Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

KEBUTUHAN AIR IRIGASI – IRIGASI

Khamim Jazuli
NIM : 171710201051

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Air merupakan kebutuhan mutlak suatu tanaman. Jumlah
air yang dibutuhkan atau yang digunakan tanaman tergantung dari
beberapa faktor lingkungan (iklim dan tanah) serta tanaman (jenis,
pertumbuhan, dan fase perkembangan). Kehilangan air melalui
permukaan tanaman teras atau penguapan (evaporasi) dan melalui
permukaan teras (transpirasi) disebut evapotranspirasi atau
kadang-kadang disebut penggunaan air tanaman (water use).
Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen neraca air atau
menjadi dua komponen bila dipilih menjadi evaporasi dan
transpirasi.
Pengetahuan tentang kebutuhan air tanaman dan efisiensi
penggunaan air sangat diperlukan dalam dunia pertanian. Hal ini
disebabkan suatu tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan
baik pada kondisi ketersediaan air yang cukup dan tingkat
penguapan yang sesuai dengan ketersediaan airnya. Oleh karena
itu, pengetahuan mengenai kebutuhan air tanaman dan tingkat
penguapan mutlak diperlukan sebelum berbudidaya tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis tekstur tanah pada DI Sumber Petung
Patrang?
2. Bagaimana nilai evapotranspirasi pada wilayah kajian ?
3. Bagaimana interpretasi data tanaman pada wilayah kajian ?
4. Bagaimana kebutuhan air tanaman pada wilayah kajian ?
1.3 Tujuan
Ada pun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :

1. Menghitung kebutuhan air irigasi secara agroklimatologis.


2. Mengetahui nilai evapotranspirasi pada wilayah
3. Mengetahui interpretasi pada wilayah kajian
4. Mengetahui kebutuhan air tanam pada wilayah
BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori

Air merupakan bagian semua sel, jumlahnya bervariasi tergantung dari


jaringannya. Air bagi tanaman berada dalam suatu keadaan aliran yang
sinambung. Kehilangan air dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan, dan
efisiensi air yang terus-menerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam
tanaman yang tidak dapat balik, dan mengakibatkan kematian. Hal ini dapat
terjadi sangat cepat dalam keadaan panas dan kering untuk tanaman-tanaman
yang strukturnya tidak serasi untuk mencegah kehilangan air (Harjadi, 2002).
Kehilangan air secara transpirasi oleh tanaman dapat dipandang sebagai
pertukaran dengan karbon, dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan. Tanaman yang sedang tumbuh cepat membutuhkan banyak air,
jauh lebih banyak daripada jumlah yang terdapat dalam tanaman itu sendiri.
Kecepatan kehilangan air tergantung sebagian besar pada suhu, kelembaban
relatif, dan gerakan udara. Air didapat dari media tanam. Media tanam banyak
macamnya, asalkan memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: cukup baik dalam
memegang air sehingga air tidak tergenang (becek), tidak bersifat toksik bagi
tanaman, dan mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tanaman (Widarto,
1996).

Tanah merupakan sumber mineral dan air bagi tanaman. Kondisi tanah
dan mineral dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Lingkungan atmosfer
harus tersedia pada kedalaman yang cukup dalam tanah sehingga akar tanaman
dapat memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi secara langsung dari
udara (Villareal dan Donald, 1969).

Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mempertahankan


kelembaban, dan sebagai sumber makanan. Media yang baik dapat menyimpan
air untuk kemudian dilepaskan sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh
tanaman. Dengan demikian, tanaman yang melekat pada media tersebut bisa
memperoleh air dalam volume tertentu sesuai kebutuhan (Budiyati et al.,
1994).
Air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman,
bahkan air merupakan faktor pembatas utama dalam usaha peningkatan
produktivitas lahan. Kebutuhan tanaman akan air berbeda-beda, tergantung
stadia pertumbuhan dan jenis tanaman. Ketersediaan air merupakan salah satu
faktor pembatas yang menentukan jenis dan sebaran tanaman serta periode
masa tanam (Pelaihari, 2010).

Air irigasi merupakan faktor produksi yang vital untuk mensukseskan


kehidupan tanaman, sehingga ketersediaannya secara kuantitas maupun kualitas
sangat penting dan menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Garam-
garam yang terlarut di dalamnya merupakan unsur hara yang sangat diperlukan
bagi pertumbuhan tanaman. Namun, air irigasi juga dapat berpengaruh negatif
atau meracuni tanaman, sehingga air untuk keperluan irigasi haruslah
berkualitas baik agar dapat memenuhi segala fungsinya bagi tanaman (Budiasa
et al., 2000).
2.2 Kebutuhan Air Secara Agoklimatologis

Pendekatan kebutuhan Air untuk tanaman secara metode


agroklimatologis merupakan pendekatan kebutuhan air berdasarkan (i) data
klimatologis dan (ii) sifat dan karakteristik tanah. Kebutuhan air untuk
tanaman di lahan pertanian dinyatakan dalam kebutuhan air petak (NFR,
Net Field Requirement) ditentukan persamaan sebagai berikut :
NFR Padi
NFRpadi = LP + ETPadi + WLR + P ‐ Repadi . . . (1a)
NFR Polowijo
NFRplw = ETPlw ‐ Replw . . . (1b)
NFR Polowijo
NFRtebu = ETTebu ‐ Retebu . . . (1c)
dimana : NFRpadi = netto kebutuhan air padi sawah
(mm/hari) NFRplw = netto kebutuhan air polowijo
(mm/hari) NFRtebu = netto kebutuhan air tebu
(mm/hari)
LP = kebutuhan air untuk persiapan lahan
(mm/hari)
ETcrop = kebutuhan air untuk kebutuhan
konsumtip tanaman (mm/hari)
WLR = kebutuhan air untuk pergantian
lapisan air P = perkolasi (mm/hari)
Repadi = curah hujan efektif untuk padi sawah
(mm/hari) Replw = curah hujan efektif untuk
polowijo (mm/hari) Retebu = curah hujan efektif untuk
tebu (mm/hari)

Berdasarkan persamaan komponen‐komponen neraca air sebagai


berikut (Direktorat Jenderal Pengairan ‐ Deparetemen Pekerjaan Umum (KP‐
01), 1986):

2.2.1.1 kebutuhan air untuk pengolahan tanah,


2.2.1.2 kebutuhan air untuk konsumtip,
2.2.1.3 kebutuhan air akibat kehilangan air dalam distribusi air bawah
tanah (perkolasi),
2.2.1.4 kebutuhan air untuk perggantian genangan, dancurah hujan
efektif.
Komponen‐komponen kebutuhan air untuk tanaman dan irigasi ini akan
dibahas pada bab‐bab berikut ini.

A. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah adalah tahap mempersiapkan tanah agar sesuai
dengan pertumbuhan tanam. Pengolahan tanah pada umumnya
dibedakan menjadi dua, yaitu :

(1) Pengolahan tanah untuk tanaman polowijo

Pengolahan tanah untuk tanaman polowijo merupakan aktivitas


pembentukan struktur tanah menjadi remah, dan selanjutnya
dibentuk guludan. Aktivitas ini tidak membutuhkan air yang
berlebihan.

(2) Pengolahan Tanah Tanaman Padi Sawah

Pengolahan tanah tanaman padi sawah juga membentuk struktur


tanah remah. Selain membentuk struktur tanah yang remah juga
diperlukan pembentukan lumpur agar dapat menekan
pertumbuhan gulma. Sehingga aktivitas pengolahan tanah
tanaman padi sawah ini membutuhkan air yang lebih besar
daripada pertumbuhan.

Menurut Sitanala Arsyad (1989), hasil percobaan pada sawah Pemali


dan Cirebon kebutuhan air untuk pengolahan tanah berkisar antara
0.90 liter/detik/hektar sampai 1.20 liter/detik/hektar. Sedangkan Goor,
G.A.W. van de (1973) dalam Anonim (1980) menyatakan jumlah air
yang dipergunakan untuk tahap pengolahan bervariasi dari 100 sampai
350 mm tergantung pada kondisi tanah dan lingkungan.

Kebutuhan air untuk pengolahan tanah tanaman padi sawah ini


didekati dengan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan
Ziljstra (1968) dalam Direktorat Jenderal Pengairan ‐ Depertemen
Pekerjaan Umum (1986), dengan persamaan sebagai berikut :
M x ek
LP 
ek - 1
dimana : LP = kebutuhan air untuk pengolahan tanah
(mm/hari)
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan
air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah
yang sudah dijenuhkan
M = Eo + P (mm/hari)
Eo = evaporasi potensial (mm/hari)
= ETo  1,10
P = perkolasi (mm/hari)
M.T
K = S
T = jangka waktu penyipan lahan (hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan
dan ketinggian lapisan air

Evaporai
Evaporasi merupakan proses perubahan air menjadi uap air dari
permukaan air bebas. Dalam perhitungan kebutuhan air untuk
tanaman, evaporasi diasumsikan sebesar 1,10 x Nilai Evapotranspirasi
Potensial.

Perkolasi
Pada kondisi tanah jenuh, maka terjadi pergerakan air dalam lapisan
tanah ke arah vertikal. Proses ini merupakan proses kehilangan air
yang terjadi pada penanaman padi sawah, yang dikenal sebagai proses
perkolasi.

Nilai perkolasi ini didekati berdasarkan laju infiltrasi konstan yang


tergantung pada tekstur tanah. Tanah berdominan liat (tanah berat),
laju perkolasi semakin tinggi dibandingkan dengan tanah yang
berdominan pasir. Daerah‐daerah dengan kandungan liat yang cukup
tinggi dan diolah dalam jangka waktu yang lama dapat, laju perkolasi
dapat bernilai lebih kecil, karena telah terbentuk lapisan padas
(hardpan).

Fukuda, 1974 dalam Anonim, 1977 menyatakan pendekatan nilai


perkolasi berdasarkan tekstur tanah adalah sebagai berikut :

(1) tanah yang bertekstur berat mempunyai laju perkolasi berkisar


antara 1 mm/hari sampai 2 mm/hari;
(2) tanah yang bertekstur sedang mempunyai laju perkolasi berkisar
antara 2 mm/hari sampai 3 mm/hari; dan
(3) tanah yang bertektur ringan mempunyai laju perkolasi berkisar
antara 3 mm/hari sampai 6 mm/hari.

Jangka Waktu Penyiapan Lahan


Penyiapan lahan merupakan kegiatan pengolahan tanah (bajak dan
singkat, serta perataan/pelumpuran). Selain pengolahan tanah, kegiatan
lain dalam penyiapan lahan adalah transplantasi (pemindahan bibit ke
sawah).

Jangka Waktu Penyiapan Lahan ditentukan oleh ketersediaan tenaga


kerja dan ternak penghela atau traktor untuk menggarap tanah dan
kebiasaan petani setempat. Untuk daerah‐daerah proyek baru, jangka
waktu penyiapan lahan diasumsikan sebesar 1,5 bulan dan jika
dipergunakan peralatan mesin secara luas, maka jangka waktu penyiapan
lahan akan diambil 1 (satu) bulan.

Kebutuhan Air Untuk Penjenuhan Dan Ketinggian Lapisan Air


Kebutuhan air untuk penjenuhan pada tergantung dari kapasitas
menahan air (water holding capacity) dengan persamaan :

S  S  T
dimana : ΔS = beda kadar air antara titik kapasitas lapang
dengan
30% dari titik layu permanen (mm)
ΔT = ketinggian lapisan air (mm)
Pada umumnya kebutuhan air untuk penjenuhan untuk tanah yang
bertektur ringan berkisar 200 ‐ 250 mm, tanah yang bertekstur sedang
sampai berat berkisar antara 200 ‐ 250 mm. Sedangkan ketinggian lapisan
air diasumsikan sebesar 50 mm.

B. Kebutuhan Air untuk Konsumtip


Kebutuhan air untuk pertumbuhan atau penggunaan konsumtif
(consumtive use) didekati dengan kebutuhan air tanaman (crop water
requirement) yang dikemukakan oleh Dorenboss dan Pruitt (1977), Crop
Water Requirement, FAO.

Menurut Dorenboss dan Pruitt (1977), kebutuhan air tanaman (crop water
requirement) merupakan kedalaman air yang diperlukan untuk memenuhi
evapotranspirasi tanaman yang bebas penyakit, tumbuh di areal
pertanian pada kondisi cukup air dari kesuburan tanah dengan potensi
pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan pertumbuhan yang baik.

Kebutuhan air untuk tanaman ini didekati dengan persamaan sebagai


berikut :
ETcrop  ETo.kc
... (3)

dimana : ETcrop = kebutuhan air untuk tanaman


(mm/hari) ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
kc = koefisien tanaman

Persamaan kebutuhan air untuk konsumtip mempunyai komponen, yaitu :

Koefisien Tanaman
Nilai Faktor kc padi, polowijo (kedelai, jagung dan kacang tanah), dan tebu
disajikan pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1 Nilai Kc Tanaman Padi, Polowijo dan Tebu

Periode Padi Polowijo Tebu Keterangan


10 Kedele Jagung Kacang Rata‐ Tanam Tebang
Harian Tanah rata (Plant (Ratoon
Cane) cane)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. 1,00 1,10 0,50 0,30 0,30 0,37 0,45 1,05
2. 1,15 1,10 0,65 0,38 0,30 0,44 0,45 1,05
3. 1,25 1,10 0,75 0,68 0,43 0,62 0,45 1,05
4. 1,35 1,05 1,00 0,98 0,68 0,89 0,46 1,05
5. 1,39 1,05 1,00 1,10 0,91 1,00 0,48 1,05
6. 1,32 1,05 1,00 1,05 0,95 1,00 0,50 1,05
7. 1,21 0,95 0,82 0,78 0,95 0,85 0,52 1,05
8. 1,09 0,95 0,72 0,60 0,85 0,72 0,55 1,05
9. 0,45 0,65 0,55 0,58 0,80
10. 0,63 0,80
11. 0,68 0,80
12. 0,72 0,80

Sumber : *)Anomim 1986


**)Doorenbos, J. dan W. O. Pruitt, 1977

Evapotranspirasi potensial (ETo)


Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah laju evapotranspirasi dari
tanaman rumput dengan tinggi seragam antara 8 cm sampai 15 cm,
tumbuh secara aktif menutupi permukaan tanah secara bersamaan
pada kondisi tidak kekurangan air.
Pendugaan Evapotranspirasi potensial diduga berdasarkan metode
Penman yang telah dimodifikasi dengan persamaan sebagai berikut
(Dorenboss and Pruitt, 1977) :
ETo  cW.Rn  1  W .f(u).ea  ed 

dimana : ETo = Evapotranspirasi potensial


(mm/hari) W = faktor bobot

= 
 = kemiringan kurva tekanan uap air
jenuh terhadap suhu (mbar/oC)
= 5300  ea
273 
T
2

γ = konstanta psikhrometrik
1013  0,115  z
= 0,3852  597,3  0,56  T
Rn = radiasi netto (mm/hari)
= Rs (1 )  Rnl
Rs = radiasi netto gelombang pendek
n

= Ra0,25  0,50 
 N
Ra = radiasi extra teressial (mm/hari)
 24(60) s sinsin  
= 0,408   Gscdr  
 coscossins 
  

Gsc = solar constant
= 0.0820 MJ m‐2 min‐1,
Dr = inverse relative distance Earth‐
Sun
 2 
1  0,033 cos J
=  365 
ωs = sunset hour angle (rad)
arc.cos tantan
=
φ = latitude (rad)
 menit det ik  
  
0 
=  60 3600  180
δ = solar declination (rad).
 2
0,409 sin 
J  1,39
=  365 
J = jumlah hari dalam satu tahun
INT(30,4  M - 15)
=
untuk prakiraan bulanan
Rnl = radiasi gelombang panjang

=   T 4 0,34  0,44

0,1  0,9
n

ea
 
 N
= konstanta Stefan‐Bolzman
(2.01 x 10‐9 mm/hari)
T = suhu mutlak
ea = tekanan udara jenuh
n
= rasio lama penyinaran
N
f(u) = fungsi kecepatan angin
  86,4 
0,271 uz  untuk zu  2
 100 
 0,2 
=  
 86,4  2 
0,27 1 uz    untuk zu  2

  100  z u  
  
uz = kecepatan angin (m/detik)
zu = ketinggian alat pengukur angin (m)
ea = tekanan uap air jenuh
= 6,105  EXP(25,22  T 273  T
- 5,31 ln( )
273  T 273
ed = tekanan uap air nyata
RH
= e
a
100
z = elevasi dari permukaan air laut (m)
T = suhu udara rata‐rata (°C)

c = faktor koreksi

0,6817006 + 0,0027864 * RH + 0,0181768

 Ra n
 (0,25 + 0,5  ) - 0,06825
zD
 uz
z  1 + 0,012651 * z + 0,0097297  z
= uz
z* + 0,43025 * 10-4 * RH
z
1
 Ra * (0,25 + 0,5  n ) * uz
z1
z*
D
n
- 0,92118  10-7  RH  z   (0,25 + 0,5  )
Ra D

C. Pergantian Lapisan
Air
Menurut Sitanala Arsyad (1989), pertumbuhan dan produksi padi
terbaik dicapai pada tanah tergenang dengan tinggi lapisan genangan
kurang lebih 5 cm. Penggenangan lebih dari 10 cm dapat
mempertinggi sterilisasi varietas, sehingga dapat menghambat
pembentukan anakan.

Efek reduksi pada tanah dan pertumbuhan tanaman dapat dikurangi


dengan melakukan pergantian lapisan genangan. Pergantian lapisan
genangan air dilakukan dua kali, masing‐masing 50 mm (2.5 mm/hari
sebulan) selama 20 hari yang dilakukan satu bulan, dan dua bulan
setelah transplantasi (Standard Perencanaan Irigasi ‐ DPU, 1986).
D. Curah hujan Efektif
Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman untuk memenuhi kehilangan air akibat evapotranspirasi
tanaman, perkolasi dan lain‐lain. Curah hujan efektif dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu
(i) curah hujan efektif untuk padi; (ii) curah hujan efektif untuk
polowijo dan (iii) curah hujan efektif untuk tebu.

Curah Hujan Efektif untuk Padi


Curah hujan efektif untuk tanaman padi sawah dihitung berdasarkan
70 persen dari curah hujan andalan 80% dengan persamaan sebagai
berikut (Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan

Umum, 1986) :

Repadi  0,70  R 80%

dimana : Repadi = curah hujan effektif untuk sawah (mm/hari)


R 80% = rata‐rata curah hujan wilayah andalan dengan
peluang kemungkinan terpenuhi 20% (mm)
= R - K.n1
R = rata‐rata curah hujan wilayah (mm)
= 1  1 R ij 
 
n m

n i1 m j1 
Ri = curah hujan stasiun ke‐i pada periode
ke‐i
n = jumlah stasiun
m = jumlah data
K = nilai Z dalam sebaran normal (0.8416)
n = standard deviasi
2
n
 n
  2
nR  i Ri 
i1 i1
=
nn  1
Curah Hujan Efektif untuk Padi

Curah hujan efektif untuk tanaman palawija ditentukan berdasarkan


evapotranspitasi yang terjadi, hujan dan ketersediaan air tanah yang siap
dipakai (didekati dengan kedalaman perakaran) dengan persamaan sebagai
berikut :

Replw  FD 1.25.R



0.824

 2.93  100.0095.ETo


FD  0.53  0.116.D  8.94.105.D2  2.32.107.D3
dimana : Replw = Hujan efektif palawija (mm/hari)
R = rata‐rata curah hujan wilayah (mm)
= 1 n  1 m R ij 
 
n i1 m j1 
Rij = curah hujan stasiun ke‐i pada periode ke‐j
D = Ketersediaan air tanah yang siap dipakai
(mm)
‐ Kedelai : D = 75 cm
‐ Jagung : D = 80 cm
‐ Kacang Tanah : D = 55 cm
‐ Bawang : D = 35 cm

Pada umumnya curah hujan efektif untuk tanaman padi rata‐rata


menunjukkan bahwa curah hujan efektif terjadi mulai bulan Oktober
sampai Juni. Pengolahan tanah padi sawah diperlukan curah hujan
efektif kira‐kira sebesar 2 mm/hari. Oleh karena itu, perencanaan
awal musim tanam pertama ditentukan pada curah hujan lehih besar
atau sama dengan 2 mm/hari.

2.1.1 Tata Tanam

Tata Tanam merupakan upaya pengaturan waktu, tempat, jenis, dan


luas penanaman rendengan dan kemarau disertai penggunaan air yang
efisien untuk mendapatkan produksi yang maksimal, sehingga perencanaan
pola tanam merupakan perpaduan antara kebutuhan air tanam dengan
ketersediaan air ada.

Tata tanam ini juga disesuaikan dengan hal‐hal sebagai berikut (Baker
dan Norman (tth) dalam Anonim (1977) :

1. kebiasaan penduduk setempat;

2. tingkat kemampuan teknologi (teknologi pertanian, budi daya


tanaman dan sebagainya);

3. kepadatan penduduk; dan

4. tingkat pengelolaan usahatani.


A. Sistem Golongan
Jika awal pengolahan tanah dari seluruh area yang ada dalam jaringan
irigasi/daerah irigasi, dilakukan pada waktu yang sama, maka
kebutuhan air irigasi akan meningkat tinggi, dan kapasitas saluran
tidak akan mampu menampung kebutuhan ini. Oleh karena itu,
daerah irigasi ini dibagi dalam beberapa golongan yang hampir sama.

Setiap tahun, awal tanam masing‐masing golongan dilakukan rotasi


(giliran awal musim tanam pertama).

Contoh : Pola tanam dibagi tiga golongan dan masa tanam awal pada
bulan Nopember dengan selisih waktu tanam 10 hari,
seperti terlihat dibawah ini :
Tahun GolonganAwal Tanam
Keterangan I II III
Pertama Nop I Nop II Nop
III
Kedua Nop II Nop III Nop I
Ketiga Nop III Nop I Nop II

Jika pada tahun pertama, awal tanam golongan I pada


Nopember dekade I dan golongan lain pada dekade
berikutnya, maka pada tahun berikutnya awal tanam
golongan I bergeser ke Nopember dekade II, dan awal
tanam golongan yang lainpun bergeser (untuk awal tanam
golongan III ke Nopember dekade I). Demikian
seterusnya, sehingga penerapan sistem rotasi ini, setiap
tiga tahun sekali masing‐masing golongan mempunyai
kesempatan sekali awal tanam pada bulan Nopember
Dekade I.

Pembagian golongan ini diusahakan merata untuk setiap blok tersier,


sehingga kapasitas saluran pada saat terjadi rotasi/giliran masih
mampu untuk mengairi petak sawah
B. Pola Tanam
Pada umumnya setiap tahun dapat dilakukan tiga kali periode tanam
(musim rendeng, musim kemarau I dan musim kemarau II). Bentuk pola
tanam dengan tanaman pokok padi dapat dibedakan tiga bentuk, yaitu
:

Pola tanam yang dianjurkan umumnya sebagai berikut :

(1) Air Cukup : Padi ‐ Padi ‐ Padi

atau
Padi – Padi – Palawija
(2) Air Terbatas : Padi – Padi – Palawija (sebagian areal )

Atau
Padi – Palawija – Palawija
(3) Air Sangat Terbatas : Padi – Palawija – Palawija

Intensitas pola tanam yang diharapkan dalam perencanaan


pengembangan sumber air sebesar 270% dengan tanaman padi sebesar
140%.
BAB 3.Metodologi Praktikum

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 4 November 2019


dan pengolahan data bertempat di Laboratorium Teknik
Pengendalian dan Konservasi Lingkungan, Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jember.
3.2 Bahan, Alat dan Software

Bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :

Peta dasar yang dipergunakan dalam praktikum ini


a. Peta jenis tanah wiliyah jember 2SO
b. Peta jenis tanah wilyah jember LPT
c. Image Google Maps
Image google Maps yang dipergunakan dalam
praktikum ini adalah Image Google Maps berkoordinat
antara 8,232883312 sampai dengan -8.09896279 LS
dan 113,5090809 sampai dengan 113,5957542 BT
3.2.1 Data Hujan

Data hujan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah


data hujan yang diperoleh pada stasiun ‐ stasiun hujan sebagai
berikut :
1. Sbr Kalong
2. Kottok
3. Wirolegi
4. Jember
5. Kopang
6. Bintoro
7. Dam Tegal Batu
8. Dam Arjasa
9. Dam Sembah
10. Dam Manggis
3.2.2 Sofware yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah:
a. Ms Excel
b. EGMD
c. Map Info
3.2.3.Data Klimatologi
Data klimatologi yang dipergunakan adalah data klimatologi yang
diamati oleh Stasiun Klimatologi Curah Malang dengan pengamatan mulai
tahun 2004 s/d 2018.

3.3 Metode Praktikum

Metodologi Praktikum direncanakan tersaji pada Gambar 3.1.

Keterangan :
(1) Tanah
(2) Tanaman
(3) Klimatologi
(4) Kc
(6) Curah Hujan
(7) LP
(8) NFR

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum


BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2019


Dengan lokasi praktikum berada di UPT. Curah Malang Dinas
Pengairan dan Binamarga yang terletak pada koordinat -8
berkoordinat antara 8,232883312 sampai dengan -8.09896279
LS dan 113,5090809 sampai dengan 113,5957542 BT, seperti
yang disajikan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Lokasi Kajian

Keterangan

Lokasi kegiatan
Gambar 4.2 Stasiun Klimatologi Jubung
Keterangan

Lokasi kegitan

4.2 Tekstur Tanah


Tanah diinterpretasikan kelas tekstur tanah dengan Metode Hand
Feeling, seperti tersaji pada Gambar 7.2.

Keterangan :
(1) Pengambilan
Peta Tanah
(2) Menghancur‐
kan struktur
tanah
(3) Pembentukan
Bola Tanah
(4) Pembentukan
pita tanah
(6) Kekasaran
tekstur (grity
atau smooth)

Gambar 4.2 Penentuan Tekstur Tanah dengan Metode Hand Feeling

Berdasarkan kelas tektur, maka ditentukan nilai perkolasi dan kebutuhan air
untuk penjenuhan dan ketinggian lapisan air.Kelas Tekstur Tanah

Asumsi : Lempung berdebu (Silt Loam)


Pada uji tekstur tanah yang dilakukan dengan mengambil dua
sampel tanah di wilayah sawah yang sudah ditentukan berdasarkan
map Info pada daerah sawah dengan bantuan peta LPT. Pada daerah
irigasi Dam Sumber Petung memiliki jenis tanah latosol dan andosol.
Jenis tanah latosol memiliki tekstur tanah liat dan jenis tanah
andosol memiliki tekstur debu, lempung berdebu sampai lempung.
Hasil uji tekstur tanah pada kedua sampel tanah dengan
menggunakan hand feeling menunjukan:

(1) Kelas tektur tanah Lempung liat berpasir

(2) Asumsi :

a. Nilai perkolasi 3,00 mm/hari

b. Kebutuhan air untuk penjenuhan dan lapisan air sebesar 250


mm.

4.2.1 Nilai perkolasi


Perkolasi adalah pergerakan air secara gravitasi di dalam tanah.
Nilai perkolasi ini dapat didekati berdasarkan laju infiltrasi konstan atau
tekstur tanah. Tanah berdominan liat (tanah berat), laju perkolasi
semakin tinggi dibandingkan dengan tanah yang berdominan pasir.
Daerah‐daerah dengan kandungan liat yang cukup tinggi dan diolah
dalam jangka waktu yang lama dapat, laju perkolasi dapat bernilai lebih
kecil, karena telah terbentuk lapisan padas (hardpan).

evapotranspirasi ini diperlukan untuk menduga kebutuhan air


konsumtip bagi tanaman dan sebagai referensi untuk perhitungan
kebutuhan berbagai tanaman dipergunakan evapotranspirasi potensial
dengan dikalibrasi dengan faktor koefisien tanaman.
Tabel 1.
Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah Padi Sawah

No. Parameter Satuan Bulan Keterangan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1. Eo mm/hari 3.82 4.12 4.70 4.91 4.89 4.80 4.71 4.93 5.05 4.67 4.09 3.60
3. P mm/hari 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
4. M = Eo + P mm/hari 5.32 5.62 6.20 6.41 6.39 6.30 6.21 6.43 6.55 6.17 5.59 5.10
5. T hari 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
6. S mm 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
M. T
7. k = 0.43 0.45 0.50 0.51 0.51 0.50 0.50 0.51 0.52 0.49 0.45 0.41
S
k
Me mm/hari 15.35 15.52 15.85 15.98 15.97 15.91 15.86 15.99 16.06 15.84 15.50 15.22
8. LP = k
(e - 1) l/dt/ha 1.78 1.80 1.83 1.85 1.85 1.84 1.84 1.85 1.86 1.83 1.79 1.76
Keterangan : ETo = Evapotranspirasi Potensial (mm/hari)
Eo = Evaporasi Potensial (mm/hari)
P = Perkolasi 3.00 mm/hari (Hasil interpretasi tekstur tanah di lapang)
M = Kebutuhan evaporasi dan perkolasi
T = Waktu pengolahan 20.00 hari (berdasarkan data tanaman dari UPT)
S = Kebutuhan untuk penjenuhan lapisan atas
250 mm (berdasarkan jenis tanah)
LP = Kebutuhan untuk pengolahan tanah

Berdasarkan pengukuran tanah yang sudah di laksanakan


menggunakan Hand Feeling maka diperoleh data yaitu tanah yang berada di
Dam Jonggrang memliki tekstur tanah yaitu lempung berdebu (Silt Loam),
sehingga diperoleh niai perkolasi 3,00 mm/hari. Degan Kebutuhan air untuk
penjenuhan dan lapisan air sebesar 250 mm/hari
4.3 Evaporasi
Data Klimatologi yang diperlukan dalam pendugaan kebutuhan air secara
agroklimatologis adalah :

(1) Suhu Udara Rata‐rata

Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer yang diamati setiap hari.
Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan suhu rata‐rata musim
hujan lebih tinggi daripada suhu rata‐rata musim kemarau. Hal ini
disebabkan pengaruh awan yang menahan panas gelombang panjang yang
dipancarkan oleh bumi.

(2) Suhu Udara Rata‐rata

Kelembaban udara diukur dengan termeter bola basah dan bola kering atau
hygrosmeter. Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan
kelembaban relatip rata‐rata pada musim hujan lebih tinggi daripada
kelembaban relatip rata‐rata musim kemarau. Hal ini disebabkan angin
musom barat yang bertiup mengandung kandungan air yang cukup besar.

(3) Kecepatan Angin

Keceparan angin diukur dengan anemometer. Hasil pengolahan data pada


umumnya menunjukkan kecepatan angin rata‐rata musim kemarau lebih
tinggi daripada kecepatan angin rata‐rata musim hujan.

(4) Lama Penyinaran

Lama penyinaran pada umumnya diamati dengan Campbell Stokes atau sun shime
recorder. Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan lama
penyinaran rata‐rata musim hujan lebih rendah daripada lama lama
penyinaran musim kemarau.

(5) Kecepatan Angin

Keceparan angin diukur dengan anemometer. Hasil pengolahan data pada


umumnya menunjukkan kecepatan angin rata‐rata musim kemarau lebih
tinggi daripada kecepatan angin rata‐rata musim hujan.

(6) Lama Penyinaran

Lama penyinaran pada umumnya diamati dengan Campbell Stokes atau sun shime
recorder. Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan lama
penyinaran rata‐rata musim hujan lebih rendah daripada lama lama
penyinaran musim kemarau.

(7) Kecepatan Angin

Keceparan angin diukur dengan anemometer. Hasil pengolahan data pada


umumnya menunjukkan kecepatan angin rata‐rata musim kemarau lebih
tinggi daripada kecepatan angin rata‐rata musim hujan.

(8) Lama Penyinaran

Lama penyinaran pada umumnya diamati dengan Campbell Stokes atau sun shime
recorder. Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan lama
penyinaran rata‐rata musim hujan lebih rendah daripada lama lama
penyinaran musim kemarau.

(9) Kecepatan Angin

Keceparan angin diukur dengan anemometer. Hasil pengolahan data pada


umumnya menunjukkan kecepatan angin rata‐rata musim kemarau lebih
tinggi daripada kecepatan angin rata‐rata musim hujan.

(10) Lama Penyinaran

Lama penyinaran pada umumnya diamati dengan Campbell Stokes atau sun shime
recorder. Hasil pengolahan data pada umumnya menunjukkan lama
penyinaran rata‐rata musim hujan lebih rendah daripada lama lama
penyinaran musim kemarau.

Berdasarkan ketersediaan data klimatologi ini dilakukan pengolahan data untuk


menentukan evaporasi dan evapotranspirasi.

Pada umumnya evapotranspirasi potensial musim hujan lebih tinggi daripada


evapotranspirasi potensial musim kemarau. Hal ini disebabkan pada kondisi musim
hujan, ketersediaan air cukup tinggi (kelembaban relatip tinggi), sehingga laju
evapotranspirasi dapat terjadi secara cepat.
Data Klimatologi yang diamati adalah suhu udara rata‐rata, kelembaban udara
rata, kecepatan udara dan lama penyinaran dihitung evapotranspirasi, seperti

Keterangan : Rata‐
rata
(1) Suhu
(2) Kelembaban
Udara
(3) Kecepatan
Angin
(4) Lama
Penyinaran
a.Rekapitulasi Data Iklim

Keterangan :
Perhitungan
(1) ETo penman
(2) ETo penman
Fungsi
(3) E
b.Perhitungan Eo dan ETo
Gambar 4.3 Perhitungan Eo dan ETo
4.3.1 Evaporasi wilayah

Evapotranspirasi pada perhitungan ini menggunakan metode penman. Dimana


metode penman data yang harus ada adalah Hasil perhitungan nilai evapotranspirasi
wilyah kajian disajikan pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.1.
Lampiran C. Stasiun Jubung
Perhitungan Eo Lintang 8° 11' 16.10 Selatan
Ketinggian 35.85 m dpl. 35,85
Ketinggian alat pengukur angin 2m
No. Paramater Satuan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
I. Data Klimatologi
1. Suhu Udara Rata-Rata ºC 26.16 26.10 26.14 26.34 26.08 25.52 25.08 24.84 25.82 26.18 26.46 26.14
2. Kelembaban Udara Relatip % 86.80 87.00 86.60 86.40 86.00 85.40 84.40 84.80 84.00 84.20 85.40 86.60
3. Lama Penyinaran Matahari % 44.85 43.62 47.76 47.83 48.46 48.70 46.80 50.83 52.76 51.93 48.21 41.95
4. Kecepatan Angin km/jam 0.71 0.63 0.56 0.56 0.60 0.72 0.80 0.90 1.10 0.93 0.68 0.61
m/detik 0.20 0.17 0.16 0.16 0.17 0.20 0.22 0.25 0.31 0.26 0.19 0.17
II. Perhitungan Eo
1. Metode Penman mm/hari 3.82 4.12 4.70 4.91 4.89 4.80 4.71 4.93 5.05 4.67 4.09 3.60
II. Perhitungan ETo
1. Metode Penman mm/hari 3.47 3.75 4.27 4.46 4.45 4.36 4.28 4.48 4.59 4.24 3.72 3.28
3.154957 3.405239 3.881062 4.058111 4.04296 3.963906 3.893947 4.075226 4.172835 3.857091 3.380632 2.977388

Gambar 4.3 Perhitungan Eo dan ETo Stasiun Jubung


Tabel 4.1 Perhitungan Eo dan ETo Jubung

Evapotranspirasi
(mm/hari)

Jan 3,47
Feb 3,75
Mar 4,27
Apr 4,46
Mei 4,45
Jun 4,36
Jul 4,28
Ags 4,48
Sept 4,59
Okt 4,24
Nop 3,72
Des 3,28

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai evapotranspirasi


(ET0). Hasil perhitungan evapotrasnpirasi selama 12 bulan dengan hasil
evapotranspirasi terbesar pada bulan September yaitu 4,59 dan hasil
evaporatranspirasi paling kecil yaitu 3,28 pada bulan Desember.

4.3.2 Data Tanaman


Pada daerah kajian yaitu UPT Curah Malang tanaman terdiri dari padi, polowijo
dan tanaman tebu. Baku sawah pada UPT Curah Malang adalah 378 ha. Tatatanam
pada UPT Curah Malang dapt dilihat pada lampiran oleh karena itu, dapat
diinterpretasi data tanaman menunjukan:

Interpretasi data tanaman menunjukkan :


1. Awal tanam di mulai pada bulan November dekade 2 sampai

2. Jangka Waktu persiapan Lahan selama 20 hari .

4.4 Perhitungan NFR


Kebutuhan air bagi tanaman didefinisikan sebagai tebal air
yang dibutuhkan untuk memenui jumlah air yang hilang melalui
evapotranspirasi suatu tanaman sehat, tumbuh pada areal yang
luas, pada tanah yang menjamin cukup lengas tanah,kesuburan
tanah, dan lingkungan hidup tanaman cukup baik sehingga secara
potensial tanaman akan berproduksi secara baik

Kebuthan air bagi tanaman dilakukan dengan pendekatan


NFR tanaman. Pendekatan NFR untuk tanaman padi dan palawija
dihasilkan nilai NFR max untuk padi pada musim hujan sebesar
3,29l/det/ha. Hal ini menunjukan bahwa air yang dibutuhkan
tanaman padi pada musim hujan yaitu sebesar 4,48 liter per detik
untuk setiap satu ha luasan sawah. Nilai NFR untuk tanaman padi
pada musim kemarau sebesar 4,6/det/ha.
Hal ini menunjukan bahwa air yang dibutuhkan tanaman
padi pada musim kemarau yaitu sebesar 4,6 liter per detik untuk
setiap saru ha luasan sawah. Pada tanaman palawija nilai NFR pada
musim kemarau I dan musim kemarau II yaitu 1,28/det/ha dan
1,57/det/ha. Hal ini menunjukan bahwa air yang dibutuhkan
tanaman palawija pada musim kemarau I dan II yaitu sebesar 0,35
dan 0,55 liter per detik untuk setiap satu ha luasan sawah. Nilai NFR
untuk tanaman Tebu sebesar 0,55l/det/ha. Hal ini menunjukan
bahwa air yang dibutuhkan tanaman tebu yaitu sebesar 0,55 liter
per detik untuk setiap satu ha luasan sawah.
BAB 5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tekstur tanah pada Dam Sumber Petung Patrang berdasarkan metode
hand feeling adalah liat berdebu dengan nilai perkolasi 2,70mm dan
kebutuhan air untuk penjenuhan 250mm .
2. tekstur tanah dari sampel yang diambil yaitu jenis tanah lempung
liat berpasir (sandy clay loam)
3. Hasil perhitungan evapotrasnpirasi selama 12 bulan dengan hasil
evapotranspirasi terbesar pada bulan September yaitu 4,59 dan
hasil evaporatranspirasi paling kecil yaitu 3,28 pada bulan
Desember.
4. Awal tanam di mulai pada bulan Desember dekade 2 sampai
Jangka Waktu persiapan Lahan selama 20 hari .

5.2 Saran
Pada saat melakukan pengolahan data pada excel praktikan harus benar-benar
teliti dan memhami proses atau prosedur dalam pengolahan data tersebut. Hal ini agar
data yang dihasilkan merupakan data yang benar-benar menginterpretasikan sesuai
dengan daerah kajian. Selain itu, pada saat penentuan tekstur tanah secara hand
feeling harus dilakukan beberapa kali agar didapatkan kesimpulan tekstur tanah yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1997. Example Of The Use Of Cropwat 8.0.


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2010. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP – 01.
Doorenbos, J and Pruitt, W. O.. 1977. FAO IRRIGATION AND DRAINAGE PAPER 24
Guidlines for predicting crop water requirements. FOOD AND AGRICULTURE
ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS, Rome.
Harjadi, M.S. 2002 Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Priyonugroho, A. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah
Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal Teknik
Sipil Dan Lingkungan. Universitas Sriwijaya.
Richard G. Allen, Luis S. Pereira, Dirk Raes, Martin Smith. 1998. FAO IRRIGATION
AND DRAINAGE PAPER No.56 Crop Evapotranspiration (guidlines for computing
crop water requirements). Food And Agriculture Organization Of The United
Nations, Rome.
Sidharta, SK. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Gunadarma, Jakarta.
Widarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji, stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta
Wirdani, A. 2015. Studi Optimasi Pola Operasi Irigasi Di Daerah Irigasi Lambunu
Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Rekayasa.
LAMPIRAN
Lampiran A.

Uji Tekstur Lapang Lokasi


Daerah Irigasi Sumber Petung Patrang
START

Bola o Tidak dapat dibentuk Pasir


Kasar
Tanah (Sand)

o Dapat dibentuk

Pita o Tidak dapat dibentuk Pasir Berlempung


Kasar
Tanah (Loamy Sand)

o < 2,5 cm Very o Ya Lempung Berpasir


Kasar
Grity (Sandy Loam)

Dapat o Tidak
o
dibentuk
Very o Ya Lempung Berdebu Agak
Smooth (Silt Loam) Kasar

o Tidak Lempung Agak


(Loam) Kasar

Panjang x 2,5 - 5 cm Very x Ya Lempung Liat Berpasir Agak


Pita Tanah Grity (Sandy Clay Loam) Halus

o Tidak
tidak ada rasa berpasir
Very o Ya Lempung Liat Berdebu Agak
Smooth (Silty Clay Loam) Halus

o Tidak Lempung Liat Agak


(Clay Loam) Halus

o > 5 cm Very o Ya Liat Berpasir


Halus
Grity (Sandy Clay)

o Tidak

Very o Ya Liat Berdebu


Halus
Smooth (Silty Clay)

o Tidak Liat
Halus
(Clay)

Lokasi berdasarkan peta tanah LPT jenis tanah termasuk dalam Latosol dan Andosol
Jenis tanah latosol tekstur tanah liat
(1-2) Perkolasi Perkolasi
(mm/hari) (mm/hari)
o Kasar Pasir (Sand) 6.00
o Kasar Pasir Berlempung (Loamy Sand) 3-6 5.00
o Kasar Lempung Berpasir (Sandy Loam) 4.00
o Agak Kasar Lempung Berdebu (Silt Loam) 3.70
o Agak Kasar Lempung (Loam) 3.40
x Agak Halus Lempung Liat Berpasir (Sandy Clay Loam) 2-3 3.00
o Agak Halus Lempung Liat Berdebu (Silty Clay Loam) 2.70
o Agak Halus Lempung Liat (Clay Loam) 2.25
o Halus Liat Berpasir (Sandy Clay) 2.00
o Halus Liat Berdebu (Silty Clay) 1-2 1.50
o Halus Liat (Clay) 1.00
Lampiran B.

Uji Tekstur Lapang Lokasi Patrang


Daerah Irigasi Sumber Petung
START

Bola o Tidak dapat dibentuk Pasir


Kasar
Tanah (Sand)

o Dapat dibentuk

Pita o Tidak dapat dibentuk Pasir Berlempung


Kasar
Tanah (Loamy Sand)

o < 2,5 cm Very o Ya Lempung Berpasir


Kasar
Grity (Sandy Loam)

Dapat o Tidak
o
dibentuk
Very o Ya Lempung Berdebu Agak
Smooth (Silt Loam) Kasar

o Tidak Lempung Agak


(Loam) Kasar

Panjang x 2,5 - 5 cm Very x Ya Lempung Liat Berpasir Agak


Pita Tanah Grity (Sandy Clay Loam) Halus

o Tidak
tidak ada rasa berpasir
Very o Ya Lempung Liat Berdebu Agak
Smooth (Silty Clay Loam) Halus

o Tidak Lempung Liat Agak


(Clay Loam) Halus

o > 5 cm Very o Ya Liat Berpasir


Halus
Grity (Sandy Clay)

o Tidak

Very o Ya Liat Berdebu


Halus
Smooth (Silty Clay)

o Tidak Liat
Halus
(Clay)

Perkolasi Perkolasi
(mm/hari) (mm/hari)
o Kasar Pasir (Sand) 6.00
o Kasar Pasir Berlempung (Loamy Sand) 3-6 5.00
o Kasar Lempung Berpasir (Sandy Loam) 4.00
o Agak Kasar Lempung Berdebu (Silt Loam) 3.70
o Agak Kasar Lempung (Loam) 3.40
x Agak Halus Lempung Liat Berpasir (Sandy Clay Loam) 2-3 3.00
o Agak Halus Lempung Liat Berdebu (Silty Clay Loam) 2.70
o Agak Halus Lempung Liat (Clay Loam) 2.25
o Halus Liat Berpasir (Sandy Clay) 2.00
o Halus Liat Berdebu (Silty Clay) 1-2 1.50
o Halus Liat (Clay) 1.00
nb 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
J 15 45 76 106 137 167 197 228 258 289 319 349

Lampiran C. Stasiun Jubung, Jember


Perhitungan Eo Lintang 8° 11' 0.00 Selatan
Ketinggian 35.85 m dpl.
Ketinggian alat pengukur angin 2m
No. Paramater Satuan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
I. Data Klimatologi
1. Suhu Udara Rata-Rata ºC 26.16 26.10 26.14 26.34 26.08 25.52 25.08 24.84 25.82 26.18 26.46 26.14
2. Kelembaban Udara Relatip % 86.80 87.00 86.60 86.40 86.00 85.40 84.40 84.80 84.00 84.20 85.40 86.60
3. Lama Penyinaran Matahari % 44.85 43.62 47.76 47.83 48.46 48.70 46.80 50.83 52.76 51.93 48.21 41.95
4. Kecepatan Angin km/jam 0.71 0.63 0.56 0.56 0.60 0.72 0.80 0.90 1.10 0.93 0.68 0.61
m/detik 0.20 0.17 0.16 0.16 0.17 0.20 0.22 0.25 0.31 0.26 0.19 0.17
II. Perhitungan Eo
1. Metode Penman (1,1xET0) mm/hari 3.82 4.12 4.70 4.91 4.89 4.80 4.71 4.93 5.05 4.67 4.09 3.60
II. Perhitungan ETo
1. Metode Penman mm/hari 3.47 3.75 4.27 4.46 4.45 4.36 4.28 4.48 4.59 4.24 3.72 3.28
3.155192 3.405412 3.881136 4.058063 4.042811 3.963715 3.893782 4.075138 4.172867 3.857247 3.380861 2.977628
Lampiran D.1
Data Curah Hujan

Stasiun Sbr. Kalong Ketinggian 256 m dpl


No.Stasiun 75B
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 545 247 256 194 65 84 16 84 - - 179 546 2,216
2005 124 263 354 148 15 73 32 92 - 150 148 633 2,032
2006 760 552 255 364 204 293 8 - - - 37 113 210
2007 46 136 442 511 289 100 65 14 - - 110 225 444
2009 369 321 392 13 28 42 - 28 - 209 380 345 2,127
2010 577 392 256 303 247 180 71 20 228 172 239 406 3,091
2011 426 267 642 302 100 49 - - 20 131 239 332 2,508
2012 369 323 378 193 16 5 22 - - 51 142 393 1,892
2014 545 247 74 194 65 84 16 84 - - 179 546 2,034
2015 247 554 478 305 101 149 16 - - - 164 147 2,161
2016 351 420 185 133 140 157 36 101 92 144 444 357 2,560
2017 482 148 453 419 108 68 46 5 48 288 617 496 3,086
2018 669 522 - 119 39 39 - - 29 67 378 383 2,245
Rata-Rata 424 338 320 246 109 102 25 33 32 93 250 379
Std. Dev 205 142 174 137 89 77 24 41 65 96 161 155
R80% (mm) 251 219 174 131 34 37 5 - - 12 115 248
Re (mm/hari) 5.67 4.94 3.92 2.95 0.78 0.84 0.12 - - 0.28 2.60 5.61
Keterangan p(x<80%) -0.84

Stasiun K o tto k Ketinggian 230 m dpl


No.Stasiun 176
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 619 376 - 566 65 76 7 - 7 28 229 662 2,635
2005 200 412 375 238 15 150 45 69 - 253 79 540 2,376
2006 559 247 255 171 63 - - - 4 - 25 107 1,431
2007 5 247 80 121 226 39 31 10 - 59 80 380 1,278
2009 347 293 423 137 81 38 - 6 - 157 235 269 1,986
2010 268 175 147 286 139 31 84 32 176 152 165 227 1,882
2011 298 178 483 351 44 - 15 - 10 32 100 272 1,783
2012 565 383 379 260 92 34 25 - - 55 87 358 2,238
2014 619 306 56 135 5 26 14 5 - - 230 724 1,971
2015 285 317 468 177 112 30 14 - - - 98 273 1,774
2016 256 577 235 191 240 87 65 84 181 132 401 364 2,813
2017 492 237 293 468 141 160 - - - 189 535 509 3,024
2018 813 399 256 468 141 132 - - - 189 535 509 3,442
Rata-Rata 410 319 265 275 105 62 23 16 29 96 215 400
Std. Dev 221 111 159 146 72 55 27 28 66 86 173 179
R80% 224 226 132 151 44 16 1 - - 23 70 249
Re 5.05 5.10 2.97 3.42 1.00 0.35 0.01 0.00 0.00 0.52 1.58 5.61
Stasiun Wirolegi Ketinggian 230 m dpl
No.Stasiun 125
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 338 137 257 153 16 2 - - - - 102 454 1,459
2005 140 277 285 74 12 65 46 57 92 91 128 609 1,876
2006 390 354 407 241 168 10 - - - - 88 207 1,865
2007 90 236 91 115 384 49 41 6 - 60 148 343 1,563
2009 140 249 291 105 145 2 - 6 - 102 277 171 1,488
2010 232 266 74 257 191 31 116 2 81 126 86 158 1,620
2011 409 480 360 286 94 74 3 - - - 297 696 2,699
2012 125 224 160 241 46 48 18 37 - - 9 19 54
2014 338 137 129 153 16 2 - - - - 102 454 1,331
2015 98 235 215 89 31 - - - - - 186 178 1,032
2016 151 424 169 79 38 62 51 143 31 206 217 326 1,897
2017 211 163 264 161 126 151 8 - 53 103 435 319 1,994
2018 589 333 88 161 126 160 8 - 53 103 435 319 2,375
Rata-Rata 250 270 215 163 107 50 22 19 24 61 193 327
Std. Dev 146 104 107 72 104 54 34 41 34 67 134 190
R80% 128 183 125 102 20 5 - - - 5 80 167
Re 3 4.12 2.82 2.30 0.44 0.12 0.00 0.00 0.00 0.10 1.82 3.78

Stasiun Jember Ketinggian 230 m dpl


No.Stasiun 83
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 611 228 - 448 102 - - - - - 266 560 2,215
2005 105 139 267 133 - 193 115 - - 88 226 1,009 2,275
2006 856 587 431 314 305 - - - - - 49 411 2,953
2007 159 317 312 287 168 116 111 - - 93 81 449 2,093
2009 373 374 516 203 102 7 - 38 - 182 423 278 2,496
2010 - 30 328 270 219 103 175 4 5 99 145 92 1,470
2011 234 234 280 377 69 - 70 - - - - - 1,264
2012 - 145 338 226 372 24 24 - - 245 329 654 2,357
2014 611 228 332 448 102 - - - - - 266 560 2,547
2015 489 401 544 334 155 2 - - 4 4 135 282 2,350
2016 268 377 194 236 213 227 199 52 232 214 202 404 2,818
2017 406 205 274 279 80 80 10 - 31 155 410 358 2,288
2018 572 657 178 279 80 151 10 - 31 155 410 358 2,881
Rata-Rata 360 302 307 295 151 69 55 7 23 95 226 417
Std. Dev 262 178 143 91 103 82 72 17 64 89 141 254
R80% 140 152 187 218 64 1 - - - 20 107 203
Re 3.15 3.44 4.23 4.93 1.45 0.02 0.00 0.00 0.00 0.45 2.43 4.58
Stasiun Kopang Ketinggian 230 m dpl
No.Stasiun -
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 331 267 388 101 17 7 - - - - 205 506 1,822
2005 121 169 441 127 12 94 107 75 50 235 157 699 2,287
2006 797 357 271 180 103 7 - - - - 77 124 1,916
2007 58 205 264 329 5 55 32 25 - 70 330 435 1,808
2009 475 385 648 131 105 - - 10 - 242 297 373 2,666
2010 403 400 330 437 178 43 24 - 188 89 289 423 2,804
2011 310 376 495 241 57 13 - - 10 93 222 217 2,034
2012 426 177 188 - 44 - 12 - - 15 154 478 1,494
2014 331 267 202 101 17 7 - - - - 205 506 1,636
2015 332 250 176 153 84 16 - - - - 147 123 1,281
2016 104 455 153 162 98 44 55 75 57 115 321 272 1,911
2017 194 199 415 352 36 40 - - 35 210 513 434 2,428
2018 805 443 132 352 36 45 - - 35 210 513 434 3,005
Rata-Rata 361 304 316 205 61 29 18 14 29 98 264 386
Std. Dev 234 103 155 127 50 28 32 28 52 96 134 164
R80% 164 217 185 98 19 5 - - - 17 151 248
Re 3.70 4.91 4.19 2.21 0.42 0.12 0.00 0.00 0.00 0.39 3.42 5.61

Stasiun BInto ro Ketinggian 230 m dpl


No.Stasiun -
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 242 177 294 228 42 16 - - - - 224 485 1,708
2005 233 384 567 285 - 102 37 62 35 195 152 775 2,827
2006 875 421 323 232 157 - - - - - 120 196 2,324
2007 30 240 95 211 25 40 30 35 - 47 275 280 1,308
2009 303 221 449 115 150 - - 10 - 190 235 496 2,169
2010 430 277 205 247 250 75 20 - 157 210 105 325 2,301
2011 350 200 277 132 153 32 - - 5 147 279 418 1,993
2012 351 143 160 109 69 - 18 - - 75 94 425 1,444
2014 242 177 205 228 42 16 - - - - 224 485 1,619
2015 237 265 280 165 - 73 - - - - 127 198 1,345
2016 117 260 117 161 75 75 110 32 66 138 297 216 1,664
2017 270 155 137 212 35 95 5 - 47 142 237 176 1,511
2018 272 483 19 212 35 40 5 - 47 142 237 176 1,668
Rata-Rata 304 262 241 195 79 43 17 11 27 99 200 358
Std. Dev 199 106 149 54 75 37 31 20 46 82 71 178
R80% 136 172 115 150 16 12 - - - 30 141 208
Re 3.08 3.89 2.59 3.38 0.36 0.28 0.00 0.00 0.00 0.68 3.18 4.70
Stasiun Dam tegal Batu Ketinggian 230 m dpl
No.Stasiun 60
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 407 345 - 128 21 73 2 - - - 140 534 1,650
2005 - - - - - - - - - - 190 745 935
2006 1,075 720 504 241 373 - - - - - 53 377 3,343
2007 118 433 373 399 41 - 74 28 - 25 427 611 2,529
2009 646 399 601 157 33 - - 10 - 158 331 345 2,680
2010 667 528 300 396 285 41 75 - 137 141 167 430 3,167
2011 366 410 471 182 38 5 - - 10 68 237 277 2,064
2012 476 291 137 25 - 5 15 - - 40 80 297 1,366
2014 407 345 121 128 21 73 2 - - - 140 534 1,771
2015 416 172 417 193 - 23 2 - - - 129 117 1,469
2016 96 297 177 157 137 69 82 - 69 131 290 173 1,678
2017 234 125 134 112 104 25 - - 7 37 270 143 1,097
2018 794 125 171 152 37 12 - - - - 162 589 1,678
Rata-Rata 439 322 262 175 84 25 19 3 17 46 201 398
Std. Dev 301 190 196 118 117 29 33 8 41 60 106 196
R80% 185 162 97 75 - 0 - - - - 112 233
Re 4.18 3.67 2.20 1.70 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 2.54 5.25

Stasiun Dam Arjasa Ketinggian 230 m dpl


No.Stasiun 2653
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 247 217 242 276 - 23 - - - - 173 582 1,760
2005 45 159 381 108 5 67 103 80 55 210 147 554 1,914
2006 713 406 412 341 290 13 - - - - 131 239 2,545
2007 162 332 294 278 12 37 64 7 - 96 287 303 1,872
2009 460 263 377 104 109 10 - 34 - 234 261 400 2,252
2010 384 348 199 287 206 27 16 - 99 186 190 410 2,352
2011 372 367 583 242 160 5 - - 15 85 419 433 2,681
2012 516 190 260 - - - 9 - - 85 108 422 1,590
2014 247 217 207 276 - 23 - - - - 173 582 1,725
2015 356 162 214 172 - 74 - - - - 158 92 1,228
2016 109 395 256 171 105 34 43 91 61 128 318 300 2,011
2017 222 122 441 444 68 137 29 - 27 143 365 439 2,437
2018 763 456 52 444 68 126 29 - 27 143 365 439 2,912
Rata-Rata 354 280 301 242 79 44 23 16 22 101 238 400
Std. Dev 217 110 135 130 93 44 32 32 32 83 103 140
R80% 171 187 188 132 0 7 - - - 31 151 282
Re 3.85 4.22 4.23 2.99 0.01 0.16 0.00 0.00 0.00 0.70 3.41 6.36
Stasiun Dam Sembah Ketinggian 230 m dpl
No.Stasiun 2606
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 409 480 360 286 94 74 3 - - - 297 696 2,699
2005 224 156 198 217 72 61 69 46 15 163 280 578 2,079
2006 641 354 478 335 321 35 - - - - 261 252 2,677
2007 143 396 148 224 129 65 - 40 - 34 308 410 1,897
2009 415 532 528 267 130 - - 14 - 356 472 1,000 3,714
2010 636 642 321 455 409 139 10 - 256 71 295 269 3,503
2011 522 342 417 236 155 - - - 6 136 437 372 2,623
2012 324 122 172 20 70 - 20 - - 98 171 309 1,306
2014 409 480 170 286 94 74 3 - - - 297 696 2,509
2015 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520
2016 231 322 217 259 147 164 87 167 265 281 643 462 3,245
2017 568 337 289 480 186 64 31 - 63 330 456 366 3,170
2018 687 415 114 480 186 137 31 - 63 330 456 366 3,265
Rata-Rata 441 392 302 313 193 103 60 61 91 178 376 484
Std. Dev 174 146 147 140 139 136 141 146 160 169 131 213
R80% 294 269 179 195 77 - - - - 36 266 305
Re 6.64 6.08 4.04 4.40 1.73 0.00 0.00 0.00 0.00 0.82 6.01 6.89
Stasiun Dam Manggis Ketinggian 230 m dpl
No.Stasiun 2681
Tahun Bulan Jumlah
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
2004 467 505 - 306 141 34 13 - - - 216 811 2,493
2005 - - - - - - - - - - 249 741 990
2006 561 366 249 240 160 - - - - - 153 370 2,099
2007 15 447 57 77 22 42 7 10 - 115 416 574 1,782
2009 280 313 689 302 54 - - 4 - 216 471 546 2,875
2010 375 338 271 370 334 109 137 145 286 236 360 464 3,425
2011 362 606 441 340 151 - - - - 103 446 645 3,094
2012 541 538 279 147 120 26 33 - - 120 288 460 2,552
2014 467 505 110 306 141 34 13 - - - 329 811 2,716
2015 358 352 427 300 122 35 13 - - - 136 306 2,049
2016 294 645 197 305 257 280 155 165 183 377 595 468 3,921
2017 462 152 428 420 110 95 13 - 32 362 478 373 2,925
2018 688 646 235 420 110 109 13 18 32 362 478 373 3,484
Rata-Rata 375 416 260 272 132 59 31 26 41 145 355 534
Std. Dev 198 191 199 126 89 78 52 58 89 150 141 172
R80% 208 255 92 165 58 - - - - 19 237 389
Re 4.69 5.77 2.09 3.73 1.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.44 5.34 8.79
Rata-Rata Curah Hujan Efektif Wilayah

Stasiun Bulan Jumlah


Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Sbr. Kalong 424 338 320 246 109 102 25 33 32 93 250 379 2,351
K o tto k 410 319 265 275 105 62 23 16 29 96 215 400 2,214
Wirolegi 250 270 215 163 107 50 22 19 24 61 193 327 1,702
Jember 360 302 307 295 151 69 55 7 23 95 226 417 2,308
Kopang 361 304 316 205 61 29 18 14 29 98 264 386 2,084
BInto ro 304 262 241 195 79 43 17 11 27 99 200 358 1,837
Dam Manggis 375 416 260 272 132 59 31 26 41 145 355 534 2,647
Dam tegal Batu 439 322 262 175 84 25 19 3 17 46 201 398 1,991
Dam Arjasa 354 280 301 242 79 44 23 16 22 101 238 400 2,098
Dam Sembah 441 392 302 313 193 103 60 61 91 178 376 484 2,994
Rata-rata 372 320 279 238 110 59 29 21 34 101 252 408 2,223

Rata-Rata Curah Hujan Efektif Padi Wilayah

Stasiun Bulan Jumlah


Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
75B 5.67 4.94 3.92 2.95 0.78 0.84 0.12 - - 0.28 2.60 5.61 28
176 5.05 5.10 2.97 3.42 1.00 0.35 0.01 - - 0.52 1.58 5.61 26
125 2.88 4.12 2.82 2.30 0.44 0.12 - - - 0.10 1.82 3.78 18
83 3.15 3.44 4.23 4.93 1.45 0.02 - - - 0.45 2.43 4.58 25
- 3.70 4.91 4.19 2.21 0.42 0.12 - - - 0.39 3.42 5.61 25
- 3.08 3.89 2.59 3.38 0.36 0.28 - - - 0.68 3.18 4.70 22
2681 4.69 5.77 2.09 3.73 1.30 - - - - 0.44 5.34 8.79 32
60 4.18 3.67 2.20 1.70 - 0.01 - - - - 2.54 5.25 20
2653 3.85 4.22 4.23 2.99 0.01 0.16 - - - 0.70 3.41 6.36 26
2606 6.64 6.08 4.04 4.40 1.73 - - - - 0.82 6.01 6.89 37
Rata-rata 4.29 4.61 3.33 3.20 0.75 0.19 0.01 - - 0.44 3.23 5.72 26
Dekade : 1 Daerah Irigasi Antirogo
No. Petak Tersier Golongan Luas M. Hujan M. Kemarau I M. Kemarau II Sub
Baku Padi Polowijo Tebu Sub Padi Polowijo Tebu Sub Padi Polowijo Tebu Total
Total Ijin Tak Ijin Total Ijin Tak Ijin
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
(1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1. B.A.1 II
0.3338 0.3338 - - 0 0.1775 0.1563 - 0.3338 0.3252 - 0.659 - 0.984
2. B.A.2 III
0.3457 0.3457 - - 0 0.1394 0.2163 - 0.3557 0.1632 - 0.183 - 0.346
3. B.A.3 Ka I
2.284 2.284 - - 2 1.000 1.284 - 2.284 1.661 - 0.623 - 2.284
Jumlah 2.9635 2.9635 - - 3 1.3169 1.657 - 2.974 2.1494 - 1.465 - 4
I 77.1% 2 2 - - 2 1 - 1 - 2 2 - 1 - 2
Golongan II 11.3% 0 0 - - 0 0 - 0 - 0 0 - 1 - 1
III 11.7% 0 0 - - 0 0 - 0 - 0 0 - 0 - 0
Laporan : 10 Harian
REALISASI DATA TANAMAN PER PETAK SALURAN Formulir : 05 - O
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
UPT ------> DINAS
PENGAIRAN PATRANG PERIODE : 0 1 - 10 November 20 18 -2 01 9

DAERAH IRIGASI TOTAL


PADI ( Ha ) TEBU POLOWIJO
BAKU BERO (Ha) LPR FPR
P = Primer SAWAH MH MK.I MK. II Luas
Tanaman,
S = Sekunder Gadu Ijin Gadu Tidak Ijin Gadu Ijin Gadu Tidak Ijin
Garap Bibit Muda Tua MH MK. I MK.II bibit dan Habis (lt/dt/ha.
T = Tersier Bibit Garap Tanaman garap Asli (ha.Pol)
Bibit Garap Tanaman Bibit Garap Tanaman Bibit Garap Tanaman Bibit Garap Tanaman Panen pol)
bulan periode (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NovemberI 26 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 5 140 0.29
II 26 0 6 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 116 0.29
III 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.29
DesemberI 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.29
II 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.4
III 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.4
Januari I 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.35
II 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.35
III 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.35
Februari I 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.35
II 26 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 104 0.35
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Maret I 26 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25 20 0.35
II 26 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 5 140 0.05
III 26 0 0 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0
April I 26 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 26 0 0 86 0.08
II 26 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 26 0 0 86 0.08
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mei I 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
III 26 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 26 0 0 86 0.08
Juni I 26 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 26 0 0 86 0.08
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Juli I 26 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 16 40 0.33
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 16 0 10 66 0.2
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
Agusutus I 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
SeptemberI 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
Oktober I 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
II 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 26 0 0 56 0.23
III 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25 4 0.25
November I 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II 26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 24 24 0.29
III 26 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 5 140 0.3
Tabel 1.
Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah Padi Sawah

No. Parameter Satuan Bulan Keterangan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1. Eo mm/hari 3.82 4.12 4.70 4.91 4.89 4.80 4.71 4.93 5.05 4.67 4.09 3.60
3. P mm/hari 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
4. M = Eo + P mm/hari 5.32 5.62 6.20 6.41 6.39 6.30 6.21 6.43 6.55 6.17 5.59 5.10
5. T hari 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
6. S mm 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
M. T
7. k= 0.43 0.45 0.50 0.51 0.51 0.50 0.50 0.51 0.52 0.49 0.45 0.41
S
k
Me mm/hari 15.35 15.52 15.85 15.98 15.97 15.91 15.86 15.99 16.06 15.84 15.50 15.22
8. LP = k
(e - 1) l/dt/ha 1.78 1.80 1.83 1.85 1.85 1.84 1.84 1.85 1.86 1.83 1.79 1.76
Keterangan : ETo = Evapotranspirasi Potensial (mm/hari)
Eo = Evaporasi Potensial (mm/hari)
P = Perkolasi 3.00 mm/hari (Hasil interpretasi tekstur tanah di lapang)
M = Kebutuhan evaporasi dan perkolasi
T = Waktu pengolahan 20.00 hari (berdasarkan data tanaman dari UPT)
S = Kebutuhan untuk penjenuhan lapisan atas
250 mm (berdasarkan jenis tanah)
LP = Kebutuhan untuk pengolahan tanah
bulan dekade
Padi 11 2 32 44 8
Polowijo 4 1 10
Lampiran 1.
Perhitungan NFRpadi dan NFRpolow ijo

Daerah Irigasi : Golongan : I


Bulan Dekade Kebutuhan Air Irigasi Padi Kebutuhan Air Polowijo
LP Kebutuhan Konsumtip WLR Re padi NFRpadi R50% Kc ETc Re plw NFRplw
ETo Kc ETc D= 70.0
FD= 0.984
(mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha) mm (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 I 15.35 3.47 1.36 4.72 2.50 2.88 4.84 0.56 409.00 -
2 Jan II 15.35 3.47 1.40 4.86 - 2.88 4.98 0.58 409.00 -
3 III 15.35 3.47 1.35 4.69 2.50 2.88 4.80 0.56 409.00 -
4 I 15.52 3.75 1.24 4.64 2.50 4.12 3.52 0.41 480.00 -
5 Feb II 15.52 3.75 1.24 4.64 - 4.12 3.52 0.41 480.00 -
6 III 15.52 3.75 1.12 4.20 - 4.12 3.07 0.36 480.00 -
7 I 15.85 4.27 0.00 0.00 - 2.82 0.00 0.00 360.00 -
8 Mar II 15.85 4.27 LP 0.00 - 2.82 13.03 1.51 360.00 -
9 III 15.85 4.27 1.20 5.12 - 2.82 5.30 0.61 360.00 -
10 I 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 0.00 0.00 4.24 0.00 0.00
11 Apr II 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 0.37 1.64 4.72 0.00 0.00
12 III 15.98 4.46 1.32 5.89 2.50 2.30 6.59 0.76 286.00 0.44 1.98 4.82 0.00 0.00
13 I 15.97 4.45 1.36 6.05 2.50 0.44 8.60 1.00 94.00 0.62 2.76 1.96 0.80 0.09
14 Mei II 15.97 4.45 1.40 6.23 - 0.44 8.78 1.02 94.00 0.89 3.94 2.12 1.82 0.21
15 III 15.97 4.45 1.35 6.00 2.50 0.44 8.56 0.99 94.00 1.00 4.46 2.19 2.27 0.26
16 I 15.91 4.36 1.24 5.41 2.50 0.12 8.29 0.96 74.00 1.00 4.36 1.76 2.60 0.30
17 Jun II 15.91 4.36 1.24 5.41 - 0.12 8.29 0.96 74.00 0.85 3.71 1.69 2.02 0.23
18 III 15.91 4.36 1.12 4.88 - 0.12 7.76 0.90 74.00 0.72 3.15 1.63 1.52 0.18
19 I 15.86 4.28 0.00 0.00 - 0.00 0.00 0.00 3.00 0.55 2.36 0.01 2.35 0.27
20 Jul II 15.86 4.28 - 0.00 3.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00
21 III 15.86 4.28 - 0.00 3.00 -
22 I 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 0.10 0.01
23 Ags II 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.37 1.64 -0.11 1.75 0.20
24 III 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.44 1.99 -0.11 2.10 0.24
25 I 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.62 2.85 -0.12 2.96 0.34
26 Sep II 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.89 4.07 -0.13 4.20 0.49
27 III 16.06 4.59 - 0.00 0.00 1.00 4.61 -0.13 4.74 0.55
28 I 15.84 4.24 - 0.10 0.00 1.00 4.24 -0.13 4.37 0.51
29 Okt II 15.84 4.24 - 0.10 0.00 0.85 3.61 -0.12 3.73 0.43
30 III 15.84 4.24 - 0.10 0.00 0.72 3.07 -0.12 3.19 0.37
31 I 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.55 2.05 5.00 0.00 0.00
32 Nop II 15.50 3.72 LP 0.00 - 1.82 13.69 1.58 297.00 0.00 0.00 4.37 0.00 0.00
33 III 15.50 3.72 1.20 4.46 - 1.82 5.65 0.65 297.00 -
34 I 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
35 Des II 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
36 III 15.22 3.28 1.32 4.32 2.50 3.78 3.54 0.41 696.00 -
Keterangan Perkolasi 3.00 mm/hari
Lama WLR 20 hari
33
Padi 11 3 33 45 9
Polowijo 4 2 11
Lampiran 1.
Perhitungan NFRpadi dan NFRpolow ijo

Daerah Irigasi : Golongan : II


Bulan Dekade Kebutuhan Air Irigasi Padi Kebutuhan Air Irigasi Polowijo
LP Kebutuhan Konsumtip WLR Re padi NFRpadi R50% Kc ETc Re plw NFRplw
ETo Kc ETc D= 70.0
FD= 0.984
(mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha) mm (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 I 15.35 3.47 1.32 4.58 2.50 2.88 4.70 0.54 409.00 -
2 Jan II 15.35 3.47 1.36 4.72 2.50 2.88 4.84 0.56 409.00 -
3 III 15.35 3.47 1.40 4.86 - 2.88 4.98 0.58 409.00 -
4 I 15.52 3.75 1.35 5.06 2.50 4.12 3.93 0.46 480.00 -
5 Feb II 15.52 3.75 1.24 4.64 2.50 4.12 3.52 0.41 480.00 -
6 III 15.52 3.75 1.24 4.64 - 4.12 3.52 0.41 480.00 -
7 I 15.85 4.27 1.12 4.78 - 2.82 4.96 0.57 360.00 -
8 Mar II 15.85 4.27 0.00 0.00 - 2.82 0.00 0.00 360.00 -
9 III 15.85 4.27 LP 0.00 - 2.82 13.03 1.51 360.00 -
10 I 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 -
11 Apr II 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 0.00 0.00 4.24 0.00 0.00
12 III 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 0.37 1.64 4.72 0.00 0.00
13 I 15.97 4.45 1.32 5.87 2.50 0.44 8.43 0.98 94.00 0.44 1.97 1.86 0.11 0.01
14 Mei II 15.97 4.45 1.36 6.05 2.50 0.44 8.60 1.00 94.00 0.62 2.76 1.96 0.80 0.09
15 III 15.97 4.45 1.40 6.23 - 0.44 8.78 1.02 94.00 0.89 3.94 2.12 1.82 0.21
16 I 15.91 4.36 1.35 5.89 2.50 0.12 8.77 1.01 74.00 1.00 4.37 1.77 2.61 0.30
17 Jun II 15.91 4.36 1.24 5.41 2.50 0.12 8.29 0.96 74.00 1.00 4.36 1.76 2.60 0.30
18 III 15.91 4.36 1.24 5.41 - 0.12 8.29 0.96 74.00 0.85 3.71 1.69 2.02 0.23
19 I 15.86 4.28 1.12 4.80 - 0.00 7.80 0.90 3.00 0.72 3.10 0.01 3.09 0.36
20 Jul II 15.86 4.28 0.00 0.00 - 0.00 0.00 0.00 3.00 0.55 2.36 0.01 2.35 0.27
21 III 15.86 4.28 - 0.00 3.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00
22 I 15.99 4.48 - 0.00 0.00 -
23 Ags II 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 0.10 0.01
24 III 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.37 1.64 -0.11 1.75 0.20
25 I 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.44 2.03 -0.11 2.14 0.25
26 Sep II 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.62 2.85 -0.12 2.96 0.34
27 III 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.89 4.07 -0.13 4.20 0.49
28 I 15.84 4.24 - 0.10 0.00 1.00 4.26 -0.13 4.38 0.51
29 Okt II 15.84 4.24 - 0.10 0.00 1.00 4.24 -0.13 4.37 0.51
30 III 15.84 4.24 - 0.10 0.00 0.85 3.61 -0.12 3.73 0.43
31 I 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.72 2.69 5.22 0.00 0.00
32 Nop II 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.55 2.05 5.00 0.00 0.00
33 III 15.50 3.72 LP 0.00 - 1.82 13.69 1.58 297.00 0.00 0.00 4.37 0.00 0.00
34 I 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
35 Des II 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
36 III 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
Keterangan Perkolasi 3.00 mm/hari
Lama WLR 20 hari
34
Padi 12 1 34 46 10
Polowijo 4 3 12
Lampiran 1.
Perhitungan NFRpadi dan NFRpolow ijo

Daerah Irigasi : Golongan : III


Bulan Dekade Kebutuhan Air Irigasi Padi Kebutuhan Air Polowijo
LP Kebutuhan Konsumtip WLR Re padi NFRpadi R50% Kc ETc Re plw NFRplw
ETo Kc ETc D= 70.0
FD= 0.984
(mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha) mm (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (l/detik/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 I 15.35 3.47 1.20 4.16 - 2.88 4.28 0.50 409.00 -
2 Jan II 15.35 3.47 1.32 4.58 2.50 2.88 4.70 0.54 409.00 -
3 III 15.35 3.47 1.36 4.72 2.50 2.88 4.84 0.56 409.00 -
4 I 15.52 3.75 1.40 5.24 - 4.12 4.12 0.48 480.00 -
5 Feb II 15.52 3.75 1.35 5.06 2.50 4.12 3.93 0.46 480.00 -
6 III 15.52 3.75 1.24 4.64 2.50 4.12 3.52 0.41 480.00 -
7 I 15.85 4.27 1.24 5.29 - 2.82 5.48 0.63 360.00 -
8 Mar II 15.85 4.27 1.12 4.78 - 2.82 4.96 0.57 360.00 -
9 III 15.85 4.27 0.00 0.00 - 2.82 0.00 0.00 360.00 -
10 I 15.98 4.46 LP 0.00 - 2.30 13.68 1.58 286.00 -
11 Apr II 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 -
12 III 15.98 4.46 1.20 5.36 - 2.30 6.05 0.70 286.00 0.00 0.00 4.24 0.00 0.00
13 I 15.97 4.45 1.20 5.34 - 0.44 7.89 0.91 94.00 0.37 1.63 1.82 0.00 0.00
14 Mei II 15.97 4.45 1.32 5.87 2.50 0.44 8.43 0.98 94.00 0.44 1.97 1.86 0.11 0.01
15 III 15.97 4.45 1.36 6.05 2.50 0.44 8.60 1.00 94.00 0.62 2.76 1.96 0.80 0.09
16 I 15.91 4.36 1.40 6.10 - 0.12 8.99 1.04 74.00 0.89 3.87 1.71 2.16 0.25
17 Jun II 15.91 4.36 1.35 5.89 2.50 0.12 8.77 1.01 74.00 1.00 4.37 1.77 2.61 0.30
18 III 15.91 4.36 1.24 5.41 2.50 0.12 8.29 0.96 74.00 1.00 4.36 1.76 2.60 0.30
19 I 15.86 4.28 1.24 5.31 - 0.00 8.31 0.96 3.00 0.85 3.64 0.01 3.63 0.42
20 Jul II 15.86 4.28 1.12 4.80 - 0.00 7.80 0.90 3.00 0.72 3.10 0.01 3.09 0.36
21 III 15.86 4.28 0.00 0.00 - 0.00 0.00 0.00 3.00 0.55 2.36 0.01 2.35 0.27
22 I 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 0.10 0.01
23 Ags II 15.99 4.48 - 0.00 0.00 -
24 III 15.99 4.48 - 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 0.10 0.01
25 I 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.37 1.68 -0.11 1.79 0.21
26 Sep II 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.44 2.03 -0.11 2.14 0.25
27 III 16.06 4.59 - 0.00 0.00 0.62 2.85 -0.12 2.96 0.34
28 I 15.84 4.24 - 0.10 0.00 0.89 3.76 -0.12 3.89 0.45
29 Okt II 15.84 4.24 - 0.10 0.00 1.00 4.26 -0.13 4.38 0.51
30 III 15.84 4.24 - 0.10 0.00 1.00 4.24 -0.13 4.37 0.51
31 I 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.85 3.16 5.38 0.00 0.00
32 Nop II 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.72 2.69 5.22 0.00 0.00
33 III 15.50 3.72 - 1.82 297.00 0.55 2.05 5.00 0.00 0.00
34 I 15.22 3.28 LP 0.00 - 3.78 11.45 1.32 696.00 0.00 0.00 8.92 0.00 0.00
35 Des II 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
36 III 15.22 3.28 1.20 3.93 - 3.78 3.15 0.36 696.00 -
Keterangan Perkolasi 3.00 mm/hari
Lama WLR 20 hari
Tabel
Kebutuhan Air Irigasi

Bulan Dekade QT (l/detik) QS


Padi Polowijo Tebu Jumlah
Musim Hujan Musim Kemarau I Musim Kemarau I Musim Kemarau II QT
Gol I Gol II Gol III Gol I Gol II Gol III Gol I Gol II Gol III Gol I Gol II Gol III
2.284 Ha 0.334 Ha 0.346 Ha 1.000 Ha 0.1775 Ha 0.139 Ha 1.284 Ha 0.156 Ha 0.216 Ha 0.623 Ha 0.6590 Ha 0.183 Ha - (l/detik) (l/detik)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I 1.60 0.23 0.21 0.70 0.12 0.09 0.00 2.95 4.21
Jan II 1.65 0.23 0.24 0.72 0.12 0.09 0.00 3.05 4.36
III 1.59 0.24 0.24 0.70 0.13 0.10 0.00 2.99 4.27
I 1.16 0.19 0.21 0.51 0.10 0.08 0.00 2.25 3.22
Feb II 1.16 0.17 0.20 0.51 0.09 0.08 0.00 2.21 3.16
III 1.02 0.17 0.18 0.44 0.09 0.07 0.00 1.97 2.81
I 0.00 0.24 0.27 0.00 0.13 0.11 0.00 0.75 1.07
Mar II 0.00 0.25 1.89 0.00 0.10 0.00 2.23 3.19
III 0.00 0.77 0.33 0.00 0.00 1.10 1.57
I 0.88 0.16 0.28 0.00 0.00 1.31 1.87
Apr II 0.88 0.16 0.12 0.00 0.00 0.00 1.15 1.65
III 0.95 0.16 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 1.23 1.76
I 1.24 0.22 0.16 0.15 0.00 0.00 0.00 1.77 2.53
Mei II 1.27 0.22 0.17 0.34 0.02 0.00 0.00 2.02 2.89
III 1.24 0.23 0.17 0.42 0.04 0.02 0.00 2.13 3.04
I 1.20 0.23 0.18 0.48 0.06 0.07 0.00 2.21 3.16
Jun II 1.20 0.21 0.18 0.37 0.06 0.08 0.00 2.10 3.00
III 1.12 0.21 0.17 0.28 0.05 0.08 0.00 1.91 2.73
I 0.00 0.20 0.17 0.44 0.07 0.11 0.00 0.99 1.41
Jul II 0.00 0.16 0.00 0.05 0.10 0.00 0.31 0.44
III 0.00 0.00 0.07 0.00 0.07 0.11
I 0.00 0.01 0.00 0.01 0.02
Ags II 0.16 0.01 0.00 0.17 0.24
III 0.19 0.17 0.00 0.00 0.36 0.51
I 0.27 0.20 0.05 0.00 0.52 0.74
Sep II 0.38 0.28 0.06 0.00 0.72 1.02
III 0.43 0.40 0.08 0.00 0.91 1.29
I 0.39 0.42 0.10 0.00 0.91 1.31
Okt II 0.34 0.42 0.12 0.00 0.87 1.24
III 0.29 0.36 0.12 0.00 0.76 1.08
I 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Nop II 4.52 0.00 0.00 0.00 0.00 4.52 6.46
III 1.87 0.66 0.00 0.00 0.00 2.53 3.61
I 1.04 0.15 0.57 0.00 0.00 1.77 2.52
Des II 1.04 0.15 0.16 0.00 1.35 1.93
III 1.17 0.15 0.16 0.00 1.48 2.12
Keterangan Efisiensi Sekunder 70.0% 76.55

Anda mungkin juga menyukai