Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

HASIL PENYELIDIKAN TANAH

PROYEK : TOWER STASIUN


LOKASI : 1) STASIUN TANGERANG
2) STASIUN SERPONG
3) STASIUN RANGKASBITUNG

Maret 2019
Jakarta, Maret 2019
Kepada Yth,
Pimpinan Proyek
Tower Stasiun Tangerang, Serpong
dan Rangkasbitung
Di Tempat

Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan laporan hasil penyelidikan tanah proyek tower stasiun yang
berlokasi di Stasiun Tangerang, Stasiun Serpong dan Stasiun Rangkasbitung.

Laporan ini dibuat dari hasil penyelidikan tanah dilapangan masing - masing 1 (satu) titik
perlokasi dengan sondir kapasitas 2,5 tonf untuk pertimbangan konstruksi yang akan dibangun.

Demikian laporan ini dibuat, terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Kiranya laporan ini
dapat bermanfaat bagi perencanaan pondasi.

Hormat kami,

Sugiarto ST.
(Koordinator Soil Test)
I. PENDAHULUAN
Laporan ini menyajikan data-data hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan
dilapangan beserta interpretasinya.
Penyelidikan tanah dilapangan meliputi 3 (tiga) titik sondir ringan kapasitas 2,5 tonf.
Tujuan penyelidikan ini adalah untuk mendapatkan data tentang sifat-sifat daya
dukung tanah untuk perencanaan sistem pondasi yang tepat ditinjau dari segi teknis
maupun segi ekonomis.
Perhitungan – perhitungan mengenai daya dukung tanah di analisa berdasarkan data
hasil penyondiran : nilai tekanan konus dan friction.

II. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan terdiri dari penyelidikan
lapangan (Field Test) berupa 3 (tiga) titik sondir ringan kapasitas 2,5 ton.f.

III. URAIAN PEKERJAAN


III.1. Sondir
Penyondiran telah dilaksanakan dengan alat sondir ringan kapasitas 2,5 ton
dilengkapi dengan Adhesion Jacket Cone type Begemann yang dapat mengukur
nilai perlawanan konus (Cone Resistance) dan hambatan lekat (local friction)
secara langsung dilapangan.

Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras, dimana nilai
perlawanan konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah
hambatan lekat 2.50 ton (kapasitas alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk
diagram sondir yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah
muka tanah dan besarnya nilai perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan
pelekat (TF).
IV. KONDISI TANAH DASAR
Berdasarkan data-data hasil penyelidikan tanah dilapangan, kondisi tanah dasar
(Subsurface Soil Condition) untuk proyek perencanaan menara air yang berlokasi di
3 ( tiga ) lokasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
STATIGRAFI LAPISAN

Area 1
Titik sondir 1 Stasiun Tangerang
Kedalaman Deskripsi tanah
0,00 - 3,00 m : Merupakan jenis lapisan lanau hingga pasir kelanauan (silt
to silty sand) dengan tingkat konsistensi kaku hingga keras
(stiff to hard). Lapisan tersebut mempunyai nilai
perlawanan konus sondir (qc) rata- rata berkisar antara 20
– 60 kg/cm2. Alat konus sondir mencapai penetrasi
maksimal pada lapisan ini yaitu kedalaman 3,00 m.
> 3,00 m : Diperkirakan merupakan lapisan tanah keras (hard layer)
dimana nilai perlawanan konus sondir (qc) mencapai nilai
maksimal kapasitas alat yaitu sebesar 250 kg/cm2.

Area 2
Titik sondir 2 Stasiun Serpong
Kedalaman Deskripsi tanah
0,00 - 7,00 m : Merupakan jenis lapisan lanau hingga lanau kepasiran (silt
to sandy silt) dengan tingkat konsistensi teguh hingga kaku
(firm to stiff). Lapisan tersebut mempunyai nilai
perlawanan konus sondir (qc) rata- rata berkisar antara 15
– 20 kg/cm2.
7,00 - 16,20 m : Terdiri dari jenis lapisan pasir kelanauan (silty sand)
dengan tingkat konsistensi sangat kaku hingga keras (very
stiff to hard). Lapisan tersebut mempunyai nilai
perlawanan konus sondir (qc) rata-rata berkisar 40 – 60 kg/
cm2. Alat konus sondir mencapai penetrasi maksimal
padalapisan ini yaitu kedalaman 16,20 m.
> 16,20 m : Diperkirakan merupakan lapisan tanah keras (hard layer)
dimana nilai perlawanan konus sondir (qc) mencapai nilai
maksimal kapasitas alat yaitu sebesar 250 kg/cm2.
Area 3
Titik sondir 3 Stasiun Rangkasbitung
Kedalaman Deskripsi tanah
0,00 - 7,00 m : Merupakan jenis lapisan lempung kelanauan hingga lanau
kelempungan (silty clay to clayey silt) dengan tingkat
konsistensi sangat lunak hingga kaku (very soft to stiff).
Lapisan tersebut mempunyai nilai perlawanan konus
sondir (qc) rata- rata berkisar antara 2 – 20 kg/cm2.
7,00 - 13,40 m : Terdiri dari jenis lapisan lanau hingga pasir kelanauan (silt
to silty sand) dengan tingkat konsistensi kaku hingga keras
(stiff to hard). Lapisan tersebut mempunyai nilai perlawanan
konus sondir (qc) rata-rata berkisar 25 – 60 kg/ cm2. Alat
konus sondir mencapai penetrasi maksimal padalapisan ini
yaitu kedalaman 13,40 m.
> 13,40 m : Diperkirakan merupakan lapisan tanah keras (hard layer)
dimana nilai perlawanan konus sondir (qc) mencapai nilai
maksimal kapasitas alat yaitu sebesar 250 kg/cm2.

Untuk bangunan dengan beban ringan maka pemakaian jenis pondasi dangkal
(shallow foundation) akan beresiko terhadap terjadinya penurunan namun masih
dapat diterapkan selama beban yang bekerja masih lebih kecil bila dibandingkan
dengan nilai daya dukung ijin tanah dasar. Pada area eksisting secara umum nilai
daya dukung ijin tanah dasar untuk jenis pondasi dangkal pada masing-masing
lokasi :
Sondir S1 -1,00 m adalah sebesar 1,0 kg/cm2.
Sondir S2 -1,00 m adalah sebesar 1,0 kg/cm2.
Sondir S3 -1,00 m adalah sebesar 0,1 kg/cm2.

Dari hasil penyelidikan tanah tersebut diketahui bahwa lapisan tanah keras yaitu
lapisan dengan nilai perlawanan konus sondir (qc) 250 kg/cm² dijumpai pada
kedalaman sebagai berikut:

Sondir S1 dikedalaman -3,00 m dari elevasi muka tanah eksisting.


Sondir S2 dikedalaman -16,20 m dari elevasi muka tanah eksisting.
Sondir S3 dikedalaman -13,40 m dari elevasi muka tanah eksisting.

Lapisan tanah keras tidak dapat diperkirakan ketebalannya hanya dengan


didasarkan dari data sondir, ini merupakan keterbatasan alat sondir dimana konus
sondir tidak dapat menembus lapisan tanah keras meskipun tidak cukup tebal. Hal
ini berkaitan dengan kemungkinan dapat terjeblosnya (punch shear) pondasi tiang
yang bertumpu pada lapisan tanah keras yang tidak cukup tebal (lensa).
Apabila diperlukan struktur dengan beban yang relatif berat maka sebaiknya
dipergunakan jenis pondasi dalam. Jenis pondasi dalam dapat berupa pondasi tiang
pancang ( driven pile) atau pondasi tiang bor (bored pile ). Untuk mendapatkan nilai
daya dukung yang optimal maka penggunaan jenis pondasi dalam harus
dikonstruksikan hingga mencapai lapisan tanah keras (hard layer).

Pemilihan jenis pondasi yang akan dipergunakan sangat bergantung pada situasi
dan kondisi lingkungan sekitar area rencana proyek. Pada sisi perencanaan perlu
diperhatikan kekuatan struktur terhadap gempa, liquifaksi, consolidation
settlement, momen yang bekerja dan juga tinjauan terhadap methode konstruksi.
V. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, untuk keperluan
desain pondasi diusulkan sebagai berikut :

AREA I STASIUN TANGERANG

Struktur Ringan
Pergunakan pondasi dangkal berbentuk segi empat (shallow foundation)
Tipe : Pondasi telapak (spread footing)
Kedalaman : -1,00 m (dari elevasi muka tanah eksisting)
Tegangan ijin Tanah ( t) = 1,0 kg/cm2
Catatan : Penggunaan jenis pondasi dangkal harus dipertimbangkan efek settlement secara
seksama

Struktur berat
Pergunakan jenis pondasi tiang pancang mini (mini pile), mutu beton K-450
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
□ 20 x 20 3,00 – 4,00 35
□ 25 x 25 3,00 – 4,00
50
28 / 28 / 28 3,00 – 4,00 30
32 / 32 / 32 3,00 – 4,00 40

Alternatif lain pergunakan tiang bor mini (mini bored pile), mutu bahan K-225
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
BP Ø 40 3,00 – 4,00 55
BP Ø 50 3,00 – 4,00 85
BP Ø 60 3,00 – 4,00 120
Catatan :
*) kedalaman tiang dihitung dari elevasi muka tanah eksisting pada saat penyelidikan tanah
dilaksanakan
AREA II STASIUN SERPONG

Struktur Ringan
Pergunakan pondasi dangkal berbentuk segi empat (shallow foundation)
Tipe : Pondasi telapak (spread footing)
Kedalaman : -1,00 m (dari elevasi muka tanah eksisting)
Tegangan ijin Tanah ( t) = 1,0 kg/cm2
Catatan : Penggunaan jenis pondasi dangkal harus dipertimbangkan efek settlement secara
seksama
Struktur berat
Pergunakan jenis pondasi tiang pancang mini (mini pile), mutu beton K-450
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
□ 20 x 20 17,00 - 18,00 35
□ 25 x 25 17,00 - 18,00 50
28 / 28 / 28 17,00 - 18,00 30
32 / 32 / 32 17,00 - 18,00 40

Alternatif lain pergunakan tiang bor mini (mini bored pile), mutu bahan K-225
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
BP Ø 40 17,00 - 18,00 55
BP Ø 50 17,00 - 18,00 85
BP Ø 60 17,00 - 18,00 120
Catatan :
*) kedalaman tiang dihitung dari elevasi muka tanah eksisting pada saat penyelidikan tanah
dilaksanakan
AREA III STASIUN RANGKASBITUNG

Struktur Ringan
Pergunakan pondasi dangkal berbentuk segi empat (shallow foundation)
Tipe : Pondasi telapak (spread footing)
Kedalaman : -1,00 m (dari elevasi muka tanah eksisting)
Tegangan ijin Tanah ( t) = 0,1 kg/cm2
Catatan : Penggunaan jenis pondasi dangkal harus dipertimbangkan efek settlement secara
seksama
Struktur berat
Pergunakan jenis pondasi tiang pancang mini (mini pile), mutu beton K-450
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
□ 20 x 20 14,00 – 15,00 35
□ 25 x 25 14,00 – 15,00 50
28 / 28 / 28 14,00 – 15,00 30
32 / 32 / 32 14,00 – 15,00 40

Alternatif lain pergunakan tiang bor mini (mini bored pile), mutu bahan K-225
Dimensi Kedalaman *) Daya Dukung Ijin Tanah
(cm) (m) (ton)
BP Ø 40 14,00 – 15,00 55
BP Ø 50 14,00 – 15,00 85
BP Ø 60 14,00 – 15,00 120
Catatan :
*) kedalaman tiang dihitung dari elevasi muka tanah eksisting pada saat penyelidikan tanah
dilaksanakan
VI. ANALISA DAYA DUKUNG TANAH
Analisa daya dukung pondasi, menggunakan formula sebagai berikut :

6.1. Daya Dukung Jenis Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)


a. Berdasarkan Data Sondir (Guy Sanglerat)
qc ---------→ SF=20
qa = SF
qc
(kg/cm²)
maka qa = 20
dimana qc = Tahanan ujung konus sondir (kg/cm²) di kedalaman yang
ditinjau.

b. Berdasarkan Data Laboratorium (Terzaghi)


qu = 1,3 C . Nc + . D . Nq + 0,4 . . B . N

qa = qult = qult
SF 3

Dimana :
qu : Daya dukung ultimate (kg/cm2)
qa : Daya dukung ijin (kg/cm2)
C : Nilai kohesi tanah (kg/cm2)
: Berat volume tanah (kg/cm3)
Df : Kedalaman pondasi (m)
B : Lebar pondasi / diameter pondasi
Nc, Nq, N : Faktor-faktor daya dukung

6.2. Daya Dukung Tekan Pondasi Dalam


Analisa daya dukung pondasi tiang mempergunakan formula sebagai berikut :
a. Berdasarkan data sondir (Meyerhof)
Pa = qcxAp + TFxAs
FK1 FK 2

Dimana :
Pa : Daya dukung ijin tekan tiang (ton)
qc : Bacaan nilai konus sondir (kg/cm2)
TF : Nilai total friction (kg/cm)
Ap : Luas penampang tiang (cm2)
As : Keliling selimut tiang yang ditinjau (cm)
FK1 dan FK2 : Faktor keamanan, berturut-turut 3 dan 5

b. Berdasarkan kekuatan
material Pa = b’ x Ap

Dimana : b’ = Tegangan ijin beton


Ap = Luas penampang tiang
Berikut ini nilai daya dukung ijin tekan tiang berdasarkan kekuatan material :
a. Tiang bor 40 cm, mutu beton K-225
K-225 maka ’bk = 225 kg/cm2 dan ’b = 0,33 x 225
= 74,25 kg/cm2
Pakai ’b = 0,20 x 225 = 45 kg/cm2.....(pertimbangan pelaksanaan)
Pa = ’b x Ap
= 45 x 1256
= 56.548 kg
Pa = 55 ton

b. Tiang pancang beton Mini Pile 20 x 20 cm, mutu beton


K-450 maka ’bk = 450 kg/cm2 dan ’b = 0,33 x 450
= 148,5 kg/cm2
2
Pakai ’b = 0,20 x 450 = 90 kg/cm ........(pertimbangan pelaksanaan)
Pa = ’b x Ap
= 90 x 20 x 20
= 36.000 kg
Pa = 35 ton

Berikut ini nilai tabel daya dukung ijin tekan tiang berdasarkan
kekuatan material :
Dimensi Tiang Daya Dukung Ijin Tekan Tiang
(cm) Berdasarkan Kekuatan Material
(ton)
□ 20 x 20 35
□ 25 x 25 50
28 x 28 x28 30
32 x 32 x 32 40
BP 40 55
BP 50 85
BP 60 120
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DATA LAPANGAN –
DOKUMENTASI –
LAMPIRAN 1:

DATA LAPANGAN
DUTCH CONE PENETRATION TEST
Friction Ratio %
0 5 10
0

5 qc > 250 kg/cm2

10
Depth Below Ground Level (M)

15

20

25

Cap. of equipment : 2,50 ton


Date of test : 21 - 03 - 2019
Ground Water Level : - m (GWL)
End of test : - 3,00 m (GL)

30
0 50 Kg/cm2 100 150 200 250 300
Cone Resistance
Local Friction Kg/cm2
Kg/cm 1 2 3
Total Friction
1000 2000 3000

PROYEK : STASIUN TANGERANG Test : S. 1


LOKASI : PASAR ANYAR - TANGERANG No.:
DUTCH CONE PENETRATION TEST
Friction Ratio %
0 5 10
0

10
Depth Below Ground Level (M)

15

qc > 250 kg/cm2

20

25

Cap. of equipment : 2,50 ton


Date of test : 21 - 03 - 2019
Ground Water Level : - m (GWL)
End of test : - 16,20 m (GL)

30
50
0 Kg/cm2 100 150 200 250 300
Cone Resistance
Local Friction Kg/cm2
Kg/cm 1 2 3
Total Friction
1000 2000 3000

PROYEK : STASIUN SERPONG Test : S. 1


LOKASI : SERPONG - TANGERANG No.:
DUTCH CONE PENETRATION TEST
Friction Ratio %
0 5 10
0

10
Depth Below Ground Level (M)

15 qc > 250 kg/cm2

20

25

Cap. of equipment : 2,50 ton


Date of test : 22 - 03 - 2019
Ground Water Level : - m (GWL)
End of test : - 13,40 m (GL)

30
50
0 Kg/cm2 100 150 200 250 300
Cone Resistance
Local Friction Kg/cm2
Kg/cm 1 2 3
Total Friction
1000 2000 3000

PROYEK : STASIUN RANGKASBITUNG Test : S. 1


LOKASI : RANGKASBITUNG - LEBAK No.:
DUTCH CONE PENETRATION TEST
PROJECT : STASIUN TANGERANG LOCATION : PASAR ANYAR TANGERANG

Cone Base Area : 10 cm2 Test No. : S. 1 Date of Tes : 21 - 03 - 2019

Friction Jacket Area : 150 cm2 Ground Level :-m Tested by : ISROI

Dutch Cone Machine : 2.5 ton Ground Surface Condition :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

TOTALFRICTIO
READING READING
D

H
P
E

JACKET ORLOCALFRIC.
O

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKETORLO
CALFRIC.
JACKET

FRICTIONRATIO
FRICTIO
NRATIO
ROD CONE R CONE

DEPTH

N
O
CONE + JACKET D +
CONE JACKET
JACKET

~ m Kg/cm2 Kg/cm m Kg/cm


Kg/cm2
0.00 5 0.33 ~ 6.20

0.20 20 25 5 1.67 0.33 7 6.40

0.40 15 20 5 2.22 0.33 13 6.60

0.60 60 65 10 0.56 0.67 20 6.80

0.80 30 40 10 2.22 0.67 33 7.00

1 1.00 20 30 8 3.33 0.53 47 7 7.20

1.20 30 38 10 1.78 0.67 57 7.40

1.40 20 30 9 3.33 0.60 71 7.60

1.60 30 39 5 2.00 0.33 83 7.80

1.80 40 45 19 0.83 1.27 89 8.00

2 2.00 40 59 5 3.17 0.33 115 8 8.20

2.20 40 45 19 0.83 1.27 121 8.40

2.40 30 49 10 4.22 0.67 147 8.60

2.60 80 90 20 0.83 1.33 160 8.80


2.80 180 200 10 0.74 0.67 187 9.00
3 3.00 250 260 - 0.27 0.00 200 9 9.20

3.20 9.40
3.40 9.60

3.60 9.80

3.80 10.00

4 4.00 1 10.20
0
4.20 10.40
4.40 10.60
4.60 10.80
4.80 11.00
5 5.00 11.20
1
5.20 1 11.40
5.40 11.60
5.60 11.80
5.80 12.00
6 6.00 12.20

1
2

REMARKS
DUTCH CONE PENETRATION TEST
PROJECT : STASIUN SERPONG LOCATION : SERPONG TANGERANG

Cone Base Area : 10 cm2 Test No. : S. 1 Date of Tes : 21 - 03 - 2019

Friction Jacket Area : 150 cm2 Ground Level :-m Tested by : ISROI

Dutch Cone Machine : 2.5 ton Ground Surface Condition :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

H
P
E

T
READING READING
D

H
P
E

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKETORLO

RLOCALFR
FRICTIONRATI

JACKETO
CALFRIC.
JACKET JACKET

FRICTIO
NRATIO

IC.
O

O
N
A

C
R
T

T
L

I
ROD CONE ROD CONE

CONE + JACKET CONE + JACKET

~ m Kg/cm2 Kg/cm ~ m Kg/cm2 Kg/cm


0.00 5 0.33 6.20 20 30 5 3.33 0.33 269
0.20 15 20 5 2.22 0.33 7 6.40 20 25 5 1.67 0.33 276
0.40 15 20 5 2.22 0.33 13 6.60 15 20 3 2.22 0.20 280
0.60 20 25 7 1.67 0.47 20 6.80 15 18 5 1.33 0.33 287
0.80 20 27 10 2.33 0.67 29 7 7.00 20 25 10 1.67 0.67 300
1 1.00 20 30 8 3.33 0.53 43 7.20 40 50 10 1.67 0.67 313
1.20 20 28 5 2.67 0.33 53 7.40 50 60 5 1.33 0.33 320
1.40 20 25 10 1.67 0.67 60 7.60 50 55 10 0.67 0.67 333
1.60 20 30 10 3.33 0.67 73 7.80 30 40 10 2.22 0.67 347
1.80 20 30 5 3.33 0.33 87 8 8.00 40 50 10 1.67 0.67 360
2 2.00 20 25 10 1.67 0.67 93 8.20 50 60 10 1.33 0.67 373
2.20 30 40 10 2.22 0.67 107 8.40 50 60 10 1.33 0.67 387
2.40 20 30 8 3.33 0.53 120 8.60 70 80 10 0.95 0.67 400
2.60 20 28 5 2.67 0.33 131 8.80 50 60 10 1.33 0.67 413
2.80 20 25 5 1.67 0.33 137 9 9.00 30 40 10 2.22 0.67 427
3 3.00 20 25 10 1.67 0.67 144 9.20 40 50 5 1.67 0.33 433
3.20 20 30 5 3.33 0.33 157 9.40 40 45 10 0.83 0.67 447
3.40 20 25 5 1.67 0.33 164 9.60 40 50 5 1.67 0.33 453
3.60 15 20 5 2.22 0.33 171 9.80 50 55 10 0.67 0.67 467
3.80 15 20 3 2.22 0.20 177 10 10.00 40 50 10 1.67 0.67 480
4 4.00 15 18 4 1.33 0.27 181 10.20 40 50 5 1.67 0.33 487
4.20 20 24 5 1.33 0.33 187 10.40 50 55 10 0.67 0.67 500
4.40 15 20 5 2.22 0.33 193 10.60 50 60 10 1.33 0.67 513
4.60 15 20 5 2.22 0.33 200 10.80 50 60 10 1.33 0.67 527
4.80 20 25 7 1.67 0.47 207 11 11.00 60 70 10 1.11 0.67 540
5 5.00 20 27 10 2.33 0.67 216 11.20 60 70 10 1.11 0.67 553
5.20 20 30 5 3.33 0.33 229 11.40 50 60 10 1.33 0.67 567
5.40 20 25 5 1.67 0.33 236 11.60 40 50 10 1.67 0.67 580
5.60 15 20 5 2.22 0.33 243 11.80 40 50 5 1.67 0.33 587
5.80 15 20 10 2.22 0.67 249 12 12.00 50 55 10 0.67 0.67 600
6 6.00 20 30 10 3.33 0.67 263 12.20 50 60 10 1.33 0.67 613

REMARKS
DUTCH CONE PENETRATION TEST
PROJECT : STASIUN SERPONG LOCATION : SERPONG TANGERANG

Cone Base Area : 10 cm2 Test No. : S. 1 Date of Tes : 21 - 03 - 2019

Friction Jacket Area : 150 cm2 Ground Level :-m Tested by : ISROI

Dutch Cone Machine : 2.5 ton Ground Surface Condition :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKET
D

ORLOC
ALFRIC.
P
E

T
READING READING

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKETORL
OCALFRIC.

FRICTIO NR ATI
DEPT

JACKET JACKET

N
FRICTIO
R ATIO
H

O
ROD CONE ROD CONE

CONE + JACKET CONE + JACKET

~ m Kg/cm2 Kg/cm ~ m Kg/cm2 Kg/cm


12.40 40 50 5 1.67 0.33 620 18.60
12.60 40 45 10 0.83 0.67 633 18.80
12.80 30 40 10 2.22 0.67 647 19 19.00
13 13.00 30 40 5 2.22 0.33 653 19.20
13.20 60 65 10 0.56 0.67 667 19.40
13.40 50 60 10 1.33 0.67 680 19.60
13.60 40 50 5 1.67 0.33 687 19.80
13.80 50 55 10 0.67 0.67 700 20 20.00
14 14.00 50 60 10 1.33 0.67 713 20.20
14.20 70 80 5 0.95 0.33 720 20.40
14.40 60 65 10 0.56 0.67 733 20.60
14.60 50 60 5 1.33 0.33 740 20.80
14.80 50 55 5 0.67 0.33 747 21 21.00
15 15.00 50 55 10 0.67 0.67 760 21.20
15.20 50 60 10 1.33 0.67 773 21.40
15.40 40 50 10 1.67 0.67 787 21.60
15.60 40 50 10 1.67 0.67 800 21.80
15.80 150 160 10 0.44 0.67 813 22 22.00
16 16.00 160 170 10 0.42 0.67 827 22.20
16.20 250 260 - 0.27 0.00 827 22.40
16.40 22.60
16.60 22.80
16.80 23 23.00
17 17.00 23.20
17.20 23.40
17.40 23.60
17.60 23.80
17.80 24 24.00
18 18.00 24.20
18.20 24.40
18.40 24.60

REMARKS
DUTCH CONE PENETRATION TEST
PROJECT : STASIUN RANGKASBITUNG LOCATION : RANGKASBITUNG

Cone Base Area : 10 cm2 Test No. : S. 1 Date of Tes : 22 - 03 - 2019

Friction Jacket Area : 150 cm2 Ground Level :-m Tested by : MULYONO

Dutch Cone Machine : 2.5 ton Ground Surface Condition :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

H
P
E

T
READING READING
D

H
P
E

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKETORLO

RLOCALFR
FRICTIONRATI

JACKETO
CALFRIC.
JACKET JACKET

FRICTIO
NRATIO

IC.
O

O
N
A

C
R
T

T
L

I
ROD CONE ROD CONE

CONE + JACKET CONE + JACKET

~ m Kg/cm2 Kg/cm ~ m Kg/cm2 Kg/cm


0.00 5 0.33 6.20 16 22 4 2.50 0.27 175
0.20 8 13 5 4.17 0.33 7 6.40 18 22 5 1.48 0.33 181
0.40 5 10 1 6.67 0.07 13 6.60 20 25 5 1.67 0.33 188
0.60 2 3 1 3.33 0.07 15 6.80 20 25 6 1.67 0.40 196
0.80 2 3 1 3.33 0.07 16 7 7.00 22 28 5 1.82 0.33 203
1 1.00 2 3 1 3.33 0.07 17 7.20 25 30 5 1.33 0.33 209
1.20 2 3 1 3.33 0.07 19 7.40 35 40 5 0.95 0.33 216
1.40 2 3 5 3.33 0.33 20 7.60 35 40 5 0.95 0.33 223
1.60 7 12 5 4.76 0.33 27 7.80 32 37 5 1.04 0.33 229
1.80 10 15 5 3.33 0.33 33 8 8.00 32 37 5 1.04 0.33 236
2 2.00 10 15 5 3.33 0.33 40 8.20 35 40 5 0.95 0.33 243
2.20 12 17 5 2.78 0.33 47 8.40 30 35 5 1.11 0.33 249
2.40 10 15 6 3.33 0.40 53 8.60 30 35 5 1.11 0.33 256
2.60 12 18 5 3.33 0.33 61 8.80 25 30 5 1.33 0.33 263
2.80 15 20 5 2.22 0.33 68 9 9.00 27 32 5 1.23 0.33 269
3 3.00 15 20 5 2.22 0.33 75 9.20 32 37 5 1.04 0.33 276
3.20 20 25 5 1.67 0.33 81 9.40 30 35 5 1.11 0.33 283
3.40 20 25 5 1.67 0.33 88 9.60 32 37 5 1.04 0.33 289
3.60 18 23 5 1.85 0.33 95 9.80 30 35 5 1.11 0.33 296
3.80 20 25 5 1.67 0.33 101 10 10.00 27 32 5 1.23 0.33 303
4 4.00 22 27 4 1.52 0.27 108 10.20 35 40 7 0.95 0.47 312
4.20 18 22 4 1.48 0.27 113 10.40 38 45 4 1.23 0.27 317
4.40 18 22 7 1.48 0.47 119 10.60 28 32 5 0.95 0.33 324
4.60 15 22 3 3.11 0.20 128 10.80 25 30 5 1.33 0.33 331
4.80 17 20 5 1.18 0.33 132 11 11.00 25 30 5 1.33 0.33 337
5 5.00 17 22 5 1.96 0.33 139 11.20 25 30 5 1.33 0.33 344
5.20 15 20 6 2.22 0.40 145 11.40 22 27 5 1.52 0.33 351
5.40 15 21 5 2.67 0.33 153 11.60 20 25 5 1.67 0.33 357
5.60 17 22 3 1.96 0.20 160 11.80 20 25 5 1.67 0.33 364
5.80 17 20 4 1.18 0.27 164 12 12.00 32 37 5 1.04 0.33 371
6 6.00 16 20 6 1.67 0.40 169 12.20 35 40 7 0.95 0.47 380

REMARKS
DUTCH CONE PENETRATION TEST
PROJECT : STASIUN RANGKASBITUNG LOCATION : RANGKASBITUNG

Cone Base Area : 10 cm2 Test No. : S. 1 Date of Tes : 22 - 03 - 2019

Friction Jacket Area : 150 cm2 Ground Level :-m Tested by : MULYONO

Dutch Cone Machine : 2.5 ton Ground Surface Condition :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKET
D

ORLOC
ALFRIC.
P
E

T
READING READING
D

H
P
E

O
N
A

C
R
T

T
L

I
JACKETORL
OCALFRIC.

FRICTIO NR ATI
JACKET JACKET

FRICTIO
NR ATIO

O
ROD CONE ROD CONE

CONE + JACKET CONE + JACKET

~ m Kg/cm2 Kg/cm ~ m Kg/cm2 Kg/cm


12.40 40 47 5 1.17 0.33 387 18.60
12.60 50 55 5 0.67 0.33 393 18.80
12.80 55 60 10 0.61 0.67 407 19 19.00
13 13.00 60 70 20 1.11 1.33 433 19.20
13.20 90 110 10 1.48 0.67 447 19.40
13.40 250 260 - 0.27 0.00 447 19.60
13.60 19.80
13.80 20 20.00
14 14.00 20.20
14.20 20.40
14.40 20.60
14.60 20.80
14.80 21 21.00
15 15.00 21.20
15.20 21.40
15.40 21.60
15.60 21.80
15.80 22 22.00
16 16.00 22.20
16.20 22.40
16.40 22.60
16.60 22.80
16.80 23 23.00
17 17.00 23.20
17.20 23.40
17.40 23.60
17.60 23.80
17.80 24 24.00
18 18.00 24.20
18.20 24.40
18.40 24.60

REMARKS
LAMPIRAN 2:

DOKUMENTASI
FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN TANGERANG – PASAR ANYAR

FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN TANGERANG – PASAR ANYAR


FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN SERPONG – TANGERANG SELATAN

FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN SERPONG – TANGERANG SELATAN


FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN RANGKASBITUNG – LEBAK

FOTO SONDIR 1 LOKASI STASIUN RANGKASBITUNG – LEBAK

Anda mungkin juga menyukai