- Ruang lingkup mekanisasi pertanian salah satunya yakni : Teknik tanah dan air
- Ruang tersusun dari partikel – partikel batu dengan bermacam – macam ukuran , pada
rongga –rongga di antara partikelnya terisi udara dan air, ada yang berasal dari
materi hidup dan mikroba yang menimbulkan busuknya materi tersebut menjadi zat-
zat sederhana
- Campuran dari bermacam – macam ukuran partikel baru menentukan jaringan tanah (
tekstur tanah ) atau kasar dan halusnya, dan pengaturan banjur serta usaha dibidang
perbaikan
- Jaringan irigasi adalah merupakan sebagian dari usaha dibidang pengairan .
Tujuan irigasi
1. Mencukupi kekurangan air disebabkan terluangnya beberapa hari tidak hujan (untuk
membasahi tanah )
2. Menggemukkan tanah dengan endapan –endapan yang berguna bagi tanaman
(memperbaiki tanah )
3. Meninggikan tanah yang rendah letaknya dengan bahan endapan
4. Mengatur suhu
5. Membersihkan tanah
6. Memperbesar kandungan air tanah
Dari segi tanaman air irigasi adalah mengalirkan air dengan menggunakan bebrbagai cara
untuk kepentingan becocok tanam, membagi - baginya untuk beberapa bidang sawah/lading
dengan teratur, kemudian membuang pula melalui saluran drainase dengan seksama, sesudah
air dipergunakan.
Untuk kepentingan irigasi tiap – tiap daerah pengairan dibangun jaringan – jaringan irigasi
yang terdiri dari:
- Bangunan penyadap air
- Saluran – saluran irigasi
- Bangunan pembagi air dll.
- Jaringan primer
- Jaringan sekunder
- Jaringan tersier dan
- Jaringan kuarter (cacingan) serta
- Jaringan pembuang
Yang saluranya merupakan satu system yang pengaturannya dan pengolahanya harus berada
dalam satu tangan dapat dicapai efektifitas serta daya guna yang setinggi – tingginya. Contoh
: tata letak (lay out) system irigasi pada suatu lahan pertanian sebagai berikut:
Bendung Saluran irigasi primer
Saluran drainase
Perencanaan sistem irigasi
Ada lima pertimbangan pokok untuk perencanaan suatu sistem irigasi yaitu
Debit rencana = luas lahan yang diairi × kebutuhan air × factor kehilangan air disaluran
4. Penentuan kapasitas saluran berdasarkan banyak air yang dibutuhkan bagi saluran
pembawa.
Daya muaran saluran pembawa direncanankan menurut rumus hidrolika.
Debit rencana = factor kemiringan × luas penampang × factor bentuk × factor kehilangan
air saluran
5. Bagaimana mengontrol dan mengukur debit air untuk keperluan pembagian air dalam
hal dibangun sarana antara lain :
Bangunan bagi
Bangunan pengatur tinggi air
Bangunan ukur
Dalam usaha penghematan penggunaan air irigasi yang seefisien mungkin, maka jaringan
tersier perlu disempurnakan antara lain dengan jalan :
a) Penutupan saluran tersier dengan pasangan batu kali atau pasangan beton plat untuk
memperkecil terjadinya bocoran-bocoran atau kehilangan air di saluran.
b) Pembuatan bangunan bagi pada setiap penyadap air irigasi untuk masing-masing
wilayah yang bersangkutan.
Konsep dasar untuk mengambil keputusan dalam desain saluran perlu pemikiran hal-hal
seperti dibawah ini :
Keperluan air irigasi merupakan sejumlah air yang diperlukan oleh tanaman, sejumah
air yang hilang dan keperluan-keperluan air khususnya : untuk pengolahan tanah, untuk
ternak, cuci, dan mandi.
merupakan sejumlah air yang diperlukan tanaman dan dikurangi curah hujan epektif.dapat
dirumuskan:
merupakan sejumlah air yang dipakai oleh tanaman ditambah hehilangan air di petak dikurangi
dengan curah hujan epaktif. Dirumuskan sebagai berikut :
merupakan sejumlah air yang di perlukan oleh tanaman yang tumbuh pada sebidang tanah ditambah
kehilangan –kehilangan air pada saluran dan kehilangan karna kesalahan operasi. Dirumuskan:
Epesiensi pengairan menunjukan kecepatan dan kecermatan dalam menggunakan air yang tersedia .
Apabila faktor-faktor tersebut diatas dapat dicapai maka kehilangan air karna rembesan pada
dinding seluran, perkolasi secpage di petak sawah serta kurang kurang meratanya air
pengairan dapat dikurangi, sehingga epesiensi dapat dinaikan.
Esrealsen (1962) mengatakan efesiensi di darah pengairan terdiri atas : efesiensi disaluran
primer, sekunder dan efesiensi pemakaian air di petak
(EWIT BELUM)
Padi faktor – K
𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
Faktor K = 𝑄 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
Q diberikan = K x Q diperlukan
KS = luas x ska
Pasten
Satuan Kebutuhan Air
Padi
a = 4,5 L /d /ha
b = 3,8 L/d /ha
c = 2,5 L/d /ha
Palawija
a = 1 L/d /ha
KS = Luas X ska
KT = Ks X Faktor tersier
FPR
Mempertimbangkan jenis tanah untuk faktor tresier
Contoh :
-untuk latosol =1,65
-untuk gromosol=1,50
-untuk alluvial=1,80
KT = Ks X factor tresier
Contoh
1) Losses 20%
T
2
Losses 30%
Losses 20%
= 55,41 L/dt
= 43,75 L/dt