Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI


TA. 2022/2023

Kelompok VI: (Kelas A)

• Bagas Maulana (20200110188)


• Naufal Zain Abdilah (20200110223)
• Nur Fajrina (20200110047)
• Faisal Nouvandi (20200110048)

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Noor Mahmudah, S.T, M.Eng, IPM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
A. Pendahuluan
1. Lokasi Survey

Gambar 1. Lokasi survey

Nama Jalan : Jalan Beringin


Desa : Sidokarto
Kecamatan : Gamping
Kabupaten : Sleman
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Klasifikasi Jalan
Sistem Jaringan : Sekunder
Fungsi Jalan : Jalan Lingkungan
Status Jalan : Jalan Desa
Kelas Jalan : Jalan Kecil
3. Penampang Melintang Jalan

Gambar 2. Potongan melintang Jalan Beringin

B. Hasil Survey
1. Hasil Survey Kelengkapan Jalan

Tabel 1. Hasil survey kelengkapan jalan


No. Prasarana Kondisi Deskripsi/Uraian Keterangan
Lengkap Tidak Rusak
Lengkap
1 Badan √ Lebar Badan
Jalan Jalan : 2,85 m

2 Media √ Tidak Ada


Jalan

3 Drainase √ memiliki
lebar 70 cm
dan
kedalaman 50
cm, terdapat
beberapa
tanaman liar
dan sedikit
kerusakan

4 Bahu √ memiliki
Jalan lebar 210 cm
dan berupa
tanah yang
beberapa
ditumbuhi
rumput

5 Trotoar √ Tidak ada


trotoar

6 Parkir √ Tidak ada


parkiran
a. Badan Jalan
Menurut PERMEN PU Nomor 19/PRT/M/2011 yaitu Badan jalan lingkungan
untuk jalan lingkungan kendaraan roda 4 yaitu 6,5 meter. Berdasarkan hasil
survey yang dilakukan lebar badan jalan tersebut berukuran 2,85 m sehingga
jalan tersebut tidak memenuhi spesifikasi jalan lingkungan menurut peraturan.
Pada jalan tersebut terdapat beberapa kerusakan jalan seperti retak halus,
raveling dan overlay pada bagian atas jalan.

Gambar 3. Bagian-bagian jalan pada PermenPU19-2011


b. Median Jalan
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 8
dijelaskan bahwa :
1) Median digunakan pada jalan raya dan jalan bebas hambatan, yang berfungsi
untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah.
2) Median sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi 2 jenis yaitu median
yang ditinggikan dan median yang direndahkan.
3) Median jalan terdiri atas:
a) Marka garis tepi;
b) Jalur tepian (atau disebut juga bahu dalam); dan
c) Bagian tengah median (yang ditinggikan atau direndahkan)
Pada proses penilikan jalan yang kami lakukan di Jalan Beringin tidak
terdapat median dikarenakan jalan tersebut berfungsi sebagai jalan Lingkungan,
sehingga tidak membutuhkan median.
c. Drainase Jalan
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 21
dijelaskan terdapat bagian bangunan pelengkap jalan sebagai pendukung
konstruksi jalan yang melingkupi:
1) Saluran tepi jalan.
2) Gorong-gorong; dan
3) Dinding penahan tanah.
Dijelaskan lebih lanjut didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No :
19/PRT/M/2011 Pasal 22 bahwa saluran tepi jalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau
air yang ada di permukaan jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari
drainase di bawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan drainase memiliki lebar 70 cm,
kedalaman 50 cm, beberapa drainase masih kokoh tetapi banyak tumbuhan liar
di sekitar drainase, adapula saluran drainase yang mengalami kerusakan pada
bagian bawahnya. saluran drainase masih berfungsi dengan baik.

d. Bahu Jalan
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 7
dijelaskan bahwa :
1) Bahu jalan harus diperkeras.
2) Lebar bahu jalan paling kecil diatur sesuai Tabel Persyaratan Teknis Jalan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
3) Bahu jalan pada jalan bebas hambatan harus diperkeras seluruhnya dengan
perkerasan berpenutup yang berkekuatan 60% (enam puluh persen) dari
kekuatan perkerasan lajur lalu lintas.
4) Bahu jalan pada jalan raya, pada jalan sedang, dan pada jalan kecil harus
diperkeras dengan paling sedikit perkerasan tanpa penutup.
5) Lebar bahu jalan untuk jalan lingkungan paling sedikit 0,5 (nol koma lima)
meter, seluruhnya harus diperkeras dengan paling sedikit perkerasan tanpa
penutup.
6) Muka perkerasan bahu jalan harus rata dengan muka perkerasan lajur lalu
lintas dan diberi kemiringan melintang untuk menyalurkan air hujan yang
mengalir melalui permukaan bahu
Lebar minimum bahu jalan yang disyaratkan merupakan 1,0 m pada
kedua sisi menurut Permen PU no. 19 tahun 2011. Hasil survey yang dilakukan
lebar bahu jalan sekitar 2,1 m sehingga bahu jalan tersebut memenuhi
spesifikasi bahu jalan menurut peraturan. Beberapa bahu jalan tersebut
terdapat kerusakan seperti retak pada bahu dan ditumbuhi tanaman liar.

e. Trotoar
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 25
dijelaskan bahwa :
Bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas lalu lintas dan fasilitas
pendukung pengguna jalan meliputi:
1) Jembatan penyeberangan pejalan kaki;
2) Terowongan penyeberangan pejalan kaki;
3) Pulau jalan;
4) Trotoar;
5) Tempat parkir dibadan jalan; dan
6) Teluk bus yang dilengkapi halte.
Kemudian dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No : 19/PRT/M/2011 Pasal 29 dijelaskan bahwa :
1) Trotoar merupakan bangunan yang ditinggikan sepanjang tepi jalan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki.merupakan bangunan yang
ditinggikan sepanjang tepi jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan
kaki.
2) Trotoar harus dirancang dengan memperhatikan : a. aksesibilitas bagi
penyandang cacat; b. adanya kebutuhan untuk pejalan kaki; dan c. unsur
estetika yang memadai.
3) Trotoar harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan mudah dalam
pemeliharaan.
4) Bagian atas trotoar harus lebih tinggi dari jalur lalu lintas.
5) Bagian sisi dalam trotoar harus diberi kerb.
6) Trotoar ditempatkan dalam Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) atau dalam
Ruang Milik Jalan (Rumija), tergantung dari ruang yang tersedia.
7) Pada akses ke persil, ketinggian/kelandaian trotoar bagian tengah tidak boleh
diturunkan. Kelandaian boleh dilakukan kearah melintang trotoar searah
kendaraan masuk pada awal akses atau akhir akses.
Untuk Jalan Beringin sendiri tidak memiliki trotoar dikarenakan
keterbatasan lahan sehingga bahu jalan dimanfaatkan sebagai jalur sebagai
fasilitas bagi pejalan kaki dan petugas pemelihara dengan lebar paling sedikit.

f. Parkir
Didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal
33 dijelaskan bahwa, tempat parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas untuk
kendaraan berhenti di luar badan jalan.
2. Hasil Survey Kerusakan Jalan

Tabel 3. Hasil survey kerusakan jalan


Stasioning Deskripsi Permukaan Jalan Jenis Jenis Jenis Jenis
Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kerusakan
Jalan Drainase Jembatan Lainnya
Luas (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
(m2)
0+000 1.54 -

Berlubang pada perkerasan

0+050 8.30 -

Retak sambungan bahu dan


perkerasan (edge joint cracks)

0+100 4.46 -

Retak Halus (hair cracking


0+150 50.00 -

Retak Halus (hair cracking)

0+200 - -
Tidak ada
0+250 5.28 -

Retak sambungan bahu dan


perkerasan (edge joint cracks
0+300 8.00 -

Retak Halus (hair cracking


0+350 0.30 -

Retak sambungan bahu dan


perkerasan (edge joint cracks
0+400 0.75 -

Retak Halus
0+450 0.62 -

Retak Halus
0+500 0.06 -

Sripping
3. Usulan Program Pemeliharaan Jalan
Pada usulan program peneliharaan jalan kami terlebih dahulu menghitung/menilai
kondisi Jalan Beringin sesuai dengan No : 13/PRT/M/2011
a. Tabel Penentuan Nilai RCI

Tabel 4. Penentuan Nilai RCI

Berdasarkan penilaian visual pada Jalan Beringin dapat dinilai sebagai


jalan yang baik dikarenakan jalannya yang masih rata secara umum serta hanya
terdapat sedikit kerusakan pada bahu jalan dan keretakan halus pada jalan
dengan skor 5 - 6. Nilai RCI yang diambil adalah 6.
.
b. Tabel Penentuan Kondisi Ruas Jalan

Tabel 5. Kondisi Ruas Jalan Berdasarkan Nilai RCI dan


IRI terhadap LHR

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 19/PRT/M/2011


Jalan Beringin merupakan jalan medan datar dengan LHRT ≤ 19.500, dengan
nilai RCI yang didapat dari pengamatan secara visual sebesar 6. Maka dari itu
didapatkan bahwa Jalan Beringin dalam kondisi S (Sedang)
c. Tabel Penentuan Nilai Kondisi (NK) Bangunan Pelengkap Jalan

Tabel 6. Penentuan Nilai Kondisi (NK) Bangunan Pelengkap Jalan

Pada Jalan yang ditinjau hanya mengalami kerusakan pada tiang pengaman
jembatan dengan Nilai Kondisi (NK) = 0+0+0+0+1 = 1.
Berdasarkan NK dengan skor 1 yaitu kerusakan bangunan pelengkap sangat
sedikit, kerusakan dapat diperbaiki melalui pemeliharaan rutin contoh
membersihkan tanaman liar secara rutin, melakukan penambalan pada dinding
drainase ketika ada kerusakan,
.
d. Tabel Penentuan Program Penanganan Bangunan Pelengkap

Tabel 7. Penentuan Program Penanganan Bangunan Pelengkap

Pada jalan yang ditinjau hanya terdapat kerusakan ringan pada saluran
samping bawah drainase serta drainase jalan, dengan Nilai Kondisi (NK) : 1.
Berdasarkan NK kategori kerusakannya masih dalam taraf baik sehingga
hanya perlu dilakukan pemeliharaan rutin untuk bangunan pelengkapnya.
e. Tabel Penentuan Program Penanganan Jalan Berpenutup Aspal

Tabel 8. Penentuan Program Penanganan Jalan Berpenutup Aspal

Kondisi Jalan Beringin masuk kedalam kategori S (Sedang) dengan


prosentase batasan kerusakan sebesar 6 - < 11%, maka dari itu program
penanganan yang paling tepat untuk dilakukan yaitu Pemeliharaan
Rutin/Berkala
f. Kesimpulan
• Jalan Beringin, Semarangan, Sidokarto, Kec. Godean, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
Kelompok 6 memiliki nilai RCI sebesar 6 yang menunjukan bahwa kondisi
jalan mengalami kerusakan SEDANG.
• Program penanganan yang dapat dilakukkan untuk jalan Beringin adalah
Pemeliharaan Rutin.

Anda mungkin juga menyukai