Anda di halaman 1dari 9

5.

4 Pengendalian Air Tambang


Air limpasan (surface run off) merupakan air hujan yang jatuh ke pit, sebagian
akan meresap kedalam tanah (infiltrasi), kembali lagi menguap ke udara dalam bentuk
evaporasi dan sebagaian menjadi air limpasan (run off). Besarnya volume run off
harian dalam pit dihitung didasarkan rumus sebagai berikut :

Vr = L x Cr x H

Keterangan :
Vr = volume run off harian (M3/hari)

L = luas bukaan tambang/pit (M2)

Cr = koefisien run off (%)

H = curah hujan rata-rata/hari hujan (M)

Koefisien air limpasan (C) adalah angka yang menunjukkan perbandingan


antara jumlah air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah (air limpasan) dengan
curah hujan. Penentuan koefisien air limpasan dapat dilihat di Tabel 5.3 berikut:
Table 5.3
Nilai Koefisien Air Limpasan (C) Daerah Pengamatan
No Keadaan Topografi Kondisi Daerah Air Limpasan C

a. Sawah dan rawa-rawa 0,2


1 Datar (<3%) b. Hujan tropik dan perkebunan 0,3
c. Tempat tinggal dan tanam-
tanaman 0,4
a. Hutan dan perkebunan 0,4
2 Curam (3-15%) b. Tempat tinggal dan tanam- 0,5
tanaman
c. Semak-semak 0,6
d. Tanah gundul daerah 0,7
penimbunan
a. Hutan 0,6
b. Tempat tinggal dan tanam- 0,7
3 Curam Sekali tanaman
c. Semak-semak agak jarang 0,8
d. Tanah gundul dan daerah 0,9-10
tambang
Sumber :Open Channel Hydraulic oleh Van The Cow

Pertambangan batubara PT Assalam Coal akan dilakukan secara tambang


terbuka (open pit). Akibat pengupasan dan penggalian bijih bauksit akan membentuk
jenjang tambang. Di dinding tambang akan membentuk lereng 30o sedangkan lantai
tambang akan membentuk lereng kurang dari 5o.

5.5 Penentuan Jumlah Pompa


Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga
kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
5.5.1 Perhitungan Pompa
a) Kebutuhan Pompa
Kapasitas pompa merupakan debit air yang dikeluarkan pompa dalam selang
waktu tertentu. Kapasitas pompa yang ada adalah 720 m/jam karena memakai type
Multiflo CF-48 H berdasarkan hasil pengukuran.

Qp = QL + Qz

Keterangan :

Qp = Kapasitas pompa, m3/menit

QL = Debit air yang berkurang pada selang waktu tertentu, m3/menit

Qz = Debit air tanah, m3/menit

Maka :

12 m/menit = QL + 1,4752 m/menit

QL = 12 m/menit 1,4752 m/menit


=10,52 m/menit
b) Perhitungan Head Total Pompa (Hr)

Tabel 5.6
Perhitungan Head Total
PERHITUNGAN HEAD TOTAL
Kecepat H
H belokan H Kecepatan H Sambungan Head
Q an HS Gesekan
(hf2) (hf3) (hf4) Total
aliran (hf1)
dlm
(m3/
pipa (m) (m) (m) (m) (m) (m)
h)
(m/s)
100 0.8570 35.0 0.4998 0.0034 0.0374 0.0689 35.61
200 1.7140 35.0 1.9992 0.0136 0.1497 0.2755 37.44
210 1.7997 35.0 2.2041 0.0149 0.1651 0.3038 37.69
220 1.8854 35.0 2.4190 0.0164 0.1812 0.3334 37.95
230 1.9711 35.0 2.6439 0.0179 0.1980 0.3644 38.22
250 2.1425 35.0 3.1237 0.0212 0.2340 0.4305 38.81
350 2.9995 35.0 6.1224 0.0415 0.4586 0.8438 42.47
500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24
570 4.8849 35.0 16.2382 0.1101 1.2162 2.2378 54.80
580 4.9706 35.0 16.8130 0.1140 1.2593 2.3171 55.50
500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24
648 5.5534 35.0 20.9864 0.1423 1.5719 2.8922 60.59
720 6.1704 35.0 25.9092 0.1756 1.9406 3.5706 66.60

Berdasarkan rumus rumus diatas Head total yang mampu diatasi pompa untuk
mengeluarkan debit rencana 648 m3/jam adalah sebesar 60,59 m, sedangkan head
aktual saat ini adalah sebesar 42,47

5.6 Kolam Pengendapan


5.6.1 Rancangan Kolam Pengendapan
Dalam merancang kolam pengandapan terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, antara lain ukuran dan bentuk butiran padatan, kecepatan aliran,
persen padatan, dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan agar kolam pengendapan hasil
rancangan dapat digunakan secara optimal. Gambar desain kolam pengendapan PT.
Assalam Coal dapat lihat Gambar 5.5.
Gambar 5.5
Gambar Kolam Pengendapan
A. Ukuran partikel.
Luas kolam pengandapan secara analitis dapat dihitung berdasarkan parameter
dan asumsi sebagai berikut:
1. Hukum Stope berlaku bila persen padatan kurang dari 40% dan untuk persen
padatan leih dari 40 % berlaku hukum Newton
2. Diameter partikel padatan tidak lebih dari 3 x 10-6 m, karena jika lebih besar
akan diperoleh ukuran luas kolam yang tidak memadai.
3. Kekentalan air 1,31 x 10-6 kg/ms.
4. Partikel padatan dalam lumpur material yang sejenis.
5. Batasan ukuran partikel yang diperbolehkan keluar dari kolam pengendapan
diketahui.
6. Kecepatan pengendapan partikel.
7. Perbandingan cairan dan padatan telah ditentukan.
B. Bentuk Kolam Pengendapan
Bentuk kolam pengendapan umumnya hanya digambarkan secara sederhana,
berupa kolam pengendapan bermacam-macam tergantung dari kondisi lapangan dan
keperluannya. Adapun bentuk kolam Pengendapan yang Memenuhi Syarat Teknislihat
Gambar 5.6.

Gambar 5.6
Bentuk Kolam Pengendapan yang Memenuhi Syarat Teknis

Meskipun bentuknya bermacam-macam, setiap kolam pengendapan akan selalu


mempunyai empat zona penting yang terbentuk karena proses pengendapan material
padatan
Empat zona tersebut adalah sebagai berikut:
1. Zona masukan, tempat dimana air lumpur masuk kedalam kolam
pengendapan dengan asumsi campuran alir dan padatan terdistribusi secara
seragam. Zona ini panjangnya setengah sampai satu kali panjang
pengendapan kolam.
2. Zona pengendapan, tempat dimana zona partikel padatan akan mengendap.
Panjang zona pengendapan adalah panjang kolam pengendap dikurangi
panjang zona masuk dan keluar.
3. Zona endapan lumpur, tempat dimana partikel padatan dalam cairan
mengalami pengendapan dan terkumpul didasar kolam pengendapan.
4. Zona keluaran, tempat keluarnya buangan cairan yang jernih panjang zona
ini kira-kira sama dengan kedalaman kolam pengendapan yang diukur dari
ujung lubang pengendapan.
a) Sebaiknya bentuk kolam pengendapan dibuat berkeok-kelok (zig-
zag), agar kecepatan aliran lumpur relatif rendah, sehingga partikel
padatan cepat mengendap.
b) Geometri kolam pengendapan harus disesuaikan dengan ukuran
Back hoe yang biasanya dipakai untuk melakukan perawatan kolam
pengendapan, seperti mengeruk lumpur dalam kolam, memperbaiki
tanggul kolam, dan sebagainya.
C. Perhitungan Kolam Pengendapan
Perhitungan ukuran kolam pengendapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menggunakan hukum Stokes atau hukum Newton. Namun perhitungan yang
akan dilakukan dibawah adalah menggunakan hukum Stokes.
Persen padatan kurang dari 40%
Berdasarkan rencana dan pengukuran diketahui:
- Jumlah air tambang (Qlumpur)= 7.059,07 m3/jam
- Ukuran partikel yang keluar dari kolam (Ukur)=0,000003 m
- Kerapatan partikel padatan (s)= 2720 kg/m3
- Kekentalan air tambang (Vis)= 0,00000131 kg/ms
- Persen padatan (Sol)= 0,01
- Persen air (Air)= 0,99

Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka dapat dihitung :


- Berat padatan per m3 = Sol x Qmat x 1000= 70.590,7 kg
- Berat per m3 = Air x Qmat x 1000= 6.988.479,3 kg
berat solid
- Volume padatan per detik =ps x 24 x 60 m3/detik= 0,0180 m3/detik
6.986.509,2
- Volume air per detik = 1000 x 24 x 60= 4,85 m3/detik
- Total volume per
- detik = (0,0180 + 4,85) m3/detik= 4,868 m3/detik
G x ukuran butir x ukuran butir (srho)
- Kecepatan pengendapan = 18 x Vis

= 6,38 x 10-3 m/detik


total volume
- Luas kolam pengendapan yang diperlukan = kecepatan pengendapan= 1.690 m2

Table 5.7
Ukuran kolam pengendapan menurut perhitungan hukum Stokes
Qmat Ps Vis Sol Air Ukuran Qt A
(t/jam) (Kg/m3) (kg/ms) (%) (%) (%) (m3/s) (m2)
7.059,07 2720 1,32.10-6 1 99 3.10-6 4,85 1,690

Adapun rencana pembuatan kolam pengendapan di lapangan sebagai berikut:


a) Air lumpur yang masuk = 4,385 m3/jam
b) Jam kerja perhari = 8 Jam
c) Maka lumpur yang akan tertampung adalah:
15,786 m/jam x 8 jam/hari =123,288 m/hari
d) Alat berat yang digunakan excavator Komatsu PC 200 LC-8 yang
mempunyai spesifikai sebagi berikut:
1. Kapasitas mangkuk munjung (heaped capacity) = 1,2m3

Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat ditentukan rencana rancangan ukura
kolam pengendapan dilapangan yaitu:
a. Kedalaman kolam pengendapan (d) = 8m
b. Panjang kolam pengendapan (p) = 5 x 10 = 50 m
c. Lebar kolam (i) = 1.690m2 : 60 m = 28,18 m
d. Luas penyekat = 9 x (3,5 x 1) = 31,5 m2
e. Luas keseluruham kolam pengendapan = 1.690 + 31,5 = 1. 721,5 m2
f. Waktu yang dibutuhkan sampai kolam penuh lumpur yaitu:
Volume kolam pengendapan = 1.721,5 m2 x 8 m
= 13.772 m3
Waktu yang diperlukan sampai kolam penuh yaitu:
= 123,288 : 11.236 mm/hari
= 11 hari
Waktu yang di perlukan untuk menggali lumpur yaitu
= 13.772 m3 : 1,2 m3/jam
=10,6 m/jam

Anda mungkin juga menyukai