Anda di halaman 1dari 9

 Teknik Tanah dan air

- Ruang lingkup mekanisasi pertanian salah satunya yakni : Teknik tanah dan air
- Ruang tersusun dari partikel – partikel batu dengan bermacam – macam ukuran , pada
rongga –rongga di antara partikelnya terisi udara dan air, ada yang berasal dari
materi hidup dan mikroba yang menimbulkan busuknya materi tersebut menjadi zat-
zat sederhana
- Campuran dari bermacam – macam ukuran partikel baru menentukan jaringan tanah (
tekstur tanah ) atau kasar dan halusnya, dan pengaturan banjur serta usaha dibidang
perbaikan
- Jaringan irigasi adalah merupakan sebagian dari usaha dibidang pengairan .

Sudjarwadi (1997) mendefinisikan irigasi adalah kegiatan – kegiatan yang bertalian


dengan usaha mendapatkan air sawah , ladang, perkebunan dan lain – lain .

Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk


membagi air ke sawah – sawah secara teratur dan membuang kelebihan yang tidak
diperlukan lagi untuk tujuan pertanian .

Tujuan irigasi

1. Mencukupi kekurangan air disebabkan terluangnya beberapa hari tidak hujan (untuk
membasahi tanah )
2. Menggemukkan tanah dengan endapan –endapan yang berguna bagi tanaman
(memperbaiki tanah )
3. Meninggikan tanah yang rendah letaknya dengan bahan endapan
4. Mengatur suhu
5. Membersihkan tanah
6. Memperbesar kandungan air tanah

Dari segi tanaman air irigasi adalah mengalirkan air dengan menggunakan bebrbagai cara
untuk kepentingan becocok tanam, membagi - baginya untuk beberapa bidang sawah/lading
dengan teratur, kemudian membuang pula melalui saluran drainase dengan seksama, sesudah
air dipergunakan.

Untuk kepentingan irigasi tiap – tiap daerah pengairan dibangun jaringan – jaringan irigasi
yang terdiri dari:
- Bangunan penyadap air
- Saluran – saluran irigasi
- Bangunan pembagi air dll.

Jaringan irigasi yang lengkap terdiri dari:

- Jaringan primer
- Jaringan sekunder
- Jaringan tersier dan
- Jaringan kuarter (cacingan) serta
- Jaringan pembuang

Yang saluranya merupakan satu system yang pengaturannya dan pengolahanya harus berada
dalam satu tangan dapat dicapai efektifitas serta daya guna yang setinggi – tingginya. Contoh
: tata letak (lay out) system irigasi pada suatu lahan pertanian sebagai berikut:
Bendung Saluran irigasi primer

Saluran irigasi sekunder

Saluran irigasi tersier

Saluran irigasi kuarter

Saluran drainase
Perencanaan sistem irigasi

Ada lima pertimbangan pokok untuk perencanaan suatu sistem irigasi yaitu

1. Apakah daya airnya cukup tinggi untuk dapat mengairi lahannya


Agar dapat mengairi lahan, daya guna air saluran hauslah lebih tinggi dari pada
lahannya :

tinggi kenalah tinggi


kenalah

2. Mempertimbangkan kehilangan tinggi tekan agar tinggi daya saluran dapat


menjangkau lahan contoh: air yang mengalir melalui ambang bangunan ukur harus
mempunyau kehilangan tinggi tekan antara 5 cm- 60 cm
3. penentuan banyaknya air yang dibutukan untuk mengairi sawah atau ladang. Saluran-
saluan direncanakan berdasarkan debit rencana yang dihitung dari:
 luas tanah yang diairi dari setiap saluran
 kebutuhan air bagi tanaman per ha
 kehilangan air disaluran (perserapan & sebagainya)

Debit rencana = luas lahan yang diairi × kebutuhan air × factor kehilangan air disaluran

4. Penentuan kapasitas saluran berdasarkan banyak air yang dibutuhkan bagi saluran
pembawa.
Daya muaran saluran pembawa direncanankan menurut rumus hidrolika.

Debit rencana = factor kemiringan × luas penampang × factor bentuk × factor kehilangan
air saluran

5. Bagaimana mengontrol dan mengukur debit air untuk keperluan pembagian air dalam
hal dibangun sarana antara lain :
 Bangunan bagi
 Bangunan pengatur tinggi air
 Bangunan ukur
Dalam usaha penghematan penggunaan air irigasi yang seefisien mungkin, maka jaringan
tersier perlu disempurnakan antara lain dengan jalan :

a) Penutupan saluran tersier dengan pasangan batu kali atau pasangan beton plat untuk
memperkecil terjadinya bocoran-bocoran atau kehilangan air di saluran.
b) Pembuatan bangunan bagi pada setiap penyadap air irigasi untuk masing-masing
wilayah yang bersangkutan.
Konsep dasar untuk mengambil keputusan dalam desain saluran perlu pemikiran hal-hal
seperti dibawah ini :

1.) Usaha untuk menggunakan irigasi dengan pengalirannya menggunakan gaya


gravitasi.
2.) Meminimumkan biaya konstruksi saluran, membuat spandek-spandeknya jalan
pengaliran.
3.) Memperkecil kehilangan air yang melalui dinding saluran dan pembuatan
percabangan saluran sekecil-kecilnya.
4.) Meminimumkan kerugian-kerugian karena peletakan saluran, misalnya tidak melalui
kampung, kebun, dan kuburan.
Keperluan air irigasi ( water requirement )

Keperluan air irigasi merupakan sejumlah air yang diperlukan oleh tanaman, sejumah
air yang hilang dan keperluan-keperluan air khususnya : untuk pengolahan tanah, untuk
ternak, cuci, dan mandi.

Berdasarkan terminologinya keperluan air irigasi dibedakan sebagai berikut :

a) Keperluan air untuk tanaman


Merupakan sejumlah air yang diperlukan oleh tanaman untuk menjalankan
proses kehidupannya yaitu air yang dipakai untuk mengangkut zat hara dari
tanah ke seluruh bagian tanaman, untuk menjalankan proses-proses
metabolisme, menyusun jaringan tanaman dan akhirnya diuapkan kembali ke
atmosfer ( transpirasi) plus air yang diuapkan melalui tanah disekitarnya.
Keperluan air untuk tanaman ini sering disebut sebagai Et Crop.

b). keperluan air irigasi untuk tanaman

merupakan sejumlah air yang diperlukan tanaman dan dikurangi curah hujan epektif.dapat
dirumuskan:

CIR = Et – curah hujan epektif


c). keperluan air irigasi untuk tanaman pada sebidang lahan

merupakan sejumlah air yang dipakai oleh tanaman ditambah hehilangan air di petak dikurangi
dengan curah hujan epaktif. Dirumuskan sebagai berikut :

FIR = CIR + air limpasan =perkolasi atau


FIR = Et curah hujan epektif + air limpasan + perkolasi
d).keperluan air irigasi pada saluran daerah pengairan

merupakan sejumlah air yang di perlukan oleh tanaman yang tumbuh pada sebidang tanah ditambah
kehilangan –kehilangan air pada saluran dan kehilangan karna kesalahan operasi. Dirumuskan:

PR = FIR + kehilangan disaluran dan kesalahan operasi


Epesiensi pengairan.

Epesiensi pengairan menunjukan kecepatan dan kecermatan dalam menggunakan air yang tersedia .

Faktor-faktor yang berpengauh dalam epesiensi pengairan adalah :

a. kecepetan perancangan sistem irigasi


b. Kualitas hasil penyerapan lahan, kualitas pengolahan tanah, kepadatan tanggul-tanggul dan
lain-lain
c. Keterampilan dan kesungguhan pada pemakaian air/ petani dalam mengolah air irigasi

Apabila faktor-faktor tersebut diatas dapat dicapai maka kehilangan air karna rembesan pada
dinding seluran, perkolasi secpage di petak sawah serta kurang kurang meratanya air
pengairan dapat dikurangi, sehingga epesiensi dapat dinaikan.

 Esrealsen (1962) mengatakan efesiensi di darah pengairan terdiri atas : efesiensi disaluran
primer, sekunder dan efesiensi pemakaian air di petak

(EWIT BELUM)

Beberapa metode perhitungan pembagian air :


1. Faktor –K
Keuntungannya (Mono kultur dan polikultur)
2. Pasten
Cocok untuk poli kultur
3. FPR (Faktor Palawija Relative)
Poli kultur

Padi faktor – K

Q tersedia – losses = K x Q tersier

𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Faktor K = 𝑄 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛

Q diberikan = K x Q diperlukan

Satuan kebutuhan air :

Padi : a = 1,25 l/dt/ha => 1,45 l/dt/ha


b = 0,850 l/dt/ha => 0,985 l/dt/ha
c = 0,250 l/dt/ha => 0,635 l/dt/ha

palawija => 0,25 l/dt/ha =>0,260 l/dt/ha

a. kebutuhan air di sawah

KS = luas x ska

b. kebutuhan air dipintu tersier


KT = KS x Faktor tersier

Faktor tersier (faktor kehilangan)


 Jika taksiran kehilangan = 20 %
100
Maka faktor tersier = 80 = 1,25
 Jika taksiran kehilangan = 30 %
100
Maka faktor tersier = 70 = 1,43
c. Taksiran kehilangan air di saluran induk
Misalkan => 20 %
Jadi, => 1,25

d. Total kebutuhan air di bendung


TKB (Q kebutuhan) = 1,25 x ( KT1 + KT2 + KT3... KTn+1)
e. Faktor –K
𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
F.K = 𝑄 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 (𝑇𝐾𝐵)

f. Debit yang diberikan


Q diberikan = K x KT1

Pasten
Satuan Kebutuhan Air

 Padi
a = 4,5 L /d /ha
b = 3,8 L/d /ha
c = 2,5 L/d /ha
 Palawija
a = 1 L/d /ha

KS = Luas X ska

KT = Ks X Faktor tersier

TKB = 1,25 X (KT1 + KT2 +KTn………+KTn+1

Pasten =Q tersedia / Q kebutuhan (TKB)

Q diberikan = pasten X KT1

 FPR
Mempertimbangkan jenis tanah untuk faktor tresier
Contoh :
-untuk latosol =1,65
-untuk gromosol=1,50
-untuk alluvial=1,80

Satuan kebutuhan air


- Padi
a = 4,5 L/d/ha
b = 3,8 L/d/ha
c = 2,5 L/d/ha
- Palawija
a = 1 L/d/ha

KT = Ks X factor tresier

TKB = 1,25 (KT1 +KT2+KTn……….. +KTn+1

FPR = Q tersedia / Q kebutuhan

Q diberikan = FPR X KT1

Q diberikan = FPR X KT2

Contoh

1) Losses 20%

T
2
Losses 30%

Losses 20%

Rencana tanaman Tersier (T1) Tersier (T2)


a). Padi 30 ha 20 ha
b). Palawijaya 20 ha 50 ha
Losses 30% 20%
Faktor losses 100 100
= 1,42 = 1,25
70 80
 Hitung pembagian air untuk masa awal tanaman ( bulan pertama ) dengan
menggunakan Faktor-k, jika diketahui Q tersedia = 99 L/dt
Jawab :

 T1 =>Ks (padi) = 30 x 1,125 => Ks (palawija) = 20 x 0,250


= 33,75 L/dt = 5 L/dt

KTa = 33,75 x 1,43 KTb = 5 x 1,43

= 48,26 L/dt = 7,15 L/dt

Jadi => KT1 = KTa + KTb = 48,26 + 7,15

= 55,41 L/dt

 T2 =>Ks (padi) = 20 x 1,125 => Ks (palawija) = 50 x 0,250


= 22,5 L/dt = 7,15 L/dt

KTa = 22,5 x 1,25 KTb = 12,5 x 1,25

= 28,125 L/dt = 15,625 L/dt

Jadi => KT1 = KTa + KTb = 28,125 + 15,625

= 43,75 L/dt

 Taksiran kehilangan air di saluran induk 20 % => 1,25


 Total kebutuhan air di bending
TKB = 1,25 X (KT1 + KT2 )
= 1,25 X (55,41 + 43,75)
= 123,95 L/dt
Q tersedia 99
 Faktor-k FK = Q kebutuhan = 123,95 = 0,799
 Debit diberikan
( Q diberikan ) untuk pintu T1 = 0,799 x 55,41 = 44,27 L/dt
( Q diberikan ) untuk pintu T2 = 0,779 x 43,75 = 34,96 L/dt

(21 DAN 22 BELUM)

Anda mungkin juga menyukai