Anda di halaman 1dari 66

Bahan Ajar Irigasi dan Bangunan Air

Ir. Ernest Sebayang


Irrigation/Drainage Engineer
Wahyu G Prakoso

Program Studi Teknik Sipil


FT-UNPAK
er's 1
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan ada tujuh amalan yang
pahalanya tetap mengalir ke kubur seseorang tatkala ia telah meninggal. Sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya dengan sanad hasan,
dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
، ‫س َﻧ ْﺧ ًﻼ‬ َ ‫ أَ َو َﻏ َر‬، ‫ أَ ْو َﺣﻔَ َر ِﺑ ْﺋ ًر ا‬، ‫ أَ ْو أَ ْﺟ َرى َﻧ ْﮭ ًر ا‬، ‫ َﻣنْ َﻋﻠﱠ َم ﻋِ ﻠْ ًﻣﺎ‬: ِ‫ي ﻟِﻠْ َﻌ ْﺑ ِد أَ ْﺟ ُر ھُنﱠ ﻣِنْ َﺑ ْﻌ ِد َﻣ ْوﺗِﮫِ َو ھ َُو ﻓِﻲ ﻗَ ْﺑ ِره‬
ْ ‫َﺳ ْﺑ ٌﻊ َﯾ ْﺟ ِر‬
ِ‫ أَ ْو َﺗ َر َك َوﻟَدً ا َﯾ ْﺳ َﺗ ْﻐﻔ ُِر ﻟَ ُﮫ َﺑ ْﻌدَ َﻣ ْوﺗِﮫ‬، ‫ﺻ َﺣﻔًﺎ‬ َ ‫ أَ ْو َو َر‬، ‫ﺟدً ا‬
ْ ‫ث ُﻣ‬ ِ ‫أَ ْو َﺑ َﻧﻰ َﻣ ْﺳ‬
“Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah ia
meninggal, padahal ia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu
pengetahuan, (2) orang yang mengalirkan sungai (3) orang yang membuat sumur,
(4) orang yang menanam kurma (buah), (5) orang yang membangun masjid, (6)
orang yang memberi mush-haf Alquran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang
anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah ia wafat.”

Read more
https://khotbahjumat.com/2590-10-amalan-yang-pahalanya-
terus-mengalir.html

2
 Konsep umum irigasi : Tujuan & Fungsi
 Jenis & Klasifikasi Irigasi
 Bangunan & Infrastruktur Irigasi
 Jaringan Irigasi
 Peraturan Irigasi
 Standar Perencanaan Irigasi

3
er's 4
5
6
er's 7
er's 8
9
10
11
12
13
er's 14
15
16
17
er's 18
er's 19
20
Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air
dan kelengkapan fasilitas, Jaringan Irigasi dapat
dibedakan atas tiga tingkatan yaitu:

•Irigasi sederhana,
•Irigasi semi teknis dan
•Irigasi Teknis

er's 26
Klasifikasi Jaringan sebagai berikut:
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Teknis Semi Teknis Sederhana
1. Bangunan Utama Permanen Permanen atau Sementara
Semi Permanen
2. Kemampuan Bangunan Baik Sedang Jelek
dalam mengukur & me
ngatur debit
3. Jaringan Saluran Irigasi dan Saluran Irigasi dan Saluran Irigasi
Pembuang terpisah Pembuang tidak dan Pembuang
sepenuhnya jadi satu
terpisah
4. Petak Tersier Dikembangkan Belum Belum ada
sepenuhnya dikembangkan atau jaringan terpisah
densitas bangunan yang
tersier jarang dikembangkan.
5. Efisiensi secara 50-60 % 40-50% < 40%
keseluruhan
6. Ukuran Tidak ada batasan Sampai 2.000 ha < 500 ha

er's 27
Komponen2 Fungsional Jaringan Irigasi
A. Waduk/ Bendungan (Dam)
• Berfungsi sebagai pengumpul air (reservoir)
• Untuk memenuhi kebutuhan:
- Irigasi
- Air Minum
- Tenaga Listrik (PLTA) dan
- Pariwisata
B. Bendung (Weir) & Bangunan Utama
• Berfungsi untuk meninggikan permukaan air di
sungai sehingga dapat mencapai elevasi sawah
yang diinginkan

er's 28
• Bendung, dapat berupa:
- Bendung Tetap
- Bendung Gerak (Garbage)
- Bendung Karet
- Bendung Tyroll (Bottom Rack Weir)
- Pompa (Pump Station)

• Bangunan Utama (Head Works):


- Bangunan Pengelak (Diversion Structure)
- Bangunan Pengambilan (Intake)
- Bangunan Penguras (Scouring Sluice)
- Kantong Lumpur/Penangkap Pasir
(Sediment/ Sand Trap)
- Pengaturan Sungai (River Regulation Work)
er's 29
C. Jaringan Utama (Main System)
• Saluran Pembawa (Irrigation Canal)
- Saluran Induk Pengantar/Headrace
- Saluran Primer
- Saluran Sekunder
- Saluran Sub Sekunder
- Saluran Muka

• Saluran Pembuang (Drainage Canal)


- Saluran Pembuang Sekunder
- Saluran Pembuang Utama (Primer)
- Sungai
• Bangunan-bangunan (Structures)

er's 30
D. Jaringan Tersier (Tertiary Development)

• Saluran Pembawa (Irrigation Canal)


- Saluran Tersier
- Saluran Kuarter
• Saluran Pembuang (Drainage Canal)
- Pembuang Kuarter
- Pembuang Tersier
• Jalan Usaha Tani (JUT)
• Bangunan - Bangunan

er's 31
A. WADUK / BENDUNGAN
EMBUNG Pariwisata Gambar 1.1
B. BENDUNG (WEIR) & BANGUNAN UTAMA
Keperluan Listrik (PLTA)
Skema Komponen
(HEADWORK) Keperluan Air Bersih (PDAM)

Keperluan Irigasi
komponen Utama
C. JARINGAN UTAMA
(MAIN SYSTEM)
Sal. Muka
Sal. Induk Jalan Raya Jaringan Irigasi
Sal. Sekunder Jembatan

Blok
Tersier Sungai Utama
Main River

Cross Drain
Irrigation Culvert

Drainage Culvert

Anak Sungai
Small River

Legenda
Saluran Induk
Saluran Primer
Saluran Sekunder/
Sub Sekunder/Saluran Muka
Saluran Tersier

Anak Sungai Saluran PembuangPrimer


Small River Saluran PembuangSekunder
Saluran PembuangTersier
er's 32
Pengelolaan Jaringan Irigasi mengikuti tahapan dengan istilah
SIDLaCOM yaitu :

S = Survey (Pengukuran)
I = Investigasi (Penyelidikan)
D = Design (Perencanaan Teknis)
La= Land acquisition (Pembebasan tanah), tidak
berlaku untuk jaringan Tersier
C = Construction (Pelaksanaan)
O = Operation (Eksploitasi)
M = Maintenance (Pemeliharaan)

er's 33
Kondisi-kondisi batas yang harus diperhitungkan:

 Kebutuhan air irigasi (Water Requirement)


 Ketersediaan air (Debit andalan)
 Daerah yang bisa diairi (Irrigable area)
 Kondisi topografi

er's 34
DATA, PENGUKURAN DAN PENYELIDIKAN
Hidrologi
Parameternya :
i. Curah Hujan
→ Efektif untuk Kebutuhan Irigasi
→ Lebih untuk kebutuhan Pembuangan/Drainage
(excess rainfall)

ii. Evapotranspirasi
 Data-data IKLIM → Menghitung Kebutuhan Air
Irigasi

iii. Debit puncak dan debit harian


→ Untuk menetapkan Debit Banjir

er's 35
• Yaitu debit minimum sungai untuk kemungkinan
terpenuhi yang sudah ditentukan dapat dipakai untuk
irigasi
→ Areal Irigasi maksimum :
A = (Q and/DR)x1,000 m
Di mana:
A : luas areal yang dapat diairi untuk
alternative pola tanam tertentu
selama jangka waktu tertentu, Ha
Q and : debit andalan selama jangka waktu
tertentu,m3/dt
DR : kebutuhan pengambilan selama periode
tertentu, l/dt ha
er's 36
Kebutuhan Air

Data-data utama :
• meteorology
• agronomi dan tanah serta
• jaringan irigasi

Unsur yang mempengaruhi antara lain:


• Evaporasi
• Curah hujan efektif
• Pola tanam
• Koefisien tanaman
• Perkolasi dan rembesan
• Penyiapan lahan

er's 37
Efisiensi irigasi
Efisiensi irigasi secara keseluruhan (total)= et x es x ep = 0.59 - 0.77
Jaringan tersier et = 80%, Saluran sekunder es = 90%, saluran
primer ep = 90% Total = 65%

Sistem kebutuhan air


Tingkat Kebutuhan Air Satuan
Sawah NFR(kebutuhan bersih air di sawah) (l/dt/ha)
Petak tersier TOR(kebutuhan air di bangunan sadap tersier)
(NFR x luas daerah) x 1/ et (l/dt)
Petak SOR (kebutuan air di bangunan sadap sekunder)
Sekunder ∑TOR x 1/ es (l/dt atau m3/dt)
Petak primer MOR(kebutuhan air di bangunan sadap primer)
∑TOR me x 1/ep (l/dt atau m3/dt)
Bendung DR (kebutuhan diversi)
MOR sisi kiri dan
MOR sisi kanan (m3/dt)

er's 38
Neraca Air

Dalam hal debit sungai melebihi debit yang dibutuhkan maka


luas daerah proyek irigasi adalah tetap karena luas maksimum
daerah layanan (command area) dan akan direncanakan sesuai
dengan pola tanam yang dipakai.
Namun apabila debit yang tersedia tidak mencapai kebutuhan
debit yang diperlukan maka ada 3 (tiga) alternatif yang bisa
dipertimbangkan yaitu:

1) Pengurangan luas daerah irigasi.

2) Melakukan modifikasi terhadap pola tanam.

3) Dengan sistem rotasi teknis (penggolongan)

er's 39
Topografi
Merupakan pemetaan dan kegiatan pertama didalam
tahap perencanaan awal suatu proyek .

Hal-hal yang akan ditampilkan pada peta :


 Titik ketinggian (elevasi) permukaan
 Bentuk (relief) permukaan dengan garis ketinggian
(contour lines)
 Tata guna lahan (land use) yang ada sekarang
 Keadaan alam seperti sungai, lembah, bukit , dll.
 Fasilitas yang sudah ada seperti jaringan irigasi,
jaringan jalan dan pemukiman.

er's 40
Data – Data Morfologi
Keadaan Morfologi sungai sangat mempengaruhi konstruksi
bangunan pengelak pada sungai.

Data fisik yang diperlukan dari sungai adalah:


• kandungan sediment dan ukuran sediment
• tipe dan ukuran tanah dasar
• distribusi ukuran butiran
• volume sediment dalam waktu
• penyebaran sedimen layang

Data sedimen diperlukan untuk perencanaan jaringan


pengambilan di sungai dan Kantong Lumpur (Sediment Trap),
direncanakan agar mampu mencegah masuknya sediment kasar
(> 0,06-0,07 mm) kedalam jaringan Saluran Irigasi.

er's 41
Data – Data Geologi Teknik
Terhadap Bangunan Karakteristik perencanaan tanah/ batuan
a. Bendung - daya dukung
- penurunan
- kemantapan terhadap bahaya longsor
- kemantapan terhadap erosi bawah tanah/piping
- kelulusan
- daya tahan dasar terhadap erosi
- muka air tanah

b. Bangunan di saluran - daya dukung


- kelulusan
- kemantapan terhadap erosi bawah tanah/piping

c. Galian saluran/ timbunan - kemantapan lereng


tanggul - kelulusan permukaan saluran
- karakteristik pemadatan.

er's 42
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Disamping adanya Kriteria Perencanaan yang
dipersiapkan oleh Proyek.
Kriteria Perencanaan yang di adakan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan terdiri dari bagian-bagian berikut:

KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi


KP – 02 Bangunan Utama (Headworks)
KP – 03 Saluran
KP – 04 Bangunan
KP – 05 Petak Tersier
KP – 06 Parameter Bangunan
KP – 07 Standar Penggambaran

er's 43
Yang ditunjang dengan:

 Gambar-gambar Standard dan Tipe Bangunan


 Persyaratan Teknis untuk Pengukuran, Penyelidikan
dan Perencanaan.
 Buku Petunjuk Perencanaan.

er's 44
Proyek Irigasi Batang Hari

Dari hasil perhitungan Hidrometeorologi telah diperoleh/


ditetapkan dan direncanakan dengan Luas Areal yang dapat
diairi dengan Debit Andalan dari masing-masing bendung
adalah sbb:

Nama Bendung Sumber Air Areal Debit


(ha) (m3/det)
1. Bendung Batang Hari Batang Hari 15.103,57 24,920
2. Bendung Mimpi Batang Mimpi 223,42 0,368
3. Bendung Palangko Batang Palangko 152,65 0,200
4. Bendung Piruko Batang Piruko dan suplesi 448,04 0,739
dari bendung Palangko
5. Bendung Siat Batang Siat 2.725,00 4,496
Total 18.625,68 30,720

er's 45
Bendung Batang Hari

er's 46
Bendung (Weir) dan Bangunan Utama
(Head Work) :

- Bangunan Pengelak (Diversion Structure)


- Bangunan Pengambilan (Intake)
- Bangunan Penguras (Scouring Sluice)
- Kantong Lumpur/Penangkap Pasir (Sediment/
Sand Trap)
- Pengaturan Sungai (River Regulation Work)

er's 47
Data Penting Perencanaan Bendung
Proyek Irigasi Batang Hari
Item Spe cific ati on
1. Di ve rs ion W ei r (Be n du ng Pe ngel ak)
1.1. Fixed We ir (Ben du ng Teta p)

DATA-DATA PENTING Type


Cre s t elev ati on
Heig ht fro m fo un datio n
Len gth af fixe d we ir por tion in cl udin g 5.6 m W ide fis hwa y
C on cre te oge e s olid g ravi ty
EL. 110. 6 m
11.1 m to 1 2.6 i n
121. 0 m

PERENCANAAN BENDUNG Rive rbedw idth


Geol ogy u n der wei r foun datio n
Flood wate r le ve l (ne ar C res t)
180. 0m
Mostly basalt ofC M and C H c lass
Be for e con s t A fte r co ns t
(All gate s ope n)

BATANG HARI 1 00-yearflood(4,85 3m3/sec)


5 0-year flood (4,32 9 m3/ sec)
1 5-yearflood(3,408 m3/sec)
l11. 6m
111. 1 m
11 0.lm
115. 1m
114. 7m
113. 8m
2 -year flood(l,678 m3/sec ) 10 8.1m 111. 8m
1.2. S co uri n g/Flo od_G ate (Pin tu Pen gura s /Ban jir)
Type of ga te Plat e G ir der-R olle r gate
Cre stelevatio n EL. 112 . l0m
Sill eleva tion EL. 104 . 600m
Gate siz ea ndno s 15. 0mW x7.5n iH x3n os.
Len gth of gated por tion
In cludin g piers 59.0 m
W it hout poer width 15 .0m x 3 no s. = 45 . 0m
Disch arge capac ity
1 00 - ye ar flo od 24 56 m3 /sec
5 0 - year floo d 22 89 m3 /sec
2 5 -yea rflood 2117 m3/sec
1 5 -yea rflood 19 86 m3 /sec
5 - year flood 1677 tn3/sec
2 -year flood 13 47 m3 /sec
2. In take an d In tak e Ch an nel s (Pin tu dan Salu ra n P enga mbil an )
2.1. I ntak e Gat e
Type of ga te Plate Girde r-Roll er gate
Intak e wate r le vel EL. 110.6 m
Gate si ll e le vat ion EL. 108. 2 in
Gate siz ea ndno s 3. 0m W x 2. 6 m H x 4 n os.
Intak e wate r requ ire me n t 25. 2 m3fs ec
Oper ati on Ele ctric ity
2.2. S edi m ent Tra p ( Kanto ng Lumpu r)
Type Gra vi ty flu s hin g
Nos. of s edi me n t tra p 2
Trap len gth 60. 0 m
Trap width inc lu ding 4 par tition s 29. 7 m 29. 7 m
Total le ng th in clu din g up and down s tream tran siti o ns 129. 3 rn
Water dep th 2. 46 to 3.44 in
Oper ati on Ele ctric ity Ele ctric ity
Disch arge capac ity 1 2.6 m 3/sec x 2 =25. 6 m 3/se c
Sedi me nt capac ity 660 m3 x
Geol ogy u n der se dime n t trap Mod erate ly ceme n ted gra vel ly soil
2.3. S pil lw ay an d spi ll way ch an nel (P el im pah dan S aluran )
Side spi ll way le n gth 30 .0rm x 2n os = 60. Urn /Ch an nel
Sih pon spi ll wa y 0.6m H 2 x 2.0 m B x 2nos./ch an nel
Spili way ch ann el le n gth 116. 43m
Spill way ch ann el width 4.5m to 8. 7 m
Spill way ch ann el he ight 4.6m to 5. 4m

er's 48
Jaringan Utama (Main System) terdiri dari:
Saluran Pembawa (Irrigation Canal)
No. Jenis Saluran Lokasi dan Fungsi Saluran
1. Saluran Induk Pengantar (Headrace) Dimulai dari pengambilan di Bendung Batang
Hari, mengantar air sampai B.BH.1 Saluran
Utama Batang Hari
2. Saluran Utama (Main Canal) Melayani saluran-saluran sekunder di bangunan
bagi dan saluran-saluran tersier di bangunan
sadap.
- Saluran Utama Batang Hari Diawali dari B.BH.1 sampai B.BH.28
Mengantarkan air untuk melayani 39 pintu
pengambilan di 23 bangunan bagi ke saluran-
saluran sekunder.
- Saluran Utama Mimpi Diawali dari bendung mimpi melayani 1
bangunan bagi dan 6 bangunan sadap
Saluran
- Saluran Utama Palangko Dari bendung Palangko mensuplai ke bendung
Piruko, melayani 2 bangunan sadap.
- Saluran Utama Piruko Dari bendung Piruko memotong Headrace
sampai B.M3, melayani 1 bangunan bagi dan 6
bangunan sadap.
- Saluran Utama Siat Dari bendung Siat berakhir di B.BH.22 Saluran
Utama Batang Hari. Melayani 9 bangunan bagi
dan 6 bangunan sadap.
3. Saluran Sekunder (Secondary Canal) Pengambilan air dari bangunan-bangunan bagi di
saluran utama dan saluran sekunder sebelumnya
melayani saluran-saluran sub sekunder di
bangunan bagi dan saluran-saluran tersier di
bangunan sadap.
4. Saluran Sub Sekunder (Sub Secondary Pengambilan air dari bangunan-bangunan bagi di
Canal) saluran sekunder dan melayani saluran-saluran
tersier di bangunan sadap.
5. Saluran Muka Pengambilan dari saluran utama, saluran
sekunder atau saluran sub sekunder.
Hanya melayani satu bangunan sadap di ujung
saluran.
Saluran ini diperlukan jika hanya dengan saluran
tersier ke petak tersier terlalu panjang, melebihi
1500 m.
er's 49
Saluran Pembuang (Drainage Canal)

No. Jenis Saluran Lokasi dan Fungsi Saluran


1. Saluran Pembuang Sekunder Menampung air buangan dari saluran-saluran
(Secondary Drain) pembuang tersier dan/atau langsung dari pembuang
kuarter atau sawah terdekat.
Melayani beberapa petak tersier dan mengantar air
ke saluran pembuang primer.
2. Saluran Pembuang Utama ( Primary Menampung air buangan dari saluran-saluran
Drainage) pembuang sekunder dan/ atau langsung dari
pembuang tersier, kuarter dan dari sawah terdekat.
Melayani petak-petak sekunder dan mengantar
pengaliran air ke sungai-sungai
3. Sungai (River) Sebagai penampung akhir dari saluran-saluran
pembuang utama, saluran pembuang sekunder
dan/atau langsung dari saluran pembuang tersier,
kuarter dan sawah terdekat
Melayani areal- areal yang pengaliran mengarah ke
sungai (anak sungai) tersebut dan selanjutnya ke
sungai utama dan seterusnya ke laut.

er's 50
Layout & Skema Jaringan Irigasi Batang Hari

er's 51
Bangunan – Bangunan (Structures)
No. Jenis Bangunan Lokasi Penempatan dan Fungsi Bangunan
1. Pengukur Debit Agar pe nge lol aan air irigasi menjadi efektif, maka debit ha rus
1.1. Alat Ukur Ambang Leba r diukur (dan diatur) pada hulu sa luran Primer, pada cabang saluran
1.2. Alat Ukur Romijn dan pada bangunan Sadap ke tersier.
1.3. Crump de Gruyt er Berupa pipa dengan di ameter 0,15,0,20,0,25,0,30, 0,40,0,50 atau
1.4. Pipa Sadap Sederhana 0,60.ditutup dengan pintu sorong
2. Pengatur Tinggi Muka Air
2.1. Skot Balok Jaringan irigasi dieksploitasi sedemikian rupa sehingga muka air di
2.2. Pintu Sorong (Slide Gat e) saluran primer dan saluran cabang dapat diatur pa da batas-batas
2.3. Pintu Radial tertentu. Be ri kut ini perbandingan a ntara bangunan pengatur muka
2.4. Mercu Tet ap air.
2.5. Kontrol Celah Trape sium
3. Bangunan B agi dan S adap Mungkin dapat digabung menjadi satu rangkai an.
3.1 Bangunan Bagi Terletak di Saluran P rimer dan Sekunder, berfungsi untuk membagi
aliran ant ara dua saluran atau lebih.
3.2 Bangunan Sadap Mengalirkan air dari Saluran Primer atau Sekunder ke Saluran
Tersier penerima.
3.3 Bangunan Boks-boks bagi Membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (T ersi er, sub tersier
dan/atau kua rter)
4. Bangunan Pembawa Terdiri atas dua kelompok yaitu subkritis dan superkritis
Kelompok su bkritis
4.1 Gorong-gorong (Culvert) Dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat dibawah
Dapat berbentuk pipa ataupun bangunan lain (jalan, rel k api) atau lewat dibawah saluran.
segi empat
- Gorong-gorong Irigasi
- Gorong-gorong pembuang
- Persilangan Pembuang
4.2 Sipon (Syphon) Membawa air melewati bawah seperti saluran pembua ng, sungai,
cekungan, jalan, jalan k api atau bangunan-bangunan la in.
Air mengalir secara tekanan, dengan kecepatan minimum 1 m/det
dan maksimum 3m/det.
Kehilangan tinggi energi yang harus diperhitungkan adalah;
kehilangan masuk, kisi-kisi saringan sampah, akibat gesekan, pada
tikungan (siku) dan kehilangan keluar.
Sipon Jembatan Berupa “talang bert ekanan” membentang di atas lembah yang lebar
dan dalam.
4.3 Talang (Aqueduct) dan Fl ume Berupa saluran yang dibuat dari pasangan, beton, baja atau ka yu.
Pengaliran air de ngan permukaan bebas, dibuat melintasi lembah,
saluran, sungai, j alan, r el k api atau sepanjang lereng bukit dsb.
Flume dapat dipakai atas pertimbangan batas pembebasan t anah
atau bahan tanah yang tidak sesuai.
Kelompok Superkritis Diperlukan di tempat-tempat yang l ereng medannya l ebih curam
dari pada kemiringan maksimum sa luran.
4.4 Terjun (Drop) Untuk menghindari terjadi nya vol ume timbunan dan/ atau ga lian
- Terjun Tegak terlalu besar, atau dengan prinsi p me ngusahakan volume gal ian dan
- Terjun Miring timbunan yang seimbang maka di beberapa tempat sepanjang
saluran dibuat banguna n terjun.
4.5 Got Miri ng Dibua t apabila trase saluran melewat i ruas medan dengan
kemiringan ta jam jumlah perbedaan tinggi energi mencapai > 4,50
m.
er's
5. Kolam Olak Merupakan pe redam energi di sebelah hilir bangunan. 52
6. Bangunan Lindung
6.1 Pelimpah (Spi llway)
- Pelimpah Samping
- Sip on Pelimpah Untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar akibat
- Pin tu Pelimpah Otomatis limpasan air yang berlebihan akibat kesalahan ekploitasi atau
6.2 Bang unan Penguras masuknya air dari luar s aluran.
(Wasteway)
6.3 Bang unan Pembuang Silang
7 Jalan dan Jembatan
7.1 Jalan/Jembatan Desa Jalan keluar/masuk desa
7.2 Jalan Penghubung Menghubungkan antara jalan desa
7.3 Jalan Inspeksi Untuk keperluan inspeksi saluran
7.4 Jalan/ Jembatan Usaha Tani Untuk keperluan trans portasi hasil pertanian
7.5 Jembatan Pejalan Kaki (Footh Keperluan petani menuju sawah
Bri dge)
8 Bangunan Pelengkap
8.1 Tanggul Dipakai untuk melindungi Daerah Irigasi dari banjir yang
Lindungan lereng tanggul disebabkan oleh sungai, pembuang yang besar atau laut.
berupa: Lereng tanggul dilindungi terhadap erosi oleh aliran air, baik yang
- rumput (sodding) berasal dari hujan maupun sungai .
- pasangan batu kosong
- -pasangan beton (lining)
- - bronjong (gabion)
8.2 Fasilitas Eksploitasi Merupakan hal pokok bagi jaringan yang dikelola dengan baik.
- Komunikasi
- Kantor dan Perumahan Staff
- Patok hectometer
- Pelat nama
- Papan pasten
- Papan duga muka air
8.3 Bang unan Lain Dibangun di dan sepanjang saluran irigasi.
- Peralatan Pengamanan Untuk mencegah orang atau ternak masuk ke luar saluran, atau
- Tempat Cuci (Washing Step) membantu keluar orang-orang yang dengan sengaja atau tidak
- Kolam mandi ternak masuk ke dalam saluran.

8.4 Pencegah Rembesan Rembesan terjadi apabila harus mengat asi beda tinggi muka air
- Dinding halang (Cut-off wall) yang mengakibatkan air meresap masuk ke dalam tanah disekitar
- Merupakan lindungan yang bangunan.
efektif terhadap rembesan. Aliran ini berpengaruh terhadap stabilitas bangunan yang
- Koperan menyebabkan erosi bawah tanah.
- Filter
- Lubang pembuang
- Alur pembuang

er's 53
PERENCANAAN JARINGAN TERSIER (TERTIARY DEVELOPMENT)
DAN PENGEMBANGAN LAHAN (LAND DEVELOPMENT) PROYEK
IRIGASI BATANG HARI

Perencanaan (Design) TD/LD ini mengacu kepada:

i. Standard Perencanaan Irigasi yang disusun oleh Direktorat


Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986
terutama Kriteria Perencanaan (KP-05) bagian Petak Tersier.

ii. Kriteria Perencanaan (Design Criteria) untuk Pencetakan Sawah


dan Pengembangan Tersier yang dikeluarkan oleh Proyek Irigasi
Batang Hari sendiri pada Desember 1998 dan

iii. Pengalaman sendiri selama bertugas sebagai Design Engineer


dalam melaksanakan Tinjauan Perencanaan (Review Design)
pada tahap pelaksanaan Pengembangan Jaringan Tersier dan
Pencetakan Sawah Proyek Irigasi Batang Hari.

er's 54
Perencanaan meliputi 2 (dua) hal yaitu :

 Pengembangan Jaringan Tersier mencakup


Saluran Tersier dan Kuarter Irigasi &Drainase, Jalan
Usaha Tani (JUT) dan sebagainya yang disebut
sebagai fasilitas on-farm.

 Pengembangan Lahan adalah pengembangan


areal baru untuk persawahan atau perubahan TGL
menjadi Sawah Irigasi Teknis.

er's 55
Ruang Lingkup Perencanaan/ Design

1) Pengembangan Jaringan Tersier


(TD: Tertiary Development)

 Pembuatan Layout petak tersier

 Perhitungan Kapasitas rencana saluran

 Perhitungan dan penentuan Muka Air Rencana

 Perencanaan dan Perhitungan Hidrolis bangunan-bangunan


 Penggambaran masing-masing Saluran Irigasi dan Saluran
Pembuang.

er's 56
2) Perencanaan Terperinci Pencetakan Sawah
(LD: Land Development)

 Pembagian petak-petak sawah

 Penentuan lebar teras sawah

 Penentuan elevasi permukaan sawah

 Penggambaran peta rancangan petak sawah

er's 57
Penerapan dan Batasan
 Sistem irigasi gravitasi di daerah datar (0%) –
kemiringan 8%.

 Layout antara jaringan Irigasi dan pembuang


dipisahkan.

 Jaringan Irigasi dan pembuang tersier/kuarter


sedapat mungkin diusahakan berada pada batas-
batas Kepemilikan Lahan (KL).

 Jaringan irigasi tersier yang harus melewati areal


perkebunan, material dan bentuk saluran
disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan
mempertimbangkan permintaan pemilik lahan.
er's 58
PERBEDAAN GEOMETRIK SALURAN JARINGAN UTAMA
DENGAN JARINGAN TERSIER

CL
JARINGAN UTAMA
TL IA
SC

TM TA

R
R

CL
ROW
W
ROW = Batas Pem be basan
h H Rmin = 3W untuk Q < 0.6 m 3/de t
= 7W untuk Q > 10 m3/det
JARINGAN TERSIER
- Trase saluran di batas kepemilikkan atau di punggung batas sawah
- Tanpa lengkungan
Istilah

Petak tersier adalah suatu jaringan irigasi, yang mendapat air


dari satu bangunan sadap tersier di saluran primer atau
saluran sekunder dan dilayani oleh satu jaringan tersier

Petak sub-tersier yaitu pembagian atas petak tersier,


diterapkan berdasarkan pembagian rotasi pemberian air atau
apabila petak tersier berada dalam daerah administratif yang
meliputi 2 desa atau lebih.

Petak kuarter adalah merupakan bagian dari petak tersier


atau sub tersier yang menerima air dari saluran kuarter.

er's 60
Jaringan bagi yaitu saluran tersier dan bangunan-
bangunannya yang membawa dan membagi air dari
bangunan sadap tersier ke petak-petak kuarter.

Jaringan pemakai yaitu saluran kuarter dan bangunan-


bangunannya yang membawa air dari jaringan bagi ke
petak-petak sawah.

Boks Tersier membagi air irigasi dari saluran tersier ke


saluran tersier berikutnya dan saluran kuarter

er's 61
Boks Kuarter hanya membagi air irigasi dari saluran
tersier terakhir ke saluran kuarter saja dan ke pembuang.

Bangunan Cabang Kuarter berupa bangunan pembagi


pada saluran kuarter yang diperlukan karena kondisi
topografi pada blok kuarter tersebut memerlukan
pencabangan saluran dengan pembagian secara
proporsional untuk luas areal yang relatif kecil.

Jaringan pembuang yaitu saluran-saluran beserta


bangunan-bangunannya yang membuang kelebihan air
dari petak-petak sawah sampai ke jaringan pembuang
utama.

er's 62
Petak sawah adalah merupakan petak terkecil dalam
system irigasi, yang dibatasi oleh pematang-pematang
terhadap sawah lainnya dalam satu petak kuarter. Luas
satu petak sawah maksimum berkisar 0,25 ha atau atas
permintaan pemilik dalam satu kepemilikan. Pemberian
dan pembuangan air pada petak sawah diambil dari
saluran kuarter atau saluran cacing dialirkan ke petak
sawah terdekat selanjutnya dari sawah ke sawah sampai
akhirnya ke saluran pembuang.

er's 63
Tata Nama

A A1 B1 B2 C1
B

K2
C2
T1 T2 T3
K1 K3
C3

A3 A2 D3 D2 D1 D C

Gambar Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Petak Kuarter

er's 64
Boks Tersier diberi kode T, → T1, T2, T3….dst.

Boks Kuarter diberi kode K, → K1,K2, K3 ….dst.

Petak Kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi


diberi kode A,B,C → A1,A2,A3,……,B1,B2,B3…..dst.

er's 65
bangu nan sadap tersier BS 2

saluran sekunder SAM BAK

jalan inspek si
box tersier T1 T2
saluran te rsier (T1-T2)

salura n kuarter a1 a2

petak kuarter A1 A2
saluran t ersier (T1-T4) (T2-T3)

box tersier T4 pembuang kuart er dka1 T3 dka2

DENAH PET AK TERSIER S.2 KA


jalan petan i c1 ban gunan akhir b1

C1
B1
saluran t ersier (T1-T4) (T3-K1)

box t ersier K2 dkc1 K1 dkb1

c2 b2

C2 B2
pembuang tersier dt1

dkc2 dkb 2

c3 b3

C3 b3

pembuang se kunder

Gambar Peristilahan dan Tata nama pada Blok Tersier (Contoh)


er's 66

Anda mungkin juga menyukai