Saluran pembuang
à Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan pembuang
atau sungai yang selanjutnya dan berakhir di laut
2. Prinsip penataan sistem Irigasi
Saluran Irigasi harus :
• lebih tinggi dari lahan yang akan dialiri dan diupayakan dapat
menjangkau areal sawah seluas-luasnya
• Diupayakan sependek mungkin, hal ini akan mencegah
berkurangnya tekanan atau energi dan biaya pembangunan
• Mengikuti garis kontur agar tetap memperoleh ketinggian
Saluran tersier harus mampu :
• Mengalirkan air ke petak-petak tersier sehingga dapat
menggenangi persawahan
Saluran Pembuang harus mampu :
• Menampung dan menyalurkan kelebihan air dari petak
persawahan dengan lancar, termasuk air hujan
3. Bangunan dan Fungsi dalam sistem Irigasi :
a. Bangunan Utama
b. Jaringan Irigasi
Lay out jaringan irigasi
Intake In take
Saluran Primer
bendung
Saluran sekunder
10.50
11.50
11.00
13.00
12.50
12.00
14.00
13.50
14.00
13.00
12.00
11.00
10.00
RWLu - RWLd - DH 0
I0 =
L
Keterangan :
• RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hulu
• RWLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hilir
• D H0 = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi pada bangunan dan saluran
• L = Panjang ruas
Debit (Q) yang diperlukan di pintu Pengambilan
B3
B4
B2 B1
B5
Kebutuhan air di tetapkan :
Padi = 1.00 l/det/ha
Tebu = 0.50 l/det/ha
Palawija = 0.25 l/det/ha
Kehilangan air di jaringan primer dan sekunder = 15 %
Kehilangan air di jaringan tersier = 25 %
Debit yang tersedia di bendung = 406 l/det
Hitunglah Kebutuhan air di bendung.