Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDEKATAN SISTEM PADA SUBSISTEM PEMANENAN

EDAMAME DALAM SISTEM BUDIDAYA EDAMAME

Oleh:
Kelompok 6
Dhinar Patliani Putri NIM 171710201006
Anisyah Putri NIM 171710201008
Deby Chrisna Sunarya NIM 171710201014
Muhammad Ilwan Tegih NIM 171710201046
Asmaradana Megananda NIM 171710201087

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman edamame merupakan tanaman asli dari Negara Jepang yang
memiliki nama latin Glycin max(L) Merrill. Edamame berasal dari bahasa Jepang.
Eda berarti cabang dan mame berarti kacang atau dapat juga disebut buah yang
tumbuh di bawah cabang. Edamame, yang umumnya dikonsumsi segar sebagai
kedelai rebus, disukai oleh masyarakat Jepang, Cina, dan Korea. Benihnya semula
berasal dari Jepang. Orang Eropa, terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai
ini dengan nama vegetable soybean (kedelai sayur) atau green soybean atau sweet
soybean dan orang Cina menamakannya mou dou. Tanaman edamame sudah
banyak dibudidayakan di beberapa wilayah di Indonesia terutama di Pulau Jawa
seperti Bogor, Bandung, dan Jember. Dalam pembudidayaannya di Indonesia,
tanaman edamame berbeda dengan kedelai lain di Indonesia karena dibutuhkan
penanganan khusus agar dapat menyesuaikan tanaman edamame dengan kondisi
alam di Indonesia.
Pembudidayaan tanaman edamame memerlukan langkah-langkah khusus,
salah satunya langkah pemanenan. Tujuan pemanenan edamame yaitu mengakhiri
kegiatan di lahan dalam kegiatan becocok tanam agar edamame dapat diolah lebih
lanjut sebelum didistribusikan ke konsumen. Langkah pemanenan edamame harus
memperhatikan komponen-komponen sistem pemanenan di dalamnya seperti
input, proses, output, dan umpan balik agar edamame hasil pemanenan dapat
sesuai dengan yang diharapkan oleh produsen, edamame dapat diterima baik oleh
konsumen dengan kualitas dan mutu yang terjaga, serta kegiatannya dapat
berdampak baik pada lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian sistem.
1.2.2 Pengertian kegiatan pemanenan.
1.2.3 Masukan atau input dalam kegiatan pemanenan edamame .
1.2.4 Proses pemanenan edamame.
1.2.5 Keluaran atau output dalam kegiatan pemanenan edamame.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sistem.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian kegiatan pemanenan.
1.3.3 Untuk menjelaskan dan mengetahui masukan atau input yang
diperlukan dalam sistem pemanenan edamame
1.3.4 Untuk mengetahui proses yang terjadi pada sistem pemanenan
edamame
1.3.5 Untuk menjelaskan dan mengetahui keluaran atau output dalam
kegiatan pemanenan edamame

1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan penjelasan mengenai pengertian sistem
1.4.2 Memberikan penjelasan mengenai pengertian kegiatan pemanenan
1.4.3 Menjelasankan dan meinformasikan mengenai masukan atau input yang
diperlukan dalam sistem pemanenan edamame
1.4.4 Menjelaskan proses yang terjadi pada sistem pemanenan edamame
1.4.5 Menjelaskan dan menginformasikan keluaran atau output dalam
kegiatan pemanenan edamame
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling


berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005). Menurut Sutabri
(2005), suatu sistem pada dasarnya sekelompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu
Menurut Wahyono (2004), terdapat lima buah komponen utama dalam
sistem yang membuat sistem dapat bekerja dengan baik. Komponen utama sistem
yaitu komponen input, komponen proses, komponen output, komponen tujuan,
komponen kendala, komponen kontrol, dan komponen umpan balik.
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang
berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah
informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).Input dalam system ini pun
terbagi menjadi dua yaitu, input terkontro dan input tak terkontrol.
Menurut Kristanto (2003) dalam bukunya ”Perancangan Sistem Informasi
dan Aplikasinya”, sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang paling terkait dan
bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem
tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.
Edamame merupakan tanaman kedelai yang berasal dari jepang yang telah
berhasil dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini merupakan komoditi unggul
yang dikonsumsi sebagai kedelai segar (vegetable soybean), yaitu tanaman
kedelai yang pada saat biji telah berkembang dan mengisi 80-90 % ruang biji pada
saat polong masih hijau segar, berupa kedelai rebus bersama polongnya. Kedelai
sendiri bisa dikatakan bagus dengan syarat tumbuh dan kembang yang maksimal
dari umur panen yang cukup, pemupukan, dan pengairan yang pas. (Suyono dan
Susijohadi,1994).
Tanaman edamame untuk produksi polong segar dipanen pada umur 65-68
HST dengan kondisi polong siap untuk dipetik, yaitu tingkat ketuaan polong
cukup (polong terisi penuh) dan warna hijau cerah. Polong yang dipanen tersebut
selanjurnya dibawa ke pabrik untuk dijadikan bahan baku ekspor (BBE) dan
bahan baku mukimame (BBM) (Soewanti, tanpa tahun ).
Mentreddy (2002) menyatakan bahwa waktu optimum untuk pemanenan
adalah ketika polong masih berwarna hijau, belum matang dan padat dengan biji
hijau yang telah berkembang secara penuh yang biasanya terjadi pada fase
pengembangan. Karakteristik fisik yang nampak pada saat pemanenan adalah
warna polong hijau terang dan agak sedikit abu-abu, ukuran panjang sekitar 5 cm
dan lebar sekitar 1,4 cm dengan jumlah biji dua atau lebih.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Menurut L. Ackof sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau
fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling bergantung satu sama
lainnya. Sistem secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu sistem fisik dan
sistem abstrak. Sistem fisik adalah kumpulan elemen-elemen yang saling
berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata
tujuannya. Sedangkan sistem abstrak adalah sistem yang dibentuk akibat
terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifikasikan secara
yata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. Sistem memiliki beberapa
klasifikasi yaitu:
a. Sistem deterministik, merupakan sistem dimana input dan output
didalamnya dapat diketahui dengan pasti.
b. Sistem probalistik, merupakan sistem dimana outputnya dapat diketahui
tetapi outpunya tidak dapat ditentukan dengan pasti.
c. Sistem terbuka, merupakan sistem yang mengalami pertukaran energi atau
materi dengan lingkungannya
d. Sistem tertutup, merupakan sistem yang tidak mengalami pertukaran materi,
energi, atau informasi dengan lingkungan diluar sistem.
e. Sistem relatively closed, merupakan sistem yang dapat terpengaruh dari luar
tetapi masih dibatasi.
f. Sistem artificial, merupakan sistem yang meniru kejadian yang terjadi di
alam.
g. Sistem natural, merupakan sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam.
h. Sistem manned, merupakan sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi
keikutsertaan manusia.
Sistem juga terdiri dari berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut
meliputi:
a. Komponen input, merupakan bagian sistem yang bertugas untuk menerima
data masukan.
b. Komponen proses, merupakan komponen sistem yang melakukan
pengolahan input untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan.
c. Komponen output, merupakan komponen hasil pengoperasian dari suatu
sistem.
d. Komponen tujuan, merupakan komponen yang memberikan arah yang jelas
dalam proses sistem.
e. Komponen kendala, merupakan komponen yang berisikan aturan atau batas-
batas yang berlaku dri sebuah tujuan.
f. Komponen kontrol, merupakan komponen pengawas dan pelaksanaan
proses demi mencapai suatu tujuan.
g. Komponen umpan balik, merupakan komponen yang memberikan respon
atas berjalannya suatu sistem yang dapat berupa kegiatan seperti perbaikan
atau pemeliharaan sistem

3.2 Pengertian Pemanenan


Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang. Istilah ini
paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya
kegiatan di lahan. Namun, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat
dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya,
seperti jamur, udang, alga/gulma laut, dan hasil hutan (kayu maupun non-kayu).
Secara kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk
mengadakan festival dan perayaan lain. Panen pada masa kini dapat dilakukan
dengan mesin pemanen seperti combine harvester, tetapi dalam budi daya yang
masih tradisional atau setengah trandisional orang masih menggunakan sabit atau
bahkan ani-ani. Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan dalam budi
daya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung
diikuti dengan proses pasca panen atau pengeringan terlebih dahulu.
3.3 Masukan Input dalam Pemanenan Edamame
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang
berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah
informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). Input dalam system ini pun
terbagi menjadi dua yaitu, input terkontrol dan input tak terkontrol.
3.3.1 Input Terkontrol
Input terkontrol merupakan input yang sudah disiapkan atau direncanakan.
Pada kegiatan pemanenan edamame terdapat input terkontrol. Input terkontrol ini
dilakukan sebelum melakukan proses pemanenan. Input terkontrol tersebut yaitu:
a. Tanaman Edamame yang siap di panen
Tanaman edmame siap panen yang dimaksud adalah tanaman edamame
yang telah memenuhi kriteria siap panen dimana umur, ukuran edamame,
berat polong, dan kandungan gula didalam polong sudah memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti pada PT. GMIT yang
menghendaki umur edamame sekitar 67-70 hari, panjang polong 4,5 hingga
6 cm, berat polong sekitar 2 gram, dan kandungan gula didalamnya sekitar
>9 brix.
b. Jumlah Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga sangat berpengaruh dalam pemanen dimana
manusia berperan penting dalam pemanen. Ketika pemanenan dibutuhkan
jumlah pemanen atau petani sekitar 20-30 orang. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat proses pemanenan yang harus cepat sehingga kesegaran,
mutu, dan kualitasnya terjaga.
c. Metode Pemanen Brangkas dan Pretel dan Alat Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan berakhirnya bercocok tanam. Edamame
juga memliki masa akhir bercocok tanam dimana umur edamame mencapai
67-70 hari. Ada pun cara atau metode memanen edamame yaitu brangkas
dan pretel. Pemanen brangkas adalah panen dengan memangkas tanaman
edamame beserta daun dan batangnya alat yang digunakan dalam panen ini
adalah sabit. Sedangan panen pretel adalah panen yang langsung memetik
polong edamame dari batang. Alat yang digunakan gunting namun bisa juga
di petik. Semua metode panen dapat dilakukan dengan menyesuaikan
keinginan konsumen dan pasar.
d. Pengolahan limbah
Dalam proses pemanenan edamame sendiri juga menghasilkan limbah.
Limbah tersebut berupa daun maupun batang tanaman edamame yang tidak
terpakai. Namun limbah tersebut dapat dimanfaat kembali sebagai pakan
ternak dimana dan kotoran ternak dapat dijadikan pupuk organik yang dapat
meningkatkan unsur zat hara pada tanah. Sehingga dapat digunakan pada
saat kegiatan pengolahan tanah dan penanaman edamame.
3.3.2 Input Tak Terkontrol
Input yang tak direncanakan ataupun hal – hal yang tidak terduga yang
terjadi pada suatu sistem. Pada pemanenan edamame juga terdapat input yang tak
terkontrol. Beberapa input tak terkontrol pemanenan edamame dijelaskan sebagai
berikut:
a. Faktor Sumber Daya Alam
Faktor sumber daya alam disini sangat sulit untuk diprediksi. Faktor
sumber daya alam dapat merusak tanaman edamame saat pertumbuhan
sehingga dapat mempengaruhi kegiatan pemanenan. Beberapa faktor alam
tersebut yaitu musim yang sulit untuk diprediksi, serangan hama dan
penyakit. Hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan jumlah
tanaman edamame yang akan dipanen. Apabila pertumbuhan tanaman
terpengaruh beberapa faktor diatas maka kemungkinan edamame rusak atau
gagal panen sehingga jumlah tanaman edamame yang dipanen sedikit.
b. Naik Turunnya Harga Edamame
Naik turunnya harga edamame di pasaran dapat menyebakan kerugian
yang dialami petani karena harga yang tidak sesuai dengan harapan dari
petani edamame sendiri. Apabila harga edamame sedang turun biasanya
petani di Indonesia tidak akan memanen tanaman edamame meskipun
tanaman edamame sudah siap panen. Hal ini disebabkan harga jual dan hasil
yang didapat sedikit. Naiknya harga edamame yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kerugian. Pada saat harga melambung terlalu tinggi dapat
menyebabkan turunnya minat beli konsumen.
3.3.3 Input Lingkungan
Input lingkungan input yang mempengaruhi proses pemanen. Pada
pemanenan edamame input lingkungan yang mempengaruhi adalah permintaan
konsumen. Dimana permintaan konsumen harus dipehatikan sehingga produsen
dapat menyesuaikan pasar dan konsumen dapat mendapatkan edamame yang
diinginkan.

3.4 Proses Pemanenan


Pemanenan edamame harus memperhatikan beberapa kriteria berupa
umur, ukuran polong, warna polong, dan kadar gula polong. Kedelai edamame
biasanya dipanen pada usia 67 hari setelah tanam sampai 70 hari setelah tanam.
Pemanenan polong kedelai edamame biasanya dilakukan serentak yang pertama
dipanen dengan kriteria edamame dengan polong yang besar yang berwarna hijau
terang dan berisi penuh dengan berat 2-3 gram per polong, panjang polong rata-
rata 4,5-6 cm, dan ketebalan polong 8-10 mm. Kadar gula yang dikandung
edamame juga sekitar >9 brix.
Proses pemanenan edamame ada beberapa metode yang harus digunakan
antara lain yaitu menggunakan metode brangkas dan pretel dengan menggunakan
alat sabit dan gunting. Proses pemanenan brangkas dan pretel dijelaskan sebagai
berikut:
a. Proses panen metode brangkas dilakukan dengan cara memangkas
tanaman edamame dengan memotong dari batangnya secara langsung.
Untuk metode brangkas, edamame dapat disimpan lebih lama daripada
edamame yang dipanen menggunakan metode pretel sebelum diolah lebih
lanjut. Pemanenan dengan metode brangkas dilakukan sehari sebelum
jadwal pembelian (H-1)
b. Proses panen metode pretel dilakukan dengan cara polong dipetik satu
persatu secara hati-hati agar polong tidak mengalami cacat mekanis,
maupun luka akibat salah dalam pemetikan karena hal ini akan berakibat
pada kurangnya kualitas pada edamame. Waktu untuk panen metode pretel
dilakukan pada jadwal hari pembelian, masuk gudang prosesing maksimal
pukul 14.00.
Proses pemanenan harus dipetik searah cabang. Proses panen ini harus
dilakukan sepagi mungkin dan diakhri pada siang hari. Hal ini dilakukan untuk
tetap menjaga kesegaran dari polong edamame yang dihasilkan apabila dipetik
pada pagi hari. Setelah pemanenan selesai edamame harus ditempatkan di lahan
yang teduh supaya tidak mengurangi kesegaran edamame sebelum dilakukan
pengangkutan ke pabrik untuk dilakukan penyortiran.

3.5 Pengertian Output (Keluaran)


Keluaran (Output) adalah hasil dari input/masukan yang telah diproses.
Output juga merupakan tujuan akhir dari sistem.Output/ keluaran dibagi menjadi
dua, yaitu output yang diinginkan dan output yang tidak diinginkan. Output yang
diinginkan merupakan hasil yang diharapkan sari suatu proses, sedangkan output
yang tidak diinginkan merupakan hasil yang tidak diharapkan dari suatu proses.
Dalam budidaya tanaman edamame, hasil panen yang diinginkan petani
adalah produk edamame dengan kualitas baik yang siap jual sehingga produk
edamame dapat diterima dipasaran. Adapun kriteria panen tanaman edamame
yaitu: umur tanaman 67-70 hari setelah tanam, warna polong hijau terang, berat
polong 2-3 gr/polong dan panjang polong rata-rata 4,5-6 cm. Metode pemanenan
tanaman edamae ada dua, yaitu panen brangkas dan panen pretel. Panen brangkas
yaitu cara memanen dengan memangkas tanaman edamame menggunakan sabit,
sedangkan panen pretel yaitu cara memanen dengan memetik polong.
3.5.1 Output yang diinginkan dari pemanenan edamame ada tiga, yaitu:
a. Produk edamame dengan kualitas baik
Produk edamame dengan kualitas baik didapat mulai dari proses pemilihan
benih sampai bagaimana perawatan tanaman dilakukan. Syarat pemilihan
benih untuk ditanam adalah jenis benih harus sama untuk satu lahan. Karena
jika dalam satu lahan jenis benih berbeda, maka perawatan akan sulit
dilakukan. Perawatan ketika tanaman edamae mulai tumbuh dan berkembang
juga sangat menentukan untuk menghasilkan tanaman edamame dengan
kualitas baik. Perawatan tanaman edamame meliputi kegiatan pengairan,
pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
b. Produk edamame dapat diterima dengan baik oleh konsumen
Produk edamame dijual dengan beberapa kelas, ada kelas A, kelas B dan
kelas C. Kelas A merupakan produk edamame dengan kualitas super, yaitu
biji polong berukuran besar, tidak terdapat cacat pada polong dan semua
polong berisi 3-4 biji. Kelas B merupakan produk edamame dengan kualitas
sedang, yaitu biji polong berukuran sedang dan polong berisi 2-3 biji. Kelas C
merupakan produk edamame dengan kualitas rendah, yaitu polong yang
berukuran kecil
c. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang dimaksud disini yaitu
kesejahteraan para petani edamame. Dengan mempekerjakan dan membuka
lapangan pekerjaan bagi pengangguran atau masyarakat sekitar yang ada
disekitar ladang edamame. Selain itu, juga diberikan pelatihan-pelatihan bagi
masyarakat sekitar berupa metode-metode yang benar pada saat budidaya
maupun pemanenan edamame sehingga dapat memberikan ilmu pengetahuan
yang baru.
3.5.2. Ouput yang tidak diinginkan
Ouput yang tidak diinginkan dari pemanenan edamame yaitu limbah
tanaman edamame yang berupa daun dan batang edamame. Petani telah
bekerja sama dengan para peternak disekitar lahan yaitu pertukaran limbah
tanaman edamame yang berupa sisa tanaman dengan pupuk kandang milik
peternak. Dari pertukaran ini petani mendapatkan pupuk kandang yang
nantinya digunakan untuk perawatan tanaman dan peternak mendapatkan sisa
tanaman yang digunakan untuk makanan hewan ternak.
3.5.3. Umpan balik
Umpan balik dalam sistem dapat berupa perbaikan sistem atau
pemeliharaan sistem. Umpan balik yang terjadi pada pemanenan adalah outpu
yang tidak diinginkan berupa limbah diumpan balik menuju pengolahan limbah
Umpan balik yang terjadi dengan menukarkan limbah sisa tanaman edamame
kepada peternak. Limbah tersebut akan dijadikan makan ternak, kemudian kotoran
ternak tersebut akan diolah menjadi pupuk. Pupuk ini akan diberikan kembali
kepada petani sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli
pupuk kandang. Selain itu, dapat mengurangi pengeluaran untuk biaya pembelian
pupuk.
Diagram Alir Subsistem Pemanenan Edamame dalam
Budidaya Edamame

INPUT TAK OUTPUT YANG


TERKONTROL INPUT
LINGKUNGAN DIINGINKAN
 Faktor Sumber
 Produk edamame
Daya Alam  Permintaan
siap jual yang
 Naik turunnya Konsumen
kualitasnya baik
harga edamame
 Hasil panen dapat
diterima
konsumen
 Meningkatkan
PROSES kualitas sumber
daya manusia
PEMANENAN
EDAMAME

INPUT
OUTPUT YANG TAK
TERKONTROL
DIINGINKAN

 Tanaman  Limbah tanaman


edamame siap edamame
panen
 Jumlah sumber
daya manusia
 metode
pemanenan dan
peralatan
pemanenan
 Pengolahan
limbah
BAB 4. KESIMPULAN

Dari penjelasan sistem pemanenan edamame diatas dapat disimpulkan


beberapa hal sebagai berikut:
1. Sistem pemanenan edamame terdiri dari beberapa komponen yaitu input,
output, proses, dan umpan balik yang saling berkaitan satu sama lain untuk
mewujudkan tujuan.
2. Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang akan diproses dan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Masukan (input)
pada sistem pemanenan edamame terdiri dari input terkontrol, input tak
terkontrol, dan input lingkungan.
3. Proses adalah kegiatan yang pada akhirnya akan menghasilkan output.
4. Keluaran (Output) adalah hasil dari input/masukan yang telah diproses dan
tujuan akhir dari sistem. Pada pemanenan edamame keluaran terdiri dari
keluaran yang diinginkan dan keluaran yang tidak diinginkan. Umpan balik
merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari
output yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan
sebuah sistem dengan memperbaiki dan memelihara sistem, caranya dengan
mengumpan balikkan output yang tidak diinginkan seperti pada pemanenan
edamame yaitu limbah yang diolah kembali menjadi pupuk
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto T. dan Riwanodja.1998.Kedelai Edamame. Balai Penelitian Tanaman –


kacang dan Umbi- umbian. Malang hal 31
Andri Kristanto, 2003, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya,
Penerbit:GavaMedia, Jakarta.
Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III.
Yogyakarta: ANDI
Mentreddy, S.R., Mohammed, A.I.N, Joshee., and Yadav. 2002. Edamame: A
Nutritious Vegetabel Crop. Trend in New Crop and New Uses. ASHS Press.
432-438
Soewanto,Hani.,Adi Prasongko, dan Sumarno. Tanpa tahun. Agribisnis
Edamame untuk Ekspor
Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: ANDI
Suyono dan Sosijohadi. 1994. Bercocok Tanam Edamame (vegetable
Soybean). Fakultas Pertanian.Universitas Jember
Tripama,bagus.1994.Pupuk Ajaib Casting.Brosur PT Mitratani Dua Tujuh Jember
Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis, Desain dan
Implementasi. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai