PENYELIDIKAN LOKASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI
YOGYAKARTA
2019
1. Pengujian Standarts Penetration Test = SPT
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk
mengestimasi nilai kerapatan relatifdari lapisan tanah
yang diuji.
Uji SPT dilakukan karena sulit memperoleh contoh tanah
tak terganggu pada tanah granular.
Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat
utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau
tabung belah standar.
Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor
terlebih dahulu dengan alat bor.
Pada sifat-sifat tanah pasir ditentukan dari pengukuran
kerapatan relatip secara langsung di lapangan
Prosedur uji SPT tercantum dalam ASTM D1586
Bila kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah
yang akan diuji, mata bor di lepas dan diganti dengan alat
yang disebut tabung belah standar (Standar split barrel
sampler) (gambar a)
Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan
hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar. Setelah
menumpu alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul
yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
Pada pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam
15,24cm.
Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua
sedalam 30,48 cm.
Pada pukulan kedua inilah muncul nilai "N" yang
merupakan manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan
untuk membuat tabung belah standar mencapai
kedalaman 30,48 cm.
Pengujian yang paling baik adalah dengan menghitung pukulan
pada tiap=tiap penembusan sedalam 3” atau 6”.
Uji SPT dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum
penetrasi 12”, tapi nilai penetrasinya tetap dicatat
Jika uji SPT di bawah muka air tanah perlu hati-hati, karena air
tanah yang masuk kedalam tabung cenderung melonggarkan
pasir akibat tekanan rembesan ke atas.
Pada perencanaan pondasi , nilai N dapat dipkai
sebagai indikasi kemungkinan keruntuhan pondasi
yang akan terjadi (Terzaki, 1948)
Dr = Kerapatan relatip ;
Po’ = tekanan vertrikal akibat beban tanah efektif pada
kedalaman tanah yang ditinjau
Untuk tanah lempung jenuh, Terzaghi dan Peck (1948)
Hubungan N secara kasar dengan kuat tekan bebas (qu)
diperoleh dan uji tekan bebas
N60 = ( 1/0,6) Ef Cb Cs Cr N
Kerugian :
1) Sample dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu
2) Nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar, bila
digunakan untuk tanah lempung
3) Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh bergantung
pada kondisi alat dan operator
4) Hasil tidak dapat dipercaya dalam tanah yang mengandung
banyak kerikil
2. Sondir Cone Penetrometer Test (CPT)
Cone Penetrometer Test, CPT adalah suatu uji dengan
melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang
bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap
kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter
perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan
akibat lekatan tanah dengan selubung konus., dengan
alat sondir (penetrasi quasi statik).
Uji Sondir test ini juga dilakukan untuk mengetahui
elevasi lapisan tanah keras (Hard Layer) dan
homogenitas tanah dalam arah lateral.
Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q),
perlawanan geser (fs), angka Friction ratio (Rf), dan
geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk
interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari
desain fondasi.
Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui
kekuatan tanah tiap kedalaman dan stratifikasi tanah
secara pendekatan.
Hasil CPT disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung,
kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung
pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut.
Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan
tanah keras dimana alat ini dilengkapi dengan Adhesion
Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai
perlawanan konus (cone resistance) dan hambatan lekat
(local friction) secara langsung dilapangan.
Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2 m,
dimana nilai perlawanan konus telah mencapai 250 kg/cm
atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2,5 ton
(kapasitas alat).
Ujung Konis
(kerucut) 60˚,
dengan luas
penampang 10
cm²
Gaya yang
dibutuhkan untuk
menekan kerucut
tersebut ke bawah
diukur dengan
suatu alat
pengukur (Bourden
gauge yg dipasang
pada dongkrak di
permukaan tanah
Nilai hambatan pelekat didapatkan dengan cara mengurangi
nilai konusdari jumlah seluruhnya
Dengan mnekan keluar, konis, friction sleeve, dan setang
akan tertekan ke bawah sampai kedalaman berikutnya, maka
secara otomatis mengembalikan konis dan friction sleeve
pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya.
Pembacaan dilakukan setiap 20 cm
Satuan Nilai Konis adalah Kg/cm²
Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) untuk kedalaman ybs. Per
cm keliling yaitu dalam kg/cm.
Hambat pelekat setempat dapat diperoleh dari kemiringan
(gradien) kurva ini terhadap sumbu vertikal
Nilai konis merupakan nilai empiris, dapat dihubungkan
secara empiris dengan sifat-sifat lain dari tanah tersebut
Misal nilai koniss pada lapisan pasir dapat dipakai sebagai
petunjuk mengenai kepdatan relatif pasir tersebut.
Grafik CPT
Hambatan konus, hambatan lekat, dan perbandingan gesekan
dengan keterangan tentang sifat berbagai lapisan tanah
3. Uji Beban Pelat
Metode
Pengujian
Uji pembebanan
statik
Hasil uji
pembebanan
statik
Pengujian 200%
dari beban kerja
Persiapan
sebelum pengujian
UJI PEMBEBANAN STATIK
TYP
ICAL
A R R A NGEMENT
S
FO R A X IA L
COMP
RESSIVE
LOA D T E S T
Anchor Pile
Dead Load
U j i Pe mb eb anan S t at ik
Perpotongan a120
ntara k
urva beban
M e to d e M a z u r k i ew i c h
Prosedur penentuan beban
u ldt ai m
r ii t p o n d a s i tiang de
n g a n m e n g g u n a k a n m e to d e M
azurkiewichadalah sebagai b
erikut :
Gambarkan kur va beban
terhadap penurunan
Tentukan beberapa titik pada sumbu
penurunan dengan inter val
penurunan yang sama
Tarik garis se jajar dengan sumbu
beban dari beberapa titik penurunan yang
telh ditentukan hingga memotong kur
va,dan ditarik garis sejajar sumbu
penurunan hingga memotong sumbu
beban.
Tarik garis lurus yang mewakili titik
yang terbentuk . Perpotongan garis lurus
ini dengan sumbu beban merupakan
beban ultimit tiang (lihat gambar 5)
Gbr. 5. Interpretasi Beban Ultimit
M e to d e C h
in
ponda tian menggunak
Perhitungan b e b a n u l t i m i t d a r ibeban ultimit yang terlalu tinggi,
si g an
Metode
b e r i kini: biasanya menghasilkan 1.2 s/d 1.4).
ut
metode Chin adalah sebagai sehingga harus. dikoreksi
(dibagi
a. Gambarkan kurva antara
rasiopenurunan terhadap
beban (s/Q),dimana s adala
h penurunan dan Qadalah b
eban seperti ditunjukkanpa
da gambar 6
b . Ta r i k g a r i s l u r u s y a n g m e
wakilititik-titik yang telah
digambarkan,dengan persa
m Gbr. 6. Interpretasi Beban Ultimit
d i at ea nn t gu ak rai ns t e r s e b u t a d a l a h
d . B esb/aQn =u lct 1i . asd +a lca2h 1 / c
m
c .i t H i t u n g c1
1.
dihitung
daripersamaan garis at
U JI P E M BE BA N A N D I N A
MIK
ccelerometer
U J I P E M B E B A N A N TA R I K
Po nd a s i ti a ng bor d a p a t m e ng a l a mi
necking
s a a t ko ns tru ks i d a n p o nd a si ti a ng p a nc
a ng
d a p a t reta k p a d a s a a t p e m a n c a nga n .
Pa ra
p r a kti s i m e m b u tu hkan kc ya ki n a n b a
hwa
p o nd a si ti a ng ya ng d i p ro du ksi u tu h s e
c a ra
s tru ktu ra l .
Be b e ra p a m eto d a ya ng s u d a h m u l a i
umum
d i l a ksa na ka n a d a l a h d e ng an m e ng gu
4. Uji Geser Kipas ( Vane test)
digunakan untuk mengukur tahanan geser tanah kohesif
alatnya terdiri dari kipas baja seinggi 10 cm dan diameter
5 cm yang berpotongan saling tegak lurus
Pada saat melakukan pengujian, alat ini di pasang pada
ujung bor, kipas berserta tangkainya ditekan ke dalam
tanah, kemudian di putar dengan kecepatan 6 sampai
12Ú per menit
Besarnya torsi (tenga puntiran) yang di butuh kan untuk
memutar kipas diukur karena tanah tergeser menurut
bentuk silinder vertical yang terjadi di pinggir baling-
baling, tahanan geser tanah dapat dihitung, jika dimesi
baling-baling dan gaya puntiran diketahui.untuk kipas
berbentuk segi empat, kuat geser tanah lempung jenuh,
dapat dihitung.
Pengukuran dilakukan sepanjang kedalaman tanah
yang diselidiki, pada jarak interval kira-kira 30 cm.
Bila pengukuran dilakukan dengan pembuatan lubang
dari alat bor, kipas ditancapkan paling sedikit berjarak 3
kali diameter lubang bor diukur dari dasar
lubangnya,hal ini dimaksudkan untuk menyelidiki tanah
yang benar-benar tak terganggu oleh operasi
pengeboran
Kuat geser tanah yang telah berubah susunan tanahnya
(remoulded) dapat pula dilakukan dengan pengukuran
torsi minimum yang dibutuhkan untuk memutar baling-
baling secara cepat dan kontinu.