Anda di halaman 1dari 27

Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

BAB I

PENDAHULUAN

SEBELUM MENGGUNAKAN ISI


LAPORAN INI

HARAP DI CEK DENGAN KP – 01 yg


dikirim di GC
Sudah sejak lama manusia berupaya mengelola air yang tersedia dibumi
untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, peternakan dan perikanan darat, usaha
tersebut bermaksud untuk meningkatkan luas lahan dan hasil produksi. Untuk
merealisasi maksud tersebut, maka dilakukan pengamatan, pengumpulan data dan
percobaan-percobaan, dan akhirnya diperoleh sebuah cara memanfaatkan air yang
secara efektif. Teknik pengaturan air tersebut disebut dengan IRIGASI.

1.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Rancangan Irigasi dan bangunan air adalah untuk
mendapatkan air secara teratur pada areal persawahan yang akan diairi dan
diharapkan akan dapat berfungsi dengan baik dan secara teknis sehingga bisa
dipertanggung jawabkan.

Tujuan irigasi dan bangunan air tergantung dari kebutuhan untuk apa
irigasi itu akan diperlukan atau dipergunakan berdasarkan jenis bangunan
tersebut.

Maksud itu dapat di bagi dalam:


a. Membasahi tanah
b. Merabuk
c. Mengatur suhu (temperatur) tanah

1
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

d. Menghindari gangguan dalam tanah


e. Kolmatase
f. Membersihkan air kotoran
g. Mempertinggi air tanah

1.2. Defenisi / pengertian dalam Irigasi

Air adalah semua air yang terdapat pada diatas maupun dibawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

1. Irigasi adalah usaha penyadiaan dan pengaturan air untuk menunjang


pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
2. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air satu jaringan
irigasi.
3. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan perlengkapannya
yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk mengatur iar irigasi
mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan
dan pembangunannya.
4. Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu system
irigasi mulai daribangunan utama, saluran induk(primer), saluran skunder
dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.
5. Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana air
dalam saluran tersier, saluran pembagi yang terdiri dari saluran pembawa
yang disebut saluran tersier, saluran pembagi tersebut saluran kwarter dan
saluran pembuang berikut serta kelengkapannya.
6. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperolaeh saluran irigasi.
7. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan satu kesatuan
dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama.

2
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

8. Penyediaan air irigasi adalah penetuan banyaknya air persatuan waktu dan
satuan pemberian air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian.
9. Pembagian air irigasi adalah pemberian alokasi air dari jaringan utama ke
petak tersier dan kwarter.
10. Penggunaan air irigasi adalah pemenfaatan air dilahan pertanian.
11. Pembuangan/drainase adalah pengalihan/ kelebihan air irigasi yang sudah
tidak dipergunakan lagi pada daerah irigasi tertentu.
12. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami/ buatan yang terdapat pada
di atas ataupun di bawah permukaan tanah.
13. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air, irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolahan irigasi, dan sumber daya manusia.
14. Pengaturan iar irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian,
dan penggunaan air irigasi.
15. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
bangunan utama, saluran induk/ primer, saluran, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkapnya.
16. Jaringan irigasi skunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran skunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap, dan pelengkapnya.
17. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
Hidrogeologis, tempat semua kejadian Hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
18. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi
air tanah termasuk saluran di dalamnya.
19. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang
dimulai setelah
20. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang di bangun dan di kelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.
21. Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam
bidang pertanian, baik yang telah bergabung dalam organisasi perkumpulan

3
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

petani pemakai air maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam
organisasi perkumpulan petani pemakai air.
22. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi
yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan
irigasi yang di bentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis,
termasuk lembaga local pengelola irigasi.
23. Hak ulayat air adalah hak adat masyarakat untuk memanfaatkan air dan
sumber air untuk irigasi.
24. Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
25. Hak guna pakai air untuk memperoleh dan memakai air dari sumber air
untuk kepentingan pengusahaan pertanian.
26. Hak guna usaha air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pengusahaan
pertanian.
27. Komisi irigasi kabupaten/ kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi
antara wakil pemerintah kabupaten/ kota, wakil perkumpulan petani
pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan pada
kabupaten/ kota.
28. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat
daerah irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada propinsi, dan wakil
provinsi, dan wakil komisi irigasi kabupaten/ kota yang terkait.
29. Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi baru/
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
30. Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan
irigasi diwiliyah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
31. Peningkatan jaringan irigasinya adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal
pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan
perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

4
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

32. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan meliputi operasi,


pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
33. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka, menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/
bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
34. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik, guna melancarkan
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
35. Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
36. Pengelolaan asset irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan system irigasi guna mencapai
tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air
irigasi dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan asset
irigasi seefesien mungkin.
37. Forum koordinasi daerah irigasi adalah sarana konsultasi dan komunikasi
antara perkumpulan petani pemakai air, petugas pemerintah provinsi dan
kabupaten, dan jaringan irigasi lainnya dalam rangka pengelolaan irigasi
yang jaringannya berfungsi multi guna pada suatu daerah irigasi.
38. Perkumpulan petani pemakai air/keujruen blang adalah lembaga
kepengurusan air irigasi di provinsi Aceh.
39. Pemberdayaan keujruen blang upaya penguatan dan peningkatan
kemampuan perkumpulan petani pemaki air yang meliputi aspek
kelembagaan, teknik, dan pembiayaan dengan dasar keberpihakan kepada
petani melalui pembentukan, pelatihan, pendampingan dan menumbuh
kembangkan partisipasi.
40. Garis sepadan irigasi adalah batas pengamanan bagi saluran atau banguna
irigasi dengan jarak tertentu sepanjang saluran dan sekeliling bangunan.
41. Daerah sempadan irigasi adalah kawasan sepanjang saluran dan sekeliling
banguna irigasi diluar jaringan irigasi yang dibatasi oleh garis sepadan
untuk mengamankan jaringan irigasi.

5
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

42. Pengamanan sempadan daerah irigasi adalah upaya pengetahuan dan


penertiban terhadap pemenfaatan daerah irigasi.
43. Pengawasan daerah sempadan adalah upaya memantau tindakan-tindakan
yang terjadi didaerah sempadan.
44. Penyelidik adalah pejabat polisi NKRI, pejabat atau pegawai negeri sipil
yang diberi tugas dan wewenang oleh UU melakukan penyidikan.
45. Pengamat irigasi adalah petugas irigasi yang bertanggung jawab untuk
mengelola area irigasi seluas 5.000-7.500 Ha.
46. Juru irigasi adalah petugas irigasi yang bertanggung jawab untuk mengelola
area irigasi seluas 750-1.500 Ha.
47. Penjaga pintu bendung adalah petugas irigasi yang bertanggung jawab
terhadap operasional terhadap pintu bendung, 1 (satu) orang perbendung
dapat ditambah bila bendung besar.
48. Penjaga pintu air adalah petugas irigasi yang bertanggung jawab
operasional bangunan sadap dan bangunan bagi, dimana setiap per 3-5
pintu sepanjang 2-3 Km.

1.3. Pembangian Jenis Irigasi

Dilihat dari sumber airnya, maka irigasi dapat dibagi dua:

I. Irigasi alam ( Natural Irrigation )


I.1 curah hujan ( rain fall )
I.2 genangan ( Inundatio canal system)
II. Irigasi buatan ( Artificial Irrigation )
II.1irigasi aliran (flow irrigation)
II.1.1 irigasi tangki
II.1.2 irigasi aliran sungai
II.2sprinkler (over heat) irigasi
II.3irigasi pompa
II.3.1 pompa tertutup
II.3.2 pompa terbuka

6
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Dari berbagai cara di atas yang paling mudah dan murah adalah cara
irigasi buatan dengan system aliran air permukaan (sungai), karena pada cara ini
air bergerak secara gravitasi, cara ini yang banyak dipakai di Indonesia.

Irigasi buatan dengan aliran sungai dibagi menjadi 3 type, yaitu:


1. 1 irigasi sederhana
2. 1 irigasi semi teknik
3. 1 irigasi teknik

A.d 1. Irigasi sederhana

System ini hanya mengandalkan kondisi alam, tanpa ada usaha pengaturan
yang baik, cara kerja system ini sebagai berikut:
1. pengambilan air langsung dari air hujan atau dari sungai, tanpa bendungan
2. daerah yang diairi sederhana dengan luasan yang terbatas
3. dimensi saluran tidak teratur
4. saluran pembawa dan pembuang tidak jelas
5. tidak ada pengontrolan terhadap volume pemakaian air

A.d 2. Irigasi semi teknik


Pada system ini perolehan air dilakukan dengan cara teknik yaitu:
1. bangunannya masih belum permanen
2. demikian juga antara saluran pembawa dan buang tidak tegas
perbedaannya, dan letaknya juga tidak teratur (sembarangan)
3. supply air sering terhenti serta pembagiannya tidak beraturan
4. pengambilan air dari saluran primer dan skunder masih sering menyalahi
aturan, control pembagian tidak ada.

A.d 3. Irigasi teknik


1. bangunannya permanen dan memenuhi syarat-syarat teknik
2. bangunannya terdiri dari:
- bangunan pintu
- bangunan pembagi

7
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

- alat-alat ukur
3. antara saluran pembawa dan pembuang mempunyai perbadaan yang tegas
4. pengambilan dan pembagian air terkontrol dengan baik

Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai
dari tumbuh sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa
melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yang membutuhkan/memerlukan
secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran
pembuang menuju sungai kembali.

1.4. Tujuan dan Manfaat Air Irigasi


Manfaat air irigasi bagi lahan pertanian antara lain adalah:
1. Membasahi tanah
2. Memupuk tanah
3. Maninggikan tanah
4. Mengatur suhu tanah
5. Membersihkan tanah
6. Menambah air tanah
7. Perikanan
8. Dan lain-lain

Ad. 1 Membasahi tanah


Tanaman membutuhkan air, air tersebut dihisap melalui akar dari tanah
dan dibutuhkan untuk:
1. Pelarut mineral sebagai makanan dari tanaman/tumbuh-tumbuhan.
2. Melakukan proses pemupukan tanaman secara sempurna.
3. Zat penghancur tanaman dalam rangka proses daur ulang.
4. Penyuburan tanaman.
5. Menambah air tanah hingga kelembaban tanah terjaga.
6. Media yang cukup melakukan proses biokimia yang dapat mengubah zat-
zat makanan.

Ad. 2 Memupuk tanaman

8
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Air yang di alirkan ke daerah irigasi pada umumnya mengandung unsure


hara butiran kaloida(sedimen), terangkut dari daerah hulu dan mengendap di
daerah pertanian. Unsur-unsur tersebut merupakan pupuk bagi tanaman, perlu di
usahankan agar pengendapan unsur-unsur tersebut merata di seluruh lahan
pertanian. Hingga akan membantu mempercepat proses pemupukan secara
merata.

Ad.3 Meninggikan muka tanah


Air yang mengalir padda umumnya membawa sedimen baik berupa
lempung, lanau atau pasir, sedimen ini mengendap di petak-petak pertanian,
endapan ini lama kelamaan akan menebal hingga menambah tinggi elevasi muka
tanah.

Ad.4 Mengatur suhu tanah


Air merupak stabilisator terhadap suhu tanah, tumbuh-tumbuhan bertahan
hidup pada suhu tanah yang relative stabil, pada tanah yang kering suhu tanah
juga relative berubah bertambah pada keadaan ini tanaman ini tidak dapat hidup.

Ad.5 Membersihkan atau mencuci tanah


Air yang mengalir melalui pori-pori tanah akan melakukan pembersihan
tanah tersebut dari unsure-unsur yang mencemari tanah, bila tanah tersebut terlalu
banyak mengandung garam-garam, unsure tersebut dapat menjadi racun bagi
tanaman, hal tersebut sangat merugikan pertanian, unsure tersebut yaitu seperti
unsure Br,Fe,C1,Mg,SO4.

Ad.6 Menambah air tanah


Pada dasarnya secara sederhana tanaman hanya mengandalkan air hujan,
hingga saat-saat terjadi musim kemarau otomatis tanaman akan kekurangan air,
dengan system irigasi otomatis kekurangan tersebut akan teratasi.

9
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Ad.7 Perikanan
Dari jenisnya padi merupakan tanaman rawa yang tahan terhadap
genangan air, hingga dari kondisi tersebut antara penanaman padi dan budidaya
ikan dapat dilakukan secara bersamaan.

Ad.8 Manfaat lain dapat dilakukan adalah menyuplai kebutuhan air untuk:
8.1 industri ( kertas, pupuk, gula, dll )
8.2 rumah tangga
8.3 kolam perikanan darat
8.4 hidro power
8.5 dan lain-lain

1.5. Syarat-Syarat Air Irigasi


1. Air dan sedimen yang terbawa dalam aliran air tidak boleh mengandung
unsur-unsur Fe,A1,Na,S,C1 atau sulfat yang berlebihan
2. Air yang banyak mengandung unsur Fad dan Na, lambat laun akan
menutup pori-pori tanah, tanah menjadi padat, peradaran O2 terganggu,
akhirnya tanaman juga terganggu pertumbuhannya
3. Air yang terlalu banyak mengandung belerang (S) atau garam color (C1)
dapat langsung merugikan tanaman
4. Bila sedimen yang terkandung dalam aliran air terlalu berat, maka akan
terjadi penumpukan pada saluran air, hingga akan terjadi penyumbatan
5. Air yang berwarna putih dari batuan kapur akan merugikan tanaman dan
air yang berwarna kuning atau coklat yang berasal dari erosi tanah
lempung atau humus tidak membahayakan tanaman
6. Air irigasi harus mengandung nutrient
Yaitu harus mengandung unsure-unsur N (Nitroginium), P (phosphorus),
K ( kalium ), Ca ( calcium ) dan Fe ( Ferrum ) dalam perbandingan yang
tepat. Air yang terlalu jernih miskin unsur kimia, bila mengandung zat
asam yang agresif dapt mempengaruhi proses oksidasi zat kimia yang ada
didalam tanah dan dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan, air yang
mengandung larutan tersebut dapat merubah tanah dari semula subur

10
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

menjadi tidak subur. Bila dipakai untuk membila harus dipakai air yang
netral yaitu Phnya=7, untuk merabuk harus mengandung lumpur yang baik
untuk tanaman dan bila dipakai untuk colmatage( meninggikan tanah)
harus mengandung lumpur yang cepat mengendap.
7. Air dari sumbernya mudah dialirkan ke tempat tujuan, hingga
pembangunan sistemnya tidak mahal.
8. Sumber airnya mencukupi terutama untuk musim kemarau.

BAB II
KEPUSTAKAAN

2.1 Kebutuhan Air Irigasi

Perhitungan kebutuhan air irigasi baagi tanaman, biasanya didasarkan


pada 3 jenis tanaman yaitu padi, palawija dan tebu.

a. Padi
Air irigasi yang diberikan pada tanaman padi sawah uuntuk memenuhi
kebutuhan air bagi pengolahan tanah, persemaian dan pertumbuhan tanaman.

b. Pengolahan tanah dan persemaian


Selama masa pengolahan tanah, air irigasi banyak diperlukan terutama
untuk penjenuhan/pelumpuran tanah, penggenangan dan untuk mengganti
kehilangan air melalui evaporasi, perembesan dan perkolasi.
Berdasarkan peninggalan arsip zaman kolonial didapatkan bahwa angka
kebutuhan air untuk pengolahan tanah. di daerah Permali Comal adalah 1,20
1/dt/ha untuk selama 45 han atau 467 mm, (4.665.600 liter).
Konsultan Nedeco menyarankan penggunaan angka 200 mm/ha bagi
kebutuhan air untuk pengolahan tanah. Kemudian Prosida Sub Proyek Pemali

11
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Comal mengadakan penelitian kebutuhan air pengolahan tanah dan didapatkan


angka 1.12 I/dt/ha selama 26 hari, (2.515.968 liter).
Modul Proyek Tata Guna Air menyarankan menggunakan angka
kebutuhan air untuk pengolahan tanah sebesar 1.50 l/dt/ha selama 35 han
(4.536.000 liter).
Untuk persemaian, mengingat bahwa arealnya relative kecil (3%-5% dari
areal tanam), dan ditemukannya jenis padi unggul dimana umur bibitnya kurang
dari satu bulan, dan umumnya tiga minggu, maka pemberian airnya dapat dicakup
oleh jumlah air untuk penggolahan tanah.

2.2 Penampang Melintang Saluran

Menurut Chow (1989), hantaran suatu penampang saluran akan meningkat


sesuai dengan penimgkatan jari-jaari hidrolitas atau berkurangnya keliling
basah,dan bentuk tampang saluran akan mempengaruhi kecepatan aliran yang
melaluinya..
Dalam hal ini dimensi saluran di hitung dengan menggunakan persamaan
Strikcler sebagaimana yang tersebut di bawah ini :
Q = AxV……………………………(2.1)
V = K x R2/3x I0.5……………………(2.2)

{
V
I = K×R
2/ 3 } …………….....……(2.3)
R = A/P …………………………….(2.4)
A = (b + m.h) h ………….....………(2.5)

P = b + 2h √ (1+m2) …….….……(2.6)
Dimana :
Q = debit rencana saluran (m³/dt)
A = luas penampang basah hidrolis (m²)
V = kecpatan aliran (m/dt)
K = koefisien kekasaran
R = jari-jari hidrolis (m)

12
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

I = kemiringan saluran (m)


P = keliling basah (m)
b = lebar dasar saluran
m = kemiringan dinding saluran (m)
h = kedalaman (m)

2.3 Penampang Memanjang Saluran

Menurut Choe (1989), kemirngan memanjang dasaar saluran biasanya


diatur oleh keadaan topogarfi dan tinggi energy yang diperlukan untuk
mengalirkan air pada saluran. Perhitungan aliran kritis meliputi penentuan
kedalaman kritis dan kecepatan kritis, bila tertib dan tampang saluran diketahui.
Menurut Choe (1989), untuk menghitung kecepatan kritis dapat di
gunakan persamaan Manning yaitu :
Vc = (g.D1) ¹/² ………………………(2.7)
Dimana :
Vc = kecepatan di saluran (m./dt)
G = percepatan grafitasi = 9.8 (m/dt)
D = kedalaman
Untuk penentuan kedalaman air kritis (h), menurut Ranger Raju K.G,
(1986), suatu aliran dikatakan kritis jika bilangan Froude adalah satu. Pernyataan
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan ssebagai berikut :

Q2 .T
2
F¹ = g. A ……………………………..(2.8)
Di mana :
F¹ = bilangan Froude
Q = debit rencana saluran (m³/dt)

13
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

T = lebar puncak air rencana (m)


g = percepatan grafitasi (m/dt)
A = luas penampang basah hidrolis (m²)
Untuk mengetahui kedalaman air kritis (h) digunakan persamaan sebagai
berikut :
Berikut:

[ ]
1/3
Q .2 (b+(2. m)h
hc = g .(b+m. h)3

Dimana :
hc = kedalaman air kritis (m)
Q = debit rencana saluran (m³/dt)
b = lebar dasar saluran
m = kemiringan dinding saluran (m)
h = kedalam air (m)
g = percepatan gravitasi (m/dt)

Untuk mencari tinggi muka air yang diperlukan (P) dihitung dengan
rummus standar perencanaan irigasi (1986) yaitu :
P = a + 0.7 + (L.I)……………………(2.10)
Dimana :
P = tinggi muka air pada permukaan (m)
a = elerasi tertinggi dari permukaan
L = panjang saluran
I = kemiringan saluran (m)

2.4 Koefisien Kekasaran Dasar Saluran

Berdasarkan anonymous (1986) standar perencanaan Irigasi, Besarnya


koefisien kekerasan strickler tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
- Kekerasan permukaan saluran

14
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

- Ketidak teraturan permukaan saluran


- Trase
- Vegetasi
- Sedimen
Pengaruh faktor-faktor di atas terdapat koefisien kekasaran saluran akan
berfariasi menurut ukuran saluran. Koefisien kekasaran manning (“n”)
mempunyai harga bilangan 1 dibagi dengan k.
Koefisien-koefisien keksaran Strickler untuk saluran tanah dapat dilihat
pada table 2.1

Tabel 2.1 Harga-harga kekasaran strickler saluran tanah


Debit rencana K
(m³/dtk)
Q > l 45
5 < Q > 10 42,5
l<Q<5 40
Q < l dan saluran tersier 35
Sumber : Anonymous 1986

Sedangkan untuk saluran yang memnggunakan pelindung (lining),


besarnya kekasran Stickler adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Harga-harga kekasaran Stickler saluran pasangan
Jenis pasangan k
- Pasangan bata 60
- Pasangan beton 70
- Tanah 35 – 45
- Besi 85

Sumber : Anonymous 1986

15
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

2.5 Kecepatan Aliran yang Diizinkan

Batas kecepatan maksimum yang dizinkan ditentukan oleh sifat-sifat


bahan pembentuk saluran yang digunakan. Penggerusan yang terjadi pada dasar
saluran terutama disebabkan oleh kecepatan yang melebihi kecepatan yang
diizinkan. Besar nilai kecepatan yang diizinkan sangat bervariaasi terganntung
pada jenis material yang digunakan, juga dapat ditentukan berdasarkan
pengamatan dan percobaan. Dalam merencanakan kecepatan aliran, sebaiknnya
sedikit lebih kecil dari kecepatan aliran yang diizinkan. Hal itu bertujuan untuuk
mencegah pengendapan dari sedimen yang melayanga.
Menurut Chow (1959), kecepatan maksimum yang diizinkan adalah
kecepatan rata-rata terbesar yang tidak akan menimbulkan erosi pada tubuh
saluran.
Menurut Anonymous, 1986, Standart Perencanaan Irigasi, kecepatan
maksimmum untuk ahran subkritis, khusus untuk saluran primer dan skunder
yang dianjurkan adalah sebagai diperlihatkan pada tabel 2.3 dibawah ini (khusus
untuk saluran primer dan skunder), sebagai berikut :

Q (m3/detik) N V(m/det)
0 – 1,5 2 0,4 s/d 0,45
1,5 – 3,5 2,5 0,50
3,5 – 4,5 3,0 0,55
4,5 – 6,0 3,5 0,60
6,0 – 7,5 4,0 0,65
7,5 -9,0 4,5 0,70
9,0 – 11 5,0 0,70 s/d 0,75

2.6 Kemiringan Talud Saluran

16
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Untuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talud saluran


direncanakan securam mungkin yang tentunya berdasarkan peraturan Direktorat
Jenderal Pengairan. Untuk saluran pasangan, kemiringan talud dapat dibuat lebih
curain dari pada saluran tanah. Untuk saluran yang ebih kekcil (h < 0,40 in)
kemiringan talut dibuat vertical. Sedangkan untuk saluran yang lebih besar
stabilitas yang diberikan pasangan harus diperiksa agar tidak terjadi gelincir dan
sebagainya.. untuk harga-harga kemiringan talud untuk saluran pasangan dapat
dilihat pada tabel 2.4 untuk berbagai jenis tanah.

Tabel 2.4 Harga-harga kemiringan talud untuk saluran pasangan


Jenis tanah H < 0,75m 0,75 m < h <5,m
Lempung pasiran 1 1
Tanah pasiran kohesif 1 1
Tanah pasiran lepas 1 1,25
Geluh pasira, lemping `1 1,5
berpori 1,25 1,5
Tanah gambut lunak
Sumber : Anonymous 1986

2.7 Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan adalah tinggi vertical yang direncanakan dan elevasi


permukaan air rencana hingga puncak tanggul. Hal ini dimaksud untuk mencegah
melimpahnya air yang dapat mengancam kestabilan tanggul.
Menurut Chow (1975), untuk perhitungan tinggi jagaan ini belum ada
suatu metode khusus untuk masing-masing saluran, karena kenaikan gelombang
atau kenaikan muka air di saluran ditimbulkan oleh beberapa faktor lain yang
tidak dapat diduga. Besarnya tinggi jagaan yang sering dipakai dalam
perencanaan, berkisar antara 5% - 30% dari kedalaman air rencana.

17
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Harga-harga tinggi jagaan tersebut dapat diambil dari United State Bureau
Of Reclamation (USBR). Besarnya tinggi jagaan untuk saluran tanah dan saluran
pasangan dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini :

Tabel 2.5 Harga-harga tinggi untuk jagaan


Debit Rencana Tinggi Jagaan
M³/dtk (m)
Saluran tanah Saluran pasangan Tanggul
< 0,5 0,40 0,20 0,40
0,5 – 1,5 0,50 0,20 0,50
1,5 – 5,0 0,60 0,25 0,60
5,0 – 10,0 0,75 0,30 0,75
10,0 – 15,0 1,00 0,50 1,00

2.8 Pintu sorong

Perencanaan Hidrolisnya adalah :


Q = K x µ x a x b √(2 x g x h1)
Dimana :
Q = debit aliran, m³/det
K = koefisien aliran tenggelam
µ = koefisien debit

18
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

a = bukaan pintu sorong, m


g = percepatan gravitasi, m/dt² (≈ 9,80 m/dt²)
b = lebar pintu sorong
h1 = kedalaman air didepan pintu diatas ambang

Kelemahan dan kelebihan pintu sorong diantaranya yaitu:

 Kelebihan-kelebihan Pintu Sorong :


1. Tinggi muka air hulu dapat dikontrol dengan tepat.
2. Pintu bilas kuat dan sederhana.
3. Sedimen yang diangkut oleh aliran hulu dapat melewati bilas.

 Kelemahan-kelemahan Pintu Sorong:


1. Kebanyakan benda-benda hanyut bisa tersangkut dipintu.
2. Kecepatan aliran dan muka air hulu dapat dikontrol dengan baik jika
aliran moduler.

2.9 Bangunan Ukur

Bangunan ukur debit yang dimaksudkan pada tulisan ini adalah suatu
bangunan air yang dibangun melintang pada saluran irigasi atau sungai yang
sengaja dibuat untuk meninggikan muka air, sehingga air saluran irigasi atau
sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ketempat tertentu yang
membutuhkan atau untuk mendapatkan tinggi terjun yang cukuup untuk keperluan
tertentu. Ditinjau dari pandangan hidrologis, bangunan ukur debit tersebut dapat
dianggap sebagai penampang kendali buatan, yaitu suatu penampang melintang
buatan yang berfungsi sebagai pengendali aliran. Berdasarkan fungsinnya maka
penampang kendali buatan tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1) Penampang kendali buatan yang hanya menentukan tinggi muka air,


misalnya dapat berupa ambang lebar, ambang tajam, mercu tetap dan
alat ukur parshal.

19
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

2) Penampang kendali buatan yang dapat mengatur tinggi muka air,


misalnnya dapat beurpa balok sekat , pintu sorong dan pintu radial, alat
ukur Romijn.

a. Ambang tajam
Suatu ambang disebut dengan ambang tajam (sharp crested weir) apabila
aliran yang terjadi tidak menempel pada ambang ,dan merupakan bangunan aliran
atas. Ketelitian debit yang terukur tergantung dari kondisi aliran di bagian hulu
dan hilir ambang serta kondisi bangunannya sendiri. Dipasang sedemikian rupa
agr alirannya tidak tenggelam. Dipasang pada penampang saluran irigasi atau
sungai kecil yang bentuknya uniform, bagian alur yang lurus paling sedikit lima
kali lebar ambang, dasar alur mendekati horizontal agar keecepatan dating kecil.
Kketinggian muka air yang diukur paling sedikit pada jarak 4 sampai 5 kali tinggi
muka air maksimum dari sebelah hulu ambang. Bangunan dipasang secara
simetris dan harus mampu berdiri untuk mngalirkan debit maksiimum tanpa
mengalami kerusakan. Pengendapan material di bagian hulu ambang yang terjadi
secara continue dan kerusakan mercu ambang yang disebabkan oleh abrasi
material yang hanyut akan mempengaruhi ketelitian debit yang terukur.

Kondisi yang perlu diperhatikan untuk ambang tajam antara lain :


hi /L>15
L<0,002m
Batas moduler (H2/H1) berada kurang dari 0,1.
Ambang tajam yang dilengkapi dengan bagian pengendali berbentuk segitiga,
persamaan debitnya adalah :
Q = 8/15 (2g)1/2 Cd tan α /2 hi 5/2
dimana :
α = sudut diantara dua sisi mercu

Ambang tajam yang dilengkapi dengan bagian pengendali berbentuk segi


empat, persamaan debitnya adalah :
Q = 2/3 Cd (2g)1/2 b hi 3/2

20
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

disaranakan :
Ca = 0,6035 + 0,0813 hi/p
Ambang tajam yang dilengkapi dengan bagian pengendali berbentuk
trapesium, persamaan debitnya adalah :
Q = 2/3 Cd Cv (2g)1/2 b hi 3/2

untuk mentukan harga koefisien Cd dan Cv diperlukan kalibrasi di


lapangan, antara lain dengan pengukuran debit menggunakan alat ukur arus.

b. Ambang pendek
Suatu ambang disebut dengan ambang pendek (Short Created weir)
apabila aliran yang terjadi menempel pada ambang, tidak membentuk garis aliran
lurus (tidak terdapat distribusi tekanan hidro static), merupakan aliran atas. Salah
satu jenis ambang pendek dengan mercu bulat, sehingga debitnya dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Q = 2/3 Cd (2/3)1/2 b Hi 1,5
dimana :
Q = debit (m3/detik)
Cd = koefisien debit (= 1,48)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/det2)
b = lebarnya marcu
Hi = tinggi air di atas mercu
Nilai banding Hi/r = 5,0 dan dengan rumus ini diandaikan bahwa Cv = 1,0, Aliran
menjadi non moduler jka nilai banding H2/H1 melampaui 0,33.

21
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

BAB III

BAGIAN – BANGIAN DALAM JARINGAN IRIGASI

3.1 Bendung Irigasi

Bendung irigasi adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang


dibangung melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud
untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung
mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan maka air sungai dapat disadap dan
dialirkan secara gravitasi ke tempat - tempat yang memerlukannya. Bila ditinjau
dari cara kerjanya, bendungan terdiri dari beberapa type diantaranya adalah:
 Bendung tetap (weir),
Pada type ini keadaan muka air dibagian hulu bendungan tidak
dapat dikontrol, baik keadaan musim banjir atau tidak.

 Bendung gerak (barrage) dan

22
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Pada type ini keadaan air dibagian hulu bendungan dapat dikontrol,
yaitu dengan membuka dan menutup pintu yang dibangun bersamaan
dengan membangun bendungan.

 Bendung karet (inflamble weir)

Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan pengelak,


peredam energy, bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong lurnpur
dan tanggul banjir.

3.2 Pintu Pengambilan/Intake

Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran


dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke daiam saluran. Pada
bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan
bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat
pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula.
Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam debitnya kecil, maka
pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini
akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu
saja.

Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur,
membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.
Bagian yang penting dari pintu air adalah :

1. Daun pintu (gate leaf)


Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat
digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.
2. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.

23
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

3. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan
dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
4. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.

3.3 Kantong Lumpur

Kantong Lumpur adalah bangunan yang berfungsi mengendapkan fraksi-


fraksi yang lebih beasr dan fraksi halus ( 0,06 - 0,07 mm) agar tidak masuk
kejaringan irigasi biasanya ditempatkan dihilir bangunan pengambilan (intake ).

Penetapan lokasi kantong Lumpur ditentukan oleh keadaan topografi tepi


sungai maupun kemiringan sungai akan mempengaruhi perencanaan kantong
Lumpur. Kemiringan sungai harus cukup curam untuk menciptakan kehilangan
energi yang diperlukan untuk pembilasan di sepanjang kantong Lumpur. Kantong
Lumpur dan bangunan-bangunan pelengkap bendung memerlukan banyak ruang,
oleh karena itu kemungkinan penempatannya liarus ikut dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi bangunan utama. Apabila diperlukan dua bangunan pengambilan
maka juga diperlukan dua buah kantong lumpur dalam keadaan penuh.

Ada beberapa data digunakan untuk perencanaan kantong Lumpur, antara


lain data topografi untuk penempatan kantong Lumpur, Kemiringan yang
memadai guna pekerjaan penggelontoran sediment di kantong Lumpur. Data
sediment meliputi diameter sediment:

1. Volume sediment ( diasumsikan sebesar 0.5 ml dari volume air yang


mengalir dari kantong Lumpur)
2. Kebutuhan irigasi di pintu pengambilan

24
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

Standar Perencanaan Irigasi (1986) menyatakan bahwa dimensi kantung


lumpur dapat dihitung dengan persamaaan :

V = t b L + 0,5 (is - in) L² b........................................................(2-79)

Keterangan :

V = volume kantung lumpur (m3);

t = tinggi kantung lumpur (m);

b = lebar dasar kantung lumpur(m);

L = panjang Kantung lumpur (m);

is = kemiringan kantung lumpur;

in = kemiringan saluran induk;

3.4 Saluran Pembilas Kantong Lumpur


Saluran pembilas kantong lumpur adalah saluran yang berfungsi
untuk membilas sedimen yang telah mengendap di kantong lumpur,
dan sedimen tersebut di buang kembali ke sungai.

3.5 Saluran Primer/ Induk


Saluran irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
jaringan irigasi utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi sadap, bangunan sadap dari bangunan pelengkap. Saluran irigasi primer
sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani, contoh: saluran
primer Makawa.

3.6 Saluran Sekunder


Saluran sekunder merupakan saluran yang berfungsi menampung limpasan
air yang berasal dari saluran-saluran tersier yang berada di daerah-daerah
permukiman yang berpotensi menimbulkan air limpasan. Saluran ini menjadi
mengalirkan air ke saluran yang lebih besar, yaitu saluran primer.

25
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

3.7 Saluran Tersier

Saluran irigasi tersier adalah saluran pembawa yang mengambil aimya dari
bangunan sadap melalui petak tersier sampai ke boks bagi terakhir. Pada tanah
terjat saluran mengikuti kemiringan medan, sedangkan pada tanah gelombang
atau datar, saluran mengikuti kaki bukit atau tempat - tempat tinggi. Boks tersier
akan membagi air kesaluran tersier atau kuarter berikutnya. Boks kuarter akan
memberikan aimya kesaluran - saluran kuarter.

Saluran - saluran kuarter adalah saluran - saluran bagi, umumnya dimulai


dari boks bagi sampai kesaluran pembuang. Panjang maksimum yang diizinkan
adalah 500 m, kecuali jika ada hal - hal yang istimewa (misalnya apabila biaya
untuk membuat saluran yang lebih pendek terlalu mahal).

Didaerah - daerah terjal saluran kuarter biasanya merupakan saluran garis


tinggi yang tidak memerlukan bangunan terjun. Jika hal ini tidak mungkin, maka
saluran kuarter bisa dibuat mengalir mengikuti kemiringan medan, dengan
menyediakan bangunan terjun rendah yang sederhana. Ditanah yang
bergelombang, saluran kuarter mengikuti kaki bukit atau berdampingan dengan
saluran tersier. Bangunan ditempatkan diujung saluran irigasi kuarter yang
bertemu pada saluran pembuang dan berfungsi untuk mencegah agar debit kecil
tidak terbuang pada ujung saluran didekat saluran pembuang. Didaerah - daerah
terjal, saluran kuarter juga diperbolehkan untuk dipakai sebagai pembuang
kuarter.

26
Rancangan Irigasi dan Bangunan Air 1

27

Anda mungkin juga menyukai