MODUL 1
TEKNIK IRIGASI
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DAN MAKSUD
IRIGASI
Irigasi: Berasal dari istilah Irrigatie
(Bhs. Belanda) atau Irrigation
(Bahasa Inggris) diartikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan untuk
mendatangkan air dari
sumbernya guna keperluan
pertanian mengalirkan dan
membagikan air secara terarur,
setelah digunakan dapat pula
dibuang kembali
Maksud Irigasi: yaitu untuk
mencukupi kebutuhan air bagi
keperluan pertanian, meliputi
membasahi tanah, merabuk,
mengatur suhu tanah,
menghindarkan gangguan hama
dalam tanah, dsb.
PENDAHULUAN
1. Tanaman yang diberi air
irigasi umumnya dibagi
dalam 3 golongan besar
yaitu:
.
Padi
Tebu
PENDAHULUAN
Cara ini memberikan
keuntungan yaitu tidak
terlalu banyak makan
biaya dan dapat
mencegah hama yang
bersarang dalam tanah
dan diakar tanaman.
Tetapi bila tanah terendam
terlalu lama akan menjadi
kurang baik, sehingga
perlu sewaktu-waktu
dikeringkan
SISTEM IRIGASI DI
INDONESIA
Umumnya tergantung pada cara
pengambilan air disungai
Untuk mengairi persawahan dapat
dibedakan menjadi Irigasi
Pedesaan dan Irigasi Pemerintah
Sistem Irigasi desa bersifat komunal
dan tidak menerima bantuan dari
pemerintah pusat. Pembangunan
dan pengelolaanya (seluruh
jaringan irigasi) dilakukan
sepenuhnya oleh masyarakat
Sistem Irigasi bantuan pemerintah
dibagi kedalam 3 kategori:
.
Irigasi Teknis
Irigasi Sederhana
IRIGASI TEKNIS
-.
-.
-.
-.
-.
Contoh:
S.I. Jatiluhur
-.
-.
-.
-.
-.
JARINGAN IRIGASI
SEMITEKNIS
IRIGASI SEDERHANA
-.
-.
JARINGAN IRIGASI
SEDERHANA
JARINGAN
IRIGASI
NO.
URAIAN
Bangunan Utama
Bangunan
Permanen
SEMI TEKNIS
Bangunan
Permanen/ Semi
Permanen
SEDERHANA
Baik
Sedang
Jelek
Jaringan Saluran
Saluran Irigasi
dan Pembuang
Jadi Satu
Petak Tersier
Dikembangkan
Sepenuhnya
Belum
Dikembangkan
Belum Ada
Jaringan yang
Dikembangkan
50-60 %
40-50%
<40%
Ukuran
Sampai 2000 Ha
<500 Ha
TEKNIS
Bangunan
Sementara
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
PETA IKHTISAR
Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan
irigasi saling dihubung-hubungkan.
Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak.
Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
Bangunan Utama
Lokasi bangunan.
PETA IKHTISAR
PETA IKHTISAR
PETAK TERSIER
Di daerah daerah yang ditanami padi, luas petak yang ideal
adalah antara 50-100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha.
Batas-batas petak tersier harus jelas seperti misalnya: Parit,
Jalan, batas desa, sungai, dll.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kwarter, dengan
luas 8-15 ha.
Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m, kadang-kadang
panjang saluran tersier mencapai 2000 m.
Panjang saluran Kwarter maksimum 500 m tetapi
prakteknya kadang mencapai 800 m.
PETAK
Petak sekunder
terdiri dari beberapa petak
SEKUNDER
tersier yang kesemuanya dilayani oleh saluran
sekunder
Menerima air dari bangunan bagi yang terletak
di saluran primer atau sekunder
Batas-batas petak sekunder umumnya berupa
tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran
pembuang
Luas petak berbeda-beda tergantung pada
situasi daerah
Saluran sekunder sering terletak dipunggung
medan, mengairi kedua sisi saluran, hingga
saluran pembuang yang membatasinya
Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai
saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng
medan yang lebih rendah
PETAK PRIMER
BANGUNAN
BANGUNAN UTAMA
Bangunan yang direncanakan di sepanjang
sungai atau aliran air untuk membelokkan air
kedalam jaringan saluran, agar dipakai untuk
keperluan irigasi
Terdiri dari:
Bangunan pengelak dengan peredam energi
Pengambilan utama
Pintu Bilas
Kolam olak
Kantong lumpur (bila perlu)
Tanggul Banjir
Bangunan pelengkap lainnya
BANGUNAN UTAMA
BANGUNAN UTAMA
BENDUNG
Pemilihan lokasi bendung:
Pemilihan lokasi bendung yang dibahas yaitu untuk
bendung tetap bagi kepentingan irigasi
Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan:
- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan
dialiri.
- Semua elevasi rencana DI dapat diairi sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi
mercu bendung dapat ditetapkan
- Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula
direncanakan.
BENDUNG
Untuk kondisi topografi dari lokasi Bendung harus
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu:
- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan
pelaksanaan
- Saluran induk terletak ditempat yang baik, misal :
penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak
terlalu tinggi
- Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi
hidrolik dan angkutan sedimen, sehingga aliran ke intake
tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang
akan masuk ke intake dapat dihindari
BENDUNG
BENDUNG
Kondisi tanah pondasi
Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasi cukup
baik sehingga bangunan stabil
Biaya Pelaksanaan
Beberapa alternatif lokasi harus dipertimbangkan, selanjutnya
biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara pelaksanaannya.
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain:
-Data topografi: Untuk menetapkan lokasi bendung
-Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik pondasi
-Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang melalui
mercu bendung
-Data Morfologi: Untuk menentukan debit maksimum yang melalui
mercu bendung
-Data Mekanika Tanah
DENAH BENDUNG
PENGAMBILAN BEBAS
Pengambilan Bebas
Bangunan yang dibuat di
tepi sungai yang
mengalirkan air sungai
kedalam jaringan irigasi
tanpa mengatur tinggi
muka air di sungai. Dalam
keadaan demikian jelas
bahwa muka air sungai
harus lebih tinggi dari
daerah yang diairi dan
jumlah air yang
dibelokkan dapat dijamin
cukup.
STASIUN POMPA
Stasiun Pompa
Irigasi dengan pompa bisa
dipertimbangkan apabila
pengambilan secara gravitasi
tidak bisa dilakukan.
JARINGAN IRIGASI
Saluran Irigasi:
Jaringan Irigasi Utama
Saluran Primer membawa air
dari jaringan utama kesaluran
sekunder dan ke petak-petak
tersier yang diairi
Batas ujung saluran primer
adalah pada bangunan bagi
yang terakhir.
JARINGAN IRIGASI