Anda di halaman 1dari 25

PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.

OGAN KOMERING ILIR

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan :

Penyelesaian Pembangunan Embung Konservasi

Kayu Agung Kab.Ogan Komering Ilir

PT. KALAPA SATANGKAL

MAKMUR SEJAHTERA

2020

1
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

1. PENDAHULUAN

1.1. Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air
bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air
harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang
umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan
spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
1.2. Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang
terdiri dari pemilhan bahan dan pelaksanaan konstruksi dimana dalam
pelaksanaannya mengacu dan berpedoman pada Norma, Standar, Pedoman
dan Manual (NSPM) tercantum pada Acuan Normatif.
1.3. Pedoman ini mencakup pekerjaan kayu, pintu, besi, pengecatan, tulangan
dowel, pengisi sambungan plastik, pipa PVC, pipa Galvanis lubang drainase,
pekerjaan gebalan rumput, pengadaan gambar-gambar teknis, perlindungan
dan pengamanan, jalan penghubung sementara dan pembuatan papan nama
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2. KETENTUAN UMUM

Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2006, dalam


Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

2.1 Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
2.2 Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah.
2.3 Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

2
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

2.4 Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
2.5 Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialoksikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.
2.6 Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian,
dan penggunaan air irigasi.
2.7 Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
2.8 Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu
dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
2.9 Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier
untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
2.10 Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.
2.11 Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
2.12 Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
2.13 Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2.14 Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2.15 Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

3
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

2.16 Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air
tanah termasuk bangunan didalamnya.
2.17 Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang
dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diari.
2.18 Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh
masyarakat desa atau pemerintah desa.
2.19 Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
2.20 Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang
pertanian, baik yang bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah
tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air maupun petani
lainnya yang belum tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai
air.
2.21 Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasiyang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga
lokal pengelola irigasi.
2.22 Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2.23 Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya
sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.
2.24 Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan perangkat daerah
kabupaten kota lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.
2.25 Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
2.26 Hak guna pakai air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai
air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.

4
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

2.27 Hak guna usaha air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pengusahaan pertanian.
2.28 Komisi Irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi
antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai
air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada
kabupaten/kota.
2.29 Komisi Irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah
irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi
kabupaten/kota yang terkait.
2.30 Komisi Irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi
yang terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakil pengguna
jaringan irigasi di suatu daerah irigasi lintas provinsi.
2.31 Menteri adalah Menteri yang membidangi sumber daya air.
2.32 Dinas adalah Instansi Pemerintah Provinsi atau Pemerintah kabupaten/kota
yang membidangi irigasi.
2.33 Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi baru
dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
2.34 Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan
irigasi di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
2.35 Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi
jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan
pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan
kondisi lingkungan daerah irigasi.
2.36 Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
2.37 Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, meyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun
rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.

5
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

2.38 Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan


jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
2.39 Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
2.40 Pengelolaan aset irigasi adalah proses manjemen yang terstuktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai
tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi
dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi
seefisien mungkin.

3. LATAR BELAKANG

3.1 Sistim Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya yang sesuai standar sangat diperlukan dalam
usaha meningkatkan produksi beras pada Daerah-daerah Irigasi tersebut
diatas dan sekaligus memudahkan pelaksanaan Exploitasi dan Pemeliharaan
(E&P) yang efektif dan efisien, sehingga didapatkan tingkat maksimum usia
teknis dan waktu dari Irigasi tersebut yang sesuai dengan disain dan
pelaksanaan program pola tanam dan tertib tanam, serta menjamin
pendayagunaan pengadaan air yang dibutuhkan cukup untuk meningkatkan
pendayagunaan areal irigasi sekaligus untuk melipat gandakan produksi
dalam upaya mencapai kecukupan pangan yang berkesinambungan. Oleh
sebab itu diperlukan suatu studi guna menyusun alternatif pemecahan
masalah dan perencanaan teknis untuk mendapatkan fungsi dan manfaat dari
sistem pengelolaan air yang baik, sehingga roda kehidupan dan perekonomian
masyarakat dengan memanfaatkan dan pengembangan lahan ada.
3.2 Salah satu permasalahan dari permasalahan–permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia pada Umumnya dan Khususnya di Kabupaten Luwu Timur
saat ini, adalah masalah pangan. Masalah pangan ini secara umum

6
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan


perkembangan lahan tanaman pangan yang produktif. Hal ini disebabkan :

3.2.1. Terjadinya Pertukaran Fungsi Lahan ( Matching Of Area Function)

3.2.2. Terjadinya Keausan Lahan (Malfunction Area)

3.2.3. Perluasan Lahan Yang Lambat (Slowly Area Extensification)

3.2.4. Intensifikasi Yang Tidak Optimum (Unoptimum Intensification)

3.2.5. Dan Lain - Lain Sebagainya.

4. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan pekerjaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan


Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya adalah untuk melaksanakan study,
identifikasi, analisa data yang tepat dan merancang Jaringan Irigasi pada daerah
irigasi, rawa maupun tadah hujan yang akan dipergunakan sebagai pegangan atau
patokan teknis dalam program pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi yang efektif,
di Kabupaten Luwu Timur menjadi areal persawahan teknis lengkap yang sesuai
standar dengan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan dalam rangka pelaksanaan O
& P yang efisien. Untuk itu diperlukan peta daerah irigasi, peta skema jaringan,
skema bangunan, gambar-gambar profil memanjang dan melintang saluran.

5. SASARAN PEKERJAAN

Sasaran Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan


Jaringan Pengairan Lainnya Kabupaten Luwu Timur adalah mendapatkan
perencanaan pembangunan jaringan irigasi termasuk bangunan-bangunannya
secara teknis, sehingga dapat mencapai antara lain :

5.1 Membuat kembali sistem pengelolaan sumber air baku pada Jaringan Irigasi
berdasarkan potensi sumber daya air baku yang ada.

7
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

5.2 Menentukan letak, jumlah dan jenis bangunan-bangunan yang dapat


dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
5.3 Sebagai acuan atau patokan teknis bagi para petugas dalam melaksanakan
kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, dimana dilapangan disesuaikan
dengan kebutuhan atau kondisi setempat.

6. PETUNJUK DAN URAIAN UMUM

6.1 Peserta Lelang Pengadaan Jasa Konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Luwu Timur Program Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Kabupaten Luwu Timur Sumber Dana DAK/APBK Luwu Timur Tahun
Anggaran 2014, harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja,
rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar- benar
maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian.
Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan
karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk ,
ketentuan dalam gambar, atau pernyataan kesalahpahaman apapun
mengenai arti dari isi dokumen ini.
6.2 Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum pada bestek ini. Penjelasan yang tidak tercantum
dalam syarat-syarat ini akan ditentukan kemudian oleh Direksi Teknis yang
ditunjuk atau ditugaskan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Program Peningkatan dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi Dinas Pekejerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur.

7. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan yang direncanakan menjadi sasaran pekerjaan ini adalah saluran
irigasi di teluk pinang Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa barat.

8
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

8. LINGKUP PEKERJAAN

8.1. Pekerjaan Tanah, terdiri dari :


8.1.1. Galian Tanah Biasa sedalam 1 meter.
8.1.2. Timbunan tanah atau urugan tanah kembali.
8.3 Pekerjaan Pasangan ,terdiri dari :
8.3.1. Mortar tipe N (campuran 1 PC:4 PP) Molen
8.3.2. Bongkar pasangan batu dengan Jack Hammer
8.3.3. Siaran tipe M (campuran 1 PC:2 PP)
8.3.4. Plesteran tebal 1,5 cm, tipe S (campuran 1 PC:3 PP)
8.3.5. Penanaman rumput lempengan
8.4 Pekerjaan Beton , terdiri dari:
8.4.1. Beton mutu, f’c = 9,8 MPa (K125), slump (12±2) cm, w/c = 0,78 (Molen)
8.4.2. Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225), slump (12±2) cm, w/c = 0,58 (Molen)
8.4.3. Pembesian dengan besi polos atau ulir
8.4.4. Bekisting dengan multiflex 12 mm atau 18 mm (TP)
8.4.5. Perancah bekisting menggunakan bambu ø 8-10 cm, tinggi 1 m, JAT < 80
cm
8.4.6. Bongkar bekisting secara biasa
8.4.7. Bongkar Beton dengan jack Hammer
8.5. Pekerjaan Dewatering , terdiri dari :
8.5.1. Kistdam pasir/tanah karung plastik bagor uk. 43 x 65 cm
8.5.2. Kerangka kayu untuk 1 m3 kistdam pasir/tanah uk. 43 cm x 65 cm
8.6. Pekerjaan Pintu Air
8.6.1. Pintu Sorong Baja dengan pemutar Biasa b=700
8.6.2. Pintu Sorong Baja dengan pemutar Biasa b=1000
8.7. Pekerjaan Lain-Lain
8.7.1. Kantor, barak dan Gudang
8.7.2. papan nama pekerjaan
8.7.3. keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )
8.7.4. Mobilisasi dan Demobilisasi

9
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

9. SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN TEKNIS

9.1 Dalam Syarat-Syarat dan Peraturan Teknis pekerjaan ini termasuk :


9.1.1 Tenaga yang cukup dan ahli sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditugaskan.
9.1.2 Bahan lain yang cukup dan berkualitas baik yang didatangkan ke tempat
pekerjaan tepat pada waktunya sehingga pekerjaan bisa berlangsung
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9.1.3 Kontraktor diharuskan menghitung dan mengajukan permintaan
barang/material kepada logistic atas barang yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
9.1.4 Pekerjaaan harus diselesaikan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan yang tertera dalam uraian dan syarat–syarat gambar serta
keputusan Direksi.
9.2 Pengaturan Teknis Pembangunan

Dalam melaksanakan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,


Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana
dan Syarat-syarat (RKS) ini, sesuai Peppres No. 54 tahun 2010 dengan lampiran-
lampirannya, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di dalam ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya, dan berdasarkan ketentuan :

9.2.1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;


9.2.2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber daya
alam dan hayati
9.2.3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 9.2.4
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
9.2.4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
9.2.5. Peppres No. 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;
9.2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987)
9.2.7. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 8 Tahun 1972

10
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

9.2.8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971 yang diterbitkan


Yayasan Normalisasi Indonesia SKSN I>I-15 1991-03;
9.2.9. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan Indonesia
Algemene Voorwaaden Voor de Uitvoering bij aaneming van open
Werken (AV) 1941.
9.2.10. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
9.2.11. Revisi SNI 03-2835-2002 dan Revisi SNI DT-91-0006-2007.
9.2.12. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan pemanfa’atan
Jaringan Irigasi bagi Petani Pengguna Air.

10. PEKERJAAN PERSIAPAN

10.1. Pembersihan Areal Pekerjaan.

Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, kontraktor diharuskan


terlebih dahulu membersihkan lokasi pekerjaan dari segala macam tumbuh-
tumbuhan dan rintangan yang terdapat disekitar daerah tersebut, demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan pembersihan terdiri dari
pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak,
sampah-sampah, akar-akaran dan lain sebagainya.

10.2. Direksi Keet, Barak Kerja, dan Gudang

Kontraktor harus membuat Direksi Keet sebagai pelayanan Kantor dari


Kontraktor, Barak Kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-
barang yang dapat dikunci dan tempatnya akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas, dimana pembongkaran bangunan Direksi Keet, Barak Kerja
dan Gudang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

10.3. Papan nama Proyek

Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek pada setiap lokasi pekerjaan.
Bedeng kerja pada lokasi pekerjaan.

11
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

10.4. Mobilitas Peralatan

Kontraktor harus menggunakan alat angkut yang sesuai dengan karakter


peralatan dan bahan-bahan yang diangkut serta kondisi lokasi yang dilalui.

11. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


11.1. Pemborongharus mengerjakan pematokan dan pengukuranulang untuk
menentukan batas-batas pekerjaan.
11.2. Sebelum pelaksanaan pematokan, Pemborong wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Direksi Proyek.
11.3. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pemborong,
dimintakan persetujuan untuk dasar pekerjaan selanjutnya.
11.4. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam
gambar rencana dan RKS.
11.5. Mengingat setiap kesalahan selalu mempengaruhi Mengingat setip
kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak
ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar pekerjaan atas biaya
Pemborong.
11.6. Pemborong diwajibkan mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam
tiap pekerjaan dan melaporkan kepada Direksi Proyek setiap terdapat
selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Pemborong membetulkan sendiri
kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi Proyek.

12. PEKERJAAN TANAH


12.1. Galian tanah biasa sedalam < 1 m
Galian tanah biasa harus mencakup galian yang bukan berupa galian batu,
galian untukKonstruksi atau galian material/bahan baku. Bila Ahli

12
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

menghendaki, Pemborong harusmembongkar/membuang, material-


material yang tidak diinginkan dalam pekerjaantimbunan ke tempat lain.
Bila material-material yang tidak diinginkan itu memang harusdibuang,
tanah yang digunakan untuk menutup lubang sebagai gantinya
harusdidapatkan lapis per lapis setebal 20 cm, dan dengan kepadatan 90%
dan maksimumkepadatan normal standard yang diselidiki menurut test
ASTM D 1557.Penggalian untuk dasar suatu konstruksi perkerasan harus
menurut elevasi dari garisatau titik duga (peil) yang tercantum dalam
gambar rencana yang dilainpirkan padakontrak. Untuk pekerjaan tersebut
Pemborong harus melaksanakannya dengan hati-hatidan penuh tanggung
jawab terhadap pembentukan muka tanah serta kepadatannyasesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi terlampir pada kontrak.Semua
material hasil galian yang tidak baik serta ditolak oleh Ahli sebagai
bahanurugan, tidak boleh dipergunakan sebagai bahan urugan dan harus
segera dibuangkeluar daerah pembangunan atau ditempat yang telah
ditunjuk oleh Direksi.
12.2. Timbunan tanah atau urugan tanah kembali
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
a. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Urugan/Timbunan
1) Tanah timbunan yang dibawa menggunakan dump truck harus
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga jarak tumpahan dengan hamparan
dapat memenuhi 30 cm pada seluruh permukaan;
2) Tumpahan tanah dari Dump Truck diratakan dengan Bulldozer atau
Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm;
3) Pada bagian bawah timbunan atau di atas tanah asli yang
berhubungan denga dinding penahan tanah diberi lapisan geotextile
sebagai bahan stabilisasi tanah dasar serta mencegah aliran air naik ke
permukaan yang dapat mengganggu perkuatan struktur bangunan.
Pemasangan geotextile dilakukan overlapping sepanjang 1 meter;
4) Untuk kondisi tanah yang kurang baik, dapat menggunakan cerucuk
dan matras bambu sesuai dengan hasil perancangan teknis

13
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

5) Pelaksana kegiatan wajib melaksanakan settlement record berupa


pemasangan settlement plate untuk memonitor penurunan tanah timbunan
serta melakukan pengamatan pergerakan horizontal tanah dengan
inclinometer dan pengamatan muka air dengan piezometer;
6) Pelaksana kegiatan wajib memperhatikan kadar air timbunan secara
visual, jika selama pemadatan timbul debu berarti kadar air diindikasi
kurang, dan apabila selama pemadatan air tanah keluar (timbul genangan)
maka kadar air terindikasi tinggi;
7) Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan
maksimum hamparan material sebelum dipadatkan adalah 30 cm, pada sisi
kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 50 cm dari garis
rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama
diseluruh bidang rencana;
8) Tanah timbunan dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau
Sheep Foot Roller sebanyak 6 lintasan, untuk selanjutnya dilakukan
pengambilan sampel tanah dan mengukur kepadatannya (berat volume
keringnya). Apablia tanah timbunan masih kurang, maka dilakukan
penambahan lintasan pemadatan;
9) Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar
seluruh permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai
dipadatkan, diambil sampelnya setiap jarak 50 cm dan diperiksa
kepadatannya;
10) Tingkat kepadatan yang dipersyaratkan adalah kepadatan kering
lapangan yang dihasilkan minimal 90% (Sembilan puluh persen) dari
kepadatan kering maksimum laboratorium sesuai dengan SNI 03-1742-
1989 tentang Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah;
11) Apabila kepadatan telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya
baru boleh untuk dihampar;
12) Apabila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya
saja dan dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras,
pekerjaan harus dihentikan.
b. Bahan Urugan

14
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

1) Bahan urugan, untuk pekerjaan urugan kembali bekas galian, urugan


untuk perbaikan kualitas tanah maupun timbunan, Kontraktor Pelaksana
wajib melakukan survey quarryataulokasi galian tanah timbunan serta
melakukan uji kepadatan lapangan (field density),permeability lapangan
(field permeability), Berat Jenis (specific gravity), Kadar Air (water
content), konsistensi (consistency/Atterberg Limit), gradasi (gradation),
kepadatan laboratorium (proctor compaction) dengan mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan
Supervisi.
Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
Timbunan pilihan terdiri dari tanah berbatu atau batu berpasir dengan
ukuran butir maksimum tidak boleh lebih dari 7,5 cm serta memiliki nilai
CBR minimum 10% sesuai SNI 03-1743-1989;
- Jika timbunan dilaksanakan pada kondisi jenuh (terkena dampak
pasang surut), syarat material timbunan haruslah pasir atau kerikil dengan
Indeks Plastisitas (PI) maksimum 6%;
- Dalam hal pengendalian mutu material timbunan, wajib dilaksanakan
pengujian material timbunan yang dibawa ke lapangan setiap 1000 meter
kubik dari setiap sumber bahan.
2) Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah,
bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lain.
3) Terlebih dahulu dilakukan tes di laboratorium independen yang
ditentukan atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil tes secara
tertulis diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan pengurugan.
4) Bila dalam pelaksanaannya, Kontraktor menggunakan bahan urugan
yang tidak memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan Pengawas berhak
untuk menghentikan pekerjaan pengurugan dan mewajibkan Kontraktor
untuk menggali kembali urugan dengan bahan yang tidak memenuhi syarat
tersebut diatas dan Kontraktor harus menggantinya dengan bahan urugan
yang memenuhi syarat atas biaya sendiri.

15
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

c. Persyaratan Bagi Lokasi yang akan diurug


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran-kotoran dan air.
Bila ada genangan air, maka Rekanan harus mengeringkannya terlebih
dahulu, misalnya dengan bantuan pompa air agar pengurugan bisa
dilakukan dalam keadaan kering.
d. Pemadatan
Pekerjaan pemadatan tiap lapis urugan dilakukan dengan kadar air yang
diusahakan selalu mendekati kadar air optimum. Kadar air optimum
ditetapkan melalui percobaan laboratorium.
e. Test Kepadatan
1) Setelah urugan tanah selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan
di lapangan (yang disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas) maupun di
laboratorium.
2) Untuk tes di lapangan, dapat digunakan sand cone method atau cara
lain yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Alat yang digunakan
telah ditera dan disediakan oleh Rekanan.
3) Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
4) Hasil tes harus tertulis dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk memperoleh persetujuan.
Bila hasil tes menunjukkan tingkat kepadatan yang belum memuaskan,
maka dengan atau tanpa perintah Direksi, Rekanan harus melakukan
langkah-langkah perbaikan atas biaya Rekanan sendiri.
f. Tingkat Kepadatan
Tingkat kepadatan lapangan yang disyaratkan adalah :
1) 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan ASTM
D-698 atau Peraturan Bina Marga BPB-0111-76 yang berlaku untuk semua
urugan umum, urugan di bawah pondasi, di belakang pangkal jembatan,
pembuatan badan jalan dan lain-lain.
2) 100 % kepadatan kering maksimum untuk lapisan tanah setebal 15
cm dari subgrade/dasar balas pada pembuatan jalan/dasar bangunan.

16
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

g. Urugan Khusus untuk Perbaikan Tanah


Apabila terjadi perbaikan keadaan tanah dengan maksud memperbaiki
daya dukung tanah maka sebagian dari tanah semula akan digali
sedemikian hingga tebalnya tanah pengganti memenuhi syarat dalam
gambar rencana dan mengusahakan seminimum mungkin terjadinya
gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut.
Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan
tentang pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam (sub)
pasal-pasal terdahulu.

13. PEKERJAAN PASANGAN


13.1. Mortar tipe N ( campuran 1 PC : 4 PP ) molen

Yang dimaksud dengan Pekerjaan pasangan batu yaitu meliputi pekerjaan


penyediaan dan pengangkutan bahan, pemasangan batu kali sesuai
dengan gambar.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu spesi yang digunakan adalah


campuran 1 : 4 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 4 bagian pasir serta
air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran adukan yang
padat dan siap untuk dipergunakan.

13.2. Siaran tipe M ( campuran 1 PC : 2 PP )

Siar dikerjakan dengan spesi 1 pc : 2 pp dan merupakan siar tenggelam.

Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang
muka pasangan.

Sebelum disiar 1 pc : 2 pp bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan


dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.

Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran


spesi pada pekerjaan pasangan.

17
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

13.3. Plesteran plesteran tebal 1,5 cm tipe S (campuran 1 pc : 3 pp)

Yang dimaksud dengan plesteran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan


dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan
pengerjaannya, pemasangan plesteran serta perawatan.

Dalam pelaksanaan pekerjana pembuatan plesteran perbandingan


campuran yang dipakai adalah 1 : 3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC)
dan 3 bagian pasir serta air secukupnya. Sehingga dapat menghasilkan
campuran yang padat dan siap untuk dipergunakan. Untuk setiap 1 m2
plesteran jika tidak ditentukan lain harus mengandung sekurang-kurangnya
: 0,192 zak PC (1 zak = 50 kg) dan mengandung 0,020 m3 pasir.

Cara mencampur morta dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi Teknis, jumlah masing-masing bagian
semen dan pasir harus sesuai dengan yang ditetapkan. Pekerjaan plesteran
dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan kemudian
dihaluskan dengan air semen (acian). Dan pada pekerjaan siaran semua
bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup
dengan adukan, permukaan harus dibersihkan dengan memakai kawat dan
dibasahi. Sebelu diplester semua harus dibersihkan dulu dari segala macam
kotoran.

13.4. Penanaman rumput lempengan

Cek komposisi tanah Anda. Jika selama ini Anda kesulitan menumbuhkan
rumput yang sehat, masalahnya kemungkinan berhubungan dengan
komposisi tanah Anda. Jika tanah Anda berupa tanah liat yang padat, akar-
akar rumput tidak mampu mendapatkan oksigen yang mereka perlukan
untuk tumbuh. Jika tanah Anda mengandung terlalu banyak pasir, tanah
itu tidak dapat menahan air dan nutrisi di dekat akar-akar rumput. Rumput

18
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

tumbuh paling baik di tanah gembur dan subur yang menyerap air dengan
baik, dan Anda perlu memperbaiki tanah Anda agar menjadi seperti
deskripsi tersebut. Anda dapat membawa sampel tanah ke kebun bibit
terdekat dan bertanya kepada orang yang ahli untuk membantu Anda
mengetahui komposisinya. Atau, Anda dapat melakukannya sendiri dengan
cara menggali lubang di halaman Anda dan mengisinya dengan air.
Perhatikan apa yang terjadi:

Tanah berpasir akan kembali menjadi kering dalam waktu cepat. Ini artinya
Anda perlu menambahkan kompos atau topsoil tambahan setinggi 5 cm
agar dapat menahan nutrisi di sekitar akar-akar rumput.[1]

Tanah liat padat menahan air dan mengering dengan sangat lambat.
Tambahkan materi organik seperti gambut, pupuk kompos dari kotoran
hewan, kompos daun, atau kotoran halaman setinggi 5 cm sehingga akar-
akar rumput tidak kekurangan oksigen.

Uji pH tanah. Alkalinitas tanah juga akan sangat berpengaruh pada


seberapa baik pertumbuhan rumput Anda. Tingkat pH yang ideal adalah
antara 6 dan 6,5. Untuk mencari tahu apakah pH tanah Anda jatuh di dalam
batas-batas tersebut, gunakan perangkat uji tanah yang dapat dibeli di toko
berkebun dan kirimkan ke laboratorium untuk diuji. Tunggulah sekitar 2
minggu untuk mendapatkan hasilnya.

Jika tanah Anda memiliki pH 6 atau kurang, tanah tersebut terlalu asam.
Ini dapat diatasi dengan penambahan kapur. Diskusikan dengan orang
yang ahli di kebun bibit untuk menentukan berapa banyak kapur yang harus
ditambahkan, atau hubungi ahli tanah profesional.

Jika tanah Anda mengandung pH 6,5 atau lebih, tanah itu terlalu basa
untuk rumput. Ini dapat diperbaiki dengan penambahan sulfur atau gips.
Untuk mengetahui seberapa banyak yang perlu Anda tambahkan,
diskusikan dengan ahlinya.

19
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

Bersihkan halaman dari semua penghalang. Sisihkan semua dekorasi


halaman, ranting dan batu besar, dan lainnya yang dapat menghalangi.
Keluarkan juga semua batu bata dan bahan bangunan dari halaman. Buang
semua objek dengan diameter lebih dari 7,5 cm sehingga mesin tiller tidak
menyangkut pada apa pun saat Anda menggemburkan tanah nantinya.

Ratakan area yang tidak rata. Jika ada parit, tonjolan tidak rata, atau
lubang besar di halaman Anda, akan sulit untuk meletakkan lempeng
rumput dengan rapi nantinya. Ratakan tanah untuk membuat permukaan
yang halus dan rata dan membantu menghilangkan masalah drainase. Ini
tidak wajib, tetapi merupakan ide yang bagus jika Anda ingin membuat
halaman yang sempurna.

Untuk meratakan tanah dalam area yang besar, gunakan traktor kecil.
Harganya cukup mahal, namun Anda dapat menyewanya di toko kebun
atau toko perangkat rumah.[2]

Untuk area yang lebih kecil, Anda dapat meratakan tanah dengan tangan.
Gunakan peralatan berkebun seperti sekop tangan atau garu untuk
memecah tanah dan melunakkan ujung-ujung dan landaian di sekitar
lubang dan parit.

Gemburkan tanah setidaknya sampai kedalaman 15 cm. Pinjam, sewa, atau


beli mesin tiller tanah yang dapat Anda gunakan untuk menggemburkan 15
cm teratas tanah di halaman Anda. Dengan tanah yang digemburkan, akar-
akar rumput yang Anda letakkan dapat bernapas dan tertanam dengan
baik. Gemburkan tanah dengan cara yang sama dengan yang Anda
gunakan untuk memotong rumput, baris per baris.

Menggemburkan tanah tidak hanya menyiapkan tanah untuk rumput yang


akan Anda letakkan, tetapi juga untuk mengontrol rumput liar dengan cara
membalik rumput liar yang sudah akan tumbuh.

Jika tanah Anda sangat padat dan penuh mengandung tanah liat,
gemburkan tanah sampai kedalaman 20 cm, bukan hanya 15 cm, guna

20
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

memastikan akar-akar rumput akan punya ruang yang cukup untuk tumbuh
tanpa terhambat.

Taburkan topsoil atau kompos dan bahan-bahan lainnya setinggi 5 cm di


atas tanah. Gunakan topsoil atau kompos dengan kualitas tanah yang
bagus untuk menghamparkan lempeng rumput. Jika ternyata tanah Anda
memerlukan tambahan kompos, materi organik, kapur, atau sulfur untuk
mencapai kondisi yang tepat, taburkan pada saat bersamaan. Gunakan
mesin tiller di halaman Anda sekali lagi untuk mencampur kompos, topsoil,
dan bahan-bahan lainnya.[3]

Anda dapat menebarkan topsoil, kompos, dan bahan-bahan lainnya dengan


tangan atau menyewa mesin penebar untuk melakukannya.

Gunakan alat penebar untuk menebarkan pupuk. Tahap terakhir ini


memastikan lempeng rumput Anda nantinya akan mendapatkan semua
nutrisi yang dibutuhkan untuk mulai tumbuh dengan sehat. Pupuk awal
tinggi fosfat biasanya direkomendasikan.[4]Tebarkan secara merata dan
gemburkan ke dalam tanah sesuai dengan petunjuk yang ada pada
bungkusnya.

14. PEKERJAAN BETON


14.1. Lingkup Pekerjaan

.Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan


dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk tetapi
tidak terbatas pada Lantai Kerja dan Pondasi dari pada pekerjaan beton
lainnya seperti ditunjukkan alam Gambar Kerja.

14.2. Prosedur Umum.

21
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

a) Gambar Detail Pelaksanaan. Gambar Detail Pelaksanaan harus


diserahkan Kontraktor kepada Pengawas untuk disetujui.

b) Contoh Bahan. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan


contoh-contoh material, misalnya PC, Pasir, Split (Kerikil) untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

c) Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,


akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/ menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

d) Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu


sebelum melakukan pengecoran.

14.3 Syarat Pengiriman dan Penyimpanan

.a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/ kemasan
aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.

b) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering,


tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
pabrik.

c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya.

d) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama


pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib
mengganti atas beban Kontraktor sendiri.

14.4. Bahan – Bahan

a) Mutu Beton. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton adalah
sesuai dengan gambar kerja yakni beton K175, dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971. Adapun beton ini dipakai
untuk pekerjaan lantai saluaran, dan lain-lain seuai dengan gambar kerja.
b) Semen. Semen harus dari Type I dan memenuhi persyaratan SII-0013.

22
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada


Pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan harus
disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan besar atau zak, dengan
persetujuan dari Pengawas.

c) Pasir & Batu Pecah. Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3 d) Air. Air
untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas
dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan
anorganik lainnya. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi
manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air
kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui Pengawas.

14.5. Cara Pengadukan.

a) Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971.

b) Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan.

c) Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk yang


diperkenankan memakai mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan
sekop/cangkul dilarang.

d) Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang


penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton percobaan/
pengetesan, sedangkan jumlah serta cara pengambilan kubus-kubus beton
tersebut harus sesuai dengan peraturan PBI 1971.

e) Pengetesan terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada


laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

14.6. Pengecoran Beton

a) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan


membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan
jarak.

23
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

b) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan


PengawasLapangan.

c) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan


menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindrkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, dan sarang-
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.

d) Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.

e) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi


penguapan cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan harus diperhatikan.

f) Beton harus dibasahi paling sedikit 10 (sepuluh) hari setelah pekerjaan


pengecoran.

14.7. Pembongkaran Perancah/Acuan

Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari


Pengawas Pekerjaan. Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.

14.8. Syarat Pengamanan Pekerjaan

a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3x24 jam setelah pengecoran.

b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari


pekerjaan- pekerjaan lain.

c) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya


dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

24
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN EMBUNG KONSERVASI KAYU AGUNG KAB.OGAN KOMERING ILIR

d) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu


dibasahi dengan air terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih (
sesuai dengan ketentuan PBI 1971 ).

15. PEKERJAAN DEWATERING

Kistdam pasir / tanah karung plastik bogor ukuran 43 x 65 cm

Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membuthkan pengeringan (


dewatering) dengan alat pompa, penyedia jasa harus mengajukan rencana kerja
lengkap yang memuat metode, tahap-tahap kerja dan kebutuhan waktu
pengeringan dan dimintakan persetujuan direksi paling lambat 15 hari sebelum
pelaksanaan pembangunan. Penyedia jasa harus menjaga agar galian bebas dari
air selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang
cukup dan siap dioprasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari
terputusnya kontinuitas pengeringan air, cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembangunan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat
di setujui oleh direksi.

Bogor , 20 Agustus 2019

Penawar ;

CV.PRAHU MULTIRAMA

Budi Santoso, ST
Direktur

25

Anda mungkin juga menyukai