A. Inspeksi Rutin
B. Penelusuran Jaringan Irigasi
C. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
D. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan
Jaringan Irigasi
a) Survai Dan Pengukuran
OP Irigasi Perbaikan Jaringan Irigasi
b) Pembuatan Detail Desain
c)Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Desain perencanaan;
2. Biaya tender;
3. Dst
Cenderung tidak
7 JALAN USAHA TANI Ada ke seluruh areal Hanya sebagian areal
ada
I INVESTIGATION (Investigasi)
O OPERATION (Operasi)
M MAINTENANCE (Pemeliharaan)
Syarat Perencanaan Irigasi
1. Perencanaan irigasi dilakukan pada satu Daerah Irigasi ( sistem
irigasi) dan tidak dilakukan perencanaan secara parsial
2. Data pokok perencanaan sebuah Daerah Irigasi secara umum :
Data Hidrologi
Data Hidrolika
Data Topografi
Data Geologi Teknik
Data Lingkungan
3. Jika data hidrologi/hidrolika tidak ada, untuk irigasi desa bisa
digunakan cara-cara pengamatan lapangan. Tetapi, untuk irigasi
sederhana menggunakan cara pengamatan lapangan. Untuk
perhitungan irigasi Teknis tidak dianjurkan karena memiliki
keakuratan data yang sanagt minim.
SIDLACOM
SURVEY Topografi Pembuatan Tata letak Jaringan Irigasi
(Pengukuran/Durvey) Peta skala 1: 25.000 atau 1: 5000
Foto Udara / Peta Geospasial :
untuk cek tata letak bangunan dan jaringan irigasi
Luas Areal Irigasi (Baku,Potensial dan Fungsional)
Sungai dan Loaksi Bendung Peta Skala 1:2000
Trase Saluran dan Peta Trase saluran skala 1: 2000 dan 1: 200
Lokasi Bangunan air
DESAIN
KONSTRUKSI
O DAN P
Alur Perencanaan Jaringan Irigasi
Start
Layout Kehilangan
Kebutuhan
Jaringan Air di Debit
Air di Debit Banjir
Irigasi Jaringan Andala n
Tanaman
Irigasi
Elevasi Kehilangan
Luas Sawah
Sawah Tinggi Energi
Irigasi
Tertinggi Pada Jaringan
Kebutuhan Air di
Perhitungan Sloope Sawah
Renca na
Kebutuhan Air
Aktual Irigasi
Tidak
Korelasi Antara
Kebutuhan Air Irigasi
dengan Ketersediaan
Debit Andalan
Ya
Perhitungan Dimensi
Perhitungan Tubuh
Saluran dan
Bend ung
Bangunan
Dimensi Saluran da n
Bend ung
Selesai
NERACA AIR
Ketentuan Utama :
1. Kebutuhan Air untuk irigasi (sawah) dan Debit air
yang tersedia dari sumbernya
RUMUS PERHITUNGAN
Q=AxV
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)
PENGUKURAN DEBIT AIR
Debit Andalan (Base flow )
A. Pelaksanaan Pengukuran
1. Pengukuran debit dilakukan pada saat musim
kering ( Pengukuran Base Flow)
2. Pengamatan dan pencatatan sejak pelepasan alat
pelampung dari titik awal sd titik akhir lintasan
dilakukan pencatatan waktu perjalanan nya.
Pelampung
H1
H3
H2
H(tinggi ) Rata-rata
L (lebar ) Rata-rata
a-rata
Contoh hasil Pengukuran
Perhitungan selanjutnya
Perhitungan Luas Penampang basah (A)
Rumus Q rencana
Kolam Olakan
PENENTUAN TITIK BENDUNG
• Pada sungai yang lurus, tidak
meandering.
• Pada lapisan impermeable,
• Pada sungai dengan palung yang
stabil
• Pada outlet catchment area.
• Pada site yang memungkinkan
elevasi muka air dapat mengairi
seluruh areal irigasi.
PENENTUAN ELEVASI MERCU BENDUNG
Dipertimbangkan :
Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
Kebutuhan tinggi air di sawah
Kehilangan tinggi energi di saluran , boks
tersier,bangunan sadap, bangunan utama,sipon
dan bangunan lainya yang dilalui oleh aliran
Variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan
irigasi
Kemiringan saluran
MENETUKAN ELEVASI MERCU BENDUNG
+34.0 A
B
C
D
E
F
G
H
+33.0
KANTONG LUMPUR/PEMBILAS
Bangunan pembilas adalah bangunan yang berfungsi untuk mencegah bahan sedimen
kasar kedalam saluran irigasi. Bangunan pembilas ini terletak tepat disebelah hilir pintu
pengambilan. Jika pada kedua sisi bendung dibuat dua bangunan pengambilan maka
bangunan pembilas juga dibuat pada kedua sisinya.
BANGUNAN PENGUKUR DEBIT (1) (2) (3) (4)
MENGUKUR SAJA
ALAT UKUR 0,1 peng
LEBAR 1,6 2 % + 0,33
+ +h1
AMBANG AMBANG
AMBANG LEBAR Aliran 2 %
Atas sampai
sampai Tidak
+ ++ 11 rendah jika
rendah jikm
MENGUKUR SAJA
LEBAR
LEBAR 0,33hh11
0,33 ha
haru
be
beba
MENGUKUR SAJA
MENGUKUR SAJA
ALAT UKUR h1 + 0,05
1,5 5 % - -
CIPOLETTI
ALAT UKUR m
h1 + 0,05
1,5 5 % - - - -
ALAT
CIPOLETTIUKUR
ALAT UKUR 1,5 5 % hh11 ++0,05
0,05
-- -
m --
CIPOLETTI
CIPOLETTI Aliran 5
1,5 Atas
% m -Tidak-- 11 sedang tidak
sedang tid
CIPOLETTI m
0,5 h1
ALAT UKUR 0,5 h1sampai
ALAT UKUR 1,6
0,5 h
3 % +
PARSHALL
ALAT UKUR 1,60,5 h113 % sampai +sangat+ +
PARSHALL
ALAT UKUR
PARSHALL Aliran Atas
1,6 3 % sampai Tidak
+ + +0,2 1h 1 sangat tid
PARSHALL 1,6 3% sampai + 0,2
++h1 mahal
1 tidak
PARSHALL 0,2 h1 mahal
0,2 h1
ALAT UKUR
ALAT UKUR
1
ALAT UKUR 1,6h31 % 3 +% 0,03 h1+mahal ++dia
≤ h1 w
ALAT UKUR ≤w h ≤ h1 ≤w h1 w
ALAT
ALATUKUR
UKUR =1 w dia
ALAT UKUR
CRUMP DE 0,5 3% - +w = - w =2 sedang
CRUMP DE GRUYTER Aliran Bawah w =
bukaan Ya -dianj
ha
CRUMP
CRUMP DEDE
CRUMP
GRUYTER DE 0,5 3 %0,5 0,5 3 % 3
- +% - bukaan
bukaan 2 - +
sedang -+
GRUYTER
GRUYTER bukaan
pintu haru
GRUYTER pintu pintu
pintu
ORIFIS
ORIFIS
ORIFIS DENGAN
ORIFIS >7 paling
DENGAN TINGGI
DENGAN 0,5 > 0,03 m - -- 3 tid
ORIFIS DENGAN TINGGI
DENGAN %>7 > 7 mahal
paling
TINGGI ENERGI
TINGGI
ENERGI TETAP
Aliran
0,5 Bawah
0,5> 0,03 m - Ya
> 7
> 0,03
-- m3 - -tidak
-
TINGGI
ENERGI TETAP
ENERGI
% 0,5 % > 0,03 mahal
m -
%
ENERGI
TETAP TETAP
TETAP
papan duga b
saluran hilir
p
saluran hulu peralihan
leher pelebaran
peralihan
penyempitan
o Gorong-gorong
o Bangunan Terjun
o Got Miring
o Siphon
o Talang
Penjelasan detailnya sudah ada di KP Irigasi, dan Modul perecanaan ini
Bangunan Pelengkap
o Jalan inspeksi
o Tanggul
o Jembatan Penyebrangan
o Tangga Mandi Orang
o Sarana Mandi Hewan
o Dan lainnya
Penjelasan detailnya sudah ada di KP Irigasi, dan Modul perecanaan ini
TERIMAKASIH
39