen
 Andang / Tangga / Scafolding

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN

Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan plesteran :

10. PEKERJAAN ACIAN

a. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian

Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran


transrammenggunakan aduka 1PC : 3Psr. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat
pada sudut sikunya serta tegak lurusterhadap lantai yang ada di sekitarnya,
permukaan rata tidak bergelombang.

Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan


elektrikal.

Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu


pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.

 Buat adukan untuk plesteran dinding bata. Buat kepalaan plesteran dengan
jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alatbantu unting-unting untuk loting,
waterpass dan jidar alumunium.

Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,


kemudianratakan dengan raskam dan jidar.

b. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

32
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah
kering (cukupumur).

Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram


air. Untukmemperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi
lapisan aciansemen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakankertas gosok

11. PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG

Apakah yang di maksud lantai kerja beton?  Lantai kerja beton adalah
lapisan perata permukaan, penstabil permukaan tanah yang terbuat dari beton atau
sering di sebut rabat beton

Lantai kerja biasanya tebal 5 cm tanpa pembesian dengan mutu campuran


minimal 1:pc 2:ps 3:kr atau kekuatan beton setara K175, meskipun ada juga
hingga k 200 dan K 225.

Fungsi dari lantai kerja beton adalah

a. Sebagai lapisan penguat bawah bidang lantai dan keramik agar tidak
terjadi lantai amblas

b. Sebagai bekisting sisi bawah pekerjaan beton bertulang. Contoh adalah


pekerjaan jalan.
c. Dengan menggunakan beton lantai kerja pada saat pelaksanaan
pekerjaan pembesian pondasi akan dapat dilaksanakan dengan kondisi
yang lebih bersih / tidak kotor oleh tanah.
d.Mencegah rembesan air dari bawah, sehingga mengurangi dampak becek
atau kelembapan

e. Meratakan dan menstabilkan permukaan tanah.

f. Menyalurkan dan meratakan beban bidang lantai. Contoh fungsional


adalah untuk pondasi

g. Mencegah binatang dan serangga naik ke permukaan lantai.

33
Banyak jenis lantai kerja, ada yang dari pasir, batu, kayu dll. Pada
kesempatan ini hanya akan membahas metode dan fungsi lantai kerja beton.
Tahapan pembuatan lantai kerja tidak terlalu sulit. Beberapa hal yang harus
dilakukan dalam pekerjaan Lantai Kerja K-125 adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Setelah request disetujui, maka Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen,


roskam, jidar, dll

Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan


theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.

Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.

Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai
kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu perbaikan).

Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja.

Apakah yang di maksud lantai kerja beton?  Lantai kerja beton adalah
lapisan perata permukaan, penstabil permukaan tanah yang terbuat dari beton atau
sering di sebut rabat beton.

12.PEKERJAAN BETON BERTULANG

Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air


sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan
tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan
pengambilan jaringan irigasi. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan
air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air
sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi
dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran saluran pembagi kemudian hingga
ke lahan-lahan pertanian.

Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan
batu kali, dan bronjong atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat

34
melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk membendung aliran sungai
dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu. 

Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu

Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;

Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah


di bawahnya;

Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh


aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;

Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum
yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;

Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir,


kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada
tubuh bendung.

13. PENGADAAN ERICSEN,PEMASANGAN DAN PENGISIAN


BRONJONG

a. Pekerjaan Pemasangan Bronjong 

Bronjong adalah batu-batu yang diisi ke dalam jaring berbentuk keranjang


yang terbuat dari besi yang telah digalvanisir yang digunakan untuk menstabilkan
tanah dan mencegah erosi. Keranjang dari jaring tersebut mempunyai berbagai
ukuran tapi pada prinsipnya untuk menciptakan suatu kepadatan, fleksibel,
permeable dan membentuk suatu batuan yang besar yang disatukan oleh sebuah
jaring. Bronjong digunkan untuk menstabilisasikan slope untuk mencegah
longsor, disebabkan oleh erosi atau berdasarkan desain perencanaan tangga slope.
Contohnya digunakan untuk tepi sungai, timbunan jalan, timbunan
rel, dinding/tepi laut dan dinding penahan dari erosi dan control banjir.
Seandainya bronjong mempunyai nilai ketinggian yang kecil dalam hubungannya
ke dimensi lateral, ini disebut gabion mattress. Worksheet ini menggambarkan

35
prosedur dasar dari pembangunan sebuah bronjong termasuk penggalian,
pemasangan bronjong dan pelaksanaan penggalian kembali

b. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Bronjong

Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah


penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
disain.Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan merial pada bagian luar
penempatan bronjong, dianjurkan lebar tempat 500 mm diukur dari bagian bawah
areabronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat padasaat penggalian, paling
tidak 1:2 (45º). Seandainya dibutuhkan gunakan penopang dan lembaran
papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan
menggunakan pompa air listrik dan generator

Selama penggalian, letakkan jaring bronjong padapinggir slope dan mulai


pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi
yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama
bagiantepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3 mm, jepit dan
ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang

Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai


pembentukan jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk
memanjang (seperti ditunjukkkan pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi
yaitu 1000 x 500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama
bagian tepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d=3 mm, jepit dan
ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.

Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan dan


ikatkan semua sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian dalam di
dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus
diikatkan secara bersama-sama dengan sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang
diletakkan diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga dengan yang
lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk memanjang sisi bagian baah
jaring harus dipasang daya tahan dan memperkuat struktur

36
Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan
bekas galian harus ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan
dengan menggunakan material berukuran 0-150mm. Seandainya menggunakan
tamper, yaitu alat yang paling sesuai digunakan untuk memadatkan
material, tuangkan material setebal 40 cm disekeliling bronjong.

Ketika struktur bronjong telas selesai, pastikan semua celah disekeliling


bronjong ditimbun kembali dan dipadatkan dengan baik dan semua
sambungan diikatkan dengan baik

3.1.4 Rencana Anggaran Biaya

Biaya merupakan salah satu unsur yang menjadikan suatu pelaksanaan


pekerjaan dalam Pemeliharaan Berkala Bendungan di Kabupaten Alor
membutuhkan dana sebesar Rp. 1.750.249.000,00

Perincian anggaran biaya tersebut dapat dilihat pada Gambar


Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga berikut.

37
Tabel 3.3 Tabel Rekapitulasi Harga Pekerjaan
Sumber : CV.PUTRA TIMAU

3.2 Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan,pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian,
untuk dapat mencapai tujuan – tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan
yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga
dibatasi oleh sumber pendanaan, untuk mencapai tujuan yang spesifik dan
unik. Agar sebuah proyek dapat diselesaikan dangan sukses, maka perlu
adanya hubungan kerja atau koordinasi yang baik antara pemilik proyek,
konsultan, dan kontraktor.
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan bersama – sama
dengan kemampuan dan keahlian masing – masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya sruktur organisasi kerja yang

38
baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan
kualitas dan mutu yang baik.

3.2.1 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

Pemilik Proyek

Kementrian PUPR Bidang Bina


Marga

Balai Wilaya Sungai Nusa


TEngara II

Kontraktor Pelaksana Konsultan Pengawas


CV.PUTRA TIMAU Balai Wilaya Sungai Nusa TEngara

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Pihak – Pihak Yang Terlibat dam Proyek
Sumber : Dinas PUPR Bidang Bina Marga

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap


hubungan-hubungan diantara fungsi – fungsi atau orang – orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda –
beda dalam organisasi.

Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan maka


setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk suatu susunan organisasi yang
berfungsi untuk mengatur manajemen kerja. Sehingga setiap pekerjaan dapat
terkoordinir dengan baik. Dengan demikian unsur – unsur yang terlibat dalam
organisasi tersebut akan memiliki rasa tanggung jawab. Hubungan antara suatu
unsur dengan unsur lain harus selalu baik dan tidak melampaui batas wewenang
dan kedudukan sehingga semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu, pengelolaan
manajemen yang baik juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proyek
yang sedang berjalan.

Berikut adalah pihak – pihak yang terlibat dalam proyek yaitu :

39
1. Pengguna jasa
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah owner adalah badan hukum /
instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan
memberikan pekerjaan serta membayar biaya pekerjaan tersebut.
Adapun tugas dan wewenang dari owner / pemilik proyek adalah sebagai
berikut :
a. Mempunyai ide / gagasan sesuai dengan rencana-rencananya.
b. Menyediakan dana dan lahan.
c. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan
proyek.
d. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukkan dan mengangkat
manajemen konstruksi, perencanaan serta pelaksanaan proyek.
e. Manangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian
pelaksana proyek.
f. Bersama – sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan,
berhak memberi instruksi – instruksi kepada pelaksana proyek secara
langsung maupun tidak langsung.
g. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus
diberikan kepada pelaksana proyek.
h. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima / menolak perubahan – perubahan pekerjaan serta pekerjaan
tambah dan pekerjaan kurang.
i. Berhak menolak pekerjaan – pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar
rencana, bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
2. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah perorangan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai
dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut
a. Melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan mematuhi peraturan
dalam dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan pekerjaan.

40
b. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan
bimbingan maupun arahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan
pekerjaan.
c. Menyusun rencana kerja proyek.
d. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja yang
memadai.
e. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir
pekerjaan (asbuilt drawing)
f. menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
g. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.
h. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
i. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan
terhadap segala kesalahan selama masa pemeliharaan.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha perorangan, perlu sumber daya
manusia yang ahli di bidangnya masing – masing seperti teknik sipil,
arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.
Konsultan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut ;
a. Menyelengarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan proyek
kerja.
b. Melakasanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaaan
pekerjaan.
c. Menebitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
d. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontarktor dalam proyek pelaksanaan proyek.
e. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontrakor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
f. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor .

41
Konsultan pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi


penyimpangan terhadap kontrak kerja.
b. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang telah diberikan.
c. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
d. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing
pelasanaan proyek.
e. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site
instruction)
f. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksnakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

3.2.2 Struktur Organisasi Penyediaan Jasa


Penyedia jasa adalah istilah untuk badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
konsultasi dan jasa lainnya
STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR

CV.SELERA MANDIRI

Direktur Utama

MATEOS NIAB

Pelaksana Lapangan Bendahara

I NYOMAN SWDANA
Kristina Aprilia Papi, S.AP

42
Petugas K3 Administrasi Teknik

JOKO WINOTO Beatrix N.Fengi, A.Md.T.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Pemyedia Jasa


Sumber : CV.PUTRA TIMAU

Tugas dan tanggung jawab dari masing – masing personil

a. Direktur
Direktur merupakan perpanjangan dari tugas direktur utama dimana
bertugas mengendalikan semua pekerjaan yang ditangani di daerah atau
cabang pada lokasi pekerjaan yang ditangani.
b. Bendahara
1. Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam bentuk
batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.
2. Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam rangka
memperlancar pengelolaan proyek.
3. Membuat pembukuan arsip – arsip yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek.
4. Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek.
c. Petugas K3 konstruksi
Tugas K3 konstruksi yaitu:
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan tentang dan
terkait K3 konstruksi.
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Merencanakan dan menyusun program K3

43
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan kerja
K3
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pelaksanaan program,prosedur
kerja dan instruksi kerja K3.
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan.
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
d. Pelaksana Lapangan (Site Engineering)
Tugas Pelaksana Lapangan sebagai berikut :

1. Mempelajari sepenuhnya gambar – gambar (Shop Drawing) yang telah


approved oleh pihak konsultan.

2. Mempersiapkan gambar – gambar kerja (Shop Drawing) untuk


persiapan di mulainya pekerjaan.

3. Menghitung semua kebutuhan material. Untuk teknis pendataan di


lapangan, material diatur sesuai kebutuhan / bertahap.

4. Memberi penjelasan – penjelasan gambar pada mandor mengenai


teknis dan pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan sesuai dengan
rencana (Schedulle).

5. Membuat metode kerja untuk suatu pekerjaan yang akan diterapkan


pada keadaan lapangan sehingga mencapai sasaran sesuai rencana.

6. Melaksanakan opname seminggu sekali terhadap progress pekerjaan


mandor / sub.

7. Mengatur material terutama penggunaan / permintaan sudah sesuai


dengan pelaksanaan lapangan atau belum apabila terjadi
penyimpangan yang tidak sesuai permintaan maka segera cepat
diketahui mulai dini.

44
8. Memberikan laporan harian maupun mingguan pada pimpinan baik
material maupun kesulitan – kesulitan pelaksanaan atau masalah –
masalah lainnya.

9. Administrasi Teknik

e. Tugas logistik adalah sebagai berikut :


1. Melakukan survey dan memberi informasi kepada kepala proyek
tentang jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan di lapangan.
2. Bersama bagian teknik administrasi kontrak membuat jadwal
pengadaan bahan dan peralatan di lokasi.
3. Menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan oleh
Kepala Proyek sesuai dengan hasil pengetesan Material Engineer.
4. Melaksanakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,
penyimpanan dan pemakaian bahan.
5. Melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi peralatan sesuai jadwal
penggunaan alat.
6. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat dan perlengkapannya
sehingga selalu dalam keadaan siap pakai.
7. Melaksanakan inventarisasi dan pemeliharaan alat, termasuk
kendaraan pengangkut barang, perlengkapan kerja dan bengkel.
8. Membantu peningkatan efisiensi pemakaian bahan dan produktifitas
alat.
9. Membuat laporan tentang penggunaan alat, persediaan dan pemakaian
bahan.

3.3 Tinjauan Khusus


3.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Penahan
A. Bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Semen
 Pasir
 Batu kali ukuran 50 / 20
 Air

45
B. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan dinding penahan yaitu:
 Sekop
 Sendok spesi
 Palu
 Paku
 Benang kerja
 Watertangk
 Dump truck
 Excavator

Perbandingan campuran mortar untuk pekerjaan dinding penahan adalah 1 pc : 4


pasir

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang diamati di


lapangan yaitu :

a. Pekerjaan galian

Langkah awal dalam proses pelaksanaan dinding penahan adalah


pekerjaan galian yang menggunakan alat berat excavator lalu,menggali pada letak
yang akan dibangun dinding penahan dengan kedalaman yang telah ditentukan
dan lebar galian sesuai dengan ukuran bucket dari excavator.

46
Gambar 3.5 Proses Pekerjaan galian
Sumber : Dokumentasi proyek
b. Mengumpulkan bahan dan alat kerja yang dibutuhkan ke lokasi kerja

Alat yang dibutuhkan untuk pekerjan ini seperti sekop, sendok spesi, kayu
profil, paku, palu, selang waterpass dan benang kerja dibawa ke lokasi kerja agar
pekerjaan menjadi tidak terhambat. Kemudian bahan yang dibutuhkan seperti
semen, pasir, batu kali, dan air ditaruh sedekat mungkin dengan lokasi kerja
sehingga lebih hemat waktu disaat membutuhkan.

Gambar 3.6 Proses Pengumpulan Bahan dan Alat ke Lokasi Kerja


Sumber : Dokumentasi Proyek
c. Pekerjaan Pembuatan Profil dan Pemasangan Benang Kerja

47
Pekerjaan berikutnya adalah pembuatan profil dari kayu yang ada dilokasi
lalu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, diusahakan harus benar – benar
kuat, kokoh dan presisi kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tali atau
benang kerja pada profil. Benang kerja yang dipasang bagian lebar atas dinding
penahan diberi dua benang yaitu kiri dan kanan. Mula – mula dipasang satu saja
benang kerja lalu kemudian yang benang kedua distel menggunakan waterpass
selang agar sama datar dengan yang pertama dan untuk ketinggian dinding
penahan adalah 10 cm dari taah dasar badan jalan jika dinding penahan yang
dibuat modelnya tipe 1 tetapi untuk tipe 2 atau gendong ketinggiannya
disesuaikan dengan kontur tanah yang akan ditahan oleh dinding penahan
tersebut.lalu bagian kemiringan dinding penahan dipasang satu benang saja
membentuk kemiringan.

Gambar 3.7 Proses Pembuatan Profil dan Pemasangan Benang Kerja


Sumber : Dokumentasi Proyek
d. Pencampuran Mortar

Mula – mula ambil pasir dan semen dengan takaran 1 pc : 4 ember pasir
kemudian camput kedua bahan tersebut sampai tercampur dengan baik. Lalu buat
lubang ditengahnya kemudian masukan air secukupnya kemudian mulai
mencampur hingga campuran matang atau sampai kalis lalu diaplikasikan ke
media kerja.

48
Gambar 3.8 Proses Mencampur Adukan Mortar

Sumber : Dokumentasi Proyek

e. Pekerjaan Pasangan Batu Dinding Penahan

Pekerjaan ini dilakukan setelah campuran mortar sudah matang kemudian


ambil batukali satu persatu lalu susun pada bidang kerja mengikuti benang kerja
agar rapih lalu ambil campuran mortar dengan sendok spesi kemudian aplikasikan
kecelah batuan yang disusun lalu menerus sampai bidang kerja selesai dengan
tahap akhir pekerjaan ini adalah finising yaitu dengan merapikan nat batu serta
pinggiran pasangan. Pekerjaan harus sesuai dengan profil dan benang kerja yang
dibuat agar hasil akhir rapi dan presisi.

Gambar 3.9 Proses Pekerjaan Batu Pasangan Dinding Penahan


Sumber : Dokumentasi Proyek

f. Urugan Kembali

49
Pekerjaan akhir ini adalah dengan menutup kembali bekas galian tanah
atau urugan kembali dengan menggunakan tenaga mesin atau alat berat
seperti excavator. Tujuan dari pekerjaan ini yaitu agar tepian pasangan
yang berdampingan dengan badan jalan tertutup dengan padat agar
tepian badan jalan tidak mengalami longsor atau pengikisan.

3.3.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan.


1. Perhitungan volume dinding penahan adalah sebagai berikut :

50
Gambar 3.10. Sketsa Penampang Dinding Penahan segmen I (15,60 m)

Sumber: Gambar kontrak proyek Naumang

Keterangan : Lebar atas (A) = 0,50 m


: Lebar bawah (B) = 1,50 m
: Tinggi (H) = 2,09 m

Luas :( A +2 B ) x H
=( ) x 2,09
0,50+1,50
2

51
=2,6 m2
Volume : Luas x Panjang
=2,6 m2 x 15,60 m
= 40,56 m3

2. Perhitungan volume dinding penahan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.10. Sketsa Penampang Dinding Penahan segmen II ( 17 m )

Sumber: Gambar kontrak proyek Naumang

Keterangan : Lebar atas (A) = 0,50 m


: Lebar bawah (B) = 1,50 m
: Tinggi (H) = 2,70 m

Luas :( A +2 B ) x H
=( ) x 2,70
0,50+1,50
2

52
=2,7 m2
Volume : Luas x Panjang
=2,7 m2 x 17 m
= 45,90 m3

3. Perhitungan volume dinding penahan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.10. Sketsa Penampang Dinding Penahan segmen III ( 7 m )

Sumber: Gambar kontrak proyek Naumang

Keterangan : Lebar atas (A) = 0,50 m


: Lebar bawah (B) = 1,50 m
: Tinggi (H) =1m

53
Luas :( A +2 B ) x H
=( ) x1
0,50+1,50
2
= 1 m2
Volume : Luas x Panjang
= 1 m2 x 7 m
= 7 m3

4. Volume rata - rata pekerjaan dinding penahan

Volune rata rata = Volume segmen I + volume segmen II + volume segmen III

=40,56 m3+45,90 m3+7 m3


=93,46 m3

3.3.3 Kebutuhan Bahan


 Batu Kali = Koefisien batu kali x Volume pasangan dinding penahan
= 1,2 m3 x 93,46 m3
= 112,15 m3

Reit = Volume batu kali / Volume dump truck

= 112,15 m3 / 4 m3

= 28,04 reit

Jumlah dump truck 1 = 28,04 / 1 = 28,04 (~ 29 reit per dump truck)

 Pasir = Koefisien pasir x Volume pasangan dinding penahan


= 0,485 m3 x 93,46 m3
= 45,33 (~ 46 m3)

54
Reit = Volume pasir / Volume dump truck

= 46 m3 /4 m3

= 11,5 reit

Jumlah dump truck 1 = 11,5 / 1 = 11,5(~ 12 reit per dump truck)

 Semen = Koefisien semen x Volume pasangan dinding penahan


= 202 kg/ m3 x 93,46 m3
= 18878,92 (~ 18879 kg)

Zak = 18879 / 40 (1 zak = 40 kg)

= 471,97 (~ 472 zak)

3.3.5.Kurva S Realisasi

55
56

Anda mungkin juga menyukai