Anda di halaman 1dari 28

HELLO,

Pengenalan Bangunan
Konstruksi; Irigasi

S-1 TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Naufal Setiawan

{2023}
Pendahuluan
Ruang lingkup pekerjaan survei rekayasa.

1. Studi kelayakan proyek (teknis, ekonomi, dan lingkungan).


2. Desain proyek (pra-desain dan detail desain).
3. Staking out (memasang hasil desain di lapangan).
4. Konstruksi.
5. Monitoring proyek.

Semua tahapan kegiatan tersebut memerlukan data dan informasi geospasial.

Dessy Apriyanti, 2020


Pendahuluan
Peran survei pemetaan dalam bidang rekayasa:
1. Peta merupakan data dasar yang harus tersedia (contoh IGD, UU no 4 tahun
2011).
2. Merencanakan kegiatan rekayasa jauh lebih mudah dilakukan di atas peta.
3. Hasil perencanaan perlu dipasang di lapangan.
4. Membantu monitoring dalam proses konstruksi.

Contoh konstruksi yang membutuhkan perekayasaan:


1. Irigasi,
2. Jembatan,
3. Jalan raya,
4. Kawasan hunian,
5. Gedung.

Dessy Apriyanti, 2020; Naufal Setiawan (2023)


Irigasi, Jaringan Irigasi, Daerah Irigasi
Irigasi sudah dikenal di:
• Mesir 4000 SM.
• China 2000 SM.
• Indonesia pada zaman Majapahit.

• Irigasi → usaha penyediaan, pengaturan , dan pembuangan air irigasi untuk


menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
• Jaringan irigasi → saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan
satu kesatuan dan diperlukan untuk penyediaan, pembagian,pemberian,
penggunaan dan pembuangan air irigasi.
• Daerah irigasi → kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.

Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.


Pembangunan jaringan irigasi
Tujuan pembangunan jaringan irigasi:
• Pembukaan daerah pesawahan baru.
• Peningkatan produksi pangan.
• Pemanfaatan air sungai untuk keperluan lainnya seperti: air minum, PLTA,
industri.

Untuk pembangunan sarana pengairan terutama sarana irigasi harus dilakukan


penelitian/penyelidikan yang antara lain :
• Ketersediaan air sepanjang tahun.
• Sifat-sifat tanah di daerah aliran sungai yang airnya akan dimanfaatkan untuk
irigasi yang akan diairi.
• Topografi daerah pengaliran.
• Luasan areal yang akan diairi.
• Potensi produksi setiap tanaman pangan.
• Curah hujan di hulu sungai maupun di dataran rendah.
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Istilah dan Definisi
Jaringan Irigasi Primer
Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama saluran induk/primer,
saluran pembuangnya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap dan
bangunan pelengkapnya.

Jaringan Irigasi Sekunder


Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangnya,
bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya

Jaringan Irigasi Tersier


Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak
tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks
tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya

Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.


Petak Irigasi
Petak primer
• Kumpulan petak sekunder yang merupakan satu kesatuan dan mendapat air
irigasi melalui saluran primer yang sama atau dari sumber air

Petak sekunder
• Kumpulan petak tersier yang merupakan satu kesatuan dan mendapat air irigasi
melalui saluran sekunder yang sama
• Biasanya menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau
sekunder.
• Batas-batas petak sekunder berupa saluran pembuang.
• Luas petak sekunder bisa berbeda tergantung pada situasi daerah.

Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.


Petak Irigasi
Petak tersier
• Kumpulan petak irigasi yang merupakan kesatuan dan mendapat air irigasi
melalui saluran tersier yang sama
• Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap
tersier.
• Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau
saluran primer, kecuali apabila petak tersier tidak terletak di sepanjang jaringan
saluran irigasi primer.
• Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas, misalnya: parit, jalan, batas
desa.
• Ukuran optimal petak tersier antara 50-100 ha.

Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.


Klasifikasi jaringan irigasi
Sederhana, ciri-cirinya:
• Pembagian air tidak diukur atau
diatur
• Air lebih akan mengalir ke saluran
pembuang
• Petani memiliki organisasi →
pemerintah biasanya tidak terlibat
• Bendung sederhana dengan
pengambilan bebas

I P G Suryantara Pariartha
Klasifikasi jaringan irigasi
Semi-teknis, ciri-cirinya:
• Bendung memiliki bangunan yang
lengkap baik pengambilan maupun
pengukur
• Daerah yang dilayani lebih luas
dibandingkan irigasi sederhana
• Sistem pembagian air serupa dengan
irigasi sederhana

I P G Suryantara Pariartha
Klasifikasi jaringan irigasi
Teknis, ciri-cirinya:
• Adanya pemisahan antara saluran
irigasi dan drainase
• Pembagian air dan pembuangan
lebih efisien

I P G Suryantara Pariartha
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

Teknis Semi teknis Sederhana


1. Bangunan utama Bangunan Bangunan permanen atau Bangunan sementara
permanen semi permanen
2. Kemampuan Baik Sedang Jelek
bangunan dalam
mengukur &
mengatur debit

3. Jaringan saluran Saluran irigasi dan Saluran irigasi dan Saluran irigasi dan
pembuang terpisah pembuang tidak pembuang jadi satu
sepenuhnya terpisah
4. Petak tersier Dikembangkan Belum dikembangkan atau Belum ada jaringan
sepenuhnya densitas bangunan tersier terpisah yang
jarang dikembangkan

5. Efisiensi secara 50 – 60 % 40 – 50 % < 40 %


keseluruhan
6. Ukuran Tak ada batasan Sampai 2.000 ha Tak lebih dari 500 ha

Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.


Bangunan Irigasi
Bangunan utama (head works)
Kompleks bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan
irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta
mengukur banyaknya air yang masuk.

Jenis-jenis bangunan utama:


• Bendung,
• Bendung karet,
• Pengambilan bebas (free intake),
• Pengambilan dari waduk.

I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Bendung,
• Digunakan untuk meninggikan muka air sampai batas yang diperlukan,
• Ketinggian bendung akan menentukan luas area yang dialiri.

I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Bendung karet,
• Memiliki dua bagian pokok yaitu tubuh bendung dari karet dan pondasi beton
untuk dudukan,
• Tubuh bendung dapat ditinggikan atau diturunkan dengan mengisi angin atau air
melalui pompa.

I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Pengambilan bebas (free intake)
• Tidak diperlukan mengatur tinggi muka air,
• Muka air di sungai harus lebih tinggi dibandingkan daerah yang dialiri.

Pengambilan dari waduk


• Berfungsi menyimpan air untuk digunakan berbagai keperluan salah satunya irigasi,
• Bendungan paling besar di dunia saat ini adalah Three Georges Dam yang ada di
China yang membendung Sungai Kuning.

I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Bangunan pelengkap
Bangunan yang dibuat untuk mendukung saluran irigasi.

Dapat dibagi menjadi:


• Bangunan bagi, bangunan air yang terletak di saluran primer dan sekunder pada
suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran air antara dua saluran atau
lebih.

I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Dapat dibagi menjadi:
• Bangunan bagi sadap, bangunan yang mempunyai pintu sadap ke petak tersier.
Bangunan Irigasi
Dapat dibagi menjadi:
• Bangunan kantong lumpur, bangunan yang berada di pangkal saluran induk, yang
berfungsi untuk menampung dan mengendapkan lumpur, pasir, kerikil, supaya
bahan endapan tersebut tidak terbawa saluran di hilirnya. Bangunan dapat dibilas
sewaktu-waktu.
• Bangunan pelimpah, bangunan yang terletak di hulu bangunan talang, siphon,
dan lain-lain, untuk keamanan jaringan. Bangunan bekerja otomatis dengan
naiknya muka air.
• Bangunan pembilas, bangunan yang berfungsi untuk membilas sedimen pada
kantong lumpur dan atau saluran tersier penerima.
• Bangunan pengatur muka air, bangunan yang berfungsi mengatur/ mengontrol
ketinggian muka air di saluran primer dan sekunder sampai batas-batas yang
diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan pada bangunan sadap
tersier.
I P G Suryantara Pariartha
Bangunan Irigasi
Dapat dibagi menjadi:
• Bangunan sadap, bangunan air yang berfungsi mengalirkan air dari saluran primer
atau sekunder ke saluran tersier penerima.
• Bangunan sekunder, bangunan yang membawa air dari saluran primer ke petak-
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran
adalah pada bangunan sadap terakhir.
• Bangunan suplesi, bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari saluran suplesi
ke saluran pembawa atau ke sungai.
• Bangunan terjun, bangunan air yang berfungsi untuk menurunkan muka air dan
tingkat energi yang dipusatkan di satu tempat.

I P G Suryantara Pariartha
Saluran Irigasi
Dibagi menjadi dua,
1. Saluran irigasi
• Saluran irigasi primer, membawa air dari bending ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang dialiri. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
• Saluran irigasi sekunder, membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir.
• Saluran irigasi tersier, membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier
yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk dalam
wewenang dinas irigasi.

I P G Suryantara Pariartha
Saluran Irigasi

I P G Suryantara Pariartha
Saluran Irigasi

Saluran irigasi sekunder Saluran irigasi tersier


Saluran irigasi primer

I P G Suryantara Pariartha
Saluran Irigasi
Dibagi menjadi dua,
1. Saluran pembuang
• Saluran pembuang
primer,
• Saluran pembuang
sekunder,
• Saluran pembuang
tersier.
Tahapan perencanaan irigasi
• Pembuatan peta lay out jaringan irigasi/tata letak (saluran pembawa dan saluran
pembuang, daerah yang tidak bisa diairi, kampung, jalan raya, batas petak)
• Pembuatan peta petak, luasan : 50 – 100 ha
• Perhitungan neraca air
• Perencanaan saluran irigasi
• Profil/potongan memanjang saluran (menentukan elevasi muka air)
• Profil/potongan melintang saluran (mengetahui galian dan timbunan)
• Desain bangunan utama dan pelengkap
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan irigasi
• Gambar tata letak dicek kembali dengan peta yang baru.
• Lokasi bangunan utama harus memperhatikan tinggi pengambilan dan peta situasi.
• Tipe-tipe saluran irigasi, saluran tanah atau saluran pasangan dengan memperhatikan
kondisi tanah yang ada di lapangan.
• Kecocokan daerah yang bersangkutan untuk irigasi pertanian.
• batas-batas administratif.
• Konsultasi dan sosialisasi dengan pemerintah setempat dan petani (P3A) disepanjang
rencana trase saluran dan batas-batas daerah irigasi.
• Jaringan irigasi yang ada.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan irigasi
• Perkampungan penduduk dan lahan yang tidak bisa diairi.
• Kondisi pembuang yang ada atau yang akan dibuat, apakah perlu saluran pembuang
silang.
• Perhitungan neraca air dengan data-data daerah irigasi dan perhitungan kebutuhan
air yang lebih tepat.
• Pemilihan jenis bangunan dan bahan–bahan bangunan (pasangan, beton dll)
• Penyelidikan geologi teknik untuk bangunan utama dan apabila diperlukan untuk
bangunan dan saluran.
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai