Anda di halaman 1dari 66

TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Irigasi

Secara umum menjelaskan perkembangan mulai dari adanya usaha pembuatan irigasi
sangat sedehana, perkembangan irigasi di Mesir, Babilonia, India,dll kemudian bagaimana
perkembangan irigasi di Indonesia sampai saat sekarang. Di Bali, irigasi sudah ada sebelum
tahun 1343 M, hal ini terbukti dengan adanya sedahan (petugas yang melakukan koordinasi
atas subak-subak dan mengurus pemungutan pajak atas tanah wilayahnya). Sedangkan
pengertian subak adalah Suatu masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio agraris
relegius yang secra histories tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi di bidang
tataguna air di tingkat usaha tani (PP. 23 tahun 1982, tentang Irigasi)

1.2 Arti Irigasi

Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaan mulai dari tumbuh
sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan
kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian
dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali. Irigasi dikehendaki dalam situasi:
(a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada kebutuhan tanaman; (b) bila jumlah curah
hujan mencukupi tetapi distribusi dari curah hujan tidak bersamaan dengan waktu yang
dikehendaki tanaman.

1.3 Aspek irigasi

Menjelaskan tentang: Aspek Engineering, dan Aspek Agricultural

Aspek Engineering menyangkut:


1. Penyimpanan, penyimpangan, dan pengangkutan
2. Membawa air ke lading pertanian
3. Pemakaian air untuk persawahan
4. Pengeringan air yang berlebihan
5. Pembangkit tenaga air.

Aspek Agrikultural, menyangkut:

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 1


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

1. Kedalaman pemberian air


2. Distribusi air secara seragam dan berkala
3. Kapasitan dan aliran yang berbeda
4. Reklamasi tanah tandus dan tanah alkaline

1.4 Tujuan irigasi.

Tujuan utama irigasi adalah untuk: Membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah,
kolmatase, membersihkan air kotor, meninggikan air tanah, pemeliharaan ikan

1.5 Pengaruh dan syarat-syarat air guna irigasi.

Menjelaskan pengaruh air yang ada pada suatu daerah irigasi, dan bagaimana
syarat-syarat air yang diperlukan untuk suatu daerah irigasi, seperti : air yang berasal
dari dalam tanah; air berasal dari sungai, air berasal dari waduk, dananu, dan rawa;
1. Syarat air terhadap maksud irigasi
2. syarat-syarat air terhadap tanaman
3. pengaruh air irigasi terhadap tanah,
4. pengaruh Lumpur terhadap tanaman

1.6 Merencanakan Saluran Irigasi

Tahap-tahap Perencanaan Saluran Irigasi

Mulai dari rencana bendung, teriklah garis titik garis titik yang menyusuri
kontur tertinggi dimana diperkirakan daerah akan dialiri.

Garis titik garis titik tersebut diatas perlu sejajar dengan kontur, akan tetapi
dibuat menurun lebih kurang 30 cm setiap satu kilometer.

Garis titik garis titik tersebut adalah rencana saluran induk.

Pada tempat tertentu dimana diperkirakan ada sawah yang akan dialiri,maka
dibuat satu bangunan sadap, atau bilamana ternyata dapat mengairi daearah
/kota yang luas dan letaknya lebih jauh dari bangunan tadi, makadapat dibuat
saluran sekunder.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 2


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Jadi fungsi bangunan tadi berubah yaitu disamping menyadap dia juga
membagi kesaluran sekunder dan nama bangunan tersebut adalah bangunan
bagi sadap.

Bangunan sadap maupun bangunan bagi diletakkan pada tempat yang tinggi
atau lebih tinggi dari sawah yang akan dialiri.

Pada umumnya trase (rencana) saluran induk mengikuti grasit tinggi, dan
trase saluran sekunder mengikuti penggung.

Rencanakan apakah akan menggunaklan Sistem Clos Chanel atau Open


Chanel

Rencanakan dan desain agar pengaliran air minum ini menggunakan gaya
gravitasi

1.7 Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi teknis yang selanjutnya disebut jaringan irigasi merupakan


sekumpulan bangunan-bangunan bagi, sadap, bangunan silang, pelengkap, saluran pembawa,
saluran dan bangunan pembuang yang terdapat dalam suatu lahan, yang petak sawahnya
memanfaatkan air dari sumber yang sama. Peta ikhtisar adalah suatu peta di mana terlihat
susunan suatu jaringan irigasi mulai dari bendung sampai saluran-saluran pembuang. Di
dalam peta ikhtisar tersebut diperlihatkan:

Bangunan utama

Jaringan dan trase saluran irigasi

jaringan dan saluran pembuang)

petak tersier, petak sekunder, dan petak primer

lokasi-lokasi bangunan (bagi, sadap, silang)

batas-batas daerah irigasi

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 3


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

daerah yang tidak diairi (desa, makam, gedung-gedung)

jaringan dan trase jalan, dan

daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, rawa, bukit, dll).

Irigasi Teknis). Petak tersier, suatu lahan seluas maksimum 60 ha, yang berisikan
petak-petak kuarter yang luasnya maksimum 10 ha, yang mengambil air dari satu pintu
bangunan sadap. Petak tersier ini dilengkapi pula dengan boks-boks tersier, kuarter, saluran
pembawa tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta bangunan silang seperti yang ada
di jaringan irigasi.

Petak sekunder, terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air dari
satu pintu di bangunan bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi
lahan yang ada. Salurannya sering terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat
dialirkan ke dua sisi saluran. Petak primer, terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya
mengambil dari sumber air (sungai) berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu
bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer. Saluran
primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi.

Bangunan Utama (headworks) merupakan kompleks bangunan yang direncanakan di


dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan agar dapat
dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama ini terdiri dari bangunan pengelak dengan
peredam energi, intake, pintu bilas, kantong Lumpur bila perlu, tanggul banjir, dan bangunan
pelengkap lainnya. Bangunan utama ini seperti bendung, bendung gerak, bendung karet,
pengambilan bebas (free intake), bendungan, rumah pompa.

1.8 Tahapan Perencanaan Irigasi

Untuk pelaksanaan suatu proyek akronim SIDLACOM untuk mengidentifikasi


berbagai tahapan proyek, akronim ini menunjukkan urutan tahap yang masing-masing terdiri
dari kegiatan yang berlainan. Di dalam perencanaan irigasi tahapan yang harus
dikerjakan/dianalisis dan di evaluasi meliputi; lokasi dan perkiraan daerah irigasi, garis besar
rencana pertanian; sumber daya air, prasarana infrastruktur; skala prioritas pengembangan; 8
persyaratan pengembangan dari Dirjen Pengairan (dulu); dampak sosek dan lingkungan. 8

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 4


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

tujuan Pengembangan (Dirjen Pengairan) : Kesuburan tanah; tersedianya air (kualitas &
kuantitas); populasi sawah; pemasaran produksi; jaringan jalan & komunikasi; status tanah;
banjir & genangan; lain-lain. Dan saat ini permintaan masyarakat local untuk dibuatkan
irigasi merupakan hal yang paling pokok dalam perencanaan daerah irigasi.

Tahapan perencanaan meliputi: Studi awal: ide untuk pengembangan irigasi pertanian
dan perkiraan luas D.I, Studi identifikasi: menentukan nama & luas, garis besar skema irigasi
alternatif, pemberitahuan ke instansi pemerintah, serta fihak lain yeng terlibat dalam proyek
tsb. Studi pengenalan: kelayakan teknis, komponen dan aspek multisektor, penjelasan
mengenai aspek-aspek yang belum dapat dipecahkan selama identifikasi, penentuan ruang
lingkup studi, pekerjaan lapangan dan kantor (oleh orang-orang yang sesuai disiplin ilmu).
Studi kelayakan: analisis teknis dan ekonomi, definisi proyek & prasaran yang diperlukan,
mengajukan program pelaksanaan, ketepatan yang disyaratkan, perlu pengukuran topogrfi,
geotek dan kualitas tanah ekstensif. Tahap perencanaan (tahap perencanaan pendahuluan,
tahap perencanaan akhir) Tahap perencanaan pendahuluan : pengukuran (peta topografi,
penelitian kemampuan tanah); perencanaan pendahuluan : menentukan letak bangunan, tata
letak jaringan, petak tersier, tipe bangunan, trase saluran, jaringan dan bangunan pembuang,
termasuk analisis hidrologi (waterbalance).

Tahap perenacaan akhir: pengukuran & penyelidikan hidrometri/hidrologi; topografi;


geologi teknik; model hidrolis, laporan akhir.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 5


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB II

DESKRIPSI TEKNIS

PERENCANAAN BANGUNAN IRIGASI

2.1. Umum
Untuk membawa air dari sumbernya hingga ke petak-petak sawah diperlukan adanya
saluran irigasi. Jika saluran irigasi yang telah ada belum memiliki tinggi muka air yang
mencukupi untuk dialirkan ke saluran induk maka perlu adanya bangunan guna menaikkan
tinggi muka air tersebut.

Kriteria dan perencanaan teknis dari bangunan irigasi dalam suatu jaringan irigasi mutlak
diperlukan, karena di dalamnya menyangkut kemampuan bangunan tersebut untuk
menahan tekanan dari air sungai itu sendiri. Analisa teknis dalam perencanaan bangunan
irigasi yang perlu dilakukan antara lain :

1. Dimensi bangunan irigasi itu sendiri yang ideal, dalam arti mampu menahan beban yang
ditimbulkan oleh air sungai.
2. Efisiensi hidrolis.
3. Metode pelaksanaan yang paling efektif untuk dilaksanakan.
4. Pemilihan bahan material untuk agregat beton bangunan utama tersebut.
Untuk menunjang perencanaan teknis bangunan irigasi tersebut diperlukan data-data
penunjang sebagai berikut :

1. Data topografi, yakni meliputi seluruh daerah aliran sungai untuk menemukan lokasi
bendung yang ideal.
2. Data hidrologi, yakni data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andalan untuk
menentukan debit maksimum yang melalui mercu bendung.
3. Data morfologi, yakni data karakteristik material sungai yang akan dibendung termasuk
di dalamnya kandungan sedimen, distribusi butir, dan lain-lain.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 6


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

4. Data geologi, yakni data keadaan atau kondisi umum permukaan tanah daerah yang
bersangkutan, kedalaman lapisan keras dan sebagainya.
5. Data mekanika tanah, antara lain data pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan,
agregat untuk beton, parameter tanah yang harus digunakan.

2.2. Kondisi Topografi


Di sini kondisi topogafi dimaksudkan sebagai keadaan tinggi rendahnya suatu daerah
yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan bangunan
utama. Untuk itu diperlukan data-data topografi yang menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Data-data topografi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

a) Peta lokasi topografi aliran sungai (DAS) dengan skala 1 : 100 yang menunjukkan aliran
sungai mulai dari sumbernya sampai muaranya di laut. Garis-garis kontur harus
diberikan setiap 25 meter. Berdasarkan peta ini disiapkan profil memanjang sungai
tersebut dan juga luasnya daerah aliran sungai (DAS) dapat diukur.

b). Peta situasi aliran sungai dimana bangunan utama akan dibuat. Peta ini sebaiknya
berskala 1 : 2000. Peta ini juga harus meliputi jarak 1 km ke hulu dan 1 km ke hilir
bangunan utama dan melebar 250 meter dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga
harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1 meter, kecuali di dasar sungai dimana
diperlukan garis ketinggian setiap 0,5 meter. Peta ini juga harus mencakup lokasi
alternatif yang sudah diidentifikasikan serta panjang yang diliput harus memadai agar
dapat diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai.

c). Gambar potongan memanjang sungai dengan potongan melintang setiap 50 meter.
Panjang potongan memanjang skala horisontalnya sama dengan skala pada peta poin b,
skala vertikalnya 1 : 200. Panjang potongan melintangnya adalah 50 meter dari kedua
tepi sungai. Elevasi akan diukur pada jarak maksimum 25 meter atau untuk beda
ketinggian 0,25 meter tergantung mana yang dapat dicapai lebih dahulu.

d). Pengukuran detail pada situasi bendung yang sebenarnya harus dipersiapkan yang
menghasilkan peta berskala 1 : 500 untuk area seluas kurang lebih 50 ha (1000 x 500 m).
Peta tersebut harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan utama secara
lengkap, termasuk lokasi kantong lumpur dan tanggul penutup.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 7


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Untuk mengetahui kondisi topografi akan lebh lengkap jika menggunakan foto udara
yang akan sangat bermanfaat untuk penyelidikan lapangan. Apabila foto udara dari
berbagai tahun pengambilan juga tersedia, amak ini akan lebih menguntungkan untuk
penyelidikan perilaku dasar sungai. Bangunan-bangunan yang ada di sungai di hulu dan di
hilir bangunan utama yang direncanakan harus diukur dan dihubungkan dengan hasil-
hasil pengukuran bangunan utama.

2.3. Kondisi Hidrologi


Yang dimaksud dengan kondisi hidrologi adalah kondisi debit banjir rencana
maksimum untuk bangunan pengelak, diambil sebagai debit banjir dengan kala ulang 10
tahun. Banjir dengan periode ulang 100 tahun di perlukan untuk mengetahui tinggi tanggul
banjir dan pengontrol keamanan bangunan utama.

Elevasi tanggul hilir sungai dari bangunan utama didasarkan pada tinggi banjir
dengan periode ulang 50 tahun. Periode ulang tersebut akan ditetapkan berdasarkan
jumlah penduduk yang terkena akibat banjir yang mungkin terjadi serta pada nilai
ekonomisnya tanah dan semua pra sarananya.

Data hidrologi yang dibutuhkan adalah data hujan dan data debit yang berguna
untuk menentukan debit rencana. Rangkaian data debit banjir rencana untuk berbagai
periode ulang harus andalan. Hal ini berarti harga-harga tersebut harus didasarkan pada
catatan-catatan banjir sebenarnya yang mencakup jangka waktu yang cukup lama.

Perhitungan debit rendah andalan dengan periode ulang yang diperlukan,


dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial yang dapat diairi dari sungai yang
bersangkutan.

2.4. Kondisi Morfologi


Kondisi morfologi sungai adalah kondisi sungai yang timbul akibat dibangunnya
konstruksi bangunan utama sehingga mengubah kebebasan gerak sungai ke arah horisontal
dan konsentrasi sedimen akan berubah, karena air dan sedimen dibelokkan dari sungai dan
hanya akan digelontorkan kembali ke sungai.

Data-data fisik yang diperlukan dari sungai adalah :

1. Kandungan dan ukuran sedimen

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 8


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

2. Tipe dan ukuran sedimen dasar


3. Pembagian (distribusi) ukuran butir
4. Banyaknya sedimen dalam waktu tertentu
5. Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai
Di sini kandungan sedimen selama banjir mendapat perhatian khusus karena
sedimen sangat mudah sekali terbawa oleh air yang akhirnya dapat menyebabkan
pendangkalan pada sungai. Jika sungai sudah terjadi pendangkalan maka akan
berpengaruh terhadap perencanaan hidrolisnya.

2.5. Kondisi Geologi


Kondisi geologi di sini dimaksudkan sebagai keadaan tanah daerah aliran sungai
yang akan direncanakan sebagai tempat bangunan utama tersebut. Untuk itu kita
memerlukan data-data geologi yang merupakan kondisi umum permukaan tanah daerah
yang bersangkutan, meliputi : keadaan geologi lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar,
kelolosan atau permeabilitas tanah dan bahaya gempa.

Geologi permukaan suatu daerah harus diliput pada peta geologi pemukaan.

Skala peta yang harus dipakai adalah :

1. Peta daerah dengan skala 1 : 100.000 atau 1 : 50.000


2. Peta semi detail dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 5000
3. Peta detail dengan skala 1 : 2000 atau 1 : 100
Peta-peta tersebut harus dapat menunjukkan geologi daerah sungai yang
bersangkutan, daerah pengambilan bahan bangunan, detail-detail geologis yang perlu
diketahui oleh perekayasa, seperti: tipe batuan, daerah geser, sesar, daerah pecahan, jurus
dan kemiringan lapisan. Berdasarkan pengamatan dari sumuran dan paritan uji,
perubahan-perubahan yang terjadi dalam formasi tanah maupun tebal dan derajat
pelapukan tanah penutup (overburden) harus diperkirakan karena hal ini mempengaruhi
kekuatan bangunan utama yang akan dibangun.

Dalam banyak hal, pengeboran tanah mungkin diperlukan untuk secara tepat mengetahui
lapisan dan tipe batuan yang ada. Hal ini sangat penting untuk merencanakan pondasi
bendung. Adalah perlu untuk mengetahui kekuatan pondasi bendung itu sendiri, dan juga
untuk keperluan bahan bangunan yang diperlukan, seperti agregat untuk beton, batu untuk

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 9


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

pasangan atau batu candi, pasir dan kerikil. Untuk memperhitungkan stabilitas bendung yang
direncanakan maka kekuatan gempa juga perlu diketahui.

BAB III
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN DIMENSI
BANGUNAN INTAKE

3.1 Perhitungan Debit Saluran Irigasi Utama

3.1.1 Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang
hilang akibat penguapan.
Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman
(transpirasi).
Bila kedua proses penguapan tersebut terjadi bersama-sama terjadilah EVAPOTRANSPIRASI.
Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah air yang hilang akibat
proses EVAPOTRANSPIRASI.

Evapotranspirasi (ET)
transpirasi
evaporasi

Terjadi pada saat yang sama

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 10


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, meliputi temperatur udara, kecepatan
angin, kelembaban udara dan kecerahan penyinaran matahari.

Besar transpirasi dipengaruhi oleh : keadaan iklim, jenis tanaman, varietas tanaman dan umur
tanaman, biasa disebut faktor tanaman

3.1.2 Perhitungan Debit

Diketahui :

*Data dari TUGAS


Luas lahan = 1945,70
Hektar
Kebutuhan air =1,31 lt/det/hektar
? Effisiensi
0,71Irigasi = % 0,71%
17506013a (induk) sebesar 287

* Dengan Rumus :

Keterangan :

q = Kebutuhan air untuk tanaman lt/dt/hektar

A = Luas lahan sawah

= Effisiensi irigasi

q x A
Q=
?

1,31 x 1945,7
Q=
0,0088

Q =358995,4lt/det 359 m/dt

Jadi debit saluran irigasi utama (induk) sebesar 359 m3/det

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 11


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

3.1.3 Perencanaan dimensi saluran

Saluran primer direncanakanberbentuktrapesiumdengan data


perencanaansebagaiberikut :

Direncanakan Lebar dasar saluran (b) = 3 m


Kemiringan dasar saluran (So) = 0,0024
Koef Manning (N) = 0,024
Kemiringan dding sal (m) = 1
Kedalaman Air (h) dihitung dengan cara coba2
debit saluran = 359 m/dt

*Menentukan tinggi saluran dengan rumus :

Dengan cara coba-coba maka di dapatkan sampai persentase 100% :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 12


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Coba h= 1

0,024 359 3/5 3 + 2 1 1 + 1 2/5


h=
1/2 3 + 1 1
0,0024

h = 1,403191 x 0,506

h = 0,710031 140,8%

Coba h= 0,7100

0,024 359 3/5 3 + 2 11,25323 1 + 1 2/5


h=
1/2 3 + 1 11,25323
0,0024

h = 1,403191 x 0,506

h = 0,720467 98,6 %

Coba h= 0,72

0,027 359 3/5 3 + 2 6,456237 1 + 1 2/5


h=
1/2 3 + 1 6,456237
0,0004

h = 1,403191 x 0,506

h = 7,720137 100,00%

Dengan mengecek yang pertama mencari keliling penampang basah,luas penampang basah,
jari-jari hidrolis, kecepatan aliran dan debit. Nilai dari debit akhir harus sama dengan nilai
debit yang awal.

Kelilingpenampangbasah.
P= b + 2 h m + 1
P= 3 + 2 0,720137 1 + 1
P = 5,03685 m

Luas penampang basah

A= b + m h h
A= 3 + 1 0,7201
0,720137
A = 2,679005 m

Jari-jari hidrolis

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 13


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

A
R=
p
2,679009
R=
5,036855
R = 0,531881 m

Kecepatan aliran
1 2/3 1/2
V= R S
n
1 2/3 1/2
V= 0,531881 0,0024
0,024
V = 1,339998 m/det

Q= V x A
Q= 1,340 x 2,67901
Q= 3,589866
m/dt

Debit
Nilai Q hasilnya sama maka di terima.

Jadi ketinggian saluran primer didapat dengan ketinggian 1,0858 m.

3.2 Perencanaan Dimensi Alat Ukur Debit Drempel

- Keuntungan :
sesuaiuntukdaerah yang datar
kehilanganrelatifkecil
pembuatannyamurah
Bentukhidrolisluwesdansederhana,
Konstruksikuat, sederhanadantidak mahal,
Benda-bendahanyutbisadilewatkandenganmudah,
Eksploitasimudah

- Kerugian :
harusdiadakanpembersihanendapan di depanembung
Bangunaninihanyadapatdipakaisebagaibangunanpengukursaja,
Membutuhkanperbedaaanelevasi minimum 30 cm
Agar pengukuranteliti, alirantidakbolehtenggelam

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 14


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Q = 1,71 b . h?

b = Lebarambang

h = tinggimuka air diatasambang

Dengan data berikut :

Debit Saluran Irigasi (Q) = 3,590 m/dt


Direncanakan Lebar Alat ukur (b) = 3 m

Merencanakan tinggi (h) :

2
Q 3
h= = 0,890 m
1,71b

Merencanakan Elevasi hulu alat ukur P (min) = 2h > 0,3

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 15


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

p= 2 h
p= 1,8 m > 0,3

Dengan ketentuan maka di dapat 1 m > 0,3

Menentukan zau yang berada di elevasi muka air hilir

zau = 0,25 > 1/3h = 0,297

zau = 0,25 x 1/3h = 0,297

Menentukan Elevasi muka air alat ukur drempel


Elevasi hilir alat ukur = 54,75 m

Elevasi hilir alat ukur + zau + h

54,75 + 0,297 + 0,890 = 55,89 m

Didapatkan ketinggian Elevasi hulu alat ukur 55,89 m

3.3 Perencanaan Dimensi Intake

Dengan data sebagai berikut :

Levasi dasar sungai = 51,75 m

P intake direncanakan = 2m
h2 = El M.A. Hulu A U - El Ambang Intake = 2,46m
z direncanakan = 0,16m
h1 = h2 + z = 2,6m
Lebar pintu intake direncanakan =
2 x 1 = 2m
Debit persatuan lebar =

Dengan menentukan debit persatuan lebar maka akan di dapat nilai k dan a

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 16


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Q
q=
b
3,590
q=
2
q= 1,79

q= k ? a 2 g h1
q
k ? a =
2 g h1

1,79
k ? a =
2 9,81 2,6

k ? a = 0,25 m

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 17


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Dengan interpolasi dari beberapa grafik :

h1
a= 4 a' = = 0,65 = 0,57 ( dari grafik 3.4 )
5

a= 5 h2 = a x a = 3,25 K= 0,48( dari grafik 3.3 )

K x x a' = 0,18

h1
a= 4 a'' = = 0,65 = 0,57 ( dari grafik 3.4 )
4

a= 3 h2 = a x a = 1,95 K= 0,7 ( dari grafik 3.3 )

K x x a'' = 0,26

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 18


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Tinggi Bukaan Pintu (a)+B = 0,65m

C= (K?a)-(K?a') 0,07
D= (K?a')-(K?a'') 0,08
A= (a'-a') 0,00
B= (C/D)*A 0,00
a= (a' + B) 0,65

Maka di dapat dengan tinggi bukaan pintu 0,65 m

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 19


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB IV
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN DIMENSI
BENDUNG

4.1PenentuanElevasiPuncakMercuBendung

Elevasipuncakmercubendungditentukanberdasarkanelevasisawahtertinggi yang
akandiairi, ditambahdengan total kehilangantinggitekanpadabangunan-bangunandansaluran-
saluran yang adapadajaringantersebut.

Elevasi nercu bendung


Elev M.A. hulu intake + 0,1 =55,99
Elev dasar sungai = 51,75m

Tinggi bendung = Elev M.A. Hulu - Elev dasar sungai


Tinggi bendung = 55,99 - 51,75
Tinggi bendung = 4,2 m

4.2 Lebar Bendung Effisien dan Tinggi Muka Air Diatas Mercu

Lebar bendung adalah jarak antara pangkal bendung (abutment), sebaiknya sama dengan lebar
rata-rata sungai pada bagian yang stabil.

Dalam menentukan lebar bendung, faktor utama yang dapat dipakai adalah pertimbangan lebar
sungai yang ada. Ketentuan untuk lebar maksimum bendung adalah 1.2 kali lebar rerata sungai pada
ruas yang stabil. Hal ini mempunyai tujuan agar setelah bendung dibangun, tidak terlalu banyak
mengganggu aliran sungai.

Lebar efektif bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang sebenarnya / lebar mercu
bendung (B) dengan persamaan :

Beef = B 2.(n.Kp + Ka). He

B =bp-t

Dimana :

Be = lebar efektif bendung Kp = koefisien kontraksi pilar


B = lebar mercu bendung Ka = koefisien kontraksi dinding samping
b = lebar bendung (lebar sungai) He = tinggi tekan total di atas mercu
p = lebar pintu penguras n = jumlah pilar

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 20


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

t = jumlah lebar pilar


Debit banjir Q20thn = 143,25
m/det
Lebar sungai = 51,25m
Lebar bendung total (Bt=6/5 B) = 61,5 m
Tebal pilar pintu penguras (tp) = 2(2 x 1 m )
Kp = 0,1Pilar bulat
Ka = bulat
0 dan sudut 30 arah aliran
Lebar pintu penguras = 1,5 m

Untuk mengetahui nilai ketinggian Hd maka dengan cara coba-coba nilai Hd yang
direncanakan harus sama dengan hasil nilai Hd yang di perhitungkan.

dengan coba-coba
Hd = 1,0568m

A= Hd + P x b
A= 1,0568 + 4,2 x 61,5
A= 325,76 m

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 21


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Q
Vo =
A
143,25
Vo =
325,76
Vo = 0,440m/det

Vo
Ha =
2g
0,193
Ha =
19,62
Ha = 0,0099m

Ho = Hd + Ha
Ho = 1,0568 + 0,0099
Ho = 1,0667m

hd

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 22


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

P
Co =
Ho
4,2
Co =
1,0667
Co = 3,98 cari di grafik = 3,94 x 0,5521
= 2,17527
m

Yang pertama satuan feet di ubah ke satuan meter dengan mengkali 0,5521.

Beff =b - 2 2 x kp + ka Ho - 0,2 x b.bilas


Beff =62 - 2 2 x 0,1 + 0 1,07- 0,2 x 1,5
Beff =59,773

Q 2/3
H1 =
C x beff
143,25 2/3
H1 =
2,175274 x 59,773
H1 = 1,0667m

Q 2/3
Ho =
C x beff
143,25 2/3
Ho =
2,175274 x 59,773
Ho = 1,0667m

Hd = Ho - Ha
Hd = 1,07 - 0,0099
Hd = 1,057 m

4.3 Profil Lengkung Bendung

Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bending ambang tajam aerasi. Oleh
karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan mercu

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 23


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

sewaktu bending mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebihrendah, air
akanmemberikantekanankebawahpadamercu.
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, US. Army Corps of
Engineers telah mengembangkan persamaan berikut :

Dimana:
X dan Y : koordinat-koordinat permukaan hilir; hd : tinggi energy rencanadiatasmercu; K dan
n : parameter yang tergantung pada kecepatan aliran dan kemiringan hilir.

Bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir, seperti terlihat
pada gambar berikut :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 24


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Dan saya memilih menggunakan tipe ogee yang pertama :

Kemiringan permukaan air vertikal :

R1 = 0,40m
R2 = 0,99m

Ha 0,0099
= = 0,01
Ho 1,07

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 25


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Y X n
= - K x
Ho Ho

X n
Y = - K x x Ho
Ho

X 1,75 1,75
Y = - 0,54 x x 1,00 = - 0,542 x X
1,00

1,75
dY = - 0,542 x X x dX

Koordinat titik singgung


X= 4,7
1,75
Y= - 0,542 x 4,7
Y = -8,1247

X 0 0,671 1,54 1,7 2 2,7 3,08


Y 0,000 -0,269 -1,153 -1,371 -1,882 -3,080 -3,878

Jika di buat sebuah grafik maka akan menghasilkan lengkungan yang halus :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 26


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

0.000

-0.500

-1.000

-1.500

-2.000

-2.500

-3.000

-3.500

-4.000

-4.500
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

hubungan x dan y

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 27


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Ha 0,0004
= = 0,00
Ho 1,00

Xc
= 0,272
Ho

Yc
= 0,118
Ho

Xc = 0,271m
Yc = 0,118m

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 28


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Untuk mencari nilai Yc/Ho dan Xc/Ho dapat menggunakan grafik dan untuk memperoleh Xc
dan Yc maka di kalikan dengan Ho.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 29


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

4.4 Peredam Energi Bendung

Diketahui data-data :
Lebar bendung = 75,6m
Kemiringan dasar sungai (So) = 0,0004
Koef Manning (N) = 0,024
Kemiringan dinding sal. (m) = 1
Debit banjir Q20th = 157 m/dt

Kedalaman Air (h) di hilir peredam energi dihitung dengan dengan rumus dan dengan cara
coba-coba :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 30


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Coba h= 1 m

0,027 157 3/5 75,6 + 2 1 1 + 1 2/5


h=
1/2 75,6 + 1 1
0,0004

h = 24,33983 x 0,0747

h = 1,81919 55,0%

Coba h = 1,81919m

0,027 157 3/5 75,6 + 2 1 1 + 1 2/5


h=
1/2 75,6 + 1 1
0,0004

h = 24,33983 x 0,0748

h = 1,821026m 99%

Coba h= 1,821 m

0,027 157 3/5 75,6 + 2 1 1 + 1 2/5


h=
1/2 75,6 + 1 1
0,0004

h = 24,33983 x 0,0748

h = 1,821029m 100,0%

Maka di ketahuilah nilai hn :

hn = 1,821 m
z direncanakan = 1m

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 31


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Dengan cara coba-coba :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 32


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Sampai di persentase 100% maka nilai d1 di dapatkan 0,4579 m.

Q
V1 =
d1 x B

143,25
V1 =
0,20466 x 61,5

m/d
V1 =
11,3812 t

V1
F1 =
x d1
g

11,38116043
F1 = 0,2046
9,81 x
6

F1 = 8,0322

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 33


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Bila menggunakan tanpa blok penghalang :

Maka panjang kolam olakan :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 34


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
7

L
Y 2 5

4
LONCATAN LONCATAN TUNAK
LONCATAN KUAT
BEROSILASI

GELOMBANG Unjuk kerja yang baik


Unjuk kerja yang masih dapat
Kolam olak an yang m ahal dan keadaan perm ukaanny a kasar
berombak

diterim a
Loncatan

3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Perm ulaan yang m eng alam i V1


turbulensi F
gy1

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 35


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

4.5 Perlindungan Hilir Dengan Batu Kosong

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 36


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

4.5 Lantai Muka

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 37


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Lantai muka pada bendung sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya tekanan yang
terjadi akibat gaya tekan ke atas dibawah lantai dan tekanan air di atas lantai muka, yang
dapat mengakibatkan erosi di bawah tanah dan kehilangan beda tinggi energi per satuan
panjang pada jalur rembesan sehingga dalam perancangan Bendung Bogowonto ini harus
direncanakan lantai muka yang aman dari rembesan air yang mengalir kearah tubuh bendung.
Dalam perancangan lantai muka, penulis memakai 2 teori untuk pemecahan masalah ini yaitu
Teori Bligh dan Teori Lane.

Teori Bligh

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 38


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Teori Lane

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 39


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB V

ANALISA STABILITAS BENDUNG

5.1 Analisa Stabilitas Bendung

Analisis stabilitas bendung ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tekanan gaya-
gaya yang bekerja pada tubuh bendung, seperti gaya berat, gaya gempa, tekanan lumpur, gaya
hidrostatik, dan gaya uplift pressure.

5.2 Gaya Berat

Gaya berat ini dihitung dengan arah vertikal kebawah yang garis kerjanya melewati
titik berat konstruksi. Agar memudahkan perhitungan maka tubuh bendung dibagi menjadi
beberapa bagian.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 40


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Contoh perhitungan :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 41


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.3 Tekanan Lumpur

Endapan lumpur yang dibawa aliran air yang kemudian mengendap di muka bendung
menimbulkan tekanan lumpur dari arah horizontal dan dari arah vertikal ke bawah.

Data yang diketahui :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 42


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.4 Gaya Gempa

Gaya gempa ini dihitung dengan arah horizontal yang garis kerjanya melewati titik
berat konstruksi. Agar memudahkan perhitungan maka tubuh bendung dibagi menjadi
beberapa bagian. Gaya gempa pada bendung sungai cilamatan ini berada di wilayah gempa
zona 4 yaitu pada Jawa Barat

Data yang di dapat :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 43


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 44


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.5 Gaya Hidrostatik

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 45


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Gaya hidrostatik disebabkan oleh gaya tekan air yang mengenangi tubuh bendung sehingga
menimbulkan gaya tekan air dari arah horizontal dan dari arah vertikal kebawah.

Normal

Contoh Perhitungan :

Banjir

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 46


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Contoh Perhitungan :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 47


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.6 Uplift-Preassure

Arah dari gaya uplift pressure adalah tegak lurus dengan bidang kontaknya. Untuk
gaya ini harus dicari tekanan pada tiap-tiap titik sudut, dicari besarnya gaya yang bekerja
pada tiap-tiap bidang. Secara umum besarnya tekanan pada setiap titik sudut.

Normal

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 48


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 49


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 50


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Banjir

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 51


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 52


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.7 Daya Dukung Tanah

Data yang di dapat :

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 53


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.8 Kontrol Stabilitas Bendung

Kontrol stabilitas adalah syarat yang harus dipenuhi agar kondisi bendung stabil dan aman.
Kontrol yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan dengan faktor keamanan.
Kontrol yang dilakukan adalah jontrol terhadap guling, kontrol terhadap geser, kontrol
terhadap eksentrisitas, dan kontrol terhadap daya dukung tanah.

5.8.1 Kontrol Guling

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 54


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Suatu konstruksi tidak boleh terguling akibat dari gaya gaya yang bekerja, maka
momen tahanan (Mt) harus lebih besar dari momen guling (Mg).

5.8.2 Kontrol Geser

Suatu konstruksi bendung tidak boleh bergeser akibat gaya-gaya yang bekerja, maka jumlah
gaya vertikal harus lebih besar dibandingkan dengan jumlah gaya horizontal.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 55


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.8.3 Kontrol Eksentrisitas

Pada suatu konstruksi bendung yang menggunakan batu kali, maka tidak boleh adanya
tegangan tarik, ini berarti bahwa resultan gaya - gaya yang bekerja harus masuk kern.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 56


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Jika digambar grafis maka akan masuk di kern resultan gayanya.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 57


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.8.3 Kontrol terhadap daya dukung tanah.

Tegangan yang terjadi akibat adanya gaya tekan dari bendung tidak boleh melebihi
tegangan tanah yang diijinkan.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 58


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

5.8.4 Dinding penahan

Dinding penahan tanah berfungsi untuk mengamankan konstruksi bendung dari bahaya
longsoran tebing. Pada konstruksi dinding penahan tanah ini terbuat dari pasangan beton.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 59


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Beban akibat berat sendiri

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 60


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Beban akibat tanah urugan

Beban akibat tanah aktif

Beban akibat tanah pasif

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 61


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Beban akibat gaya hidrostatis

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 62


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Kontrol stabilitas terhadap geser

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 63


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Kontrol stabilitas terhadap guling

Kontrol terhadap daya dukung tanah

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 64


TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

DAFTAR PUSTAKA

1. DirjenPengairan, DepartemenPekerjaanUmum 1986, StandarPerencanaanIrigasi,


KriteriaPerencanaan (KP-02), GalangPersada, Bandung.

2. DirjenPengairan, DepartemenPekerjaanUmum 1986, StandarPerencanaanIrigasi,


KriteriaPerencanaan (KP-04), GalangPersada, Bandung.

3. DirjenPengairan, DepartemenPekerjaanUmum 1986, StandarPerencanaanIrigasi,


KriteriaPerencanaan (KP-06), GalangPersada, Bandung.

4. Soenarno,Ir. PerhitunganBendungTetap, DIKLAT PUTL wilayah II, Bandung.

5. Mawardi,Erman,Drs,Dipl.AITdan Ir. Moch. Memed, Dipl.H.E,APU,2004.


DesainHidraulikBendungTetapuntukIrigasiTeknis, PenerbitAlfabeta, Bandung.

6. Supriyan,Desi,2004. Hidrologi, Program studiKonstruksiBangunanSipil semester4,


JurusanTeknikSipilPoliteknikNegeri Jakarta.

7. Supriyan,Desi,2006. JaringanIrigasiTeknis, Program studiKonstruksiBangunanSipil


semester 5, JurusanTeknikSipilPoliteknikNegeri Jakarta.

8. Sunggono,V,kh.Ir.1995. BukuTeknikSipil, Penerbit Nova. Bandung.

RULLY ANDREAS RANTELINO (1521041) Page 65

Anda mungkin juga menyukai