Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Noor Mahmudah, S.T, M.Eng, IPM
2. Klasifikasi Jalan
Sistem Jaringan : Sekunder
Fungsi Jalan : Jalan Lingkungan
Status Jalan : Jalan Desa
Kelas Jalan : Jalan Kecil
3. Penampang Melintang Jalan
B. Hasil Survey
1. Hasil Survey Kelengkapan Jalan
3 Drainase √ memiliki
lebar 70 cm
dan
kedalaman 50
cm, terdapat
beberapa
tanaman liar
dan sedikit
kerusakan
4 Bahu √ memiliki
Jalan lebar 210 cm
dan berupa
tanah yang
beberapa
ditumbuhi
rumput
d. Bahu Jalan
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 7
dijelaskan bahwa :
1) Bahu jalan harus diperkeras.
2) Lebar bahu jalan paling kecil diatur sesuai Tabel Persyaratan Teknis Jalan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
3) Bahu jalan pada jalan bebas hambatan harus diperkeras seluruhnya dengan
perkerasan berpenutup yang berkekuatan 60% (enam puluh persen) dari
kekuatan perkerasan lajur lalu lintas.
4) Bahu jalan pada jalan raya, pada jalan sedang, dan pada jalan kecil harus
diperkeras dengan paling sedikit perkerasan tanpa penutup.
5) Lebar bahu jalan untuk jalan lingkungan paling sedikit 0,5 (nol koma lima)
meter, seluruhnya harus diperkeras dengan paling sedikit perkerasan tanpa
penutup.
6) Muka perkerasan bahu jalan harus rata dengan muka perkerasan lajur lalu
lintas dan diberi kemiringan melintang untuk menyalurkan air hujan yang
mengalir melalui permukaan bahu
Lebar minimum bahu jalan yang disyaratkan merupakan 1,0 m pada
kedua sisi menurut Permen PU no. 19 tahun 2011. Hasil survey yang dilakukan
lebar bahu jalan sekitar 2,1 m sehingga bahu jalan tersebut memenuhi
spesifikasi bahu jalan menurut peraturan. Beberapa bahu jalan tersebut
terdapat kerusakan seperti retak pada bahu dan ditumbuhi tanaman liar.
e. Trotoar
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal 25
dijelaskan bahwa :
Bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas lalu lintas dan fasilitas
pendukung pengguna jalan meliputi:
1) Jembatan penyeberangan pejalan kaki;
2) Terowongan penyeberangan pejalan kaki;
3) Pulau jalan;
4) Trotoar;
5) Tempat parkir dibadan jalan; dan
6) Teluk bus yang dilengkapi halte.
Kemudian dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No : 19/PRT/M/2011 Pasal 29 dijelaskan bahwa :
1) Trotoar merupakan bangunan yang ditinggikan sepanjang tepi jalan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki.merupakan bangunan yang
ditinggikan sepanjang tepi jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan
kaki.
2) Trotoar harus dirancang dengan memperhatikan : a. aksesibilitas bagi
penyandang cacat; b. adanya kebutuhan untuk pejalan kaki; dan c. unsur
estetika yang memadai.
3) Trotoar harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan mudah dalam
pemeliharaan.
4) Bagian atas trotoar harus lebih tinggi dari jalur lalu lintas.
5) Bagian sisi dalam trotoar harus diberi kerb.
6) Trotoar ditempatkan dalam Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) atau dalam
Ruang Milik Jalan (Rumija), tergantung dari ruang yang tersedia.
7) Pada akses ke persil, ketinggian/kelandaian trotoar bagian tengah tidak boleh
diturunkan. Kelandaian boleh dilakukan kearah melintang trotoar searah
kendaraan masuk pada awal akses atau akhir akses.
Untuk Jalan Beringin sendiri tidak memiliki trotoar dikarenakan
keterbatasan lahan sehingga bahu jalan dimanfaatkan sebagai jalur sebagai
fasilitas bagi pejalan kaki dan petugas pemelihara dengan lebar paling sedikit.
f. Parkir
Didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 19/PRT/M/2011 Pasal
33 dijelaskan bahwa, tempat parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas untuk
kendaraan berhenti di luar badan jalan.
2. Hasil Survey Kerusakan Jalan
0+050 8.30 -
0+100 4.46 -
0+200 - -
Tidak ada
0+250 5.28 -
Retak Halus
0+450 0.62 -
Retak Halus
0+500 0.06 -
Sripping
3. Usulan Program Pemeliharaan Jalan
Pada usulan program peneliharaan jalan kami terlebih dahulu menghitung/menilai
kondisi Jalan Beringin sesuai dengan No : 13/PRT/M/2011
a. Tabel Penentuan Nilai RCI
Pada Jalan yang ditinjau hanya mengalami kerusakan pada tiang pengaman
jembatan dengan Nilai Kondisi (NK) = 0+0+0+0+1 = 1.
Berdasarkan NK dengan skor 1 yaitu kerusakan bangunan pelengkap sangat
sedikit, kerusakan dapat diperbaiki melalui pemeliharaan rutin contoh
membersihkan tanaman liar secara rutin, melakukan penambalan pada dinding
drainase ketika ada kerusakan,
.
d. Tabel Penentuan Program Penanganan Bangunan Pelengkap
Pada jalan yang ditinjau hanya terdapat kerusakan ringan pada saluran
samping bawah drainase serta drainase jalan, dengan Nilai Kondisi (NK) : 1.
Berdasarkan NK kategori kerusakannya masih dalam taraf baik sehingga
hanya perlu dilakukan pemeliharaan rutin untuk bangunan pelengkapnya.
e. Tabel Penentuan Program Penanganan Jalan Berpenutup Aspal