HAND OUT
REKAYASA PONDASI 1
PONDASI TELAPAK
A. PENGANTAR
Pada dasarnya, mata kuliah teknik pondasi mempelajari pemilihan dan
pendesainan sistem struktur pondasi untuk suatu bangunan yang berbasis
pada ilmu mekanika tanah dan struktur bangunan. Untuk pendesainan sistem
pondasi yang aman dan ekonomis pada suatu bangunan, terkadang diperlukan
keberanian dan sedikit keberuntungan karena sebenarnya tidak ada pakem
harus memilih pondasi tertentu untuk jenis tanah dan beban tertentu.
Pengalaman dan ketajaman engineering jugdement merupakan kunci
pemilihan pondasi yang sesuai dan bisa jadi setiap ahli pondasi akan memiliki
desain yang berbeda untuk proyek yang sama.
PONDASI DANGKAL
♦ Mentransfer reaksi tumpuan dari hasil analisis struktur pada kedalaman yang
dekat dengan permukaan tanah.
♦ Perlu dilakukan penggalian, pengecoran pondasi dan menimbunnya kembali.
♦ Contoh : Pondasi pelat setempat, pondasi pelat menerus, pondasi pelat
gabungan, pondasi rakit (raft/mat), pondasi sarang laba-laba dan cakar ayam.
PONDASI DALAM
♦ Mentransfer beban reaksi tumpuan hasil analisis struktur, pada kedalaman
yang cukup dalam.
♦ Dilakukan dengan pemancangan atau pengeboran ke dalam tanah.
♦ Contoh : Pondasi tiang pancang, pondasi borpile, dan pondasi sumuran.
B. KRITERIA PEMILIHAN
Secara praktis, pemilihan tipe pondasi sangat tergantung pada :
ft1 = 20.fs1
20 cm
ft2 = ft1+20.fs2
Ada lapisan
lensa keras
qc
ft
24 m
Lapisan keras
Kapasitas dukung tanah ijin secara praktis untuk tanah kohesif maupun
non-kohesif diambil sebesar :
qc
qa =
40
dengan,
qa = kapasitas dukung ijin netto dalam kg/cm2
qc = nilai rata-rata qc dari kedalaman Df +0,5B
hingga Df + 2B dalam kg/cm2
B = lebar pondasi telapak (dalam meter).
Df = kedalaman pondasi telapak.
Di Indonesia, sistem pondasi seperti ini telah dipatenkan oleh Ir. Ryantori dan Ir.
Sutjipto dengan nama pondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL). Lisensi dan
pengembangnnya dilakukan melalui PT. KATAMA SURYABUMI. Dengan
mempertimbangkan total penurunan bangunan yang terjadi, pondasi KSLL
mampu digunakan pada bangunan gedung 2-8 lantai yang berdiri pada tanah
dengan kapasitas dukung tanah yang rendah (qallnet = 0,15-0,5 kg/cm2) dan tanah
keras cukup dalam. Pondasi KSLL memiliki kelebihan antara lain dapat
dikerjakan dengan padat karya dan ramah terhadap gempa karena mampu
mengikuti gerakan gempa yang terjadi. Pondasi ini tidak disarankan untuk
struktur gedung dengan jarak antar kolom yang besar atau adanya konsentrasi
pembebanan pada kolom tertentu sehingga dapat mengakibatkan perbedaan
penurunan yang signifikan.
Beban
kolom
Kegagalan kapasitas
dukung tanah
Tahanan
geser
Tegangan
Normal
Beban
kolom
Pondasi
SARAN : Perbaikan tanah dan pemilihan struktur pondasi yang tepat, dapat juga
dilakukan agar syarat penurunan dan perbedaan penurunan terpenuhi. Sehingga
nantinya sloof hanya direncanakan menahan beban aksial tarik dan tekan yang
nilainya adalah 10% beban kolom.
Q
General
shear failure
Local
shear
failure
q = Q/A
Punching
Setlement shear
failure
q = γ.Df
Df
qult = c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ
φ, c, γ nilainya diambil di bawah pondasi.
dengan,
q = γ.Df
γ nilanya diambil di atas elevasi pondasi.
Catatan :
Untuk lebih realistis setelah pengecekan terhadap qult (general shear failure),
pondasi perlu dichek terhadap setlement (hasil lab).
Dapat juga hasil lab dibandingkan dengan uji lapangan (SPT atau CPT). Hasil
qult lab biasanya lebih besar dari qult lapangan (pendekatan). Mengapa hasil
qult lapangan nilainya lebih rendah ? karena teorinya hanya sederhana, tanah
dibagi menjadi tanah kohesif dan non-kohesif.
Kondisi khusus,
pada tanah non-kohesif c = 0 maka qult = q Nq + ½ b γ Nγ
pada tanah kohesif φ = 0 maka Nc = 5.7, Nq=1, Nγ=0, qult = 5.7 c + q
pondasi pada permukaan tanah Df = 0 maka qult = c Nc + ½ b γ Nγ
Beberapa alasan mengapa data hasil laboratorium mektan perlu di tinjau (jangan
dipercaya langsung) :
Tingkat ketergangguannya.
Kondisi lapangan apa cukup baik.
Kondisi struktur tanah sample tidak dapat mewakili.
Kalau terdapat krikil dalam sample, krikil dibuang sehingga mungkin
kapasitas dukung lapangan lebih besar dari lab.
Air dapat mengurangi kapasitas dukung tanah hingga ½-nya (Terzaghi), untuk
pasir pendapat ini terlalu kecil dan untuk lempung pendapat ini terlalu besar.
Berdasar elevasi m.a.t terhadap pondasi nilai qult menjadi,
γb D1 0 ≤ D1 ≤ Df
Df
γsat q = D1 γb + D2 γ’
D2
qult = c Nc + q Nq + ½ b γ’ Nγ
γ’ = γsat - γ w
b
D1 > Df, 0 ≤ d ≤ b
q = Df.γb
γb Df
qult = c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ
γ = 1/b [ γb.d + γ’ (b-d) ]
d
γ’ = γsat - γ w
γsat
d >b
Tidak ada pengaruh air.
SARAN : Sebenarnya perlu juga koreksi nilai φ dan c selain nilai γ akibat adanya
m.a.t, namun di lapangan dapat digunakan nilai φ dan c terlemah.
Jika tanah lebih padat tebal – kapasitas dukung tanah yang lebih padat
dan chek setlement lapisan kurang padat.
Jika tanah lebih padat tipis -- pertimbangkan patah pons (pada lap.
Cadas) jika pondasi diletakan diatas lap.cadas sehingga gunakan
kapasitas dukung lapisan kurang padat.
Nilai F.S tidak ada batasannya, namun karena banyak ketidakpastian nilai φ dan
c, maka secara umum F.S diambil minimum = 3 dengan pertimbangan tanah
tidak homogen, dan tidak isotropis.
[ WL + WD + WF + WS ] ≤ qall
A
Gross Allowable Bearing Capacity dengan faktor aman pada kuat geser
tanah.
Hanya untuk memuaskan dan jarang digunakan.
Cd = C / FS
tan φd = tan φ / FS
qall = Cd Nc + q Nq + ½ b γ Nγ
FS pada penyelesaian ini antara 2-3 kira-kira sama dengan hasil SF 3-
4 untuk dua metode sebelumnya.
Catatan :
qult belum memperhatikan setlement, jadi FS bisa 4,5,.. untuk mencover
setlement.
Jika menggunakan rumus qult setlement yang terjadi 5-25% x b untuk tanah
pasir dan 3-15% pada tanah lempung. Pondasi Mat / Raft memiliki setlement
relatif besar karena b besar.
Hitung besarnya kapasitas dukung ijin tanah (qallNET), jika diketahui lebar pondasi
(B) rencana diasumsikan 1,6 meter dan data tanah berdasarkan hasil
penyelidikan tanah seperti Gambar C1.1 dan Tabel C1.1.
±0.00 m ±0.00 m
LAPISAN 1
LEMPUNG PADAT γb1 = 1,566 ton/m3
-2.00 m
-2.25 m
-2.25 m
-2.75 m
LAPISAN 2
PASIR HALUS γsat = 1,608 ton/m3
BERLANAU DAN c = 0,03 kg/cm2
BERKULITKERANG φ = 14°
-5.00 m -5.00 m
(a) (b)
Gambar C1.1. (a) Penampang soil profile dan (b) Simplifikasi soil profile untuk
analisis pondasi.
Nilai faktor kapasitas dukung tanah Terzaghi pada Tabel C1.2., untuk nilai φ =
14° :
Nc=12,11
Nq=4,02
Nγ=2,23
q = γb1. Df
= 1,566 . 2
= 3,132 ton/m2
Besarnya tegangan ijin yang dapat digunakan untuk mendesain pondasi adalah
qallNET = 0,5 kg/cm2.
qc
qa =
30
2
q ⎛ 0 ,3048 ⎞
qa = c ⎜1 + ⎟
50 ⎝ B ⎠
dengan,
qa = kapasitas dukung ijin netto dalam kg/cm2
qc = nilai rata-rata qc dari kedalaman Df +0,5B
hingga Df + 2B dalam kg/cm2
B = lebar pondasi telapak (dalam meter).
Df = kedalaman pondasi telapak.
qc
qa = .kd
20
dengan,
.Df
kd = 1 + 0 ,33 ≤ 1 ,33
B
qu = 5 + (0,34 . qc)
qs = qu / SF
dengan,
qu = kapasitas dukung ultimit dalam kg/cm2.
qs = kapasitas dukung aman dalam kg/cm2.
qc = nilai rata-rata qc dari kedalaman Df + 0,5B
hingga Df + 1,1B dalam kg/cm2
B = lebar pondasi telapak.
Df = kedalaman pondasi telapak.
SF = faktor aman.
Podasi bisa miring pada tanah granular terendam air akibat gerusan pada dasar
pondasi. Sehingga disarankan jangan dibawah m.a.t atau dengan teknik
pelaksanaan yang baik.
hujan
Relatif kering Relatif basah kering
Tanah
Timbunan
tidak
Ekspansif soil
ekspansif
1-3 meter
Pasir
2V : 1H
Pembebanan Pondasi :
Beban terbagi rata (q)
Gaya vertikal (Q) sentris maupun eksentris.
Gaya horisontal (H)
Momen (M)
Kombinasi
Asumsi Analisis :
Jenis beban :
1. Beban Merata
Beban merata (q) = Beban tanah terbagi rata (q1) + Berat sendiri
pelat pondasi (q2).
Tegangan tanah akibat beban yang bekerja (σ) = q
Didalam praktek γ kolom beton = γ tanah diatas pondasi
My
3. Analisis Beban Momen
o x+
O = pusat dasar R
σ- o
pondasi. σ+
R
Momen berputar
B’
terhadap titik O.
Lebar pondasi (B)
searah sumbu x.
y+
Momen searah jarum
o x+ L
jam tanda (+) jika
sumbu x dan y positif di
sebelah kanan titik O.
Momen berputar
mengelilingi sumbu y
B
adalah My.
σ = Q/A ± 6.My/( B2 L )
Q
My
o x+
- 6.My/(B2.L)
6.My/(B2.L)
+
Q/A
σmin
σmax
My
o Mx L
σmin
B
ex
Q Q
My
o x+ o x+
Q1 Q2
ex1 ex2 ΣQ
ΣMy
o x+ o x+
ex = My/Q (+/-)
maka tegangan tanah di bawah dasar pondasi akibat beban
menjadi,
σ = Q/(B.L) ± 6.My/(B2L)
= Q/(B.L) ± 6.(Q.ex)/(B2L)
= Q/(B.L) (1 ± 6.ex/B)
0 ≤ σmin Q
1/6B
≤ Q/(B.L) (1 - 6.ex/B)
o x+
6.ex/B ≤ 1
ex ≤ B/6 σmax =
2Q/(B.L)
Kondisi umum
σ(x,y) = Q/(B.L) (1 ± 6.ex/B ± 6.ey/L) + q
B/6 Syarat :
σmax ≤ qall
σmin ≥ 0
L/6 o L
Agar hanya terjadi tegangan
tekan pada dasar luasan
pondasi maka ex dan ey
B haruslah terletak pada daerah
yang diarsir.
Q Q
My
H
h
o x+ o x+
A
Kolom 30x30
120
t=25 cm
25
30
120
A
100 60 30
POTONGAN A-A
Cek apakah tegangan yang terjadi pada dasar pondasi masih dibawah
tegangan ijin tanah (qallNET), jika diketahui qallNET = 0,5 kg/cm2.
Kolom 30x30
Gambar C1.2.
120
1 3 Pembagian luasan pondasi.
0 2 30
X
100 60
120 X
0
I III
II 30
100 60
P = 4 Ton
120 X
0
I III
II 30
100 60
E D
120 X
0 C
A B 30
100 60
Kesimpulan :
Tegangan di bawah dasar pondasi (σ) = 0,988 kg/cm2 > qallNET dan σ < 0
sehingga pondasi tidak memenuhi syarat aman.
Sebuah pondasi telapak gabungan seperti pada Gambar C3.1, berada di atas
tanah pendukung dengan qallNET = 15 ton/m2. Beban yang dipikul oleh pondasi
yang berupa kombinasi beban mati dan beban hidup.
Y
P1
K1 ± 0.0
A A
- 2.0
400 100 100
POTONGAN A-A
BALOK RIB
25/50
Dimensi kolom 30 cm x 30 cm
K2 Dimensi alas pondasi : B=2m
L=8m
Beban Kolom K1 :
P1 = 50 ton
300 Mx1 = -1 ton.m
Beban Kolom K2 :
P2 = 70 ton
Mx2 = 1.2 ton.m
Beban Kolom K3 :
K3 P3 = 40 ton
85 Mx3 = -0.8 ton.m
X
100 100
JAWAB :
K1
400
PTotal
ey 0 X
K2
300
K3
100 100
Y
disesuaikan.
K2
A. Eksentristas Beban terhadap Titik O
menjadi :
y = L / 2 = 3,65 meter
300 eybaru = y - r
= 0,00375 meter
P1 P2 Kolom K2 :
Kolom K1 Kolom K2 Beban P2 = 90 ton
Momen M2 = -8 ton.m
Dimensi kolom 40/40
Balok 25/50
6,00
JAWAB :
1. Setiap kolom seolah-olah memiliki pondasi pelat sendiri, dan digabung dengan
balok kaku sehingga menjadi satu kesatuan pondasi.
R = P1.0,15 + P2.6,15 + M1 + M2
P1 + P2
= 3,51875 m
x = A1.1,25 + A2.6,15
A1 + A2
= 4,19 m
P1 P2
O
A
x
6,00
Gambar C3.1. Posisi titik berat pondasi (0) dan resultan PTOTAL (R).
ex = R - x = - 0,67125 m
O
½.L1 e1 e2 ½.L2
6,00
Gambar C3.2. Posisi titik berat pondasi (0) dan resultan PTOTAL (R).
2. Untuk mendesain ulang agar ekonomis, usahakan titik berat luasan pondasi
(O) berhimpit dengan resultan PTOTAL (R).
O
A
x
6,00
Gambar C3.3. Posisi titik berat pondasi (0) redesain dan resultan PTOTAL (R).
Y
My P, Pu
A A Mx
B’ B X
Asx’ Asx
Asy’
Asy 45° Min 30 cm th’
th
cv
L’
L L
4. Dimensi
Tebal pelat pondasi pada tepi pondasi (th) (minimal 15 cm)
Tebal selimut beton (cv) (disarankan 5 cm)
B. PROSES PERHITUNGAN
Untuk menyederhanakan perhitungan pondasi simetris, momen untuk arah x dan
y hasil reaksi tumpuan akan didistribusikan melalui sloof struktur.
Jika ∅Vc ≥ Vu maka pelat pondasi dengan ketebalan efektif d’’ dapat
menahan geser pons.
Jika ∅Vc < Vu maka perbesar ketebalan pelat pondasi th dan th’.
Hitung penulangan Asx dan Asy dengan ketebalan efektif pelat sesuai
dengan letak potongannya.
SARAN :
1. Tegangan ijin tanah netto (σtanah) adalah beban tambahan yang
diijinkan per-satuan luas selain berat sendiri pondasi dan berat tanah.
2. Jarak antar tulangan pelat pondasi maksimum adalah 2.th
3. Ketebalan pelat th disarankan 2/3 th’.
3 2 1
d d’’ 45°
d’ th’
th
3 2 1
σ,σu
d L’ d
L
POTONGAN A-A
My
3 2 1
Geser Lentur
6 6
5 5
Geser Lentur 4 Mx
4 A
A
B’ B X
Asx
GeserPons
Asy
3 2 1
UJIAN TENTAMEN
1. Hitunglah kapasitas dukung pondasi dangkal (qallnet) berbentuk bujursangkar pada areal bekas
persawahan, jika diketahui :
+1,50
Tanah Urugan
c = 0 kN/m2 ϕ = 25°
Df
γb = 16 kN/m3 γsat = 18 kN/m3 ±0,00
m.a.t -1,00
Lempung
c = 15 kN/m2 B
ϕ = 10°
γb = 16 kN/m3 γair = 10 kN/m3
γsat = 17 kN/m3
-20.00
Besarnya B, untuk 1 angka terakhir NIM = 0 s/d 3 :
B = (1 angka terakhir NIM) + 1,5 meter
untuk 1 angka terakhir NIM = 4 s/d 9 :
B = (1 angka terakhir NIM) / 2 meter
2. Jika dari hasil analisis struktur, beban yang bekerja pada titik berat luasan (O) dasar pondasi dangkal
pada soal nomor 1 adalah :
Momen Mx = 0 kN.m
Momen My = 15 kN.m
Beban aksial kolom P = 420 kN
(belum termasuk berat pelat pondasi tebal 0,3 meter, γbeton = 24 kN/m3)
Gambarkanlah tegangan tanah yang terjadi di bawah dasar pondasi dan cek apakah pondasi aman
terhadap kapasitas dukungnya (qallnet).
+1,50
Lap 1. Tanah Urugan
c = 0 kN/m2 ϕ = 25°
Df
γb = 16 kN/m3 γsat = 18 kN/m3 ±0,00
m.a.t -1,00
Lap 2. Lempung
c = 15 kN/m2 B
ϕ = 10°
γb = 16 kN/m3 γair = 10 kN/m3
γsat = 17 kN/m3
-20.00
2. Untuk NIM = 6 → B = 3m (berat pelat beton boleh diasumsikan sama dengan berat tanah jika
digunakan qallnet)
σ = P/A ± My/Wy P
= P/A ± (My.⎯x)/Iy
= 420/9 ± (15 . 1,5) / (1/12 . 34) My
σmax = + 50 < qallnet (=88,49 kN/m2)… Aman
σmin = + 43,33 > 0 … Aman x+
o
σmin
σmax