Anda di halaman 1dari 16

S.

Amandit

Ds. Ambawang

Ds. Seruni

Ds. Sumpitan

Contoh : Irigasi Sederhana


BA.0

S. Amandit

Ds. Ambawang

Ds. Seruni

Ds. Sumpitan

Contoh : Irigasi Semi Teknis


BA.0

BA.1 BA.2 BA.3


S. Amandit

BAm.1

BS.1 BSu.1
BAm.2

BSu.2
BS.2
Ds. Ambawang

BAm.3
BSu.3
BS.3

Ds. Seruni

Ds. Sumpitan

Contoh : Irigasi Teknis


Klasifikasi jaringan irigasi

Teknis Semi teknis Sederhana

Bangunan Bangunan Bangunan


Bangunan Utama permanen permanen/semi sementara
permanen
Kemampuan bangunan
dalam mengukur & Baik Sedang Jelek
mengatur debit
Saluran pembawa Sal pembawa dan Sal pembawa &
Jaringan & saluran & pembuang pembuang tidak pembuang jadi satu
terpisah sepenuhnya terpisah

Belum ada jaringan


Belum dikembangkan
Petak tersier Dikembangkan atau densitas terpisah yang
sepenuhnya bangunan tersier dikembangkan
jarang
Efisiensi 50 – 60% 40 – 50% < 40%

Tidak ada Sampai 2000 ha < 500 ha


Ukuran batasan
Lay out jaringan irigasi

Intake In take

Saluran Primer bendung


Saluran Sekunder

Saluran tersier
Saluran sekunder

Bangunan bagi dengan pintu


sadap
Bangunan sadap
Saluran embuang
Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh
faktor-faktor berikut:
1. cara penyiapan lahan
2. kebutuhan air untuk tanaman/konsumtif
3. perkolasi dan rembesan
4. pergantian lapisan air
5. curah hujan efektif.
Kebutuhan total air di sawah (GFR) mencakup faktor 1
sampai 4. Kebutuhan bersih air di sawah (NFR) juga
termasuk curah hujan efektif. Besarnya kebutuhan air di
sawah untuk tanaman ladang dihitung seperti pada
perhitungan kebutuhan air untuk padi. Ada berbagai
harga yang dapat diterapkan untuk kelima faktor di
atas.
•Keseimbangan air yang masuk dan keluar dari suatu lahan digambarkan seperti :

•Agar terjadi keseimbangan air di suatu lahan pertanian maka :


Kebutuhan Air Bagi Air Untuk Air Yang
Jumlah Air Kebutuhan Mengolah Merembes
Air Irigasi
Hujan (R) Tanaman Tanah (Pd) (P & I )
(IR)
(ET)

Air Air Bagi


Huja Tanama
n (R) n (ET)

Air
Irigasi
(IR)

Air Bagi Air


Pengolah Merembes
an Tanah (Perkolasi
(Pd) dan Infiltrasi
P & I)
Akibat operasi, evaporasi dan perembesan,
sebagian dari air yang dibagikan akan hilang
sebelum mencapai tanaman padi. Kehilangan air
akibat evaporasi dan perembesan kecil saja
dibanding kehilangan akibat operasi. Hanya tanah-
tanah yang lulus air saja yang akan memerlukan
perhitungan tersendiri. Untuk tujuan-tujuan
perencanaan, kehilangan air di jaringan irigasi
tersier dianggap 15 - 22,5% antara bangunan sadap
tersier dari sawah (atau e= = 0,775 -0,85)
Kehilangan yang sebenarnya di dalam jaringan
bisa jauh Iebih tinggi, khususnya pada waktu-
waktu kebutuhan air rendah. Walaupun
demikian, tidak disarankan untuk merencanakan
jaringan saluran dengan efisiensi yang rendah itu.
Setelah beberapa tahun diharapkan efisiensi akan
dapat dicapai dengan cara memperbaiki cara
operasi.
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan
umumnya menentukan kebutuhanb
maksimum air irigasi pada suatu proyek
irigasi. Faktor–faktor penting yang
menentukan besarnya kebutuhan air untuk
penyiapan lahan adalah :
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan penyiapan
lahan
b. Jumlah air yang diperlukan untuk
penyiapan lahan
Faktor waktu
Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka
waktu penyiapan lahan adalah:
- Tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau
traktor untuk menggarap tanah
- Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar
tersedia cukup waktu untuk menanam padi sawah
atau padi ladang kedua
- Sebagai pedoman diambil jangka waktu 1,5 bulan
untuk menyelesaikan penyiapan lahan di seluruh
petak tersier. Perlu diingat bahwa transplantasi
(pemindahan bibit ke sawah) mungkin sudah dimulai
setelah 3 sampai 4 minggu di beberapa bagian petak
tersier di mana pengolahan lahan sudah selesai.
Jumlah air
Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk
penyiapan lahan dapat ditentukan berdasarkan
kedalaman serta porositas tanah di sawah.

Rumus berikut dipakai untuk


memperkirakan
kebutuhan air untuk penyiapan lahan.
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm
Sa = Derajat kejenuhan tanag setelah, penyiapan lahan dimulai, %
Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, %
N = Porositas tanah dalam % pada harga rata-rata kedalaman tanah
d = kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan mm
Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan, mm
F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari, mm

Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air


untuk penyiapan lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk
penjenuhan dan pengolahan tanah. Pada permulaan transplantasi
tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah
transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm.
Secara keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan
menjadi 250 mm untuk menyiapkan lahan dan untuk lapisan air
awal setelah transpantasi selesai.
Bila lahan telah dibiarkan beda selama jangka waktu
yang lama (2,5 bulan atau lebih), maka laposan air
yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300
mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan
setelah transplantasi. Untuk tanah-tanah ringan
dengan laju perkolasi yang lebih tinggi, harga-harga
kebutuhan air untuk penyelidikan lahan bisa diambil
lebih tinggi lagi. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan
sebaiknya dipelajari dari daerah-daerah di dekatnya
yang kondisi tanahnya serupa dan hendaknya
didasarkan pada hasil-hasil penyiapan di lapangan.
Walau pada mulanya tanah-tanah ringan mempunyai
laju perlokasi tinggi, tetapi laju ini bisa berkurang
setelah lahan diolah selama beberapa tahun

Anda mungkin juga menyukai