Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode irigasi :
a. Topografi lahan
Lahan datar cocok untuk irigasi permukaan, irigasi bawah permukaan, irigasi tetes,
atau irigasi curah.
Lahan miring cocok untuk irigasi permukaan tapi memerlukan biaya yang mahal
untuk pembuatan terasering, cocok irigasi curah dan irigasi tetes tanpa perlu
perataan tanah atau tanpa perlu pembuatan terasering
b. Tekstur tanah
Tanah pasiran cocok untuk irigasi curah dan irigasi tetes, tidak cocok untuk irigasi
permukaan
c. Kuantitas dan Kualitas air
Kuantitas melimpah cocok untuk semua metode irigasi
Kuantitas terbatas cocok untuk irigasi curah dan irigasi tetes
Kualitas air rendah karena salinitas tinggi cocok untuk irigasi tetes
Kualitas air rendah karena ada kandungan air limbah cocok irigasi tetes, irigasi
curah dan irigasi permukaan, kalau yang dipanen daun maka irigasi curah tidak
cocok.
d. Iklim
Terkait kecepatan angin : kecepatan angin melebihi 15 km/jam tidak cocok untuk
irigasi curah, namun cocok untuk metode irigasi lainnya.
Terkait penguapan sangat tinggi sehingga perlu sering melakukan pemberian air
cocok untuk irigasi tetes dan irigasi curah dan kurang cocok irigasi permukaan.
e. Jenis tanaman
Jenis tanaman yang memerlukan frekuensi irigasi yang tinggi cocok menggunakan
irigasi tetes dan irigasi curah namun kurang cocok menggunakan irigasi
permukaan.
1. Irigasi Permukaan (Pengolaman/sawah)
Pemberian air irigasi pada persawahan dapat dilakukan
dengan cara pengaliran dan penggenangan terus menerus,
pengaliran terpurus-putus (intermittent), pemberian air
irigasi secara rotasi, atau pemberian air irigasi secara
golongan, tergantung ketersediaan jumlah air irigasi.
Jumlah air irigasi yang diberikan harus dihitung agar air irigasi
dapat memenuhi dan merata ke seluruh areal irigasi.
Cara perhitungan kebutuhan air irigasi untuk irigasi
permukaan (sawah) akan dikemukakan lebih lanjut.
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Mek
LP = ------------
ek-1
M = Eo + P
k= M T / S
Dimana :
LP = kebutuhan air untuk pengolahan tanah sawah (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
T = periode pengolahan tanah (hari)
S = kebutuhan penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
e = log alam = 2,72
Eo = penguapan dari air bebas = 1,1 ETo
Kebutuhan Air Bersih Di Sawah untuk Tanaman Padi dan Palawija
Kebutuhan air bersih di sawah (NFR) adalah sebagai berikut :
ETc + P + WLR - ER
NFR = ---------------------------- Untuk padi
8,64
ETc – ER
NFR = ------------- Untuk palawija dan hortikultura
8,64
Dimana :
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari) P = perkolasi (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari) = 3,3 mm/hari (dilakukan pada umur 30—
45 dan 60—75 HST)
ER = curah hujan efektif (mm/hari)
8,64 = pengkonfersi satuan mm/hari ke l/dt/ha (1mm/hari = 1/8,64 l/dt/ha)
Kebutuhan Air Irigasi Di Pintu Sadap
• Kebutuhan air irigasi di pintu sadap dihitung
berdasarkan kegiatan-kegiatan :
pengolahan tanah,
pemeliharaan tanaman padi/palawija.
Kebutuhan air irigasi di pintu sadap secara
umum dirumuskan :
• Tabel 5.13. Nilai perkolasi pada berbagai tipe
dan tekstur tanah
Tipe tanah Tekstur Tanah Perkolasi
(mm/hari)
Sangat mudah Kerikil, pasir, dan pasir berlempung 22
Dimana :
IR = kebutuhan air irigasi di pintu sadap (l/dt)
LPIR = kebutuhan air irigasi untuk pengolahan tanah (l/dt/ha)
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
A = luas areal irigasi (ha) ER = curah hujan efektif (mm/hari)
Ec = efisiensi penyaluran (fraksi)
C = faktor kehilangan air
• Faktor kehilangan air (C) terdiri dari :
Faktor kehilangan air saluran tersier disingkat faktor tersier (C1),
Faktor kehilangan air saluran sekunder disingkat faktor sekunder (C2), dan
Faktor kehilangan air saluran primer disingkat faktor primer (C3),
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Selanjutnya faktor kehilangan air secara skematis, misalnya disaluran tersier dapat diilustrasikan
sabagai berikut:
Saluran
WL (%)
Gambar jaringan irigasi Bendung
Sungai
T6 T5 T2 T1
S2
Saluran Tersier (T) S1
T8
T7 T4 T3
T2 85 80 7 Padi 1,1 3 3
T4 80 78 7 Padi 1,1 3 3
T5 75 80 7 Olah - 3 4
Tanah
T6 90 80 7 Olah - 3 3
Tanah
T7 75 80 7 Jagung 0,8 3 3
T8 70 78 7 Tomat 1,0 3 3
Dimana :
IRT = Kebutuhan air irigasi dipintu sadap tersier (l/dt)
IRS = Kebutuhan air irigasi di pintu sadap sekunder (l/dt)
IRP = Kebutuhan air irigasi di pintu sadap primer (lt/dt)
At = Luas areal petak tersier (ha)
• Contoh Petak Tersier T5
• Jika diketahui lama pengolahan tanah 30 hari kebutuhan air untuk penjenuhan lahan+lapisan
air (S) = 250 mm, Eto 7 mm/hari, P= 4 mm/hari, dan curah hujan efektif (ER) = 3 mm/hari
dan Hitung debit yang disadap atau kebutuhan air irigasi dipintu sadap tersier (IRT) jika
efisiensi penyaluran tersier 80%, luas sawah 75 ha.
• Dik : T=30 hari; S=250 mm Epan=6 mm/hari; ER = 3 mm/hari.
P = 4 mm/hari; Ec = 80%; A = 75 ha
Dit. LPIR …..???
Jawab :
Eo = 1,1 Eto = 1,1 x 7 = 7,7 mm/hari
M = Eo + P = 7,7 + 4 = 11,7 mm/hari
k = M T / S = 11,7 x 30 / 250 = 1,4
M ek 11,7 x 2,72 1,4 11,7 x 4,059
LP =[ -------- ] = [ ------------------ ] = [-------------------] = 15,5 mm/hari
ek – 1 2,72 1,1 - 1 4,059 – 1
LPIR = ( LP – ER ) / 8,64 = (15,5 – 3)/ 8,64 = 12,5 / 8,64 = 1,45 l/dt/ha
IRT5 = C1 LPIR A = (100/80) x 1,45 x 75 =1,25 x 1,45 x 75 = 136 l/dt
• Penggantian lapisan air dilakukan 2 kali yaitu saat 1 dan 2
bulan setelah tanam padi, masing-masing 50 mm selama 15
hari atau setara 3,3 mm/hari.
• Curah hujan efektif dapat dihitung dengan persamaan FAO :