PERENCANAAN BENDUNG
I. Data-data perencanaan
A. Karakteristik sungai
1. Lebar dasar sungai (b) = 12 m
2. Kemiringan dasar sungai (l) = 0.0035 = 3.5 . 10-3
3. Koefisien kekasaran Manning (n) = 0.0045 = 4.5 . 10-3
4. Debit banjir rencana (Q100) = 600 m3/dtk
5. Bentuk tebing sungai
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 0.5 0.5
0.5
0.5 0.5 0.5
0.5
0.5 0.5 0.5
0.5
0.5 0.5 0.5
0.5
0.5 0.5
0.5 0.5
B. Karakteristik Bendung 0.5 0.5
1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung = 60.50
2. Elevasi sawah tertinggi = 66.80
3. Tinggi genangan = 0.10 m
4. Kehilangan tekanan
- Dari saluran tersier kesawah = 0.10 m
- Dari saluran induk tersier = 0.10 m
- Sepanjang saluran = 0.15 m
- Pada bangunan ukur = 0.40 m
- Pada bangunan pengambilan = 0.10 m
- Untuk eksploitasi = 0.15 m
( kehilangan tekanan yang lain sangat kecil / tidak diperhitungkan )
5. Jenis tanah pada lokasi bendung : Pasir kasar
6. Bahan pembentuk tubuh bendung : Batu kali
7. Berat jenis bahan
- Batu kali = 2200 kg/m3
- Beton massa = 2300 kg/m3
- Beton bertulang = 2400 kg/m3
8. Luas daerah irigasi = 2500 Ha
9. Kebutuhan air tanaman = 1.3 l/dtk/Ha
C. Lain - lain
Data - data dan hal - hal lain yang diperlukan dapat dilengkapi dan ditentukan sendiri dgn
persetujuan asisten tugas.
III. Teori
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Latar Belakang
1.3. Tujuan Perencanaan
Bab II BENDUNG
2.1. Umum
2.2. Klasifikasi Bendung
2.3. Bagian - Bagian Bendung
2.4. Penelitian dan Pemilihan Tempat Kedudukan Bendung
Bab III DATA DAN ANALISA HIDROLOGI
Bab IV PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
4.1. Tinggi Air Diatas Mercu Bendung
4.2. Desain Mercu Bendung
4.3. Desain Kolam Olak ( Peredam Energi )
4.4. Desain Apron
4.5. Desain Tinggi Jagaan
4.6. Desain Pintu Pembilas
4.7. Desain Pintu Pengambilan
4.8. Desain Bangunan - Bangunan Pelengkap lainnya
Bab V STABILITAS BENDUNG
Bab VI KESIMPULAN
Lampiran - lampiran ( Gambar, grafik, tabel, dll. )
DAFTAR PUSTAKA
0.5
0.5
0.5
0.5 0.5 0.5
0.5 0.5 0.5
0.5 0.5 0.5
0.5 0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
1. PERHITUNGAN LENGKUNG DEBIT SUNGAI
# Karakteristik Sungai Yang Akan diBendung
a. Lebar dasar Sungai
b. Kemiringan Dasar sungai
Q= A . v
Jenis tanah pada lokasi bendung = Pasir halus
= (20+(2*0.5))*0.5) = (10.5+44*0.5+1*0.52)
= 10.5 m2 = 32.75 m2
Perhitungan keliling penampang basah(P)
untuk h < 6 untuk h > 6
dengan h1=0.5 m dengan h1=6 m;h2 =0.5
P 1 = ( B 1 + 2 h1 √ m 2 + 1 ) (
P 2 = P 1 + 2 h2 √ m22 + 1 )
= (20+2*h1. 22+1) = (22.236+2*0.5* 12+1
= 22.236 m = 23.650 m
Perhitungan kecepatan ( v )
2 1
1 3 2
v= . R .I
n
untuk h < 6 untuk h > 6
dengan h1=0.5 m dengan h1=6 m;h2 =0.5
v = 1 . 0.4722/3 .0.00031/2 v = 1 . 1.3852/3 .0.00031/2
0.023 0.023
= 0.457 m/dt = 0.936 m/dt
Elevasi h A P R V Q
m m2 m m m/dtk m3/dtk
30.00 0.00 - 10.00 0.000 0.000 0.000
30.50 0.50 5.25 11.41 0.460 0.449 2.356
31.00 1.00 11.00 12.83 0.857 0.680 7.477
31.50 1.50 17.25 14.24 1.211 0.856 14.760
32.00 2.00 24.00 15.66 1.533 1.001 24.028
32.50 2.50 31.25 17.07 1.831 1.127 35.216
33.00 3.00 39.00 18.49 2.110 1.239 48.312
33.50 3.50 47.25 19.90 2.374 1.340 63.330
34.00 4.00 56.00 21.31 2.627 1.434 80.298
34.50 4.50 65.25 22.73 2.871 1.521 99.257
35.00 5.00 75.00 24.14 3.107 1.603 120.250
35.50 5.50 85.25 25.56 3.336 1.681 143.326
36.00 6.00 96.00 26.97 3.559 1.756 168.536
36.50 6.50 104.25 31.53 3.306 1.671 174.222
37.00 7.00 113.00 33.15 3.408 1.706 192.732
37.50 7.50 122.25 34.77 3.516 1.741 212.866
38.00 8.00 132.00 36.39 3.628 1.778 234.682
38.50 8.50 142.25 38.01 3.743 1.815 258.234
39.00 9.00 153.00 39.62 3.861 1.853 283.580
39.50 9.50 370.5 62.485 5.929 2.467 914.032
40.00 10.00 400.0 64.721 6.180 2.536 1014.459
sumber : hasil perhitungan
12
10
h (m)
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
Q (m3/dtk)
10
h (m)
8
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
Q (m3/dtk)
Kehilangan tekanan
Dari saluran tersier ke sawah = 0.10 m
Dari saluran induk ke tersier = 0.20 m
Sepanjang saluran = 0.15 m
Pada bangunan ukur = 0.40 m
Pada bangunan pengambilan = 0.15 m
Untuk eksploitasi = 0.10 m
Tinggi genangan = 0.10 m
S= 1.20 m
Mercu bulat
He
Hd +38.30
+ 30.00
Lebar Bendung
Pengertian Lebar Bendung adalah jarak tembok pangkal satu dengan tembok sisi
lainnya, lebar bendung sebenarnya adalah lebar bendung total yang telah dikura-
ngi oleh tebal pilar dan pintu penguras. Lebar efektif adalah lebar sebenarnya
yang telah diperhitungkan dengan koefisien pilar dan koefisien kontraksi.
Rumus : L'=B −b − Σt
L=L ' − 2 ( N Kp + Ka ) H
L= Lebar bendung (m)
dimana : L' = Lebar bendung sebenarnya (m)
N= Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pilar
Ka = Koefisien kontraksi dinding samping
H= Tinggi tekanan total diatas mercu bendung
Pada setiap bendung terdapat bangunan penguras yang berfungsi mengurangi banyaknya
bahan padat yang masuk ke pintu pengambilan (Intake)
Bangunan penguras biasanya diletakan pada sisi tegak lurus as bendung, dengan
maksud supaya air yang mengalir melewati bangunan penguras sejajar dengan mercu
bendung, sehingga :
Lebar bendung = 44 m * 1.2 = 52.8 m
Jumlah pilar = 2 pilar , dgn tebal pilar 1 m
Lebar pintu penguras + tebal pilar = 5.28 m (1/10 x lebar bendung)
direncanakan menggunakan 6,0 m
Kp = 0.01 Untuk pilar ujung bulat
Ka = 0.10 Untuk pangkal tembok bulat
dengan tembok hulu pada
900 ke arah aliran
(0.5 He < r < 0.15 He)
(KP.02, hal.40)
Q=Cd
2
3 √ 2
3
g Be . He 1. 5
Q=Cd
2
3 √ 2
3
g Be . He 1. 5
Rumus ini digunakan untuk menghitung debit yang melalui bendung tanpa memperhati
kan dasar aliran airnya.
Q= Debit rencana yang melewati bendung (m3/detik)
Dimana : Cd = Koefisien pengaliran
Be = Lebar efektif bendung (m)
He = Total energi diatas mercu (m)
Penentuan besarnya Cd
Harga Cd dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
1. Kedalaman air disaluran bagian hulu
2. Tinggi puncak bendung dari dasar sungai
3. Tinggi air diatas mercu bendung
4. Kemiringan permukaan bendung dibagian hulu
5. Tinggi muka air dibagian hilir
6. Bentuk mercu bendung
682=1.32
3 3
2
√
682=( 104 .524 − 0.24 He ) He1 .5
2
9.8 ( 46.80 − 0.24 He ) He1 .5
He = 3.51651 m
r= 0.5 He
= 1.758 m
p = tinggi tekanan sampai puncak mercu
= 8.20 m
maka harga :
He / r = 2.00
p / H = 2.332 > 1.5
h = tinggi air max. mercu + elevasi mercu - elevasi air banjir dihulu sebelum dibendung
= 3.5165 + 38.2000 - 35.3190
= 6.3975 m
X2 = -43044.60 m
0.282 Hd X 1.85 = 2 Hd 0.85 . Y
Hd
He 0.175 Hd x
R=0.2 Hd
R=0.5 Hd Y
Persamaan 2 Hd0.85 . Y
X1.85 = 2 . (3.928)0.85 . Y
X1.85 = 0.156 X1.85
Y=
Y=0. 156 X 1. 85
Untuk mementukan lengkung akhir, harus memenihu syarat Dy / Dx = 1 merupakan kemiringan dibawah
ambang rencana.1 : 1, maka
1.85 . 0.156 X0.85 = 1
dy/dx = 3.465
X0.85 = 2.877
X= 1.102
Y=
Jadi batas akhir lengkung belakang adalah : (2.877 : 1.102)
Desain Kolam Olak
Type Kolam Olak berdasarkan bilangan Froude (KP. 04, hal 99)
1. Untuk Fr < 1.7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah, bagian hilir harus dilindungi
dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan lindungan khusus.
2. Bila 1.7 < Fr < 2.5, maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Pada
umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan
muka air DZ < 1.5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2.4 Fr < 4.5, maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih kolam olak yang
tepat. Loncatan air tidak terbentuk dengan baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak yg
jauh disaluran Digunakan blok yang berkururan besar (Tipe IV)
4. Kalau Fr > 4.5 ini merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam olak ini
pendek. Termasuk kolam olak tipe III yang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.
Data - data :
P= 8.300 m
He = 3.517 m
Q= 682.0 m3/dtk
L= 45.95 m
v02/2g He
Hd +38.3 DH
v0 P v22/2g
v1 v2
+ 30.00 y2
( )
V
02
L . P + He −
2g
682
V 0=
( )
V
02
45 . 95 8 . 3 +3 . 51651 −
2 . 9 , 81
682
V 0=
542 . 969− 2 . 342 V
02
diperoleh persamaan :
682=V 0 ( 542 . 969 −2 . 342 V 2 )
0
682=542 . 969 V 0 −2 . 342 V 2
0
v
Fr=
√ g yu …………………………KP.02 hal. 156
dimana :
Fr = Angka Froude
v = Kecepatan aliran
yug== Percepatan
Kedalaman gravitasi
air
sehingga :
14 . 555
Fr= =4 .602
√ 9 .81 . 1 . 01975
karena Fr > 4,5
Maka type kolam olak yang digunakan adalah type III
yu 2
y2 1
= [ √ 1 + 8 . ( 4 .602 ) − 1 ]
2
1. 01975 2
y 2=6 . 127 m
Maka tinggi loncatan airnya adalah = 6.127 m
Kecepatan air pada penampang 2 ( v2):
Q
v2
B . y2
= 682.00
45,95 . 6,127
= 2.422 m/dt
Perhitungan Z
Z = ( P + He ) - Y2
= 11.8165 - 6.127
= 5.6895 m
v 20
2g =0.003 m
2
v2
r 2g
P=7 . 15 m V1
y 2=2.1642 m
Vo
V2
y u =0 . 158 m
2. 7 y 2 =6 . 00 m
DH
2
v2
2g
y 2 =2.1642 m
Desain Apron
data - data :
- Elevasi air dihulu pada saat banjir = 41.6357 m
- Elevasi dihilir pada saat banjir = 36.127 m
- DH banjir = 5.5087 m
- Elevasi air normal dihulu = 38.200 m
- Elevasi lantai dasar = 30.000 m
- DH normal = 8.200 m
Harga minimum angka rembesan Lane (CL) unuk berbagai kondisi tanah.
Harga CL untuk pasir kasar = 7.00
Z merupakan perbedaan muka air dihulu dan hilir bendung = 5.5087 m
CL = LV + (1/3 . LH)
Z
= 7.423 > 5.00 (OK !)
Dimana :
CL = angka rembesan lane
LV = Jumlah panjang vertikal (m)
LH = Jumlah panjang horizontal (m)
Z= Beda tinggi muka air (m)
Desain Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan pada bangunan pelimpah / bendung direncanakan untuk menghindari adanya limpasan ombak,
maupun benda - benda padat yang terapung pada aliran.
Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari muka air sampai keujung dinding.
Perhitungan untuk memperoleh tinggi jagaan digunakan rumus :
Pintu pengambilan adalah pintu tempat masuknya air untuk dialirkan kesaluran primer. Ukuran dari pintu
harus sesuai dengan debit rencana untuk saluran irigasi
Dimensi pintu Pengambilan
Q= A . v
=μ . b . a √2 . g . z
dimana
Q= Debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi
m= Koefisien debit (diambil 0,8)
b= Lebar bukaan
a= Tinggi bukaan
g= Percepatan gravitasi = 9,8 m/dtk2
z= Kehilangan tinggi energi pada bukaan diambil 0,2 m
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0.2 m diatas muka kantong dlm keadaan
penuh guna mencegah pengendapan partikel sedimen didasar pengambilan itu sendiri
(Petunjuk Teknis Perencanaan Irigasi, Hal.77)
data - data
- Kebutuhan air tanam = 1.3 lt/dtk/Ha
- Luas daerah irigasi = 650 Ha
- Direncanakan dengan pintu pengambilan menggunakan pintu radial, dengan keuntungan
tidak ada gesekan yang harus diperhitungkan, sehingga m = 0.8
- Berdasarkan petunjuk teknis perencanaan irigasi hal 77. Bahwa elevasi dasar bangunan
pengambilan sebaiknya 0.2 m di atas muka kantong lumpur dalam keadaan penuh guna
mencegah pengendapan partikel sedimen di dasar pengambilan itu sendiri sehingga kehi-
langan tinggi energi (z) diambil 0.2 m.
- Direncanakan dengan menggunakan 2 pintu dan lebar masing- masing pintu direncanakan
1 m, karena dibuat 2 pintu maka harus ada pilar pemisah ditengahnya, dan tebal pilar di -
rencanakan 1 m, maka :
Lebar bukaan =1+ 1 = 2m
Lebar total pengambilan = (2+1) m
= 3m
Maka debit yang dibutuhkan :
Qkebutuhan = q*A
h
dengan : h = effisiensi pengaliran
= 0.65
Sehingga : Qkebutuhan = 1.3 * 600
0.65
= 1200 lt/dt
= 1.2 m3/dt
Berdasarkan KP 02 hal 84 :
" Kapasitas pengambilan sekurang- kurangnya 120 % dari kebutuhan pengambilan guna me -
nambah fleksibilitas agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur pro -
yek ".
Maka : Qp = Qkebutuhan . 120 %
= 1.2 * 120 %
= 1.44 m3/dt
Air yang mengalir pada sungai yang akan dibangun bendung, banyak mengandung/ membawa
sedimen. Agar sedimen tersebut tidak memasuki intake maka perlu diadakan pembilasan/ peng-
gelontoran. Dalam penggelontoran ini sedimen yang mengendap dibuang ke sungai utama. Untuk
melaksanakan pembilasan ini diperlukan bangunan pembilas. Kecepatan recana yang diperlukan
selama pembilasan dapat diambil 3,0 m/dtk. (KP. 04, hal 134)dan besarnya kecepatan hendaknya
selalu dibawah kecepatan kritis(Vc < 3),karena kecepatan superkritis akan mengurangi effektifitas
proses pengambilan (KP. 02, hal.148).
Kedalaman kritis Kecepatan kritis Debit rencana tiap meter lebar (q)
√
q2 Q
hc=
3 Vc=√ g . hc q=
L
g
dengan :
Q = Debit banjir rencana yang masuk untuk saluran irigasi (m3/dt)
q = Debit rencana parameter lebar (m3/dt/m')
L = Lebar pintu penguras = 4,0 m
Vc = Kecepatan kritis (m/dt)
hc = Kedalaman kritis (m)
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
Maka : q = 600
4
= 150 m3/dt/m'
hc = 3
q2
g
= 3
1502
9.81
= 13.188 m
Vc = g . hc
= 9,81 . 13.188
= 11.374 m/dt > 3 m/dt
Untuk mempertahankan agar Vkritis tetap mempunyai nilai sebesar 11.374 m/dt, maka ke
miringan lantai penguras harus dihitung. Perhitungan dapat menggunakan rumus Manning.
V= 1/n . R1/3 . S1/2
dimana :
V= Kecepatan pada saat pembilasan (m/dtk)
n= Koefisien kekasaran = 0.045
R= Jari - jari hidrolis (m)
S= Kemiringan dasar saluran
ng dlm keadaan
lan itu sendiri
Q .b a 2g z
ama. Untuk
diperlukan
hendaknya
gi effektifitas
Kantong lumpur adalah suatu bangunan pelengkap yang mempunyai fungsi untuk meng-
endapkan lumpur yang masuk ke saluran. Kantong lumpur ditempatkan dibelakang pintu
intake kemudian hasil pembilasan lumpur dibuang melalui saluran buang.
Langkah - langkah perencanaan berdasarkanPetunjuk Teknis Perencanaan Irigasi
hal.60 adalah sebagai berikut :
1. Menentukan ukuran partikel
2. Menentukan volume kantong lumpur yang diperlukan
3. Membuat perkiraan awal luas rata - rata permukaan kantong lumpur dengan rumus :
LB = Q/W
dimana
L = Panjang kantong (m)
B = Lebar rata - rata profil pembawa (m)
Q = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
W = Kecepatan endap partikel rencana (m/dtk)
4. Menentukan kemiringan energi dikantong lumpur selama eksploitasi normal.
Vn = Ks . Kn2/3 . Sn1/2
Qn = Vn . An
dimana
Vn = Kecepatan rata - rata selama eksploitasi (m/dtk)
Ks = Koefisien kekasaran
Rn = Jari - jari hidrolis
Sn = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah
Qn = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
5. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan dengan kolam dalam keadaan kosong
dengan rumus Strikler.
Vs = Ks . Rs2/3 . Ss1/2
Qs = Vs . As
dimana
Vs = Kecepatan rata - rata selama pembilasan (m/dtk)
Ks = Koefisien kekasaran
Rs = Jari - jari hidrolis
Ss = Kemiringan energi
An = Luas penampang basah
Qs = Debit untuk membilas
As = Luas penampang basah
6. Menentukan dimensi kantong lumpur
Perencanaan sebagai berikut :
1. Ukuran partikel rencana
Dimisalkan sample yang diambil pada kali sedimen rata - rata berukuran 70 mm = 7 . 10-6 m
Sedimen itu terangkut oleh aliran sungai sebagai sedimen layang.
2. Diasumsikan bahwa air yang dielakan mengandung 0.5% sedimen yang harus diendapkan dalam kantong
lumpur.
Volume kantong lumpur V bergantung pada jarak waktu pembilasan.
V = 0.0005 . Qn . T
dimana :
Qn = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
T= Waktu pembilasan, direncanakan dengan melakukan pembilasan 1 minggu sekali =7 hari
V= 0.0005 . 1.44 . 7 . 24 . 3600
= 435.46 m3
3. Luas rata - rata permukaan Kantong Lumpur
LB = Qn/W
Dari grafik hubungan antara kecepatan W dgn diameter butir partikel d, kecepatan endap bisa dike-
tahui(KP. 02 hal. 143).
Apabila :
Diameter partikel = d = 0,7 mm = 0,07 mm dan partikel berupa pasir alamiah, sehingga
faktor bentuk (fb) = 0,7 mm, maka berdasarkan grafik 7.4 hal. 143 pada KP. 02,dipero-
leh kecepatan endap partikel :
W = 4mm = 0.004 m
maka :
LB = Qn/W
= 360 m2
hn = 0.51
hs = 0.23
bn = 5.00
B= 7
Vn = K . R2/3 . Sn 1/2
[ ]
2
Vn
Sn= 2
K . R 2/ 3
Sn = 0.00020
Sehingga kemiringan energi di kantong lumpur = 0.0002
4. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan (Sn)
Penentuan Ss pada saat pengambilan, kantong lumpur dalam keadaan kosong kecepatan aliran pada saat
pembilasan "(Vs) direncanakan sebesar 1.5 m/dtk
Lbr dsr (bs) = bn1 = 5.00 m Keliling penampang basah pada saat pembilasan (Ps)
As = bs . hs Ps = bs + 2 Hs
hs = As/bs = 5.60 m
= 0.230 m @ 0.3 m
Untuk pembilasan, koefisien kekasaran diambil 40 m1/2/dtk, maka besarnya kemiringan saluran pada saat
pembilasan
Ss = Vs 2
Ks . Rs2/3
= 0.0116
Pada saat pembilasan harus diusahakan kecepatan alirannya dalam sub kritis (Fr < 1), hal ini untuk meng -
hindari terangkutnya saluran akibat kecepatan aliran.
Vs
Fr= = 0.875 < 1.00 OK !
√ g . hs
hn =0.50 m
hs = 0.3 m Sn = 0.0002
Ss = 0.0115 h = (Ss . L - Sn . L)
L = 100.84 m
alam kantong
sekali =7 hari
an pada saat
Stabilitas Bendung
U/ mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dlm analisa stabilitas
bendung dilakukan kontrol terhadap :
- Guling
- Geser
- Daya dukung tanah
Dalam perhitungan ditinjau duan keadaan
- Keadaan normal
- Keadaan gempa
Rumus - rumus analisa stabilitas
1. Stabilitas terhadap guling (KP. 02, hal 123)
- Keadaan normal
Σ MT
SF = > 1.5
Σ Mg
- Keadaan gempa/ekstrem
Σ MT
SF= > 1.25
Σ Mg
dimana :
SF = Angka keamanan
S MT = Jumlah momen penahan
S Mg = Jumlah momen guling
Pd Ps Pw
W3
W1
W6
W4
W5
W2 W7
Wt = W1 + W2 + W3 + . . . . . . + Wn
Wn = gb . V
dimana :
V = Volume bangunan (m3)
gb = Berat jenis bahan bangunan
Wn = Berat sendiri
3. Tekanan tanah
W
H
Pa
(
Px= Hx −
Lx
L )
. ΔH γ w gw = 1 t/m3
Titik Hx Lx L DH Px
(m) (m) (m) (m) (t/m2)
1 12.6 0.0 19 5.4184 12.600
2 15.1 2.5 19 5.4184 14.387
3 15.1 5.5 19 5.4184 13.532
4 13.6 7.0 19 5.4184 11.604
5 13.6 9.0 19 5.4184 11.033
6 14.1 9.5 19 5.4184 11.391
7 14.1 11.5 19 5.4184 10.820
8 14.6 12.0 19 5.4184 11.178
9 14.6 14.0 19 5.4184 10.607
10 15.1 14.5 19 5.4184 10.965
11 15.1 16.5 19 5.4184 10.395
12 13.6 18.0 19 5.4184 8.467
13 12.6 19.0 19 5.4184 7.182
Perhitungan Stabilitas Bendung
Untuk mengetahui keamanan dari tubuh bendung harus diadakan analisa stabilitasnya. Dalam
analisa stabilitas bendung dilakukan kontrol terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah.
Selama terjadi banjir rencana (Q100) = 600 m3/dtk, maka air dihulu bendung elevasinya .
73.092 m.
Perhitungan :
Ka = 1
1+- sin
sinqq = 11 +
- sin
sin30
30 = 0.333
Kp = 1
1+ sinqq
- sin = 11 + sin30
- sin 30 = 3.000
SV = 82.695 tm
SH = 15.641 tm
SMT = SMV (-) + SMH (-)
= 1222.520 + 221.987 = 1444.506 tm
SMG = SMV (+) + SMH (+)
= 631.390 + 151.646 = 783.037 tm
SMS = SMT - SMG
= 1444.506 - 783.037 = 813.116 tm
Sehingga :
2. ∑ v
σ max = .<σ
L
[ ]
3 −e . B
2
= 2 . 82.695
3 .((11/2) - 4.333). 30.5
=1.549 < 3 t/m2………………OK!!!!!
SHge = 24.582 tm
SMGe = 103.339 tm
SH = SHGe + SH
= 24.582 + 15.641
= 40.222 tm
B
m ELV H A P R R2/3 I 0.5 V Q
1 125 0 - 40.000 - 0 0.0223607 0 0
125.5 0.5 20.104 41.086 0.49 0.6209563 0.0223607 0.5142594 10.338757
126.5 1 40.417 42.172 0.96 0.9720531 0.0223607 0.8050284 32.536565
128 1.5 60.937 43.258 1.41 1.2566399 0.0223607 1.0407157 63.418607
130 2 81.812 44.672 1.83 1.4968797 0.0223607 1.2396758 101.42097
132.5 2.5 103.187 46.087 2.24 1.7114655 0.0223607 1.4173901 146.25693
135.5 3 125.062 47.501 2.63 1.9067068 0.0223607 1.5790837 197.48414
139 3.5 147.437 48.915 3.01 2.0866214 0.0223607 1.7280842 254.78439
143 4 170.312 50.329 3.38 2.2539831 0.0223607 1.8666886 317.92038
147.5 4.5 193.687 51.743 3.74 2.4108157 0.0223607 1.9965732 386.71124
152.5 5 217.562 53.158 4.09 2.5586564 0.0223607 2.119011 461.01728
160.454 7.954 368.819 61.513 6.00 3.3003879 0.0223607 2.7332932 1008.0907
167.954 7.5 344.437 60.229 5.72 3.1979452 0.0223607 2.6484529 912.22641
174.954 7 318.062 58.815 5.41 3.0809536 0.0223607 2.5515636 811.55662
181.454 6.5 292.187 57.400 5.09 2.9591354 0.0223607 2.450677 716.05711
187.454 6 266.812 55.986 4.77 2.831939 0.0223607 2.3453363 625.76498
192.954 5.5 241.937 54.572 4.43 2.698709 0.0223607 2.2349988 540.72998
197.954 5 217.562 53.158 4.09 2.5586564 0.0223607 2.119011 461.01728
202.543 4.589 197.901 51.995 3.81 2.4377508 0.0223607 2.0188802 399.53771
211.043 8.5 398.687 63.057 6.32 3.4192592 0.0223607 2.8317393 1128.979
220.043 9 426.562 64.471 6.62 3.524334 0.0223607 2.9187594 1245.0332
229.543 9.5 454.937 65.886 6.90 3.6261083 0.0223607 3.0030462 1366.1982
Tabel 4.1 Perhitungan Debit Dengan Elevasi Yang Direncanakan
7
6.5
6
5.5
H(m)
5
4.5
4
RATING CURVE SUNGAI SEBELUM DI BENDUNG
7
6.5
6
5.5
H(m)
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Q ( m3 / dtk )
TABEL PERHITUNGAN ARUS BALIK DENGAN METODE INTEGRASI GRAFIS MANNING
h T A P R
Q2.B/g.A3 Q2n2/A3.R2/3 1 - (Q2.B/g.A3) I - (Q2n2/A3.R2/3) dx/dn Dx Jarak
(m) (m) ( m` ) (m) (m)
7.954 54.157995 368.819 61.513 5.996 0.02 0.00007877 0.982 0.000421 2,332.19
7.5 53.249995 344.437 60.229 5.719 0.02 0.00009619 0.979 0.000404 2,423.79 -1079.607 -1079.607
7 52.249995 318.062 58.815 5.408 0.03 0.00012153 0.974 0.000378 2,572.26 -1249.013 -2328.62
6.5 51.249995 292.187 57.400 5.090 0.03 0.00015611 0.966 0.000344 2,810.46 -1345.682 -3674.30
6 50.249995 266.812 55.986 4.766 0.04 0.00020441 0.957 0.000296 3,237.04 -1511.877 -5186.18
5.5 49.249995 241.937 54.572 4.433 0.06 0.00027374 0.943 0.000226 4,169.08 -1851.53 -7037.71
5 48.249995 217.562 53.158 4.093 0.08 0.00037658 0.924 0.000123 7,483.37 -2913.111 -9950.821
Perhitungan gaya - gaya vertikal yang bekerja pada bendung
TERHADAP TITIK J
TANDA GAYA
GAYA URAIAN Lengan Momen
(+/-) (T) (M) (TM)
Ww 0.5 X 10.43 X 9.23 X 1 1 -1 - -48.13445 53.83 -2591.077
Wt 1 0.5 X 24.48 X 9.23 X 1.72 1 -1 - -388.6347 47.06 -18289.15
Wt 2 24.48 X 9.23 X 1.72 1 -1 - 0 27.99 0
Wt 3 0.5 X 15.69 X 9.23 X 1.72 1 -1 - -124.5441 10.46 -1302.731
Wt 4 0.5 X 10.49 X 4.77 X 1 1 -1 - -25.01865 30.30 -758.0651
Wt 5 6.00 X 4.77 X 1 1 -1 - -28.62 26.80 -767.016
Wt 6 8.11 X 4.77 X 1 1 -1 - -38.6847 21.10 -816.2472
PU 60.60 X 9.23 X 1 1 +1 + 559.338 40.40 22597.26
0
G1 0.125 X 2.339 X 2.339 X 2.2 1 -1 - -1.504503 6.03 -9.072155
G2 0.5 X 0.44 X 0.61 X 2.2 1 -1 - -0.29524 4.71 -1.39058
G3 2.78 X 4.42 X 2.2 1 -1 - -27.03272 5.81 -157.0601
G4 0.5 X 4.42 X 4.42 X 2.2 1 -1 - -21.49004 2.95 -63.39562
G5 1.5 X 3.5 X 2.2 1 -1 - -11.55 6.45 -74.4975
G6 0.5 X 1 X 1.5 X 2.2 1 -1 - -1.65 5.37 -8.8605
G7 2 X 5.7 X 2.2 1 -1 - -25.08 2.85 -71.478
G8 1.5 X 2 X 2.2 1 -1 - -6.6 2.45 -16.17
G9 1.2 X 3 X 2.2 1 -1 - -7.92 0.85 -6.732
G 10 0.5 X 12 X 1 X 2.2 1 +1 + 13.2 3.667 48.4044
G 11 12 X 1 X 2.2 1 +1 + 26.4 5.5 145.2
G 12 0.5 X 0.9 X 0.9 X 2.2 1 +1 + 0.891 11.45 10.20195
G 13 0.2 X 0.9 X 2.2 1 +1 + 0.396 11.9 4.7124
G 14 1 X 1 X 2.2 1 +1 + 2.2 11.5 25.3
G 15 1.5 X 6.35 X 1 1 +1 + 9.525 1.45 13.81125
G 16 1 X 4.546 X 1 1 +1 + 4.546 5.2 23.6392
G 17 0.5 X 1 X 1.804 X 1 1 +1 + 0.902 5.867 5.292034
G 18 1.5 X 4.468 X 1 1 +1 + 6.702 3.95 26.4729
G 19 1.5 X 6.09 X 1 1 +1 + 9.135 2.45 22.38075
G 20 1.7 X 6.802 X 1 1 +1 + 11.5634 0.85 9.82889
G 21 0.5 X 11 X 1.764 X 1 1 -1 - -9.702 3.667 -35.57723
G 22 11 X 1.546 X 1 1 -1 - -17.006 5.5 -93.533
G 23 1 X 3.328 X 1 1 -1 - -3.328 11.5 -38.272
Jumlah -141.9967 379.861 -2167.825
Perhitungan gaya - gaya horizontal yang bekerja pada bendung
TERHADAP TITIK J
TANDA GAYA
GAYA URAIAN Lengan Momen
(+/-) (T) (M) (TM)
W1 0.5 X 7.939 X 7.939 X 1 1 +1 + 31.51386 7.67 241.7113
W2 0.5 X 4.087 X 1 1 +1 + 2.0435 4.167 8.515265
W3 0.5 X 0.834 X 0.5 X 1 1 +1 + 0.2085 4.25 0.886125
W4 0.5 X 2.5 X 2.09 X 1 1 -1 - -2.6125 2.33 -6.087125
W5 2.5 X 4.342 X 1 1 -1 - -10.855 2.75 -29.85125
W6 0.5 X 1.672 X 2 X 1 1 -1 - -1.672 2.33 -3.89576
W7 4.468 X 2 X 1 1 -1 - -8.936 2 -17.872
W8 0.5 X 0.837 X 1 X 1 1 -1 - -0.4185 0.33 -0.138105
W9 1 X 6.058 X 1 1 -1 - -6.058 0.5 -3.029
W 10 0.5 X 0.25 X 0.5 X 1 1 -1 - -0.0625 2.67 -0.166875
W 11 1 X 1.546 X 1 1 -1 - -1.546 3.5 -5.411
W 12 0.5 X 1.55 X 1 X 1 1 +1 + 0.775 1 0.775
W 13 1.5 X 4.55 X 1 1 +1 + 6.825 0.75 5.11875
W 14 0.5 X 3.592 X 3 X 1 1 +1 + 5.388 2 10.776
W 15 3 X 3.31 X 1 1 +1 + 9.93 1.5 14.895
W 16 0.5 X 1.764 X 1 X 1 1 -1 - -0.882 0.33 -0.29106
W 17 1 X 1.546 X 1 1 -1 - -1.546 0.5 -0.773
W 18 0.5 X 2.328 X 2 X 1 1 -1 - -2.328 0.33 -0.76824
Jumlah 19.76736 38.907 214.394
0.8
TERHADAP TITIK I TERHADAP TITIK I
GAYA GAYA
GAYA Lengan Momen GAYA Lengan Momen
(T) (M) (TM) (T) (M) (TM)
G1 0.77814 8.58 -7.344085 U1 8.754 9.33 81.67482
G2 0.30899 6.68 -2.270459 U2 0.054 9.58 0.51732
G3 51.2556 8.315 -468.8093 U3 5.465 9.08 49.6222
G4 47.19275 2.267 -117.6846 U4 3.1115 9.247 28.772041
G5 11.55 7.23 -91.85715 U5 7.666002 7.79 59.718156
G6 1.65 6.147 -11.15681 U6 14.218 5 71.09
G7 39.952 4.21 -185.0177 U7 15.748 3 47.244
G8 8.8 5 -48.4 U8 17.278 1 17.278
G9 13.2 3 -43.56 ∑ 355.91654
G 10 17.6 1 -19.36
∑G -995.4601
∑T -995.4601
TERHADAP TITIK I
GAYA
GAYA Lengan Momen
(T) (M) (TM)
Pd 7.1572811 4.617 33.045167
E2 0.030899 6.77 0.2091862
E3 5.12556 3.3 16.914348
E4 4.719275 2.2 10.382405
E5 1.155 1.75 2.02125
E6 0.165 2.5 0.4125
E7 3.9952 3 11.9856
E8 0.88 3.5 3.08
E9 1.32 4 5.28
E 10 1.76 1.333 2.34608
E 11 2.992 0.5 1.496
∑ 29.300215 87.172536
∑ Mt = 995.46
∑ Mg = 405.167
∑V = 147.322
∑H = 65.2936
∑ MT
SF = ≥ 1.5
∑ MG
995.46
=
405.2
= 2.45691 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑V
SF = f ≥ 1.5
∑H
147.32
= x 0.75
65.29
= 1.69222 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑M L
e = -
∑V 2
∑ MT
SF = ≥ 1.5
∑ MG
995.46
=
492.3
= 2.0219 >1,25 Naaah Wah aman ne….
2 ) Terhadap Gaya Geser
∑V
SF = f ≥ 1.25
∑H
147.32
= x 0.75
94.59
= 1.16806 <1,25 Adoh ndeqman aman ne! manip ato rubah dimensi ah ??
∑M L
e = -
∑V 2
=
Perhitungan gaya - gaya vertikal yang bekerja pada bendung
-1
TERHADAP TITIK I
TANDA GAYA
GAYA URAIAN Lengan Momen
(+/-) (T) (M) (TM)
Akibat Air
W1 0.5 X 3.53 X 0.99 X 1 ### -1 - 1.74735 9.02 -15.76284
W2 1 3.53 X 2.1 X 1 ### -1 - 7.413 8.32 -61.6391
W3 0.5 X 1.5 X 1 X 1 ### -1 - 0.75 9.58 -7.185
W4 0.5 X 2.1 X 2.1 X 1 ### -1 - 2.205 3.00 -6.615
W5 0.5 X 2.63 X 2.63 X 1 ### -1 - 3.45845 1.60 -5.53352
W6 1 2.63 X 4.82 X 1 ### -1 - 12.6766 3.00 -38.0298
W7 0.5 X 3.82 X 3.82 X 1 ### -1 - 7.2962 1.00 -7.2962
W8 1 5.41 X 13.5 X 1 ### -1 - 73.035 6.75 -492.9863
W9 0.5 4.51 X 1.1 X 1 ### -1 - 2.4805 14.05 -34.85103
W 10 0.5 X 1 X 1 X 1 ### -1 - 0.5 13.83 -6.915
Akibat Berat Sendiri Bendung -
G1 0.393 X 3 X 0.3 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.77814 8.58 -7.344085
G2 0.5 X 0.53 X 0.53 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.30899 6.68 -2.270459
G3 1 3.53 X 6.6 X 2.2 ### 2.4 -1 - 51.2556 8.32 -468.8093
G4 0.5 X 6.55 X 6.55 X 2.2 ### 2.4 -1 - 47.19275 2.27 -117.6846
G5 1 3.5 X 1.5 X 2.2 ### 2.4 -1 - 11.55 7.23 -91.85715
G6 0.5 X 1 X 1.5 X 2.2 ### 2.4 -1 - 1.65 6.15 -11.15681
G7 1 2 X 9.08 X 2.2 ### 2.4 -1 - 39.952 4.21 -185.0177
G8 1 2 X 2 X 2.2 ### 2.4 -1 - 8.8 5.00 -48.4
G9 1 2 X 3 X 2.2 ### 2.4 -1 - 13.2 3.00 -43.56
G 10 1 2 X 4 X 2.2 ### 2.4 -1 - 17.6 1.00 -19.36
G 11 1 13.6 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 29.92 4.53 -149.2011
G 12 1 14.6 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 32.12 7.30 -257.9236
G 13 0.5 X 1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 1.1 14.17 -17.14207
G 14 1 0.1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.22 14.55 -3.5211
G 15 1 1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 2.2 14.10 -34.122
Akibat gaya angkat keatas ( uplift ) ###
U1 1 1.5 X 7.592 X 1 ### +1 + 11.388 9.33 106.25
U2 0.5 X 0.096 X 1.5 X 1 ### +1 + 0.072 9.58 0.68976
U3 1 1 X 6.74 X 1 ### +1 + 6.74 9.08 61.1992
U4 0.5 X 0.83 X 1 X 1 ### +1 + 0.415 9.25 3.837505
U5 1 1.58 X 6.74 X 1 ### +1 + 10.6492 7.79 82.95727
U6 1 8.253 X 2 X 1 ### +1 + 16.506 5.00 82.53
U7 1 8.931 X 2 X 1 ### +1 + 17.862 3.00 53.586
U8 1 9.61 X 2 X 1 ### +1 + 19.22 1.00 19.22
U9 0.5 X 1.59 X 13.6 X 1 ### +1 + 10.812 6.80 73.5216
U 10 1 2.58 X 13.6 X 1 ### +1 + 35.088 4.53 159.0656
U 11 1 3.388 X 1 X 1 ### +1 + 3.388 14.10 47.7708
∑V+ 132.1402 ∑M+ 690.6278
∑V- 369.4096 ∑M- -2134.184
∑V 237.2694 ∑M -1443.556
0.8
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
1
0.9
1
0.9
1
1
1
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
TERHADAP TITIK I TERHADAP TITIK I ∑ Mt
GAYA GAYA
GAYA Lengan Momen GAYA Lengan Momen ∑ Mg
(T) (M) (TM) (T) (M) (TM) ∑V
G1 0.77814 8.58 -7.344085 U1 11.388 9.33 106.25004 ∑H
G2 0.30899 6.68 -2.270459 U2 0.072 9.58 0.68976
G3 51.2556 8.315 -468.8093 U3 6.74 9.08 61.1992 STABILITAS B
G4 47.19275 2.267 -117.6846 U4 0.415 9.247 3.837505
G5 11.55 7.23 -91.85715 U5 10.6492 7.79 82.957268 1 ) Terhadap G
G6 1.65 6.147 -11.15681 U6 16.506 5 82.53
G7 39.952 4.21 -185.0177 U7 17.862 3 53.586
SF
G8 8.8 5 -48.4 U8 19.22 1 19.22
G9 13.2 3 -43.56 ∑ 410.26977
G 10 17.6 1 -19.36
W1 1.74735 9.021 -15.76284
W2 7.413 8.315 -61.6391
W3 0.75 9.58 -7.185
W4 2.205 3 -6.615
W5 3.45845 1.6 -5.53352 2 ) Terhadap G
W6 12.6766 3 -38.0298
W7 7.2962 1 -7.2962
SF
W8 73.035 6.75 -492.9863
W9 2.4805 14.05 -34.85103
W 10 0.5 13.83 -6.915
∑G -995.4601
∑W -676.8137
∑T -1672.274
3 ) Terhadap D
TERHADAP TITIK I
GAYA e
GAYA Lengan Momen
(T) (M) (TM)
Pd 7.1572811 4.617 33.045167
E2 0.030899 6.77 0.2091862 STABILITAS B
E3 5.12556 3.3 16.914348 ∑ Mt
E4 4.719275 2.2 10.382405 ∑ Mg
E5 1.155 1.75 2.02125 ∑V
E6 0.165 2.5 0.4125 ∑H
E7 3.9952 3 11.9856
E8 0.88 3.5 3.08 1 ) Terhadap G
E9 1.32 4 5.28
E 10 1.76 1.333 2.34608
SF
E 11 2.992 0.5 1.496
∑ 29.300215 87.172536
2 ) Terhadap G
SF
3 ) Terhadap D
e
= 1672.27
= 644.844
= 237.269
= 101.287
∑ MT
= ≥ 1.5
∑ MG
1672.27
=
644.8
= 2.5933 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑V
= f ≥ 1.5
∑H
237.27
= x 0.75
101.29
= 1.75691 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑M L
= -
∑V 2
∑ MT
= ≥ 1.5
∑ MG
1672.27
=
732.0
= 2.28447 >1,25 Naaah Wah aman ne….
∑V
= f ≥ 1.25
∑H
237.27
= x 0.75
130.59
= 1.36271 >1,25 Naaah Wah aman ne….
∑M L
= -
∑V 2
=
JALUR REMBESAN DAN TEKANAN AIR
PADA SAAT AIR NORMAL
PANJANG REMBESAN
LW H DH= LW/CW P= H - DH
TITIK GARIS LV LH LH/3
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
Ao 8.1 8.100
A1 Ao-A1 3 3 11.1 0.655 10.445
A2 A1-A2 1 0.333 3.3333 11.1 0.728 10.372
A3 A2-A3 2.5 1 0.333 6.1667 8.6 1.346 7.254
A4 A3-A4 2.5 0.833 7 8.6 1.528 7.072
A5 A4-A5 2 9 10.6 1.965 8.635
A6 A5-A6 0.8 0.267 9.2667 10.6 2.023 8.577
A7 A6-A7 2 11.267 8.6 2.459 6.141
A8 A7-A8 2.5 0.833 12.1 8.6 2.641 5.959
A9 A8-A9 2 14.1 10.6 3.078 7.522
A10 A9-A10 0.8 0.267 14.367 10.6 3.136 7.464
A11 A10-A11 2 16.367 8.6 3.573 5.027
A12 A11-A12 2.5 0.833 17.2 8.6 3.754 4.846
A13 A12-A13 2 19.2 10.6 4.191 6.409
A14 A13-A14 0.8 0.267 19.467 10.6 4.249 6.351
A15 A14-A15 2 21.467 8.6 4.686 3.914
A16 A15-A16 2.5 0.833 22.3 8.6 4.868 3.732
A17 A16-A17 2 24.3 10.6 5.304 5.296
A18 A17-A18 0.8 0.267 24.567 10.6 5.362 5.238
A19 A18-A19 2 26.567 8.6 5.799 2.801
A A19-A 0.5 3 1.000 28.067 9.1 6.126 2.974
B A-B 2.5 30.567 11.6 6.672 4.928
C B-C 1.5 0.500 31.067 11.6 6.781 4.819
D C-D 1.5 1 0.333 32.9 10.1 7.181 2.919
E D-E 1.58 0.527 33.427 10.1 7.296 2.804
F E-F 2 35.427 12.1 7.733 4.367
G F-G 2 0.667 36.093 12.1 7.878 4.222
H G-H 1 37.093 13.1 8.097 5.003
I H-I 2 0.667 37.76 13.1 8.242 4.858
J I-J 1 38.76 14.1 8.461 5.639
K J-K 7.82 2.607 41.367 14.1 9.030 5.070
L K-L 1 42.367 13.1 9.248 3.852
M L-M 14.6 4.867 47.233 13.1 10.310 2.790
N M-N 1 48.233 14.1 10.528 3.572
O N-O 1 0.333 48.567 14.1 10.601 3.499
P O-P 2 14.6 4.867 55.433 12.1 12.100 0.000
JUMLAH 34 64.3 21.433 905.39 390.1 197.629 192.47055
CW = 4.581
JALUR REMBESAN DAN TEKANAN AIR
PADA SAAT AIR BANJIR
PANJANG REMBESAN
LW H DH= LW/CW P= H - DH
TITIK GARIS LV LH LH/3
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
Ao 11.08 11.080
A1 Ao-A1 3 3 14.08 0.578 13.502
A2 A1-A2 1 0.333 3.3333 14.08 0.642 13.438
A3 A2-A3 2.5 1 0.333 6.1667 11.58 1.188 10.392
A4 A3-A4 2.5 0.833 7 11.58 1.349 10.231
A5 A4-A5 2 9 13.58 1.734 11.846
A6 A5-A6 0.8 0.267 9.2667 13.58 1.786 11.794
A7 A6-A7 2 11.267 11.58 2.171 9.409
A8 A7-A8 2.5 0.833 12.1 11.58 2.332 9.248
A9 A8-A9 2 14.1 13.58 2.717 10.863
A10 A9-A10 0.8 0.267 14.367 13.58 2.769 10.811
A11 A10-A11 2 16.367 11.58 3.154 8.426
A12 A11-A12 2.5 0.833 17.2 11.58 3.315 8.265
A13 A12-A13 2 19.2 13.58 3.700 9.880
A14 A13-A14 0.8 0.267 19.467 13.58 3.752 9.828
A15 A14-A15 2 21.467 11.58 4.137 7.443
A16 A15-A16 2.5 0.833 22.3 11.58 4.298 7.282
A17 A16-A17 2 24.3 13.58 4.683 8.897
A18 A17-A18 0.8 0.267 24.567 13.58 4.734 8.846
A19 A18-A19 2 26.567 11.58 5.120 6.460
A A19-A 0.5 3 1.000 28.067 12.08 5.409 6.671
B A-B 2.5 30.567 14.58 5.891 8.689
C B-C 1.5 0.500 31.067 14.58 5.987 8.593
D C-D 1.5 1 0.333 32.9 13.08 6.340 6.740
E D-E 1.58 0.527 33.427 13.08 6.442 6.638
F E-F 2 35.427 15.08 6.827 8.253
G F-G 2 0.667 36.093 15.08 6.956 8.124
H G-H 1 37.093 16.08 7.149 8.931
I H-I 2 0.667 37.76 16.08 7.277 8.803
J I-J 1 38.76 17.08 7.470 9.610
K J-K 2 0.667 39.427 17.08 7.598 9.482
L K-L 4 43.427 13.08 8.369 4.711
M L-M 1 14.6 4.867 49.293 12.08 9.500 2.580
N M-N 1 50.293 13.08 9.692 3.388
O N-O 1 0.333 50.627 13.08 9.757 3.323
P O-P 2 14.6 4.867 57.493 11.08 11.080 0.000
JUMLAH 38 58.48 19.493 912.75 478.38 175.904 302.47601
CW = 5.189
0.654840649428743,10.4451593505713
aku kamu #VALUE!
Perhitungan gaya - gaya vertikal yang bekerja pada bendung
-1
TERHADAP TITIK I
TANDA GAYA
GAYA URAIAN Lengan Momen
(+/-) (T) (M) (TM)
Akibat Air
W1 0.5 X 3.53 X 0.99 X 1 ### -1 - 1.747 9.02 -15.763
W2 1 3.53 X 2.1 X 1 ### -1 - 7.413 8.32 -61.639
W3 0.5 X 1.5 X 1 X 1 ### -1 - 0.750 9.58 -7.185
W4 0.5 X 2.1 X 2.1 X 1 ### -1 - 2.205 3.00 -6.615
W5 0.5 X 2.63 X 2.63 X 1 ### -1 - 3.458 1.60 -5.534
W6 1 2.63 X 4.82 X 1 ### -1 - 12.677 3.00 -38.030
W7 0.5 X 3.82 X 3.82 X 1 ### -1 - 7.296 1.00 -7.296
W8 1 5.41 X 13.5 X 1 ### -1 - 73.035 6.75 -492.986
W9 0.5 4.51 X 1.1 X 1 ### -1 - 2.481 14.05 -34.851
W 10 0.5 X 1 X 1 X 1 ### -1 - 0.500 13.83 -6.915
Akibat Berat Sendiri Bendung -
G1 0.393 X 3 X 0.3 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.778 8.58 -7.344
G2 0.5 X 0.53 X 0.53 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.309 6.68 -2.270
G3 1 3.53 X 6.6 X 2.2 ### 2.4 -1 - 51.256 8.32 -468.809
G4 0.5 X 6.55 X 6.55 X 2.2 ### 2.4 -1 - 47.193 2.27 -117.685
G5 1 3.5 X 1.5 X 2.2 ### 2.4 -1 - 11.550 7.23 -91.857
G6 0.5 X 1 X 1.5 X 2.2 ### 2.4 -1 - 1.650 6.15 -11.157
G7 1 2 X 9.08 X 2.2 ### 2.4 -1 - 39.952 4.21 -185.018
G8 1 2 X 2 X 2.2 ### 2.4 -1 - 8.800 5.00 -48.400
G9 1 2 X 3 X 2.2 ### 2.4 -1 - 13.200 3.00 -43.560
G 10 1 2 X 4 X 2.2 ### 2.4 -1 - 17.600 1.00 -19.360
G 11 1 13.6 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 29.920 4.53 -149.201
G 12 1 14.6 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 32.120 7.30 -257.924
G 13 0.5 X 1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 1.100 14.17 -17.142
G 14 1 0.1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 0.220 14.55 -3.521
G 15 1 1 X 1 X 2.2 ### 2.4 -1 - 2.200 14.10 -34.122
Akibat gaya angkat keatas ( uplift ) ###
U1 1 1.5 X 7.592 X 1 ### +1 + 9.110 9.33 85.000
U2 0.5 X 0.096 X 1.5 X 1 ### +1 + 0.072 9.58 0.690
U3 1 1 X 6.74 X 1 ### +1 + 6.740 9.08 61.199
U4 0.5 X 0.83 X 1 X 1 ### +1 + 0.415 9.25 3.838
U5 1 1.58 X 6.74 X 1 ### +1 + 9.584 7.79 74.662
U6 1 8.253 X 2 X 1 ### +1 + 16.506 5.00 82.530
U7 1 8.931 X 2 X 1 ### +1 + 17.862 3.00 53.586
U8 1 9.61 X 2 X 1 ### +1 + 19.220 1.00 19.220
U9 0.5 X 1.59 X 13.6 X 1 ### +1 + 10.812 6.80 73.522
U 10 1 2.58 X 13.6 X 1 ### +1 + 28.070 4.53 127.252
U 11 1 3.388 X 1 X 1 ### +1 + 3.388 14.10 47.771
∑V+ 121.780 ∑M+ 629.269
∑V- 369.410 ∑M- -2134.184
∑V 247.630 ∑M -1504.915
Perhitungan gaya - gaya horizontal yang bekerja pada bendung
Akibat Air & Sedimen
TERHADAP TITIK I
TANDA GAYA
GAYA URAIAN Lengan Momen
(+/-) (T) (M) (TM)
Pw 0.5 X 11.08 X 11.08 X 1 ### 1 -1 - 61.383 3.69 226.709
Ps 0.5 X 8.1 X 8.1 X 0.33 x 1.1 -x - 11.908 2.70 32.152
S1 0.5 X 1.164 X 0.5 X 1 ### 1.1 -1 - 0.320 0.38 -0.120
S2 1 5.507 X 0.5 X 1 ### 1.1 -1 - 2.754 0.25 -0.688
S3 0.5 X 2.018 X 2.5 X 1 ### 1.1 -1 - 2.775 2.88 -7.977
S4 1 6.671 X 2.5 X 1 ### 1.1 -1 - 16.678 2.25 -37.524
S5 0.5 X 1.615 X 2 X 1 ### 1.1 -1 - 1.615 3.50 -5.653
S6 1 6.638 X 2 X 1 ### 1.1 -1 - 13.276 3.00 -39.828
S7 0.5 X 0.807 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 0.404 4.75 -1.917
S8 1 8.124 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 8.124 4.50 -36.558
S9 0.5 X 0.811 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 0.406 5.75 -2.332
S 10 1 8.803 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 8.803 5.50 -48.417
S 11 0.5 X 0.808 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 0.404 1.75 -0.707
S 12 1 2.58 X 1 X 1 ### 1.1 -1 - 2.580 1.50 -3.870
S 13 1 6.74 X 1.5 X 1 ### 1.1 +1 + 10.110 2.75 27.803
S 14 0.5 X 1.853 X 1.5 X 1 ### 1.1 +1 + 1.181 2.50 2.953
S 15 1 4.711 X 3 X 1 ### 1.1 +1 + 14.133 3.50 49.466
S 16 0.5 X 4.771 X 3 X 1 ### 1.1 +1 + 7.157 3.00 21.470
S 17 0.5 X 2.58 X 1 X 1 ### 1.1 +1 + 1.290 1.50 1.935
∑H+ 33.871 ∑M+ 103.626
∑H- 131.428 ∑M- 73.270
∑H 97.557 ∑M 176.896
TERHADAP TITIK I
GAYA
GAYA Lengan Momen
(T) (M) (TM)
Pd 7.1572811 4.617 33.045167
E2 0.030899 6.77 0.2091862
E3 5.12556 3.3 16.914348
E4 4.719275 2.2 10.382405
E5 1.155 1.75 2.02125
E6 0.165 2.5 0.4125
E7 3.9952 3 11.9856
E8 0.88 3.5 3.08
E9 1.32 4 5.28
E 10 1.76 1.333 2.34608
E 11 2.992 0.5 1.496
∑ 29.300215 87.172536
∑ Mt = 1672.27
∑ Mg = 557.62
∑V = 247.63
∑H = 97.5575
∑ MT
SF = ≥ 1.5
∑ MG
1672.27
=
557.6
= 2.99895 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑V
SF = f ≥ 1.5
∑H
247.63
= x 0.75
97.56
= 1.90372 >1,5 Naaah Wah aman ne….
∑M L
e = -
∑V 2
∑ MT
SF = ≥ 1.5
∑ MG
1672.27
=
644.8
= 2.59351 >1,25 Naaah Wah aman ne….
2 ) Terhadap Gaya Geser
∑V
SF = f ≥ 1.25
∑H
247.63
= x 0.75
126.86
= 1.46402 >1,25 Naaah Wah aman ne….
∑M L
e = -
∑V 2