01 PENDAHULUAN
KAT : 30 % berupa
Tugas
Quiz/PR
UTS : 35 %
UAS : 35 %
Dasar Hukum Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi di Indonesia
1. UU 11-1974 tentang Pengairan
2. PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.
3. Permen PU No. 30 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif.
4. Permen PUPR 32-2007 Pedoman OP Jaringan Irigasi
5. Permen PU No. 33 tahun 2007 tentang Pedoman
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.
6. Permen PUPR No. 8 tahun 2015 tentang Pedoman Penetapan
Garis Sempadan Jaringan Irigasi berikut lampirannya.
7. Permen PUPR No 12 tahun 2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi berikut lampirannya.
8. Permen PUPR 14 tahun 2015 Penetapan Status Daerah
Irigasi
9. Permen PUPR No. 17 tahun 2015 tentang Pedoman Mengenai
Komisi Irigasi
10. Permen PUPR No. 30 tahun 2015 tentang Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi
Definisi dan Pengertian
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan
sumber daya manusia.
Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi
pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi.
Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di
bangunan bagi dalam jaringan primer dan/atau jaringan
sekunder.
Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air
dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan
sekunder ke petak tersier.
8
Definisi dan Pengertian
Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air
dari petak tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat
diperlukan.
Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase,
adalah pengaliran kelebihan air yang sudah tidak
dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
Daerah irigasi (D.I) adalah kesatuan lahan yang mendapat
air dari satu jaringan irigasi.
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi
yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer,
saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya. 9
Definisi dan Pengertian
Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi
yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun
dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang
berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam
petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter
dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta
bangunan pelengkapnya.
Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang
bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung
dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air maupun
petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi
perkumpulan petani pemakai air (P3A). 10
Definisi dan Pengertian
Perkumpulan petani pemakai air (P3A) adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani
pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis,
termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi
dan komunikasi antara wakil pemerintah kabupaten/kota,
wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi,
dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan
jaringan irigasi baru dan/atau peningkatan jaringan irigasi
yang sudah ada.
Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi
operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di
daerah irigasi.
11
Definisi dan Pengertian
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi
dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup
pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian
air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan
data, memantau, dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan
jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan
irigasi seperti semula.
12
Definisi dan Pengertian
Prasarana Irigasi adalah saluran dan bangunan irigasi yang
berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan sawah.
Sarana Irigasi adalah peta daerah irigasi, skema jaringan
irigasi, skema bangunan, skema operasi irigasi dan sosio hidro.
Skema D.I. adalah gambar sketsa yang menggambarkan/
menunjukkan jumlah bangunan bagi/sadap, luas tiap petak
tersier, luas ruas saluran sekunder/primer, letak bangunan
pengambilan, serta panjang dan debit saluran.
Skema bangunan adalah gambar sketsa jumlah saluran, jumlah
bangunan yang ada pada daerah irigasi.
Peta iktisar adalah peta pembagian petak yang merupakan
pembesaran dari peta petak.
Bangunan utama adalah bangunan pengambilan/ penampung-
an air yang berfungsi menyadap air pada sumbernya yang
digunakan untuk irigasi (bendungan, bendung, free intake,
13
stasion pompa)
Irigasi skala besar aliran gravitasi, Bendung dan Saluran Pembawa
El. Permukaan sawah Permukaan
tanah sawah
Permukaan
tanah sawah
Sungai
16
Bangunan Bagi - 1
Pembilas Kantong
Lumpur
Bangunan
Pengambilan
Bangunan Bagi - 1
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi (D.I)
Bendung, Petak Sawah dan Bangunan Bagi dan Bangunan
Bagi Sadap
Lay Out Bendung Barang
Skema Irigasi Bendung Barang
Skema Bangunan Bendung Barang
25
26
PP No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi
Struktur PP No. 20 Tahun 2006 sebagai berikut:
Bab I Ketentuan Umum
Bab II Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
Bab III Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Bab IV Wewenang dan Tanggung Jawab
Bab V Partisipasi Masyarakat Petani Dalam Pengembangan
dan Pengelolaan Sistem Irigasi
Bab VI Pemberdayaan
Bab VII Pengelolaan Air Irigasi
Bagian -1 Pengakuan atas Hak Ulayat
Bagian -2 Hak Guna Air untuk Irigasi
Bagian -3 Penyediaan Air Irigasi
Bagian -4 Pengaturan Air Irigasi
Bagian -5 Drainase
Bagian -6 Penggunaan Air Irigasi Langsung dari Sumber Air
PP No. 20 Tahun 2006
Struktur PP No. 20 Tahun 2006 sebagai berikut:
Bab VIII Pengembangan Jaringan Irigasi
Bagian – 1 Pembangunan Jaringan Irigasi
Bagian – 2 Peningkatan Jaringan Irigasi
Bab IX Pengelolaan Jaringan Irigasi
Bagian – 1 Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Bagian – 2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Bab X Pengelolaan Aset Irigasi
Bab XI Pembiayaan
Bab XII Alih Fungsi Lahan Beririgasi
Bab XIII Koordinasi Pengelolaan Sistem Irigasi
Bab XIV Pengawasan
Bab XV Ketentuan Peralihan
Bab XVI Penutup
Bab II Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi bertujuan
mewujudkan kemanfaatan air dalam bidang pertanian.
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
diselenggarakan secara partisipatif, terpadu, berwawasan
lingkungan hidup,transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan
dengan pendayagunaan sumber daya air yang didasarkan
pada keterkaitan antara air hujan, air permukaan, dan air
tanah secara terpadu dengan mengutamakan pendayagunaan
air permukaan.
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan
dengan prinsip satu sistem irigasi satu kesatuan
pengembangan dan pengelolaan, dengan memperhatikan
kepentingan pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi
di bagian hulu, tengah, dan hilir secara selaras.
yang warna merah itu yang
utama
Bab III Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Untuk mewujudkan tertib pengelolaan jaringan irigasi yang
dibangun pemerintah dibentuk kelembagaan pengelolaan
irigasi.
Kelembagaan pengelolaan irigasi meliputi instansi pemerintah
yang membidangi irigasi, perkumpulan petani pemakai air, dan
komisi irigasi.
Petani wajib membentuk P3A secara demokratis pada setiap
daerah layanan/petak tersier atau desa.
P3A dapat membentuk Gabungan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (GP3A) pada daerah layanan/blok sekunder,
gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.
GP3A dapat membentuk Induk Perkumpulan Petani Pemakai
Air (IP3A) pada daerah layanan/blok primer, gabungan
beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.
Bab III Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Komisi Irigasi dibentuk untuk mewujudkan keterpaduan
pengelolaan sistem irigasi pada setiap provinsi dan
kabupaten/kota.
Dalam sistem irigasi lintas provinsi, dapat dibentuk komisi
irigasi antarprovinsi
Dalam sistem irigasi yang multiguna, dapat diselenggarakan
forum koordinasi daerah irigasi.
Komisi irigasi kabupaten/kota dibentuk oleh bupati/walikota
Keanggotaan komisi irigasi terdiri dari
Wakil pemerintah kabupaten/kota dan
Wakil nonpemerintah yang meliputi wakil perkumpulan
petani pemakai air dan/atau wakil kelompok pengguna
jaringan irigasi dengan prinsip keanggotaan proporsional
dan keterwakilan.
Bab III Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Komisi irigasi kabupaten/kota membantu bupati/walikota
dengan tugas:
a. merumuskan kebijakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi dan fungsi irigasi;
b. merumuskan pola dan rencana tata tanam pada daerah
irigasi dalam kabupaten/kota;
c. merumuskan rencana tahunan penyediaan air irigasi;
d. merumuskan rencana tahunan pembagian dan pemberian
air irigasi bagi pertanian dan keperluan lainnya;
e. merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan
irigasi; dan
f. memberikan pertimbangan mengenai izin alih fungsi lahan
beririgasi.
Bab IV Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah antara lain:
a. menetapkan kebijakan nasional pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi;
b. menetapkan status daerah irigasi yang sudah dibangun;
c. melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi lintas provinsi, daerah irigasi
lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional;
d. melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3.000 ha atau pada
daerah irigasi lintas provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan
daerah irigasi strategis nasional;
Bab IV Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi
antara lain:
a. menetapkan kebijakan provinsi dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi di wilayahnya berdasarkan
kebijakan nasional dengan mempertimbangkan kepentingan
provinsi sekitarnya;
b. melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi lintas kabupaten/kota;
c. melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha sampai dengan
3.000 ha atau pada daerah irigasi yang bersifat lintas
kabupaten/kota;
Bab VII Pengelolaan Air Irigasi
Hak guna air untuk irigasi berupa hak guna pakai air untuk
irigasi dan hak guna usaha air untuk irigasi.
Hak guna pakai air untuk irigasi diberikan untuk pertanian
rakyat.
Hak guna usaha air untuk irigasi diberikan untuk keperluan
pengusahaan di bidang pertanian.
Bab IV Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota antara lain:
a. menetapkan kebijakan kabupaten/kota dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi berdasarkan
kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
nasional dan provinsi dengan memperhatikan kepentingan
kabupaten/kota sekitarnya;
b. melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten/kota;
c. melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten/kota
yang luasnya kurang dari 1.000 ha;
Bab IV Wewenang dan Tanggung Jawab
Hak dan Tanggung Jawab Masyarakat Petani al:
a. melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
tersier;
b. memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan,
pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau
saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan
pendekatan partisipatif.
Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya
manusia.
Dengan demikian irigasi terdiri atas lima (5) pilar irigasi, yaitu:
1. Ketersediaan air;
2. Infrastruktur;
3. Pengelolaan irigasi;
4. Institusi irigasi; dan
5. Manusia pelaku.
Pada prinsipnya irigasi adalah upaya manusia untuk
mengambil air dari sumber air, mengalirkannya ke dalam
saluran, membagikan ke petak sawah, memberikan air pada
tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan pembuang.
38
Pemberian air irigasi harus sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan prinsip Waktu RUaNG JumlAh MUtu (WARUNG
JAMU) sebagai berikut:
Waktu : setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah,
pertumbuhan dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.
Tempat/Ruang: setiap daerah irigasi mempunyai karakteristik kebutuhan
air yang berbeda tergantung dari jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi
dan curah hujan efektif), serta kehilangan air di saluran.
Jumlah: setiap daerah irigasi memiliki luas dan usaha tani yang berbeda.
Mutu : air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi (contoh: salinitas
yang sangat rendah).
Sistem irigasi dibangun dan dikelola oleh manusia untuk tujuan
kesejahteraan manusia, sehingga manusia merupakan unsur
utama dalam pembangunan dan pengelolaan irigasi.
Secara fisik sistem irigasi dinyatakan dalam dua pengertian,
yaitu jaringan irigasi dan daerah irigasi.
Secara fungsional jaringan irigasi dibedakan menjadi empat
komponen utama, yaitu bangunan, saluran pembawa, saluran
39
pembuang dan petak yang diairi.
Jenis irigasi di Indonesia:
1. Irigasi permukaan: adalah sistem irigasi dimana air digenangkan pada
tanaman dan dialirkan lewat permukaan tanah, misalnya sistem irigasi
pada sawah. Sistem irigasi ini dilakukan oleh sebagian besar petani
dalam budidaya pada sawah.
2. Irigasi air tanah: adalah sistem irigasi dimana sumber airnya dari
bawah tanah dan dialirkan jaringan irigasi permukaan atau perpipaan
dengan menggunakan pompa. Sistem irigasi ini dilakukan pada daerah
yang air permukaannya sangat terbatas.
40
3. Jaringan irigasi pompa: adalah sistem irigasi permukaan yang
pengambilan airnya di sungai atau sumber lainnya dengan menggunakan
pompa air.
41
4. Jaringan irigasi rawa : adalah sistem irigasi permukaan yang
pengambilan airnya dari rawa.
42
Permen PU No. 30 tahun 2007
Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif
88
89
Sejarah Irigasi di Indonesia
Sejak Pelita I: komitmen rehabilitasi dan perluasan irigas
dipacu oleh kepentingan mencapai swasembada beras,
dengan bantuan kredit lunak dari IDA (International
Development Agency).
Pada kurun waktu 1969-1984: Areal Irigasi seluas 3,4 juta
hektar dalam kondisi rusak menjadi 5,0 juta hektar kondisi
baik. Intensitas Pertanaman meningkat dari 100% menjadi
145%. produktivitas naik lebih dari 2 kali lipat (2 ton GKG/ha -
4,3 ton GKG/ha).
Swasembada beras dicapai tahun 1984 - 1993, dan kembali
swasembada beras tahun 2004-2006. Swasembada beras
tersebut dapat dicapai dengan pengelolaan irigasi yang baik
dan teknik budidaya tanaman padi yang diterapkan petani
sesuai anjuran serta dukungan dari berbagai pihak yang
terkait.
Sejarah Irigasi di Indonesia
Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip
dengan TVA di AS tersebut.
Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten
Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu
dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan
panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai
dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis,
dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun
dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.
Manfaat waduk serbaguna Jatiluhur yaitu :
Irigasi seluas 257.948 ha, di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan
Indramayu
Pengendalian banjir di sepanjang pantai utara Jawa Barat dari Bekasi sampai
Indramayu
Pembangkit energi listrik sebesar 600.000 MWh/tahun, dengan 5 buah turbin
terpasang masing-masing 25 MW, sekarang telah ditingkatkan menjadi 6 buah
turbin, Unit I s.d V masing-masing 32,5 MW dan Unit VI 30 MW.
Air baku untuk air bersih Kota Jakarta sebesar 16,10 m3/det.
Citarum Kaskade
BENDUNGAN JATILUHUR
BENDUNGAN CIRATA
BENDUNGAN SAGULING 97
SKEMA SUMBER AIR JATILUHUR
Sumber Air Irigasi
Guna keperluan pertanian dibutuhkan banyak sekali air
terutama untuk tanaman padi meskipun padi bukan termasuk
tanaman air, namun selama tumbuhnya tanaman padi banyak
sekali memerlukan air.
Sumber Air Irigasi
Sumber air untuk irigasi antara lain adalah:
Sungai
Pengambilan air dari sungai guna keperluan pertanian pada
umunya lebih baik, karena air sungai lebih banyak mengandung
lumpur yang berguna bagi hidupnya tanaman, kecuali untuk
keperluan pengairan air sungai dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain misalnya untuk membangkit tenaga
listrik,industri,perikanan,keperluan sehari-hari.
Danau
Danau merupakan kekayaan alam dimana airnya dapat
dimanfaatkan guna keperluan pengairan hanya saja karena air
danau tidak dapat dipakai untuk menambah adanya pupuk
tanah. Kecuali untuk pertanian danau juga dapat dimanfaatkan
untuk keperluan perikanan, pariwisata dan lain-lain.
Mata Air
Mata air yang berasal dari air tanah sering pula digunakan
sebagai sumber air untuk irigasi, air bersih dll.
Sumber Air Irigasi
Sumber air untuk irigasi antara lain adalah:
Waduk
Waduk merupakan salah satu sumber air guna keperluan pengairan.
Waduk dibuat oleh manusia dan airnya di ambil dari sungai di kanan
kirinya, kecuali untuk keperluan pengairan waduk juga untuk digunakan
sebagai pembangkit istrik, perikanan, pariwisata dan pengendalian banjir.
Waduk merupakan suatu tandon air dengan permukaan yang lebih tinggi
(menaikkan permukaan air).
Sumur/Air Tanah
Sumur merupakan sumber air bilamana pengairan sungai tidak ada. Cara
mengambil air di sumur tersebut dengan timba atau dengan pompa.
Hujan
Air yang diperoleh dari bermacam-macam sumber tersebut sebenarnya
semuanya berasal dari satu sumber yakni ait hujan, di mana air hujan
meresap ke dalam tanah dan terjadi mata air , mata air dapat
menimbulkan terjadinya danau maupun sungai. Adanya hujan sangat
diprngaruhi oleh adanya iklim dan musim.
Irrigated area