Anda di halaman 1dari 22

Metode Irigasi

Ada beberapa Metode Irigasi :


1. Irigasi Permukaan (irigasi pengolaman (sawah), irigasi alur, irigasi border)
2. Irigasi Curah (sprinkler)
3. Irigasi Tetes
4. Irigasi bawah permukaan

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode irigasi :
a. Topografi lahan
Lahan datar cocok untuk irigasi permukaan, irigasi bawah permukaan, irigasi tetes,
atau irigasi curah.
Lahan miring cocok untuk irigasi permukaan tapi memerlukan biaya yang mahal
untuk pembuatan terasering, cocok irigasi curah dan irigasi tetes tanpa perlu
perataan tanah atau tanpa perlu pembuatan terasering
b. Tekstur tanah
Tanah pasiran cocok untuk irigasi curah dan irigasi tetes, tidak cocok untuk irigasi
permukaan
c. Kuantitas dan Kualitas air
Kuantitas melimpah cocok untuk semua metode irigasi
Kuantitas terbatas cocok untuk irigasi curah dan irigasi tetes
Kualitas air rendah karena salinitas tinggi cocok untuk irigasi tetes
Kualitas air rendah karena ada kandungan air limbah cocok irigasi tetes, irigasi
curah dan irigasi permukaan, kalau yang dipanen daun maka irigasi curah tidak
cocok.
d. Iklim
Terkait kecepatan angin : kecepatan angin melebihi 15 km/jam tidak cocok untuk
irigasi curah, namun cocok untuk metode irigasi lainnya.
Terkait penguapan sangat tinggi sehingga perlu sering melakukan pemberian air
cocok untuk irigasi tetes dan irigasi curah dan kurang cocok irigasi permukaan.
e. Jenis tanaman
Jenis tanaman yang memerlukan frekuensi irigasi yang tinggi cocok menggunakan
irigasi tetes dan irigasi curah namun kurang cocok menggunakan irigasi
permukaan.
1. Irigasi Permukaan (Pengolaman/sawah)
Pemberian air irigasi pada persawahan dapat dilakukan
dengan cara pengaliran dan penggenangan terus menerus,
pengaliran terpurus-putus (intermittent), pemberian air
irigasi secara rotasi, atau pemberian air irigasi secara
golongan, tergantung ketersediaan jumlah air irigasi.
Jumlah air irigasi yang diberikan harus dihitung agar air irigasi
dapat memenuhi dan merata ke seluruh areal irigasi.
Cara perhitungan kebutuhan air irigasi untuk irigasi
permukaan (sawah) akan dikemukakan lebih lanjut.
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Kabutuhan air irigasi untuk suatu tanaman adalah sejumlah air


dibutuhkan pada bangunan pembawa air untuk mengairi sebidang
areal, dimulai dari pengolahan tanah sampai dengan panen.
Kebutuhan air irigasi adalah sama dengan kebutuhan air bersih di
sawah di tambah dengan kehilangan air selama penyaluran.
Untuk memudahkan perhitungan, maka perhitungan kebutuhan air
irigasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu kebutuhan air bersih di
sawah/ladang dan kebutuhan air irigasi di pintu-pintu sadap/di
bangunan bagi.
Kebutuhan Air Bersih Di Sawah/Ladang
 Kebutuhan air bersih di sawah untuk tanaman padi ditentukan
dengan faktor-faktor :
 (1) Pengolahan tanah (LPIR mm/hari)
 (2) Penggunaan konsumtif (ETc mm/hari)
 (3) Perkolasi (P mm/hari)
 (4) Penggantian lapisan air (WLR mm/hari)
 (5) Curah hujan efektif (ER mm/hari)
Kebutuhan Air Untuk Pengolahan Tanah
• Air irigasi pada pengolahan tanah dibutuhkan untuk :
– perembesan dan pembasahan tanah,
– penjenuhan tanah,
– menimbulkan lapisan air,
– kehilangan penguapan,
– kehilangan peresapan ke dalam tanah (perkolasi)
• Jumlah kebutuhan air irigasi untuk pengolahan tanah
tergantung pada lama waktu periode pengolahan tanah
dan dalamnya lapisan air pada waktu pengolahan tanah.
Periode pengolahan tanah tergantung pada :
1. ketersediaan dan jenis tenaga kerja
2. perlunya memperpendek periode

Dalamnya lapisan air


• Pada tanah bertekstur tanah berat dan tidak pecah-pecah, kebutuhan air
untuk penyiapan lahan sekitar 200 mm + genangan 50 mm = 250 mm
• Pada tanah yang berteksrur ringan dengan peresapan yang tinggi,
kebutuhan air untuk pengolahan tanah lebih banyak dibandingkan dengan
tanah yang bertekstur berat.
• Untuk tanah yang dibiarkan bera selama kurang lebih 2,5 bulan = berkisar
300 mm, sedangkan bagi sawah yang baru dicetak kebutuhan air untuk
penyiapan lahan lebih besar lagi.
• Dalam hal ini kebutuhan air untuk penyiapan lahan sudah termasuk
kebutuhan air irigasi untuk persemaian.
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah dapat dihitung dengan persamaan :

Mek
LP = ------------
ek-1

M = Eo + P

k= M T / S

Dimana :
LP = kebutuhan air untuk pengolahan tanah sawah (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
T = periode pengolahan tanah (hari)
S = kebutuhan penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm
e = log alam = 2,72
Eo = penguapan dari air bebas = 1,1 ETo
Kebutuhan Air Bersih Di Sawah untuk Tanaman Padi dan Palawija
Kebutuhan air bersih di sawah (NFR) adalah sebagai berikut :

ETc + P + WLR - ER
NFR = ---------------------------- Untuk padi
8,64

ETc – ER
NFR = ------------- Untuk palawija dan hortikultura
8,64
Dimana :
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari) P = perkolasi (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari) = 3,3 mm/hari (dilakukan pada umur 30—
45 dan 60—75 HST)
ER = curah hujan efektif (mm/hari)
8,64 = pengkonfersi satuan mm/hari ke l/dt/ha (1mm/hari = 1/8,64 l/dt/ha)
Kebutuhan Air Irigasi Di Pintu Sadap
• Kebutuhan air irigasi di pintu sadap dihitung
berdasarkan kegiatan-kegiatan :
 pengolahan tanah,
 pemeliharaan tanaman padi/palawija.
Kebutuhan air irigasi di pintu sadap secara
umum dirumuskan :
• Tabel 5.13. Nilai perkolasi pada berbagai tipe
dan tekstur tanah
Tipe tanah Tekstur Tanah Perkolasi
(mm/hari)
Sangat mudah Kerikil, pasir, dan pasir berlempung 22

Mudah Lempung berpasir 3-6

Sedang Lempung berliat 2-3

Sukar Liat 1-2


LPIR
IR = ------- A = C LPIR A Untuk kegiatan pengolahan tanah
Ec
LPIR = (LP – ER) / 8,64
NFR
IR = ------- A = C NFR A Untuk kegiatan pertumbuhan tanaman
Ec

Dimana :
IR = kebutuhan air irigasi di pintu sadap (l/dt)
LPIR = kebutuhan air irigasi untuk pengolahan tanah (l/dt/ha)
NFR = kebutuhan air irigasi bersih di sawah (l/dt/ha)
A = luas areal irigasi (ha) ER = curah hujan efektif (mm/hari)
Ec = efisiensi penyaluran (fraksi)
C = faktor kehilangan air
• Faktor kehilangan air (C) terdiri dari :
 Faktor kehilangan air saluran tersier disingkat faktor tersier (C1),
 Faktor kehilangan air saluran sekunder disingkat faktor sekunder (C2), dan
 Faktor kehilangan air saluran primer disingkat faktor primer (C3),
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Input Input Input


C = --------- = ------------------- = ---------
Output Input – WL Ec

Input nilainya selalu 100% Ec = efisiensi penyaluran air (%)


Dimana :
Input = debit air yang ke pangkal saluran yang besarnya 100%
Output = debit air yang keluar dari ujung saluran (%)
WL = kehilangan air sepanjang saluran (%)
Ec = efisiensi penyaluran (%)

Selanjutnya faktor kehilangan air secara skematis, misalnya disaluran tersier dapat diilustrasikan
sabagai berikut:
Saluran

Input = 100% Out put (%)

WL (%)
Gambar jaringan irigasi Bendung

Sungai

Sawah/ladang Saluran Primer (P)

Saluran sekunder (S2) Saluran sekunder (S1)

T6 T5 T2 T1

S2
Saluran Tersier (T) S1

T8
T7 T4 T3

= Pintusadap : Primer, sekunder, tersier


Data Jaringan Irigasi
Petak A (ha) EC(%) ETo Tanaman kc ER P(mm/har
Tersier (T) (mm/hari) (mm/hari) i)
T1 100 80 7 Padi 1,1 3 3

T2 85 80 7 Padi 1,1 3 3

T3 110 78 7 Padi 1,1 3 3

T4 80 78 7 Padi 1,1 3 3

T5 75 80 7 Olah - 3 4
Tanah
T6 90 80 7 Olah - 3 3
Tanah
T7 75 80 7 Jagung 0,8 3 3

T8 70 78 7 Tomat 1,0 3 3

S = 250 mm dan T = 30 hari


Kebutuhan Air Irigasi di Pintu Sadap Perhatikan Gambar di atas

IRT = C1 LPIR At untuk pengolahan tanah atau


IRT = C1 NFR At untuk pertumbuhan tanaman
IRS1 = C2 (IRT1 + IRT2 + IRT3 + IRT4)
IRS2 = C2 (IRT5 + IRT6 + IRT7 + IRT8)
IRP = C3 (IRS1 + IRS2))

Dimana :
IRT = Kebutuhan air irigasi dipintu sadap tersier (l/dt)
IRS = Kebutuhan air irigasi di pintu sadap sekunder (l/dt)
IRP = Kebutuhan air irigasi di pintu sadap primer (lt/dt)
At = Luas areal petak tersier (ha)
• Contoh Petak Tersier T5
• Jika diketahui lama pengolahan tanah 30 hari kebutuhan air untuk penjenuhan lahan+lapisan
air (S) = 250 mm, Eto 7 mm/hari, P= 4 mm/hari, dan curah hujan efektif (ER) = 3 mm/hari
dan Hitung debit yang disadap atau kebutuhan air irigasi dipintu sadap tersier (IRT) jika
efisiensi penyaluran tersier 80%, luas sawah 75 ha.
• Dik : T=30 hari; S=250 mm Epan=6 mm/hari; ER = 3 mm/hari.
P = 4 mm/hari; Ec = 80%; A = 75 ha
Dit. LPIR …..???
Jawab :
Eo = 1,1 Eto = 1,1 x 7 = 7,7 mm/hari
M = Eo + P = 7,7 + 4 = 11,7 mm/hari
k = M T / S = 11,7 x 30 / 250 = 1,4
M ek 11,7 x 2,72 1,4 11,7 x 4,059
LP =[ -------- ] = [ ------------------ ] = [-------------------] = 15,5 mm/hari
ek – 1 2,72 1,1 - 1 4,059 – 1
LPIR = ( LP – ER ) / 8,64 = (15,5 – 3)/ 8,64 = 12,5 / 8,64 = 1,45 l/dt/ha
IRT5 = C1 LPIR A = (100/80) x 1,45 x 75 =1,25 x 1,45 x 75 = 136 l/dt
• Penggantian lapisan air dilakukan 2 kali yaitu saat 1 dan 2
bulan setelah tanam padi, masing-masing 50 mm selama 15
hari atau setara 3,3 mm/hari.
• Curah hujan efektif dapat dihitung dengan persamaan FAO :

ER = 0,60 Ptotal – 10 untuk Ptotal < 70 mm


ER = 0,80 Ptotal – 25 untuk Ptotal > 70 mm

Dimana : ER = curah hujan efektif (mm)


Ptotal = curah hujan total rata-rata pada bulan itu
• Contoh Petak Tersier T1
• Suatu petak tersier seluas 100 ha ditanami padi koefisin tanaman padi 1,1, perkolasi 3
mm/hari, penggantian lapisan air (WLR) 3,3 mm/hari, curah hujan efektif 3 mm/hari, ETo = 7
mm/hari efisiensi penyaluran tersier 80%, Hitung kebutuhan air irigasi di pintu sadap tersier
tersebut (IRT1).
• Dik.
• A = 100 ha, kc padi = 1,1 Ec = 80% P = 3 mm/hari ER = 3 mm/hari
• WLR = 3,3 mm/hari ETo = 7,7 mm/hari IRT1 = ....?
• Jawab
ETc = kc ETo = 1,1 x 7 = 7,7 mm/hari
NFR = (ETc + P + WLR – ER) / 8,64 =
NFR = ( 7,7 + 3 + 3,3 – 3)/ 8,64 = 1,273 L/dt/ha
IRT1 = C1 NFR A = (100/80) x 1, 273 x 100 = 159 l/dt
• Contoh Petak tersier T8 Tanaman Tomat
• Dik
A = 70 ha, kc tomat = 1,0 Ec = 78% P = 3 mm/hari ER = 3 mm/hari
• ETo = 7,7 mm/hari IRT8 = ....?
• Jawab
• Etc tomat = kc Eto = 1,0 x 7 = 7,0 mm/hari
• NFR tomat = Etc – ER /8,64 = 7,0 -3/8,64
• = 4 / 8,64 = 0,463 l/dt/ha
• IRT8 = C1 NFR A = (100/78) x 0,463 x 70 = 42 l/dt
Laporan Praktik Menghitung Kebutuhan Air
Irigasi (IR)
• Data Jaringan Irigasi Pada Tabel Di atas
• Hitung IRT2, IRT3, IRT4, IRT6, IRT7, IRS1, IRS2 dan IRP
• IRS1 = C2 (IRT1+IRT2+IRT3+IRT4)
• IRS2 = C2 (IRT5+IRT6+IRT7+IRT8)
• Ec saluran sekunder 1 (SS1) = 90% Ec saluran sekunder 2 (SS2) = 90%
• IRP = C3 (IRS1 + IRS2)
• Ec saluran primer (SP) = 95%
• IRT1, IRT5, dan IRT8 tidak usah ditulis ulang krn sudah ada di slide, langsung ambil nilainya
• Paling Lambat laporan dikirim WA Japri jam 11.15
• Kalau bisa laporannya di pres maksimal 2 lembar yg penting mudah dibaca bapak

Anda mungkin juga menyukai