Anda di halaman 1dari 32

6.

1 DEBIT BANJIR RENCANA

Dalam perencanaan retarding pond, debit banjir rencana yang akan digunakan
menggunakan debit banjir 5 tahunan karena sesuai dengan peraturan Dinas Pekerjaan
Umum yang berlaku yang ditunjukkan oleh tabel 5.1, menunjukkan bawha kota Tegal
masuk dalam kelompok kota sedang berdasarkan luas daerah tangkapan. Tabel 5.1
dapat dilihat seperti di bawah ini :

Tabel 6.1. Sistem Drainase Makro

Periode Ulang Desain (tahun)


Kelompok
CA < CA : 10 - CA : 100 - CA >
Kota
10 ha 100 ha 500 ha 500 ha

Metropolitan 1-2 2-5 5 - 10 10 - 25


Besar 1-2 2-5 2-5 5 - 20
Sedang 1-2 2-5 2-5 5 - 10
Kecil 1-2 1-2 1-2 2-5
(Sumber : Sukarto, Haryono, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta, 1999)

Dalam mendapatkan debit rencana 5 tahunan digunakan 3 metode untuk


mendapatkan variasi data yang dihasilkan. Metode yang digunakan diantaranya adalah
metode rasional, metode haspers, dan metode satuan synder (dapat dilihat dibawah ini)

114
6.1.1 Metode Rasional
Perhitungan debit banjir rencana dengan metode rasional menggunakan
formula 5.1 sebagai berikut ;:
1
Q  C  I  A
3,6
……. (5.1)
Keterangan :
Q : Debit aliran
C : Koefisien pengaliran (run off)
I : intensitas
A : luas daerah tangkapan

Untuk koefisien run off disesuaikan dengan kondisi daerah pengaliran. Harga
koefisien run off dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut ;

Tabel 6.2 Koefisien run-off (C).


Kondisi Daerah Pengaliran Koefisien
Pengaliran (C)
1. Daerah pegunungan berlereng terjal 0,75-0,90
2. Daerah perbukitan 0,70-0,80
3. Tanah bergelombang dan bersemak- 0,50-0,75
semak 0,45-0,65
4. Tanah dataran yang digarap 0,70-0,80
5. Persawahan irigasi 0,75-0,85
6. Sungai di daerah pegunungan 0.45-0,75
7. Sungai kecil di daratan
8. Sungai yang besar dengan wilayah 0,50-0,75
pengaliran lebih dari seperduanya
terdiri dari daratan
Sumber : Loebis (1984)
Dalam perhitungan kali ini diambil koefisien run-off (C) sebesar 0,70, karena kota
Tegal merupakan daerah dataran. Berikut perhitungan debit banjir rencana dengan
metode rasional un tuk daerah tangkapan Sibelis dan Gung lama.

115
1). Pada Daerah Tangkapan Kali Gung Lama
Contoh Perhitungan:
 Mencari kemiringan sungai
Luas daerah aliran sungai (A) = 12,600 km2
Panjang sungai (L) = 11,585 km
ΔH = 4.5 m
Kemiringan sungai (S) = ΔH / Panjang sungai
= 4.5 / 11585
= 0,0003884

 Mencari waktu konsentrasi


Waktu konsentrasi (tc) = 0,0195 x L0,77 x S-0,385
= 0,0195 x 115850,77 x 0,0003884-0,385
= 539,9428 menit
= 8.99 jam
 Mencari intensitas hujan
2/3
R 24  24 
Intensitas hujan (I) = *
 
24  tc 

2
 24 
3
139 . 343
= *
 
24  8 . 99 

= 11,166 mm/jam
1
Debit banjir (Q) =  C  I  A
3,6

1
=  0 , 70  11 . 166  12 , 600
3,6

= 27.356 m3/dt
Perhitungan debit banjir rencana dengan metode rasional selengkapnya
disajikan dalam Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 sebagai berikut :

116
Tabel 6.3 Perhitungan debit dengan metode rasional
pada daerah tangkapan Kali Gung Lama
Periode
Ulang R24 I Q
(T) (mm) (mm/jam) (m3/dt)
2 112.746 9.034 22.134
5 139.343 11.166 27.356
10 151.633 12.150 29.769
25 163.046 13.065 32.009
50 169.405 13.575 33.258
100 174.399 13.975 34.238
200 178.441 14.299 35.032
1000 186.051 14.908 36.526

2). Pada Daerah Tangkapan Kali Sibelis


Tabel 6.4 Perhitungan debit dengan metode rasional
pada daerah tangkapan Kali Sibelis
Periode
Ulang R24 I Q
(T) (mm) (mm/jam) (m3/dt)
2 107.553 7.974 42.264
5 136.209 10.098 53.525
10 149.409 11.077 58.712
25 161.561 11.978 63.487
50 168.25 12.473 66.116
100 173.448 12.859 68.158
200 177.602 13.167 69.791
1000 185.993 13.789 73.088

6.1.2 Metode Haspers


Metode ini digunakan dengan syarat luas DAS < 100 km 2. Untuk menghitung
besarnya debit dengan metode Haspers digunakan formula 5.2 sebagai berikut
(Loebis. 1987) :

Qt = α . β . qn . A

117
Dimana :
 ; Koefisien Run off
β ; Koefisien Reduksi

1). Pada Daerah Tangkapan Kali Gung Lama

Contoh Perhitungan :
 Koefisien run off ( )

1  0 , 012 f
0 ,7

 
1  0 , 75 f
0 ,7

1  0 , 012 x 12 , 6
0 ,7


1  0 , 075 x 12 , 6
0 ,7

= 0,7426

 Waktu konsentrasi ( t )

t = 0,1 x L0,8 x I-0,3

t = 0,1 x 11,585 0,8 x 0,0003884-0,3

= 7,4887 jam
 Koefisien reduksi (  )
0,4t
t  3 , 7 x 10
3/4
1 f
1 x

2
t  15 12

 0 , 4 x 7 , 4887
 3 , 7 x 10
3/4
1 7 , 4887 12 , 600
1 x

2
7 , 4887  15 12

β = 0,9445

 Intensitas hujan
Untuk t < 2 jam
tR 24
Rn  2
t  1  0 . 0008  ( 260  R 24 )( 2  t )

Untuk 2 jam  t 19 jam

118
tR
Rn 
24

t  1

Untuk 19 jam  t  30 jam

Rn  0 . 707 R 24 t 1

dimana t dalam jam dan Rt.R24 (mm)


 Hujan maksimum
Contoh Perhitungan : (periode ulang 5 tahun)

tR
Rn 
24

t 1

7 , 4887 x 139 , 343



7 , 4887 1

= 122,925(mm/hari)

Rn
qn 
3,6  t

122 , 925

3 , 6 x 7 , 4887

= 4,561 (m3/det.km2)
 Debit banjir rencana

Qt   .  . q n A

 0 , 7426 x 0 , 9445 x 4 , 561 x 12 , 600

= 40,30 m3/det

Perhitungan debit banjir rencana dengan metode Haspers selengkapnya disajikan


dalam Tabel 5.5 dibawah ini :

119
Tabel 6.5 Perhitungan debit rencana dengan metode haspers
pada daerah tangkapan Kali Gung lama
Periode
No Ulang R24 A α β Rn qn Q
1 2 112.75 12.6 0.7426 0.944509 99.462 3.690 32.61
2 5 139.34 12.6 0.7426 0.944509 122.925 4.561 40.30
3 10 151.63 12.6 0.7426 0.944509 133.767 4.963 43.86
4 20 163.05 12.6 0.7426 0.944509 143.836 5.336 47.16
5 50 169.40 12.6 0.7426 0.944509 149.445 5.544 49.00
6 100 174.40 12.6 0.7426 0.944509 153.850 5.708 50.44
7 200 178.44 12.6 0.7426 0.944509 157.417 5.840 51.610
8 1000 186.05 12.6 0.7426 0.944509 164.130 6.089 53.812

2) Pada Daerah Tangkapan Kali Sibelis


Tabel 6.6. Perhitungan debit rencana dengan metode haspers pada daerah
tangkapan kali Sibelis
Periode
No Ulang R24 A α β Rn qn Q
1 2 107.55 27.26 0.6377 0.910851 96.071 3.190 50.50
2 5 136.21 27.26 0.6377 0.910851 121.667 4.039 63.96
3 10 149.41 27.26 0.6377 0.910851 133.458 4.431 70.16
4 20 161.56 27.26 0.6377 0.910851 144.313 4.791 75.86
5 50 168.25 27.26 0.6377 0.910851 150.288 4.990 79.00
6 100 173.45 27.26 0.6377 0.910851 154.931 5.144 81.44
7 200 177.60 27.26 0.6377 0.910851 158.641 5.267 83.394
8 1000 185.99 27.26 0.6377 0.910851 166.136 5.516 87.334

6.1.3 Hidrograf Satuan Sintetik Snyder


Untuk membuat hidrograf banjir pada daerah yang tidak mempunyai
pengamatan digunakan hidrograf satuan sintetik, dengan perhitungan hidrograf satuan
sintetik Snyder. Dengan perhitungan sebagai berikut :

120
1). Pada Daerah Tangkapan Kali gung Lama

Ct = diambil 1,1 Lc = 5,809 km


Cp = diambil 0,56 L = 11,618 km
A = 21,185 km2 tR = 1 jam tiap 1 inchi
Waktu untuk mencapai puncak :
Waktu antara titik berat hujan hingga puncak hidrograf satuan
tp = Ct*(L*Lc)0,3 = 1,1*(11,618*5,809)0,3 = 3,892 jam
𝑡𝑝 3,892
Durasi hujan efektif 𝑡𝑒 = 5,5 = = 0,780 jam < 1 jam
5,5

Maka waktu antara permulaan hujan hingga mencapai puncak :


Tp = tp + 0,5*tr = 3,892+ 0,5*1 = 4,392 jam  tiap 1 inchi
Puncak hidrograf satuan :
𝐶𝑝 0,56
qpck = 275 × 𝑇 = 275 × 4,392 = 39,569 m3/dtk.mm.km2
𝑝

Debit puncak hidrograf :


25,4𝑥21,185
Qp = qpck * A = 39,569 × = 21,29 m3/dtk.mm
1000

= 1 m3/dtk.inchi
Ordinat-ordinat hidrograf satuan dihitung dengan persamaan :
𝑄 𝑡 (1−𝑋)2
𝑌= 𝑋=
𝑇𝑝 𝑌 = 10−𝑎 𝑋
𝑄𝑝
𝑄𝑝∗𝑇𝑝
Dengan : α = 1,32*𝜆2 + 0,15*𝜆 + 0,045  𝜆 = ℎ∗𝐴

21 , 29 x 4 , 392  3600
λ =
1  25 , 4  1000  21 ,185

λ = 0,626
α = 1,32.(0,626)2 + 0,15.(0,626) + 0,045
α = 0,656
  0,7641187 (1  x )
2

 
 x 
 
Y = 10
t = Tp.X
Q = Qp.Y

121
Tabel 6.7 Unit hidrograf satuan snyder
pada daerah Tangkapan Kali Gung Lama
t Q 3.80 0.05 22.70 0.02
X Y 3
(jam) (m /dtk) 3.90 0.05 23.30 0.02
0.10 0.00 0.60 0.00 4.00 0.04 23.90 0.01
0.20 0.01 1.19 0.00 4.10 0.04 24.50 0.01
0.30 0.10 1.79 0.03 4.20 0.03 25.09 0.01
0.40 0.28 2.39 0.10 4.30 0.03 25.69 0.01
0.50 0.49 2.99 0.17 4.40 0.02 26.29 0.01
0.60 0.68 3.58 0.24 4.50 0.02 26.89 0.01
0.70 0.83 4.18 0.30 4.60 0.02 27.48 0.01
0.80 0.93 4.78 0.33 4.70 0.02 28.08 0.01
0.90 0.98 5.38 0.35
1.00 1.00 5.97 0.35
1.10 0.99 6.57 0.35
1.20 0.95 7.17 0.34
1.30 0.91 7.77 0.32
1.40 0.85 8.36 0.30
1.50 0.79 8.96 0.28
1.60 0.73 9.56 0.26
1.70 0.66 10.16 0.24
1.80 0.60 10.75 0.21
1.90 0.54 11.35 0.19
2.00 0.49 11.95 0.17
2.10 0.44 12.55 0.16
2.20 0.39 13.14 0.14
2.30 0.35 13.74 0.12
2.40 0.31 14.34 0.11
2.50 0.28 14.94 0.10
2.60 0.25 15.53 0.09
2.70 0.22 16.13 0.08
2.80 0.19 16.73 0.07
2.90 0.17 17.33 0.06
3.00 0.15 17.92 0.05
3.10 0.13 18.52 0.05
3.20 0.12 19.12 0.04
3.30 0.10 19.72 0.04
3.40 0.09 20.31 0.03
3.50 0.08 20.91 0.03
3.60 0.07 21.51 0.02
3.70 0.06 22.11 0.02

122
Hidrograf Satuan Snyder
1.2

Q (m3/dtk) 0.8

0.6

0.4

0.2

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Waktu

Gambar 6.1. Grafik unit hidrograf satuan snyder


pada daerah tangkapan kali gung Lama

Perhitungan Infiltrasi :
Untuk menghitung besarnya infiltrasi (resapan) digunakan rumus Horton :
fp = fc + (fo – fc).e-kt
dimana :
fo = kapasitas infiltrasi permulaan tergantung dari hujan sebelumnya, dapat
diperkirakan 50 – 80% dari curah hujan total. Diambil 80% dari hujan
sebelumnya.
fc = harga akhir dari infiltrasi
fp = kapasitas infiltrasi pada waktu t
k = konstanta (k=1)
t = waktu sejak hujan dimulai
Penjelasan terhadap nilai fc dan fo dapat disajikan pada Tabel 5.8 dibawah ini :

Tabel 6.8 Typical Values untuk fc dan fo

Soil Type fc (mm/dt) fo (mm/dt)


Peat muck >25 >150
Crave sand 20-25 140-150
Find sand 12-20 120-140

123
Soil Type fc (mm/dt) fo (mm/dt)
Find sandy irams 7-12 75-120
Silt irams 5-10 75-120
Silty irams 1-7 30-75
Heavy irams 1-5 25-40
Heavy clay 0,1-2 10-20
(Sumber : Loebis 1987)
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah kodisi tanah di daerah studi rencana lokasi
pembangunan Retarding Pond adalah jenis tanah lumpur karena daerah tambak (silt).
Dengan demikian pada perhitungan infiltrasi diambil f c = 8 mm/dt dan fo = 100
mm/dt dan untuk fo berikutnya diambil dari 80 % fo sebelumnya. Perhitungan
infiltrasi dapat dilihat pada Tabel 5.9 dibawah ini.
Tabel 6.9 Perhitungan infiltrasi
Jam fc fo fp
Ke- (mm/dtk) (mm/dtk) (mm)
1 8 100,00 41,84
2 8 80,00 17,74
3 8 64,00 10,79
4 8 51,20 8,79
5 8 40,96 8,22
6 8 32,77 8,06
7 8 26,21 8,02
8 8 20,97 8,00
9 8 16,78 8,00
10 8 13,42 8,00
11 8 10,74 8,00
12 8 8,59 8,00
13 8 6,87 8,00
14 8 5,50 8,00
15 8 4,40 8,00
16 8 3,52 8,00
17 8 2,81 8,00
18 8 2,25 8,00
19 8 1,80 8,00
20 8 1,44 8,00
21 8 1,15 8,00
22 8 0,92 8,00

124
23 8 0,74 8,00
24 8 0,59 8,00

Tabel 6.10. Hujan tiap jam


Jam
Hujan (mm)
Ke
170 230 350 470
1 87 90 96 101
2 28 31 36 45
3 18 26 26 31
4 11 14 20 25
5 8 11 16 22
6 6 9 14 20
7 6 8 13 19
8 4 7 12 18
9 2 5 10 15
10 5 10 15
11 4 9 14
12 4 9 14
13 4 9 14
14 4 9 14
15 3 8 13
16 3 8 13
17 3 7 13
18 3 7 12
19 2 7 11
20 7 11
21 7 11
22 6 11
23 4 10

Tabel 6.11. Hujan efektif periode 5 Tahun


pada daerah Tangkapan Kali Gung Lama
Jam Curah fp He
Ke- Hujan (mm) (mm)
1 87 41,84 45,16
2 28 17,74 10,26
3 18 10,79 7,21
4 11 8,79 2,21
5 8 8,22 0,00

125
6 6 8,06 0,00
7 6 8,02 0,00
8 4 8,00 0,00
9 2 8,00 0,00

Perhitungan base flow (aliran dasar) :


QB = 0,4751 x A 0,644 x D 0,9430
Di mana :
QB = base flow (m3/dtk)
A = luas DAS
D = kerapatan jaringan kuras = perbandingan panjang saluran dengan luas
DPS (km/km2)
Perhitungan :
A = 12,600 km2
L = 11,585 km
QB = 0.4751 x 12,6000,644 x (11,585/12,600)0,9430 = 2,244 m3/dtk

Tabel 6.12. Perhitungan debit rencana periode 5 Tahun


pada daerahTangkapan Kali Gung lama
Q Base Q total Q total
T Q UHS Hujan efektif
Flow (inchi) (mm)
Jam 3
(m /dtk) 1.78 0.40 0.284 0.087 (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk)
Ke-
0 0 0.000 0.088 0.088 2.244
1 0.000 0.000 0.00 0.088 0.088 2.244
2 0.049 0.087 0.00 0.000 0.088 0.175 4.457
3 0.274 0.487 0.02 0.000 0.000 0.088 0.595 15.120
4 0.427 0.760 0.11 0.014 0.000 0.088 0.973 24.708
5 0.426 0.758 0.17 0.078 0.004 0.088 1.101 27.964
6 0.352 0.626 0.17 0.121 0.024 0.088 1.031 26.194
7 0.247 0.438 0.14 0.121 0.037 0.088 0.827 21.007
8 0.171 0.305 0.10 0.100 0.037 0.088 0.630 15.990
9 0.115 0.204 0.07 0.070 0.031 0.088 0.462 11.744
10 0.075 0.134 0.05 0.049 0.021 0.088 0.338 8.594
11 0.048 0.086 0.03 0.033 0.015 0.088 0.252 6.397
12 0.030 0.054 0.02 0.021 0.010 0.088 0.193 4.909
0.01 0.014 0.007 0.088 0.121 3.070

126
0.009 0.004 0.088 0.101 2.570
0.003 0.088 0.091 2.311
0.088 0.088 2.244

30.000

25.000

20.000
debit m3/dt

15.000
Series1
10.000

5.000

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
waktu (jam)

Gambar 6.2 Grafik hidrograf banjir periode ulang 5 Tahun pada daerah
tangkapan Kali Gung Lama

2). Pada Daerah Tangkapan Kali Sibelis


Tabel 6.13 Unit hidrograf satuan snyder
pada daerah Tangakapan Kali Sibelis

t Q
X Y
(jam) (m3/dtk)
0.10 0.00 0.60 0.00
0.20 0.01 1.20 0.01
0.30 0.10 1.79 0.07
0.40 0.28 2.39 0.21
0.50 0.49 2.99 0.38
0.60 0.68 3.59 0.52
0.70 0.83 4.19 0.64
0.80 0.93 4.78 0.71
0.90 0.98 5.38 0.75
1.00 1.00 5.98 0.77
1.10 0.99 6.58 0.76
1.20 0.95 7.17 0.73

127
1.30 0.91 7.77 0.69
1.40 0.85 8.37 0.65
1.50 0.79 8.97 0.60
1.60 0.73 9.57 0.56
1.70 0.66 10.16 0.51
1.80 0.60 10.76 0.46
1.90 0.54 11.36 0.42
2.00 0.49 11.96 0.38
2.10 0.44 12.56 0.34
2.20 0.39 13.15 0.30
2.30 0.35 13.75 0.27
2.40 0.31 14.35 0.24
2.50 0.28 14.95 0.21
2.60 0.25 15.55 0.19
2.70 0.22 16.14 0.17
2.80 0.19 16.74 0.15
2.90 0.17 17.34 0.13
3.00 0.15 17.94 0.11
3.10 0.13 18.53 0.10
3.20 0.12 19.13 0.09
3.30 0.10 19.73 0.08
3.40 0.09 20.33 0.07
3.50 0.08 20.93 0.06
3.60 0.07 21.52 0.05
3.70 0.06 22.12 0.05
3.80 0.05 22.72 0.04
3.90 0.05 23.32 0.04
4.00 0.04 23.92 0.03
4.10 0.04 24.51 0.03
4.20 0.03 25.11 0.02
4.30 0.03 25.71 0.02
4.40 0.02 26.31 0.02
4.50 0.02 26.91 0.02
4.60 0.02 27.50 0.01
4.70 0.02 28.10 0.01

128
Hidrograf Satuan Snyder
1.2

Q (m3/dtk) 0.8

0.6

0.4

0.2

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Waktu

Gambar 6.3. Grafik unit hidrograf satuan snyder


pada daerah tangkapan kali

Tabel 6.14 Hujan efektif periode 5 Tahun


pada daerah Tangkapan Kali Sibelis
Jam fp He
R (mm)
Ke- (mm) (mm)
1 87 41,84 45,16
2 28 17,74 10,26
3 18 10,79 7,21
4 11 8,79 2,21
5 8 8,22 0,00
6 6 8,06 0,00
7 6 8,02 0,00
8 4 8,00 0,00
9 2 8,00 0,00

129
Tabel 6.15. Perhitungan debit rencana periode 5 Tahun
pada daerah tangkapan kali Sibelis
Q Base Q total Q total
T Q UHS Hujan efektif
Flow (inchi) (mm)
Jam
(m3/dtk) 1.78 0.40 0.284 0.087 (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk)
Ke-
0 0 0.000 0.077 0.077 1.960
-
1 -0.014 0.00 0.077 0.053 1.335
0.025
-
2 0.122 0.217 0.000 0.077 0.289 7.339
0.01
-
3 0.379 0.673 0.05 0.000 0.077 0.796 20.211
0.004
-
4 0.660 1.174 0.15 0.035 0.077 1.437 36.508
0.001
5 0.863 1.535 0.27 0.108 0.011 0.077 1.996 50.710
6 0.842 1.497 0.35 0.187 0.033 0.077 2.143 54.424
7 0.696 1.238 0.34 0.245 0.057 0.077 1.957 49.720
8 0.493 0.876 0.28 0.239 0.075 0.077 1.549 39.339
9 0.345 0.613 0.20 0.198 0.073 0.077 1.160 29.468
10 0.233 0.414 0.14 0.140 0.061 0.077 0.830 21.093
11 0.153 0.272 0.09 0.098 0.043 0.077 0.584 14.824
12 0.099 0.175 0.06 0.066 0.030 0.077 0.410 10.415
0.04 0.043 0.020 0.077 0.181 4.586
0.028 0.013 0.077 0.118 3.008
0.009 0.077 0.086 2.177

Q total
60.000
50.000
debit m3/dt

40.000
30.000
20.000 Q total
10.000
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1213 14 15 16
waktu (jam)

Gambar 6.4. Grafik hidrograf banjir periode ulang 5 Tahun


pada daerah tangkapan Kali Sibelis

130
Perhitungan sistem selanjutnya menggunakan flood routing, dalam flood routing
dibutuhkan data debit tiap jamnya, sehingga dipilih metode debit banjir rencana yang
menghasilkan output hidrograf banjir (HSS Snyder).

Tabel 6.16 Perbandingan hasil perhitungan debit rencana


pada DaerahTangkapan kali Gung Lama
Debit banjir rencana 5 tahunan m3/dt
Metode
Metode Hasper Metode HSS snyder
Rasional
27,356 40,30 27.964

Tabel 6.17. Perbandingan hasil perhitungan debit rencana


pada DaerahTangkapan kali Sibelis
Debit banjir rencana 5 tahunan m3/dt
Metode
Metode Rasional Metode HSS snyder
Hasper
53,525 63.96 54,424

Dari ketiga metode diatas, debit banjir rencana yang diambil adalah
menggunakan metode synder karena pada metode synder tersaji hidrograf banjir
yang diperlukan yang dapat digunakan untuk perhitungan flood routing. Sehingga
pada DAS Gung Lama menggunakan debit banjir banjir rencana yaitu 27,964
m3/detik. Sedangkan untuk DAS Sibelis menggunakan debit banjir rencana 54,424
m3/detik.

131
6.2 VOLUME TAMPUNGAN
Retarding pond berfungsi untuk menampung atau sebagai retensi pada saat terjadi
banjir lokal akibat air permukaan (air tawar). Di samping itu sebagai tempat
penampungan sementara terutama pada saat air pasang dimana air permukaan (air
tawar) secara gravitasi tidak bisa mengalir ke laut. Apabila daya tampung retarding
pond itu tidak mencukupi menampung air permukaan (air tawar) terutama pada saat
kondisi air laut pasang, maka diperlukan sistem pompa yang dibuat berseri agar tidak
terjadi banjir pada kawasan studi tersebut. Dan apabila air laut saat surut, maka pintu
klep otomatis akan terbuka dengan sendirinya sehingga volume retarding pond akan
berkurang dan juga sekaligus kerja pompa otomatis akan menyesuaikan.
Untuk perencanaan volume storage yang dibutuhkan digunakan metode flood
routing dengan memanfaatkan hidrograf banjir yang telah didapatkan dari metode
synder. Berikut volume tampungan /storage yang dibutuhkan pada retarding pond 1 dan
retarding pond II.

6.2.1 Volume Tampungan Retarding Pond 1 (dekat muara sungai Gung Lama)
Dalam perhitungan flood routing, kita terlebih dahulu harus mengetahui
kapasitas penampang sungai agar bisa diketahui luapan yang terjadi akibat debit banjir
yang direncanakan. Sebagai acuan kita mengambil titik pada ruas 7 (KA 25-KA 29)
dengan profil penampang sebagai berikut ;
- lebar bawah 9 m
- lebar atas 9 m
- Tinggi 2.44 m
- F (Luas Penampang Basah) 21.96 m2
- P (Keliling Penampang Basah) 15.90136218 m
- R = (F/P) 1.381013761 m
- n (Koefisien Manning) 0.025
- I (Kemiringan Sungai) 0.000388433

Q (Debit/Kapasitas Penampang
Sungai) 21.46920201 m3/dtk

Dari debit penampang yang sudah diketahui maka kita bisa melanjutkan ke
perhitungan flood routing. Berikut tabel perhitungan flood routing ;

132
Tabel 6.18 Perhitungan Flood Routing Pond 1
Q inflow = Qinflow Vol.Inf = Q Q Q out Vol. out = Qout Storage Storage
jam Δt Asumsi elevasi Δh Keterangan
Q banjir rata2 rata2 * t outflow rata2 rata2 *t Normal komulatif
Muara
Pasang
1 2 3 6 7 Gung 10 11 12 13 14 15 16
Surut
Lama
0 4,178 -0.143 -0.201 0.04 aliran gravitasi 4,031 0
3600 4,178 15040,899 4,031 14510,87 530,031
1 4,178 -0.125 -0.231 0.04 aliran gravitasi 4,031 530,031
3600 5,284 19023,543 5,202 18727,28 296,261
2 6,391 -0.245 -0.345 0.1 aliran gravitasi 6,373 826,292
3600 11,722 42200,387 11,153 40151,47 2048,917
3 17,054 -0.119 -0.425 0.625 aliran gravitasi 15,933 2875,209
3600 21,848 78652,278 13,467 48479,62 30172,657
pompa
4 26,642 -0.10 +0.425 0,525 11 33047,866
dinyalakan
3600 28,270 101771,171 11 39600 62171,171
pompa
5 29,898 -0.05 +0.703 0,753 11 95219,037
dinyalakan
3600 29,013 104445,948 11 39600 64845,948
pompa
6 28,128 -0.114 +0.503 0,617 11 160064,985
dinyalakan
3600 25,534 91923,518 11 39600 52323,518
pompa
7 22,941 -0.115 +0.455 0,57 11 212388,503
dinyalakan
3600 20,432 73556,213 11 39600 33956,213
pompa
8 17,924 -0.117 +0.355 0,472 11 246344,716
dinyalakan
3600 15,801 56883,648 11 39600 17283,648
pompa
9 13,678 -0.121 +0.255 0,376 11 263628,363
dinyalakan
3600 12,103 43571,000 10 36000 7571,000

133
pompa
10 10,528 -0.125 +0.201 0,326 9 271199,364
dinyalakan
3600 9,429 33944,766 9 32400 1544,766
pompa
11 8,331 -0.127 +0.19 0,317 9 272744,130
dinyalakan
3600 7,587 27311,966 8,938 32178,44 -4866,471
12 6,843 -0.107 -0.301 0.194 aliran gravitasi 8,877 267877,659
3600 5,923 21323,683 8,737 31454,81 -10131,123
13 5,004 -0.141 -0.323 0.182 aliran gravitasi 8,598 257746,536
3600 4,754 17114,047 8,502 30608,78 -13494,731
14 4,504 -0.224 -0.398 0.174 aliran gravitasi 8,407 244251,805
3600 4,375 15748,916 8,443 30394,71 -14645,793
15 4,245 -0.226 -0.403 0.177 aliran gravitasi 8,479 229606,012
3600 4,212 15161,994 8,491 30567,66 -15405,663
16 4,178 -0.325 -0.503 0.178 aliran gravitasi 8,503 214200,350
3600 3,056 11001,650 8,193 29495,25 -18493,598
17 1,934 -0.55 -0.703 0.153 aliran gravitasi 7,883 195706,751

Dari tabel perhitungan flood routing diatas, volume retarding pond yang paling maksimum adalah 195706,751 m3 . Kedalaman retarding pond
direncanakan 4,5 m. Sehingga luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan retarding pond adalah 4,15 Ha

134
6.2.2 Volume Tampungan Retarding Pond 2 (dekat Kali Sibelis)
Untuk sungai sibelis karena daerah muara sungai sampai jembatan di jalan belanak
tidak bisa ditutup karena untuk arus pelayaran para nelayan sekitar, maka direncanakan
dibuat sudetan sungai sibelis ke arah retarding pond 2. Berikut ilustrasi situasi yang
dimaksud dapat dilihat pada gambar 6.5 dibawah ini ;

Gambar 6.5 Situasi Retarding Pond 2

Sedangkan untuk volume tampungan retarding pond 2, dapat dilihat pada


perhitungan flood routing pada tabel 6.19 di bawah ini ;

135
Tabel 6.19 Perhitungan Flood Routing Retarding Pond 2

Q inflow = Vol, out =


Q Q Vol,Inf = Q Δh Q out Storage Storage
jam Δt Q banjir + Q rata2 Asumsi elevasi Δh Keterangan Q outflow Qout rata2
penampang meluap rata2 * t Positif rata2 normal komulatif
Q saluran *t
Sibelis Laut
1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 14 15 16
(8) (9)
aliran
0 14.590 45.874 -0,592 -0,70 -0.108 0.108 18.92 0
gravitasi
3600 14.277 51398.443 18.75 67488.37 -16089.93
aliran
1 13.965 45.874 -0.43 -0,534 -0.104 0.104 18.57 -16089.930
gravitasi
3600 16.967 61081.119 20.44 73568.92 -12487.81
aliran
2 19.969 45.874 -0.31 -0.46 -0.150 0.15 22.30 -28577.735
gravitasi
3600 26.405 95057.898 24.34 87641.07 7416.82
aliran
3 32.841 45.874 -0.2 -0.447 -0.247 0.21 26.39 -21160.911
gravitasi
3600 40.990 147563.005 28.19 101497.97 46065.04
pompa
4 49.138 45.874 3.265 -0.19 0.18 0.370 0.3 30.00 24904.129
dihidupkan
3600 56.239 202461.280 30.00 108000.00 94461.28
pompa
5 63.340 45.874 17.466 -0.19 0.54 0.730 0.73 30.00 119365.409
dihidupkan
3600 65.197 234708.777 30.00 108000.00 126708.78
pompa
6 67.054 45.874 21.180 -0.19 0.7 0.890 0.89 30.00 246074.186
dihidupkan
3600 64.702 232927.332 30.00 108000.00 124927.33
pompa
7 62.350 45.874 16.477 -0.19 0.5 0.690 0.69 30.00 371001.519
dihidupkan
3600 57.160 205775.544 30.00 108000.00 97775.54
pompa
8 51.969 45.874 6.096 -0.19 0.065 0.255 0.255 30.00 468777.063
dihidupkan
3600 47.034 169321.691 28.10 101157.47 68164.22

136
pompa
9 42.098 45.874 -0.2 -0.407 -0.207 0.207 26.20 536941.280
dimatikan
3600 37.911 136478.690 26.48 95329.20 41149.49
pompa
10 33.723 45.874 -0.344 -0.56 -0.216 0.216 26.76 578090.768
dimatikan
3600 30.589 110118.691 26.26 94525.00 15593.69
aliran
11 27.454 45.874 -0.38 -0.58 -0.200 0.2 25.75 593684.462
gravitasi
3600 25.250 90898.247 25.43 91532.84 -634.60
aliran
12 23.045 45.874 -0.39 -0.59 -0.200 0.19 25.10 593049.864
gravitasi
3600 20.131 72470.632 24.77 89154.15 -16683.52
aliran
13 17.216 45.874 -0.46 -0.64 -0.180 0.18 24.43 576366.348
gravitasi
3600 16.427 59137.243 23.37 84117.68 -24980.44
aliran
14 15.638 45.874 -0.51 -0.66 -0.150 0.15 22.30 551385.913
gravitasi
3600 15.222 54800.999 21.92 78925.03 -24124.03
aliran
15 14.807 45.874 -0.54 -0.68 -0.140 0.14 21.55 527261.878
gravitasi
3600 14.698 52914.339 21.15 76153.13 -23238.79
aliran
16 14.590 45.874 -0.56 -0.69 -0.130 0.13 20.76 504023.091
gravitasi
3600 13.610 48995.329 20.35 73276.29 -24280.96
aliran
17 12.630 45.874 -0.58 -0.703 -0.123 0.12 19.95 479742.134
gravitasi

Dari perhitungan flood routing diatas, dapat diketahui bahwa volume tampungan adalah 479742,13 m 3. Volume tampungan direncanakan
mempunyai kedalaman 4,5 m sehingga didapatkan kebutuhan lahan sebesar 10,6 Ha

137
6.3 KAPASITAS POMPA
Air yang ditampung di Retarding Pond tentunya akan dibuang ke hulu atau ke laut
Jawa. Namun air yang akan dibuang seringkali tidak mengalir sesuai dengan debit yang
direncanakan karena kelandaian sungai dari hulu ke hilir yang kecil dan naiknya muka
air laut ketika pasang. Oleh karena itu, perlu digunakan pompa untuk membantu proses
pembuangan air dari retarding pond tersebut dengan kapasitas tertentu.
Dalam perencanaan perhitungan kapasitas pompa yang dibutuhkan, maka dapat
diperoleh dari hasil perhitungan flood routing yang telah dilakukan. Berikut penjelasan
lebih lanjut mengenai perhitungan pompa dari hasil flood routing ;

6.3.1 Pompa Retarding Pond 1


Dari hasil perhitungan flood routing pada tabel 6.18 diatas, pompa digunakan
saat jam ke 3,4,5,6,7,8,9 dan 10 dengan kapasitas yang bervariasi. Berikut tabel 6.20
Perhitungan kapasitas pompa ;
Tabel 6.20 Perhitungan Kapasitas Pompa
Jam Ke- Qoutflow Keterangan Kapasitas Pompa
0 4.031 Aliran Gravitasi -
1 4.031 Aliran Gravitasi -
2 6.373 Aliran Gravitasi -
3 9 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 m3/dtk
4 11 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2@ 2 m3/dtk
5 11 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 @ 2 m3/dtk
6 11 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 @ 2 m3/dtk
7 11 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 @ 2 m3/dtk
8 11 4 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 @ 2 m3/dtk
9 11 3 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 m3/dtk
10 9 3 Pompa Dinyalakan 2 @ 3.5 m3/dtk + 2 m3/dtk
11 9 Aliran Gravitasi
12 8.877 Aliran Gravitasi
13 8.598 Aliran Gravitasi
14 8.407 Aliran Gravitasi -
15 8.479 Aliran Gravitasi -
16 8.503 Aliran Gravitasi -
17 7.883 Aliran Gravitasi -

138
6.3.2 Pompa di dekat muara kali Sibelis
Dari hasil perhitungan flood routing pada tabel 6.19 diatas, pompa digunakan saat
jam ke 4,5,6,dan 7 dengan kapasitas 30 m3/dtk .Agar kapasitas pompa bisa dibagi
maka digunakan 6 pompa dengan masing-masing kapasitas 5 m3/dtk.

6.4 PINTU PASANG SURUT


Pintu air otomatis biasanya digunakan untuk pengendalian banjir di daerah yang
jauh dari pemukiman. Di daerah seperti ini, penggunaan pintu geser atau pintu sejenis
yang pengoperasiannya dilakukan dengan tenaga manusia tidaklah sesuai. Pada saat
banjir, pintu harus segera dibuka. Apabila letak pintu jauh dari pemukiman penduduk,
maka pengoperasiannya menjadi sulit. Oleh karena itu, pembuatan pintu otomatis
adalah lebih tepat. Karena pada studi ini, kondisi yang terjadi adalah air permukaan
tidak bisa mengalir ke laut karena muka air laut saat pasang lebih tinggi dari air
permukaan di muara sungai Gung Lama dan Sibelis, maka fungsi dari pintu klep
otomatis ini adalah menahan agar saat permukaan air laut naik, air laut tidak masuk ke
sungai sehingga air permukaan bisa ditampung di retarding pond dan di buang
menggunakan pompa. Pintu klep otomatis ini dipasang pada muara sungai Gung Lama
dan sungai Sibelis.
6.4.1 Muara Sungai Gung Lama
Untuk sungai Gung lama, direncanakan diambil di titik KA 38+38 dengan
lebar sungai 10 m. Mengacu pada potongan melintang KA 38+38 dengan muka air
normal berada pada ketinggian -0.55, HHWL = + 0.703 dan LLWL = -0.703 maka
direncanakan menggunakan pintu pasang surut dengan spesifikasi sebagai berikut :

139
Gambar 6.6 Penampang Muara Gung Lama (Kali Anyar) Section KA 38 +38

140
 Pintu Pasang Surut
Kemiringan pintu direncanakan menggunakan α = 60
H lubang = Elevasi muka air pasang tertinggi – elevasi dasar muara sungai
(KA 38+38)
= (0.703) - (-2.46 m)
= 3,163 m  + spelling 1 m (diambil 4,2 m)
H pintu efektif = H lubang/ sin α
= 4.8 m
 Perhitungan Lebar Pintu Pasang Surut
Formula yang akan digunakan untuk menghitung dimensi pintu air bergantung
pada kondisi aliran di pintu pasang surut yaitu aliran tenggelam dan aliran
bebas. Sedangkan kondisi aliran tergantung pada beda tinggi antara muka air
di bagian hulu (air permukaan muara sungai Gung Lama KA 38+38) dan hilir
(HHWL air laut). Syarat untuk aliran tenggelam adalah ▲h < 0,333 H.
Sedangkan untuk aliran bebas adalah ▲h > 0,333 H. Berikut kondisi aliran
pada muara Gung Lama ;

PINTU PASANG SURUT

Gambar 6.7 Kondisi aliran Muara Sungai Gung Lama terhadap Pasang
Tertinggi

Dari gambar diatas, maka ;


▲h = (0,703+2,46) - (2,46-0.55) = 1,253
▲h = 1,253 > 1,053  Maka Kondisi Aliran Tenggelam
141
Karena kondisi aliran tenggelam, Qmax = m*b*hkr*(2*g*▲hkr)^0.5. Dari
persamaan Qmax tersebut maka lebar pintu pasang surut adalah sebagai
berikut ;
- hkr = 0,667*3,163 = 2,109
- ▲hkr = 0,333 H = 1,053
- b = Qmax/ (m* hkr*(2*g*▲hkr)^0.5)
= 29,898 / (1*2,109*(2*9,81*1,053)^0.5)
= 3,83 m
= diambil 4 m
Karena lebar muara sungai Gung Lama pada section KA 38+38 dan lebar
pintu pasut dilapangan hanya ada 2 m maka dipakai 4 buah pintu dengan lebar
pintu 2 dan tinggi efektif 4,8 m dari dasar saluran muara sungai.

6.4.2 Muara Sungai Sibelis


Untuk sungai Sibelis, direncanakan pintu otomatis berada pada keluaran
retarding pond kelaut dengan muka air berada pada ketinggian -0.02 m dan tinggi
pasang air laut = + 0.703 maka direncanakan menggunakan pintu klep otomatis
dengan spesifikasi sebagai berikut ;
Kemiringan pintu = 2:1
H lubang = Elevasi muka air pasang tertinggi – elevasi dasar rencana
= (+0.703) - (-2,46 m)
= 3.16 m  diambil 3.6 + Spelling 1 m = 4.6 m
H pintu efektif = H lubang/ sin α
= 3.54m diambil 5.6 m
Karena lebar pintu keluar direncanakan 8 m maka digunakan pintu sebanyak 3
buah dengan lebar pintu 2 m dan tinggi pintu efektif sebesar 5.6 m. Untuk lebih jelas
dapat dilihat kondisi pintu pasang surut terhadap kondisi air laut dan air permukaan ;

142
PINTU PASANG SURUT

Gambar 6.8 Kondisi Pintu Pasang Surut Terhadap Muka Air Pasang dan
Air Permukaan

6.5 TANGGUL LAUT


Tanggul laut disepanjang pantai berfungsi mencegah air pasang menuju ke
daratan. Tanggul laut juga bisa dihubungkan dengan akses jaringan jalan yang sudah
ada dan sebagai pelengkap nilai estetika keindahan tempat wisata yang sudah ada (PAI).
Elevasi puncak tanggul laut tergantung pada ketinggian muka air laut pasang tertinggi
dengan tinggi jagaan sesuai dengan tingkat urgensi dari daerah yang dilayani. Semakin
luas daerah yang dilayani, tinggi jagaan semakin besar, juga tergantung pada tata guna
laahn, derah industri, perdagangan, perkantoran, pendidikan, dan pemukiman padat.
Tinggi jagaan berkisar antara 0,3 m – 1 m. Berikut permodelan tanggul laut secara
umum ;

143
Gambar 6.9 Pemodelan Tanggul Laut

6.5.1 Tanggul Laut Wilayah Panggung-Mintaragen


Dataran pada muara sungai mempunyai elevasi -0.05. Sedangkan HHWL
ketika air laut yang pasang adalah +0,703. Maka elevasi puncak tanggul yang
direncanakan adalah ;
Elevasi Puncak Tanggul = (HHWL – Elevasi dataran) + Tinggi Jagaan
= (+0.703 – (-0.05)) + 1 m
= 1,753 m  diambil 1,8 m

Gambar 6.10 Tanggul Laut wilayah Panggung-Mintaragen

6.5.2 Tanggul Laut Pantai Muarareja


Dataran pada muara sungai mempunyai elevasi -0.05. Sedangkan HHWL
ketika air laut yang pasang adalah +0,703. Maka elevasi puncak tanggul yang
direncanakan adalah ;

144
Elevasi Puncak Tanggul = (HHWL – Elevasi dataran) + Tinggi Jagaan
= (+0.703 – (-0.02)) + 1 m
= 1,723 m  diambil 1,8 m

-0.02

Gambar 6.11 Tanggul Laut Wilayah Sibelis

145

Anda mungkin juga menyukai