Anda di halaman 1dari 2

KKN 58 UNEJ, Pendampingan Unit Usaha BUMDES Simbatan Batik

Ciprat sebagai Ladang Rezeki Penyandang Disabilitas yang Tetap


Menerapkan Protokoler Kesehatan

Desa Simbatan merupakan desa yang terletak di kecamatan Nguntoronadi,


Kabupaten Magetan Jawa Timur yang secara geografis berada pada titik
koordinat 111º26’1”BT dan 7º41’40”LS. Desa Simbatan memiliki luas total
wilayah 2,71 km2 yang memiliki 3 dusun yaitu, Simbatan Kulon, Simbatan Wetan,
dan Simbatan Ngesut. Batas Wilayah desa Simbatan bagian utara yaitu Desa
Mojorejo dan Kepuhrejo, pada bagian Timur yaitu desa Kuwonharjo, pada bagian
Selatan yaitu Desa Nguntoronadi, dan pada bagian Barat berbatasan dengan desa
Driyorejo. Mata pencarian masyarakat desa Simbatan sangat beragam antara lain
yaitu petani, pedagang, dan pegawai negeri. Akan tetapi beberapa warga desa
Simbatan memiliki kebutuhan khusus yang biasanya disebut penyandang
disabilitas, sehingga perlunya perhatian dari pihak pemerintahan desa untuk
meningkat kesejahteraan para penyandang disabilitas tersebut.

Desa Simbatan memiliki Badan Usaha Milik Desa yang telah didirikan pada
tahun 2015 dengan nama “Sri” yang memilki beberapa unit usaha. Batik Ciprat
merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh BumDes Simbatan yang
memberikan pekerjaan kepada para penyandang disalbilitas sehingga dapat
meningkatakan kesejahteraannya. Para penyandang disabilitas tersebut dilatih
sesuai dengan kemampuannya. Dulunya sangat sulit untuk memasarkan batik
ciprat ini dan pada akhirnya sangat laku keras di pasaran, namun setelah pandemi
ini pemasaran batik ciprat kembali meredup, sehingga mempengaruhi pemdapatan
para penyandang disabilitas tersebut. Oleh karena itu penulis, ingin memasarkan
produk batik ciprat secara lebih luas dengan menggunakan media online seperti
Whattsap, Instagram, dan Twwiter. Selain itu karena pembuatan batik ciprat hanya
di lakukan secara berkumpul maka perlu diterapkan protokoler kesehatan yang
lebih seperti dengan memcuci tangan dengan air yang mengalir. Sehingga penulis
ingin membuat wadah sabun dan air sederhana menggunakan remote sensing
sehingga para penyandang disabilitas dapat mencuci tangan tanpa menyentuh kran
dan wadah sabun. Dengan itu harapan penulis para penyandang disabilitas dapat
mencuci tangan dengan tenang dan menekan resiko penularan virus dengan
menyentuh kran air dan wadah sabun tersebut.
Dhinar Patliani Putri/KKN 58/Magetan/Ir.Gatot Subroto, M.P

Anda mungkin juga menyukai